You are on page 1of 488

PEnpTNDAHAN

KaLoR

UNTUK MAHASISWA TEKNIK

Raldi Artono Koestoer

Penerbit

Salemba Teknika

"-1
.

i:ll

ii

:l

'..,

,.,

I
I

M wtthtklUqDAHAN KALOR
UNTUK MAHASISWA TEKNIK
PERPI N

Relor AnroNo KoEsroER

@ 2002, Penerbit Salemba Teknika


Grand Wijaya Center Blok D-7
Jl. Wijaya 2, Jakafta 12160
(021) 721-0238, 7 25-8239
Telp.
Faks.
Email

Website

(02t) 721-0207
salemba@centrin. net. id
http ://www.salembateknika,com

H ak cip t a dilin ilun gi llndang-un dang.

Di la ra n

g mem perba nya k sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk

apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem
penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. ;

Koestoer, Raldi Aftono

Perpindahan Kalor Untuk Mahasiswa Teknik /


RaldiArtono Koestoer

Edisi Peftama - Jakarta: Salemba Teknika, 2002


1jil.: 26 cm

ISBN :979-9549-20-5

1.

Teknik

L ludul

KATA PENGANTAR
BUKU PERPINDAHAN KALOR UNTUK
MAHAS'SWATEKNIK

Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya buku Perpindahan Kalor
untuk Mahasiswa Teknik ini naik cetak juga. Mulai dari usaha pertama tahun 1992

kami memulainya dengan membuat diktat Perpindahan Kalor Konveksi yang


digunakan untuk keperluan internal di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan pengalaman mengajar Perpindahan
Kalor Dasar sejak tahun 1985. Awalnya di dua jurusan yaitu Teknik Mesin dan

Teknik Gas Petrokimia. Dengan bertambah banyaknya jumlah mahasiswa yang


mengikuti kuliah, maka pengajaran untuk mata kuliah ini pun dipisah untuk masingmasing jurusan, dan kami melanjutkannya untuk jurusan Teknik Mesin.
Dengan didukung penelitian di bidang Perpindahan Kalor yang dilaksanakan
di laboratorium, baik melalui skripsi tingkat 51 maupun sekarang juga untuk tingkat
52, bertambahlah pengetahuan kami, baik dalam bidang teori maupun praktik.
Berdasarkan peralatan yang tersedia di laboratorium. Penelitian kami berkembang
pada poros-poros tertentu yaitu: Konduktivitas Kalor bahan padat, pendidikan
(boiling), pengembunan (condensation), Penukar Kalor (Heat Exchanger). Banyak
hal yang telah dilakukan dalam pengembangan perpindahan Kalor sebagai ilmu
dan Penukar Kalor sebagai peralatan industri. Di antaranya melalui kegiatan
laboratorium inilah dibentuk Himpunan AhIi Perpindahan Kalor Indonesia (HAPKI)
tahun 1.994,bersama rekan-rekan peneliti dari LTMP (Laboratorium Termodinamika
dan Mesin Propulsi) Serpong dan ITB.
Beberapa seminar dan konperensi di Indonesia yang erat kaitannya dengan
Perpindahan Kalor menjadi sumber yang tiada habis untuk acuan buku ini, di
antaranya Seminar Perpindahan Kalor dan Massa biasanya diselenggarakan oleh
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, biasanya diselenggarakan setahun sekali.
Konperensi internasional yang patut dicatat dalam bidang ini, diselenggarakan oleh
ITB yaitu, Fluid and Thermal Energy Conference (1994,1997 dan2000, tiga tahun

' a

sekaii;.

Beberapa mantan

murid di UI yang Tugas Akhirnya menjadi bahan juga

3:*ffi **;;l?:,liTi,*,**r'[:xT,1'"]?'#*#;*x-ffi

dari

ffi:ly

vi

KATA PENGANTAR
ini, Zulkifli dan Budi Setiyawan. Masih banyak lagi yang tak mungkin kami sebutkan
satu persatu. Kepada mereka kami ucapkan banyak terima kasih semoga mereka
berhasil dalam menapaki karier sebagai professional sejati. Daftar publikasi atau
makalah yang pernah kami buat dalam kurun waktu 1984 sampai dengan 1998 dapat
dilihat pada webpage http: / /www.ene.ui.ac.idl-koestoer.
Tentu buku ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami telah berusaha semaksimal
mungkin untuk berkontribusi, baik pada perkembangan ilmu pengetahuan maupun
khususnya pada perkembangan ilmu Perpindahan Kalor di Indonesia. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan buku ini
di masa yang akan datang. Semoga yang telah dirintis ini dapat berguna bagi generasi
muda bangsa kita yang akan menghadapi tantangan berat nanti.

Depok, 2002
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISt ...............,.......
DAFTAR GAMBAR ..........
DAFTAR TABEL
DAFTAR SIMBOL

.............v
................ vii
............... xiii

xxi
xxiii

..

BAGIAN SATU
BAB

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
BAB

Aliran

Viskos

.......

Lapisan Batas Laminar Pada PIat Rata

.........

........... 2

Batas
Lapisan Batas Kalor ........
Bilangan Nusselt
Persamaan Energi Lapisan

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN

2.1 Aliran Melalui Plat Rata

Laminar
Laminar

2.1.1 Logam Cair Dalam Aliran


2.1.2Fluida Umum Dalam Aliran

Turbulen
2.2 Alian Menyilang Silinder
2.2.1 Koefisien Seret
2.2.2Koetisien Perpindahan Kalor
2.2.3Variasi h (e) Di Sekitar Sitinder
2.3 Aliran Menyilang Bola .........
2.3.1 Koefisien Seret.
2.3.2 Koefisien Perpindahan Kalor
2.4 AlianMenyilang SitinderTak Bundar......
2.5 Aliran Menyilang Berkas Tabung
2.1 .3 Aliran

.......,..6
....................... g

.................12

LUAR......

...............15
....... 15
................. 15
.............. 16
........... 20

....29
...........23
........29
...................... 31
.................. 39

gg
........ g4
................ 36
.......... 40
..........

Viii PERPINDAHAN

KALOR

Kalor
2.S.2Korelasi PenukaranTekanan..............
2.5.3 Logam Cair
2.6 Perpindahan Kalor Dalam Aliran Kecepatan Tinggi
2.5.1 KorelasiPerpindahan

BAB

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN

3.1 Aliran Laminar

................ 46
................... 51

....57
57
59
62

3.2 AliranTurbulen

65
65

3.2.1 Faktor Gesekan dan Penurunan Tekanan...............


3.2.2Korelasi Empiris

67

3.3 Aliran PadaTabung Non Silinder


3.4 Perpindahan Kalor Logam Cair,..,......

72
75
76

3.4.1 Fluks Kalor seragam...........,


3.4.2 Temperatur Dinding Seragam
3.4.3 Daerah Masuk Ka|or.........
3.4.4 Efek Konduksi Kalor Aksial .....,..........

77
77
77
83

Dengan Penampang Berubah

BEBAS
4.1 Korelasi PlatVertikal ........,.......
4.1.1 Temperatur Dinding Seragam
4.1.2 Fluks Kalor Seragam ..........
4.2 Korelasi Plat Horizontal ..........................,..
4.2.1Temperatur Dinding Seragam
4.2.2Fluks Kalor Seragam .,........
4.3 Korelasi Plat Miring
4.4 Korelasisilinder Panjang
4.4.1 SilinderVertikal
4.4.2 Silinder Horizontal..............
4.5 KorelasiBola..........
4.6 Korelasi Logam Cair ..........
4.7 SilinderBerputar

BAB 4 KONVEKSI

4.7.1 Gabungan Konveksi Alamiah dan Konveksi Paksa

...........45

57

3.1.1 Panjang Masuk Kalor dan Hidrodinamik ..............


3.1.2 Aliran Berkembang Penuh
3.1.3 Aliran Berkembang Penuh

3.5 Saluran

.......... 42

..........85
.............85
...... 86
..,...... 89
............. 90
...... 91
......... 91
............. 93
.... 94

..........94
.......... 95
............. 98
................... 99

Rotasi

............... 100
............. 102

DAFTAR

4.7.2 Gabungan Konveksi Alamiah, Rotasi dan Aliran

DAFTAR

Bebas

PUSTAKA

ISI

ix

.................. 103
....................10s

BAGIAN DUA

UAP
5.1 Mekanisme Konduksi KalorZalGas dan Uap..........
5.2 Teori Konduktivitas Kalor Pada Gas Monoatomik..............
5.3 Teori Konduktivitas Kalor PadqGas Poliatomik

BAB

5 KONDUKTIVITAS

5.4
5.5
5.6
5.7
BAB

KALOR GAS DAN

.........,..... 109
...... 110

.....

111

Pengaruh TemperaturTerhadap Konduktivitas Kalor Gas PadaTekanan Rendah....... 116

..........
Konduktivitas Kalor Gas Campuran PadaTekanan Rendah
Pengaruh Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Gas

.. 117
.... 1 1g

Pengaruh Temperatur dan Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Campuran Gas ..... 121

6 KONDUKTIVITAS KALOR ZAT CAIR ..............

6.1 Mekanisme Konduksi Kalor Pada ZalCai


6.2 Perkiraan Konduktivitas Kalor PadaZatCair Murni
6.3 Pengaruh TemperaturTerhadap Konduktivitas Kalor ZalCa'r
6.4 Pengaruh Tekanan Terhadap Konduktivitas Kalor Zat Cair
6.5 Konduktivitas Kalor DariCampuranZalCair..........
BAB

.................109

7 KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT ...........

7.1 Mekanisme KonduksiKalorZat Padat


7.2 Konduktivitas Kalor Logam dan Paduan ...............

..........123
............ 129

.................124
................... 126
..... 127
................. 129

.........133
................... 133
................... 134

Murni
Paduan

7.2.1Logam
............ 134
7.2.2Logam
......... 135
7.2.3Persamaan-Persamaan Konduktivitas Kalor Logam dan Paduan....................... 139

7.3

Logam
Materiallsolasi

Konduktivitas Kalor Non


7.3.1

T.3.2MalerialBangunan (Keramik)...... ....

BAB

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK

KONDUKTIVITAS
8.1

.......... 140
.........141
.......149

KALOR

.........1.45

Pengaruh Unsur Nikel Antara 3 - 5 % Terhadap Konduktivitas Kalor Perunggu


Aluminium Pada Kondisi As Cast dan Solution Treatment (Gunawan, A., 1992). ....... 145

,:'-1'-'.t''-=

PERPINDAHAN KALOR

8.2 Pengaruh Variabel Komposisi Fe (1"/", 4"h,6/o) Terhadap Konduktivitas Kalor


Perunggu Aluminium (Sari, D.G.,
................ 147

1995)

8.3 Perbandingan Angka Konduktivitas Kalor Material Bangunan lndonesia Standar

Ashrae (Darwan, A,.

1991)

,..

..149

8.4 Penelitian Konduktivitas Kalor Material Bangunan dan Pengaruh Pemakaian Jenis

KeramikTerhadap Beban Pendingin (Winarno, A.,


8.5 Pen garu h

Pe ru

1994)

........

bahan Stru ktu r M ikro Terhadap Konduktivitas Kalor Al-Zn

(Nasser, S.A., 1996)

.........

..............,... 1S3

8.6 Ulasan Perangkat Lunak Data Base Konduktivitas Kalor

..........
6.6.2 Ulasan ..............

"Therm"

6.6.1 Cara Pengoperasian

BAB

sTUDr

KASUS

9.1 Karakteristik
9.1.1

........... 155
........ 156
....... 161
1..............

Konduktivitas Kalor Campuran Gas N, dan

Perhitungan

9,1.2 Gambar Hasil Perhitungan (Hasil


9.1.3

1SO

Pembahasan

CO,

PerhitunganTerlampir)

ros
163

.............. 163
... ..................... 169
............ 120

9.2 Karakteristik

Konduktivitas Kalor Campuran Cairan Benzena dan Aseton .................. 171


9.2.1 Contoh Perhitungan
....... 111
9.2.2Gambar Hasil Perhitungan (Hasil PerhitunganTerlampir)..... .
.................... 179

............

9.2.3

Pembahasan

............174

BAB 10 KESIMPULAN

................177

DAFTAR PUSTAKA

...........181

BAGIAN TIGA
BAB ll TEORI DASAR

RADIASI
.1 Pengertian Radiasi ..............
'l .2
Sifat-sifat Radiasi
11 .2.1 Hukum Perpindahan Wien
11.3 Daya Emisi ........

..............183

11

................ 183

.............. 185
........ 186

Hitam
Benda Hitam

11.3.1 Spektrum Daya Emisi Benda


11.3.2 Daya EmisiTotal
11
11

.3.3 Spektrum Daya Emisi Benda atau Permukaan Tidak

.4 lntensitas Radiasi

................

Hitam

................ 187
........... 1BZ
................... 189
........... 191
................ 191

l
DAFTAR

Planck
11.6 Emisi Band .........
11.71rradiasi..............
11

.5

Distribusi

............... 195
..........,.... 198

1.8 Karateristik Radiasi dari Permukaan yang Bertingkah Laku Seperti Benda Hitam

Permukaan
11.8.2 Absorpsivitas (penyerapan)
11.8.3 Refleksivitas (Pemantulan) ...........
l l.S.4Transmisivitas
11.9 Radiositas ...........
12

xi

............... 194

11.8.1 Emisi

BAB

ISI

RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN

...... 199
... 1gg
..... 2Og

.............. 2Os
......... 2Og

.............. 210

GAS

Cair
12.1.1Sifat-Sifat Radiasidari Logam
12.1.2 Sifat-Sifat Radiasidari Non Logam
12.2 Radlasi Pada Gas ..........

....211.

12.1 Radiasi Pada Benda Padat dan

13FAKTORPANDANG..............
13.1 Faktor Bentuk Radiasi
13.2 Hubungan Antara Berbagai Faktor Bentuk
13.3 Pertukaran Kalor antara Benda -TakHitam
13.4Bidang SejajarTak Berhingga
, 13.5 Perisai Radiasi

...211
....................211
.............214

...216

BAB

.........221.

......221
...........227

..........291
.............241

..................249

13.6Jaringan Radiasi Untuk Medium yang bersifat Absorpsi dan Transmisi .......... ...........249
l3.TPertukaran Radiasi dengan Permukaan
.................. 255
l3.SPertukaran Radiasi dengan Mediayang BersifatTransmisi, Refleksi, dan Absorpsi .263

Spekular

BAB

14

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI


NUMERIK DAN SOFTWARE ...........
..............267

Numerik
14.2 Perhitungan dengan Menggunakan Metode Numerik
14.3 Perhitungan dengan Menggunakan Software ...........
14.1 Formulasi untuk Penyelesaian

BAB 15HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN

KONDUKTIVITAS

...............267
.............221
.............. 2Zs

.....,....277

15.1 Latar Belakang Penelitian

277

15.2Tujuan Penelitian

277

15.3 Metode Penelitian

278

I
Xii

PERPINDAHAN KALOR

15.4 Ruang

Lingkup

15.5 Deskripsi Peralatan dan Prosedur Pengambilan

Pengujian
15.7 Pengolahan dan Analisa Data..........
15.8 Kesimpulan Hasil Penelitian ..........
15.6 Batasan

15RANGKUMAN...........
DAFTAR PUSTAKA
BAB

soAL-soAL............
LAMPIRAN..............
TENTANG PENULIS.............
INDEX

L--

.................278

Data

............ 279
............ 281

... 282
...... 286

.....289
....................291

.....293
....374

.,....465
........467

DAFTAR GAMBAR

BAGIAN SATU
Gambar 1-1

Lapisan batas di atas plat rata (19)...........

Gambar 1-2

Unsur volume kendali untuk neraca gaya pada lapisan besar laminar........ 3

Gambar 1-3

Unsur volume kendali untuk analisis energi lapisan batas laminar............. 6

Gambar 1-4

Profilsuhu pada lapisan batas

Gambar 1-5

Volume kendali untuk analisis energi lapisan batas

Gambar 1-6

Lapisan batas hidrodinamika dan lapisan batas kalor diatas plat rata.....

Gambar 1-7

Distribusi suhu lapisan batas turbulen untuk fluida yang mengalir melalui
plat datar panas (13)
....14

Gambar 2-1

.................. 1

kalor........

I
...... I

..................

laminar

11

..........

Lapisan batas kalor dan kecepatan untuk perpindahan kalor logam cair

diatas plat rata (19)

..........

...... 15

Gambar 2-2

Lapisan batas kalor dan kecepatan untuk fluida umum (19) ...................... 17

Gambar2-3

Aliran di sekitar silinder t 19I


Aliran melintasi baii [9]

Gambar2-4
Gambar 2-5
Gambar 2-6
Gambar 2-7
Gambar 2-8
Gambar 2-9
Gambar 2-10
Gambar 2-11

Gambar2-12

..........................

.......... 23

..........23

Koefisien seret untuk silinder [21] ..........


.................24
Angka Nusselt rata-rata untuk aliran udara menyilang silinder
tunggal [16]...........
................... 28

1241..........
Variasi Nu pada Re yang rendah t4l ............
Variasi Nu pada Re yang tinggi t41.............
Nilai Nu untuk aliran menyilang silinder

................... 29
............. 31
................ 32

Variasi nilai Nusselt lokaldarisilinder dalam aliran silang [19] .................32


Foto-foto interferometer aliran udara menyilang silinder 17] ............
33

Gambar 2-13

Koefisien seret untuk bola [21]. .r...............


Nilai Nu untuk aliran menyilang bola [24]

34

Gambar 2-14

Nilai Nusselt untuk berbagai geometri saluran

38

33

r
XiV

PERPTNDAHAN KALOR

Gambar2-15
Gambar2-16
Gambar2-17
Gambar2-18
Gambar2-19
Gambar 2-20

Gambar2-21
Gambar 2-22
Gambar 2-23

Nilai Nusselt rata-rata pada * = 0*


Nilai Nusselt rata-rata pada * = 45*

t8].............
18]............

........... 3g
.......... gg

Variasi nilai Nusselt rata-rata terhadap berbagai sudut serang . [g].......... 39


Visualisasialiran disekitar prisma t8]
......... 40

............
............... 40
t81.............
Susunan berkas tabung (a) Segaris (b) Selang-seting ............... 41
Faktor koreksiuntuk persamaan (2-38) [25]...........
..................... 45
Nu VS Re untuk * = 10* dan 20*

Faktor gesekan fdan faktor koreksiZuntuk susunan berkas tabung


segaris [19] ..........
.................... 45
Faktor gesekan f dan faktor koreksiZuntuk susunan berkas tabung
selang-seling [19]
................... 46

Gambar3-1

Panjang masuk kalor dan hidrodinamik [19]


(a) Perpindahan kalor dimulai pada sisi masuk saluran
(b) Perpindahan kalor dimulaisetelah daerah pemanasan......................... Sg

Gambar 3-2

Perkembangan lapisan batas hidrodinamik untuk aliran dalam


tabung [19]...........
.................... s9
Angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk alira laminar dalam sitinder 11g] 60

Gambar 3-3

Gambar 3-4

Gambar3-5
Gambar3-6

Angka Nusselt lokaldan rala-rata untuk laminar antara dua plat


sejajar t91l ..........
.....................
Angka Nusselt lokaldan rata-rata untuk aliran dalam tabung segi
empat t911...........
.....................

61

61

Gambar 3-8

Angka Nusselt rata-rata untuk aliran berkembang penuh dalam


silinder [91]...........
................... 62
Angka Nusselt rata-rata untuk aliran berkembang penuh dua plat
sejajar t19l ..........
..................... bs
Faktor gesekan untuk aliran dalam silinder t19]...........
............. 66

Gambar 3-9

Korelasibilangan Nusselt logam cair [19]

Gambar 3-7

Gambar 3-10
Gambar 3-11

Gambar 3-12
Gambar 3-13

Gambar 3-14
Gambar 3-15

Gambar3-16
Gambar3-17

Konduksikaloraksial[19]...........
Nusselt lokal untuk fluks kalor seragam [14] ...........
Nu vs Pe untuk luks kalor seragam t14]...........
Nusselt lokal untuk suhu dinding seragam [14]
Nu vs Pe untuk suhu dinding seragam [14]
Perbandingan beberapa korelasi [19]
Perkembangan aliran dalam saluran tl5]...........
Nusselt rata-rata vs Reynolds [15]
Efek

............... 76

....7A
................... 78
....... Z9
...... 79
.............. Zg
..... gI
...... g3
.......... g4

DAFTARGAMBAR XV

..........

Gambar 4-2

Lapisan batas di atas plat rata vertikal [19]


Korelasi untuk plat vertikal [16]

Gambar 4-3

Konsep positif dan negatif pada plat miring tsl

Gambar 4-4

Rasio bilangan Nusselt untuk silinder vertikal terhadap plat vertikal [19]95

Gambar 4-5
Gambar 4-6

Korelasi untuk silinder horisonta! t2] ............


Perbandingan korelasisilinder horisontal [16] ..........

Gambar 4-7

Nusselt rata-rata untuk logam cair

Gambar 4-1

..................... 86
.............. 90

............

........... 93

.......... 96
.............. 98
................... 99

Gambar 4-8

[23]
Beberapa korelasi logam cair [23]

Gambar 4-9

Nu vs Re untuk aliran yang dominan [11]

................. 101

Gambar 4-10

..............
Nu vs Re untuk rotasi yang dominan [11]..............

.................. 102

Gambar 4-11

Gabungankonveksialamiahdanrotasit11l..........

................. 103

Gambar 4-12

Gabungan ketiga mekanisme

........ 100

[11]

......... 103

BAGIAN DUA
Gambar 5-2

...............
Hubungan antara berat molekul dan konstanta .........

Gambar 5-3

Hubungan antara temperatur terhadap konduktivitas kalor gas............ 117

Gambar 5-4

Hubungan antara kerapatan gas dengan konduktivitas kalor gas......... 118

Gambar 5-5

Hubungan antara fraksi molterhadap konduktivitas gas campuran ..... 120

Gambar 6-1

Hubungan temperatur terhadap konduktivitas kalor pada cairan


............127
klorotrifluo rometan

Gambar 6-2

Pengaruh tekanan terhadap konduktivitas kalor zal

Gambar 6-3

Korelasi Missenard untuk konduktivitas kalor zal cair pada tekanan

Gambar 5-1

Gambar6-4
Gambar 7-1

GambarT-2

Hubungan antara Eucken terhadap temperatur

cair

tinggi

...... 111
............ 116

......127
................... 128

murni
konduktivitas kalor dari beberapa logam murni

................. 129

Konduktivltas kalor campuran zat

..... 135

Laju penurunan nilai konduktivitas kalor akibat kenaikan temperatur


pada logam
.............,.. 136

murni

GambarT-5

orientasibutir.
Arah hantaran kalor pada butir dan batas butir.........
Pengaruh temperatur terhadap logam paduan

GambarT-6

Konduktivitas kalor beberapa materialisolasi dan bahan bangunan .....141

GambarT-7

Hubungan antara kerapatan dan nilaikonduktivitas

Gambar 7-3

GambarT-4

Beberapa bentuk, ukuran dan

kalor

........ 137
.............. 137
....... 138

.....142

:.."=

XVi

PERPINDAHAN KALOR

Gambar 8-1

Konduktivitas kalor perunggu aluminium pada kondisi as Cast.............. 146

Gambar 8-2

Konduktivitas kalor perunggu aluminium pada kondisi solution


treatment
.............. 146

Gambar 8-3

Konduktivitas kalor perunggu aluminium pada kondisi as Cast......... ..... 147

Gambar 8-4

Konnduktivitas perunggu Alumunium pada kondisi solution treatment . 1 48

Gambar 8-5

Konduktivitas kalor perunggu alumunium pada kondisi Homogenisasi. 148

Gambar 8-6

Perbandingan antara hasilpengukuran dan ASHRAE.............................. 149

Gambar 8-7

Konduktivitas kalor

................ 150

Gambar 8-8

Konduktivitas

................ 151

Gambar 8-9

Konduktivitas

Gambar 8-10

Konduktivitas

Gambar 8-11

Harga konduktivitas kalor pada berbagaijenis

Gambar 9-1

Harga konduktivitas kalor N2-CO2 pada berbagai komposisi ....................'t 69

Gambar 9-2

Hubungan antara temperatur terhadap konduktivitas kalor

Gambar 9-3

Hubungan tekanan terhadap konduktivitas kalor gas N.

Gambar 9-4

Harga antara konduktivitas kalor Benzena-Aseton pada berbagai

kayu.........
kalor kaca.........
kalor keramik
kalor semen

komposisi

................. 152

.. 153

pendingin

N2

..... 154

CO2

. .. ..169

COr............................

..................

170

........... 173

Gambar 9-5

Hubungan temperatur terhadap konduktivitas kalor Benzena-Aseton .... 174

Gambar 9-G
175

ubungan antara tekanan terhadap kondu ktivitas kalor Benzena-Aseton

BAGIAN TIGA
Gambar 11-1

Spektrum gelombang elektromagnet (sumber ref:6 hal 13)..................... 185

Gambar 11-2

Hubungan antara panjang gelombang terhadap temperatur


(sumber : ret 4hal711)..............

Gambar

11-3

Gambarll-4

............ 186

lrradiasi matahari yang memasuki bumi ( sumber: ref. 6 hal 16 )............. 187
Metodepembuatanruangtertutupbendahitam ... 190

Gambar

11-5

Proyeksi sinar radiasi yang mengenai suatu permukaan seluas dApada ....
panjang gelombang /dan arah (q,fl [sumber : ref.6 hal
...192

Gambar

11-6

Gambar

11-7

Hubungan antara daya emisi benda hitam dengan intensitas


......... 193
[sumber : ref.6 hal
Hubungan antara panjang gelombang terhadap temperatur
................. 194
[sumber: ret2hal T]..............
Emisi radiasi dari benda hitam pada panjang gelombang 0 - I
.......... 195
[sumber : ret.4 hal 713 ] ...............

Gambar 11-8

15]

17]

DAFTAR

Gambar 11-9
Gambar

11-10

Gambar

11-11

Gambar 11-12a
Gambar 11-12b
Gambar 11-13
Gambar 11-14
Gambar 11-15
Gambar 11-16

GAMBAR XVii

Fraksi daritotalemisi benda hitam pada panjang gelombang ( 0 - !)


sebagaifungsi lT I sumber: ref. 4hal716 ] ...............
.............. I96
Hubungan antara nilaiemisivitas spectrat benda konduksiatau non
konduksi terhadap g [sumber : ret.4hal720l
......... 201
Nilai normal emisivitas dari beberapa material terhadap arah datangnya
sinar. [Sumber : ref.4 hal720l
................202
Hubungan antara temperatur terhadap total, normal emisivitas untuk
beberapa material [sumber :ret.4hal721l
............2O2
Nilaitotal, normalemisivitas dari beberapa benda
........ 203
[sumber : ret.4hal722)
Fungsipemantulan bidirectional ...........
................. 206

Refleksidiffuse
Refleksispecular

... 206
................. 206

Proses penyerapan, pemantulan dan transmisioleh sebuah


.....r..r.r..,.............. 209

permuka4n

Gambar 12-17

Spektral, normal refleksivitas pada temperatur ruang untuk aluminium,


tembaga [sumber : ref.6 hal93]
............212
Gambar 12-18 Total, normal emisivitas dari beberapa logam yang dilapisi sebagai
fungsi daritemperatur [sumber : ref.6 hal 101].
....212
Gambar 12-19a Spectral, normal emisivitas untuk aluminium dengan permukaan yang
mempunyaiperbedaan perlakuan [sumber: ref.6 hal114]......................213
Gambar 12-19b Total, hemispherical emisivitas dari beberapa logam yang dilapisi
sebagaifungsi daritemperatur [sumber : ref.6 hal
..........213
Gambar 12-20 Emisivitas dari bahan-bahan konduktor dan non konduktor (a) es basah;
(b) kayu;(c) gelas (d) kertas; (e) tanah liat; (f) oksida tembaga; (g) oksida
aluminium [sumber: ref.6
........214

97]

hal93]

Gambar 12-21

Spectral, normal refleksivitas dari MgO pada temperatur ruang


.......214
[sumber: ref.6 hal 103]
Gambar 12-22 Spectral, normal refleksivitas darisilikon pada temperatur ruang
........215
[sumber : ref.6 hal 105]
lndeks refraktif dari beberapa material [sumber : ref.6 hal 106] .............. 215
Gambar 12-24 Absorpsidalam lapisan gas...........
.......218
Gambar 12-23

Gambar 12-25

Absorpsivitas monokromatik untuk uap air. Untuk panjang gelombang


antara 0,8 sampai4 m, suhu uap 127o C,tebal lapisan 109 cm;gelombang
4 sampai34 m; (a) suhu 127" C,tebal lapisan 109 cm; (b) suhu 127"C,tebal
lapisan 104 cm; (c) suhu 127o C, tebal lapisan32,4 cm;(d) suhu 81o C, tebal
lapisan 32,4 cm, campuran arus udara dengan lapisan uap air kira-kira
setebal4 cm;(e) suhu kamar,lapisan udara basah dengan lapiasn uap
kira-kira setebal 7 cm.........
.. 219

Xviii

PERPINDAHAN KALOR

Gambar 13-26

Bagan unsur bidang yang digunakan untuk menurunkan faktor bentuk


radiasi [sumber : ret.2 hal
............. 221

Gambar 13-27

Sistem koordinat bola yang digunakan untuk menurunkan faktor


.....,............221
bentuk radiasi [sumber :ret.2 hal407]
Pandangan elevasi luas yang ditunjukkan dalam gambar (26)
....... 221
[sumber : ret.2 hal 406]
Faktor bentuk radiasiantara dua siku-empat sejajar
....... 222
[sumber : rel.4 hal 799]
Faktor bentuk radiasi untuk radiasiantara dua piring sejajar
.......223
{sumber :rel.4 hal799l
Faktor bentuk radiasi antara dua siku-empat tegak lurus dengan
............. 223
satu sisi bersama I sumber : rel.4 hal 800 ] ...............

Gambar 13-28
Gambar 13-29
Gambar 13-30
Gambar 13-31

405]

Gambar 13-32a Faktor bentuk radiasi untuk dua silinder konsentrik dengan panjang
berhingga ( silinder luar ke silinder itu sendiri) [ sumber = ref .2 hal 411 1224
Gambar 13-32b Faktor bentuk radiasi untuk dua silinder konsentrik dengan panjang
berhingga (silinder luar ke silinder dalam) [ sumber : ret.2 hal 4111....... 224
Gambar 13-33

Bagan yang menuniukkan beberapa hubungan antara faktor bentuk ..... 226

Gambar 13-34

Bagan siku empat tegak lurus dengan sisi bersama ................................ 226

Gambar 13-35

Gambar bagan siku empat tegak lurus dengan dua sisi bersama ..........,227

Gambar 13-36

Unsur yang menggambarkan " tahanan permukaan " dalam metode


jaringan radiasi

...231

Gambar 13-37

Unsur yang menggambarkan " tahanan ruang " dalam metode jaringan
.................. 231

Gambar 13-38

Jaringan radiasi untuk dua permukaan yang saling melihat dan tidak
..................232
melihat permukaan yang lain

Gambar 13-39

Jaringan radiasi untuktiga permukaan yang saling melihat satu sama


.................. 233
lain, tetapi tidak melihat sesuatu permukaan lain.

Gambar 13-40

(a)skema(b)

Gambar 13-41

Jaringan radiasi untuk dua permukaan yang melingkungi permukaan


krtiga yang tidak melakukan konduksitetapi melakukan radiasi
...............237
kembali

Gambar 13-42

(a)skematik(b) jaringan

Gambar 1'3-43

Radiasi antara dua bidang sejajar tak berhingga dengan perisai dan
tanpa
........242

...............r.

radiasi

jaringan............

............235

radiasi

........238

perisai

Gambar 13-44 Jaringan radiasi antara dua bidang sejajar yang dipisahkan oleh sebuah
perisai
...,243

radiasi.

Gambar 13-45 Jaringan radiasi untuk contoh kasus 3.7

............

.., 247

DAFTAR

GAMBAR XiX

Gambar 13-46

Sistem radiasi yang terdiri dari medium yang bersifat transmisi diantara
dua bidang (a) skema (b), (c) jaringan radiasi
........248

Gambar 13-47

Jaringan radiasitotal untuk sistem pada gambar 45

Gambar 13-48
Gambar 13-49

Sistem radiasiyang terdiri dari dua lapisan transmisiantara dua bidang250


Unsur jaringan untuk radiasi yang ditransmisi antara dua bidang .......... 251

Gambar 13-50

Unsur jaringan untuk radiasiyang ditransmisioleh medium ke bidang1252

Gambar 13-51

Unsur jaringan untuk pertukaran radiasi antara dua lapisan transparan 253

Gambar 13-52

Jaringan radiasi total untuk sistem dalam gambar 48 .............................. 253

Gambar 13-53

Unsur jaringan yang menggambarkan persamaan

........

....... 250

(133)

........ 255

Gambar 13-54

...........255

Gambar 13-57

(136)
Sistem dengan sebuah permukaan spekular baur .........
Unsur jaringan untuk persamaan 141 ..........

Gambar 13-58

Jaringan radiasi lengkap untuk sistem dalam gambar 56 ........................257

Gambar 13-59

Sistem dengan dua permukaan spekular

Gambar 13-60

Unsur jaringan yang menuniukkan pertukaran antara permukaan 1


.............. 259
dan 4 dalam gambar 59

Gambar 13-61

Unsur jaringan yang menunjukkan pertukaran antara permukaan 1


................ 259
dan 3 sesuai dengan gambar 59

Gambar 13-62

Jaringan radiasi lengkap untuk sistem pada gambar 59 .......................... 259

Gambar 13-63

Sistem fisis untuk menganalisis lapisan-lapisan yang bersifat transmisi


.............. 261
dan

Gambar 13-64

Unsur jaringan yang menggambarkan persamaan

Gambar 13-65

Jaringan radiasi lengkap untuk sistem dalam gambar 63 ........................ 263

Gambar 15-66

Peralatan perpindahan kalor

Gambar 15-67

Konstruksi radiometer termopil pada peralatan

Gambar 15-68

Konstruksi

Gambar 13-55

Unsur jaringan yang menggambarkan persamaan

........ 256

Gambar 13-56

......... 256
...'....... 257

baur

...... 258

............

.............

refleksi..............

(1a9)

........262

radiasi

Gambar 15-69

termopil
Keterangan data ukuran

Gambar 15-70

Grafik fungsi emisivitas terhadap temperatur

......277

.........

............. 278

.............. 278

........279

Gambar 15-72

...............
Grafik fungsi konduktivitas terhadap temperatur..........
Grafik emisivitas terhadap konduktivitas............

Gambar 15-73

Grafik emisivitas lawan konduktivitas pada temperatur konstan ............ 282

Gambar 15-71

.......... 281
........... 281
.... 282

-1.

DAFTAR TABEL

BAGIAN SATU

(2-16)

Tabel 2-1

Harga C untuk persamaan

Tabel2-2

Konstanta C dan n untuk persamaan

Tabel2-3
Tabel2-4
Tabel2-5
Tabel 2-6
Tabel 3-1

Tabel3-2
Tabel 3-3

....------.--.-...-..24

(2'24)
Perbandingan harga Nusselt untuk berbagaigeometri
Konstanta Co dan n untuk persamaan (2'34)
Faktor koreksi C1 untuk persamaan (2-61)
Konstanta C2 dan eksponen m untuk persamaan (2-37)

.... 36
..................... 37
.................... 43

....'. 43
....-..--..---..--- 44

Panjang masuk kalor Lt dan hidrodinamik Lh untuk aliran laminar dalam


..........' 59

tabung

Perbandingan korelasiteoritis dan empiris angka Nusselt rata-rata untuk


...'. 65
aliran dalam silinder
Angka Nusselt dan faktor gesekan untuk aliran laminar berkembang penuh
.---- 73
pada berbagai bentuk penampang.............

untuk persamaan 4'2 ...........

Tabel 4-1

Konstanta C dan

Tabel4-2

Konstanta C dan n untuk persamaan

Tabel 4-3

Bilangan Grashof

Tabel4-4

Konstanta C dan n untuk persamaan 4'20

(4'12)

transisi

.............. 87
..................... 91
............... 94

.........

................ 96

BAGIAN DUA
Tabel 5-1

Harga konduktivitas kalor beberapa gas dan uap berdasarkan kenaikan


................ 110
berat molekul(Jacob,

Tabel5-2

'. . .....'.............114

Tabel 6-1

Max.,1957).
Kapasitas panas darienergidalam C,,......................
Persamaan f = (Tr )................
Hubungan antara fraksi molterhadap faktor q ..............
Konduktivitas kalor beberapa zalcair pada tekanan 1 atm

Tabel6-2

Faktor-faktor H dan N untuk persamaan Robbins dan Kingrea........................ 125

Tabel5-3
Tabel5-4

........ 115
...--.,--.-.....-- 121

............124

XXii

PERPINDAHAN KALOR

Missenard

Tabel 6-3

Harga-harga A dalam persamaan

Tabel6-4

Harga-harga Si untuk Anion dan Kation dalam persamaan Jamieson dan

Tudhope

..... 191

bangunan

Tabel 8-1

Konduktivitas kalor beberapa bahan

TabelS-2
TabelS-3

Al-Zn
Jenis fluida pendingin

Tabel 8-4

Harga konduktivitas kalor pada berbagai pendingin

Tabel 9-1

Sifat-sifat darigas N2 dan CO2

Komposisimaterial

.................. 154

Tabel 10-2

BAGIAN

TIGA

Tabel 10-1

11-l Nilai F (0 D I ) sebagai fungsi dari

.........

.............. 154
............. 163
................. 171
............. 178

............. 178

IT
Tabel 12-2 Emisivitas masing-masing materia!.............
Tabel

............ 149
............ 1Sg

.........
Sifat-sifat cairan Benzena dan Aseton murni
Harga konduktivitas kalor zat cair.....
Harga konduktivitas kalor zat [adat

Tabel9-2

................. 129

............... 196

..280

DAFTAR SIMBOL

BAGIAN SATU

Simbol

Keterangan

Satuan

Luas penampang

Paneis spesifik

kJ/kg.K

CD

Koefisien gaya hambat

cp

Panas spesifik pada tekanan konstan

kJ/kg.K

cv

Panas spesifik pada volume konstan

kJ/kg.K

Diameter

Kedalaman atau diameter

DH

Diameter hidraulik

Koefisien gaya gesek

Percepatan gravitasi

mls2

Kecepatan massa

Kg/m2.s

Koefisien perpindahan kalor

Wm2.oC

Koefisien perpindahan kalor rata'rata

Wm2.oC

Panjang

Massa

kg

Laju aliran massa

kg/s

Tekanan

Pa

Laju perpindahan kalor

Watt

Kalor

KJ

(7=-

m
A

XXiV PERPINDAHAN KALOR


t

Ketebalan

t,T

Temperatur

Kecepatan

m/s

Koefisien perpindahan panas total

W/m2.K

Kecepatan

m/s

Difusivitas termal

m2ls

Ekspansi termal volumetrik

K-1

Ar

Perbedaan temperatur

Efisiensi

lt

Viskositas

kg/s.m

Viskositas kinematik

m2ls

Massa jenis

kg/m3

Greeks

Group dimensional
u2

Ec
c

o(T*

T*)

g.g(f. -T*)*'

G,

Bilangan Eckert

Bilangan Grashof

7)

G, = Re'Pr
tv,
^r -Pe =

E--

h'x
k

Re.Pr

d
I.

Bilangan Graetz

Bilangan Nusselt
Bilangan Peclet

o,k-cov
,"
--

Bilangan Prandtl

Ba=Gr.Pr

Bilangan Rayleigh

DAFTAR

pu'x

SIMBOL

D
O"

-=?

BitanganReynolds

s,'

=!p.c pu-

BilanganStanton

Subscript
b

Dievaluasi pada kondisi borongan

Berdasarkan diameter

Berdasarkan kondisi film

Kondisi awal atau sisi dalam

Berdasarkan panjang Plat

Kondisi akhir atau sisi luar dalam

Kondisi aliran rata-rata

Dievaluasi pada kondisi sekitar

Dievaluasi pada suhu dinding


Dievaluasi pada kondisi aliran bebas

XXV

DAFTAR SIMBOL

BAGIAN DUA

Simbol

Keterangan

Satuan

Luas penampang

Panas spesifik

kJ/kg.K

cD

Koefisien gaya hambat

cp

Panas spesifik pada tekanan konstan

kJ/kg.K

cv

Panas spesifik pada volume konstan

kJ/kg.K

Diameter

Kedalaman atau diameter

DH

Diameter hidraulik

Koefisien gaya gesek

Percepatan gravitas

m/s2

(z=- m
A

Kecepatan massa

Kg/m2.s

Koefisien perpindahan kalor

Wm2.oC

Koefisien perpindahan kalor rata-rata

Wm2.oC

Panjang

Massa

kg

Laju aliran massa

kg/s

Tekanan

Pa

Laju perpindahan kalor

Watt

Kalor

KJ

xxvilt

PERPINDAHAN KALOR

Ketebalan

t,T

Temperatur

Kecepatan

m/s

Koefisien perpindahan panas total

W/m2.K

Kecepatan

m/s

Difusivitas termal

m2ls

Ekspansi termal volumetrik

K-1

Ar

Perbedaan temperatur

rl

Efisiensi

Viskositas

kg/s.m

Viskositas kinematik

m2ls

Massa jenis

kg/m3

Greeks

Group dimensional
u'-

EC
c

Gr=

r(T*.

gF$* v2

Gr= aePr!
L

N.. =

hx
K

T*) x3

Bilangan Eckert

Bilangan Grashof

Bilangan Graetz

Bilangan Nusselt

Pe= He Pr

Bilangan Pecklet

,o-

Bilangan Prandtl

Ra= Gr Pr

Bilangan Rayleigh

-'k-cr\

>_.

T,)

DAFTAR

R" =9!)(
p
Dt =-

SIMBOL XXiX

Bilangan Reynolds

Bilangan Stanton

9cpu

Subscript
b

Dievaluasi pada kondisi borongan

Berdasarkan diameter

Berdasarkan kondisi film

Kondisi awal atau sisi dalam

Berdasarkan panjang plat

Kondisi akhir atau sisi luar dalam

Kondisi aliran rata-rata

Dievaluasi pada kondisi sekitar

Dievaluasi pada suhu dinding

Dievaluasi pada kondisi aliran bebas

DAFTAR SIMBOL

BAGIAN TIGA

Simbol

Keterangan

Satuan

Kalor

Konduktivitas

Wm.K

Konveksi

W/m2 K

Temperatur

Energi

Wlm2

Massa

kg

Kecepatan cahaya

m/s

Frekuensi

Hz

Panjang gelombang

um

Emissivitas
Absorsivitas
Transmisivitas
Vektor posisi
Vektor arah

Sudut polar

derajat

Sudut azimut

derajat

Sudut solid

deralat

lntensitas energi

Wlmz

Luas permukaan

m2

I
XXXii PERPINDAHAN KALOR

F*,

Faktorpandang

KONSTANTA

x 1fis Js

Konstanta Planck

6.625

ca

Konstanta Radiasi

2897.8 pm

Konstanta Boltzman

5.669 x 10{Wm2

Ka

Perpindahan Kalor Konveksi

BAGIAN SATU:

1 DASAR.DASAR KONVEKSI
BAB 2 KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR
BAB 3 KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN
BAB 4 KONVEKSI BEBAS
BAB

DAFTAR PUSTAKA

BAB

DASAR-DASAR
KONVEKSI

1.1 ALIRAN VISKOS


Perhatikan aliran di atas piat rata seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Dari
tepi depan plat terbentuk suatu daerah di mana pengaruh gaya viskos makin
meningkat. Gaya-gaya viskos ini biasa diterangkan dengan tegangan geser f, antara
lapisan-lapisan fluida. Jika tegangan ini dianggap berbanding lurus dengan gradien
kecepatan normal, maka kita dapatkan persamaan dasar untuk viskositas,
du
,_vdv

1-1)

Konstanta proporsionalitas,r.r disebut viskositas dinamik.

i+
-+
Gambar 1-1
Lapisan atas di
atas plat rata (19)

+
--+

Lapisan Batas

Lapisan Batas

Laminar

Turbr"rlen

Tebal

Lapisan
Batas 6 (x)

!
-+
..> t

l+-.-

,-+

,+

-)

r,ffi$
Tebal Lapisa

Rr,

U*xc

Batas

Lapisan

Turbulen

Lapisan Buff

6(I)

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI


Daerah aliran yang terbentuk dari tepi depan plat itu, di mana terlihat pengaruh
viskositas disebut lapisan batas. Untuk menandai posisi y di mana lapisan batas
itu berakhir, dipilih suatu titik sembarang. Titik ini biasanya dipilih sedemikian
rupa pada koordinat y di mana kecepatan menjadi 99 persen dari nilai arus bebas
u*, jadi u = 0,99 tt*
Pada permulaan, pembentukan lapisan batas itu laminar, tetapi pada suatu
jarak kritis karena sifat-sifat fluida, gangguan-gangguan kecil pada aliran itu
membesar dan mulailah terjadi proses transisi hingga akhirnya aliran menjadi
turbulen. Karakteristik aliran ini ditentukan oleh kuantitas suatu besaran yang
disebut bilangan Reynolds. Untuk aliran melintas plat rata seperti pada gambar
di atas, bilangan Reynolds didefinisikan sebagai:

R ='*'
tl

(1-2)

Dengan u- = kecepatan aliran bebas (m/s)

a = jarak dari tepi depan plat (m)


a = viskositas kinematik fluida (m'/s)

Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi apabila Re > 5.10s.
Walaupun untuk tujuan analisis angka Reynolds kritis untuk transisi di atas
plat rata biasa dianggap 5.10s, namun dalam situasi praktis nilai kritis ini
sangat bergantung pada kekasaran permukaan dan tingkat keturbulenan arus
bebas. Tapi untuk aliran sepanjang plat rata, Iapisan batas selalu turbulen
untuk Re > 4.106.
Pada daerah aliran turbulen, lapisan yang sangat tipis dekat plat bersifat
laminar (laminar sublayer), dan di sini aksi viskos dan perpindahan kalor
berlangsung dalam keadaan seperti laminar. Lebih jauh dari permukaan plat,
terdapat aksi turbulen, tetapi aksi viskos molekul dan konduksi kalor masih
penting. Daerah ini disebut lapisan buffer (buffer layer). Lebih jauh lagi, aliran
menjadi sepenuhnya turbulen, dan mekanisme utama penukaran kalor dan
momentum melibatkan bongkah-bongkah makroskopik fluida yang bergerak
kemana-mana di dalam aliran itu. Dalam bagian yang sepenuhnya turbulen ini,
terdapat viskositas pusaran (eddy aiscosity) dan konduktivitas kalor pusaran
(eddy thermal conductiaity).
Kesulitan pokok dalam penyelesaian analisis aliran turbulen ialah bahwa sifatsifat pusaran ini berbeda-beda dalam lapisan batas, dan variasinya hanya dapat
ditentukan dari data percobaan. Semua analisis aliran turbulen pada akhirnya harus
mengandalkan data percobaan karena tidak ada teori yang benar-benar memadai
untuk meramalkan tingkah laku aliran turbulen.

1,.

,r,l1,

Lglp,iSANrl BATAS LA

M I NArB,:,l,:rPA

DA

Perhatikanlah unsur volume kendali seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Persamaan gerakan untuk lapisan batas dapat kita turunkan dengan membuat
neraca gaya dan momentum pada unsur volume itu.

l-

BAB

DASAR.DASAR KONVEKSI 3

'

l_.

--)

LI

Gambar 1-2
Unsur volume
kendali untuk
neraca gaya
pada lapisan
besar laminar.

.lau a(ar).'l
ujxt_+_t_tdu

lav

avlav)"

*Lao
0u"

)
u

pdy

+
p

0u

^dx
dx

il.ar\a
* ox)

-0u
-udx_
'0y

Untuk menyederhanakan analisis kita andaikan:

1.
2.
3.
4.

Fluida tak mampu mampat dan aliran tunak


Tidak terdapat perubahan tekanan diarah tegak lurus plat.
Viskositas tetap
Gaya geser-viskos di arah y dapat diabaikan.

Kita terapkan hukum kedua Newton tentang gerak.

sE _d(mV)x
UT

dT

Hukum Newton kedua tentang gerak dalam bentuk seperti di atas. Berlaku
untuk sistem yang massanya tetap. Dalam dinamika fluida tidak selalu mudah
bekerja dengan unsur massa, oleh sebab itu kita menggunakan unsur volume kendali
seperti pada Gambar L-2, di mana massa dapat mengalir ke dalam dari satu sisi

dan keluar dari sisi lain volume itu yang mempunyai kedudukan tetap dalam
ruang. Untuk sistem ini neraca gaya dapat dituliskan sebagai berikut:

F,

tambahan fluks momentum pada arah

Fluks momentum pada arah x adalah hasil perkalian aliran massa melalui satu
sisi tertentu dari volume kendali dan komponen r kecepatan pada titik itu.
Massa yang masuk dari muka

kiri unsur itu per satuan waktu adalah:

pu dy
Jika kita andaikan satu-satuan kedalaman pada arah z. Jadi momentum masuk
pada muka kiri per satuan waktu adalah:

PERPINDAHAN

KALOR KONVEKSI

pudyu=pu2dy
Massa yang keluar
dari muka kanan:

of, * *0.l*
dan momentum yang
keluar dari muka kanan
adalah:

ol_,

*#o-f",

Aliran massa yang masuk


dari muka bawah adalah:
Pts dx

Aliran massa keluar


dari muka atas adalah:

ol, * Pn,
lnr
L ay ', j"^
Neraca massa pada
unsur

itu memberikan

pudy +pudx
=ol

, **nrl*
L ay l"

_pl
o*
,1"_

!r,
dy" lo,
J

atau

**9=n
dx dy (1_3)

Persamaan

ini adalah p.ersamaan kontinuitas


untuk Iapisan

dur ;#,;,i#"ntumbatas.
iiil***fl"j*1,h
r?ii dari
ii[fmuka
pau dx dan mome"r"* pada arah x yang
keluar
atas

iarah:

of' * *r,"j lr*


dy

Bagi kita hanya


mo

p".n,,i u"'
s ay

a y an

f,rl;.;;i'J ir",

n ol

I# Hi:il"#:,t,: ii? llXt :f


d

isebabka

"

, * !0, lr.
dy-)

s penting.

arena say a

ansmeni
,

g:;,i:,l f:*"H,1ffi
"h ;;;;;T,,'u::T #

ad

#;;

BAB

1N

DASAR.DASAR KONVEKSI 5

tekanan pada muka kiri p dy, d.anpada muka kanan

- [, . (*)-)-

sehingga

gaya tekanan netto pada arah gerakan adalah:

- Lor
dx

o,

Gaya geser-viskos pada muka biwah adalah:


0u
u-clx
- '0y

Dan gaya geser pada muka atas:

L . i-(L)0,1
lav aylav )" l

ua*l

Gaya geser-viskos netto pada arah gerakan adalah jumlah kedua gaya di atas:

Gaya geser-viskos netto

02u

UaxAY

Dengan menyamakan jumlah gaya geser-viskos dan gaya tekanan dengan


perpindahan momentum pada arah x, kita dapatkan:

^,
d'u

F-;
dy'

dx

dy

t-

* pl,
L

- ** * = olu * {a*

oo.lt
du
?dv ll , * ?ay
dy .lL

)'

,, - puzdy

-l

dy llar -

puudx

Disederhanakan dengan menggunakan persamaan kontinuitas (1-3) dan


mengabaikan diferensial order kedua, kita dapatkan:
F__-I

du

'tOlu +-+Lt
0x
Persamaan

dull-u----ld'u
-av ) 0y'

do

0x

(1-4)

ini adalah persamaan momentum untuk lapisan batas laminar dengan

sifat-sifat tetap.
Persamaan ini dapat diselesaikan secara eksak untuk berbagai kondisi batas.
Metode aproksimasi yang disajikan oleh von Karman (1946) memberikan hasil
sebagai berikut:

r
6

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

6 ------i--i
4,64
-, = Rei,.

1.3 PERSAMAAN ENERGI i.LAPISAN

(1_5)

B,ATAS

Perhatikanlah unsur volume kendali seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Untuk menyederhanakan analisis, kita andaikan:

L. Aliran tunak tak mampu-mampat


2. Viskositas, konduktivitas kalor, dan kalor spesifik tetap
3. Konduksi kalor pada arah aliran (arah x) dapat diabaikan

l_,
ar) dy

-lay)

), l

Gambar 1-3
Unsur volume
kendali untuk
analisis energi
Iapisan batas
laminar.

do

0y

0u

F_

,)[ r * {ay\a,
dvl

dy

0x

d.) (, *

Lor\,,
dx
)-

tly

_K AU AT
^

p vcrT dx

dy

Lalu, untuk unsur tersebut dapat kita buat neraca energi:


Energi dikonveksikan pada muka

kiri + energi dikonveksikan pada muka

bawah

+
+
+

kalor dikonduksikan pada muka bawah + kerja viskos netto pada unsur
energi dikonveksikan pada muka kanan + energi dikonveksikan pada
muka atas
kalor dikonduksikan dari muka atas.

Besaran energi konduksi dan konveksi ditujukan pada Gambar 1-3 di atas, dan
suku energi untuk kerja viskos dapat diturunkan sebagai berikut, kerja viskos dapat

L--

BABl *

DASAR.DASAR KONVEKSI

dihitung sebagai hasil perkalian antara gaya geser-viskos netto dengan jarak
perpindahan gaya ini dalam satuan waktu. Gaya geser-viskos ialah hasil perkalian
gaya geser dengan luas dx.
0u

uuro*
Dan jarak perpindahan per satuan waktu terhadap unsur volume kendali dx dy
adalah:
du

urro'
Sehingga energi viskos netto yang diserahkan pada unsur

itu adalah:

--2

*l
+ | oroy
'lav)
Neraca energi dengan besaran-besaran yang ditunjukkan pada Gambar 1-3, dan
mengandalkan satu satuan tebal pada arah z, serta mengabaikan diferensial orde
kedua, menghasilkan

eC

AT

rl,i

AT
-tU-=-

dy

.r(Y.9l]0,
tu

[a'

))

r2-

n, = ko'=drduJ
oy'

.(#| dx

dy

Dengan menggunakan persamaan kontinuitas:


du

a.
Dan membagi dengan
AT
n'0y

Pcr'k ita
AT

0-

0y

9=o
dy

(1-6)

peroleh:

a2T u la,

0y'

=N-r---l-l-

pcp

l)y

(1-7)

Persamaan ini adalah persamaan energi lapisan batas laminar. Bagian kiri
menunjukkan energi netto ke dalam volume kendali, dan bagian kanan
menunjukkan jumlah kalor netto yang dihantarkan ke luar volume kendali dan
kerja viskos yang dilakukan atas unsur itu. Suku kerja-viskos hanya penting
pada kecepatan tinggi karena nilainya relatif kecil dibanding suku-suku lain,
apabila kita mengkaji aliran kecepatan rendah.

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

[8
1

;4''LAPISAN BATAS KALOR


Lapisan batas kalor (thermal boundary layer) kita definisikan sebagai daerah di
mina terdapat gradien suhu dalam aliran. Gradien suhu itu adalah akibat Proses
pertukaran kalor antara fluida dan dinding.
Perhatikanlah sistem pada gambar di bawah ini. Suhu pada dinding adalah 7,,,
dan suhu pada fluida di luar lapisan batas kalor adalah T- sedang tebal lapisan
batas kalor adalah d,.

_T (x,y) -7,"

Gambar 1-4
Profil suhu pada
lapisan batas
kalor.

tu

Tebal Laplsan Batas


Kalor

Pada dinding kecepatan aliran adalah noI, dan perpindahan kalor ke fluida
berlangsung secara konduksi. Jadi fluks kalor setempat persatuan h)as q",
adalah:

4 - ^,
;-4
A

- -K-,AT
0y

0.0.,

(1-8)

Dari hukum pendinginan Newton,

4"=h(T,,-7*)

(1-e)

Di mana h adalahkoefisien perpindahan kalor konveksi. Dengan menggabungkan


kedua persamaan tersebut, kita dapatkan:
I

tL -

I
I

t.-

k (ar ftv)
Tr, -T *

I
I
{

't

' Sehingga kita hanya perlu menemukan gradien suhu pada dinding untuk menilai
koefisien perpindahan kalor, -Hal ini berarti kita harus mendapatkan suatu
persamaan tentang distribusi suhu.
Kondisi yang harus dipenuhi oleh distribusi suhu itu adalah:

BAB

T,
07 = 0
T = Too
T=

1.i.

DASAR-DASAR KONVEKSI

pada

A=0

(a)

pada

A=6,

(b)

pada

A=6,

(c)

Dan dengan menuliskan Persamaan (1-7)padaU=0tanpa pemanasan viskos,


maka
azT

paday=g

dy'
-=0

(d)

karena kecepatan harus sama dengan noi pada dinding.


Kondisi (a) sampai (d) dapat dipenuhi oleh polinominal kubus sebagaimana
dalam hal profil kecepatan, sehingga
0

T_To

0_

T*_T,U

1lr a r3

3u

= _L__tLt

26,

ZLa,

(1-10)

di mana 0 T - {,. sekarang kita hanya tingal menemukan persamaan untuk d,,
_=
yaitu tebal lapisan batas kalor. Persamaan itu bisa didapatkan dengan analisis
integral persamaan energi untuk lapisan batas.
Perhatikan volume kendali yang dibatasi oleh bidang-bidang 1,2,A-A, dan
dinding seperti pada gambar di bawah ini, Kita andaikan bahwa lapisan batas kalor
lebih tipis dari lapisan batas hidrodinamik, seperti pada gambar. Suhu dinding
adalah 7,,, suhu aliran bebas T* dan kalor yang dilepaskan ke fluida pada panjang
dx adalah dq_.
Sekarang kita buat neraca energi:

Energi yang dikonversikan ke dalam


+ kerja viskos dalam unsur + perpindahan kalor pada dinding
+ energi yang dikonversikan ke luar

L_-,
Gambar 1-5
Volume kendali
untuk analisis
energi lapisan
batas laminar.

d,

q-)
dul

1O

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

Energi yang dikonversikan ke dalam melalui bidang 1 adalah:


H

,r, [ur dy
Dan energi yang dikonversikan ke luar melalui bidang

drl' pcp'lur
6 ay fax
Lb " I) +[

pcpl'1 ur dy

Aliran massa melalui bidang A-A adalah:

klio,

av

)a*

Dan perpindahan kalor melalui dinding dengan energi yang sama dengan
Cp

r,#lio,,

ay

far

Kerja viskos netto yang dilakukan di dalam unsur itu adalah:

-L

,2

t[#)"

l*

Dan perpindahan kalor melalui dinding:

dq* = -o o-

#l
J

IID

Dengan menggabungkan besaran-besaran energi ini sesuai dengan


Persamaan (1-10) dan mengumpulkan suku-sukunya, kita dapatkan:

lH.

d-l !

(r *

t,,

* ). #ll(*\ *

AT

l=

ay

(1-1 1 )

ini adalah persamaan energi integral lapisan batas untuk keadaan


sifat-sifat tetap dan suhu aliran bebas tetap.
Plat yang dalam perhatian kita tidak perlu dipanaskan pada keseluruhan
panjangnya. situasinya dapat kita lihat pada Gambar L-6 di bawah ini, di mana
lapisan batas hidrodinamik terbentuk pada tepi depan plat, sedang pemanasan
baru dimulai pada x = xo.
Persamaan

BAB

Gambar 1-6
Lapisan batas
hidrodinamika
dan lapisan
batas kalor di
atas plat rata.

1*

DASAR.DASAR KONVEKS! 11

1__.

_.-.--..-.>
T

Penyelesaian akhir dari persamaan untuk tebal lapisan batas kalor adalah sebagai

berikut:

1 pr_1t31 ,_(&)',n)'''
E=L=
"5 7.026
L [r]

(7-1,2)

Pr disebut sebagai angka Prandtl yakni parameter yang menghubungkan


ketebalan relatif antara lapisan batas hidrodinamika dan lapisan batas kalor.
Angka Prandtl juga merupakan penghubung antara medan kecepatan dan medan
suhu.

n.. u

tllp _CpV

'''=a=klpcp=

(1-13)

dengan

C, = kapasitas kalor
lr = viskositas dinamik
k = konduktivitas kalor
Kembali pada analisis kita, kita mempunyai

,.=

k(arlay)

r; -i:

ar = 3k
,t , ss

(1-14)

Dengan memasukkan tebal lapisan batas hidrodinamik dari Persamaan (1-5)


dan menggunakan Persamaan (1.-12), kita dapat

h, = 0,332k Pr(1.

[r,,

l"'1, -(\,'
L

'3/+ l-1/3

I |

))

1r-rs;

Persamaan ini dapat dibuat tak berdimensi deng an mengalikan kedua belah
persamaan dengan x/k, sehingga menghasilkan ke Iompok tak berdimensi pada
bagian kiri

12

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

*,r=

(1-16)

yang disebut bilangan N.usselt, menurut Wilhelm Nusselt yang banyak


memberikan sumbangan dalam teori perpindahan kalor konveksi
Akhirnya kita dapatkan

Na, =

0,332Pr113 Re

,lrl,-(

xo 147+

1-t/:

))

(1,-1,7)

Untuk plat yang dipanaskan pada keseluruhan panjanBnya, xo = 0 maka


Persamaan L-17 menjadi;

Nr, = 0,332.Pr1/3.Re1/2

(1-18)

Tampak di sini bahwa bilangan Nusselt merupakan fungsi dari bilangan Reynolds
dan Prandtl.

Perpindahan kalor antara batas benda padat dan fluida terjadi karena adanya
suatu gabungan dari konduksi dan transport massa. Kecepatan perpindahan
energi bergantung pada gerakan massa. Kecepatan perpindahan energi

bergantung pada gerakan pencampuran partikel-partikel fluida. Untuk


memindahkan kalor dengan cara konveksi melalui fluida pada laju tertentu,
diperlukan gradien suhu yang lebih besar di daerah di mana kecepatan rendah
daripada di daerah di mana kecepatan tinggi.
Dengan menerapkan pengamatan-pengamatan kualitatif ini pada
perpindahan kalor dari dinding padat ke fluida, kita dapat menggambarkan
profil suhunya secara kasar. Di dekat dinding kalor hanya dapat mengalir dengan
cara konduksi karena partikel-partikel fluida tidak bergerak relatif terhadap
batas. Lebih jauh dari dinding, gerakan fluida membantu transport energi itu
dan gradien suhu akan kurang curam, dan akhirnya menjadi rata di aliran utama.
Gambar di bawah ini menunjukkan aliran udara melewati plat datar. Distribusi
suhu yang ditunjukkan dalam gambar ini menggambarkan pemikiran-pemikiran
di atas secara kualitatif.
Pembahasan di atas mengarah pada suatu cara untuk menentukan laju
perpindahan kalor antara dinding padat dan fluida, karena pada bidang antara
(yaitu, pada y = 0 ) kalor mengalir hanya dengan cara konduksi, maka laju aliran
kalor dapat dihitung dari persamaan:

q -- k A9!0y

(1-1e)
V=0

BAB

1*

DASAR.DASAR KONVEKSI 13

Untuk keperluan perekayasaan pengertian koefisien perpindahan kalor konveksi


akan lebih memudahkan. Dengan menyamakan persamaan di atas dengan hukum
pendinginan Newton atau Persamaan (1-9) kita peroleh:

=hA(r.-r-)

a'0y
=-kAL

(1-20)

y=0

Karena besarnya gradien suhu dalam fluida akan sama berapapun suhu
acuannya, maka kita dapat menulis DT = 0 (T - T,) dengan memasukkan suatu
dimensi panjang karakteristik sistem r untuk menunjukkan geometri benda dari
mana kalor mengalir, kita dapat menuliskan Persamaan (1-20) di atas dalam bentuk
tak berdimensi sebagai

ar

hx _
k

-l

-^-l

da )r=o
Tr, -T*
x

(1.-21)

,[*

Gabungan koefisien perpindahan kalor konveksi h panjang karakteristik x, dan

konduktivitas kalor fluida k dalam bentuk

tl dir"brt bilangan
x

Nusselt. Bilangan

Nusselt adalah suatu besaran yang tak berdimensi.


Pengkajian terhadap Persamaan (L-21) menunjukkan bahwa bilangan Nusselt
dapat ditafsirkan secara fisik sebagai perbandingan antara gradien suhu yang
langsung bersinggungan dengan permukaan terhadap suatu gradien suhu acuan
(T* - T-)/ x.
Distribusi suhu bagi fluida yang mengalir melewati suatu dinding yang panas,
seperti digambarkan dengan garis penuh dalam Gambar 1-7, menunjukkan bahwa
gradien suhu fluida hanya terdapat dalam suatu lapisan yang relatif tipis q, di
dekat permukaan. Sekarang kita akan menyederhanakan gambaran yang
sebenarnya dengan pengganti distribusi suhu yang sebenarnya dengan garis lurus
terputus-putus. Garis terputus-putus tersebut menyinggung kurva suhu yang
sebenarnya pada dinding dan secara fisik menunjukkan distribusi suhu dalam
suatu lapisan-hipotetik fluida setebal 6,, yang dalam hal tiada gerakan sama sekali
memberikan tahanan kalor yang sama dengan lapisan batas yang sebenarnya pada
aliran kalor. Dalam lapisan tanpa gerakan ini, kalor hanya dapat mengalir dengan
cara konduksi dan laju perpindahan kalor per satuan luas adalah:

qA

r&;I-=h(r*-r,)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa

dapat dinyatakan sebagai

(1-22)

14

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

h =k
6,

(7-23)

dan bilangan Nusselt sebagai

Nu

=hi=_
k6,

(1,_24)

Gambaran ini menunjukkan bahwa semakin tipis lapisan batas 6,, maka akan
semakin besar konduktansi konveksinya. Untuk memindahkan sejumlah besar kalor
secara cepat, kita mengusahakan untuk memperkecil tebal lapisan batasnya
sebanyak mungkin.
Dari Persam aan (1-24) dapat kita ketahui bahwa secara fisik bilangan Nusselt
dapat diartikan sebagai kebalikan (inaerse) terhadap tebal lapisan batas kalor'

Gambar 1-7
Distribusi suhu
lapisan batas
turbulen untuk
fluida yang
mengalir melalui
plat datar
panas (13)

Nilai y di mana

(Tu-T)=99%(r*-T*)

BAB2

KONVEKSI PAKSA
MELALUI
PERMUKAAN LUAR

2.1'] ALIRAN MELALUI PLAT RATA


Seperti yang telah dibahas pada dasar konveksi, jika pemanasan dimulai dari
tepi depan plat maka lapisan batas kecepatan dan kalornya akan berkembang
secara bersamaan, dan ketebalan relatifnya tergantung pada besarnya angka
Prandtl.

Angka Prandtl untuk logam cair sangat rendah yakni berkisar 0,01; oleh karena
it-u lapisan batas kalornya jauh lebih tebal dari pada lapisan batas kecepatan
(q >> d). Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2-1
Lapisan batas
kalor dan
kecepatan untuk
perpindahan
kalor logam cair
di atas plat
rata (19)

)u........*T-_t

Lapisan batas kecepatan

kalor

L-

e(x, y) U.
6(r)

I
16
I

PERPINDAHAN KALoR KONVEKSI


Secara analisis penentuan harga koefisien perpindahan kalor untuk kasus ini
serupa pada Bagian 1.4 yakni dengan menggunakan persamaan energi integral
lapisan batas. Dari penyelesaian persamaan integrasi tersebut didapat bahwa:
8crr

(2-1)

U*
Koefisien perpindahan kalor dapat dinyatakan dengan

,^ _-k(ar 1ay\ _ 3K _
_3A F_
rLx__T_T=_rq
8 {."
Hubungan

ini dapat dibuat dalam bentuk tak berdimensi


Nlr, =
T

= 0,530( Re,.Pr )'l:-= 0,S3OPe1l2

(2-2)

sebagai

(2-3)

= Re'Pr yang disebut sebagai bilangan Peclet.


Dengan menggunakan persamaan berikut untuk tebal lapisan batas
Pe

hidrodinamik,

4,64

(2-4)

R"lTr

Maka kita dapat menghitung 6/

,:

p, = 1,64,m
!6f = #J
Ja
Karena untuk logam cair Pr

f=

0.01; maka

(2-5)

kita peroleh

o,roa

(2-6)

yang menunjukkan bahwa untuk logam cair 6 << 6,

Berbeda dengan logam cair; fluida yang umum seperti udara (Pr = 0.7)
atau air memiliki angka Pr > 1. Oleh karena itu lapisan batas kecepatannya
lebih tebal dari pada lapisan batas kalor. Hal tersebut dapat kita lihat pada
Gambar 2-2 di bawah ini.

BAB

Gambar 2-2
Lapisan batas
kalor dan
kecepatan untuk
fluida umum (19)

2 .:. KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

17

-+u
----+

Lapisan batas kecepatan

kaior

L
Y

l.

"

Bag,ian

Bagian dengan perpindahan kalor

*
tanpa

1,,* t*

perpindahan kalor

e=, 'l -,,


_'l

7..=T-

Penentuan harga koefisien perpindahan kalor untuk kasus ini telah kita bahas
pada Bagian L.4, hasilnya kita tuliskam kembali sebagai berikut:

Nr* = 0,332'Pt1/3'11st

tz

(2-7)

x 105.
Untuk menghitung koefisien perpindahan kalor dengan menggunakan
persamaan di atas, sifat-sifat fluida dievaluasi pada suhu film, yakni rata-rata
aritmetik antara suhu dinding dan suhu aliran bebas, T,= (T*+ T*)/2.
yang berlaku pada jangkauan Re < 5

Dalam praktek biasanya kita menggunakan harga ratalrata koefisien perpindahan


kalor sepanjang plat mulai r = 0 sampai x = L, jadi:

IL

h = h(x)dx =zn(x)l
L!
l, =l

(2-B)

Dengan demikian angka Nusselt rata-rata untuk aliran laminar sepanjang plat
rata adalah:

Nu = 0,664 Pr1/3

.Rer/2

(2-e)

Perlu diperhatikan bahwa Persamaan (2-9) berlaku untuk fluida yang memPunyai
angka Prandtl antara 0,6 sampai 50. Persamaan tersebut tidak berlaku untuk
fluida yang mempunyai angka Prandtl sangat rendah seperti logam cair, dan
yang mempunyai angka Prandtl sangat tinggi seperti minyak berat atau silikon.
Churchill dan Ozoe (1) telah mengkorelasikan sejumlah besar data yang meliputi
rentang angka Prandtl yang cukup luas, dan mendapatkan hubungan sebagai
berikut untuk aliran laminar di atas plat rata yang isotermal:

Nu,

0,3387 Re

ll

2.

Pr

lt

0,0468
[, * (l.Pr
)"' l''o
) )
L

untuk

Re

r'Pr > 100

(2-10)

f
18

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Untuk kasus fluks kalor tetap, angka 0,3387 diganti dengan 0,4637; dan
diganti dengan 0,0207. Sifat-sifat fisik fluida dievaluasi pada suhu film.

0,0468

Contoh Kasus 2-1

Suatu plat rata bujur sangkar berukuran 20 x 20 cm2 dijaga pada suhu tetap
120"C. Fluida pada suhu 80C mengalir di atasnya dengan kecepatan 0,1m/s. Berapa
kalor yang dilepas plat tersebut jika fluidanya adalah:
(a) Air raksa
(b) Udara
(c) Minyak mesin

]awab:
Suhu film,

7 = (80 + 120)/2=

100'C.

Sifat-sifat fisik pada suhu film adalah:

Air

x 10-6
23,1.2 x 1.0-6
0,203 x 10-4

0,0928

Raksa

Minyak Mesin
(a)

Air

0,0317
0,1.37

Raksa

Bilangan Reynolds adalah:

'

Pe*

Re..

u*L

(o,r )( o,z )= 2,2 x


0,0928x 10-"

Re, 'Py

= (2,2

u -

105

Bilangan Peclet adalah:

10s) (0,01,62)

= 3564

Bilangan Nusselt adalah:

Na,

=9,539 Pe*1lz

= 0,530 0564)112 =

(at,o+)(to,sr)
h
"x =yruk _

0,2

Nilai rata-rata koefisien perpindahan kalor adalah:


h

L-

= 2 .h, = (2) (1663) = 3326

31,64

=1663

BAB

2*

KONVEKST PAKSA MELALUI


PERMUKAAN

LUAR

Sehingga perpindahan kalor


total menjadi:

Q =na(T*-T*)
= (3926) (0,2), (1,20 _

BO)

= 5322 W

(b)

Udara

Bilangan Reynolds adalah:

Rr, - u*L

,,

(0,1X0.2)

= nI;;#

= 865

Bilangan Nusselt adalah:

N;

= 0,664Pr1/3.Re112 = 0,664(O,OOS)t/3
G6S)rt, =

17,2g

_(tz,zs)(o,ogt7) _ .
i =Nr.k
--l)=s
L
Sehingga perpindahan kalor
total menjadi:

Q =T.a (T*-T*)
=

g)

(A,2)2 (120

_ 80)

=5W

(c) Minyak

Mesin

Bilangan Reynolds adalah:

Re,=T=(o,l)(q,z)=e85
5ilrTrt#Ei?,o*"dtl

untuk minyak mesin cukup besar,


maka kita gunakan

Bilangan Nusseli adalah:

rrr,,

0,3397 Re

t 12 .

pr t l3

')"'
I , . (9,9
l"o

L (,Pr)l

19

/
20

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Nr, -

0,3387 (OAS 1'r' (ZZe

1'

'

69,16

0,0468

hr=

Nu,

I,, ]"-

276

[,.(

(69,1.6)(o,tz7 )

0,2

=47

Nilai rata-rata koefisien perpindahan kalor adalah:

h=2h,=(2)(47)=94
Sehingga perpindahan kalor total adalah:

q =he(T,,-T-)
= (94) (0,2), (120

B0)

=150W
Dari hasil hitungan tampak bahwa perpindahan kalor terbesar terjadi pada fluida
logam cair, hal ini disebabkan oleh besarnya konduktivitas kalor logam cair.
Hasil perhitungan kita buat dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Korelasi untuk aliran turbulen sepanjang piat rata telah dikembangkan oleh
Whitaker (24) dengan bentuk sebagai berikut:
Nu, = 0,029

(2-1,1,)

Re*o'8' Pro'43

Dalam praktiknya, lebih disukai menggunakan harga koefisien perpindahan


kalor rata-ratah sepanjang plat mulai 0 < x < L. Pada aliran turbulen, selalu dimulai
oleh lapisan batas laminar. Oleh karena itu perata-rataan harus digunakan untuk
memperoleh harga rata-rata koefisien perpindahan kalor.
Misalkan aliran laminar pada jangkauan 0 < x < c dan turbulen pada daerah
c < x < L. Koefisien perpindahan kalor lokal bagi kedua daerah tersebut adalah:

n: =

l!-

o,zzzlL)l

u*xl'tll2
,)

Pr

113

pada 0

I x <c

(laminar )

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

yll

' Lx.lLy=l1o''
a ) ,ro,n

h,, = o,o2gl

pada

21

c 1 x 1L ( turbulen )

Koefisien perpindahan kalor rata-rata /r sepanjang daerah plat 0 < x


didefinisikan sebagai:

<L

, = Il':o !A*
*\nlarl
xcxl
Bilangan Nusselt rata-rata sepanjang daerah laminar dan turbulen setelah proses
integrasi didapat:

Nu = 0,036

Pr0,a3 (Rero,a

Re.o.8)

+ 0,664 prl/3

Recoj

(2-12)

Harga Nu pada persamaan di atas tergantung pada harga Reynolds kritis untuk
peralihan dari laminar ke turbulen, untuk angka Reynolds kritis Re, = 2.19s
persamaan di atas menjadi:

N,

= 0,036

Pro,a3 (Re.o,t

17.400)

297

Pr1/s

(2-13)

Whitaker 124) menyarankan persamaan berikut untuk lebih mempertahankan


ketergantungan sifat-sifat fluida terhadap temperatur.

NLt-

= 0,036Pr0'*

(nr.o'' -

oz00

)[

#1*

(2-1,4)

Semua sifat dievaluasikan pada suhu aliran bebas kecuali !r,, dievaluasi pada
suhu dinding. Untuk gas koreksi viskositas dapat diabaikan,"dan semua sifat
dievaluasi pada suhu film.
Persamaan (2-14) di atas memberikan angka Nusselt rata-rata pada daerah
laminar dan turbulen pada plat rata yang sesuai untuk fluida-fluida seperti udara,
air hingga minyak mesin pada jangkauan:
2.1,0s

< Re. < 5,5

106

0,7<Pr<380
0,26<(lt_/tt*)<3,5

Contoh Kasus 2-2

Udara atmosfir pada T, = 275 K dan u, = 20 m/ s mengalir sepanjang plat rata


dengan panjang L = 1,5 m yang dijaga pada suhu dinding T, = 325 K.
(a) Tentukan koefisien perpindahan kalor rata-rata h sepanjang daerah aliran

laminar.

r
22

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

(b) Berapa koefisien perpindahan kalor rata-rata (h ) sepanjang plat L = 1,5 m


jika lebarnya zD = 1' m'
1c; Hitung perpindalian kalor total pada plat

Asumsikan transisi terjadi pada Re. =

2.1.05

Tf = (275 + 325)/2 = 300 K

Sifat-sifat fisik udara pada suhu film 300 K adalah:


k = 0,026 W/m.oC,

untuk

Re,

= 15,69

1'0a

3s--

=' ,*

(rs,og

* ro-uXz r. rou) = o,1s7m


20

Koefisien perpindahan kalor rata-rata untuk lapisan batas laminar didapat


dari Persamaan (2-9)

f t I
]r,

0,6641;

112

Re,lt2

= 0,6641ffi)(o,zos

(b)

rnz/s Pr = 0'708

= 2.1gs, lokasi r. di mana transisi terjadi adalah:


X6

(a)

ts

)'t'(2,, rou)'/'

Bilangan Reynolds pada L = 1,5 m adalah:

Re, =
'

( zo )( t,s I
=
7J L5,69 x 10-"

1'*L

= 1,91x

1.06

Koefisien perpindahan kalor rata-rata h sepanjang L = 1'5


mengabaikan ktreisi viskositas, kita peroleh dari Persamaan (21a):

(Rero'8 - 92oo )
' lx frro'+a
I

= o,ozol

' L ry1(o,zoay'"
1,5 l

= 0,036[

[(r,x x t0'f'',=

= 50,4W/m2."C

(c)

Perpindahan kalor total menjadi:

4 =wtng*-T-)
= (1) (1,5) (50,4) (325
= 3780 W

i._

- 275)

e200 ]

dengan

BAB

2.2

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

23

ALIRAN IT,IENYILANG S!.LINDER


Pengetahuan mengenai perpindahan kalor untuk aliran menyilang silinder
penting dalam beberapa kasus dalam praktik, seperti perhitungi.t pe.pirduhur,
k1lol pada sayap pesawat terbang yang kontri depir,r,ya mendetaii bentuk
silinder. Tetapi penentuan koefisien perpindahan kalor uniuk hal ini sangat sulit
karena kompleksnya pola-pola aliran disekitar silinder tersebut. Gambar di
bawah ini mengilustrasikan karakteristik aliran di sekitar sebuah silinder dalam
aliran silang.

1l_ r^r
-zf:t:')''--

=V

Gambar 2-3
Aliran di sekitar
silinder [ 19 ]

@@ru

Re<4

4<Re<60

Unseparated

Pair of vortices

flow

the

wake

in

60<Re<5000
vortices

periodic

Re>5000

Highly turbulent
wake

Penyelesaian analisis dan numerik telah diberikan oleh Hartree (1937) d,an
diperoleh bahwa kecepatan pada sisi-sisi lapisan batas meningkat sebanding
dengan x menurut hubungan:

U*=V xdengan m = fr/ (2

Q-1,5)

B) dan Bn adalah sudut baji. Dari pemecahan lapisan batas

laminar diketahui pula bahwa bilangan Nusselt iokal dapat dinyatakan


sebagai:

Nr, = C Re,1/2

(2_L6)

C adalah fungsi dari bilan gan Pr dan B, dan harganya dapat dilihat pada
Tabel 2-1.
Pendekatan penyelesaian analisis untuk kasus ini adalah aliran melewati baji
seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2-4

Aliran melintasi
baii [e]

/
24

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Tabel2-1 Harga Cuntuk Persamaan (2-16)


iiii,,;r'iiii:'rlill.l

ffi6ti,,.,,i.K...l
:i

10

1:r;:,:...:1;;z:;,/6ir?:1,ilyi!;i::.,16iffiir,*$;ioi::iliiliiiliili\:illiilii:illI.0.

.:f ..lili,ri'r,rrll.li

0,2
0,5

0,111
0,333
1,000

1,0

0,292
0,331
0,384
0,496

0,307
0,348
0,403
0,523

0,332
0,378
0,440
0,570

0,585
0,669
0,792
1.,043

0,730
0,851
1,013
1.,344

Koefisien seret untuk benda tumpul (permukaan tegak lurus terhadap aliran)
didefinisikan oleh:
Gayaseret

- FD ,, O*

(2-17)

dengan C, adalah koefisien seret dan A adalah luas bidang frontal yang
berhadapan deng;an aliran, untuk silinder adalah produk perkalian antara
diameter dengan panjang. Nilai-nilai koefisien seret untuk silinder diberikan
sebagai fungsi bilangan Reynolds dalam Gambar 2-5 di bawah ini.

100

80
60
40
a

U
6

-o

Gambar 2-5
Koefisien seret
untuk silinder [21]

20
10
B

(d

6
4

a)

o
o

0.8
0.6
0.4
0.2
0.1
6

Gaya seret pada silinder itu diakibatkan oleh tahanan gesek dari apa yang disebut

seret bentuk (form drag) dan seret tekanan (pressure drag) yang disebabkan oleh

\-.

BAB

2 T. KONVEKSI

PAKSA MELALUI PERMUKAAN

LUAR

25

daerah tekanan rendah di bagian belakang silinder yang ditimbulkan oleh proses
pemisahan aliran. Pada angka Reynolds yang rendah tidak terjadi pemisahan aliran,
semua seret disebabkan oleh gesek viskos. Pada angka Reynolds di atas 1000, seret
bentuk yang disebabkan oleh aliran terpisah turbulen menjadi lebih besar. Sedangkan

pada angka Reynolds sekitar 105 aliran lapisan batas mungkin menjadi turbulen
yang menyebabkan profil kecepatan menjadi lebih curam, dan pemisah aliran
menjadi sangat terlambat. Akibatnya, seret bentuk menjadi berkurang, dan ini
terlihat dari patahan pada kurva di sekitar Re = 3.10s. Penalaran yang sama juga
berlaku pada bola. Tingkah laku yang serupa terlihat pada benda tumpul lainnya
seperti silinder elips dan daun angin (airfoil).

Contoh Kasus 2-3

Fluida pada 80"C mengalir dengan kecepatan aliran bebas 10 m/s menyilang
silinder dengan diameter 5 cm. Tentukan koefisien seret dan gaya seret per meter
panjang tabung untuk:
(a) Udara pada 1 atm
(b) CO, pada 1 atm

(c) Air
(d) Etilena glikol
(e) Minyak mesin
Sifat-sifat fisik fluida pada

(a)

B0oC:

Udara

0,991.

CO,

1,525

Air

97L,2

Etilena Glikol

1.,078

Minyak Mesin

825

x 1.0-6
11,38 x 10-6
3,68 x 104
21.,07

x 1.0-6
0,375 x 1,0-4

2,98

Udara pada L atm

Angka Reynolds adalah:


Re

=!& -

(10)(0,05)
=z,4xroa
2L,07 x 1.0-6

Dari Gambar 2-5 didapat C, = 1,2


Gaya seret per meter panjang tabung adalah:

26

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

FDfL

=OCo9!'*
2g
= ( o,os 11 r,z 1@ff!{1,9.)'
(2)(e,B)
= o,3N/m

(b) CO, pada 1 atm


Angka Reynolds adalah:

=u-D
a -

Re

(10)(0,05)
=4,4x-r.oa
1.7,38 x 10-'

Dari Gambar 2-5 didapat Co= 1,3


Gaya seret per meter panjang tabung adalah:

FDfL

=Orr#
-6

(o,os)(1p)g#?gl
(2

0,5

)(e,B )

N/m

(c) Air
Angka Reynolds adalah:
Re

=,*D
u -

(10 )(0,05)
= 1.4 x
3,68 x 10-'

Dari Gambar 2-5 didapat Co = 0,4


Gaya seret per meter panjang tabung adalah:

FDfL

=Orr*
= (o,os

'd

)(o,n)!ryYrL
' 12 )(9,8
)

(d) Etilena Glikol


Angka Reynolds adalah:

99

N/m

106

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

R"

=,-D
a -

(to)(o.os-)
= 1.7 xTos
2,98 x 10-o

Dari

Gamb ar 2-5 didapat C, = 7,4


Gaya seret per meter panjang tabung adalah:
,)

FDfL

DC^PU;
./o

( o,os

)( r,+

(t,ozl )(ro )'


(2)(e,8)

0,385N/m

(e) Minyak

Mesin

Angka Reyncilds adalah:

Re=

u*D

to

o,os

)(
)
a = 0,375 x 10-a

1.,4

7Oa

Dari Gambar 2-5 didapat C, = 1,2


Gaya seret per meter panjang tabung adalah:

FDfL =

Orr#
6

= (o,os ;1r.2
'''

19ft$4],(
t

Q)Q,s)

= 253N/m
Hasil perhitungan di atas kita tabelkan sebagai berikut:

Udara

1,2

0,3

CO,

1,3

0,5

Air

0,4

99

Etilena glikol

1,4

0,385

Minyak mesin

1,2

253

27

r
28

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Gambar 2-6 d,i bawah ini menunjukkan korelasi koefisien perpindahan kalor
rata-rata h untuk Pemanasan dan pendinginan udara menyilang silinder tunggal
dari Mc. Adams (16).

600
400
200

nl
*rl o
Gambar 2-6
Angka Nusselt
rata-rata untuk
aliran udara
menyilang silinder
tunggal [16].

=l

,,

z8

100
80
60
40
20
10
6
1

2
1

0.8
0.5
0.6
0.7

1 6s1.02

4 6s10 2 4 687022 4 681032

l(e =

Drr

-'

pada gambar di atas sifat-sifat fisik dievaluasi pada temperatur film..Korelasi


ini untuk"gas tidak menunjukkan, secara eksplisit, keterangannya- pada bilangan
Prandtl, kirena kebanyakan gas memiliki nilai Prandtl yang tidak-jauh berubah
terhadap perubahan temperatur. Oteh karena itu telah banyak dilakukan penelitian
untuk tebin memperhitungkan Pengaruh angka Prandtl ini'
Whitaker (2a) ielah meigko.elasikan koefisien perpindahan kalor rata-rata untuk
berbagai fluida baik gas *i.rprn zat cair yang menSalir menyilang silinder tunggal
dengan bentuk persamaan sebagai berikut:

Nu = [o,4Rro,u*

o,o6 Re

zrz)nro,*

yang berlaku pada jangkauan:

40<Re < 10s


0,67 < Pr < 300
p< 5,2
0,25 <
$,

[ I= ]o'"
\, ur, ,

(2-18)

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

29

sifat-sifat fisik untuk pers'dmaan di atas dievaluasi pada suhu aliran bebas kecuali
pada suhu dinding. Untuk gas koreksi viskositis dapat diabaikan, dan sifat
fluida dievaluasi pada suhu film. Pada Persamaan (2-18) terdapat ketergatungan
bilangan Nusselt pada dua bilangan Reynolds berbeda. Untuk Re 0,s mJrupuiun
kontribusi dari karakteristik daerah lapisan batas laminar dan untuk'Re2/3
merupakan kontribusi dari daerah aliran balik di sekitar silinder.
Cambar 2-7 menunjukkan korelasi data eksperimental dari berbagai peneliti
untuk berbagai macam fluida. Tampak bahwa Persamaan (2-18) sesuai d"engan data
eksperimental yang ada dalam jangkauan t 2S%.

rrrrlltlt

10r

O ai', Etilena
A Nit.ogen
E ei,

;1ikot

fr

air

A udr.,
Gambar 2-7
Nilai Nu untuk
aliran menyilang
silinder [24]

V.A,ir, Parafin, Irlinl


r
\

u*g{,"..,

I rro.a

1(,

V
['*

ak

,t'
t

I tl

"*#

(3-18)

-a*d#

--{fiF-

1.0
102

10{

103

R" =

105

"'D
a

Suatu korelasi yang lebih umum dan lebih terperinci diberikan oleh Churchill
dan Bernstein [3] untuk koefisien perpindahan aliran rata-rata bagi aliran
menyilang silinder dalam bentuk sebagai berikut:

Nz =0,3+

0,62Re)'12 Pr1l3

It *

lo,+1tr )ztz)rtt

l, *(( 282000

-"

Re

)"']

(2-1,9)

yang berlaku pada rentang 102 < Re < 107 dan pr > 0,2.
Rumus ini memberikan hasil yang agak lebih rendah sekitar 2O'h daridata rentang
angka Reynolds antara 20.000 dan 400.000; untuk rentang ini disarankan
menggunakan rumus sebagai berikut:

30

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

N7=0,3+

l,.(

.Pr'l3

O,62Re1l2

.[#]''')
[,

Re

L \ 282000 )"']

(2-20)

Persamaan 2-1,9 dan 2-20 berlaku untuk fluida udara, air, hingga natrium cair,
baik untuk kondisi temperatur dinding konstan maupun fluks kalor konstan.
Semua sifat dievaluasi pada suhu film.

Contoh Kasus 2-4

Udara atmosfir pada T_ = 250 K dan kecepatan aliran bebas u^= 30 m/s mengalir
melintas silinder yang berdiameter D = 2,5 cm. Permukaan silinder dijaga pada
temperatur seragam 350 K. Hitunglah:
(a). Koefisien perpindahan kalor rata-rata h
(b). Laju perpindahan kalor tiap 1 m panjang silinder.
Suhu film, Tt= (250 + 300)/2 = 300 K.
Sifat-sifat fisik pada suhu film:

k = 0,0262 W/m."C

o = 15,69

10-6

m2/s

Pr = 0,708

Angka Reynolds menjadi:

Re=

uD

(so )( o,o2s )

1.5,69

-=
(a)

Koefisien perpindahan kalor rata-rata


gunakan Persamaan (2-18):

Nu =

10,4

Reo,s

+ 0,06

= [ 0,4 (47.801)0s
= 745
ta_

(b)

70-6

= 47.801

dapat kita tentukan dengan meng-

Re2/3 7 Pro,A

+ 0,06 (47.801)'/'] (0,708)0,4

rfll t

(t+s)(o,ozoz)

0,025

= 1.52{m2.'C

Laju perpindahan kalor menjadi:

q'-- h (nDL) (7,-T-)


= ( 152 ) (x x 0,025 x i
= 11.93 W /m

) ( 350 -250

Jika kita gunakan Persamaan (2-20) sebagai perbandingan, maka hasilnya dapat
kita lihat pada tabel sebagai berikut:

E-

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

,1N41111s.,.;,1

31

.\rrd':,,t,,,,,,Wl.*l...J

Whitaker

745

1,52

1193

Churchill-Bernstein

150

1,57

r232

Pada pembahasan di atas perhatian hanya kita fokuskan pada penentuan


koefisien perpindahan kalor rata-rata saja. Pada kenyataannyi koefisien
perpindahan kalor lokal h(0) bervariasi terhadap sudut g di sekitar silinder.
Pada titik stagnasi 0 = 0 nilai tersebut cukup besar, kemudian berkurang secara
seragam hingga lapisan batas terpisah dari permukaan dinding atau lapisan
batas berubah menjadi turbulen; kemudian peningkatan terjadi lagi pada bagian

belakang silinder.
Variasi koefisien perpindahan kalor lokal h terhadap sudut 0 di sekitar silinder
telah diselidiki oleh Eckert dan Soehngen (1942) untuk bilangan Reynolds yang
rendah dan oleh Giedt (1,949) untuk bilangan Reynolds yang tinggi. Distribusi
tersebut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Untuk mengilustrasikan rumitnya mekanisme perpindahan kalor disekitar
silinder, kita perhatikan gambar di bawah ini. Pada angka Reynold yang agak rendah
(70.800 dan 101.300) titik minimum koefisien perpindahan kalor terjadi di sekitar
titik pisah. Kemudian terjadi peningkatan pada bagian belakang silinder sebagai
akibat gerakan Pusaran turbulen (eddy viscosity) pada aliran yang menjadi terpisih.
Pada angka Reynolds yang lebih tinggi terdapat dua titik minimum. Yang peitama
terjadi pada titik transisi dari lapisan batas laminar ke turbulen yakni pada sudut
0 = 80o, dan kedua terbentuk ketika lapisan batas turbulen memisah yakni pada
sudut 0 = 1300.

Gambar 2-8
Variasi Nu pada
Be yang rendah [4]

Arah Aliran

----'

32

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Gambar 2-9
Variasi Nu pada
Be yang tinggi [4].

Arah Aliran

ol

ol&
-l

Gambar 2-10
Variasi nilai
Nusselt lokal
dari silinder
dalam aliran

Re = 219.000

500

il
(E

-v
o

400

o
@

300

silang [19].

200
100

20 40 6080100120140i60180
0" Dari

titik stagnasi

Gambar 2-11 menunjukkan medan suhu di sekitar silinder Panas yang


ditempatkan melintang dalam aliran udara. Garis-garis gelap adalah garis suhu
tetap. Tampak pada gambar daerah aliran terpisah yang terbentuk di belakang
silinder pada angka Reynolds yang lebih tinggi, dan medan turbulen yang terdapat

di daerah

tersebut.

BAB

Re

= 23 Diameter

.... KONVEKS! PAKSA MELALUT PERMUKAAN

LUAR

33

Re = 597
Diameter 38.1

72.7 mm

mm

Gambar 2-11

Re = 120 Diameter 25.4 mm

Foto-foto
interferometer
aliran udara
menyilang
silinder [7].

r____ry,,ffiffi
Re =

85 Diameter 72.7 mm

Re = 218 Diameter 25.4

mm

Re = 1600 Diameter 38.1 mm

2.3, ALIRAN MENYILANG BOLA


Karakteristik aliran menyilang bola agak serupa dengan yang ditunjukkan pada
Gambar 2-2 untuk silinder tunggal. Oleh karenanya ketergantungan pada
koefisien seret serta koefisien perpindahan kalor diharapkan serupa dengan
silinder.

Jika F, adalah gaya seret yang disebabkan oleh aliran menyilang bola, maka
koefisien seret C, didefinisikan oleh hubungan berikut:
F

pu:

(2-

"2

21)

Dengan A adalah luas frontal, yakni n = (nD / 4) dan u_ adalah kecepatan aliran
bebas, F/A adalah gaya seret tiap satuan luas bola. Gambar 2-1,2 di bawah ini
2

menunjukkan koefisien seret rata-rata C, untuk aliran menyilang bola.


Perbandingan Gamb ar 2-1,2 dengan Gambar 2-5 untuk silinder tunggal
memperlihatkan karakteristik umum yang serupa.
400

Gambar 2-12
Koefisien seret
untuk bola [21].

200
100
a

o
o

60
40
20
10

4
2

0.6
0.4
0.2
0.1

0,06

10-:

022 161032

[g

u*D
=7)

461052

34

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKS!

Untuk aliran gas menyilang bola, Mc. Adams [16] merekomendasikan korelasi
sederhana sebagai berikut:

Nu = 0,37 Reo'6 untuk 17 <Re < 70.000

(2-22)

Dimana sifat-sifat fisik fluida dievaluasi pada suhu film.


Suatu korelasi yang lebih umum untuk fluida gas dan zat cair yang mengalir
menyilang bola telah diberikan oleh Whitaker [24] dalam bentuk sebagai berikut:

Nr, = z+fo,+Reo's+

o,o6Rez/z)rr*[f

(2-23)

)"'

yang sesuai pada:

8' 104
0,7<Pr<380
3,5 < Re <

1.<v*

<3,2

ll,,

dan sifat-sifat fisik dievaluasi pada suhu aliran bebas, kecuali 1,r,, dievaluasi pada
suhu dinding. Untuk gas koreksi viskositas dapat diabaikan, tetapi sifat-sifat
fisik dievaluasi pada suhu film.

Garnbar 2-13
Nilai Nu untuk

aliran menyilang
bola [24].

3
--:

A
'o'

uau ra, Air, Minyak

fr

O Air

l-

i
:
&10

Uda ra

# #**tr

N
I

df'

,Y#

1.0

1.0

_fi "{-

10

10?

103

-r\e=-u.D
7)

*f

10{

105

BAB

2*

35

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

Persamaan (2-23) untuk bola dan Persamaan (2-18) untuk silinder memiliki
bentuk yang sama kecuali untuk konstanta 2. Jika Re - 0 (tanpa aliran),
Persamaan (2-23) memiliki nilai batas Nusselt = 2, yang menyatakan keadaan
konduksi kalor dalam keadaan tunak dari bola pada temperatur seragam ke
sekelilingnya.

Contoh Kasus 2-5

Fluida pada 20oC mengalir dengan kecepatan 1 m/s melintasi bola


berdiameter 2,5 cm yang dijaga pada suhu 100'C. Tentukan laju aliran kalor
dari bola ke fluida jika:
(a) Udara pada 1 atm

(b) Air
Tr= (20 + 100)/2 =

50oC

Sifat-sifat fisik pada suhu film:

4,79.10

1.81.10r

1,95.10-s

4,71.70

2,83.10

Sifat-sifat fisik air pada T-:


a = 1,01.10-0

nlf s k = 0,602 W/m."C Pr = 7

Angka Reynolds adalah:


(a) Udara

B, =U*D
a

(b) Air

^
l<e

u*D

=-=

7)

(r)(o,ozs)
19.10-6

r )( o,ozs)

1,01 . 10-6

1315

24.752

Hasil perhitungan untuk kedua fluida di atas kita buat dalam bentuk tabel berikut
ini:

r
36

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

).. :::..:ta:a' ::::::,:.t

:t:::)at:)a,::a,./:f:

il a:.::aa..:.aa..

i:::''::,,:,,,:..::,:.li,..tllll,,:,,:l:',::*l:{a,l::a::.,.:

iiilii i r.ii'

l,rli

t':

li.,

iril:lllilrll'i:i,::

irill,.;l,rFlilidil\l.l'
t:t,t:::.:..1,::)::i.t

alllll]l;i

r:

iislill-i:,::.i:,

:a.::::.:a:
a

.:,,.,,llNA,,1:,,,rt,,,,,

'n

\::,;,::':.,:,;;:;:,;:,:,:;;,1;;1,1:,,11,,,ri1,:,'1::,1:,,,,,
.:t::::t ::j

rrt,trl,ii,tliitlt:r,r:1,.:

iLl:.i

rt!try&i

j|lljllllrl,.r,,:i,,

Udara

27,5

32

20

Air

"',

ffi l$ff tt;]ll,llr:1lr'rltll.t:riitriiiiiliiilliiirliii::iiii:

ll;,;;;,P',,';,1

a.,' ::::,,.::: ::: ::,:l:a

1$$$ry
20,5

24

15

284

6839

4295

2.4 ALIRAN MENYILANG' SILINDER TAK BUNDAR


Hasil eksperimen untuk harga koefisien perpindahan kalor rata-rata 7-, untuk
aliran udara silinder tak bundar dengan berbagai bentuk geometri telah
dikorelasikan oleh Jakob [10] dengan hubungan sebagai berikut:
Nu

no

C Re"

t-

(2-24)

Tabel 2-2 Konstanta C dan n untuk Persamaan (2-24)


rrrrrrtirrrrr.rrjr..,. i..-:,..,.r,...-.,..r...:

., .,

r..:?:r

Gr$,'dinet,;iii:ll:;:r:

OE

o3
Ctr
etr

rE

'-rre

U*D
-

!;r

$iitrlltlr,:lllr:'iDZ\ltlt[ie;@!l:::l|
*,ir,:,,,r4,:titt.ti::lll,iilillr,.rrrararirrsi.ri-i.i,:,.,

::1:i ir'i-,fl:!:tt.;;l .\;;;,;,,,,,,;;


:'::a.:'::::',:,:L::1:.:a:lllLtl:,::l:ll:::,:.).a,.,:.,,4;li{|:l:.t:t,,",:,:,,1,t',::;::..

5.000

100.000

0.588

0.222

2.500

5.000

0.612

0.224

2.500

7.500

0.624

0.261

- 100.000

0.638

0.138

- 19.500

0.538

0.744

- 100.000

0.675

0.092

5.000

5.000

5.000

BAB

2 .I. KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

37

Tabel 2-2 Konstanta C dan n untuk Persamaan (2-24) (lanjutan)


ilr,iir::.iia.il...lt:..l.,.,,:tliriiiiilililii,Efu,,
lrrl,rli;r;i,iAllG,t,rlirrrrilrirriiitrlltrrliiri:r,:
'r,ril1.r1.:,',iil':lllrlllrlrlilrlri:i i.li:':.

TE

tl

erE

0l

l'riq,,:!fr,rrrl:...

2.500

8.000

0.699

0.160

4.000

15.000

0.731,

0.205

19.500

100.000

0.782

0.035

0.804

0.085

3.000

- 15.000

..,,

Pada TabeL 2-3 di bawah ini akan kita lihat perbandingan harga Nusselt untuk
beberapa geometri penampang silinder pada jangkauan bilangan Reynolds antara
10.000 hingga 100.000.
Tabel 2-3 Perbandingan harga Nusselt untuk berbagai geometri

I.o so sE 5o so
Nu

Re

10000

50,91

49,93

46,L1.

51,33

49,19

20000

77,98

75,05

73,62

80,81

76,55

30000

100,18

95,26

96,79

1,1,0,96

99,15

40000

199,67

112,81

1.1.7,54

138,96

1.19,1.2

50000

743,1.9

128,63

136,64

1.65,45

1.37,35

60000

1,65,83

r43,1.9

154,54

190,80

154,29

70000

187,74

1.56,77

171,66

275,25

1,70,24

80000

209,04

169,58

1.87,66

238,94

1.85,37

90000

229,83

181,74

203,1.9

261,99

799,84

100000

250,78

193,35

21.8,1.7

284,49

21.3,74

Penyelidikan harga koefisien perpindahan kalor rata-rata khususnya untuk


prisma segi empat baru terbatas pada sudut serang 0o dan 45o sa1a, yakni seperti
yang dilakukan oleh Reiher (1925) dan Hilpert (1933). Dalam penyelidikan
eksperimentalnya,Igarashi [B] meneliti hal tersebut pada berbagai sudut serang

38

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI


a dan menentukan pada sudut berapa terjadinya nilai Nusselt maksimum dan minimum. Harga Nusselt rata-rata prisma segi empat untuk ct = 0o dan 45' dari Igarashi
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini yang dibandingkan terhadap Reiher dan
Hilpert seperti yang dikutip oleh jacob dalam buku teksnya [10].
Re

vs Nrr

250

200

Gambar 2-14
Nilai Nusselt
untuk berbagai
geometri saluran.

1s0

100
50

60
Re

(r

1.000)

Dapat dilihat pada Gamb ar 2-1.5 bahwa untuk sudut a, = 0o hasil yang diperoleh
Igarashi berada antara Reiher dan Hilpert dan nilainya 40'/" lebih tinggi dari Hilpert.
Sedangkan pada sudut d, = 45" Gambar 2-16 hasilnya mendekati Reiher. Persamaan
umum yang dapat digunakan untuk kasus ini adalah:

o Untuk ct = 0";

N, = 0,14 Reo'66

(2-25)

o Untuk a = 45o;

Nu = 0,27 Reo'ss

(2-26)

I Igarashi 0=0'._+
I Hilpert
-

Gambar 2-15
Nilai Nusselt
rata-rata pada
s = 0' [18]

[_

Nu = 0'14

Reqoo

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN

I Igarashi ct = 45"
250

LUAR

39

----* C

200

150

Gambar 2-16
Nilai Nuselt
rata-rata pada
s = 45o [8]

100

50

Gambar 2-17 di bawah ini menunjukkan variasi nilai Nusselt rata-rata terhadap
berbagai sudut serang yang berbeda. Di atas sudut cr, = L2o nilai Nusselt rata-rata
semakin berkurang dengan bertambahnya sudut serang a; dan pada harga a, = L5"
harganya sama dengan G = 0o. Kemudian pada c( = 20" - 25o nilai Nusselt rata-rata
mencapai maksimum dan di atas o = 25" akan berkurang kembali dengan
bertambahnya sudut serang a.

200

I O=t5mm g D=20mm e

175

150

z
Gambar 2-17
Variasi nilai
Nusselt ratarata terhadap
berbagai sudut
serang a [8]

15 20 25
Sudut serang o

30

D=30mm

40

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

s=0"

Gambar 2-18

Visualisasi
aliran di sekitar
cx

= 10"

cr

= 45"

Nilai Nusseit rata-rata sebagai fungsi bilangan Reynolds untuk sudut serang
= 10" dan a = 20o dapat dilihat pada Gamb ar 2-19 di bawah ini. Dan korelasi
yang didapat Igarashi dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut:
ct

.
.

Untuk a=10o;
Untuk a=20o)

Gambar 2-19
Nu vs Ee untuk
a = 10o dan
a = 20" l8l

cr

N, = 0,15 Reo'6a
lJa = 0,133 Reo'67

20" ffi

= 6,133

(2-27)

(2-28)

71, o.o,

Na = 0,15

Re0'64

2.5 ALIRAN MENYILANG'BERKAS TABUNG


Karakterisitik perpindahan kalor dan penurunan tekanan dari berkas tabung
memiliki sejumlah aplikasi dalam mendesain alat-alat penukar kalor dan
peralatan perpindahan kalor dalam industri. Misalnya suatu jenis penukar
kalor yang terdiri dari susunan berkas tabung di mana suatu fluida mengalir

L-

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

41

dalam tabung sedang fluida lain mengalir meyilang tabung-tabung tersebut.


Biasanya susunan berkas tabung adalah segaris dan selang-seling seperti
tampak pada Gambar 2-20 di bawah ini. Karikteristik g"o*"ttinyutiturldul
oleh pit melintang (trnnsaerse pitch) S, dan pit memanjang (longitudinal pitch)
s. antara pusat tabung, pit diagon al (diagonal pitch) s, adalah larak diagonal
antara pusat tabung yang susunan selang-seling.

ttqo
PLL
666

NO

mao

co

6
!

Gambar 2-20
Susunan berkas
tabung
(a) Segaris
(b) Selang-seling

=+

s,

{s.

(a)

s,J

(b)

Bilangan Reynolds didasarkan


-berkas
tabung, yakni kecepatan

atas kecepatan maksimum yang terjadi pada


yang melaiui bidang aliran yang mlnimr-. Lru,
bidang ini tergantung pada susunan geometri tabung. Jadi bilangan Reynolds
adalah:

Re =

DG-ut"

(2-2e)

dengan C-oo" adalah kecepatan aliran massa maksimum, yakni:

G-ukr=Pil-ur"

Q-30)

Jika a- adalah kecepatan aliran bebas diukur pada titik sebelum fluida memasuki
berkas tabung, maka kecepatan aliran maksimum untuk berkas tabung susunan
segaris adalah:
sT
tr
umaks-"*gr_D=

Lt-*

S- ID

''
srlD-7

(2-31)

dengan s, adalah pit melintang dan D adalah diameter Iuar tabung. Tampak
bahwa (s, - D) adalah bidang aliran minimum untuk berkas tabung rrcrr.rurt
segaris antara tabung yang berdekatan pada garis melintang tiap panjang tabung.
Untuk berkas tabung selang-seling bidang aliran minimum dapat terjadi antara
tabung yang berdekatan pada baris melintang atau baris diagonal. Untuk kasus ini

r
42

PEBPINDAHAN KALOR KONVEKSI

perlu dicek untuk menentukan u-uk .]adi kecepatan aliran maksimum untuk berkas
tabung susunan selang-seling adalah:
u*uk"

="-**il=?;#j

(2-32)

Kecepatan aliran massa maksimum G^uu. seperti yang didefinisikan pada


Persamaan (2-30) dapat juga dihitung dengan rumus berikut:

-M
maks -

(2-33)

-7-

A
'-mln

dengan M adalah laju aliran massa total melalui berkas tabung dalam kg/s dan
A-.n luas total bidang aliran minimum.

Pola-pola aliran melalui susunan berkas tabung sangat rumit sehingga sebetulnya

tidak mungkin untuk menaksir koefisien perpindahan kalor dan penurunan


tekanan secara analisis murni. Oleh karena itu pendekatan eksperimentai adalah
satu-satunya alternatif untuk menentukan koefisien perpindahan kalor.
Grimison [6] mengkorelasikan sejumlah data perpindahan kalor untuk udara,
untuk susunan berkas tabung segaris dan selang-seling yang memiliki 10 baris
melintang atau lebih dalam arah aliran dengan hubungan sebagai berikut:

Nu

=.,[,"il,*

(2-34)

)"

dalam jangkauan angka Reynolds 2000 < Re < 40.000.


Hubungan ini telah digeneralisasikan untuk fluida selain udara dengan
memasukkan pengaruh angka Prandtl dalam bentuk:

Nu = 1,13 Re' Prl/3


untuk 2000 < Re < 40.000; Pr > 7; dan N >

(2-35)
10.

Harga-harga konstanta C, dan eksponen n ditabelkan pada Table 2-4 di bawah


ini. Semua sifat-sifat fisik dievaluasi pada suhu film.
jika jumlah tabung dalam baris kurang dari 10, maka perbandingan koefisien
perpindahan kalor h, untuk N < 10 dapat ditentukan dengan menggunakan
hubungan berikut:

H, = C, h*.ro untuk 1 < N <


Faktor koreksi C, dapat dilihat pada Tabel 2-5

10

(2-36)

BAB

2*

43

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAH

Tabel2-4 Konstanta Co dan n untuk Persamaan (2-34)


1

1-.25.;,.
::

'.

l'ili

llll.:l,9,:i;t.. ,,

,,::,::i.:::/x

.:::.. ,d..,::,,'

i,,,,,i

:,\:,,

a:.:t :a: :,,: : ::,:::::::a,:l:.

:.l

llrrl

_:ji:

..4 n

llrllrrr,,rl.I:5l:r:

,3.0

']l,,'c

::::.:,,:'..-C.,:::

''

',,t'

:,:,,1.:*l

lil

'.ri:lr'

Segaris
1.25

0.386

0.592

0.305

0.608

0.i11

0.704

0.0703

0.752

1.5

0.407

0.586

0.278

0.620

0.172

0.702

0.0753

0.744

2.0

0.464

0.570

0.332

0.602

0.254

0.632

0.220

0.648

3.0

0.332

0.601

0.396

0.584

0.415

0.518

0.377

0.608

0.236

0.636

Selang-seling
0.6
0.9
1.0

0.552

0.495

0.577

0.445

0.581

0.531

0.565

0.575

0.560

0.558

7.725
1.25

0.575

0.556

0.561

0.554

0.576

0.556

0.579

0.562

1.5

0.501

0.568

0.511

0.562

0.502

0.568

0.542

0.568

2.0

0.448

0.572

0.462

0.568

0.s35

0.556

0.498

0.570

?n

0.334

0.592

0.395

0.580

0.448

0.562

0.467

0.574

Tabel 2-5 Faktor koreksi C' untuk Persamaan (2-36)


t:..i::i;lr:::::

1f::::1 iif-l

).;..*,',,:t'

Segaris

0.54

0.80

0.87

0.90

0.92

Selang-seling

0.58

0.7s

0.83

0.89

0.92

,li{

:iirl'rr'Nrl,,r;i:

:)ir3

:.,.,5]::::,

.7

0.94

0.96

0.98

0.99

0.95

0.97

0.98

0.99

-:.,.::5'-

r'rlii

9,

Zukauskas [25] merangkum dari beberapa peneliti dan menyarankan korelasi


berikut ini r-rntuk koefisien perpindahan kalor untuk aliran menyilang susunan berkas
tabung:

l,irr =

CrRe'

Pro''o(
l.

Pr

PA

(2-37)

44

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

dengan Pr,u adalah angka Prandtl yang dievaluasi pada suhu dinding, dan untuk
n adalah sebagai berikut:

n=0
n = 0,25

untukgas
untuk zat cair

yang sesuai pada jangkauan 0,7 < Pr < 500 dan N > 20. Untuk zat cair sifat-sifat

fisik dievaluasi pada suhu borongan rata-rata, dan koreksi viskositas

diperhitungkan. Sedangkan untuk gas sifat-sifat fisik dievaluasi pada suhu film
dan koreksi viskositas dapat diabaikan.
Persamaan (2-37) berlaku untuk susunan berkas tabung yang memiliki jumlah
tabung N = 20 baris atau lebih, dalam arah aliran. ]ika jumlahnya kurang dari 20,
maka angka Nusseltnya dapat diperoleh dari hubungan berikut:

Nr,

= C, Nr,

(2-38)

ru

Dimana faktor koreksi C, diberikan pada Gambar 2-21 untuk susunan tabung
segaris dan selang-seling.
Persamaan (2-37) memberikan hasil yang lebih sesuai dengan data-data
eksperimental untuk jangkauan data yang cukup luas, baik untuk laju aliran massa,
angka Prandtl dan susunan bekas tabung. Jadi persamaan ini lebih baik digunakan
dari pada Persamaan (2-38).
Tabel 2-6 Konstanta C, dan eksponen m untuk Persamaan (2-37)

ilWmii:lilillii:W
10

102

Segaris

Selang-seling

0,8

10,
103

0,40

Dikerjakan sebagai
tabung tunggal

105

0,27

0,63

2.1.0s

0,21

0,84

10

102

0,9

0,40

103

106

102

103

103

2.105

103

2.10s

Sumber : Zukauskas [25]

Dikerjakan sebagai
tabung tunggal

,,rt[

L .2

+)

9.69
,SL

2.10s

0,40

9,69

0,022

0,84

106

'sl L ,2

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

45

1,7

102<Re<10e

1,0

Gambar 2-21
Faktor koreksi
untuk
Persamaan (2-38)
t25I

-2\_

0,9

c3
O,B

0,7

/i

\Re>10,

Segaris

Selang-seling

0,6

t0

12

74

16

18

Zukauskas [25] mengkorelasikan persamaan berikut untuk penurunan tekanan


yang disebabkan oleh gesekan fluida yang penurunan tekanin disebabkan oleh
gesekan fluida yang mengalir melalui susunan berkas tabung:

M =f NG2maks,
'2p
dengan

= faktor

(2-3e)

gesekan

= pu^uk" = kecepatan aliran massa maksimum [kg/mr.s]


N = jumlah tabung dalam arah aliran
Z = faktor koreksi untuk efek konfigurasi susunan berkas tabung
(z = 1 untuk susunan bujur sangkar dan segi tiga sama sisi).
G

Gambar 2-22
Faktor gesekan
f dan faktor
koreksi Z untuk
susunan berkas
tabung
segaris [191

10
8
6

1.0
8

4
2

0.1
6
101

2 4 6Btjr2 4 687032 4 68L042 46 870s2 4 681,062


Re

i.

\
x

46

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

100
8
6

(r= sr/ u, xL= sL


in=s,r/D

4
2

10
8
6

Gambar 2-23
Faktor gesekan
f dan factor
koreksi Z untuk
susunan berkas
tabung selangseling [19]

1.0

xr/ x,

1.0
B

6
4
2

1.0
8
6

1012 46810'z2 4681032

Hoe, Dropkin, dan Dwyer (1,957) mengkorelasikan sejumlah data perpindahan


kalor untuk air raksa yit g tt e.,galir menyilang susunan berkas tabung dengan
hubungan sebagai berikut:

Nu = 4,03 + 0,228

(Re

Pr)o'ez

(2-40)

dengan jangkauan 20.000 < Re < 80.000. sifat-sifat fisik dievaluasi pada suhu
ratalrata dari suhu borongan dan suhu dinding'
Dalam percobaannya, niereka menggunakan 60 - 70 baris tabung dengan ukuran
0,5 inchi ying disusun segi tiga sama sisi dengan rasio pit-diameter 7,375.

Contoh Kasus 2-6

= 74oc dengan melewatkannya


melalui susunan berkas ta6ung selang-seling. Diamater luar tabung D = 2,5 cm
dan dijaga pada suhu pe.mukaur, ieragu* 7,, = 100oC' Pit melintang dan

Air pada T, = 24"c dipanaskan hingga

Tz

memanjangnya adalah:

s,

?=r,U6ur.-J-=2
Kecepatan aliran

u*

air sebelum memasuki berkas tabung adalah u* = 0,3 m/s'

a). Tentukan koefisien perpindahan kalor rafa-rataT


bj. ee.apa jumlah Uarii tibung N yang diperlukan dalam arah aliran untuk
memanaskan air tersebut.
To

\-

= (24 + 79 /2 = 49"C

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

47

Sifat-sifat air pada suhu borongan rata-rata 49oC adalah:


cp

41741/kg:C

p=

989

kglm3

W/m."C lt = 5,62 x

k = 0,644

10-4

Pr = 3,64

kglm.s

Pada T,

=_ 100oC, Pr = 1,74. Kecepatan maksimum untuk susunan tabung


selang-seling dapat ditentukan dengan Persamaan (2-31) atau (2-32)
tergantung mana yang memberikan u^uu" terbesar. Untuk ini u-uu, diberikan
oleh Persamaan (2-31):

=U*

ilmaks

2
03
'2-1

S- ID
_ 1=
-O

=0.6mls
t

Kecepatan maksimum aliran massa G^uu, menjadi:


G-uk"

= 0 il-ur., = (989) (0,6) = 593,4 kg/m2.s

Bilangan Reynolds adalah:

Re=

D G*uk.
tr

( o,ozs

5,62

)(sgg,+)

70-a

= 2,64 x

lOa

a). Persamaan (2-37) dapat digunakan untuk menentukan lz dengan asumsi


N > 20. Untuk susunan tabung selang-seling, dengan SL/D = 2, Sr/D = 1,5
ltau !r /Sr= 2/1,5 < 2 dan Re = 2,64 x 104, konstanta C, dan ekiponen rn
dari Persamaan (2-37) diperoleh dari Tabel 2-6:

c,

= ops(

n (o,ozs)
0,644
h

016

=+

Nlz

+ )" = ops( #)" = 0,377


= o,37tReo,6

= 0,377(26.400

Pr'*(+)''-

)o,u 13,6+

1o,ru

( ?'9+. )'
\ 7,74 )

= 8230W f m2 .'C

b). Kita gunakan keseimbangan energi untuk menentukan jumlah baris melintang
N yang diperlukan:
(Perpindahan kalor dari tabung ke air) = (Kalor yang di bawah oleh air)

A,h

LT* = M ,, (Tz-

T1)

(a)

l-48

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

dengan:

M
A*
A

"

N
L
ST

LT*
Tu T,

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

A* u* p = laju aliran massa totat [kgls]


bidang aliran sebelum memasuki berkas tabung

LmS,

permukaan perpindahan kalor total


(n DL) (N) (z)
jumlah tabung per baris
jumlah baris
panjang tabung
pit melintang
beda suhu antara fluida dan pemukaan dinding
temperatur air masuk dan keluar

Untuk menentukan

LT^-

LT

*digunakan beda temperatur logaritmik rata-rata:

Tr-7,
L(r,,-rr)lQ.-rr)l
h[(r,, -Tr)l(r,, -rr)] Inl(r,, -rr)l Q* -rr)l

tr
6

ttl = jumlah pipa per baris

r = jumlah

baris

Persamaan (a) menjadi:

(nDLm )h

Tz-Tr
ln

[(r,,-

r r) I (T,,

- r r))

(L^s, )(, *p, o )G, - r,

Penyelesaian untuk N diperoleh:

t, -', l
\"(
h ) lr.-rr)

u*Y,
N- lSr(

;oI

!rr>(
n\
= 107,8 =

(o,z)(gag)(+tz+) .)hr i00

8230

103

.'.

- 24 )
J [100-74)

Diperlukan 103 baris tabung

Jika untuk kasus yang sama digunakan susunan tabung segaris maka perbedaan
hasilnya kita lihat pada tabel berikut:

BAB

2 .I. KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

49

Selang-seling
Segaris

Contoh Kasus 2-7

Udara pada tekanan atmosfir dan temperatur T, = 325 K mengalir melalui berkas
tabung dengan susunan segaris. Diameter luar tabung D = 1,9 cm dan dijaga pada
suhu dinding seragam Tw = 375 K. Pit melintang dan pit memanjang adalah:

sr -S. -.,
DD
Berkas tabung terdiri dari panjang tabung L = 0,75 m, jumlah baris N = 15 baris
dalam arah aliran, dan m = 20 tabung tiap baris. Kecepatan udara tepat sebelum
memasuki berkas tabung u* = 8 rn/s.

(a).
(b).
(c).
(d).

Tentukan penurunan tekanan AP


Berapa koefisien perpindahan kalor rata-rata h
Berapa temperatur udara keluar T,
Tentukan laju perpindahan kalor total q

I, belum diketahui maka suhu borongan tidak dapat


ditentukan.
Sifat-sifat fisik udara dievaluasi pada suhu rata-rata sebagai berikut:
Karena temperatur keluar

(7, + T,)/2

cp

=
=

1009 I /kg.'c

k = 0,03

w/m.'C

(375 + 325)/2

350K

p = 0,998

kglm3

u = 2,075

10-s

Pr = 0,697

kglm.s

Kecepatan aliran maksimum ditentukan oleh Persamaan (2-32):


,maks

r**srlD-1,
B]16mls
=SlJo ^ = 2-1, =
t

Kecepatan aliran massa maksimum

G_^,_^

meniadi:

G-uk. = pil-ak, = (0,998 X 16 )

Re= D G -rt,

15,97

(o,otg )(ts,gz )
2,075

1.0-5

kg/m2.

14.623

750

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

(a). Persamaan (2-39) kita gunakan untuk menentukan Penurunan tekanan.


Faktor gesekan/ di dapat dari Gamb ar 2-22, untuk Re = 14.623 dan X,. = sr/ D = 2
maka diperoleh f = 0,i2 Faktor koreksi Z, uniltk X, = X, = 1 maka:
LP

NGz^^Y"7

=f'2p
_

o))Os)(ts,gz)'
v'-- (z)(o,sqa)=

42zN/m2
'

(b). Koefisien perpindahan kalor rata-rata ditentukan oleh Persamaan


C, dan eksponen

Untuk susunan segaris dengan Re = L4,623, koefisien


dari Tabel 2-6; C, = 0,27 dan m = 0,63.

(2-37).

m didapat

o
Nu= i k = 0,27 Reo'63 Pro'36
=n QP
0,03 'l

h = 157,5w/m2.

0,27 (t+,ozz)o'63 (0,69710'u6

"C

(c). Untuk menghitung temperatur keluar Tr,kita gunakan keseimbangan energi.


(

Perpindahan kalor

I p"r*rkurn
4=

dari

tabung ke udara

) _ [ ralor
.J

oleh

yang dibawa

udara

)
)

Ash AT*- MCr(T2-T)

dengan:

M
A*
As
AT

= A*il* P = laju aliran massa total [kg/s]


= bidang aliran sebelum memasuki berkas tabung
= LmSr
= permukaan perpindahan kalor total

= (n DL) (N) (iz)

beda suhu antara fluida dan permukaan dinding


air masuk dan keluar

=
T' f^, = temPeratur

Untuk menentukan AT, digunakan beda temperatur logaritmik rata-rata:

LT^=

l-

lG* -rr)l(r,, -rr)l


m[(r. -rr)lQ, -rr))

Tz-7,

In[(r, -r,)lQ* -rr))

BAB

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

51

Persamaan (a) menjadi:

nDLNm

Tr-7
h[(r,, - Tr) I (r,,, - r r))

T'
lnT* Tru - T,
h375

375

Tz

=rN sr

= (Lms,

)(r-pc ,)G, - r,)

u*QC

- 325 = (r, )(ts )1

',2 ( s

-T2

r57,5

)(o,ra )( roos )

= 343,5K

Laju perpindahan kalor total dapat dihitung dengan:


Q

dengan

=M

co

(Tr-

Tr)

M = A*u*p
= (LmSr)u* g
= (0,75) (20) (2 x
= 4,557 kg/s

0,019) (8) (0,998)

]adi perpindahan kalor total q adalah: q = (4,551) (1009) (343,5

325) = 84,95 Kw

Jika untuk kasus yang sama kita gunakan susunan tabung selang-seling maka
perbedaan hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

2.6..PERPINDAFIAN KALOR'DALAM,,,,ALIHAN

KECEPATA;{I,,.I..1;P6,Q.1......:.........).

Aliran kecepatan tinggi yang mendekati atau melebihi kecepatan suara banyak
dipakai dalam aplikasi misalnya pada pesawat terbang kecepatan tinggi atau
misil. Dalam hal ini pengaruh efek kompresibilitas atau efek lesapan viskos dan
pengaruh variasi sifat terhadap temperatur menjadi sangat penting.

52

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Laju perpindahan kalor pada plat rata dengan kecepatan tinggi dapat dihitung
dengan hubungan yang sama seperti yang digunakan untuk aliran tak mampu
mampat kecepatan rendah. Koefisien perpindahan kalor rata-rata didefinisikan
kembali dengan hubungan:

4,=h*(7,-7,,)
dengan T* =
T,* =
h- =

(2-41,)

temperatur dinding
temperatur dinding adiabatik
koefisien perpindahan kalor lokal pada kecepatan rendah

Pada persu-ru.r di atas tampak bahwa temperatur dinding adiabatik 7,,


menggantikan temperatur aliran bebas T- yang biasa digunakan dalam aliran
kecepatan rendah.
Untuk menggunakan Persama an (2-41) di atas, koefisien perpindahan kalor lokal
didapat dari korelasi seperti aliran melalui plat rata pada kecepatan rendah. Misalnya
untuk aliran lapisan batas laminar, h, adalah:

Nil,

=h**
k

= 0,332Pr113 Re1/2

untuk Re,

5.10s

(2-42)

Sedangkan untuk lapisan batas turbulen adalah:


Untuk jangkauan angka Reynolds 5.105 < Re, < 107:

h'
9u*c

= o,02961o9 Rer-o'2 Pr'2lz

Untuk jangkauan angka Reynolds


hr
Qu*c

L07

<

Re,

<

10e:

= 0,185 (1og Re,

)'2'584

Pr-213

(2-44)

Untuk jangkauan angka Reynolds 2J,0s < Re, <

hr*

(2-43)

5.10s:

= 0,029 Re ,o'8 Pro'43

(2-45)

Temperatur dinding adiabatik 7,, didefinisikan sebagar:

Tr* =T*+

u2

2Co

(2_46)

dengan r adalah faktor pemulihan yang dihubungkan dengan bilangan Prandtl


sebagai berikut:

i.__

BAB

2 .i.

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN LUAR

Aliran laminar

= p71/2

r?
Aliran turbulen

1,9

0,6 < Pr <

1.5

Prl/3 Pr*

53
(2-47)

(2-48)

f = Pr1/3

(2-4e)

laktor pemulihan ini penting jika kita mempertimbangkan temperatur gas


T- dengan kecepatan u*yaig diperrambat iecara adiabatik pada kecepatan
nol. Konversi energi kinetik gal ideal ke energi dalam akan menghasilkan
ide-al

temperatur gas:

Tryu'l_= I

.)a

(2-s0)

'"p

dengan T* disebut temperatur stagnasi


Dalam lapisan batas kecepatan tinggi mungkin terdapat gradien suhu yang
.
cukup berarti dan karena itu terdapai perbedaan sifat-sifat"yang cukup d"ru.
melintas lapisan batas tersebut. Dengan demikian untuk kecepatJn tinggi sifatsifat fluida dievaluasi pada temperatur rujukan sebagai berikut:
T, =

T* + 0,5 (7," - I_) + 0,22 (7,,,,- T*)

(2-sl)

Contoh Kasus 2-8

Udara pada tekanan p - 1/30 atm, temperatur T*= 2SO K, dan kecepatan
u*=^6!0 m/s mengalir melintas plat rata yang panjangnya L = 0,g m dan lebar
w.= 0-,3 m'-Berapa pendinginan yang diperiukan untuk irenlaga agar permukaan
plat berada pada temperatur re.agu.rt 7,, = 300 K.
Sifat-sifat udara pada 300 K:
Pr = 0,708 cp= 1006l/kg."C

BAGIAN:LAMINAR
Faktor pemulihan r:

Pr1/2

(0,708)1/2

Temperatur dinding adiabatik

To,u

= 0,841

T,:

g,g41-6f{j,-=
=T*+ r *
2C, =250 +
2 x 1006

Temperatur rujukan T,:

400,5K

54

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

T, = I_

+ 0,5 (7.

250 + 0,5 (300

308,1 K

T_) + 0,22 (7,,

- T-)

250) + 0,22 (400,5

250)

Sifat-sifat udara pada Tr = 308 K dan p = 1/30 atm adalah:

1'1^!5

o=-

30

= 1,998x
Pr = 0,71.0
LL

o,o383kg/*' k =0,0269(m.'C

10-5kg/m.s

cp = 1007J/kg.'C

Misalkan transisi terjadi pada bilangan Reynolds kritis Re. = 5.16s, maka:

- Re ,' - 0,0383
:,??2:x'9=:(s
' - -v
p,r600'

x,

rou /)

0,43 m

Koefisien perpindahan kalor rata-rata untuk lapisan batas laminar sepanjang


0 < X < 0,43 m adalah:

h=n
1-

xc

o,64 Re

o:?.2'
0,43

t
,tl ' pr'I

e,64)(s.1os

lt2

1o,7to1tt3

= 26,2(m2'C
Perpindahan kalor sepanjang daerah aliran laminar adalah:

4' = xo X,h 1T*-7,*)


= (0,3) (0,43) (26,2)

(300

=-340W

BAGIAN .TURBULEN
Faktor pemulihan r:

r = Pr1/3 =
Temperatur dinding adiabatik

(0,708)1/3

7,,,,:

= 0,897

400,5)

BAB

Tn,u

2*

KONVEKSI PAKSA MELALUI PERMUKAAN

T*+ r *'2C,=

250

g,g91-(f4- =
2 x 1006

LUAR

55

409,4K

Temperatur rujukan Tr:

Tr = 7* + 0,5 (7,_ T_) *


250 + 0,5 (300

0,22

(7,*_T*)

250) + 0,22 (409,4

- 250)

= 310K
Koefisien perpindahan kalor lokal untuk aliran turbulen
dapat kita tentukan
dari Persamaan (2-43):

h, = 0,0296pu *c p pr 213 Re ,-o,z

, o,osse * ooo
(' 7'998

(o,ozoo)(o,oass)(ooo )(1,007)(o,zt7-rrrf

wf m2.og

= sz,BX-u2

Nilai rata-rata h, sepanjang

h=

0,43 <

x lo-t )

X < 0,g adalah:

-- l--0,8
-

'l-o''

0,43

o'f

,, o, = SB,4wf mr."C

o,qz

Perpindahan kalor sepanjang daerah turbulen adalah:

4, = Tw (L - X,) (7,

58,4 (0,3) (0,8

-709,2 W

7,,)

0,43) (300

409,4)

Pendinginan total adalah penjumlahan dari perpindahan


kalor daerah laminar +
daerah turbulen:
q = q'

* 4' = 340 + 709 = 7049 W

BAB 3

KONVEKSI PAKSA
DALAM PIPA DAN
SALURAN

Untuk Perencanaan dan penerapan dalam perekayasaan, biasanya korelasi data


empiris sangat banyak manfaat praktisnya daripada kita memecahkan suatu
masalah aliran secara analisis. Kasus-kasus seperti aliran laminar yang belum
berkembang penuh, sistem aliran di mana sifat-sifat fluida sangat berubah
dengan temperatur dan sistem aliran turbulen yang rumit; dapat saja diselesaikan
secara analisis tetapi penyelesaian itu sangat merepotkan. Pada bab ini akan
disajikan rumus-rumus empiris yang penting untuk aliran dalam pipa beserta
batasan-batasannya.

Pada saat membahas aliran melalui permukaan luar, kita hanya meninjau apakah

aliran tersebut laminar atau turbulen. Tetapi, untuk masalah aliran dalam tibung

kita harus memperhatikan apa yang disebut aliran berkemba.,g per,rh

hidrodinamik dan kalor serta aliran berkembang seragam. Namun sebelumnya


kita akan membahas tentang apa yang disebut panjang masuk kalor
hidrodinamik.

Panjang masuk hidrodinamik L, didefinisikan sebagai panjang yang diperlukan


dari depan tabung/saluran untuk mencapai kecepatln *utrirr,,i* gg% d.ari
besaran aliran berkembang penuh. Sedanfkan pan;ang masuk kalor L, adalah

58

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

panjang yang dibutuhkan dari awal daerah perpindahan kalor untuk mencapai
ingka Nusselt lokal Na, sama dengan 1,05 kali nilai aliran berkembang penuh.
]ika perpindahan kalor ke fluida dimulai segera setelah fluida memasuki saluran,
lapisan batas kalor dan kecepatan mulai berkembang dengan cepat, maka L,, serta
L, keduanya diukur dari depan saluran seperti tampak pada Gambar 3-1,a di bawah
ini. Dalam beberapa situasi perpindahan kalor ke fluida dimulai setelah daerah
isotermal. Untuk kasus ini L,, diukur dari depan saluran karena lapisan batas
kecepatan-mulai berkembang segera setelah fluida memasuki saluran, tetapi- L,
diuklr dari lokasi di mana perpindahan kalor dimulai karena lapisan batas kalor
mulai berkembang pada daerah pemanasan. Untuk jelasnya dapat kita lihat pada
Gambar 3-1b di bawah ini.

Daerah Pemanasan

Gambar 3-1
Panjang masuk
kalor dan
hidrodinamik [19]
(a) Perpindahan
kalor dimulai
pada sisi masuk
saluran
(b) Perpindahan
kalor dimulai
setelah daerah
pemanasan

,oJ

Lh

o)

Panjang masuk kalor dan hidrodinamik untuk aliran laminar dalam saluran,
beberapa di antaranya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dalam tabel ini D,
adalah- diameter hidraulik dan bilangan Reynolds didasarkan atas diameter
hidraulik ini.

D, =4A
"P

(3-1)

dengan A adalah luas penampang aliran dan P adalah perimeter basah. Untuk
tabung silinder n = @/4)D2 dan P = fiDDapat kita lihat dari tabel bahwa panjang masuk hidrodinamik L, hanya
tergantung pada bilangan Reynolds, sementara panjang masuk kalor L, tergantung
pada bilangin Peclet Pe yang merupakan perkalian antara bilangan Reynolds dan
Prandtl. OGh sebab itu untuk fluida yang memiliki angka Prandtl yang tidak jauh
berbeda, L, dan L,nya sama. Sedangkan untuk fluida yang angka Prandtlnya sangat
berubah karena iemperatur, seperti minyak motor, maka L, >> Lo; dasar untuk
logam cair yang memiliki angka Prandtl sangat rendah maka L, << Ln.

l-

BAB

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 59

Tabel 3-1 Paniang masuk kalor L, dan hidrodinamik Ln untuk aliran laminar
dalam tabung

iGeo'rnbtil'r;,ir'

0.056

0.033

0.043

0.011

0.008

0.01,2

a/b = 0.25

0.075

0.054

0.042

alb = 0.50

0.085

0.049

0.057

a[b =

0.09

0.041

0.066

1-

1,.0

Perhatikanlah aliran dalam tabung dengan jari-jarir"seperti tampak pada gambar


di bawah ini. Fluida memasuki tabung dengan kecepatan seragam. Pada saat
fluida kontak dengan permukaan dinding tabung, efek viskos menjadi penting
dan lapisan batas berkembang dengan bertambahnya .r. Perkembangan ini terjadi
bersamaan dengan menyusunnya daerah aliran invisid diakhiri dengan
bergabungnya lapisan batas pada garis pusat tabung. fika lapisan-lapisan batas
tersebut telah memenuhi seluruh tabung maka dikatakan aliran berkembang
penuh (fully deueloped).

Daerah

Gambar 3-2
Perkembangan
lapisan batas
hidrodinamik
untuk aliran
dalam tabung [19]

Aliran Invisid
Daerah lapisan batas

x/dh

>l

Daerah aliran
berken.rbang penuh

Daerah pintu masuk Hidrodinamik

60

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Bilangan Reynolds untuk aliran dalam tabung didefinisikan sebagai:

R =Q'D

(3-2)

tr

dengan

= kerapatan

fluida [kglm3l

kecepatan aliran [m/s]


p= diameter tabung [mJ
l-L = viskositas dinamik [kglm.sl

U=

untuk Re > 2300 aliran tersebut biasanya turbulen'


Gambar 3-3 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
berkembang, penuh datam silinder yang di plot terhadap parameter tak berdimensi
(x/D) / (Re.ptr), dengan r adalah jarak aksial sepanjang saluran diukur dari awal daerah
pemanasan.

inversi dari parameter ini disebut angka Graetz:

Gr'

xlD

(3-3)

Re.Pr
100

100
8
6

4
3

Gambar 3-3
Angka Nusselt
lokal dan ratarata untuk aliran
laminar dalam
silinder [19]

10

Ero8

8
6

iu z

z 4s67,ro4

4567810-'123 45 67 8 7012 3 45678700


(G,)-' a (x / D) / Re Pr

3 4567810-3 2

Dalam gambar di atas, angka Nusselt diberikan untuk kondisi temperatur


dinding dai fluks kalor konstan. Dapat kita iihat bahwa nilai asimtot untuk fluks
kalor k"onstan adalah 4,36 dan untuk temperatur dinding konstan adalah3,66'
Gambar 3-4 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar berkembang penuh antara dua plat sejajar yang diplot terhadap parameter
tak berdimensi (x/bi)/(Re Pr) dengan D, adalah diameter hidraulik dan r adalah
jarak sepanjang plat dirkrr dari awal pemanasan dalam arah aliran' Nilai Nusselt
diberikan untuk kondisi temperatur dinding dan fluks kalor konstan. Nilai asimtot
untuk fluks kalor konstan aditah 8,24 dan temperatur dinding konstan adalah 7,54.
Gambar 3-5 memperlihatkan angka Nusselt lokal dan rata-rata untuk aliran
laminar berkembang penuh dalam tabung segi empat yang gip_toJ terhadap
parameter tak berdimeisi (x/Do)/(Re Pr). Nilai asimtot untuk fluks kalor konstan
udrtuh 3,61 dan untuk temperatur dinding konstan adalah 2,98'

BAB

3 {.

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN

10

Gambar 3-4
Angka Nusselt
lokal dan ratarata untuk
laminar antara
dua plat
sejajar [91]

61

10,

8
6

10

10

3 456787042 34567810-3 2 3 4567870-123 45 67 81,042 3456781,00


(G,)-'a(x/D,,)/RePr

t2
I
lou [,_ t1
rat2
I
tl

11

Lo tal

10

Gambar 3-5
Angka Nusselt
Iokal dan ratarata untuk aliran
dalam tabung
segi empat [91]

L
t-

til
III

\
:7 \
z

3u

<onstan

.l

\,,

-r>

4
3

-\

:]

Y,,tt
T, konstan

3.608
2.976

il ilt

567891.02 2 3 4567891,01 2 3
(Gz1-, - (x / D,,) / Re Pr

Untuk aliran dalam tabung sifat-sifat fluida di evaluasi pada suhu borongan T,
yaitu suhu fluida yang dirata-ratakan energinya di seluruh penampang tabung.
Suhu borongan ini digunakan karena untuk aliran dalam tabung tidak terdapat
kondisi aliran bebas u*.

Contoh Kasus 3-1

_ Etilena glikol pada 60'c dengan kecepatan 4 cm/s memasuki silinder yang
diameter dalamnya 2,5 cm. Temperatur dinding dijaga pada suhu 100.C dengan
mengkondensasikan uap pada permukaan luar tabung. Jika panjang tabung 6 m
tentukanlah harga koefisien perpindahan kalor rata-ratanya.
Sifat-sifat fisik fluida pada suhu borongan 60.C adalah:
cp= 2562 I /kg:C

0 = 1088

a = 4,75. ,g-o pz/s

k =0,26 W/m."C

kg/m3

Pr=

51

62

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

R, =

(0,0-4X0,-0-?5)

4,75.1.0-"

-- 2L0 (aliran adatah laminar)

Untuk fluida dengan angka Prandtl yang cukup besar maka panjang masuk
hidrodinamiknya cukup pendek dibandingkan dengan panjang masuk kalor.
Jadi Gamb ar 3-3 dapat digunakan untuk menghitung angka Nusselt rata-ratanya.
Pertama-tama kita hitung parameter
600125
xlD
=
RePr (210)(s1) =03224

Kedua, angka Nusselt rata-rata untuk temperatur dinding konstan. Dengan


(x/D)/(Re Pr) 0,0244 dapat diperoleh dari Gambar 3-3 yakni
Nu =

hD
k

- qq

dengan demikian h dapat dihitung sebagai berikut

h=

0'26
s.5!
' D =5.5 0,025 -

57,2wlm2.oc

Pada saat pemanasan dimulai segera setelah fluida memasuki saluran, seperti
pada GamLar 3-la, profil temperatur dan kecepatan mulai berkembang secara
i"rugu-. Berbagai masalah perpindahan kalor untuk aliran yang berkeTb1g
p"nrtr telah dipLcahkan kebanyakan secara metode numerik untuk aliran dalam
tabung segi empat.
Gambar 3-6 memperlihatkan angka Nusselt rata-rata untuk aliran laminar
berkembang penuh dalam silinder untuk kondisi temperatur dinding konstan.
Angka Nusselt untuk aliran berkembang penuh lebih tinggi dari pada aliran
100

100

Gambar 3-6
Angka Nusselt
rata-rata untuk
aliran berkembang
penuh dalam

silinder [91]

al*

il

tz

10

10

8
7
6

7
6

3 456789

0.001

2
3 456789
0.01

3456789

(Grf'- @/D)/RePr

2
0.1

BAB

.... KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 63

berkembang hidrodinamik. Tampak pada gambar bahwa untuk fluida yang memiliki
angka Prandtl cukup besar, angka Nusselt untuk aliran berkembang penuh sangat

dekat dengan aliran berkembang hidrodinamik dan kalor. Angka Nusselt asimtot
pada aliran berkembang penuh hidrodinamik yakni 3,66.
Gambar 3-7 memperlihatkan angka Nusselt rata-rata untuk aliran berkembang
penuh dalam saluran antara dua plat sejajar pada kondisi temperatur dinding
konstan.
Berbagai korelasi empiris telah dikembangkan untuk menaksir angka Nusselt
rata-rata untuk aliran laminar berkembang penuh pada daerah masuk untuk silinder.
Salah satunya diberikan oleh Hausen (19a3) untuk kondisi temperatur dinding
konstan sebagai berikut:

:Nu=3,66+ffi
0,068 Re.Pr (dlL)

(3-4)

Hubungan ini berlaku untuk jangkauan Gz < 1.00 dan semua sifat dievaluasi
pada borongan rata-rata. Dapat kita lihat bahwa angka Nusselt mendekati nilai
tetap 3,66 bilamana tabung cukup panjang.

100
o
8

Qlo
l

Gambar 3-7
Angka Nusselt
rata-rata untuk
aliran berkembang
penuh dua plat
sejajar [19]

6
5
4

lz

t rr=@

I I ll

lr

untuk aliran berkembang

bat

10

6
a

3,0001

0,001

2 3 456789
0,01
^-, xlD
^ RePr

Seider dan Tate (7936) mengusulkan rumus empiris yang agak sederhana untuk
aliran laminar dalam silinder pada temperatur dinding konstan dengan bentuk
sebagai berikut:

Nlr

t.sel

Rr. P,j'"f

LID

_.,a lo''o

.l [p,

(3-s)

.J

Dalam rumus ini sifat fluida ditentukan pada suhu borongan rata-rata kecuali
V,, yang ditentukan pada suhu dinding. Persamaan ini berlaku untuk Re.Pr
(d/L) > 1.0.

7
64

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Contoh Kasus 3-2

Minyak mesin didinginkan dari Ti = 120"C T, =

BO"C sambil mengalir dengan


melalui silinder dengan diameter dalarn 2,5 cm. Dinding
tabung dijaga pada temperatur konstan T, = 40oC. Tentukan panjang tabung yang
diperlukan.

kecepatan rata-rata 0,04m/

To= (120 + 80)/2

= 100'C
Sifat-sifat fisik fluida suhu borongan rata-rata 100"C adalah:

p = 840 kg/m3
= 2200 J /kg."C
k = 0, 1,37 W /m.'C
a = 2.1.0-s m/s
Angka Reynolds menjadi

Pr =

cp

R =rD
a

276

_(0,04)(0,925) _50
2.1,0-"

sehingga aliran adalah laminar.

Dalam menentukan angka Nusselt dapat digunakan Gambar 1-36 atau


Persamaan (3-4) dan (3-5). Sebelumnya kita tentukan dulu angka Graetz:

Re.Pr (50)(276)

13.800

",=6=-ff=ff

(a)

karena panjang tabung L belum diketahui maka G. belum dapat dihitung.


Kita gunakan keseimbangan energi untuk mendapatkan L.

(X"'1b",, )8, - r") = i lnor)tr


T,-To

AT=

[(r,

- rJe, - r,,) ]

(b)

(c)

Persamaan (b) kita susun dalan bentuk parameter tak berdimensi


1
_I
!-Reprff,-f)=NuaAT
U'
. I

(d)

(50) (276)(%) (i20 - sol = ruu

'D

I lr

dari Persamaan (c) kita dapat AT = 5 7,7L ; maka

:ltly =

2397.3

-----------:-

LID

(e)

BAB

3+

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 65

Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan (e) kedalam persamaan (1-g1) kita
peroleh:

2391.,3

LID

,.ru I

rE.aoo.l'/' o,iz.1n'o

LID

.l

I
[o,zr_1

dimana$=0,17 dan

trr, = 0,21 adalah viskositas fluida pada suhu borongan


rata-rata dan suhu dinding.
Pemecahan untuk L/D member ikan:

|D

= +tO,Zatau L = (410,2)(0,025) = 10,3m

Tabel perbandingan angka Nusselt rata-rata yang dihitung dari Persamaan


(3-4) dan (3-51) serta yang diperoleh dari Gambar 3-6, dipat

dilihit

pada Tabel (3-2).

Tabel 3-2. Perbandingan korelasi teoritis dan empiris angka Nusselt rata-rata
untuk aliran dalam silinder.

3.2 ALIRAN TURBULEN


Aliran turbulen penting sekali dalam aplikasi di bidang rekayasa karena termasuk
dalam sebagian besar aliran fluida dan masalah-masalah perpindahan kalor yang
mencakup segi-segi praktis.

Penurunan tekanan Ap sepanjang tabung L dapat ditentukan menurut hubungan

berikut ini:

t-L
' - 'D
-'

LD

ou2
2

(3-6)

;t

r
66

PERPINDAHAN KALOB KONVEKSI

dengan / adalah faktor gesekan. Untuk aliran laminar dalam silinder harga
f = 64/Re. Sedangkan untuk aliran turbulen harga / ditentukan oleh rumus
berikut:

= (1,821og Re -

1.,64)-2

0.1
0.

0.08
0.

0.05

0.

0.03

04

0.02 ulq
0.01s

o.or

0.008

uo

0.006 3
0.004

:
j

0.002 &
0.001

0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0.0001
0.000,05

Gambar 3-8
Faktor gesekan
untuk aliran
dalam silinder
tl el

0.000,01

;;;#;>s::"

Bilangan Reynolds, Rep

fi=

o'ooo,oos

Selain menggunakan rumus di atas, faktor gesekan dapat juga didapat dengan
menggunakan diagram Moody seperti Gambar 3-8.

D Contoh Kasus 3-3


Udara pada tekanan 1 atmosfir dan 300 K dengan kecepatan u =10 rn/ s mengalir
dalam tabung yang berdiameter 2,5 cm. Hitunglah penurunan tekanan tiap 100 m
panjang tabung untuk (a) pipa licin dan (b) pipa baja komersial.

Sifat-sifat udara atmosfir pada 300 K adalah:

p = 1,1774kg/m3

a = 16,84 .10-6m2/s

Angka Reynolds:
(10) (0,02s)

R,=UD = _
a

16,84

10-"

= u,846

BAB

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 67

Aliran adalah turbulen. Kekerasan relatif untuk baja komersial adalah:

0,0045

;=T=o'ools
Faktor gesekan/pada Re = 1.4,846 untuk pipa licin dan baja komersial ditentukan
dari Gambar 3-B; diperoleh:

f
f

= 0,028 untuk pipa licin

untuk pipa baja komersial

0,031,5

(a) Penurunan tekanan untuk pipa licin adalah:


A,n =.
f ++
-r
D 2

= 0,028 J99-0"1774-)OO2) = 6,e5kN/.,.,,

0,025

(b) Penurunan tekanan untuk pipa baja komersial adalah

An = f

++

(7'7774)002)
= 0,0315 Joo
= 7,42rN/m2

Banyak korelasi-korelasi empiris yang telah dikembangkan untuk menentukan


koefisien perpindahan kalor. Beberapa diantaranya yang banyak digunakan
dalam rekayasa akan disajikan di bawah ini

A. Persamaan Colburn

(1,933).

Angka Nusselt untuk aliran turbulen dalam tabung licin dapat ditentukan dengan
menggunakan Colbum seperti berikut ini:

Nu = 0,023 Reo,a
Persamaan

Pr1/3

(3,8)

ini cocok untuk digunakan pada jangkauan


0,7<Pr<160
Re > 10.000
I

iD

> 0O(pipalicin)
\rr

Sifat-sifat fluida dievaluasi pada suhu borongan rata-rata.

B. Persamaan Dittus-Boelter (1930)


Sedikit perbedaan dari persamaan Colbum, Dittus-Boelter menyarankan
persamaan berikut:

Nu = 0,023 llso,s Pyn

(3-9)

168

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

>To)
rY
^, _
- l0,4untukpemanasan(* <7, )
lo,guntukpemanasan(I,
Jangkauan penggunaan persamaan ini serupa dengan persamaan Colbum.
C. persamaan Sieder_Tate (1936)
Untuk situasi di mana pengaruh variasi sifat-sifat fluida cukup berperan, SiederTate menyarankan penggunaan Persamaan berikut:

NU=
Persamaan

0,027 Reo'8Or"

(3-10)

[*l
Ir,.,

ini sesuai untuk digunakan pada jangkauan:


0,7 < Pr < 1.6.700

Re>
L

10.000
60 (pipa

ticin)

Semua sifat-sifat dievaluasi pada suhu borongan rata-rata T, kecuali P, dievaluasi

pada suhu dinding.

D. Persamaan Petukhov [20].

Persamaan-persamaan sebelumnya cukup sederhana namun kesalahan


maksimum bisa mencapai kurang lebih 25% dalam jangkauan 0,67 < Pr < 100 dan
cocok digunakan untuk tabung-tabung licin. Suatu korelasi yang lebih tepat yang
oleh
luga cociok digunakan untuk tabung-tabung kasar telah dikembangkan
Petukhov dengan bentuk sebagai berikut:

Nu

ne.pr

X = 1,07 +

(f_\[U)'
(8

12,7

)lv*

(3-11a)

(fr''' -

,)(t)"

(3-11b)

n = 0,11 untuk Pemanasan (T,> Tb)


0,25 untuk Pendinginan (7, < T,,)
0 untuk gas
Persamaan

di atas cocok untuk jangkauan:


104 < Re< 5.106

2< Pr<
Vr,
0,08 <
&r

140 (5 - 6%kesalahan) 0,5

40

< Pr < 2000(10%kesalahan)

BAB

3 i.

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN

69

Semua sifat fluida kecuali dievaluasi pada suhu borongan. Viskositas rasio
V,/Vu < 1 jika fluida dipanaskan V,/Vo > 1 jika fluida didinginkan.
Faktor gesekan dalam Persamaan (3-11) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (3-7) untuk tabung licin atau didapat dari diagram Moody
atau Cambar 3-B untuk tabung licin maupun tabung kasar.
Dari keempat persamaan bilangan di atas yang digunakan untuk menentukan
bilangan Nusselt bagi aliran turbulen dalam tabung maka persamaan petukhov
adalah yang paling sesuai dan cocok digunakan baik untuk tabung licin maupun
kasar. Selain itu jangkauannya pun cukup luas.
E. Persamaan Nusselt (1931)
Dari studi eksperimentalnya, Nusselt menyarankan persamaan berikut untuk
lebih memperhatikan efek sisi masuk.

Nu =

0,036 Reo'8

,r','(?)''

untuklo < ! <


D

400

(3-12)

dengan L adalah jarak yang diukur dari awal pemanasan. Semua sifat dievaluasi
pada suhu borongan rata-rata.

F. Persamaan Notter-Sleicher (1972)


Penentuan angka Nusselt untuk aliran turbulen yang berkembang penuh
hidrodinamik dan kalor dapat menggunakan persamaan berikut ini:
(3-13)

Nu = 5 + 0,016Ren.Prb
a = 0,88
'

- 4+Pr
ro''n= dan b = 0,33 * 0,g s-o'ee'

yang sesuai pada jangkauan:


0,1

<Pr<lOa

104<Re<106

L,
D

zs

Persamaan (3-12) cocok digunakan dalam mempertimbangkan efek angka


Prandtl, dan persamaan ini lebih baik digunakan dari pada Persamaan (3-11).

Contoh Kasus 3-4

Air mangalir dengan kecepatan rata-rata u = 2 m/s dalam silinder yang


diameter dalamnya D = 5 cm. Tabung adalah baja komersial yang dijaga pada
temperatur dinding T, = 100"C dengan cara mengkondensasikan uap pada
permukaan luarnya. Temperatur borongan rata-rata fluida adalah 60"C. Tentukanlah
harga koefisien perpindahan kalor h dengan menggunakan persamaan Petukhov.
Sifat-sifat fluida pada temperatur 600.C:

kglm3
K -- 0,651, W/m."C
P = 985

kglm.s
2,82.
10r
kg/m.s
V,, =

Vt = 4,7L. 10+

Pr = 3,02

70

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

Angka Reynolds:

^ puD (9Bs)(2)(0,0I) = 204.000


xc=l-=-Lrrxlo-*
Untuk pemanasan maka n = 0,11dan viskositas rasio menjadi
( p,

)o'"=l;u)
1 4,7t\''"
=1'06

trl

Kekasaran relatif tabung baja komersial adalah:

)" 0.0045
-o==i-=o'ooo9
Faktor gesekan diperoleh dari Gambar 1-38 yakni
Persamaan Petukhov menjadi:

= 0,0205

(2,04 x 105)(3,02)
Nu _
[0'0305)(r,oe)

x[6)

dengan

x=

1.,07

12,7 (3,0221s

- rr(!#*)'

maka

Ntt = 945,28
dan

h = Nu L

D = 945,280'657
0,05-

e.zo7 w/m2
'C
t

D Contoh Kasus 3-5


Contoh Kasus 3-5 akan kita selesaikan untuk tabung licin dengan menggunakan
Persamaan:
(a) Notter-Sleicher;
(b) Petukhov;
(c) Sieder-Tate;
(d) Dittus-Boelter.

L-

3 ... KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN 71

BAB

Sifat-sifat fluida pada temperatur

kglm3
k=0,65L W/m."C

p = 985

60oC

kglm.s Pr = 3,02
V,=2,82 x 10-a kglm.s (pada T, = 100"C)

*6 = 4,71,

10-a

Faktor gesekan untuk pipa licin pada Re = 2,04 x.10s diperoleh dari Gambar
yaitu f = 0,0752
(a) Persamaan Notter-Sleicher

o'24

- 4+Pr =0.88 -

a=o.BB

o'24

4+3,02 =0,846

b = 0,33 + 0,5e-o'6 Pr =0,4L2


Nz = 5 + 0,016 Q,o+ ,10t )o'tnu (3,02)0,n" = 7BB
h =7880:9 = fi.260w/m2.'C
0,05
(b) Persamaan Petukhov

Nrr

(2'04

10s) (3'02)

[O'OISZ

( B

+'Zr

)(
)O',1'
)\2,82)

dengan

x = l,o7 + 1,2,z b,or','

- r)(o'*u'l'

Maka

Ntt = 740
h

74o0'651
0,05

9635w/m2.'c

(c) Persamaan Sieder-Tate

Nu =

o,o27 Q,o+

Nu =

742

*10'l't
/

= 7429*
=
0,05

*)"')

Q,oz)Yu (
12,92

s661.wf m2!C

3-B

r
72

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

(d) Persamaan Dittus-Boelter


Nu = o,o2zQ,o+
Nu = 633

1otl't (z,oz)o,n

y=6gg9f{1 =8242(m2.'C
0,05
Untuk lebih mempermudah hasilnya dibuat dalarn tabel berikut:

Notter-Sleicher
Petukhov
Sieder-Tate
Dittus-Boelter

788

1,0.260

740

9.635

742

9.661.

OJJ

8.242

Dari hasil di atas dapat kita lihat adanya perbedaan hasil sekitar 1.7o/" antara
persamaan Sieder-Tate dengan persamaan Dittus-Boelter, hal ini disebabkan adanya
faktor (Vo/1t,")0,4, data persamaan Sieder-Tate. Dengan demikian untuk fluida-fluida
yang viskositasnya sangat berubah terhadap perubahan temperatur maka sebaiknya
gunakan persamaan Sieder-Tate, sedangkan untuk kebanyakan gas persamaan
Dittus-Boelter sudah sangat memadai.
Koefisien perpindahan kalor untuk aliran turbulen pada pipa kasar lebih tinggi
dari tabung licin hal ini disebabkan oleh pengaruh kekasaran terhadap lapisan batas
viskos. Persamaan Petukhov cocok digunakan untuk tabung kasar karena adanya
faktor / dalam persamaan tersebut. Perbedaan tersebut dapat kita lihat dari hasil
pada Contoh Kasus 3-4 dan 3-5 di atas.

3.9 ALIRAN pADA TABUpe ,1|elrl.SILINDE,R


Banyak penerapan dalam perekayasaan yang melibatkan aliran dalam saluran
yang penampangnya tidak berbentuk lingkaran. Misalnya aliran udara pendingin
pada ducting yang berbentuk persegi panjang, Untuk hal ini maka perpindahaan
kalor didasarkan atas diameter hidraulik Dr.
Shah dan London l22l telah menghimpun informasi perpindahan kalor untuk
aliran laminar yang berkembang penuh di dalam saluran dengan berbagai bentuk
penampang seperti pada Tabel (3-3).
Dalam tabel di atas digunakan tatanama sebagai berikut:

Nr, =
NUr, =

angka Nusselt rata-rata untuk suhu dinding seragam,


angka Nusselt rata-rata untuk fluks kalor seragam dalam arah aliran,
dan suhu dinding seragam pada penampang aliran tertentu.

BAB

NUr,

f R, =

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 73

angka Nusselt rata-rata untuk fluks kalor seragam baik pada arah aliran
maupun sekeliling saluran.
produk perkalian faktor gesek dengan angka Reynolds.

Tabel 3-3 Angka Nusselt dan faktor gesekan untuk aliran laminar berkembang
penuh pada berbagai bentuk penampang.

Nu*
-t

"'r;-r

,-lliE'r.] : : .:f, t:ri:ri:rlfi


,,:lifi:il,,.rll',,,,, r i,,::lillllt

qYffi
'.rii:rrrrlrrri,lrr:,rr,r"

.ra!,r,,r,rrriir.l\lrilitllilrrr...,.

3.657

4.364

4.364

64.00

3.34

4.002

3.862

60.22

2.47

3.111

1.892

53.33

2.976

3.608

3.091

56.91.

=L
2a2

3.391

4.1,23

3.01.7

62.20

2b
2a4

3.66

5.099

4.35

74.8

s.597

6490

2.904

82.34

7.541

8.235

8.235

96.00

4.861

5.385

2b J5
,i17\.
L / \zn 2

2a

,,

I-l *=

2a

2b

2bl-2b
T2o
t2b

=!8
)h

T-"

-=0

sst
Insulated

--u

:)n

1.

96.00

Contoh Kasus 3-5

Udara pada tekanan atmosfir dan 350 K mengalir dengan kecepatan rata-rata
0,5 m/s. Udara dipanaskan dari dinding tabung yang dijaga pada temperatur
seragam dengan cara mengkondensasikan uap pada permukaan luarnya. Hitunglah
faktor gesekan koefisien perpindahan kalor dan penurunan tekanan untuk panjang
tabung 10 m jika:
(a) Tabung segi empat dengan sisi b = 2,5 cm.
(b) Tabung silinder dengan diameter D = 2,5 cm.

7
74

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Sifat-sifat udara pada 350 K:


k = 0,03

a =20,79x10-6m2/s

W/m.'C

p = 0,998 kg/ m3

(a) Tabung segi empat


Diameter hidraulik:

or=#

=b

=2,5cm

Angka Reynolds:

u -

Rr=uDu

(0'5)(0'025),
20,79

10-"

=691

Dari Tabel 3-3 untuk tabung segi empat kita peroleh:


Re

56,91.

f =9#

=s,47 x

1o-2

dan
N

ur =

2,976

h = 2.976L
= 2,976
'

Dh

!41

= 3,57w1m2."C

0,025

Penurunan tekanan:

LPu'=9,47x ^-2 10 (0,998)(0,52 )


Lp=f
' 'Dhz
2
^

0,025

= 4,73N/*,
(b) Tabung silinder
Diameter hidraulik:

Dt=

(nla)D2
= Dl4 = 6,25
nD

10-3

Angka Reynolds

Re=

uDh

a =(o,s)(o,zsrto*)
20,79 x !0-6

150

-:
BAB

3 {.

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN

75

Dari Tabel 3-3 untuk tabung silinder kita peroleh:

fRe=64

64

Na, =

150
3,657

42,7

10-2

dan

h = 3,657

,L,

= u,uil

dyr*

17,55wf m2 3C

Penurunan tekanan
_a

Lp=

,LPu'

'otz

Geometri

t. 10-2
Lv - ^-'o
LL" x
= 42,7
,
6,25 x 10-3

lp

[N/m'?l

(0,998)(0,52)
2

= gL,23N/rr.,,

hL\N

/m2."Cl

Tabung segi empat

9,47

1,0-2

4,73

3,57

Tabung silinder

42,7

1.0-2

85,23

17,55

Beberapa tahun terakhir ini banyak perhatian dicurahkan kepada perpindahan


kalor logam cair karena tingginya laju perpindahan kalor yang dapat dicapai
dengan media ini. Laju perpindahan kalor yang tinggi ini disebabkan oleh
tingginya konduktivitas kalor logam cair dibandingkan dengan fluida lain; oleh
karena itu logam cair sangat sesuai untuk situasi di mana sejumlah besar energi
harus dikeluarkan dari ruang yang relatif kecil, seperti pada reaktor nuklir. Di
samping itu, logam cair masih tetap berada dalam keadaan cair pada suhu yang
tinggi dari pada kebanyakan fluida konvensional seperti air dan bahan-bahan
pendingin organik. Hal ini juga memungkinkan perancangan alat penukar kalor
yang kompak.
Logam cair tidak mudah ditangani karena sifatnya korosif dan reaksi hebat yang

mungkin terjadi apabila bersentuhan dengan air atau udara; namun demikian
keuntungan dalam penerapan perpindahan kalor lebih mencolok dari pada
kekurangan tersebut, dan untuk penanganannya telah dikembangkan puia teknikteknik yang sesuai.

r76

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Rumus-rumus empiris yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan Nusselt


bagi logam cair pada aliran berkembang penuh dalam tabung untuk kondisi fluks
kalor seragam adalah sebagai berikut:
o Persamaan Lubarsky dan Kaufman (1955). Untuk jangkauan
L02 < Pe < 10a dan L/D > 50.
NLL

Persamaan Skupinsky, Tortel dan Vautrey (1965). Untuk jangkauan


3,6. 1-03 < Re < 9,05.105; 102 < Pe < 10a dan L/ D > 60.

Nu = 4,82 +

0,01,85

Peo,827

(3-1s)

Persamaan Azer dan Chao (1960). Untuk jangkauan


Pr < 1. dan 2. 1.03 < Pe < 1,5. 104.

Nu = 7 + 0,05

(3-14)

= 0,625 Peo'4

Peo,77 Pro,25

(3-16)

Persamaan Notter dan Sleicher (1972). Untuk jangkauan


0,004 < Pr < 0,0L dan 10a < Re < 106.

Nu = 6,3 + 0,0167

Peo'8s Pro'og

(3-1,7)

Persamaan (1-90) menghasilkan nilai Nusseit yang lebih rendah dari Persamaan
(3-16) oleh karenanya persamaan ini agak konservatif Dalam percobaannya
Skupinsky dkk menggunakan campuran sodium-pottassium.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebaran data pemasaran logam cair dalam
tabung silinder pada kondisi fluks kalor seragam. Luasnya sebaran data tersebut
disebabkan sukarnya eksperimen dengan logam cair karena sifat-sifatnya seperti
yang telah dijelaskan di atas.

Data para
Penelili:

Gambar 3-9
Korelasi bilangan
Nusselt logam
cair [19]

Air

Raksa,

Natrium Cair
Bismul Cair,

Bi-Ms Cair.

BAB

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 77

Rumus-rumus empiris yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan


Nusselt bagi logam cair pada aliran berkembang penuh dalam tabung untuk
kondisi temperatur dinding seragam adalah sebagai berikut:
o Pcrsamaan Seban dan Shimazaki (1951). Untuk jangkauan
Pe > 'j.00 dan LID > 50.

Nu=5+0,025Pe0,8
o

Persamaan Notter dan Sleicher (lg72t. Untuk jangkauan


0,004 < Pr < 0,01. dan Re < 500.000.

Nu = 4,8 + 0,0156 peo,8s pro'08

(3-18)

(3-1e)

Persamaan Azer dan Chao (1961). Untuk jangkauan


Pr <l danPe < 15.000.
Nr7 = 5 + 0,05

Peo,77

Prozs

Persamaan Sleicher dan Tribus (1922). Untuk jangkauan

Nu = 4,8 + 0,015 Peo,el Pro,3o

(3-20)

pr < 0,05.
e-21,)

Sleicher, Awad, dan Notter (1973) menyarankan persamaan berikut untuk daerah
masuk kalor pada kondisi fluks kaior dan temperatur dinding seragam.
Untuk x/D > 4 dan pada jangkauan 0,004 < Pr < 0,1:

N,'

rur[r * -?-)
*lo)

(3-22)

Logam cair memiliki konduktivitas kalor yang tinggi. OIeh karena itu pada daerah
masuk kalor di mana gradien temperatur dalam arah aksial tinggi, konduksi
kalor pada arah aksial menjadi sangat penting. Secara umum elek konduksi
aksial pada fluida dapat diabaikan untuk Pe > 1.00; kondisi ini menjadi sangat
penting bagi logam cair untuk aliran laminar.
Gambar di bawah ini memperlihatkan pengaruh konduksi kalor aksial pada
fluida terhadap nilai Nusselt lokal Nu, pada daerah pintu masuk kalor untuk ulirurt
laminar dalam tabung silinder pada kondisi fluks kalor konstan. Konduksi kalor
aksial menjadi penting untuk Pe < 100, dan efek ini akan mengurangi nilai Nusselt
lokal dalam daerah masuk kalor dan akibatnya panjang daerafi kaloi akan menjadi
sangat pendek.

78

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Q.l*

r<

l2
.o

Gambar 3-10
Efek Konduksi
kalor aksial [19]

0)

z
rd

"V
o

10-2
2(Gz)4

10-r

=2(x/D)/(RePr)

Mengingat akan pengaruh konduksi kalor aksial tersebut, Lee [14] memberikan
korelasi bilangan Nusselt lokal terhadap koordinat aksial untuk beberapa bilangan
Prandtl pada kondisi fluks kalor dan temperatur dinding seragam.
Pada Gambar 3-11 di bawah ini dapat dilihat bahwa untuk setiap pasangan
bilangan Prandtl dan Peclet, bilangan Nusselt mendekati nilai asimtot konstan
tertentu untuk nilai x yang mendekati tak terhingga.

10,

a = konstan
(u) p,i

4-=konstan
(b\
' Pr
= 0.004

= o.oor

Pr = 100

Nu
2

10
7

Gambar 3-11
Nusselt lokal
untuk fluks
kalor seragam
[14]

1.0

10,
7

471622 471612 471,

x=4X/PeD

x=4X/PeD

kohstan
Pr = 0.01

@) [-,==5:o;"""

K)'4,=

Nu
2

10
7

L a t10 z

x=4X/PeD

70L 4716'z2 471612 477


x=4X/PeD

-t

BAB

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN

*;3333i

Gambar 3-12
Nu vs Pe untuk
fluks kalor
seragam [14]

(a)

oo'

o^ojq6\o

= konstan

Nu2

Nu2

10

(b)

t,, = konstan
Pr = 0006

7
AJ(

--'Tanoa A.C
4[ -)s1g2n
rri 2 47rc)2 4\612 471

Gambar 3-13
Nusselt lokal
untuk suhu
dinding
seragam [14]

10-

2 47t0424716t2471

x=4X/PeD

x=4X/PeD
7
4

(d)

(c) l,

= konstan
Pr = 0.01

f,,, = konstan
Pr = 0.02

Nu2
10
7

A.

A)t
4

--.Ta4pa A.C
-Dengan

--.Tanpa
-DenganA.C
t0'2 47rc22 471612 471

10

x=4X/PeD

x = 4X/ PeD

f,

= konstan

Pr = 0.02

Gambar 3-14
Nu vs Pe untuk
suhu dinding
seragam [14]

Rc=1ooo
5000

t0 2 4

0.01

qqqq
0.001

7L02
re

2 4

7703

79

80

PERPTNDAHAN KALoR KoNVEKSI

Pada Gambar 3-11 dapat kita lihat bahwa semakin besar angka Peclet semakin
besar pula angka Nusseltnya untuk aliran berkembang penuh. Pada daerah pintu
masuk kalor, pertambahan angka Peclet akan mengurangi efek konduksi kalor aksial.
Pada Gambar 3-13 kecenderungan kurva bilangan Nusselt aliran berkembang
penuh terhadap bilangan Peclet untuk kondisi temperatur dinding kalor seragam.

Pengaruh konduksi kalor aksial pada daerah aliran berkembang penuh dapat
diabaikan.
Karena pengaruh konduksi kalor aksial berpengaruh pada bilangan Peclet <
100, maka untuk keaadaan ini Lee memberikan korelasinya untuk Pe < 100 sebagai
berikut:

Untuk

q,,

konstan

Na = 3,01 Re 0,0833

(3-23)

Untuk

7...

konstan

Nu = 2,77 Rc o,o6s6

(3-24)

D Contoh Kasus 3-7


Cairan NaK (56% Na) mengalir dengan kecepatan u* = 3 m/s dalam tabung
berdiameter 2,5 cm dan dipanaskan oleh dinding tabung yang dijaga pada suhu
dinding seragam T* = 720"C. Tentukan koefisien perpindahan kalor pada lokasi di
mana suhu borongan rata-rata Tu = 95'C dan aliran berkembang penuh.
Sifat-sifat fisik NaK (56% Na) adalah:

It = 0,58 x 10-3 kglm.s


Pr = 0,026

P = 887 kg /m3

k = 25,6 W/m"C

Angka Reynolds adalah:


Re

=Pu*D _

It

(887)(3)(o'o?5)
0,58

x 10-'

115.ooo

dan
Pe

= Re.Pr = (115.000)

(0,026) = 2990

Persamaan Seban dan Shimazaki (3'L8):

Na=5

+O,025Peo'8

= 5 + 0,025(2990)0'8
= Z0,l
h

= NuL
= 2o,t#
= zo.sgz(m."C
D
0,025

Persamaan Sleicher dan Tribus (3-2Dz

BAB

3 T. KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN SALURAN

81

Persamaan Sleicher dan Tribus (3-21):

Na = 4,8 + 0,0L5 Peo'e| Pro'30


= 4,8 +
= 72,1

0,015 (2990)0,e1 (0,026)0,30

h = Nu | = tz,t# = tz.B87@m.'C
D
0,025
Persamaan Azer dan Chao (3-20):

Na = 5 + 0,05Peo'77 Pro'25
= 5 + o,o5(z99qo'7'10,02610''s

= 14,5
h

25'6
= NuL
D = M5 0,025 -

14.848W/m."C

Persamaan Notter dan Sleicher (3-19):

Nu = 4,8 +

0,0156Pe0'85 Pr0'08

= 4,8 + o,ots(2990)0'85
= 15,3

(0,026)0'08

h = Nu* = 1s,a P3 = $.667(m.'C


D
0,026
Persamaan (3-19) memberikan hasil diantara persamaan lainnya. Perbandingan
keempat persamaan di atas dengan hasil eksperimen untuk NaK diberikan pada
gambar di bawah ini. Dari keempat persamaan di atas, persamaan Notter dan
Sleicher cocok untuk digunakan.
100

Seban-Shimazaki
Notter-Sleicher
Azer-Chao
Sleicher-Tribus
Percobaan

Nl

Gambar 3-15
Perbandingan
beberapa
korelasi [19]

10

200

1000

7
82

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Contoh Kasus 3-B

Dengan menggunakan hasil pada Contoh Kasus 3-7 di atas, hitunglah koefisien
perpindahan kalor untuk daerah masuk kalor pada lokasi 5 dan 10 diameter dari

pintu masuk.
Persamaan (3-22) dapat kita gunakan:

r\
tr,=t(t +-lxlD
\.

untuk x = 5

hr= soaz(t

+-l 2)

5t0.025

15.824wf m. \-

untuk x =

10

h' =15.667(r*
' )=rr.rnrwlm.'C
1010,025
[

Contoh Kasus 3-9

Bismut cair mengalir dengan lafu 4,5 kgls melalui tabung baja tahan karat yang
diameternya 5 cm. Bismut masuk pada suhu 415'C dan dipanaskan hingga 440"C
sambil melewati tabung. Jika sepanjang tabung itu terdapat fluks kalor tetap dan
suhu dinding tabung 20.C di atas suhu borongan bismut, berapakah panjang tabung
yang diperlukan untuk melaksanakan perpindahan kalor.
Sifa1-sifat bismut ditentukan pada suhu borongan rata-rata (415 + 440)/2 =
427,5,C.

lt = 1,34. 10r kglm s


k = 75,6 W/m.'C

c, = 0,149 kJlkg.'C

Pr = 0,013

Perpindahan kalor total dihitung dari:

yy,
4 = m cp DTo = (4,5) (1,49) (440-41.5) = 16,76
Angka Reynolds dan angka Peclet adalah:

Re=

dG=
p

(0,05)(4,5)

Pe= Re.Pr =

l-

85.520

ln (0,05)2 f +1t,2+.to-311
(85.520X0,013)

1.111

-l

BAB

3*

KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA DAN

SALURAN 83

Koefisien perpindahan kalor dihitung dari persamaan (3-15)

Nu = 4,82 +

h=

(0,0185)(1 .1lt)0,827

N':k

(10'93)(15'6)

d -

0,05

1.0,93

= 3470(m2..C

Luas permukaan total dihitung dari:


4 = hA

(T*_

Tb)

dengan beda suhu 20"C; maka:

A= 16'760
(3410) (20)

=0,24Gm2

Luas ini dapat kita nyatakan sebagai panjang tabung

A = TEdL

dan

t = n0116_.
= t,57 m
(0,05)

3.5 SALURRN .DENGA'N]:PENAMPANG BERUBAH


Liou dan Hwang [15] menyelidiki karakteristik perpindahan kalor dalam saluran
penamPang persegi panjang di mana terjadi pemisahan aliran daerah masuk
saluran serta adanya gangguan aliran sepanjang saluran. Pada kondisi aktual
hal ini terjadi antari tul p"ulu proses pendinginan sudu-sudu turbin, aliran pada
nosel, atau pada saluran dengan adanya perubahan penampang geometri.
Gambar di bawah ini memperlihatkan pengaruh bilangan neynotJs dan Prandtl
terhadap pemisahan aliran, sirkulasi aliran, seita perkembingan-lapisan batas kalor

Gambar 3-16
Perkembangan
aliran dalam
saluran [15]

(a) Re = 12.500, PR = 10.0 <

X/D,<2.0

(c) Re = 72.600,PR = 10.0 <

(b) Re = 33.000, PR = 10.0 <

X/ D, <2.0

(d) Re = 12.600, PR = 70, 7.0 < X / D, <2.3

X/D,<2.0

84

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

pada daerah masuk saluran yang diakibatkan oleh penampang geometri saluran
secara tiba-tiba pada daerah masuk saluran dan sepanjang saluran.

Liou dan Hwang menyarankan korelasi berikut untuk


5. 103 < Re <

jangkauan

5.104.

Untuk faktor gesekan:

= 4,745

(3-2s)

Re-o'1se Pr4'36e

o Untuk bilangan Nusselt rata-rata:

Ni

(3-26)

= 0,224 Reo'6s6 Pr-o'l2r

Nu-

Dillus-Boelter
= 0,244

Reo'oa, Pr4,t2

Gambar 3-17
Nusselt rata-rata
vs Reynolds [15]
N77

= 0,023 Reo'o,

Re

Pro'4

L0.000

Liou dan Hwang juga mendapatkan hasil perbandingan panjang bilangan Nusselt
rata-rafa dengan bentuk korelasi sebagai berikut:

Y=t*
Nu
dengan:

Nu=

N'=
p

X=

Dh=

i--

1.844f

rL)

lD' )

bilangan Nusselt rata-rata


panjang Nusselt rata-rata
koordinat aksial
diameter hidraulik

(3-27)

BAB 4

KONVEKSI BEBAS

Pada bagian ini pembahasan difokuskan pada konveksi bebas atau konveksi
alamiah, yakni konveksi yang terjadi karena fluida yang mengalami proses
pemanasan berubah densitasnya (kerapatannya) dan bergerak naik. Gerakan
fluida dalam konveksi bebas terjadi karena gaya apung (buoynncy force) yang
dialaminya, apabila kerapatan fluida di dekat permukaan perpindahan kalor
berkurang sebagai akibat proses pemanasan. Gaya apung itu tidak akan terjadi
apabila fluida tersebut tidak mengalami suatu gaya dari luar seperti gaya
gravitasi, walaupun gravitasi bukanlah satu-satunya medan gaya luar yang dapat
menghasilkan arus konveksi bebas. Gaya apung yang menyebabkan arus
konveksi bebas disebut gaya badan (body force).

4';,1 .,KORELASI

PLAT'VEHTIKAL

Perhatikan plat rata vertikal pada Gambar 4-1. di bawah ini. Apabila plat itu
dipanaskan, terbentuklah suatu lapisan batas konveksi bebas seperti terlihat
pada gambar. Profil kecepatan pada lapisan batas ini seperti profil kecepatan
pada lapisan batas konveksi paksa. Pada dinding, kecepatan adalah nol, karena
terdapat kondisi tanpa gelincir (no slip) kecepatan itu bertambah terus sampai
mencapai suatu nilai maksimum, dan kemudian menurun lagi hingga nol pada
tepi lapisan batas, karena kondisi arus bebas {free stream) tidak ada pada sistem
konveksi bebas. Perkembangan awal lapisan batas adalah laminar, tetapi pada
suatu jarak tertentu dari tepi depan, bergantung pada sifat-sifat fluida dan beda
suhu antara dinding dan lingkungan, terbentuklah pusaran-pusaran dari transisi
ke lapisan batas turbulen.
Pada sistem konveksi bebas kita akan sering bertemu dengan bilangan tak
berdimensi baru yang disebut bilangan Grashof, Gr, yang didefinisikan sebagai:

86

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Gr,,=

dengan

8=
L=
U_

u=

gTQ,

- r)t
1

(4-1)

u-

percepatan gravitasi, [ms']


dimensi karakteristik, [m]
viskositas kinematik, [m'/s]
koefisien ekspansi volume, [K-1]
@o tar1,
1/T (khusus gas ideal); T adalah suhu mutlak

T>T

Gambar 4-1
Lapisan batas
di atas plat rata
vertikal [19]

6
.l

a)

Dinding
panas

b) Dinding

dingin

penyelesaian secara analisis konveksi bebas sangat rumit oleh karenanya korelasi

data eksperimental lebih berguna dalam menentukan harga koefisien

perpindahan kalor.
,. .
^ fU". Adams [16] mengkorelasikan nilai Nusselt rata-rata untuk 1
kondisi
temperatur dinding seragam dengan bentuk:

N"=+=c(Grr.Pr)ua

(4-2)

Konstanta C dan n dapat dilihat pada Tabel 4-1 di bawah ini. Sifat-sifat fisik
dievaluasi pada suhu iilr.t f. Pada rumus di atas terdapat produk perkalian
antara bitangan Grashof d6ngan bilangan Prandtl yang disebut bilangan
Rayleigh (Ra).

BAB

Rar= 6,7'r.P,

80(rw

4*

KONVEKSI

BEBAS 87

r)t

(4-3)

u.cl

Tabel 4-1 Konstanta Cdan n untuk persamaan 4-2

*$ffi ffiiffi
Laminar

104

Turbulen

10e

_ 1013

0,59

10e

0,10

1/q
1/z

Sumber Mc. Adams [16]


Bentuk korelasi yang lebih rumit disarankan oleh Churchill dan Chu [2] dengan
dua_persamaan beritut untuk konveksi bebas pada plat vertikal dengan tlmpera'tu,
dinding seragam. untuk daerah Laminar pada jangkauan 10-1 < Rari 10e dan sesuai
untuk semua angka Prandtl bentuknya adalah:

NU = 0,68 +

0,67 Rarll+

i *@,+oz plif

(4-4)

sedangkan untuk daerah turbulen yang berlaku pada jangkauan L0- 1 < Ra, <
bentuknya adalah;

Nu

-'-

= 0,825 +

0,387 Rarl l 6

[, * ( 0,4s, pyif

ru

1"012

(4-5)

Sifat-sifat fisik fluida pada kedua persamaan di atas dievaluasi pada suhu film.
Meskipun Persamaan 4-5 berlaku untuk kedua daerah alirin laminar dan
turbulen, tetapi untuk daerah aliran laminar Persamaan 4-2 akan memberikan
hasil yang lebih sesuai.

Contoh Kasus 4-1

sebuah plat bujur sangkar vertikal berukuran 0,4 x 0,4 m dijaga pada suhu
seragam T, = 400 K pada udara atmosfir yang tidak bergerak dengan T_ = 300 K.
Berapa koefisien perpindahan kalor rata-rata h sepanjang keseluruhu., plat.

1=

(300

+ a00)/2 = 350 K

Sifat-sifat fisik udara pada suhu 350 K adalah

a=20,75

10-6m2/s

k = 0,03 W/m."C

Pr = 0,697

fr = 1/Tr= 2,86 x 10-3 K-'

88

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Bilangan Grashof pada L = 0,4 m menjadi:

r_.

g0(T,,

u,L=0.4:-------r'

71

-r-)r'
'

_ ( g,s ) (2,s0 x ro-'

)( +oo

goo) ( o,+

)'

(zo,zs x 10-6f

= 4,16 x

108

Persamaan (4-2):
Ll

Nu = ",- = 0,59 (Gr, Pr )1I +


k

h = 0,59(o,og )(+,to'108 x o,ogz )'/n


4,4

5,77

(m2.'C

Persamaan (4-4):

9'oz(+'lo'to8xo'ogzYll,/il = hL =0.68
k "'"" +'

[, *

,- _

( o,o3

)(zz,ot

(0,+oz1o,ooz)erc)ttv

0,4

= 5,45Wm2.oC
Tampak bahwa Persamaan 4-2 dan 4-4 memberikan hasil yang tidak terlalu
berbeda.

Contoh Kasus 4-2

Plat vertikal dengan L = 5 m tinggi, danw = 1,5 m lebar salah satu sisi dindingnya
diisolasi dan sisi dinding lainnya dijaga pada suhu seragam T,= 400 K yang berada
pada udara atmosfir diam dengan T-= 300 K. Berapa rugi kalor dari plat?

7 = (300 + a0U/2

= 350 K

Sifat-sifat fisik udara pada 350 K serupa dengan Contoh Kasus 4-1 di atas.
Bilangan Grashof pada L = 5 m menjadi:

,-_
\rt L=s _gB(r*-r_)r'
- ----J-

BAB4

* ro-')(+oo -

(g,s )(z,so

KONVEKSIBEBAS

89

)(sr)

soo

(zo,zsx 1o-5f
= B,\37 x

1011

Dengan demikian kita gunakan Persamaan 4-5:


T12

h = Ll o.rru
L

*[r

fr

n = ryl o,rr,

o3B7 (Gr

''

+ (0,+oz1n,

Pr )116
)e

trc

o,lsz (p'Bz' toll

t2?

]8

o'og7-)1-t-6

s L-'--* [, * (0,+oz1o,eo7)orrc]arz' ]l'

= u,u,

wf
t

m2.C

Kerugian kalor adalah:

4 =h(T.-T*)A
= (5,51) (5

1,5) (400

300)

= 4,733 kW

>

4.1.2 FIuks Kalor Seragam

Dua korelasi berikut dapat digunakan untuk menentukan bilangan Nusselt lokal
v,
lugi plll vertikal pada kondisi fluks kalor seragam. Dalam jangkauan 105 < Gr
Pr < 101r untuk daerah laminar bentuk korelasinya adalah:

Nu, = 0,60 (Grf,


Sedangkan pada jangkauan 2.1013 .
korelasinya sebagai berikut:

Pr1'rt

(4-6)

GrlPr < 1.016 untuk

Nu, = 0,568 (Grf,

daerah turbulen bentuk

Prlo'"

(4-7)

Dengan Gr ] adalah bilangan Grashof yang dimodifikasi yang didefinisikan


sebagai:

.
a 0(r, _T_)*,
Gri=GrrNu,=r-T

4r, X
(7,, -T_)

Fq*xn
ko2

(4-8)

dengan q, adalah fluks kalor dinding konstan. Adapun nilai Nusselt rata-rata
untuk Persamaan 4-6 dan Persamaan 4-7 bertrrut-turut adalah:

90

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Nu =

1,25

(4-e)

Nu,

(4-10)

Nu = 1,136 Nu,

Sifat-sifat fisik fluida dievaluasi pada suhu film.


Persamaan 4-4 dapat juga digunakan untuk kondisi fluks kalor seragam
dengan menggunakan modifikasi bilangan Grashof dan bentuknya adalah sebagai
berikut:
tA /-

Nu

-1

4,2r,

"- (lu, -

0,68)=

o,oz (cr

| -

- Pr

)1tt

(4-11)

10,+oz1t'r)et$)4te

:KoREtAsl',PLAT,,|-loHlzoNTAL
Bilangan Nusselt rata-rata untuk konveksi bebas pada plat horizontal tergantung

menghadap ke atas atau ke bawah dan apakah


padalpakah
-p".*.rkuun permukaan plat
plat lebih panas atau lebih dingin daripada fluida di sekitarnya.

bo

Gambar 4-2
Korelasi untuk
plat vertikal [16]

BAB4

>

KONVEKSIBEBAS

91

4.2.1Temperatur Dinding Seragam

Bilangan Nusselt rata-rata untuk konveksi bebas pada plat horizontal dan kondisi
temperatur dinding konstan dikorelasikan oleh Mc. Adam [16] dengan bentuk
sebagai berikut:

Nu = C(Grr.Pr)'

(4-1,2)

di mana konstanta C dan eksponen n dapat dilihat pada Tabel4-2 di bawah ini:
Tabel 4,-2 Konstanta C dan n untuk Persamaan (4-12)

Permukaan plat atas panas,


bawah dingin

2.10?

0,59

1/+

Laminar

3.1010

0,1.4

1./3

Turbulen

3.10s _ 3.1010

0,27

1./4

Laminar

70s

2.107

Permukaan plat bawah panas,


atas dingin
Sumber : Mc. Adams [16]

Panjang karakteristik L plat dapat diambil sebagai panjang sisi untuk plat bujur
sangkar, rata-rata kedua sisi untuk plat persegi panjang, dan 0,9D untuk cakram
Iingkaran dengan diameter D. Untuk aliran turbulen 7- tidak tergantung pada
panjang karakteristik. Untuk kasus permukaan plat panas menghadap ke biwah
dan permukaan dinginnya menghadap ke atas, daerah aliran tuibulen tidak akan
tercapai meskipun pada nilai Grr.Pr = 3 x 1010.

untuk plat horizontal dengan permukaan panas menghadap ke atas bentuk


korelasinya adalah sebagai berikut:

Nil = 0,1.3 (Grr.Pr)1/3

Grr.Pr<2x108

Nr; =

0,1.6

(GrtPr)l/3

108

<Grr.Pr <

(4-1.3)
101r

(4-14)

Sedangkan untuk plat horizontal dengan permukaan panas menghadap ke bawah


bentuk korelasinya adalah:

Nrz = 0,58 (Grr,Pr)l/s

106<Grr.Pr<1011

(4-1s)

Dalam persamaan di atas semua sifat, kecuali dievaluasi pada yang didefinisikan
sebagai:
T, = T,

0,25

(7,

T_)

(4-76)

92

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Contoh Kasus 4-3

Plat bujur sangkar berukuran 0,5 m x 0,5 m dengan salah satu permukaannya
diisolasi dan permukaan lainnya dijaga pada temperatur seragam 7, = 3gS K yang
ditempatkan pada udara diam pada tekanan atmosfir dan T_ = 315 K. Hitunglah
koefisien perpindahan kalor rata-rata Jr untuk orientasi:

(a) Plat horizontal, permukaan panas menghadap ke atas.


(b) Plat vertikal.
(c) Plat horizontal permukaan panas menghadap ke bawah.

7 = (385 + 315)/2

= 350 K

Sifat-sifat fisik udara pada temperatur 350 K adalah:

v = 2,076 , ,O-s
k = 0,03

,12/s

Pr = 0,697

W/m.oC

fr =l/Tt=2,86 x

10-3K-1

Bilangan Grashof untuk L = 0,5 m menjadi:

Gr,

gG, - r- )r',
-I
zr2
(q,s )(z,so

, ro-')(gss - srs )(o,s')


(z,oze

= 5,7 x

x ro-5 )'z

108

a) Untuk plat horizontal

dengan permukaan panas menghadap ke atas kita


tentukan dengan Persamaan 4-72 dan Tabel4-2. Untuk kondisi aliran turbulen
maka:

Nu =

n=

l"r
!:;

= 0,"14(Grr.pr

$)+)(s,r.

1os

)t

x 0,6s7'lt

= 6,I7SW/m2.'C

b)

Untuk plat vertikal kita tentukan dengan Persamaan 4-2 dan Tabel4-1. Untuk
kondisi aliran turbulen maka:
l"t

Nu=T=0,59(Grr,Pr)1ta
l, =

#(

o,so )(s,z.108

= 5 Wm2.

oc

x 0,6s7'lt

BAB4

KONVEKSIBEBAS

93

c) Untuk plat horizontal

dengan permukaan panas menghadap ke bawah kita


tentukan dengan Persamaan 4-1,2 dan Tabel 4-2.

Nr=ry=0,27(Grr.nr)1la
1.

h=

9P 6,zz /\
1(5,7 .to8 x 0,692lta

0,5'

'

= 2,29wf m2."C
Hasil ini menunjukkan bahwa untuk ketiga orientasi di atas dengan plat bujur
sangkar. Nilai koefisien perpindahan kalor rata-rata h tertinggi dicapai oleh
plat horizontal dengan permukaan panas menghadap ke atas dan terendah
dihasilkan oleh plat horizontal dengan permukaan panas menghadap ke bawah.

4..3

,KORELASI PLAT MIRING


Orientasi kemiringan plat apakah permukaannya menghadap ke atas atau ke
bawah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bilangan Nusselt.
Untuk membuat perbedaan ini Fuji dan Imura [5] memberikan tanda sudut q
sebagai berikut:
a. Sudut 0 adalah negatif iika permukaan panas menghadap keatas, seperti
diperlihatkan pada Gambar 4-3a.
b. Sudut 0 adalah positif jika permukaan panas menghadap ke bawah,
seperti diperlihatkan pada Gambar 4-3c.

Gambar 4-3b menggambarkan sudut 0

- - 90o untuk permukaan Panas


menghadap ke atas sudut 0 - + 90' jika permukaan panas menghadap ke bawah.

PermukaanY
Gambar 4-3
Konsep positif
dan negatif
pada plat
miring [5]

0= + 90o

Permukaan
panas bawah
(b)

(a)

Permukaan
panas bawah
(c)

Berdasarkan penyelidikan eksperimen oleh Fuji dan Imura [5] untuk

plat miring dengan permukaan panas menghadap ke bawah pada

jangkauan + 0 < B0';1Qs < Grr.Pr <


korelasinya adalah:

Nrr = 0,56 (GrtPr

i.011

dalam daerah laminar bentuk

cos e)1/4

(4-17)

94

PERPTNDAHAN KALOR KONVEKSI

Untuk plat dengan kemiringan yang kecil (80" < 0 < 90') dan permukaan panas
menghadap ke bawah maka Persamaan 4-1'5 dapat digunakan.

Untuk plat miring dengan permukaan Panas menghadap ke atas dalam


1011 ; Grt> Gr,; dan -15" < 0 < -75" bentuk korelasinya

jangkauan Gr,Pr <


adalah:

N,

= 0,145f(Grr.Pr)trt

(Gr,'Pr)1/31 + 0,56 (Gr,.Pr cos 0)1/4

(4-18)

Nilai bilangan Grashof transisi Gr" tergantung pada sudut kemiringan 0, seperti
tabel di biwah ini. Semua sifat untuk Persamaan 4-1,7 dan 4-18, kecuali p,
dievaluasi pada 7. - T,- 0,25 (7, - T-).
Tabel 4-3 Bilangan Grashof transisi

150

5.10e

300

2.10e

600

108

75"

105

Sumber: Fuji dan Imura [5]

Untuk fluida-fluida dengan angka Prandtl 0,7 atat lebih, silinder vertikal dapat
diperlakukan sebagai plat vertikal jika:

lou,, < 0,025


,!
\Gro )'
dengan L adalah panjang silinder dan D diamater. Persamaan 4-2 dapat
digunakan untuk menentukan nilai Nusselt rata-ratanya.
Gambar 4-4a di bawah ini memperlihatkan perbandingan nilai Nusselt
lokal untuk silinder vertikal terhadap plat vertikal sebagai fungsi parameter
R
E = QJT/Cr)/4) (x/R) untuk beberapa nilai Prandtl yang berbeda-. Disini
perbandingan
adatah jari-jaii silinder. Sedangkan Gambar 4-4b memperlihatkan
nilai Nusselt rata-ratanya. Tampak pada gambar bahwa penyimpangan semakin
besar jika bilangan Grashof atau Prandtl semakin kecil. Untuk silinder vertikal
pada icondisi fluks kalor seragam nilai Nusselt lokalnya dapat ditentukan dari
Persamaan 4-6 dan 4-7.

4 .I. KONVEKSI BEBAS

BAB

95

10
9
8

[31]

-Cebecl
E o Sperrow

=l
^ t-:

,+

Gambar 4-4
Rasio bilangan
Nusselt untuk
silinder vertikal
terhadap plat

vertikal [19]

dld

012345
, zJz ( x \
s=Zttrl

0123

,_2J1 (L\

'- Zttr[ R

R.,1

(a) Bilangan Nusselt lokal

.i

(b) Bilangan Nusselt rata-rata

Korelasi dan eksperimental untuk nilai Nusselt rata-rata bagi silinder


horizontal isotermal, diusulkan oleh Churchill dan Chu [2] dalam
jangkauan 10- 4 < Rro . 112 dengan bentuk sebagai berikut:
0,387

Nu''' f

,*

Rarll6

o,SselPr

1o

t rcfa/

zz

(4-1,9)

Gambar 4-5 memperlihatkan perbadingan Persamaan 4-L9 dengan data


eksperimental untuk udara dan air.
Morgan [17] memberikan korelasi yang lebih sederhana untuk silinder horizontal
isotermal yang mencakup tebaran data 10- 10 < RaD < 1012 dengan korelasi:

:IVU=-=
n.O
k

C.Rar'

Konstanta C dan eksponen n dapat dilihat pada Tabel 4-4

(4-20)

96

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

\o

o
I

Gambar 4-5
Korelasi untuk

silinder
horizontal [2]

10,

101

10r
Ra

r/

11

104

707

+ (0,559 / Pr)' /tol10 /

Tabel 4-4 Konstanta C dan n untuk Persamaan 4-20

10-

10

10-2

107

D Contoh

0,675

0,058

1.,02

0,148

104

0,850

0,188

L07

0,480

0,250

0,1.25

0,333

L04 -

102

10-2
102

_ 1012

Kasus 4-4

Suatu tabung berdiameter 3,6 cm dan panjangnya 0,4 m dijaga pada temperatur
seragam T*= 400 K, ditempatkan vertikal dalam udara diam pada tekanan atmosfir
dan T_ = 300 K. Tentukan koefisien perpindahan kalor rata-rata h dan kerugian
kalor ke udara.

T,=

(400 + 300)/2 = 350 K

BAB4

KONVEKSIBEBAS

97

Sifat-sifat udara pada suhu 350 K adalah:


a = 2,076

10-s

k = 0,03 W/m.

m2/s

Pr = 0,697

"C

fr = 1/Tr=

2,86

10-3 K-1

Bilangan Grashof pada L = 0,4 m menjadi:

8p(r,

Cry=s.+=

- ?:)L'
uz

= 4,16 x

1,08

Diameter tabung dibanding dengan panjangnya sangat kecil, dengan demikian


dapat diperlakukan sebagai plat vertikal. Efek ketrampilan silinder ditentukan dari
Gambar 4-4b. Parameter ( untuk x = L = 0,4 rn adalah:

t- - _tGt'ln
P -

2J2 (
I

L
R

2"[,
)_
)- (+to r1o')'/n

t#)

0,44

dari Gambar 4-4 untuk = 0,44 dan Pr = 0,697, kita peroleh:


{ ft )sil
++_
= l.l
-''

\h

)p,

Jadi koefisien perpindahan kalor rata-rata silinder adalah 1,1 kaliSlat vertikal.
Dari Contoh Kasus 4-1 untuk kondisi yang sama diketahui bahwa h plat vertikal
= 5,77 W/m2."C maka

(h)sil =

(1.,1.)

(5,77) = 6,4 W /m2."C

]adi kerugian kalor adalah:

4 = nDLn

g,-r*1

= n (0,036) (0,4) (6,4) (400

300)

=29W

D Contoh

Kasus 4-5

Bandingkan bilangan Nusselt rata-rata udara untuk silinder horizontal


isotermal dari Persamaan 4-19 dan 4-20 pada bilangan Rayleigh Ra, = L03,105 dan
1010. Konstanta C dan n di dapat dari Tabel 4-4 untuk menentukan NZ dari
Persamaan 4-20:
Ra, =

1gz

N7 = 0,850 (103)0,188 = 3,15

98

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Ra, = 19s

Nu = 0,480

(1Os;o'zso

= lgto

Ni

(10t0;o'sas

Rao

= 0,125

= 8,54
= 267,25

Untuk udara Pr = 0,7 maka N7 dari persamaan 4-19 adalah


Rao

= 1gs

Nu = 2,61

Ra,

- 105 ;

Nu = 7,76

Ra,

Ni

1010

= 240,1.

Perbedaan hasil memperlihatkan bahwa korelasi yang lebih terperinci dari


- 10 % lebih rendah
4-6
memperlihatkan
Persamaan
4-20.
dari
Gambar
yang
sederhana
dari korelasi
perbedaan tersebut.
Persamaan 4-19 memberikan nilai Nusselt rata-rata sekitar 17

')

')

1,8

E Churcill

1,4

1,0

bo

Gambar 4-6
Perbandingan
korelasi silinder
horizontal [16]

0,6

0,2

-0,2

Nilai Nusselt rata-rata untuk bola isotermal ke udara disarankan oleh Yuge
(1960) dengan berbagai bentuk sebagai berikut;

BAB

M=ho
k

4 .:. KONVEKSI BEBAS

99

(4-21,)

2 + 0,43Rao1la

Untuk 1 < Ra, < LOs dan Pr = L


Untuk rentang angka Rayleigh yang lebih tinggi, hasil eksperimen dengan
dari Amato dan Tien (1972) menyarankan korelasi berikut:

N7=2+0,50Rlr1tt

(4-22)

Untuk 3.10s < Rao < 8.108. Sifat-sifat pada kedua persamaan di atas dievaluasi
pada suhu film. Untuk Ra - 0, kedua persamaan memberikan N7 = 2 yang
merupakan konduksi murni melalui fluida stagnan tak berhingga yang
mengelilingi bola.

{:B:.,,::;',:}(g/jfiEuASl.LOGA[I:lltt,CAtln
Sugiyama, Ma dan Ishigiro [23] mempelajari karakteristik perpindahan kalor
konveksi bebas logam cair disekitar silinder horizontal. Dan mendapatkan
korelasi berikut ini untuk jangkauan 47 < Gr .Pr 77.000; Gr 7 1,5 x 108; dan rentang
angka Prandtl 0,004 < Pr < 0,02.

Nu = 1,11

(4-23)

(Gr.Pr2)a,1e6

10
A

Pr = 0,004

Pr -- 0,02

6 Pr=0,07
,/
l*

,{

lz

Gambar 4-7
Nuselt rata-rata
untuk logam
cair [23]

./o^
%
100

101

10,

103

Gr Pr2

104

10s

1OO PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI


Untuk kondisi fluks kalor seragam/ ternyata hasil yang diperoleh 5 - 7% Lebrh
tinggi dari pada kondisi temperatur dinding seragam/ tetapi perbedaan ini tidak
terlalu besar. Dengan demikian Persamaan 4-23 di atas dapat digunakan untuk
kondisi temperatur dinding maupun fluks kalor seragam.
Perbandingan lain yang dapat digunakan adalah korelasi yang diusulkan oleh
Hyman (1953) dengan bentuk:

Na =

0,53(Gr.Pr2)o'o2s

(4-24)

Serta oleh Borishanski (1967) dengan bentuk korelasi sebagai berikut:

Nu =

0,67(Gr.Prz)o'o2s

(4-25)

Sugiyama

E Borishanskii

Gambar 4-8
Beberapa
korelasi Iogam

cair [23]

300

Gr.Pr

Pada Gambar 4-8 di atas tampak bahwa korelasi yang diusulkan oleh Hyman
dan Borishanski memiliki nilai yang lebih rendah dari pada yang diusulkan oleh
Sugiyama. Dari ketiga persamaan di atas yang lebih sesuai digunakan adalah
Persamaan 4-23 seperli yang diusulkan oleh Sugiyama, karena kedua persamaan
Iainnya kurang mempertimbangkan pengaruh nilai Gr .Pr2 yang rendah yang sangat
penting bagi logam cair.

15

|'

NDEf}.,B,E Rr

g7Ai'fi,;:',,l:::,,:

Perpindahan kalor dari silinder berputar cukup banyak digunakan dalam


praktek, misalnya pada pendinginan mesin-mesin berputar dan pada industri

BAB

4*

KONVEKSI

BEBAS

101

kertas' Jones, Poulikakos, dan Orozco [11] menyelidiki karakteristik perpindahan


kalor konveksi gabungan terhadap silinder bbrputar yang ditemputtu" dalam
terowongan angin berkecepatan rendah.
Dalam hal ini terdapat tiga keadaan sebagai berikut:
a. Konveksi paksa disebabkan aliran bebas
b. Konveksi paksa disebabkan rotasi silinder
c. Konveksi bebas

,< Untuk kondisi perpindahan kalor dimana konveksi paksa yang disebabkan

aliran bebas paling dominan; maka bentuk korelasi uilan-gan Nusselt

keseluruhan adalah:

Nu = 0,046 Reo'76

(4-26)

60

Gambar 4-9
Nu vs Be untuk
aliran yang
dominan [11]

30

20

r2345678910
Re

1000

syarat konveksi paksa dimana aliran bebas paling dominan adalah:


(Pr1/2.Re1/2)/R61/a

>

dan

llsl/2/Reu2 > 2

lle,=
Dengan ^
ar

Dza

= bilangan Reynolds rotasi

= Kecepatan angular sitinder (1/S)

1O2

PERPINDAHAN KALoR KoNVEKSI

Untuk kondisi perpindahan kalor dimana konveksi paksa yang disebabkan


rotasi silinder paling dominan maka korelasi bilangan Nusselt keseluruhan adalah:

Nil = 0,5 Re,,,o,t

(4-27)

syarat konveksi paksa dimana rotasi paling dominan adalah:


1Pr|12.Re1j2)

Ret/a

>

Jika rotasi silinder sangat rendah maka korelasi untuk silinder horizontal
pada Bagian 1.2 dapat digunakan. Jones dkk mengusulkan persamaan
berikut untuk 2 rpm dan Re,, = 25.

Nu = 0,27 Rao'33

(4-28)

60

50

Gambar 4-10
Nu vs Fle untuk
rotasi yang
dominan [11]

^/
30

20

10

12345678910
Re

1000

Untuk kondisi dimana mekanisme konveksi alamiah dan konveksi paksa rotasi
bersama-sama mempengaruhi perpindahan kalor pada silinder berputar, maka
korelasi bilangan Nuselt keseluruhan adalah sebagai berikut:
Nu = 0,1 (Re2 + Rej +

2Ra1o,zo

(4-29)

BAB

4*

KONVEKSI

BEBAS 103

Gambar 4-11
Gabungan
konveksi
alamiah dan
rotasi [11]

(Re'?,+2*Ra)

Untuk kondisi dimana ketiga mekanisme ini, konveksi alamiah, konveksi paksa
akibat rotasi dan konveksi paksa akibat aliran bebas, secara bersainaan
TemPgngaruhi perpindahan kalor pada silinder berputar, maka korelasi bilangan
Nusselt keseluruhannya adalah:
Nu = 0,1 (Re2 + Rej +

Gambar 4-12
Gabungan ketiga
mekanisme [11]

2Ra)o'sd

(Re'?+Re|+2*Ra)

(4-30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Churchill, S.W., dan H.Ozoe, Correlation for Laminar Force Conaection in


Flow Oaer an lsothermal Flat Plate and in Deaeloping and Fully Deoeloped
Flow in Isothermal Tube, J.Heat Transfer. Vol. 95, 1.973.

2.

Churchill, S.W., dan H.H. Chu, Correlating Equations for Lamniar and Turbulent Free Conaection from a Vertical Plate and a Horizontal Cylinder,
Int. J. Heat Mass Transfer, vol. 1,8, 1,975.

3.

Churchill, S.W., dan M. Bernstein. A Correlating Equation for Forced Conoection from Gases and Liquids to a Circular Cylinder in Cross Flow, J.
Heat Transfer, vol. 99, 1977.

4. Eckert, E.R.G., dan R.M. Drake,

Analysis of Heat and Mass Transfer,


McGraw HiIl Book Company, New York,1,972.

5.

Fuji, T., dan H. Imura, Natural Conztection Heat Transfer from a Plate with
Arbitrary Inclination,Int. H. Heat Mass Transfer, vol. 1.5, 1972.

6. Grimison, E.D., Correlation and Utilization of New Data on Flow Resistance and Heat Transfer
ASME, vol.59,1937.

for

Cross Flow of Gases ooer Tube Banks, Trans.

7.

Holman, !.P., Peprindahan Kalor, Ter. Ir, E. ]asjfi, M.Sc., edisi 6, Erlangga,
Jakarta, L988.

8.

Igarashi, T., Heat transfer From A Square Prism to an Air Stream, Int.
Heat Mass Transfer, vol. 28, 1985.

9.

Incropera, J.P., dan D.P. de Witl, Fundamentals of Heat Transfer, )ohn Wiley
and Sons, Indiana, 1981.

10. Jakob, M., Heat Transfer, vol.

1,

J.

john Wiley and Sons Inc., New York,1949.

106

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

11. ]ones, J., D. Poulikakos, dan J. Orozco, Mixed Conaection from a Rotating
Cylinder Placed in a Low-Speed Wind Tunnel, Int. J. Heat and Fluid Flow.
Vol. 9.

1988.

12. Kays, W.M., Conaectiae Heat and Mass Transfer, McGraw-Hill Book Company, New York,

1.972.

L3. Kreith,F., Prinsip-prinsip Perpindahan

Panas,

terj. Arko Prijono, M.Sc., Edisi

3, Erlangga, Jakarta, L991.

14. Lee Shong-Leih, Liquid Metal Heat Transfer in Turbulent Pipe Flouts, in
Nicholas P. Cheremisinoff (eds), Hand Book of Heat and Mass Transfer,
vol. 1, Gulf Publishing Company, Houston, Teaxas, 1986.

15. Liou Tong Miin, dan Hwang Jenn-|iang , Derteloping Heat Transfer and Friction in a Ribbed Rectangular Duct with Flow Separation at Inlet, ]. Heat
Transfer, vol. 1.14, 1972.

L5. Mc Adams, W.H., Heat Transmission, McGraw-Hill Book Company, New


York,

1954.

17. Morgan, V.T., The Oaernll Conaectiae Heat Transfer from Smooth Circular
Cylinder, in T.F. Irvine dan J.P. Hartnett (eds), advances in Heat Transfer,
vol.

1.6,

Academic, New York. 1'975.

18. Novianto, Wahytdi, Analisa Dan Optimasi Energi Tangki Penyimpan Aspal,
Skripsi Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok.

L993.

19. Ozisik, M.N., Heat Transfer A Basic Approach, McGraw-Hill Book Comparry, New York, 1985.

20. Pethukov,8.S., Heat Transfer snd Friction in Turbulent Pipe Elow with
Variable Physical Properties, in J. P. Hartnett and T'F. Irvine (eds), Advances in Heat Transfer, Academic, New York,1970.
2L. Schlicting, H., Boundary Layer Theory, Ttht ed., McGraw-Hill Book Company, New York,

1.979.

22. Shah, R.K. dan A. L. London, Laminar Flow Foreed Conaection in Ducts,
Academic, New York, 1.978.

23. Sugiyama, K., Y. Ma, dan R. Ishiguro, Laminar Natural Conaection

Heat

Transfer from a Horizontal Circular Cylinder to Liquid Metals, J. Heat Transfer, vol. 113, 1991..

DAFTAR

PUSTAKA 107

24. Whitaker, S., Forced

Conaection Heat Transfer Correlations for Flow in Pipe,


Past Flate Plates, single cylinder, single spheres, and Flow in packed Beds
and Tube Bundles, AICHEJ. |., vol. L8, 1.972.

25. Zainal, A., Bilangan Nusselt Pada Perpindahan Kalor Kontseksi, Skripsi
Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, 1993.

26. Zukauskas, A., Heat Transfer from Tubes in Cross Flow, Advance Heat
Transfer, vil. B, 1972.

Konduktivitas Kalor Zat Padat,


Cair dan Gas

BAGIAN DUA:

5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB

KONDUKTIVTTAS KALOR GAS DAN UAP

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT CAIR

KONDUKTIVITAS KALOR ZNI PADAT


EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK
KONDUKTIVITAS KALOR

BAB 9 STUDI KASUS


BAB

10

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1O

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

perpindahan energi terhadap unit ruang yang ditempati menjadi sangat kecil.
Ha[ ir,i menyebabkan konduktivitas kalor gas paling kecil dibandingkan dengan
zat cair dan zat padat (Jacob, M., 1957).
Konduktivitas kalor gas dan uap akan berkurang dengan makin bertambahnya
berat molekul, seperti terlihat pada Tabel (5-1).

5.2 TEOR] KONDUKT1VITAS KALOR PADA GAS MONOATOMIK


Untuk gas monoatomik, perpindahan molekul yang terjadi pada gas monoatomik
dianggip hanya sebagai-geiak translasi, tidak terdapat derajat kebebasan untuk
g"rulloiuri dan getaian. Persamaan konduktivitas kalor pada gas monoatomik
adalah:

kM =2.s

$-2)

ILu

di

mana:

ft
M
T
C,
I

= konduktivitas kalor, (kal/cm


= berat molekul (g/mol)
= temperatur, (K)
= kaPasitas kalor, (kal/mol K)
= viskositas, (g/cm.s)

s K)

Tabe! 5-1 Harga konduktivitas kalor beberapa gas dan uap


berdasarkan kenaikan berat molekul (Jacob, Max., 1957).

.::

$iiei$ryffi

Hidrogen
Helium
Metana
Amonia
Uap Air
Nitrogen
Etilen
Udara

H2

0,171.3393

0,2146068

He
CH,

0,0553824

0,1678779

1,6

0,0302875

NH,
Hro

17

0,021.4606

N2

28

0,0244028

0,0309795

26

0,0167877

0,0266527

29

0,0240567

0,031.1.526

Etana

CrHu

30

0,0179992

0,0318448

Oksigen
Karbondioksida

o2

32

0,0244028

0,031.3256

CO,

44

0,0140186

0,020941.4

Benzene

CHbb

78

0,0086535

0,0174800

Karbon Tetraklorida

cc14

154

a:,

0,0295949
0,0224991.

18

0,0086535

BAB

Nilai dari t # aisebut

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

sebagai faktor Eucken. Hubungan antara

\C,

temperatur ditunjukkan oleh Gambar

tr

UAP

l4

qC,

111

1g1h34ap

(5-1).

Dari Gambar (5-1) terlihat bahwa untuk gas monoatomik nilai dari t I

nC,
mendekati nilai teoritis yaitu 2,5. Untuk gas-gas selain gas monoatomik terlihat
bahwa faktor Eucken lebih kecil dari 2,5.

Gambar 5-1
Hubungan antara
faktor Eucken
terhadap
temperatur

o
o
o.
o

10

Faktor Eucken

kM

2,3 2,4

2,45 2,50 2,55 2,60

TC,

5.3 TEORI KONDUKTIVITAS KALOR PADA GAS POLIATOMIK


a. Model

Eucken dan Modifikasi Eucken

Persamaan untuk gas poliatomik didasarkan pada pemisahan energi translasi

dan energi dalam, yaitu:

KM
_=

\,C,, + Et*Ct,

di

mana:

5r,
?

Lrrnt

faktor berht Eucken untuk energi translasi

)\

faktor berat Eucken untuk energi dalam


kapasitas kalor untuk energi translasi

3/2
C 1nl
C.

kapasitas kalor untuk energi dalam


C,

C,,

(s-3)

112

KoNDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Dengan metode substitusi di dapat:

kM 1sRn r(" _3R)


6i'tIL'"=
2)
4
n

ts_+)

Melalui eksperimen, Eucken memilih 8", = 1,0 sehingga dihasilkan:


K

Persamaan

Nilai dari

M
n+

ini dikenal sebagai persamaon

(s-s)

Eucken

untuk gas poliatomik.

8,", dapat juga dicari dari persamaan:


e

9i.t =

di

9P

Mpo

(s-6)

mana: p = kerapatan

molal, (mol/cm3)
D = koefisien difusi, (cm2/s)

Untuk gas poliatomik dengan nilai \,^,= 1,32 sehingga Persamaan (5-4) menjadi

kM
=1,32c,,+3,52=3,52+7'32cP
NY
Persamaan

di atas sering disebut dengan "modifikasi

$-7)

Eucken".

Perhitungan dengan modifikasi Eucken lebih besar dari persamaan Eucken, dan
perbedaan menjadi lebih besar ketika C, bertambah di atas nilai gas monoatomik.
Biasanya nilai eksperimen dari konduktivitas kalor dari gas (kr), terletak diantara
nilai k dari kedua persamaan itu, kecuali untuk gas polar di mana hasil perhitungan
nilai k sangat besar.

b. Analisa

Mason dan Monchick

Persamaan ini menggunakan format yang sama dengan Persamaan (5-3), dengan

perluasan pada (,, dan (,.,, yaitu;

,-19[1-?MPd]j+l
'-anl
,1 )Rz,-_]
t,^,=4ie[,-n[ t-?Mpo) .-, I
F =5[
'"-,L

n L

di mana:

C.o,

n[

5 11 )C^,2*,)

kapasitas kalor dari energi rotasi.

Cr", = F,

R/2

,rq
''tu-r,

BAB

F,

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

UAP

113

= deraiat kebebasan dari rotasi eksternal


jumlah tumbukan untuk mengubah kuantum
sebuah energi rotasi dari energi translasi.

Z,ot =

Dengan nilai dari Z,"ryang besar, persamaan di atas menjadi

\,, =

2,5 dan

Er, =

{f

sama seperti persamaan modifikasi Eucken. Jika Persamaan (5-8) dan (5-9)
disubstitusikan dengan Persamaan (5-3) dan diasumsikan (.". = 1,32 maka:

kM
t] =7,g2c,,+3,s4-o'8q6c'ot
Z,or

(5-10)

Persamaan ini hanya digunakan untuk molekul poliatomik yang nonpolar.


Kelebihan dari persamaan ini adalah perhitungan yang akurat untuk tumbukan
rotasi.

c. Analisa Bromley
Persamaan ini mempunyai format yang sama seperti
modifikasi

Persamaan (5-3), dengan

E,, dan perluasan Lin.C,,, seperti berikut ini:

M (z,s
=
-o)C,,+
q

FCuiu+

yc.ot*cr,

(5-11)

di mana: Cuiu

= :'1tl'":::";#ffi';"li*u'u"
p2
= C, - 3R - C., untuk molekul non linear
C,- = kapasitas kalor dari energi rotasi dalam, pada Tabel (5-2)
a" = kolfisien polar
(5-1,2)
= 3,0 pb(Ls"b-8,75 - R ln Tr)
AS,, = entropi aktual pada titik didih, (kal/g-mol K)
R = 5.987 (kal/g-mol K)
Tb = titik didih normal, (K)

liffil
Y r: ,HJT:.i,T:fi:i
l:31 -3,:Z|i',;llxl il:,:I,i lT;',i^"",

mo,eku, non rinear

114

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Tabel 5-2 Kapasitas kalor dari energi rotasi dalam

!i!iffi;es,iffi
f

$6'ffi &p#

W5'OnS

C,,

$'p,.,$ ,4&{,M $t$:5

*f,fi$$

&$,.$

2,64

3,18

2,74

2,39

2,1.2

1.,90

1,73

1,,60

1.,5L

t,74

2,1.0

2,17

2,09

1,96

1.,82

1,69

1,,59

L,51

1,76

2,1-2

2,L9

)1)

2,00

L,B5

1,77

1,62

i,55

1,60

1,99

2,1.8

))q

2,1.8

2,08

1,,96

1,85

1,76

=CH-CH=

')

n'')

2,02

1.,82

1,65

1,50

1,40

1,32

1,26

\,27

=C-C=
R-C=

0,81

0,92

0,76

0,60

0,48

0,39

0,35

0,32

0,3L

1.,91

2,15

2,1.0

1.,95

1,79

1,,65

1.,54

1,46

L,3B

7,79

1.,52

1.,34

1,24

1,18

1,10

1,,09

1,08

1,06

1,4

L,35

1,25

1.,20

1,18

1,16

1,1.5

1.,1.4

1.,1.3

2,33

2,26

2,09

1,,91

1.,71

1,66

1,55

1.,47

-cH2-cH2cH3-cH2I

R-C_H
I

R_CI

CH.-C=O
I

-cHr-oH

RCHr-O-CH2R 2,24

Dari uraian di atas untuk Persamaan Bromley di dapat kesimpulan bahwa:

Untuk molekul linear:

F,=2

kM
I

C,,o,=R Cuiu=C,-5R/2

=1,30c,+z,s-!
lr

0=1'3
(5-13)

Untuk molekul nonlinear,

F,=
k

M
\

C,,,r=

3R/2

LgoC,u+ 3,66 = -'--

c'iu = c,
o,3C ,,
"

- 3R - Ci,

- 3o
- 99
T,

di mana: T, = pengurangan temperatur, TfT,

0 = 1'3
(5-14)

BAB

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

UAP

115

d.

Analisa Misic dan Thodos


Pada persamaan ini konduktivitas kalor merupakan fungsi dari pengurangan
temperatur (7,), dan kapasitas kalor (C,) dari uap.
Konduktivitas metana, naptalena dan hidrokarbon aromatik, dengan 7,.1, dicari
dengan persamaan.

= 4,45x

10-6

,,9-

(5-15)

Konduktivitas semua senyawa hidrokarbon yang lain dengan T, >

k
di

mana:

l._

= (ro-,X 1.4,s2r, T

L -11

s,t4)',t?

(s-16)

M1l2

(5-1,7)

213

e. Metode perkiraan Roy - Thodos


Persamaan dasar yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut:

kf=(kf),,+().f)^,
di mana:

(k

(5-18)

f),, =99,6 X 10-6(s0'0a6arr-e -0'241'2rt)


(k

Hubungan untuk

f)*,

lf

(5-ie)

Q,)

= (T,), ditunjukkan pada Tabel (5-3)


Tabel 5-3 Persam^ n S = (T,)

Hidrokarbon Saturasi
Olefin
Asitelin
Naptalena dan Aromatik
Alkohol
Aldehida, keton, Eter, Ester
Amino dan Nitrat
Halida
Senyawa siklik

- 0.1,52 T, + 5.1,91 7,2 - 0,039 T,3


- 0,225 T, + 1,,065 7,2 -0,190 T,j
- 0,068 T, + 5.215 T,2 - 0,1.83 T,3
- 0,354 T, + 1.,501 7,2 - 0,147 7,3
1.,000 T,2

0,082 T, + 1,045 T,2

- 0,037 7,3
0,633 T: - 0,367 T:
T,
1.,330
0,1.07
T,2 - 0,223 7,3
- 0,354 T, - 1.,501. 7,2 - 0,L47 7,3

16

KoNDUKTIVITAS KALOR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

tergantung pada jenis ikatan antara


molekulnya dan tipe substitusi pada rantai atomnya. Salah satu cara untuk
mendapatkan ( khususnya pada hidrokarbon adalah dengan membuat grafik pada
Gambar (5-2) di mana terdapat hubungan antara berat molekul dan konstanta (.
Sedangkan untuk mencari konstanta

35

25

Gambar 5-2
Hubungan antara
berat molekul
dan konstanta (.

Paraffin

lA

ISUPdfalrut

fl
I

Olefin dan diolel

/
/

Naphthalene

flAromatik

15

10

50

100

Berat Molekul

5.4

TEM P-ERATU R TE R HADAP KO


KALOR..GAS PADA TEKANAN'RENDAH

P
I

EN GARU

H.I

N DU

KTIVITAS

Pada tekanan rendah, konduktivitas kalor gas bertambah dengan kenaikan


temperatur. Pada daerah temperatur yang kecil, hubungan konduktivitas
terhadap temperatur (k Vs T ) mendekati linear, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar (5-3). Nilai dari dk/dT berubah dari kira-kira 42 sampai 726 mW /m."C.
Material dengan nilai k yang besar biasanya mempunyai nilai dk/ dT lebih besar.
Biasanya nilai dari dk/dT, untuk daerah temperatur yang luas lebih besar.
Persamaan yang lebih akurat untuk memperkirakan variasi temperatur terhadap
daerah temperatur yang luas adalah:

k-" ( r" )'

u.-lr.
rt

dimanan=1,8

,./

(5-20)

BAB

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

UAP

117

100

Ethone

"4
50

40

ffi

-/-1

pane

Itulett vt lcoho

> .Z

? -/4

[H"*u"

hylene 0xrde

-4

Acdtonitrilr

-*/

u20
40

Gambar 5-3
Hubungan
antara
temperatur
terhadap
konduktivitas
kalor gas

100

180

200

ffi,ffil!

ocelate
etate

140

1,20

160

rd

Li
O
?

60

-,Ether

-v

3so

+40
O
\/

an
Jt,

70

-)

44V

Ethyl nitrate'

z'lrJitro

lt

methan,

!thvlamir

60

frietnuJ

50

:f, -/

20

4
,-.a:l
-Methy

60

80

#"'" L cr.r.i

zXR v

lexane

Benzene

:etaldehr de

Ethvlidene chloride
i,nJ,",'r" dichllorirte

bromide

100 120

740

160

200

Temperatur,'C

5;5 'PENGARUHTTEffiNAN
,.,,,,,,,J(ALOR.GAS,. ,,., ,,,,
,

KONDUKTIVITAS

Konduktivitas kalor dari semua gas, bertambah dengan kenaikan tekanan,


walaupun pada daerah temperatur rendah pengaruhnya relatif kecil. Di bawah
ini terdapat tiga daerah tekanan, di mana pengaruh dari tekanan berbeda.

18

KONDUKTTVTTAS KALoR zAT PADAT,

cAIB DAN GAS

Tekanan sangat rendah (di bawah 1 mm Hg)


Pada daerah ini, lintasan dari molekul besar dibanding dengan ukuran sel,
dan nilai dari k hampir sebanding dengan tekanan.
Tekanan rendah (1 mm Hg - 10 atm)
Konduktivitas kalor bertambah kira-kira 1,"/o pada tiap-tiap 1 atm, sehingga
kenaikan tekanan pada daerah ini dianggap terialu kecil dan sering dianggap
tidak berpengaruh terhadap konduktivitas.
Tekanan tinggi (> 10 atm)
Pada daerah ini kenaikan kecil dari tekanan dan temperatur akan sangat

berpengaruh terhadap nilai k, khususnya pada daerah kritis. Untuk


memperkirakan pengaruh dari tekanan terhadap k, digunakan persamaan
Stiel dan Thodos. Persamaan ini mengasumsikan bahwa k tergantung pada
P,, V,, M dan p. Untuk data pada 20 zal nonpolar termasuk gas diatomik,
T
",
dan hidrokarbon, didapat hubungan seperti yang ditunjukkan oleh
CO,
Gambar (5-4). Analisa perhitungan dari kurva tersebut adalah:

100

Argon

E Xenon

BO

i-

ONiirosen

lOxyoEn
0Caibon monoxl< le
fCarbon dioxl6

60

50
40

r I\/arh^no

Ethylena

YEthbna

A Propona
O

+ n-Butona

in

x
U
(n

Gambar 5-4
Hubungan antara
kerapatan gas
dengan
konduktivitas
kalor gas

ir,5:r",:r
D n-Notona

$'

1I

*gvelohexona

ro

P Denzena
V Tol u ena

\R
r!

.t)
N5
L

.J

IJ

)r
2

ol'
o

,t

10

il

0.8
0.6

= T c1/rr M1/2 f
T in Kelvins

0.5
0.4

P.2/3

M = molecular

0.3

weight

'l
I

0.2

in

atmospheres
K in cal/cm s K
P

I
0

0.04 0.06

0.10

0.2

0.3

p,= p/p,

0.4

0.6 0.8 10

BAB

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

- k") I Z5 = (14,0 x 10-8) (e o,sts pr - 7)


(k-k") lZs = (13,0 x 10-8) (e0,67 pr-1,069)
(k

(k

- k") I

25 -- (2,976

L0-8) (s

t,rss

UAP

119

0,5
0,5 < pr <2,0

(5-21)

2,8

(5-23)

pr <

pr + 2,01,6) 2,0 < pr <

(5-22)

Keakuratan dari kurva masih diragukan untuk zat polar atau Hidrogen dan
Helium. Kemungkinan kesalahannya sekitar 10 sampai 20%. (Reid,R.C.,1.977).

5.6 KONDUKTIVITAS KALOR GAS CAMPURAN

PADA TEKANAN

RENDAH

Konduktivitas gas campuran biasanya tidak selalu merupakan fungsi linear dari
fraksi molnya. Nilai dari konduktivitas campuran gas dipengaruhi oleh :

o
.

Polaritas
Ukuran molekul /berat molekul

Pada umumnya, jika molekul pokok cukup berbeda dalam polaritas,


konduktivitas campuran adalah lebih besar dari perkiraan pada fraksi mol
rata-rata.
Unttrk molekul nonpolar terdapat kecenderungan yang berlawanan dan lebih
nyata pada berat molekul yang berbeda. Beberapa bukti dari kecenderungan ini
dapat dilihat pada Gambar (5-5) yaitu:

.
o
o

Argon-Benzena (sama-sama nonpolar dan berbeda ukuran molekul)


Metanol-n-Hexana(berbedapolaritas)
Benzena - Hexana, Eter - Kloroform (seimbang antara ukuran dan
polaritas)

Konduktivitas kalor campuran gas pada tekanan rendah, dapat ditentukan dari
persamaan-persamaan berikut ini.

a.

Persamaan Wassiliewa
Didapat persamaan sebagai berikut:

k*=

Uiki

i=r

di

mana:

km
t-

,(.I
V

',11,

A.tl

(s-24)

iAii

konduktivitas kalor gas campuran


konduktivitas kalor gas murni
Fraksi mol dari komponen i dan j
sebuah fungsi yang dapat ditentukan dengan beberapa
modifikasi yang akan dijelaskan selanjutnya.

120

KONDUKTIVITAS KALOR zAT PADAT, oAIR DAN GAs

56

60

52

58

50

\
\\
\

48
46
44

98,4"C

52

100,6"C

50

(s

78.C

4B

46

3B

44

Jt)

Gambar 5-5
Hubungan antara
fraksi mol
terhadap
konduktivitas
gas campuran

izr.a;c\

54

\ 78.C\

40

Metanol-Hexana

56

12s.c

42

62

Argon-Benzena

54

34

25

50 75

42

50

75

100

Persen Moi Metanol

Persen Mol Benzena

25

100

cd

60

50

'o

48

Benzena-Hexana

Eter-Kloroform

ll./

46

xi..

58

44

+l

48

48

87,7"C\

40

46
44

38
36

25 50 75

35

20

100

Persen Mol Benzena

b. Modifikasi

,1,

I
1
./
25

50

75

100

Persen Mol Eter

Mason dan Saxena

Modifikasi ini dapat digunakan untuk campuran gas polar atau polarnonpolar, di mana nilai dari A,, dapal dihitung dengan:

^
^,
di

mana:

M=
1-

K=

Ir

,r" =t,f,
c.

[t+(t,,,fk,, 1)','(*,lM j)'tof

exp(0,0+6+7,,)

exp

(-

0,2412T,

i)

Modifikasi Linsay dan Bromley


Modifikasi ini lebih akurat digunakan pada campuran polar, di
adalah:

(s-25)

berat molekul
nilai konduktivitas kalor molekul murni

1-

Ktri

(5-26)

mana nilai dari

o,,

di

BAB

5*

KONDUKTIVITAS KALOR GAS DAN

,:r/t

UAP 121

=1]
+[-,.1!r( Y+1""r+s,
r+s,]l'r'*t="
=tl2)2

Lr,Ir,J

mana: n =
S =
Si =
T
o, =
Si =

viskositas gas murni


konstanta Sutherland
1,5 Tb
temperatur titik didih, dari zat
S,, = C, (S,.Si)'/', dan C, = 0,73

(s-27)
\J-

Jr+sr
L

d. Metode Empiris Brokaw


Dari hasil perbandingan dengan eksperimen, metoda ini lebih cocok digunakan
untuk campuran polar atau sesama nonpolar. Persamaan yang diturunkan adalah:
kn =

4k,,r+ (1,-q)k*R

Di mana: k*r= Atk, + yrk,

(5-28)

dan +
k*n = +
k2
k\ +,

4 adalah parameter yang diberikan pada Tabel (5-4), sebagai sebuah fungsi dari

fraksi mol dari gas yang berat molekulnya lebih rendah.

Tabel 5-4 Hubungan antara fraksi mol terhadap faktor g

0,32

0,6

0,5

0,1

0,34

0,7

0,55

0,2

0,37

0,8

0,61

0,3

0,39

0,9

0,69

0,4

0,42

0,95

0,74

0,5

0,46

0,8

5.7 PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN TERHADAP


KONDUKTIVITAS KALOR CAMPURAN GAS

a.

Pengaruh temperatur

Bentuk dari kurva k terhadap komposisi biasanya tidak berubah besar dengan
perubahan temperatur. Tetapi kadang-kadang sebuah campuran yang menunjukkan
simpangan negatif pada temperatur rendah, dapat menunjukkan simpangan positif

122

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS


pada temperatur yang tinggi. Istilah penyimpangan ini adalah berhubungan dengan
t.r.ru fraksi mol-rata-rata. Hubungan empiris dapat dinyatakan oleh Saxena dan
Gupta dengan persamaan:

Persamaan

(rr)

*(r, ).i, ,

,ffi

ini lebih akurat terutama untuk camPuran

g-2s)
gas ringan.

b. Pengaruh tekanan
Dari hasil eskperimen dan teoritis menunjukkan bahwa kenaikan tekanan akan
memperbesar niiai konduktivitas campuran gas. Untuk hasil yang lebih teliti
biasanya digunakan hubungan stiel din Thodos seperti yang digunakan pada
gas murni.

BAB 6

KONDUKTIVITAS
KALOR ZAT CAIR

6.1 MEKANISME
Mekanisme fisis konduksi kalor dalam zat cair secara kualitatif tidak berbeda
dengan gas, namun situasinya menjadi jauh lebih rumit karena molekulmolekulnya lebih berdekatan satu sama lain, sehingga medan gaya molekul
(molecular force field) lebih besar pengaruhnya pada pertukaran energi dalam
proses tumbukan molekul (Holman, J.P,1991.).
Konduktivitas kalor pada zal cair lebih besar daripada gas dan uap. Harga-harga
konduktivitas kalor zat cair k.) secara umum adalah 0,086 dan 0,924 (W /m."C),
sedangkan untuk zat organik yang berkisar antara 0,105 dan 0,178 (W /rnoC), pada
temperatur di bawah titik didih normal. Pada NH, dan molekul-molekul yang sangat
polar, mempunyai harga 2 hingga 3 kali lebih besar dari konduktivitas kalor zat
organik. Air raksa dan air murni mempunyai konduktivitas kalor yang paling tinggi
diantara semua zat cair, kecuali logam cair (Donald, R.P, 1987).
Beberapa harga konduktivitas kalor dari beberapa cairan ditunjukkan
oleh Tabel 6-1. Beda antara harga-harga sifat transfer dalam fase gas dan
fase cair menunjukkan perubahan nyata dalam mekanisme perpindahan
energi (momentum dan massa), yaitu:

y
Kg

rt
rl8

= 1o hingga

1oo

= 1o hingga

1oo

124

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Tabel 6-1 Konduktivitas kalor beberapa zat cair


pada tekanan 1 atm (Reid,.C, 1977)
i.]i1il'E::($slW

Hidrogen
Argon
n-Hexana
p-Xylene
Nitrobenzena
Asam Asetik
Aseton
Kloroform
Gliserol

-253
-190

0,1.1.844

20

0,1.2220

20

0,13650

20

0,1.51.62

20

0,15708

20

0,1.61.70

20

0,L1634

20

0,291.06

Air

20

0,60060

Parafin
NaCl

25

0,1.3692

20

0,57540

Air

Raksa

HTS (KNOr-NaNOr-NaNOr)

0,1.2642

100

9,240

150

0,57L20

6'.2 PER,KIRAAN,KOND,UKTIVImS, KALOR,PADA,,ZAT,CAIR MURNI


Hampir semua teknik perkiraan nilai konduktivitas kalor zat cair merupakan
rumus empiris dan dilakukan dengan pengujian yang terbatas. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa teknik perkiraan konduktivitas kalor pada zat cair murni:

a.

Metode Robbins dan Kingrea

Persamaan yang diusulkan untuk memperkirakan nilai konduktivitas kalor


adalah:

kt=
di mana:

(sa,o

4,94H
As

)1.0-3

[ry)'.,0n"

kL
T,
C,
p
AS

(6-1)

= konduktivitas kalor zat cair normal (kal/cm.s.K)


= temperatur tereduksi (T /T,)
= kapasitas kalor molal zat cait, (kal/mol K)
= kerapatan zat cair molal (mol/cm3)
= LH,b/Tb+ R In (273/Tb)
LH,a = kalor penguapan molal pada titik didih normal (kal/mol)
Tb
= titik didih normal, (K)

Parameter H dan N didapat dari Tabel (6-2).

BAB

6 .i. KONDUKTIVITAS KALOR ZAT CAIR 125

Tabel 6-2 Faktor-faktor H dan N untuk persamaan Robbins dan Kingrea

Hidrokarbon tak bercabang


Paraffins

Olefins

Ring

Cabang CH.

.)

a
J

Cabang CrHu

Cabang CrH,

Cabang CrH,

Substitusi F

1.

1,

3 atau 4

Substitusi Cl

Substitusi Br

Substitusi I

1 (iso)

Substitusi OH

1 (normal)
2

1 (tertier)

-1
0

Substitusi Oksigen
Keton Aldehid

Asam, Ester

-O- (Eter)

Substitusi NH,

Di mana H tergantung pada struktur molekul dan N pada kerapatan zat cair
pada 20'C. Metode ini tidak berlaku untuk senyawa anorganik atau mengandung
belerang. Kesalahan biasanya kurang dari 5"/o (Reid, R.C., 1977).

126

KONDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, cAIR DAN GAS

b.

Metode Sado dan Riedel


Persamaan yang diusulkan adalah:

3+

,_ [ 2,64x1.0-3

,t,=l-

"

di

mana:

I
L

Mtlz

rt

T f = temperatur tereduksi
T rb = l. D' /lr I .

M
T,

=
=

20(1,

3 + 2o(t
T

-T,Yt'
-r,uyt:

(6-2)

/T,

berat molekul
temperatur titik didih normal

Persamaan di atas lebih sesuai untuk senyawa hidrokarbon. Data yang


diperlukan adalah temperatur, temperatur kritis, titik didih dan berat molekul.

c.

Metode Missenard
Rumus yang diusulkan adalah:

Kr=

di mana:

=6x
90

ro

kro
po

"., I

3 + 20Q -rryt:,
3 + 2o(t - zzz lrrYtu

10-6 Fo p")',t',C

(6-3)

,o

= konduktivitas zat cah pada 0'C (kallcm.s.K)


= kerapatan zal cair pada 0"C.
= banyaknya atom dalam molekul

Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk air.

6rg pEN

AB

U-H,|,TE [,1p E R AT U

R 7E

R H ADAR,IKON D U

l(Tt

VtmS

Konduktivitas kalor dari kebanyakan cairan berkurang dengan kenaikan


temperatur, kecuali untuk air,larutan encer dan molekul multihidroksi. Di bawah
atau dekat titik didih normal, penurunan itu hampir linier dan untuk rentang
temperatur yang sempit sering dinyatakan dengan:

kr=kro[1

di

mana:

kro =
G =

+o(T-70)]

(6-4)

konduktivitas kalor pada suhu To.


konstanta yang nilainya antara - 0,0005 dan

0,002 K-

Sedangkan untuk daerah rentang temperatur yang luas digunakan persamaan:

k, = 5,04

10- 5 11. + 20

/3

(1

T,1zrt1

(6-5)

BAB

720

- - -l- - - l---L
lttrlt

100

- -\-

Gambar 6-1
Hubungan
antara k,
terhadap f
untuk cairan
Chlorotrif Iuoro
metana (F-13)

-Yrl

80

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

--

rrtr\rr
-r- - - -l trrrr\l

- J- - -

- - -t- - -

- -L - - J- - -A--

- -t- - -

lt

60

- -

40

tlrlll
- - -t- - - J - - -t- - - J- - - t - - -l- - tltlll
tltlll

'Oi

20

-100

-1.20

127

- -

J-

ttt-\t

.r>

J- --L---l-

CAIR

- J - - - L - - -r- - - l.I - - -r- - I

I \-I
I
tt\-ltll
- - -t- - - J - - -1--

'5\

6*

-80

-60 -40(
Temperatur

20

-20

Pada tekanan sampai 40 atm, pengaruh dari tekanan pada konduktivitas kalor
cairan diabaikan, kecuali dekat titik kritis.
Cara yang paling akurat dalam memperkirakan pengaruh tekanan terhadap
konduktivitas kalor adalah metode Lenoir yaitu:
k,

di

mana:

=
lu l, =

k2,

k1

/k, = l, /1,

(6-6)

konduktivitas kalor pada T dan tekanan P, serta P,


faktor konduksi, adalah fungsi dari temperatur tereduksi
dan tekanan tereduksi (untuk mencari l, dan l, dapat
digunakan Gambar 6.2).
T eml )eri

0,8

0,7

0,6

Gambar 6-2
Pengaruh
tekanan
terhadap
konduktivitas
kalor zat cair

0,5

sl.l'v.

J-

=
100
D

Tekanan Tereduksi

'

P,

128

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Hasil pengujian yang pernah dilakukan untuk 12 cairan baik polar mauPun
nonpolar menunjukkan kesalahan hanya sekitar 2 - 4% (Reid, R.C., 1977).
Persamaan yang lain yang dapat digunakan untuk menentukan pengaruh
tekanan terhadap nilai konduktivitas kalor pada zat cair adalah Persamaan
Missenard yaitu:
K. (P,) = kr (tekanan rendah)

Di

mana: k, (P,) =
A
=

(1,

+A

6-7)

P,0'7)

konduktivitas kalor pada tekanan tinggi


adalah parameter yang didapat dari Tabel 6-3 yaitu
fungsi dari P, dan T,

Korelasi dari persamaan itu ditunjukkan oleh Gambar 6-3


Tabel 6-3 Harga-hatga A dalam persamaan Missenard

0,036

0,038

0,038

0,038

0,018

0,025

0,027

0,031

0,015

0,020

0,022

0,024

0,01.2

0,017

0,01.7

0,019

Iem Pel

Gambar 6-3
Korelasi
Missenard
untuk
konduktivitas
kalor zat cair
pada tekanan
tinggi

1l
3l""'

4 z

Iv
uksi

100

10

Tekanan Tereduksi

0,038
0,032
0,025
0,020

0,8
0,7
0,6
NE

1,038

0,032
0,025
0,020

BAB

6*

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

CAIR

129

5.5 KONDU 1(TIVITAS.,,:, gr0*.:,Dt tR,li: AMIP,RA'N ZAT CAIR


Konduktivitas kalor sebagian besar zat cair organik cenderung berkurang darr
harga perhitungan berdasarkan rata-rata fraksi mol (atau fraksi berat).
Konduktivitas kalor untuk beberapa campuran zat cair dapat dilihat pada
Gambar 6-4.
Berikut ini dijelaskan beberapa persamaan konduktivitas kalor pada campuran
zat cait:

a.

Persamaan Filippov
Hubungan empiris yang diusulkan adalah:

k -k
:+=cw3+rr(1-c
Kz- Kt
1

di

w2= fraksi berat komponen

mana:

c=

(6-8)

konstanta campuran, jika nilai dari percobaan tidak


tersedia, dipilih nilai C = 0,72

I
I

I
I

I
I

I
I
I

I
I

I
I

- - - - -t- -

(!^

JU
dtr

ltl
lr!

'-\
.t>

tl

tl
tl
It

- - - J- - - -r- - - -

Gambar 6-4
Konduktivitas
kalor campuran
zat cair

!
I
I
I
I
I

0,2

0,4

0,6

0,8

Fraksi berat cairan pertama

-X4,---t--

Benzena-Hexafluorobenzena,50oC

Metanol-Aseton,50 "C

Asetik onhidrid karbon tetraklorida,50'C

Anilin-Nitrobenzena,

0 "C

130

KONDUKTTVITAS KALoR zAT PADAT, cAIR DAN GAS

b.

Hubungan Power - Law


Persamaan ini dapat digunakan untuk campuran biner maupun untuk komponen
banyak, yaitu:
n

k'*= Lwiki
j=1
di

c.

mana:

r =

$-9)

konstanta yang tergantung pada rasio k2/kr Pada kebanyakan


sistem 1 < k2/k1 < 2, dan pada rentang ini harga r = -2
menghasilkan kesesuaian yang wajar antara konduktivitas kalor
perkiraan dengan percobaan.

Persamaan Ll
Persamaan yang diusulkan adalah:

k* = \ X Qr 0i ka

(6-10)

tJ

dengan:

k,,

= 2 (k,' + k; t|-

x ,V,
d,'
" \ x,a,
-tl
'

xi =
0, =
V, =

fraksi mol dari komponen I


fraksi mol dari I
volume molar dari cairan i (cm3/mol)

Untuk campuran biner 1 dan 2 persamaan di atas menjadi:


k* =

Q?

k, + 2Q, Qrkr, + Qlk,

L juga menemukan bahwa suku V, dalam persamaan di atas dapat digantikan


dengan volume-volume kritis untuk sistem zat cair yang tidak mengandung air,
tanpa pengaruh bermakna terhadap harga-harga yang dihasilkan.

d.

Persamaan |amieson dan Tudhope


Konduktivitas kalor campuran untuk larutan-larutan ionik encer, biasanya
menurun dengan bertambahnya konsentrasi garam yang dilarutkan. Perkiraan
konduktivitas kalornya adalah:

k*(zo'c )= k, ,obo"r)
di

mana: k* =
krro =

hE

oi -

ci

(6-i1)

konduktivitas kalor dari larutan ion pada temperatur 20"C


konduktivitas dari air pada suhu 20'C

BAB

ci =
oi =

6 .i. KONDUKTIVITAS KALOR ZAT CAIR

131

konsentrasi dari elektrolit (g-mol/1)

koefisien yang merupakan karakteristik dari tiap ion,


seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6-4.

Tabel 6-4 Harga-harga oi untuk Anion dan Kation dalam


persamaan Jamieson dan Tudhope

oH-

20,934

cl-

-5,466
-17,445
-27,447
-4,652
-6,978
-14,189
-1.7,445

Br-

NO;
NO;

o;
Cl 0;
Cr

Br O1
C Or'si o32-

H+

Li*
Na*
K+

0,000

Ba2'

-7,560
-11,630
-9,304
-0,5815
-3,954
-7,676

-1.4,189

Ag*

-1.0,470

-7,560
-9,300

Cu2*

-1.6,280

Znz*

-1.6,280

NHn*

Mg*
Ca2*
Sr2*

or'-

-2,326

Pb2*

S Oo'-

1,1.63

C02*

O.'Cr Oo2Cr, Or2-

8,1.4L

A13*

-9,304
-11,630
-32,560

-1.,1.63

Tb4*

-43,61.0

S,

L5,930

P On'-

-20,930

Fe (CN)u!
AsetatOksalat2-

1.9,610

-22,9\0
-3,489

Untuk mendapatkan k* pada temperatur yang lain digunakan Persamaan 6-12.


Persamaan ini hanya dapat digunakan pada larutan asam kuat dan alkali pada
konsentrasi tinggi:

k*V)

k*Qo"r);#I)

(6-1,2)

BAB 7

KONDUKTIVITAS
KALOR

ZAT PADAT

/;:1,..,,

rrffi5,(ANiSME,,,,

UK:S.[,,::K6SO.H.,,Z, AO'JAr',

Energi kalor pada zat padat dihantarkan melalui dua mekanisme berikut:

1. Melalui

angkutan elektron bebas

Di mana elektron bebas yang bergerak didalam struktur kisi-kisi bahan,

disamping dapat mengangkut muatan listrik, dapat pula membawa energi kalor
dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Elektron ini disebut juga gas
elektron.

2. Melalui getaran kisi

(phonon)
Pada mekanisme ini energi berpindah sebagai energi getaran dalam struktur
kisi bahan. Getaran kisi-kisi adalah gelombang tetap (standing waves) yang bergerak
melalui material dengan kecepatan suara (Eckert, E.R.G., 1'972).
Maka persamaan konduktivitas kalor pada zat padat dapat ditentukan sebagai
berikut:
k = kr, +

di mana:

k k,r =
k
r, =

kr1,

konduktivitas kalor
konduktivitas listrik
konduktivitas getaran kisi-kisi (phohon)

V-1)

134

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Konduktivitas kalor yang teliti dari benda padat harus didapatkan melalui
pengukuran langsung (eksperimental). Hal ini mengingat banyaknya faktor yang
susah diukur atau diperkirakan. Dalam benda berongga, konduktivitas kalor sangat
tergantung dari fraksi rongga, ukuran rongga dan fluida yang terdapat di dalam
rongga. Dalam material kristal (logam), phase dan ukuran kristal adalah penting
dan pada material amorphous derajat orientasi molekul harus dipertimbangkan
(Geiger, P., 1973).
Pada umumnya, logam adalah konduktor kalor yang lebih baik dari nonlogam
dan material kristal menghantar kalor lebih baik dari material amorphous. Bahan
zat padat berongga yang kering (dry porous) adalah sangat sulit menghantarkan
kalor sehingga sangat cocok untuk isolasi kalor.

T.2 .KONDUKTIVITAS.KALOR .LOGAM DAN PADUAN


Sifat yang paling mencirikan logam adalah konduktivitas kalor dan

konduktivitas listriknya yang tinggi. Sebagai contoh logam konduktor yang


paling baik adalah tembaga sedangkan yang paling buruk adalah timbal,
padahal kehambatan (resistiaity) timbal, hanya dua belas kali kehambatan
tembaga. Sebagai perbandingan, bahan bukan logam seperti intan
mempunyai kehambatan kira-kira satu milyar kali lebih besar dari tembaga
(Smallman, R.E., 1981). Sangat besarnya perbedaan konduktivitas antara
logam dan nonlogam adalah karena pada logam yang mengalami beda
potensial, elektron-elektron dapat bergerak bebas, sementara pada bahan
nonlogam tidak demikian.

Pada logam murni kontribusi konduktivitas elektron lebih besar daripada

kontribusi konduktivitas phonon (k,, > k,o), dan mempunyai elektron


bebas yang lebih banyak daripada logam'paduan dan nonlogam. Pada
logam murni kontribusi k", adalah kira-kira 100 kali dari kontribusi k

pada temperatur kamar sehingga konduktivitas phonon dapat diabaikaPr{


(V1ack, L.H.V, 1985). Harga konduktivitas kalor-kalor logam murni
berkisar antara 52 - 1,40 W/m"C (Kreith, F., 1976).
Hubungan antara konduktivitas kalor (k) dan konduktivitas listrik (o) pada
logam murni, dinyatakan dengan persamaan Wiedemann Franz, yaitu:
k

(7-2)

oT

--Lo
di

mana:

o
T

Lo

=
=
=
=

konduktivitas kalor (Watt/cm.K)


konduktivitas lisrik (/A cm)
Temperatur (K)
konstanta lorenzt (2,45 x 10-8 W Q /K'

Dari persamaan di atas terlihat bahwa ratio konduktivitas listrik dan kalor hampir
sama untuk semua logam pada temperatur yang sama.

BAB

'

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

PADAT 135

Logam murni mempunyai nilai konduktivitas kalor yang paling besar diantara
semua zat. Konduktivitas kalor pada logam cukup bervariasi, yang tertinggi adalah
perak (426W /m.oC), disusul dengan tembaga (386 W/m."C). Konduktivitas kalor

dari beberapa logam dapat dilihat pada Gambar


murni yang lain terdapat pada lampiran.

7-1.,

dan untuk beberapa logam

Temperatur, .(J

100 300 500 700 900 1100


Padat
25

1,0

7-1

7,2

---Cair
-

ur

Gambar

1300

0,E

U
o-

0,6

konduktivitas
kalor dari

beberapa
logam murni

:E

1l

\o,

0,4

0,2

400 800 1200 1600 2000

2400

Temperatur, "F

Pada temperatur kamar struktur kisi dari logam murni sangat teratur. Dengan

naiknya temperatur akan mengakibatkan ketidakteraturan dalam struktur lattice


dan dengan kenaikan yang tebih besar dapat menghancurkan struktur kisi, hal ini
menyebabkan penyebaran elektron yang bergerak melalui kisi sehingga mengurangi
nilai konduktivitas kalor.
Secara umum kenaikan temperatur pada logam murni akan mengakibatkan
penurunan nilai konduktivitas kalor, seperti yang terlihat pada Cambat 7-2.

Harga konduktivitas kalor pada logam paduan berkisar antara 1,4-120 W/m'C
(Kreith, F., 1976). Harga konduktivitas kalor pada logam paduan tergantung
atas:

.
o
o

Komposisi bahan
Perlakuan panas (heat treatment)
TemPeratur

136

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

a. Komposisi bahan
Harga konduktivitas kalor pada logam paduan jauh lebih rendah daripada logam
murni. Penambahan unsur paduan akan mengurangi jumlah elektron bebas dalam
logam, selain itu penambahan unsur paduan akan merusak struktur lattice pada
logam murni (Sari, D.G, 1972). Hal ini juga mengakibatkan penyimpangan elektron
yang merambat.

tltll
tltll
tltll
--r--'1

AI

--F--l--

Ag
Cu
Mg

-v

-Y

Gambar 7-2
Laju penurunan

0.9

--+I

16

nilai konduktivitas
kalor akibat
kenaikan
temperatur pada
logam murnl

-o

nQ

__!_
I

e-

I
I

--fI
I

Zn

i\

Pb

l__l

tt
lt
tt
tl
t---t
tt
tt
tt

50 100

Fe

Ni

150 200

250

Temperatur"C

b. Perlakuan panas (heat treatment)


Heat treatment adalah suatu kombinasi pemanasan dan pendinginan logam
atau paduan dalam keadaan zat padat sehingga didapat sifat-sifat dan kondisi yang
diinginkan.
Perlakuan kalor akan menyebabkan perubahan struktur mikro yang meliputi:
- ukuran butir
- bentuk phase
- orientasi butir
- bentuk butir

BAB

Gambar 7-3
Beberapa bentuk,
ukuran dan
orientasi butir.

7*

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

PADAT 137

ffi rt
:r\-,

;r-2<

L ;>1-.

Meskipun dimungkinkan untuk menghasilkan logam tanpa struktur kristal,


bahan yang kini digunakan dalam rekayasa adalah logam kristalin. Tiap volume
yang mempunyai orientasi tersendiri disebut butir, dan daerah yang tidak teratur
antara butir disebut batas butir. Lebar batas butir sekitar dua atau tiga atom
(Vlack, L.H.V., 1985).
Butir yang memiliki diameter yang lebih besar menyebabkan jumlah batas butir
yang tegak lurus lebih sedikit. Pada batas butir terdapat daerah transisi yang tidak
searah dengan pola dalam butir-butir yang terbentuk. Sehingga bila kalor merambat
melewati batas butir akan terhambat oleh daerah transisi, baru setelah itu
perambatan kalor dilanjutkan ke butir berikutnya. Penambahan paduan juga akan
menyebabkan semakin banyaknya batas butir sehingga akan menaikkan tahanan.
Ukuran butir yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh laju pendinginan dalam
proses heat treatment. Laju pendinginan juga mempengaruhi bentuk dendrit
(struktur pertumbuhan butir yang terbentuk dari inti logam, bentuknya mirip
pohon). Bentuk dendrit yang besar dan merata akan meningkatkan harga
konduktivitas kalor logam.

Gambar 7-4
Arah hantaran
kalor pada butir
dan batas butir,
untuk butir
besar (a) dan
butir-kecil (b)

Pendinginan udara
Pada pendinginan udara terbuka, udara yang terkena konveksi selalu naik keatas
akibat perbedaan rapat jenis udara dingin lebih tinggi dari udara kalor, sehingga
udara dingin menekan udara panas, dan dengan cepat menempati ruang yang
ditinggalkan oleh udara kalor.

138

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS


Pada akhirnya gradien suhu yang disediakan oleh udara selalu tinggi. Hal ini
menyebabkan laju perpindahan kalor dari sample adalah besar. Besarnya laju
perpindahan kalor ini mengakibatkan bentuk butir yang relatif kecil-kecil dan
struktur dendrit yang kecil, tidak sempurna dan tidak merata.

Pendinginan air
Pendinginan yang menggunakan air, seperti halnya dengan udara, karena
volume yang terbatas dan viskositas yang lebih tinggi dari udara, kuantitas Iaju
perpindahan kalor lebih kecil bila dibandingkan dengan pendinginan udara.
Pendinginan dengan air mengakibatkan bentuk butir yang sedang dan struktur
dendrit transisi tetapi tidak tersebar rata.
Pendinginan oli
Dibandingkan dengan medium pendingin di atas, minyak oli paling tinggi
viskositasnya, sehingga partikel-partikel oli paling lambat bergerak meninggalkan
permukaan kalor dan pada akhirnya gradien suhu yang disediakan oli merupakan
yang paling kecil.
Dari uraian di atas terlihat bahwa pendinginan dengan oli akan menghasilkan
bentuk butir yang paling besar dan dendrit yang paling sempurna. Hal ini
mengakibatkan pendinginan dengan oli menghasilkan nilai konduktivitas yang lebih
besar (Nasser, S.A., 1996)

c. Pengaruh temperatur
Pengaruh temperatur terhadap konduktivitas kalor paduan, sulit diramalkan
karena pada beberapa keadaan, paduan (misalnya paduan nikel) konduktivitas kalor
naik dengan naiknya temperatur sedangkan pada keadaan lain (misalnya paduan
besi) akan terjadi sebaliknya. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar 7-5 di bawah ini.
Temperatur,

oC

100 300 500 700 900

1100

0,20

Si Mn Cr Ni
45

Pure Iron

2 0,23 0,1,7,0,63
3 0,32 0,18 0,55 0,77 3,4

40,502,20 0,30 - 1,3

Gambar 7-5
Pengaruh
temperatur
terhadap logam
paduan

5 0,73 0,77 0,25 13,00 0,1


6 0,08 0,68 0,37 79,10 8,1

i Anil
i Cast

i Anil

0,18
0,16

0,74

(!

fr

.6

0.12 z

)(
0,10

0,08
0,06
0,04

600 1000 1400


Temperatur,'F

1800

BAB

7*

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

PADAT 139

Paduan

Daritahunketahunparailmuwanmencobamemprediksibesarnya
sehingga didapat
konduktivitas kalor dari berbagai macam logam,
berikut (Sari, D.G., 1,992):

a. Powell dan

Groose
Konduktivitas kalor dari logam murni atau paduart,
diperkirakan dari Persamaan berikut:
1, = (z,ot, 1o-u)L -

di

mana:

kp,=
C=

p=
P

M=

Eucken
Persamaan konduktivitas
menuniukkan OoC.

kTo

koT

zat padat atau

(z x to-")(r lP,Y

C"p

g7C
+

liquid dapat

92

(7-3)

MT

konduktivitas kalor (Watt/cm''C)


tahanan listrik (A.cm)
kalor ienis (callg'C)
kerapatan (g/cc)
g/g:atom atau g/g-mol
lrrit"t paduan luiakan berat atom rata-rata)

b.

4=-

Persamaan

kalor pada temperatur rendah, subscriPt

diturunkan terhadaP T ,

krTo
dk = ------';-dT T'

(7-4)

c. Drudg

r - r^.^ :^-^l- L^L.c


rr
terhadap
iarak bebas dari
Menyatakan bahwa nilai konduktivitas proporsional
elektron.

, - k =.l,L)'
"-i,r-"[u.,|
di

mana:

Kc-

d. Simidu
Mengemukakan
pada f = 30oC.

(7-5)

konstanta Boltzman
muatan dasar elementary charge electron

rumus empiris untuk baja temPa dengan


7,81 Mn

'

Ku

4,68 C

Ko

= 29,5 -

4,68 C

- 4,81 Mn -

22,g

0'15

1''5o/" C

15'62 Si

(7-6)

9'63 Si

(7-7)

140

KoNDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

K, = 31,0
C,

7,45 C

7,50 Mn

(7-B)

1'4,98 Si

Mn, Sl, adalah kandungan elemen tersebut dalam persen, subscript u, a, dar.

q adalah as casf, annealing dan quenching. Akibat pengaruh temperatur

k,,

diberikan dalam persamaan ini:

k,,,=

ku,ro

[1 + p (f

- 30)]

(7-e)

dengan: 0 = koefisien temperatur

e.

Honda dan Simidu


Mengukur koefisien temperatur pada baja karbon sebagai berikut:

f ("c)

100

200

300

400

500

600

700

800

900

_ 10-6 p

50

100

150

200

250

300

350

400

Smith dan Palmer


Memberikan persamaan untuk paduan logam sebagai berikut:

l=
t._

ka I Lk,T - "n ' krT

(7-10)

LrkrT + a

di manaL danaadalah konstan, untuk paduan tembaga:

o
6'

La

5,71

0,018 kal/sec.cm.oC

10-e Q.kal/seco.C2

Powell
Menambahkan nilai untuk paduan lainnya yaitu:

-g

paduan besi,

L, = 6,25

10-

a = 0,006

(7-1,1)

paduan aluminium,

Lo = 5,02

10-

a = 0,003

(7-12)

paduan magnesium

L,=

a = 0,026

(7-13)

52,26

10-e

KON DUKTIVITAS I1(ALOR"NON',,,:,,LOGAM


Pada bahan non-logam perpindahan kalor hampir seluruhnya dilakukan oleh
getaran kisi (phonon) (Eckert, E.R.G., 1,972). Jadi pengaruh dari kontribusi

BAB

7 .i.

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT

PADAT 141

elektron dapat diabaikan. Hal ini mengakibatkan rendahnya konduktivitas


kalor pada bahan isolator. Pada bahan isolator dan material bangunan
biasanya merupakan material berpori. Material berpori dapat mengandung
gas atau cairan didalam pori-porinya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gas adalah pemindah kalor yang lebih buruk
dibandingkan cairan. Pada material yang mengandung gas dan bertemperatur yang
tinggi, kalor dapat berpindah melalui radiasi. Pada material yang berpori yang
mengandung cairan juga harus memperhitungkan kadar air yang terkandung
didalamnya. Selain itu konduktivitas kalor akan turun dengan naiknya porositi serta
akan naik dengan bertambahnya kerapatan. Gambar 7-6 menunjukkan harga
konduktivitas kalor pada material isolasi dan material bangunan.

0,1

MgOAl,O,

0,05

0,02

U
0,01

I
.J

Gambar 7-6
Konduktivitas
kalor beberapa
material isolasi
dan bahan
bangunan

0,005 o
6
J

(A) 3200'F lnsulating firebrick

(B) 3600'F insulating firebrick


(C) 2800'F insulating firebrig

0,002

-v

E
Diatcaik eazth insulating brick:
1. Coarie pores
2. Medium pores
3. Fine pores

0,001

vo

0,0005

0,002
loose Mg O Power
0,0001

1000

2000

3000

Temperatur,'F

Berdasarkan struktur fungsinya, isolasi kalor dapat digolongkan atas 3 bagian


(Pratt, A.W., 1981) yaitu:

o
o
o

bentuk serat (fibrous)


bentuk butiran (granular)
bentuk sel (cellular)

142

KONDUKTIVITAS KALOR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

Harga konduktivitas kalor material isolasi berkisar antara 0,034 - 0,21 W / m" .C
(Kreith, F.1976). Gambar 7-6 menunjukkan bahwa kenaikan temperatur akan

meningkatkan harga konduktivitas kalor material isolasi.

a.

Material berserat (fibrous material)


Untuk menentukan konduktivitas kalor dari bahan ini dapat digunakan
persamaan Schumeister, di mana pada bahan jenis ini dianggap merupakan
campuran antara serat dan udara. Persamaan tersebut adalah:

!!?k^=x(krar+krar)+
z' v
t ,krur+kra,
di

(7-14\

mana:

=
=
x +y =

kt , k2
ar, oz

konduktivitas kalor dari udara dan serat


fraksi volume dari udara dan serat
1, dan diasumsikan r = 1/3 dan y = 2/3, sedangkan
untuk bahan kapas, wol dan rayon, diasumsikan x = 0,21
dan y = 0,79

Pengaruh dari kerapatan material berserat terhadap temperatur ditunjukkan


pada gambar di bawah ini, di mana: A (Kapuk), B (bagasse), C (Cork board),
D (Slag wool), E (mineral Wool).

l)

Gambar 7-7
Hubungan
antara kerapatan
terhadap nilai
konduktivitas kalor

x
o
6^
)1J
(6

J(

'6
o

50

100

150

200

Kerapatan gr/cm3

Gambar di atas mempunyai karakteristik nilai konduktivitas yang menurun


pada kerapatan yang rendah dan naik lagi pada kerapatan yang tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh perplndahan kalor secara konveksi sangat besar
pada kerapatan rendah. Contoh yang umum dari material berserat adalah : Asbetos
wool, glass wool, slag wool dan bahan-bahan lain yang menggunakan tumbuhan
sebagai bahan baku.

BAB

b. Material

7*

KONDUKTIVTTAS KALOR ZAT

PADAT 143

bentuk butiran (granular material)

Pada bahan butiran dianggap merupakan campuran antara zatpadat dan cairan
yang terdapat pada rongga bahan. Contoh dari bahan bentuk butiran adalah: gabus
dan batu apung.
Untuk arah aliran kalor yang sejajar dengan bahan butiran, memberikan harga
yang paling besar pada nilai konduktivitas, dinyatakan dalam persamaan berikut:

k- = konduktivitas dari cairan yang terdapat pada rongga.


Pada arahlrr.un yang seri terdapat aliran kalor menghasilkan nilai yang
minimum yaitu:

k,k*
k--itr^+(t-f)t<,

(7-1,6)

Sedangkan untuk susunan butiran secara umum, baik acak mauPun gabungan
dari seri dan sejajar dapat digunakan persamaan:

k = k(1-t) kf

c.

(7-1,7)

Material lembab (damp material)

Pada material lembab, konduktivitas kalor merupakan gabungan antara Proses


konduksi dan difusi, yaitu:

k = ko + k,

Di

mana: ko =
k, =

Q-18)

konduktivitas kalor udara


konduktivitas kalor equivalent dari rongga lembab akibat
perpindahan kalor latent.

p )ro,

(
" = R,T[r _p,

t ..

di

mana:

=
P =
P, =
R, =
x =
Dui,

D^o

(7-1,s)

)dx

koefisien difusi untuk uap air


tekanan udara
tekanan Parsial dari uaP air
konstanta gas untuk uap air
panjang koordinat

Material ini biasanya mencakup material yang berbentuk sel yaitu seperti bahan
plastik dan polisterene.

Bahan keramik biasanya terdiri atas unsur logam dan nonlogam. Perpindahan
energi kalor pada keramik berbeda dengan bahan logam.

144

KoNDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

Dua faktor yang sangat mempengaruhi perbedaan itu adalah:

o
o

keramik mempunyai sangat sedikit elektron bebas


phase keramik yang relatif transparan dibandingkan dengan logam

Kekurangan elektron menyebabkan rendahnya harga konduktivitas kalor dan

sifat transparansinya menyebabkan adanya perpindahan kalor secara radiasi


khususnya pada temperatur tinggi (Vlack, L.H.V., 1964). Harga konduktivitas kalor
pada keramik berkisar antara 0,034

- 2,6 W /m'C (Kreith, F. 1,976).


Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai konduktivitas kalor pada keramik
yaitu:

a.

Struktur Phase
Phase kristal mempunyai nilai konduktivitas yang lebih tinggi daripada amorphous pada komposisi yang sama. Hal ini disebabkan keteraturan pada struktur
kristal akan menyebabkan panjang lintasan rata-rata yang lebih besar.

b. Struktur Mikro
Ada beberapa variasi dari struktur mikro yang dapat mempengaruhi nilai
konduktivitas kalor yaitu:
- bentuk butir
- orientasi butir
- porositas
- kualitas phase

c. Temperatur
Kenaikan temperatur menyebabkan ketidakteraturan pada struktur lattice,
ini akan mengakibatkan berkurangnya nilai konduktivitas kalor.

sehingga hal

BAB

EKSPERIMEN DAN

PERANGKAT
LUNAK
KONDUKTIVITAS
KALOR

Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, sangat sukar untuk


memperkirakan harga konduktivitas kalor pada paduan logam dan cara yang
paling baik adalah dengan mengukur langsung. Dalam uraian ini akan diulas
beberapa penelitian harga konduktivitas kalor yang dilakukan di jurusan
Mesin FT-UI.

gr.1

a. Komposisi material
a. Cu (85%)
b. Cu (84%)
c. Cu (83%)

Al
Al
Al

(10%)
(10%)
(10%)

Ni
Fe (2%) Ni
Fe (2%) Ni
Fe (2%)

(3%)
(4%)

(5%)

146

KoNDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

b.

Gambar hasil pengukuran

Kondisi As Cast
70
o
(B

J
6:'>
(t|.J

Gambar 8-1
Konduktivitas
kalor Perunggu
Aluminium pada
kondisi As Cast

.E\
J>

60
50
40

tt
--L--J--J-tll
--f---t---1--

.d

?tt _-t__J---r-ttt
40

Kondisi Solution Treatment

lll
---r----i----l-'--

Gambar 8-2
Konduktivitas
kalor Perunggu
Aluminium pada
kondisi Solution
Treatment

Ni

:_t_--J---J--

3%

Ni 4%

tll
tll

---+---+---+--

ttl
_ _ - t- _ _ _t- - _ _t - ttl
ttl

80

1,20
Temperatur

c.
.
.
.

Nis%

160

Ulasan
Paduan Perunggu Aluminium memiliki harga konduktivitas kalor yang
cenderung naik dengan kenaikan temperatur.
Penambahan unsur nikel akan mengakibatkan Penurunan harga
konduktivitas kalor baik pada kondisi As cast maupun solution treatment.

Konduktivitas kalor pada kondisi solution treatment, lebih kecil daripada


kondisi As cast. Hal ini disebabkan adanya perubahan fase a dan p menjadi
martensit akibat proses solution treatment.

BAB

8*

'

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTIVITAS

KALOR 147

Hasil ulasan terhadap mikrostruktur dan diagram fase menunjukkan bahwa


pada kondisi As cast, paduan membeku membentuk fase a dan B. Sedangkan
pada proses solution treatment dalam media celup air menghasilkan fase B

martensit yar.g homogen dengan sebagian liecil fase a yar.g tidak

bertransformasi menjadi fase B mengendap dibatas butir.


Sifat dan struktur kristal di atas adalah sebagai berikut:

a larutan padat
B fase antara

a.

fr,
bcc

lunak

warna terang
warna gelap

keras

Komposisi material
a. Cu (87%), Al (10%), Ni (2%), Fe (1%)

b. Ct (84"h), Al (10%), Ni (2%), Fe ( %)


c. Cu (82%), Al (10%), Ni (2%), Fe (6%)
b.

Ulasan

Berdasarkan gambar terlihat bahwa konduktivitas kalor pada kondisi ini sangat
bervariasi, yang paling besar terdapat pada unsur Fe 1"h, kemudian 6o/o dan terakhir
4%. Jadi sulit dikatakan bahwa penambahan unsur Fe akan menurunkan
konduktivitas kalornya.

Kondisi As Cast

- -t- lrl

Gambar 8-3
Konduktivitas
kalor Perunggu
Aluminium pada
kondisi As Cast

6
6
(B

.v

1,20
Temperatur

Fe

L%

Linear (Fe

t
6%)

Fe

4yo

Linear (Fe

160
oC

1olo)

Fe6o/"

Linear (Fe 4%\

148

KoNDUKTtvrrAs KALoR zAT pAoAl cAtR DAN GAS


Kondisi Solr,rtion Treatment

-50
\,
?i45

>{0J)
J

JU

6
r25
820
E1s

Gambar 8-4

Konduktivitas
Perunggu
Alumunium pada
kondisi Solution
Treatment

i10

tt
tt

E5
On

Vu

1,20 L60
Temperatur "C

Fe1%

lins31 (Fe 6%)

Fe47"

Linear (Fe

4%)

Fe6%
Linear (Fe 1%)

Kondisi Homogenisasi

\ 100
Y80
s

d-

J60
o i-i

Gambar 8-5
Konduktivitas
kalor Perunggu
Alumunium
pada kondisi
Homogenisasi

.:t

40

i20

v3o

40

760

120

200

Temperatr.rr'C

Fe

1%

Linear (Fe

6%)

Fe

4"/"

Linear (Fe

Fe

1.,/.)

6o/o

ling31 (pg {7o)

Solution Treatment
Pada kondisi ini, semakin tinggi kandungan Fe, semakin kecil nilai konduktivitas
kalornya. Kenaikan temperatur menyebabkan turunnya konduktivitas kalor untuk
Fe 1,% dan 4ok, sedangkan pada Fe 6"/o nilai konduktivitas cenderung konstan.
Homogenisasi
Pada kondisi

ini, penambahan unsur Fe cenderung meningkatkan nilai


konduktivitas kalor. Kenaikan temperatur akan menyebabkan kenaikan
konduktivitas pada Fe 6% dan penurunan pada Fe 4"k dan cenderung konstan pada
Fe 1o/o.
Pada penelitian ini dilakukan perlakuan panas yang tidak umum digunakan
yaitu di mana solution treatment dan homogenisasi dilakuka terpisah, sehingga
tidak terjadi perubahan fasa yang berarti dalam struktur mikro paduan (umumnya
solution treatment kemudian didinginkan secara cepat sehingga terjadi perubahaan
fasa). Proses ini hanya akan mengubah bentuk butir, di mana butir itu sendiri adalah
individu kristal dan perubahan bentuk butir ini mempengaruhi konduktivitas kalor
seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

BAB

8*

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK KoNDUKTIVITAS

KALoR

149

Ulasan gambar struktur mikro tidak dilakukan pada penelitian ini karena tidak
terjadi perubahan fasa yang berarti yang diakibatkan oleh proses perlakuan panas
yang tidak umum di atas.

8.3 PERBANDINGAN ANGKA KONDUKTIVITAS KAIOR.


MATERIAL BANGUUAru INDONESIAI'$1ANDAR ASHRAE
(DARWAN, A., 1991)
Konduktivitas kalor material bangunan merupakan fenomena yang memegang
peranan penting khususnya dalam pengkondisan udara. Hal ini karena sebagian
panas yang akan dipindahkan berasal dari perambatan/konduksi panas dari luar
melalui material bangunan.
a. Perbandingan hasil pengukuran dan ASHRAE
Tabel 8'1 Konduktivitas kalor beberapa bahan bangunan
];i\l]iillli{iii|1$l(onduktivitas

""

kalor

"-;--:-:
:"'
l\!iiii$S#$,p:r7''' .;, Pengukuran

(W/m.'C)

51 = Kaca rav-ban medium shadine


52 = Kaca rav-ban hieh shadine
53 = Kaca biasa
54 = Batu bata
55 = Adukan semen
56 = Kavu iati
S7 = Gipsum
SB = Plvwood
59 = Asbestos
S10 = Stvrofoam
511 = Aluminium

1,000

-v
6
J1

0,600
0,400
0,200
0,000

51 52 53 54 55 56 57
Material

1,000

0,430

0,982
0,886
0,743
0,204
0,406

0,180

0,1.93

0,L70

0,380

0,180

0,800

Gambar 8-6
Perbandingan
antara hasi!
pengukuran
dan ASHRAE

1,038

0,720

1,000

SB 59

S1O

0,992

1,000

0,720

7,200

(W/m."C)

0,040

0,049

100,0

96,571,

150

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

b. Ulasan

Dari hasil perbandingan di atas terlihat bahwa perbedaan antara hasil

pengukuran dan hasil ASRAE sangat kecil. Sehingga akan menghasilkan perbedaan
Lebin pendingin yang kecil juga. Hasil studi kasus pada penelitian ini dengan
menghitung beban pendingin pada suatu gedung (membandingkan hasil perhitungan

denjan tt enggrttakan maierial ASHRAE dan material hasil pengukuran)

menghasilkan perbedaan beban pendingin sekitar 3,8o/.Slhingga dipat disimpulkan bahwa data-data dari ASHRAE dapat digunakan
untuk kondisi di Indonesia.

Adapun material yang diukur dalam penelitian ini adalah material-material


bangunan seperti: semen/ kayu, kaca dan keramik.
a. Gambar/ulasan hasil pengukuran
Kayu
1,,8

1,6
1,4
(6

7,2

30

1,,0

'ts\
r>

0,8

0,6

0,4

Gambar 8-7
Konduktivitas
kalor kayu

0,2
0,0

80 100

1,20

140

150

Temperatur'C

-|kayujati

b. Ulasan kayu

+kaYukalimantan

Perbedaan kerapatan dan arah serat kayu memegang peranan penting terjadinya
perbedaan konduktivitas kalor untuk tiap jenis kayu. Kayu Kalimantan pada suhu
iendah mempunyai harga konduktivitas yang tinggi disebabkan seratnya-masih
rapat. Kenaikln temperatur sampai titik tertentu menurunkan konduktivitas karena
densitas kayu menurun, sehingga banyak ruang kosong yang terisi udara yang
konduktivitasnya lebih kecil dari zat padat. Kayu ini baik untuk daerah bersuhu
dingin sehinggi kalau memakai pemanas akan terjadi pertukaran Panas yang kecil
dengan lingkungan dan panas yang dibutuhkan akan lebih sedikit.

BAB

8*

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTIVITAS

KALOR

151

Kayu jati lebih stabil densitasnya dengan adanya kenaikan temperatur. Untuk
daerah yang menggunakan kayu sebagai penyekat ruangan bisa mempergunakan
kayu jati untuk daerah panas dan dingin.
c. Ulasan kaca
Dari gambar terlihat bahwa kaca bening mempunyai konduktivitas rata-rata
1,38 W/m'C, lebih tinggi dari kaca ray-ban (rata-rata 0,95 W /m"C), dengan pola
garis yang hampir sama.
Diperkirakan ada faktor warna yang berpengaruh pada kaca. Sifat trasparan
pada kaca bening menyebabkan panas yang ditransmisikan relatif lebih besar.
Penggunaan pada gedung-gedung yang ruangannya dikondisikan lebih baik
memakai kaca ray-ban daripada kaca bening, demikian juga untuk mobil. Kaca
bening baik digunakan untuk tempat yang tidak langsung kena sinar matahari.

Kaca
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3

Gambar 8-8
Konduktivitas
kalor kaca

0,2
0,1

0,0
20

\
\
\

L\

40 50 80 100

1,20

140

160

Temperatur "C

kaca beni

*-kaca

ray-ben

d. Ulasan keramik
Jika dilihat dari harga konduktivitas kalor maka keramik termasuk bahan
bangurtan yang tahan panas dan bisa dijadikan sebagai bahan isolator. Karakteristik
konduktivitas keramik berguna dalam pemilihan material bangunan. Untuk daerah
Panas kita dapat memilih jenis keramik DK tile yang mempunyai konduktivitas
rata-rata 0,158 W/moC, karena temperatur ruangan dapat dipertahankan pada suhu
rendah, sehingga kebutuhan beban pendingin dapat ditekan. Begitu pula sebaliknya
untuk daerah dingin, penggunaan keramik super Italia yang konduktivitasnya relatif
besar dapat meneruskan panas dari bawah tanah, sehingga akan menekan panas
yang diperlukan dari pemanas.

152

KONDUKTIVTTAS KALoR zAT PADAT, cAIR DAN GAS


Keramik

rC

1.5

.v
Gambar 8-9

1,0

'd

Konduktivitas
kalor keramik

nq

B0 100

120

Temperatur'C

*- DK tile {-F Asia tile fr

Roman

fta tlt"

tile

-#
-{

OK tile
super italia

c. Ulasan semen
Perbedaan harga konduktivitas antara semen murni dan semen pasir karena
perbedaan komposisi dan densitas. Perbedaan ini juga akan menyebabkan porositas
benda berbeda (porositas semen pasir lebih tinggi dari semen murni) Porositas
tinggi menyebabkan banyak fluida yang terjebak, yang menyebabkan konduktivitas
menurun karena konduktivitas fluida lebih kecil dari konduktivitas zat padat.
Bentonit mempunyai konduktivitas paling tinggi (rata-rata 7,2W /m.oC) diantara
semen, semen pasir, tanah merah dan gibs. Hal ini juga disebabkan densitas Bentonit
yang tinggi (tetapi berdasarkan hasil pengujian Bentonit tidak tahan terhadap
temperatur tinggi). Sebenarnya penggunaan konduktivitas kalor rata-rata tidak dapat
dipakai untuk suatu harga konduktivitas kalor.

d.

Ulasan secara umum:

a
a

Perbandingan antara data ASHRAE dan pengukuran menunjukkan hasil


tidak terlalu besar perbedaannya.
Berdasarkan harga konduktivitasnya, bahan-bahan penelitian termasuk
bahan isolator.

BAB

8 .i. EKSPERIMEN

DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTIVITAS

KALOR 153

Semen

/,5

an
U

o
(6
J

1,)

1,0

Gambar 8-10
Konduktivitas
kalor semen

0,5

0,0

20

40

B0 100 720 140

60

Temperatur

760

+Semenmurni -o-Semenpasir +Tanahmerah + Gibs JfrBentonit

8.5 PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP


KONDUKTIVITAS KALOR AL--ZN (NASSER, A.S., 1996)

Salah satu jenis perlakuan panas adalah dengan pendinginan material


berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan. Dengan media pendingin
yang berbeda menyebabkan perubahan struktur mikro material. Perubahan
struktur mikro ini akan menyebabkan perubahan harga konduktivitas kalor.
a. Komposisi material
Tabel 8-2 Komposisi material Al-Zn

AI

Fe

Cu

97,17

0,0855

0,0021

Si

Ti

Zn

Pb

Zr

0,0048

2,641

0,0016

0,0011

0,1.367

V
0,01

Ni
11

0,0032

in
0,0637

154

KONDUKTIVITAS KALOR zAT PADAT, cAIR DAN GAS

b. Sifat-sifat fluida pendingin


Tabel 8-3 Jenis fluida pendingin

Minvak motor

0,1.45
0,61.3

Udara
c. Hasil pengukuran
Tabel 8-4 Harga konduktivitas kalor pada berbagai pendingin

40'c

g0'c

120.C

160"C

200'c

Air

31,32

35,9

36,24

34,81

33,66

Minyak

81.,71

77,36

75,L

72,25

70,5

Udara

24,8

31,71-

31,74

31,59

29,66

d. Gambar hasil pengujian:


90
80
I

70

60
E
(!
J
(d

Gambar 8-11
Harga
konduktivitas
kalor pada
berbagai jenis
pendingin

50
40

30

20

L--J.---!---t---rtlltt
ttltt
r--T--1--'1
ttttt

---r-

80 L20 160

200

Temperatur'C

{-air

4oli

4-udara

BAB

8 .i. EKSPERTMEN

DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTIVITAS

KALOR 155

e. Ulasan gambar:
Hasil pengujian dari rentang temperatur 80oC sampai 200"C menunjukkan
kecenderungan yang menurun. Hal ini disebabkan peningkatan tahanan. Bila
temperatur dinaikkan, ion mulai berisolasi disekitar posisi rata-ratanya. Pergerakan
ini meningkatkan energi sistem. Peningkatan energi menyebabkan jarak antara ion
bertambah sehingga jumlah loncatan elektron yang mengantarkan kalor berkurang.
Perlakuan panas di atas mengakibatkan perubahan bentuk struktur pada bentuk
butir dan struktur dendritnya yaitu:

a
a
a

Pendinginan dengan oli menyebabkan bentuk butir yang besar-besar


dan struktur dendrit yang sempurna dan terdistribusi merata.
Pendinginan dengan air mengakibatkan bentuk butir yang sedang dan
struktur dendrit transisi tetapi tidak tersebar rata.
Pendinginan dengan udara mengakibatkan bentuk butir yang relatif
kecil-kecil dengan struktur dendrit yang kecil-kecil tidak sempurna dan
tidak merata.

Dengan bentuk butir yang besar dan struktur dendrit yang lebih merata akan
dihasilkan hambatan kalor yang relatif kecil. Hal inilah yang menyebabkan harga
konduktivitas kalor dengan pendingin oli lebih besar dibandingkan dengan
pendinginan air dan udara.

8i6
,.,1 ': ;,:
. ."'

Nama perangkat
Pembuat
Sumber

lunak

: THERM 1.1
: Robert A. Bailey, Ph.D
: Download dari internet (Januari 1.997)

Therm adalah program database mengenai sifat termal dari material. Sifat termal
yang dapat ditampilkan adalah:

Konduktivitas kalor
Kapasitas panas (Co)
Kerapatan (p)

Database ini berisikan 1145 jenis material, yang lebih menekankan pada zat
padat dan paduannya. Database ini terdiri dari 3 file yang diakses secara acak
yaitu:

Thermdat. DBF
Thermdx. DBF
Thermref. DBF

156

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Untuk mengaktifkan perangkat lunak ini, yaitu dengan mengetik kata "Therm"
pada direktori yang mengandung file Therm.exe dan ketiga file yang disebutkan
di atas. Maka tampilan yang muncul adalah sekilas mengenai perangkat lunak
ini, kemudian dengan menekan space bar maka tampilan berikutnya adalah:
Would you like to read the on-line instructions for THERMy/n
Jika kita memilih "y(yes\", maka akan ditampilkan keterangan secara umum
mengenai perangkat lunak ini, sedangkan bila kita memilih n (no) maka tampilannya
adalah sebagai berikut:

Please make selection


Proceed to database selection.
Print summary of all materials in database
Change units.
Change code for material formatting.

Your database file thermidx.dbf is dated 03-05-1987


Default Settings :
Format material properties for topaz3d
Units :
-m
Length
- kg
Mass
-I
Energy
Temperature - oC

Use 1 u.,a J to position cursor vertically, and <CR> to make selection.

Dari tampilan di atas yang pertama kita perhatikan adalah bagian "default
setting", yaitu meliputi jenis format material dan satuannya. Jika kita ingin
mengubah sistim satuan, yaitu dengan menggerakkan kursor ke samping
"Change units" (setiap pilihan harus diakhiri dengan menekan ENTER), maka
tampilannya adalah:

BAB

8*

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTIVITAS

KALOR 157

Length

Cminftmmm
Mass

gkglb
Time

sec
Energy

min

hr

cal Btu
Temperatur

erg

oc

oK

01

I
1

oR

t
Use 1 ur,a J to position cursor vertically, and

to change preferred units

Sedangkan untuk menentukan format yang kita pilih, yaitu dengan menggeser
kursor ke "Change code for material formatting", maka tampilarLnya adalah:

Do you want to format this material for trump, taco2d, topazZd,


or topaz3d?

Kita memilih salah satu jenis format di atas dengan mengetik salah satu format
yang tersedia. Setelah sistem satuan dan jenis format sudah sesuai dengan yang
kita inginkan, maka sekarang tinggal 2 pilihan lagi dalam menu utama yaitu:

"Print Summary of all material" yaitu untuk mencetak semua daftar material
yang terdapat di database.
"Proceed to database selection", pilihan ini akan menampilkan 3 pilihan yaitu:
Input key word(s) in material name, sort, or end?

158

KONDUKTIVTTAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Jika kita ingin keluar dari sistem yaitu dengan


mengetikkan kata "end" pada tampilan di atas.
Dengan mengetik nama material, misalnya
"Silver" maka tampilan yang muncul adalah
semua material pada database yang mengandung
kata " Silver", seperti berikut:

"end"

"Material name"

8 possible matches

THERM found

in search

ROOM Temp.
Choice Material Name
1. Copper alloy nickel silver

2. Nickel silver
3. Silver
8. Silver (liquid)
5. Silver alloys, streling and coin
6. Silver antimony telluride
(snte 25pc)
7. Silver chloride (AgCl)
8. Silver selenide (AgrSe)

Rho

Cp

Kg/m3

I/kg'C

J/sec m'C

8.800E+03
8.800E+03
1.050E+04
9.300E+03
1.050E+04
6.500E+03

3.766E+02
3.7668+02
2.360E+02
2.887E+02
2.510E+02
2.092E+02

3.34728+01.

5.560E+03
8.000E+03

3.556E+02
2.803E+02

1.13398+00
8.368E-01

3.3472E+0'1.

8.26778+02
2.51048+02
3.5982E+02
9.83248-01

I and I

to position cursor vertically, PgUp and PgDn to view more


<CR>
to make selection, and <esc> to escape to search menu
choices,
without selection.

Use

Untuk mengetahui lebih jauh sifat yang kita inginkan dari berbagai material di
atas, yaitu dengan menggerakkan kursor ke material yang kita inginkan (misalkan
dipilih "Silver") kemudian tekan ENTER, maka tampilannya adalah:

Silver
Density
Specific Heat

10500.0

kg/m3

235.9776
426.768
960.8
104600.0

J/kg'c

Temperature

Conductivity

Temperature

OC

J/sec moC

0.0

-273.1.5

1.5062.4

41,.84

-250.0

1.7991..2

Conductivity
Transition Temperature
Laten Heat of Transition
Specific
J

/kg

"C

Heat

J/sec moC
OC

/us

OC

-269.0
-267.0

BAB

8*

EKSPERIMEN DAN PERANGKAT LUNAK KONDUKTTVITAS

158.808
202.924

-200.0
-150.0
-100.0
0.0
400.0

221,.752

238.304
251.04
288.696
292.88

960.8
221,2.0

1,0041,.6

5020.8
1715.44
836.8001

KALOR 159

-259.0
-253.0
-243.0
_233.0

476.976
430.952

-175.0
-100.0

418.4

0.0
350.0
960.8

359.824
359.824

Use PgDn to view Reference. <Esc> to return to previous menu,


Format material

F1

Untuk menampilkan referensi dari data tersebut, dengan menekan PgDn akan
ditampilkan sebagai berikut:

References:

Tuolokian Y

perry j h
weast re
meadamas w h
kelley k k

stull d r
smithells c j
tipton c r jr
hampel c a

c "Sort"; Untuk

thermophysical prop of high temp solid matls


Materials engr matl selector issue
chemical engineers hanbook 4th ed
hanbook of chemistry and physics 47 th ed
heat transmission 3'd ed
enthalphy plot dwg k 38745 bu mines 584
thermodynamic properties of the elements acs
metals reference book 4th ed vol 3
the reactor hanbook 2"d ed vol 1
rare metal hanbook 2"d ed

1,967
1,967

L963
1966

1954
1,960

1,956
1.967

1960
t961,

menampilkan material berdasarkan range penyortiran yang

kita inginkan, yaitu dengan mengetikkan kata "sott" maka tampilannya


adalah:

You can sort the database finding materials which satisfy a minimum and
maximum criteria for either density, capacity, conductivity, or transition
temperature.
Exit sort and list materials which have satisfied all sort criteria.
Sort materials by density.
Sort material by capacity.
Sort material by conductivity.
Sort material by transition temperature.

160

KONDUKTIVITAS KALOR zAT PADAI CAIR DAN GAS

Usu 1 u.ra

to position cursor to desired sort criteria.

<CR>to select sort criteria, and <Esc> to escape to search menu without sort.

Misalkan kita ingin mendapatkan material yang mempunyai konduktivitas antara


300 sampai 350 W/moC, maka dengan memilih "Sort material by conductivity",
dan memasukkan nilai range di atas, kemudian memilih "Exit sort and list material
which have satisfied all sort criteria" maka akan menampilkan:

Input minimum value for conductivity (J/sec m"C)?

300

Input maximum value for conductivity (J/sec m"C)? 350


THERM found 3 possible matches in search
Room

Temp.

Choice Material

Name

Rho

Cp

Kglm3

/kg'C

I/sec m"C

1. Chromium copper (cu bal, cr0,5)8.880E+03 3.7668+02 3.26358+02


2. copper alloy (cu bal,
3. Gold

cr0,5)

B.BB0E+03 3.7668+02
1.930E+04 1.280E+02

3.2635E+02
3.1798E+02

+l
Use I and l to position cursor to desired sort criteria, PgUp and PgDn
to view more choices.

Sama seperti yang dijelaskan sebelumnya, untuk mengetahui lebih jauh sifat

material yang kita inginkan (misalnya harga konduktivitas pada berbagai


temperatur), yaitu dengan menggerakkan kursor ke samping material tersebut
(kemudian tekan ENTER).

Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian perangkat lunak ini akan
mempermudah untuk mendapatkan harga konduktivitas kalor, khususnya zat
padat dan paduannya. Penentuan harga konduktivitas kalor di atas, dapat
dilakukan berdasarkan nama material maupun sebaliknya.
Penentuan harga konduktivitas kalor pada perangkat lunak di atas dapat juga
dilakukan dengan penyortiran bersama-sama dengan harga kapasitas panas dan
kerapatan material.

'asuqulpp leruroJ ue8uap ue{nlua}rp Sued leru;oJ ere}ue ueepaqrad }EqrTJa} Tepr}
eSSurqas'>1eq Suern>18ued rnleradural depeqral role{ s}rlr}>lnpuoT ryye.r8 uepdtuel

rlradas ue8uernla>1 ederaqaq redundruar.u qrseur sple rp {unl 1e13uera4


'(rurnru
rcdurcs
(uope5
se8)
erElu
resDlraq
qElepe
sElp rp
3.ru71,4 700'0
lerad) J.u/M 97tr
'aspqeiep
up>IresepJag
sulr^q{npuo4
e8re11
,,tr\lUgHL,
Iprraleu
Iunl 1e18uurad

Lgl

Ho-rvv

svll^llvnoNov )vNn'l tvxcNVHSd

NVo Nfl/ulH]dsy3

* I gvE

BAB 9

STUDI KASUS

9,.1

KARAKTERISTIK KONDUKTIVITAS KALOR CAMPURAN GAS


CO'

N2 DAN

Pada studi kasus ini akan dihitung harga konduktivitas kalor campuran gas N,
dan CO, akibat pengaruh:

komposisi
temperatur
tekanan
Persamaan-persamaan yang digunakan adalah persamaan yang sudah dijelaskan
pada bab sebelumnya.

Dari tabel (terlampir) didapat sifat-sifat gas pada keadaan murni sebagai
berikut:
Tabel 9-1. Sifat-sifat dari gas N2 dan CO,

Konduktivitas kalor (k)


(1. Atm,300 K)
Berat

0,02620

molekul (BM)

Viskositas ( n

N.s/m2

0,01.657

164

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

ffd',,*

""$iffiil,,iffi,ryry1W

Titik didih normal

kritis

Temperatur
Tekanan

kritis

(Tr)
(T.)

(P.)

Volume kritis (V.)


Faktor kompresibilitas

kritis

ffi1fiffi

$ulittil:tiu:ii$iiliiitiilliilliit{trutl6}:}-{i}lll1lil'lliii,li*,q

77,4

194,7

1.26,2

304,2

Atm

33,5

72,8

Cm3/gr-mol

89,5

94

0,29

0,274

(2,)

1.

Pengaruh Komposisi
Contoh perhitungan dilakukan pada fraksi mol N, = 0,4 (Tekanan 1 atm,
Temperatur 300 K)

a. Metode Empiris

Brokaw

k*=4k^r+(1 -l)k-o
di

mana:

Ai
q
k

-'l

= konduktivitas kalor camPuran 8as


= fraksimol
= parameter Brokaw (terdapat pada Tabel 2.4)

=',;,i\,i,{;!;,+
=

(0,6)(0,01657)

0,02042

1/k^o = !r/kr+Ur/k,

=
k *p.
=

/ (0,0262) + (0,6) / (0,01.657)


0,01942
(0,4)

Dari Tabel 1-4, untuk fraksi mol N, = 0,4 (berat molekul lebih kecil), didapat
4 = 0,42
Maka: k,, = (0,42)(0,020a\ + $ - 0,42)(0,01.942)

k* =

0,01819

= L8,19

10-3 W/m.oC

b. Metode Linsay - Bromley:

,-

Atkt

Azkz

"*= ,r'riuf,r- ,* 4r^

dimana:

(.
o,t=41 ,-I
A,,=1]

Y-)'/nr *s, l"'1'T +s"


!r(
'-1,r..Ir,) r.\]

S,

L,5 Tr,

Jr-s,

(1.,5) (77,4)

= 116,1 K

BAB

S,

1.,5 Tb2

Srr=

Ll
n"-4l

^-

A-tz

= (1,5)

Sr, = (S,

(1.94,7)

Sr)'/'=

9*

STUDI

KASUS 165

= 292,05

(116,1) (292,05)

1,84,L38

.]"'l'
(
+
++,ot
300
116
,oo * 184,138
Io,rs
1'to
",
'-Lolsl
zeri,s) 3oo.rrLos-] J 300.1i6'1

= 72678

Io,rs ( ze,orc)'/n aoo + 292,051"'l'roo * 1.84,138


n"-+l
^ - L[.,
'-10/8[
44,01
300+116
3oo+zsLls

.]

Ax=

I J

0'75308

maka:

(.0,4),(0,026?-)

k*=,

@'@

(o,o)(o,otosz)

k* = 0,02006 = 20,06 x 10-3 (m."C

c.
A'

Metode Mason dan Saxen:


Sama seperti metode Linsay-Bromley, perbedaan hanya terletak pada harga
dan

Ar'

r
-lw

o,,,j =l
L,,

+ (1",, ,

luo

i)',' (*, lM j)'tn

, f; exp (o.o+o+r,, ) - "*p (-o,z+tzr,, )

ui

T L.rl6

T--

r_---.;;-

Mtl2

Prt'"

r, = (t26,2)t t0 (28,073)t 12 (32,5)-2 t3 = t,t4


r, = (zo+,2)1 (44,01)1 12 Qz,e1-' t' = 0,986
15

L,,,, _

^-x.-

(o,oao

#
L,r, j

1,8502

)"rp ( 0,0464(z,zzz ) ) - "*p (-o,z+tz(z,zrr ))

166

KONDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, cAIR DAN GAS

maka:

_l 1 + (1,8502l/2 (28,013144,01)1t4
^
^rr-

Atz = 1',3554

", tz [
/lll

1 + (0,5048 ytz 1M,ollz8,oe)1t4


t8( 7 + M,o1z l2t,ot3)11t2

Ao = 0,7327

1
|

maka:

,.
n-=

Arkt

Azkz

Y'*a,*

k*=, "ai'fi\0,4)(0,026?)

@-6 (m.'C

(0,6)(0,01657)

k* = 19,\7 x L0-3

2.

Pengaruh Temperatur
Untuk contoh perhitungan dilakukan pada temperatur 400 K (tekanan tetap
atm, dan fraksi mol N, = 0,4).
Sesuai dengan persamaan Saxena dan Gupta (Persamaan 5-29) yaitu:

k*t,)=k*(t,)y,#B * y,m
di

mana:

k^(T2)

konduktivitas kalor campuran gas pada temperatur 400 K


campuran gas pada temperatur
(dari
K
300
hasil perhitungan sebelumnya)
= 0,01934 W/m..C
konduktivitas masing-masing gas pada temperatur T, dan T,
harganya didapat dari lampiran
fraksi mol masing-masing gas

k-(T) = konduktivitas kalor rata-rata

kt(T) =
=
=
!i
maka:

'- -- /) = (\ o,o1ss4)[
-,- -*(4ooK

k,

( 400K

o,+.9$P *' o,o


9'92a61 )
0,0262 "," 0,07657

) = 0,027089 = 27,089 x 10-3 (m.'C

Jadi konduktivitas kalor campuran gas N2-Co2 pada temperatur 400 K adalah
27,089 x 10-3 W/m.'C (di mana fraksi mol N, = 0,4 dan Tekanan 1 atm).

BAB

3.

9*

STUDI

Pengaruh Tekanan
Untuk menentukan pengaruh tekanan digunakan persamaan Stiel dan Thodos.

a. Menentukan konduktivitas kalor N, dan CO, pada


(temperatur konstan = 300 K).

'

KASUS 167

beberapa tekanan

Untuk contoh perhitungan dilakukan pada gas N, pada tekanan 100 atm.
Volume 1 mol N, pada tekanan 100 atm dan temperatur 300 K adalah

ZRT
P

di

mana:

= faktor kompresibilitas, untuk T, = T/7, = 300/126,2 = 2,337 dan


Pr = P/P,= 1.00/33,5 = 2,985 dari gambar (terlampir) didapat Z = 0,28
R = konstanta gas = 82,06 Atm cm3/mol K
maka:

V_
4

(0,28)(82,06)(300)
= 201,86 cm3
(100)
116M112

Konstantar=,ff=(726,2)1l6(28,o1g)1l2(33,5)-2l3=1,14
lc

Kerapatan tereduksi pr = v,/v = (89,5)/(201,86) = 0,4433


Untuk pr < 0,5 maka dari Persamaan (5-21),
(k

- ko) I

(k

Z,s = (1.4,0

x 1g+; 1so'sase' - 1) (41,8,6)

0,0262) (1,141) (0,29)s = (14,0

k = 0,03290 = 32,90 x

10-3

x 104) (so'ssst0'4433\ - 1)

(418,6)

W/m.'C

Maka konduktivitas kalor N, pada tekanan 100 atm dan temperatur 300 K

Adalah 32,90 x

10- 3

W/m.'C.

b. Menentukan konduktivitas kalor campuran N2-CO2 pada

beberapa
tekanan.
Untuk contoh perhitungan dilakukan pada campuran dengan tekanan 100 atm
(fraksi mol N, = 0,4 dan 7 = 300 K).

Kondisi kritis campuran:


Tr* = UtTc(Nz)*

=
V,* =

AzTr(coz)

(0,4) ( 126,2) + (0,6) (304,2) = 233 K


(0,4) (89,5) + (0,6) (94) = 92,2 cm3

168

KONDUKTIVITAS KALOR zAT PADAT, cAIR DAN GAS

M,, =

(0,4) (28,01,3) + (0,6) (44,01.) = 37,6

Z,* = (0,4) (0,29) + (0,6) (0,274) = 0,2804

P,o,='4Y=W=58,14atm
rqlt, (zzg)rtu (y_^,2)rt,
.' _r")lu
- p,;,t _ 158,14 p, -= 1.013
"'
Volume campuran,

z^ RT_
,*=-n=

rf
di

mana: Z* = faktor kompresibilitas campuran


Z. = ArZ, + AzZr= (0,4) (0,82) + (0,6) (0,23) = 0,466

Maka: u* -

@,qoo)(az,oo)(goo)
100

Kerapatan tereduksi, gr = V,.

= 11.4,7 cm3

/V. = (92,2)/(11,4,7) = 0,8036

Unttrk 0,5 < pr < 2,0 dari persamaan (1-22)

- k:) I

Z s = (13,0

(e0'67 pr

- 1,069) (418,6)
(k,,, - 0,07986) (1,013) (0,2804) = (13,0 x 10-u) (eo'67
- 1,069) (418,6)
(k*

10-8)

(0'8036)

k^ = 0,03946 = 39,46 x 10-3 W/m."C


maka konduktivitas kalor campuran gas N,
adalah:
39,46

10-3

CO, pada tekanan 100 atm

W/m."C (fraksi mol N, = 0,4 dan T = 300 K).

9*

BAB

STUDI

Crafik Komposisi terhadap Konduktivitas kalor Gas N2-

c02
(Tekanan

25

ttl
III
rtl
- - - -l- - - -t- - - -l- --

---tI

ts

---{----

Gambar 9-1
Harga
konduktivitas
kalor N, - CO,
pada berbagai
komposisi

(6

---

t --I

10

-t - -

.v

+---

-t-7I

lJ

+--I

i20
O
JZ

atm, temperatur 300 K)

{- -

---r--I

-l

T---

-t

t-

T---

---r--I

-t- -

-l

t-

T---

0,4

0,2

0,6

1a

0,8

Fraksi mol N,

--#Brokaw

{-

Linsay

4-Mason

Crafik Temperatur terhadap Konduktivitas Kalor Gas N,


CO,

(tekanan 1 atm, fraksi mol N, = 0,4)

U
35
30
!

o
.6

25

20

Gambar 9-2
Hubungan
temperatur
terhadap
konduktivitas
kalor N, - CO,

-ttt

ttt

15

'6
o

10
5
0

500

Temperatur K

-|-N,

--#CO,

-*-N,-CO,

KASUS 169

170

KONDUKTIVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

Dari perhitungan dan gambar di atas terlihat bahwa:

1.

Komposisi
Perkiraan konduktivitas campuran N, - CO, dengan Persamaan Brokaw
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Persamaan Linsay dan Bromley.
Sifat-sifai gas yang mempengaruhi nilai konduktivitas kalor dengan berbagai
komposisi adalah:
- berat molekul
- viskositas
- kondisi kritis

2.

Temperatur
Dengan persamaan Saxena dan Gupta terlihat bahwa konduktivitas kalor
gai adalah linear dan kelinearan ini bersesuaian juga dengan konduktivitas
"u*p..rur,
kaloi gas murni N, dan CO, yang didapat dari lampiran (Holman,I.P.1991). Harga
konduktivitas kalor gas dengan persamaan Saxena dan Gupta hanya tergantung
pada fraksi mol masing-masing gas murni.
Grafik Tekanan terhadap Konduktivitas Kalor Gs Nr-CO,
(temperatur 300 K, fraksi mol N, = 0,4)

---

ttlll

.I

- - - -t- - - - r - - - -'t- - - -J - - -

rrf-Tl
tittl

ttllll

Gambar 9-3
Hubungan
tekanan
terhadap
konduktivitas
kalor gas
N2

lll

r/1
J
a
l!
J

CO2

---rl

t/rll

---t ----r---'1

;--

ll_-4,
I __--a

I
--/-1---_**----ti-

r--1

Yrl

tllll

150

100

200

Tekanan ( atm )

-#Co,

*N,

--#Nr-Co,

3. Tekanan

Dengan mempergunakan persamaan Stiel dan Thodos dari Gambar (9-3) terlihat
bahwa kenaikan lekinan lebih berpengaruh pada gas CO, dibanding gas Nr. Sifatsifat gas yang berpengaruh yaitu kondisi kritis:

tekanan kritis
temperatur kritis
volume kritis

BAB

9 {.

STUDI

KASUS 171

Pada studi kasus ini akan dihitung harga konduktivitas kalor campuran cairan
Benzena dan Aseton, akibat pengaruh:

komposisi
temperatur
tekanan

Persamaan-persamaan yang digunakan adalah persamaan yang sudah dijelaskan

pada bab sebelumnya.

Dari tabel (terlampir) didapat sifat-sifat cairan pada keadaan murni sebagai
berikut:
Tabel 9-2 Sifat-sifat cairan Benzena dan Aseton murni
1&Ila:ii.:..:.-,.... . :...

ffiffi
Konduktivitas kalor (k)

Atm,30'C)
Titik didih normal (7" )
Temperatur kritis (7" )
Tekanan Kritis (P" )
Beratjenis(p)

s'3,$ffiffi

W/m."C

......

$nteionlqHp)

0,1.7653

0,75922

353,3

329,4

526,1

508,1

atm

48,3

46,4

/ cm3

259

209

(1

gr

1.. Pengaruh komposisi


Contoh perhitungan dilakukan pada fraksi berat Benzena = 0,4 (Tekanan 1 atm,
Temperatur 30 "C).

a.

Persamaan Fillipov:

k,^-!'=cwi+*r(1
kr- k,

di

'

mana: C = konstanta campuran


w

maka:

-c )

= 0,72

2 = fraksi berat zal kedua

k_-0,7592
0,1765 - 0,1.592

( o,o

k,,= 0,L6662 = L66,62 x

)( i,

10-3

- 0,72)

W/m."C

172

KoNDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

b. Persamaan Power-Law

kl,
berlaku ur-rtuk 7 . k,

di mana:

= 2.W iki
l=t

/kr.2

y = ry, = i,r jadi persamaan ini dapat digunakan


[-r 0,159'_
r = konstanta campuran = -2

maka:

k;' = tk t2 + wrk;2
k,, = ((0,4)(0,15921-z + (0,6)(0,1.765)-z1z
70

k,n =

c.

0,1.6896

= L68,96 x

10-3

W/m."C

Persamaan Li

k. = Ql k, + ZErQrkr, + 0: k,
di

mana:

=225,9 cm
;$
O,B85

400 gramBenzena=

600 gram Aseton =

maka:

ffi

759,5cm3

fraksi volume Bettzelra, Qr=

759,5 + 225,9
-31*

= 0,2292

fraksi volume Aseton, Qr= (1 - 0,2292) = 0,7708

k,, = 21k;t +k;t)-l


kr, = 2 ((0,1.592)-1 + (0,L765)-')-' =

k,, =

0,7674

(0,2292)2 (0,1592) + 2(0,2292) (0,7708) (0,1,674)

+ (0,7708)2 0,7765)

k. = 0,1'6992 = 1,69,92 x 10-3 W/m."C


2.

Pengaruh temperatur
Contoh perhitungan dilakukan pada temperatur 40oC (pada fraksi berat
benzena 0,4 dan tekanan 1 atm)

a. Menghitung pengaruh

temperatur terhadap masing-masing zat cair pada

keadaan murni (contoh perhitungan pada Benzena).

kr=

kro

(1 + o (T

To)

BAB

9*

STUDI

KASUS 173

Di mana:

maka:

o =
=
k,.o =
=
kl =
kl =

konstanta berkisar antara -0,0005 sampai -.O,OO2


-0,00L25
konduktivitas kalor benzena pada temperatur 30oC
0,1.59224

W/m."C

Q,159224) (1
0,14290

0,00125 (40

1.42,9

10_3

30))

W/m.'C

(konduktivitas kalor Benzena pada temperatur 40"C).


dan dengan cara yang sama didapat nilai konduktivitas kalor Aseton sebesar
kz

b.

= 158,44

10-3

w/m.'C.

Menghitung pengaruh temperatur terhadap konduktivitas campuran Benzena


dan Aseton (untuk contoh perhitungan dilakukan pada campuran dengan
menggunakan persamaan power law).

k,r'= wrkr'+wrk;2
k* =

((0,4)(0,142907-z

k. =

0,1,5164

151,64

(0,6)(0,1584)-r)-0,s

10-3

W/m.'C

Grafik Komposisi terhadap Konduktivitas kalor Gas


Benzena-Aseton
( tekanan 1 atm, temperatur 30.C = 0,4

1,78

776

U
A

774

llttt

tttt
- - r - - - t - - - -t - - - - r - - tttt

772
O
1,70

Gambar 9-4
Pengaruh
komposisi
terhadap
konduktivitas
kalor BenzenaAseton

o
6

168

766

ttt
- + - - - -r- - - - F - - -

164
rd

762

160
158

0,2

0,4

0,6

0,8

Fraksi berat Benzena

-...}Filippov

--1_Li

-,1-Power-Law

174

KoNDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

Dari perhitungan dan gambar di atas terlihat bahwa:

1.

Komposisi:
Dalam perhitungan harga konduktivitas campuran cairan Benzena dan Asetory
perkiraan persamaan Filippov dan Power Law berada di bawah harga berdasarkan
fraksi mol rata-rata (gambar cekung) sedangkan persamaan Il lebih mendekati
harga berdasarkan fraksi mol rata-rata (linear).

2. Temperatur
Dari hasil perhitungan dan Gambar (9-5) terlihat bahwa kenaikan temperatur
akan mengakibatkan penurunan nilai konduktivitas kalor secara linear pada
campuran cairan Benzena dan Aseton. Seperti pada pengaruh komposisi,persamaan
Power Law juga mempunyai perkiraan nilai konduktivitas yang lebih besar
dibandingkan dengan persamaan Ll dan Filippov.

Grafik Temperatur terhadap Konduktivitas kalor Gas BenzenaAseton


( tekanan 1 atm,

fraksi berat Benzena = 0,4 )

225

Gambar 9-5
Pengaruh
temperatur
terhadap
konduktivitas
kalor
Benzena-Aseton

2oo

o
o

17s

r!
.V

v5

1s0

1,25

30

10

40

50

60

Temperatur K

--1-Filippov

-;-Li

4-Power-Law

3. Tekanan
Kenaikan nilai konduktivitas kalor pada cairan sangat tergantung pada
temperatur dan tekanan kritisnya (T. dan P.). Dari Gambar 9-2 dan 9-3 terlihat

bahwa T. dan P,yang kecil (kondisi yang besar, karena

,,=t,r,=

utu"
f )

BAB

.S. STUDI

KASUS 175

menghasilkan kenaikkan konduktivitas yang lebih besar. Dalam Gambar (9-6) ini
tidak terlihat perbedaan kenaikan yang jelas pada cairan Benzena dan Aseton karena
perbedaan kondisi kritis kedua cairan itu tidak terlalu besar.

Grafik Tekanan terhadap Konduktivitas kalor Gas


Benzena-Aseton
( temperatur 30'C, fraksi berat Benzena = 0,4 )
I

t_

- - -t- - -

_t

E1

_ _ _t_

85

--J

i4
6

Gambar 9-6
Pengaruh
tekanan
terhadap
konduktivitas
Benzena-Aseton

J
II

155

-r

tlt
ttt
- - -t - - - T - - --r - I

I
I

65

It

t-

---l-I

751

t-

tI

- -t-

100 200 300 400 500


Tekanan ( atm

-*Benzena

---a-Aseton

600

-1-Campuran

BAB

1O

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

Konduktivitas kalor mempunyai karakteristik tertentu untuk zat padal, zat


cair dan zat gas. Secara umum harga konduktivitas kalor dari yang paling
kecil ke besar adalah zat gas/uap. Zat cair dan zat padat. Zat dalarn keadaan
murni mempunyai konduktivitas kalor yang lebih besar dibanding dengan
paduan atau campuran.

Zat padat mempunyai konduktivitas kalor paling besar, hal ini disebabkan
terdapatnya elektron bebas yang cukup besar, di mana elektron memegang
peranan paling besar dalam perpindahan kalor.

Harga konduktivitas kalor zat gas dan uap umumnya berkisar antara 0,004
sampai 0,02L4 W/m."C.
Pada zat gas dan uap kenaikan temperatur dan tekanan akan meningkatkan
nilai konduktivitas kalor ( tekanan berpengaruh pada tekanan < 1 mm Hg atau > 10
atm, sedangkan pada tekanan normal pengaruh tekanan diabaikan).
Pada umumnya gas yang mempunyai berat molekul yang lebih kecil akan
mempunyai harga konduktivitas kalor yang lebih besar. Jadi gas monoatomik
mempunyai konduktivitas kalor yang lebih besar dibandingkan gas poliatomik dan
gas campuran.

Kenaikan viskositas zat gas dan uap'akan memperbesar harga konduktivitas


kalornya.
Perbedaan polaritas campuran dua gas, akan menghasilkan nilai konduktivitas
kalor yang cenderung lebih besar berdasarkan harga fraksi mol rata-ralanya,
sedangkan untuk campuran yang sama-sama polar akan terdapat kecenderungan
sebaliknya. Dari persamaan-persamaan konduktivitas kalor yang diuraikan
sebelumnya terlihat bahwa jenis ikatan berpengaruh terhadap besarnya nilai
konduktivitas kalor.

178

KoNDUKTIVITAS KALoR zAT PADAT, CAIR DAN GAS

Daerah harga konduktivitas kalor zat cair adalah sebagai berikut:


Tabel 10-1 Harga konduktivitas kalor zat cair

- 0,924
0,105 - 0,178
0,201. - 0,924

Zat cair secara umum


Zat organik

0.086

Air raksa, air, NH, dan larutan polar

Kenaikan tekanan akan mengakibatkan naiknya nilai konduktivitas kalor (berlaku


untuk tekanan > 40 atm, atau pada titik kritis, dibawah tekanan itu pengaruh tekanan

diabaikan).
Pada zat cair, kenaikan temperatur akan menurunkan harga konduktivitas
kalornya (kecuali pada air raksa, air dan larutan yang sangat polar adalah sebaliknya).
Zat cair yang mempunyai tekanan kritis dan temperatur kritis yang lebih kecil
akan menghasilkan kenaikan konduktivitas kalor yang lebih besar (akibat pengaruh
tekanan).
Pada larutan ionik, penambahan konsentrasi garam akan mengakibatkan
penurunan harga konduktivitas kalor larutan.

Daerah harga konduktivitas kalor zat padat secara umum adalah sebagai
berikut:
Tabel 10-2 Harga konduktivitas kalor zat padat

Logam murni

52

Logam paduan

L4

120

Logam cair

8,6

76

Material bangunan/ keramik

0,034

Material isolasi

426

- 2,6
0,034 - 0,3

Harga konduktivitas kalor zat padal pada umumnya turun dengan kenaikan
temperatur, kecuali pada material isolasi di mana kenaikan temperatur akan
memperbesar harga konduktivitas kalornya, Pada paduan logam sangat sukar
diperkirakan karena banyaknya faktor yang sukar untuk diperkirakan, seperti
distribusi dan ukuran rongga serta pengaruh heat treatment. Kendala ini

BAB 10

* KESIMPULAN 179

menyebabkan konduktivitas kalor pada paduan relatif sulit diperkirakan secara


teoritis. Jadi cara yang paling baik adalah dengan melakukan pengukuran langsung.
Harga konduktivitas kalor logam berbanding lurus dengan harga konduktivitas
kalor listriknya. Jadi material yangmerupakan penghantar listrik yang baik, juga
akan merupakan penghantar panas yang baik.
Jenis heat treatment akan mempengaruhi struktur mikro material. Proses
pendinginan material akan menghasilkan bentuk butir dan dendrit yang berbeda.
Bentuk butir yang besar dan dendrit yang merata, akan menghasilkan harga
konduktivitas kalor yang lebih besar (hal ini mengingat terdapat lebih sedikit batas
butir, sedangkan batas butir merupakan penghambat laju aliran kalor). Bentuk butir
ini, tergantung pada jenis fluida pendingin yang digunakan, pendinginan dengan
oli (viskositas besar) akan menghasilkan bentuk butir yang lebih besar serta ukuran
dendrit yang lebih sempurna dibandingkan dengan pendinginan air dan udara.
Hasil pengukuran nilai konduktivitas kalor untuk beberapa material bangunan,
yang pernah dilakukan di jurusan Mesin FT-UI, menunjukkan perbedaan yang relatif
kecil dibandingkan dengan material standar ASHRAE. Sehingga penggunaan daftar
material ASHRAE dalarn pengkondisian suatu ruangan, dapat digunakan tanpa
menghasilkan perbedaan beban pendingin yang besar.
Arah hantaran kalor yang sesuai dengan arah serat atau butir akan menghasilkan
nilai konduktivitas kalor yang lebih besar dan peningkatan kerapatan serat juga
akan memperbesar nilai konduktivitas kalor.
Perangkat lunak database "Therm", berisikan 1145 material yang konduktivitas
kalornya berkisar dari 0,004 (gas Radon) sampai 426 W /m"C (Perak Murni). Hal
ini akan sangat membantu untuk mendapatkan harga konduktivitas kalor secara
cepat, khususnya untuk zat padat dan paduannya.

DAFTAR PUSTAKA

1.

August, E.M, Karakteristik Konduktioitas Kalor Pada Zat Padat, Cair


Gas, Tugas Sarjana

Mesin FTUI,

dan

1.997.

, Darwan,

Aha, Perbandingan Angka Konduktirtitas Material Bangunan di


Indonesia dengan standard ASHRAE, Tugas Sarjana Mesin FTUI, 1991.

3.

Geiger, Poirer, Transport Phenomena in Metalursl, Addision Wesley Publishing Company Inc, L973.

4.

Gunawan, Anang, Penelitian Pengaruh Llnsur Nikel 3-5% terhadap


Konduktiaitas Kalor Perunggu Aluminium Psda Kondisi As Cast dan Solution Treatment, Tugas Sarjana Mesin FTUI, 1992.

5.

Holman, J.P, Perpindahan Kalor, terj. E. Jasifi, Jakarta : Erlangga,

6.

Isachenko, Y.A., Heat Transfer, MIR Publisher Moscow,

7. Jacob,

1.998

1.963.

Max, and George A. Hawkins, Elements of Heat Transfer, John Wiley

and Son, 1949.


8.

Kingrey W.D., Introduction to Ceramlc, John Wiley and Sons Inc,

9.

Kreith, Frank, Principle of Heat Transfer, third edition, Harper Row Pub-

1960.

Iisher,1,976.

10. Nasser, syarif Abdul, Pengaruh Perubahan struktur Mikro Terhadap


Konduktiaitas Kalor AL-Zn, Tugas Sarjana Mesin FTIJI, 1996.

L1. Perry, Robert H, and Don Green: Perry's Chemical Engineer's Handbook
6th

Ed. Singapore : Mc Graw-hill Book Co,1984.

182

KONDUKTTVITAS KALOR ZAT PADAT, CAIR DAN GAS

1,2. Pratt, A.W., Heat Transmission in Buildings, New


Sons,1981.

York: John Wiley and

13. Reid, Robert C., Prausnitz john M, and Sherwood Thomas K.,
ties of Gases and Liquids: Mc Graw-Hill Book Inc, 1,997.

The proper-

14. Sari Desi Gumilan, Pengaruh Variable Komposisi Fe terhadap Konduktiaitas


Kalor Perunggu Aluminium, Tugas Sarjana Mesin FTUI, 1.992.

15. Smallman,

RE, Metalurgi Physic Modern, Jakarta, PT. Gramedia,

1.991..

16. Vlack, Lawrence H. Van, Material for Engineering Concept and Application, Addision Wesley Publishing Company Inc.

1985.

17. Winarno, Agus, Penelitian Konduktiztitas Kalor Material Bangunan,


Penelitian Pengaruh Pemakaian Keramik Terhadap lenis Pendingin, Tugas
Sarjana Mesin FTUI, 1994.

Proses Perpindahan Kalor


Secara Radiasi

BAGIAN TIGA:

BAB 1.1 TEORI DASAR RADIASI


BAB 12 RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS
BAB 13 FAKTOR PANDANG
BAB

14

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN


FORMULASI NUMERIK DAN SOFTWARE

BAB

15

HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN


KONDUKTIVITAS

BAB

16

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB

11

TEORI DASAR
RADIASI

11.1 PENGERTIAN RAD1ASI


Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paketpaket energi (photon) yang dapat di bawah sampai pada jarak yang sangat jauh tanpa
memerlukan interaksi dengan medium (ini yang menyebabkan mengapa perpindahan
panas radiasi sangat penting pada ruang aakum), di samping itu jumlah energi yang
dipancarkan sebanding dengan temperatur benda tersebut. Kedua hal tersebut
yang membedakan antara peristiwa perpindahan panas konduksi-konveksi
dengan perpindahan panas radiasi. Ketergantungan dari perpindahan panas
radiasi terhadap temperatur yang membedakannya dengan konduksi-konveksi
dapat dilihat dari persamaan di bawah ini:

Konduksi q*=-kdt

(1 1-1)

Konveksi q = h (T - 7* ) di mana T- = Temperatur referens

(1,1-2)

Radiasi 4=(Tn-Tl)

(11-3)

dx

Dari persamaan di atas dapat kita lihat bahwa ketergantungan k dan h terhadap
nilai temperatur tidak terlalu besar, berbeda dengan radiasi yang sangat tergantung
dengan perubahan temperatur. Peristiwa perpindahan panas radiasi pada suhu
tinggi dapat kita lihat pada aplikasi pembakaran (dapur api, nosel roket, motor
bakar).

184

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Radiasi elektromagnet terdiri atas beberapa jenis, di mana radiasi termal


adalah salah satu jenis dari radiasi ini. Radiasi ini merambat dengan kecepatan
cahaya (3 x L010 m/s). Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian antara panjang
gelombang dengan frekuensi radiasi:

C=7V
di

mana f =
)V.

(1,1,-4)

kecepatan cahaya (m/s)


panjang gelombang (pm)
frekuensi (Hz)

Seperti telah disebutkan di atas bahwa radiasi thermal adalah proses perpindahan
panas melalui paket-paket energi yang disebut photon (kuantum), di mana menurut
postulat Planck setiap kuantum mengandung energi sebesar:

h = 6.625

10-34

Setiap kuantum dapat kita anggap sebagai suatu partikel yang mempunyai
energi, massa dan momentum, seperti halnya molekul gas. Jadi pada hakekatnya,
radiasi dapat digambarkan sebagai " gas photon " yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat lain. Dengan menggunakan hubungan relastivistik antara massa
dan energi, dapatlah kita turunkan suatu persamaan untuk massa dan energi dari
"partikel" tersebut:

E=mc2=h|s
m = ho/c

Momentum = c (ha/c2) = ln/c

(1

1-s)

Frekuensi dari cahaya tidak akan berubah pada saat cahaya tersebut memasuki
suatu medium ke medium lain selama energinya tetap.
Laju energi yang dipindahkan tergantung kepada beberapa faktor yaitu:

1.
2.
3.
4.

Temperatur (permukaan yang mengemisi dan yang menerima radiasi)


Emisivitas (permukaan yang teradiasi)
Refleksi, absorpsi, dan transmisi.
Faktor pandang (aiew's factor) antara permukaan yang mengemisi dan
yang menerima radiasi (sudut pandang antara manusia terhadap sumber
radiasi)

Tergantung kepada sifat-sifat yang dimilikinya gelombang elektromagnet dapat


dikelompokkan seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

BAB 11 .... TEORI DASAR

RADIASI 185

bD.!6trtr
T '.-z
<<
v

Liner

Gambar 11-1
Spektrum
Gelombang
elektromagnet
(sumber ref: 6
hal 13)

Panjang Gelombang

10e

I.trrrrrr

101e

1,,

prir

108 707 106 l.0s 10{ 103 10, 10

Nomor Gelombangq, p.ma

1018 1017 1016 101s 1014 1013 1012


Frekuensi

zr,

101r

Hz

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa daerah radiasi termal terletak dalam
rentang kira-kira 0,1 sampai 100 pm. Sedangkan cahaya yang tampak oleh indera
penglihatan manusia terdapat dalam rentang yang sangat sempit yaitu 0,4 sampai
0,7 1trn. Cahaya tampak ini terdiri atas ungu, biru, hijau, kuning dan merah.

11.2 SIFAT.SIFAT RADIASI


Pada gelombang elektromagnet berjalan melalui suatu medium (atau vakum)
dan mengenai suatu permukaan atau medium lain maka sebagian gelombang
akan dipantulkan, sedangkan gelombang yang tidak dipantulka.,ikur,
-e.,embus
ke dalam medium atau permukaan yang dikenainya. pada saat melalui medium gelombang secara berkelanjutan akan mengalami pengurangan.
- Jika pengurangan tersebut berlangsung sampai tidak ada lagi gelombang yang
akan menembus permukaan yang dikenainya maka permukaan ini disebut se6ugal
benda yang bertingkah-laku seperti benda hitam.
Jika gelombang melalui suatu medium tanpa mengalami pengurangan hal ini
disebut sebagai benda (permukaan) transparan dan jika hanya sebigian dari
gelombang yang mengalami pengurangan hal ini disebut sebagai permuliaan semi
transparan. Apakah suatu medium adalah benda yang bertingkah laku seperti benda
hitam, transparan atau semi transparan tergantung kepada ketebaLn lapisan
materialnya. Benda logam biasanya bersifat seperti benda hitam. Benda non l-ogam
umumnya memerlukan ketebalan yang lebih besar sebelum benda ini bersifat seperti

benda hitam.

yang bersifat seperti benda hitam tidak akan memantulkan cahaya


-Permukaan
radiasi yang diterimanya, oleh karena itu kita sebut sebagai penyerap paling baik
atau permukaan hitam. ]adi permukaan yang tidak memantulkan-ridiasi akan
terlihat hitam oleh kita karena tidak ada sinar radiasi yang dipantulkan mengenai
mata kita.

186

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Untuk memperlihatkan bahwa permukaan hitam akan menyerap dan


menghasilkan energi radiatif lebih besar dari benda lain pada temperatur yang sama,
dapat ditunjukkan dengan menggunakan hukum Kirchoff:
"Bayangkan dua dinding hitam identik yang dibatasi oleh isolasi panas dan
masing-masing berisi satu obyek kecil di mana satu berwarna hitam dan yang lainnya
tidak. Setelah beberapa saat sesuai dengan hukum thermodinamika kedua, kedua
obyek tersebut akan mempunyai temperatur yang seragam. Hal ini menjelaskan
bahwa setiap bagian dari permukaan (juga obyek) menghasilkan energi sebesar
energi yang diserap. Kedua obyek tersebut menerima energi radiasi yang sama
besar, tetapi selama obyek hitam menyerap lebih banyak energi (semaksimum
mungkin) maka obyek ini akan menghasilkan energi lebih banyak daripada obyek
tidak hitam ".
Benda hitam merupakan penyerap dan penghasil energi radiasi yang baik pada
setiap panjang gelombang dan arah radiasi.

Dari Gambar 1.1.-2 di bawah ini dapat kita lihat bahwa distribusi spectrol benda
hitam, mempunyai panjang gelombang maksimum yang tergantung kepada
temperatur.

10,

Visible spectral region

108

tr^""T=2898pm.K
Solar radiation

107
ll.]

Gambar 11-2
hubungan
antara paniang
gelombang
terhadap
temperatur
(sumber: ref 4
hal 711)

0l

3
C!

OB
6f
'a d'
.rc

106
10s

10{

10r
102

';>
0)

6
t
o
p-

(,

10t
100
1

n-l

10{
10-3

10-{

0.1 0.2 0.4

0.6

1 2

1,0

20

40 60 100

Wavelength, i., pm

I maKsT=C^

(1 1-6)

di mana C: = konstanta radiasi

(2897.8 p"m)

Persamaan (11-6) menunjukkan bahwa daya emisi spektral maksimum terletak


pada panjang gelombang yang makin pendek dengan pertambahan temperatur.
Daya emisi yang dapat dilihat oleh mata manusia terletak pada panjang gelombang

BAB 11

r'.

TEORI DASAR

RADIASI 187

7 x 0,5 pm. Pada panjang gelombang 2.9 ptrn temperatur 1000 K merupakan radiasi
dengan emisi terlemah di mana emisi ini masih dapat dilihat oleh mata manusia
sebagai cahaya merah.

11.3 DAYA EMISI


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai radiasi ini maka, perlu dijelaskan
bahwa tanda,,t menunjukkan perbedaan antara spectral dan total. Tanda ' atau 0
menunjukkan antara directionsl dengan hemispherical.
Setiap medium secara berkelanjutan akan menghasilkan radiasi elektromagnet
secara acak ke seluruh arah di mana lajunya tergantung dari temperatur lokal dan
sifat-sifat material (struktur permukaan, merupakan faktor kritis) di mana secara
umum permukaan kasar akan mempunyai sifat refleksi rendah, serta emisivitas
dan absorpsi tinggi. Hal ini berlaku sebaliknya untuk permukaan yang licin atau
dipoles.
Fluks kalor radiasi yang dihasilkan dari sebuah permukaan disebut sebagai
daya emisi, E. Secara lengkap total daya emisi, hemispherical dapat kita definisikan
sebagai berikut:
Laju di ntana rndiasi yang dihasilkan per satunn luas pada semua pnnjang gelontbnng
yang mungkin dan pada semua arah ynng mungkin.

E = I; EL(X)dX

(11-7)

Sejak lama para ilmuwan mempelajari teori untuk memperkirakan spectrum


emisi dari matahari, di mana dari hasil penelitian itu kita ketahui bahwa matahari
dapat mencapai sifat benda hitam pada temperatur 5762 K.
Spectrnl, fluks matahari yang sampai ke bumi atau solar irradiation untuk kondisi
ekstrateresterial dan massa udara satu ditunjukkan oleh Gamb ar 1\-2 di bawah
ini: (catatan bahwa radiasi matahari akan mengalami pengurangan pada saat dia
memasuki atmosfer).

q
a

Blackbody emissive power at 5762K,


normalized to 1353 W/m'?
Extraterrestrial solar spectrum, 1353 W/m'z
"Air mass one" solar spectrum

2000

Gambar 1 1-3
lrradiasi matahari
yang memasuki
bumi (sumber:
ref.6 hal 16)

1500

1000

.J

3.

(n

soo
isiblq yr",6r,

7.4 7.6 7.8 2.0


Wavelength

7.,

2.2

pm

188

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Perbedaan antara total dan spectral daya emisi suatu permukaan adalah:

1.

Spectral, daya emisi Ev

Energi emisi
Waktu . permukaan . frekuensi

2.

Spectral, daya emisi

Et1

Energi emisi
Waktu . permukaan . No gelombang

3.

Spectral, daya emisi

E^

Energi emisi
Waktu . permukaan . panjang gelombang

4.

Total, daya emisi

Energi emisi

Waktu . permukaan
Daya emisi E^ digunakan untuk menghitung daya emisi dari suatu permukaan
yang bersifat menyerap atau menghasilkan energi radiasi. Daya emisi Er1 digunakan
untuk menghitung radiasi pada gas. Daya emisi Eu digunakan untuk menghitung
energi radiasi di mana tidak terjadi perubahan frekuensi dari sinar radiasi tersebut
pada saat melewati suatu permukaan menuju permukaan lainnya.

Dari postulat Planck yang dikenal dengan teori statistik quantum, dia
mengasumsikan bahwa sebuah molekul dapat menghasilkan photon hanya pada
tingkat energi tertentu. Planck menemukan distribusi daya emisi spectral benda
hitam yang sekarang dikenal sebagai Hukum Planck, untuk suatu permukaan
benda hitam yang dikelilingi oleh medium transparan dengan indek refraktif , n
sebagai:

E ou

(T ,uy =

=]fuu'n'
''W7o -\

E ox

(7, tr ) =

--;

Yrr'

E on(T,r ) =

Di

ZnhCo

(11-8)

n =konstan

n'T@n3
znz

n = konstan

*'ffi:7
-2nhco

mana: Co = cepat rambat cahaya di ruang hampa


Cl = 2nhC:=3.7419 x 10-16Wm2
C2 = h Co/k = 14'388 Pm. K

ft = konstanta Boltzmann
7) = frekuensi

(1.3806

1043

j/K)

(11-9)

(11-10)

BAB 11

Hubungan antara

Eou, Eo^ dan Er,

TEORI DASAR

RADIASI 189

dapat dilihat dari persamaan di bawah ini:

Co Co
n)'- n "

_-_m

9r[, - \41a,
-99-[r*14L1ax=
n I n dnl
n),.'L n d)")

dtt

Eo (T ) =

I;

Eoudv =

Ji

o^d)" =

Ii

(11-11)

Eondn

atau
E,..
bv dv

= E,,
bL d),, =

(11.-1,2)

E,._
dr1
0rl

Persamaan ini lebih sering digunakan hanya jika indeks refraktif tidak tergantung
kepada frekuensi, panjang gelombang dan nomor gelombang, yaitu pada kondisi
di ruang vakum di mana n = 1 atau medium gas di mana n = l.Persamaan itu juga
dapat diterima untuk medium semi transparan di mana nilai 1,52 <n < 1,,68 diantara
panjang gelombang 0,2 s/ d 2,4 pm diasumikan z = konstan.

Total daya emisi dari benda hitam dapat digambarkan dari persamaan di bawah

ini

E,0

)=

ii" E bx1 ,x)dtr

=C

fl,r n li

6_ffik4

Eb(T)=n2^cTa

(11-13)
(11-14)

di mana

, = nnC', = s.67ox 1o-8 ry


m'Kn
1{rn,
,

= Konstanta Boltzmann

Seringkali diperlukan perhitungan untuk memperoleh nilai daya emisi antara


dua panjang gelombang, misalnya antara ),, dan 7r:

ftl r o,ax =
f (nxr ) =

##

r{,

A fflt*:i $!3=n,r

(;fu),

(n}"r ) =

I Et.^,

(11-1s)

e'dE

eL- l

(11-16)

190

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

sehingga
rtr,
J

n,

E b2dx = [7 @Xrr) -

f (nxrr))n2t

-a

(1,7-17)

Persamaan terakhir merupakan fungsi dari variabel tunggal, nAT yang dapat
dilihat nilainya pada tabel yang terdapat pada lampiran.
Permukaan dari benda hitam adalah permukaan yang paling ideal yang
mempunyai sifa t-sifa t:
1. Benda hitam menyerap semua radiasi yang disengaja (irradiasi) tanpa melihat
panjang gelombang dan arah datangnya sinar (bersifat diffuse).
2. Pada semua temperatur dan panjang gelombang yang diijinkan, tidak ada
permukaan yang dapat menghasilkan energi lebih banyak daripada benda
hitam.
3. Walaupun emisi radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam adalah fungsi dari
panjang gelombang dan temperatur, tetapi tidak tergantung kepada arah
datangnya sinar.

Tidak ada satu permukaanpun yang dapat menyamai permukaan benda hitam
karena bagaimanapun juga setiap permukaan pasti akan memantulkan radiasi yang

diterimanya walaupun sangat kecil. Pendekatan terbaik adalah dengan suatu


eksperimen dengan membuat suatu celah seperti pada Gambar 11-4, di mana
perbandingan antara besarnya ruang dengan celah tersebut cukup besar. Suatu
sinar yang masuk akan dipantulkan beberapa kali sebelum lepas dari celah kecil
tadi. Pada setiap pantulan sebagian energi akan diserap, tergantung kepada
absorptivitas dinding tersebut. Setelah beberapa kali pantulan maka praktis seluruh
radiasi yang masuk melalui bukaan akan diserap, sehingga pada saat sinar tadi
akan meninggalkan ruang tidak ada lagi radisi yang dapat dipaniulkan dan terlihat
oleh mata kita.

Gambar 11-4
Metode
pembuatan
ruang tertutup
benda hitam.

Radiasi yang masuk

BAB 11

.i. TEoRI

DASAR

RADIASI

191

Permukaan hitam adalah permukaan ideal di mana tidak ada satu bendapun
yang dapat mengikuti sifat-sifat dari benda hitam ini. Permukaan yang tidak
hitam disebut sebagai permukaan aktual yang menghasilkan dan menyerap
radiasi lebih sedikit dari permukaan hitam. Daya emisi total dari permukaan
aktual pada temperatur T dapat dihitung dengan:
E

Ea= oTa

(11-18)

di mana e = emissivitas dari permukaan aktual. (mengenai emisivitas ini akan


kita bahas pada bab selanjutnya).
Daya emisi, spectral dari benda tidak hitam

ini dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan di bawah ini:


E^ =

Di

t^

E,,.=

t^(C, l-

st"cz/^r

17

(1 1-19)

mana tr = emisivitas monokromatik

Hubungan antara E dengan E, dapat dilihat di bawah ini:

E = E.ET 4 = l;

ExdX =

[f,

e7E67d).

(1 1-20)

atau
e=

(1

,r n)!; erno^ax

(11,-21)

Jika e^ tidak tergantung kepada ). maka E = tt permukaan yang mempunyai


kondisi seperti inilah yang kita sebut sebagai permukaan kelabu. Sifat permukaan
kelabu ini sering digunakan dalam proses perhitungan radiasi karena perhitungan
menjadi lebih mudah, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua permukaan dapat
dikategorikan sebagai permukaan kelabu.

11.,4 INTENSITAS RADIASI


Laju dari emisi yang berasal dari dA, dan menuju dA, disebut sebagai Intensitas
dari radiasi emisi. Jadi definisi dari intensitas spectral I^ adalah:
Laju di mana energi radiasi yang dihasilkan pada panjang gelombang ),, pada
arah (0, <p) persatuan luas permukaan emisi normal terhadap arah (0, <p)persatuan
sudut dQ dan persatuan panjang gelombang d),.
spectral 1,

I x,, (X,0, Q) =

dq

dA,

cos

d1dQd)"

(11-22)

192

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADTASI

Gambar 11-5
Proyeksi sinar
radiasi yang
mengenai suatu
permukaan
seluas dA pada
panjang
gelombang l,
dan arah (0, q)
[sumber: ref. 6
hal 15I

dgt

dAun

r-

d.i

mana

dA n

= rzsinTdTdq

d9=

r2sin0d0dq

r'

dQ = sin 0d0d<p

(11-23)

Perbedaan antara intensitas spectral dan total:

= Laju energi radiasi/waktu/luas normal terhadap


sinar/ sudut solid/panjang gelombang.
2. Intensitas total, I
= Laju energi radiasi/waktu/luas permukaan
normal terhadap sinar/sudut solid.
Persamaan yang menghubungkan antara intensitas spectral dengan intensitas
total adalah:
1. Intensitas spectral, l^

t (, ,3) = IfrIi Q,3,x)Ax

(1,1,-24)

Di mana r = vektor posisi


$ = satuan vektor arah
Jika pada daya emisi hanya tergantung kepada vektor posisi (permukaan
aktual/sebenarnya) dan panjang gelombang, pada intensitas selain pada kedua
hal itu juga tergantung kepada vektor arah (permukaan yang diproyeksikan
terhadap arah normal).
Hubungan antara daya emisi dengan intensitas dapat dilihat dengan
mengintegrasikan persamaan di atas pada semua arah dari permukaan yang terkena

BAB 11

TEORI DASAR

RADIASI 193

radiasi. Misalkan kita mengatakan bahwa energi yang dihasilkan dari permukaan
seluas dApada arah S dan pada sudut solid dQ = sin 0 d0 dq maka intensitas dapat

didefinisikan sebagai:

I (r, i) dAp dA = I (r, 9) dA cos 0 sin

0 d0

(11-25r

d<p

di mana dAp = proyeksi luasan dA arah normal terhadap sinar datang.


]ika persamaan tersebut diintegrasikan pada semua arah yang mungkin maka
akan diperoleh total energi yang dihasilkan dari luasan dA, setelah terlebih dahulu
dibagi dengan luasan dA ilu sendiri:
E

(r) = !:^fftzt (r,o,q)cos0sin0d0ds -- !3^ t

Gambar 11-6
Hubungan
antara daya
emisi benda
hitam dengan
intensitas.
[sumber: ref. 6
hal 171

(r

j)Ae

ao

(11-26',

=dAcos0

Persamaan tersebut (11-26) juga berlaku untuk hubungan antara emisi dan
intensitas spectral dari suatu permukaan. Hubungan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut
Eo^(r,

L) = n lo^(r, L)

(11-271

Persamaan yang memperlihatkan bahwa intensitas radiasi yang


meninggalkan suatu permukaan hitam (permukaan di mana intensitas yang
meninggalkan permukaan tidak tergantung kepada arah atau diffuse) dapat
ditunjukkan di bawah ini:
Iu (r, X) = Eur(r,

)")

/n

(1 1-28)

Directional, spectral daya emisi dapat diketahui dengan membandingkan antara


(laju energi per satuan sudut solid, per safuan luasan
normal terhadap sinar datang) dengan directional, spectral fluks yang dihasilkan:
hemisphere, spectral intensitas

E 'o^ (r,1, 0, g) dA = Iu (r, )')dAp

(11,-29)

(i 1-30)

atau
E 'o^(r, tr, 0,

<p)

Io^(r, ),) cos 0

194

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI


Persamaan (11-30) menunjukkan bahwa directional, spectral fluks yang dihasilkan
dari sebual'r permukaan atau benda hitam bervariasi terhadap cosinus dari sudut
polar (cos 0). Ini dikenal dengan hukum Lambert atau lntkum cosine.

11.5 DISTRIBUSI,PLANCK

I bx(X,T

Di mana

htA=

Co
'f

--

)=

2hc
Ls[exp(hCo

]"kr

(11-31)

)-1)

kostanta Planck (6.6256 x 1Oia J.s)


konstanta Boltzmann (1.3805 x 10-'?3 J/K)
kecepatan cahaya di ruang vakum
temperatur absolut dari benda hitam.

Benda hitam adalah benda yang bersifat diffuse (pengemisi hamburan) maka
spectral, daya emisi adalah:

Er^(l,T )=
di

mana

cl
tus[exp(c z/ xr)-1)

C, = konstanta radiasi I

(1 1-32)

(2nhC"2)

( 2nhC"2 ) = 3.742 x 108 WPm/m2


C, = h C"/k = 7.439 x 10a pm. K
Dari persamaan-persamaan di atas distribusi Planck yang ditandai dengan Gambar
untuk temperatur tertentu dapat dijelaskan sebagai berikut:

11-7

10e

daerah cahava terlihat

108

2..,,7 = 2898 prm.K

107

Gambar 11-7
Hubungan
antara paniang
gelombang
terhadap
temperatur
[sumber: ref 2
hal 7l

radiasi matahari

106
105

10r
103

702
101

100
1

0-1

1 O-'z

I0-4
0.1

0.2 0.4 0.6

7 2

4 6 10 20

panjang gelombang, )", pm

40 60 100

BAB 11

TEORI DASAR

RADIASI 195

Emisi radiasi berkelanjutan sesuai dengan panjang gelombang.


Meningkat sesuai dengan peningkatan suhu.
Bagian spectral di mana terdapat konsentrasi radiasi yang tergantung
kepada temperatur, maka bersamaan dengan peningkitan iadiasi-,
panjang gelombang akan semakin pendek dan temperatur semakin
meningkat.
Fraksi penting matahari dihasilkan pada saat matahari mencapai kondisi
benda hitam, yaitu pada temperatur 5800 K (fraksi ini merupikan fraksi
yang dapat dilihat oleh mata manusia). Pada temperatur ? < 800 K,
emisi lebih banyak terjadi pada spectrum sinar inframerah di mana
bagian ini tidak terlihat oleh mata.

11.6 EMISI, BAND


Fraksi total emisi benda hitam pada interval panjang gelombang tertentu
(band) sangat penting untuk diketahui. untuk temperatur yang diinginkan,
fraksi ini digambarkan oleh perbandingan dari bagia. yu.g dihitamkan
terhadap luasan total di bawah kurva pada Gambar 11-8 di bawah ini

Gambar 11-8
Emisi radiasi
dari benda hitam
pada panjang
gelombang 0 - l,
[sumber: ret.4
hal 7131

F.

t!

),

ftr

F1o-1,;

o^ax

J;Eil,il,
-

gr

t-rya
ol"

oT

(lr )=/(),r

(1

i-3s)

selama integrasi (EbL/T s) merupakan fungsi yang dipilih untuk fungsi panjang
gelombang - temperatur hasil dari LT, maka integral dari Persa*iur.(1f-35)
dapat digunakan untuk memperoleh nilai F,o _ sebigai fungsi dari )"7 (hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 11-1 dan Gambu.'it-g)
^,

196

PROSES PERPTNDAHAN KALOR SECARA RADIASI

1.0

Gambar 11-9
Fraksi dari total
emisi benda
hitam pada
panjang
gelombang
(0 - I) sebagai

0.8

0.6

tr.3

0.4

0.2

fungsi If
[sumber: rel.4
hal 7161

"o

tz t6

20

l.T x 10-3 pm.K

hasil yang diperoleh melalui Tabel L1-L dapat dipergunakan untuk mendapatkan
fraksi ,adiusi antara 2 paniang gelombang ()', dan trr)

fr, r, o^dx t_
r().,+).r)(1.1+12)--if
= F1o-Lr)

$'r

o^Ax

(11-36)

F1o-r,)

Tabel 11-1 Nilai F,o-^,sebagai fungsi dari

lf

0,00000

0.007790

x 1.0-27
0.490335 x 10-13
0.104046 x 10-4
0.991126 x 10'
0.118505 x 10-s
0.523927 x 10
0.'t3441,1, x 104

1600

0.01.971.8

0.249L30

0.344904

i800

0.039341

0.375568

0.51,9949

2000

0.066728

0.493432

0.683L23

2200

0.100888

0.589649

2400

0.1,40256

0.658866

0.912155

2600

0.183120

0.701,292

0.970891.

2800

0.227897

0.720239

0.997123

200

0,00000

400

0,00000

600

0,00000

800

0.000016

1000

0.000321

1200

0.002134

1400

0.375034

104

0,00000
0.000014
0.001.372
0.01.6406

0.072534
0.186082

0.8L6329

BAB 11 .t. TEORI DASAR

RADIASI 197

2898

0.250108

3000

0.273232

x
0.720254 x

3200

0.318102

0.705974

0.977373

3400

0.361,735

0.681544

0.943551

3500

0.403607

0.650396

0.900429

3800

0.443382

0.61.5225

0.851.737

4000

0.480877

0.578064

0.800291

4200

0.516014

0.540394

4400

0.548796

0.50323s

0.696720

4600

0.579280

0.467343

0.647004

4800

0.607559

0.433109

0.59961.0

5000

0.633747

0.400813

0.554489

5200

0.658970

0.370580

5400

0.680360

0.342445

4.474092

5600

0.701.046

0.316376

0.438002

5800

0.7201.58

0.292301

0.404671,

6000

0.73781.8

0.2701,21

0.373965

6200

0.7541,40

0.249723

6400

0.769234

0.230985

0.31,9783

6600

0.7831.99

0.2L3786

0.295973

6800

0.7961.29

0.198808

0.2741.28

7000

0.808109

0.183534

0.242090

7200

a.819217

0.170256

7400

0.829527

0.i58073

0.278842

7600

0.839102

0.1.46891.

0.203360

7800

0.848005

0.1.3662L

0.1,891.43

8000

0.856288

0.1.271.85

0.176079

8500

0.874608

0.L06772

9000

0.890029

0.90L463

9500

0.903085

0.765338

0.105956

10000

0.91,4199

0.653279

0.090442

0.722318

104

1.000000

10-4

0.9971,43

10{

10{

10{

10-4

x 10-4
x 10{

0.748139

0.513043

0.345724

0.235708

4147819
0.1,24801"

198

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

0.066973

1000

0.931890

0.483321

10500

0.923710

0.560522

1000

0.931890

0.483321.

1500

0.939959

0.41.8725

0.057970

12000

0.945098

0.364394

0.050448

13000

0.9551.39

0.279457

0.038689

14000

0.962898

0.21,7641.

0.030131

1s000

0.969981

0.171.866

6000

0.973874

0.737429

18000

0.980860

0.908240

20000

0.985602

0.62331.0

25000

0.99221,5

0.276474

10

0.077600

10-s

10's

0.066913

0.023794
0.01.9026

10-n

0.012574
0.008629
0.003828

30000

0.995340

40000

0.997967

x
0.473891, x

50000

0.998953

0.201605

75000

0.99971.3

0.4L8597

100000

0.999905

0.135752

0.1.40469

10

0.001945

10

0.000656
0.000279

10-8

0.000058
0.000019

11.7 IRRADIASI
Laju perpindahan panas radiasi per satuan panjang gelombang yang memasuki
suatu luasan dA, dari arah S, pada sudut solid dQ:

Ir(r,

)u, d,

) (cos 0i dA)

dQt

atas adalah laju perpindahan panas per satuan


sinar datang dan per satuan sudut solid.
terhadap
normal
luas permukaan
memasuki suatu permukaan seperti yang
yang
Laju perpindahan Panas
dijelaskan di atas jika dibagi dengan satuan luas permukaan dA dan per satuan
sudut solid, ini disebut sebagai spectral, directional irradiasi,

di mana pengertian intensitas di

Hr(r,L,9,) = l^(r,1., $,) cos 0,

(1.1.-37)

Irradiasi adalah fluks kalor yang senantiasa menuju ke dalam suatu permukaan.
Kesetimbangan irradiasi diperoleh pada keadaan di mana:

BAB 11

H.=H.....+H.
4
AreileKsr

'

TEORI DASAR

RADIASI 199

+H/.transmtsl

aDsorp5,

(1 1-38)

Spectral, hemispherical irradiasi adalah fluks kalor radiasi pada sebuah permukaan
per satuan panjang gelombang dari semua arah yang mungkin.

r.(r,L)=lr*H'x(r,X,e ,)ao, =fr"1^(r,).,e ,)cos 0,de,

(11-39)

Total, directional irradiasi adalah total irradiasi per satuan luas permukaan dan
per satuan sudut solid pada seluruh panjang gelombang.

H' (r)= Ii

(1 i-40)
,).,i ,)cos O,d),
^(,
Total, hemispherical irradiasi adalah total irradiasi per satuan luas permukaan
pada semua arah dan pada semua panjang gelombang pada spektrun yang ada:

H (r)=jfrJo"I^ (, ,X,3,)cos

0,de,il,

(11,-41)

11'':8 KARAKTERISTIK RADIASI DARI PERMUKAAN YANG


BERTINGKAH LAKU SEPERTI BENDA HITAM
Setelah kita ketahui bersama tidak ada satu permukaan pun yang dapat
menyamai permukaan benda hitam dalam menghasilkan radiasi pada temperatur
yang sama. Untuk itu sangat baik memilih permukaan benda hitam sebagai
acuan yang menggambarkan emisi dari permukaan yang sebenarnya.

Sifat dari permukaan radiasi (emisivitas) didefinisikan sebagai perbandingan


radiasi yang dihasilkan oleh permukaan terhadap radiasi yang dihasilkan oleh
permukaan benda hitam pada temperatur yang sama. Emisivitas mempunyai
nilai yang berbeda tergantung kepada panjang gelombang dan arahnya. Nilai
emisivitas bervariasi dari 0 sampai dengan 1, di mana benda hitam mempunyai
nilai emisivitas 1.
Kita definisikan spectral, directional emisivitas e'tr (tr, 0, rp, T) dari permukaan
pada temperatur T sebagai:
Perbandingan intensitas dari radiasi yang dihasilkan pada panjang gelombang
l" dan arah (0, rp) terhadap intansitas radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam pada
T dan ), yang sama.

e'r( )",0,e,7 ) =

I , .x(X,0, q,T )

Io16,T)

(11-42)

2OO PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI


Ketidakberadaan variable arah (0, rp) pada penyebut dari Persamaan (11'-42)
menunjukkan bahwa intensitas dari benda hitam tidak tergantung kepada arah
radiasi.
Definisi dari total, directional emisivitas e' dari suatu permukaan pada temperatur
T sebagai:

e(o,q,T)=ry#

(11-43)

Definisi dari spectral, hemispherical emisivitas e^ dari suatu permukaan pada


temperatur T sebagai:
perbandingan emisi radiasi yang dihasilkan pada panjang gelombang ),, pada
semua urah yrng mungkin terhadap emisi radiasi yang dihasilkan oleh benda
hitam pada T dan ), yang sama.
(1.1.-44)

Hubungan antara spectral,hemispherical emisivitas denganspectral, directionalhemispherical dapat ditunjukkan dengan Persamaan di bawah ini:

er ()", T

fr"

)=

fr"

ff' 't

2
ff/ e^V

e^

()",7

sin ododrp

,)",e,<p)I orcososinododq

d
atau

^F

,),,9,<p)cos

"V

(11-45)

(1.1.-46)

')")

2
)=+fi" ff' e.(r ,x,0,

<p)cos

lsin 0d0dq

(1.1.-47)

Definisi dari total, hemispherical emisivitas t^ dan suatu permukaan pada


temperatur T sebagai:
Perbandingan emisi radiasi yang dihasilkan dari rata-rata semua panjang
gelomban g, pada semua arah yang mungkin terhadap emisi radiasi yang
dihasilkan oleh benda hitam pada T yang sama.

e)=;B

(11-48)

atau

6 \ ffr e^ ()",r )t
e(i/=T

.L(x,T

Yl,

(1,1,-49)

BAB 11 .I. TEOR! DASAR

RADIASI 201

Perhitungan untuk mendapatkan nilai emisivitas suatu permukaan


.berbagai
material

pada
yang dilapisi dapat dilakukan dengan eksperimen (data hasil
eksperimen dapat dilihat pada BAB 15)
Directional, emisivitas yang bersifat diffuse nilainya adalah konstan tidak
tergantung kepada arah. Nilai ini sering digunakan sebagai pendekatan terhadap
nilai emisivitas dari berbagai permukaan.
variasi dari nilai directional, emisivitas eu dengan 0 ditunjukkan oleh
Gambar 11-10 untuk material yang bersifat kondui<si dan non konduksi.

Gambar 11-10
Hubungan antara
nilai emisivitas
spectral benda
konduksi atau
non konduksi
terhadap 0
[sumber: ret.4
hal 7201

non konduksi

Untuk konduktor eo konstan kira-kira pada batas e < 40'. Setelah kondisi ini
maka eo akan meningkat sesuai dengan peningkatan 0 tetapi akhirnya menurun
sampai nilai 0.
Pada material non konduktor eo mendekati konstan kira-kira pada g < 70o, diluar
itu akan menurun secara tajam dengan peningkatan nilai 0.
Nilai emisivitas hemispherical tidak terlalu berbeda dengan nilai normal
emisivitas pada besar 0 = 0o. Perbandingan nilai (e/e,) adalah 1< (e/e,) < 1,9
untuk material konduktor, dan 0,95 < (e/e,) < 1,0 untuk material non konduktor
sehingga dapat dikatakan bahwa r = r,
Distribusi spectral, normal emisivitas dari beberapa naterial dapat ditunjukkan
pada Gambar 11-11 di bawah ini :
Nilai e^ bervariasi dengan nilai ), tergantung kepada apakah material tersebut
bersifat konduktor atau non konduktor.
Nilai total, normal emisivitas e, dapat ditunjukkan oleh Gambar 11-12a dan
1,1,-1,2b di bawah ini.

2O2

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

1.0

Gambar 11-11
Nilai normal
emisivitas dari

\
I

o'8

g;
3l

beberapa
material terhadap
arah datangnya
sinar.[Sumber:
ret.4 hal72O)

-...r

)lllcon

:artidq1000

o'e

'1

!E
6't

0.4

o.2

.t

0.1 0.2 0.4 0.6

1a0Q K

'1 Stainless stee


heavilv

1200 K

aluminui

1 \exide

--rAr-^A '

-|

Sfaln{ess steel, 800

lighty exidized
{glgrtg". 1600 K. ..,.
EOO

1 2 4 6 70 20 40

60

100

Wavelength, ),, prr

0.3

Gambar 11-12a
Hubungan antara

temperatur
terhadap total,
normat emisivitas
untuk beberapa
material [sumber:
ret. 4 hal 7211

--f

.}

'i

0
f

0.2

Tantalum
Niobium
Platinum

r ."';
o

X Gold

i
*

Theoretical(Hagen-Rubens)
Tungsten

o'1

p.4

;.*-

-{l

A Silver
O Copper
O Zine
tr Tin

9Ei'- ^ .

0.0

0.1

0.2

0.3

JT /o d,(a cm K)1/2

0.4

0.5

BAB 11

TEORI DASAR RADIASI

243

logam yang dipoies, foils dan films

Iogamyangdipoles

0
Gambar 11-12b
Nilai total, normal
emisivitas dari
beberapa benda.
[sumber: ret.4
hal 722)

logam

0.05 0.10 0.15

logam, tidak dilapisi


logam, teroksidasi
oksida, keramik

karbon,grafit

mineral, kaca I
sayuran, air dan kulit
cat

khusus

Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari gambar tersebut adalah:

o
.
o
o

Emisivitas dari permukaan metalic umumnya kecil, hanya sekitar 0.02 untuk
emas dan perak yang dilapisi.
Keberadaan dari layers oxide sangat penting dalam meningkatkan emisivitas
dari permukaan metalic. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai 0.1 untuk
stainless steel yang teroksidasi ringan dengan nilai yang hampir mendekati
0.5 untuk stainless steel yang teroksidasi berat.
Emisivitas dari non konduktor umumnya besar, melebihi nilai 0.6

Emisivitas dari konduktor meningkat dengan peningkatan temperatur,


walaupun demikian emisisvitas juga tergantung kepada sifat-sifaf khusus
dari material. Emisivitas dari non konduktor mungkin meningkat atau
menurun dengan peningkatan temperatur.

Kesimpulan terakhir yang dapat kita ambil bahwa emisivitas dari suatu material sangat tergantung kepada sifat atau ciri khas dari permukaan material tersebut
yang dipengaruhi oleh proses manufacturing, perlakuan panas, serta reaksi kimia
dengan lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti halnya emisivitas, absorpsivitas atau refleksivitas dan

transmisivitas bukanlah bagian dari sifat-sifat permukaan, karena ketiga hal ini
tergantung kepada radiasi yang datang ke permukaan. Absorpsi adalah proses
pada saat suatu permukaan menerima radiasi di mana tidak semua energi
diserap oleh permukaan tersebut, melainkan ada sebagian yang dipantulkan
ataupun ditransmisikan. Akibat langsung dari proses penyerapan ini dapat
dirasakan dengan terjadinya peningkatan energi dari dalam medium yang terkena
proses tersebut. Absorpsivitas adalah:

204

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

fraksi dari energi yang diserap

jumlah total energi radiasi yang datang menujupermukaan.


Spectral directional absorpsivitas o,'1. pada permukaan (pada lokasi r)
didefinisikan sebagai:

o^Q,I,s,

)=

+f

(11-50)

]ika kesetimbangan thermodinamik lokal dapat di atasi maka nilai o'1, tidak
akan berubah walaupun Hi menurun atau meningkat. Pada kondisi ini kita dapat
mengetahui bahwa spectril, directional absorpsivitas tidak tergantung kepada
radiasi eksternal dan dia akan merupakan sifat-sifat permukaan yang tergantung
kepada temperatur lokal, panjang gelombang, dan arah datang. Karenanya jika
keietimbangan thermodinamik lokal dapat di atas, spectral directional absorpsivitas
adalah benar-benar menjadi sifat permukaan yang nilainya sama dengan spectral,
dir ect ional emisivitas.

a;(7, 7, 0, E) = E;(T, 7, 0, Q)

(11-s1)

Spectral, hemispherical absorpsivitas pada permukaan (pada lokasi r) dapat

didefinisikan sebagai:

tt)=-Hx
cr^(r,)')
=H=!*'

- L*a^-(r'x'!')t ^\' rx'i')c!s


=

0'dQ'
i11-52,1

Jika radiasi yang datang bersifat dffise (radiasi yang datang i^ tidak tergantung
kepada 9) maka akan diperoleh persamaan seperti di bawah ini:

ax| ,)i=L

!3"

TE

![' 'o xF ,).,0i ,rp)cos 0; sin 0,d<p,

(11-53)

Dengan mensubstitusikan Persamaan (1,1,-47) dengan Persamaan (11-51) kita


peroleh hubungan:
cr^

(7, tr) = e^ (T,

I)

(11-s4)

Dari Persamaan (11-54) dapat diambil kesimpulan bahwa spectral, directional


emisivitas dan spectral, directional absorpsivitas akan sama nilainya jika dan hanya
jika irradiasi bersifat diffuse (tidak tergantung kepada arah datangnya irradiasi).
Total, directional absorpsivitas pada suatu permukaan didefinisikan melalui
persamaan di bawah ini:

/\' ^ \t

u t, t,J tr ,--

Ii

cr^

(r ,)",3 ,)I ,(r ,e ,Yx


li/^(r ,e ,Y)"

(11-55)

BAB 11

.i. TEoRI

DASAR

RADIAS! 205

Total, directional absorpsiaitas akan sama nilainya dengan total, directional emisivitas

jika radiasi yang datang bersifat kelabu dan berada pada temperatur lokal yang
sama (T).

d' (7,0,

Q) = e' (7, 0,

<P)

(11-56)

Total, hemispherical absorpsivitas pada sebuah permukaan dapat didefinisikan

dari persamaan di bawah ini:


(1,1,-57)

(1 1-58)

ffJ rncos gidslid\


Nilai fofal, hemispherical absorpsivitas dan emisivitas akan sama hanya untuk
permukaan yang bersif at diffuse, dan kelabu atau irradiasi (insiden radiasi) berasal
dari permukaan hitam pada temperatur yang sama.

o(T)=e(T)

(11-se)

Seperti yang telah kita ketahui bahwa tidak semua permukaan bersifat diffuse
dan kelabu, sehingga hukum di atas tidak dapat berlaku mutlak, contohnya nilai
absorpsivitas dari radiasi matahari berbeda dengan nilai emisivitasnya untuk
temperatur radiasi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dari distribusi
panjang gelombang di mana nilai emisivitas e^ bervariasi terhadap panjang
gelombang tersebut.

Refleksivitas dari suatu permukaan tergantung kepada dua arah, yaitu arah
datang irradiasi s", dan arah dari energi yang dipantulkan d,, sehingga kita
mengenal sifat bidirectional. Akibat langsung terhadap medium yang terkena
proses pemantulan tidak dapat dirasakan oleh indera kita.
Fluks kalor per satuan panjang gelombang yang memasuki suatu luasan
permukaan dA dari arah 6, dan sudut solid dQ, dapat dituliskan sebagai berikut:
H

; dq = I^ (r, tr, s,) cos 0i d{2i

(11-60)

dari persamaan di atas sejumlah fraksi o,'^ akan diserap oleh permukaan dan
akan ada yang dipantulkan pada semua arah yang mungkin (tbtal sudut solid
2n). Karenanya secara umum ada sejumlah fraksi yang akan dipantulkan pada
sudut solid dQ, pada arah $, seperti yang ditunjukkan oleh gambar tt-i3 di
Fraksi yang dipantulkan ini kita beri tanda sebagai p,,7(r,X, it, ,)
!yah-ini.
{o, sehingga kita akan memperoleh jumlah energi yang dipantulkan pada'arah
dQ. sebagai:

dl^(r,)",

,)

dgli= (H'^dO) p';(r,?'., i,, g,) dQi

(11-61)

206

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Gambar 11-13
Fungsi
pemantulan

bidirectional

Spectral, bidirectional refleksi g"^ (r, ),, S, S,) dapat didefinisikan

dari persamaan

di bawah ini:
rl.^\

Pr\r,t',st)= I

,),,3')cos 0,dQ,

(71.-62)

^(r
Pemantulan ini dibagi menjadi dua yaitu pemantulan specular dan pemantulan
diperdulikan, intensitas radiasi
yang dipantulkan tidak tergantung dari sudut pantul (radiasi dipantulkan dengan
intensitas sama ke segala arah). Sedangkan pemantulan spectilar yaitu jika arah dari
sudut irradiasi sama dengan arah sudut pantul.
Permukaan halus akan lebih bersifat speuilar daripada permukaan kasar,
sedangkan permukaan kasar akan lebih bersif at diffuse daripada permukaan halus.
diffuse. Pemantulan diffuse jika arah dari irradiasi tidak

Sinar irradiasi
Radiasi dipantulkan dengan intensitas )rang sama

Gambar 11-14
Refleksi diffuse

Sinar irradiasi

Gambar 11-15
Refleksi specular

Sinar yang dipantulkan

BAB 11

Qi,(r ,X,3, )=

H ^(r
^(,

,x,3

,)

I ,npx(, ,)",3 , ,3\

,X)/ n

*
^(r

TEORI DASAR RADIASI

,),,3i

)cos

0,de,

207

(11,-63)

atau
pf.' (,

,L,e ,)= I zngx(r ,),,e , ,3 ,)cosl,d{11

(1,1,-64)

jika refleksi tidak tergantung kepada $, dan ,4, dan memantulkan sejumlah
radiasi tanpa memperhatikan arah datang irradiasi (diffuse reflector) maka
(Persamaan 1,1-64) dapat ditulis sebagai berikut:
oo^

(r, tr) = np^ (r,

(11-65)

X)

Pada permukaan yang merupakan pemantul terbaik maka permukaan ini akan
memantulkan semua irradiasi ke segala arah sehingga spectral, hemisphericaldirectional refleksivitas didefinisikan sebagai:

pf

?,x,i,):#XA=

(11-66)

Untuk irradiasi yang bersifat diffuse (intensitas datang tidak tergantung kepada
arah 6,), maka Persamaan (11-66) dapat ditulis ulang sebagai berikut:
pf'

(r,X,e,)= I rnpxQ,),,e;,s,

)cos

Oid}i

(11-67)

Dari hubungan " saling " pada refleksi bidirectional diperoleh hubungan antara
spectral, directional-hemispherical dengan spectral, hemispherical-directional sebagai

berikut:
Qo^

(r,

)u,

$.) = pt' Q, )., ,)

Spectral, hemispherical refleksivitas

(11-68)

didefinisikan sebagai fraksi dari total irradiasi

yang datang dari semua arah dan dipantulkan kembali ke semua arah yang mungkin.
Dari Persamaan (11-63) dapat kita ketahui jumlah fluks kalor yang dipantulkan ke

semua arah untuk sebuah sudut datang irradiasi, dengan mengintegrasikan


persamaan tersebut serta H i sendiri terhadap semua sudut datang irradiasi,
didapatkan:
(r
o.
r^\(r . )") - L*pr^' ,)",e .,Y)''(r ,.)",e ,Ye-,

''-/

LnH'^(r,)',e ,\Q,
_l ,np^'^(r ,X,3,Y'r(r ,),,6,)cos O,de,

(11-6e)

LnI x(r ,)",3, )cos O,de,

Untuk intensitas irradiasi yang tidak tergantung kepada arah (diffuse


irradiation) Persamaan (11-6a) dapat disederhanakan sebagai berikut:

208

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

p,,(r,l)=;l

r"o rn?,L,s, )cos oidoi

(11-70)

Hubungan antara sp ectr al, hemispherical absorpsivitas dengan refleksivitas dapat


dilihat pada persamaan di bawah ini:

Q^(r,)")=1-ar(r,tr)

(1,1,-71)

Fungsi total, bidirectional refleksivitas

,t i ^ ^\

P), \' , ru,S i ri r )=

Iip^'(r,),,ei,6,trr(r,),,CiYX
fff r(r ,7",C iyX

(1,1-72)

Total, directional-hemispherical refleksivitas

p (,

Total, hemispherical

,3,)=

Ji 1^ (r ,)",e

i)dx

(11-73)

directional refleksivitas

p' ? ,,)= Iipi'

(r,x,c,\
li

t (r, )., 6, )cos gidQi dx


[ ,^I x(r ,X,3,)cos 0,de',d),
znl

(71-74)

Total, hemispherical refleksivitas

p(,

,X)l ,nlx(, ,X,e ,)cos o,dQ,)"


,3,)= Iip^(,
Ii L^I,(r ,).,e ,)cos 0,dQ,d).

(17-75)

ini akan sangat mempengaruhi warna dari


suatu medium yang akan kita lihat. Sebagai contoh, warna daun yang kita lihat
adalah hijau. Hal ini terjadi karena daun mempunyai chlorophyl (zat warna hijau
daun) di mana zat warna yang sangat kuat diserap adalah warna biru dan merah
Proses penyerapan dan pemantulan

sedangkan warna yang paling banyak dipantulkan adalah warna hijau.


Pada permukaan bertemperatur tinggi (Ts = 1000 K) tidak akan ada warna

yang diemisikan, bagian ini terletak pada spectrum inframerah di mana tidak ada
sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia.
Permukaan akan terlihat berwarna hitam jika permukaan tersebut menyerap
semua sinar irradiasi yang datang dan akan terlihat putih jika permukaan tersebut
memantulkan semua sinar irradiasi yang datang.

Transmisivitas adalah fraksi dari jumlah energi radiasi yang ditransmisikan per
jumlah total energi radiasi yang diterima suatu permukaan.

BAB 11

TEORI DASAR RADIASI

Seperti halnya refleksivitas, transmisivitas selain merupakan fungsi temperatur


dan panjang gelombang (atau frekuensi) juga tergantung kepada arah datang dan
perginya sinar irradiasi.
Spectral, hemispherical transmisivitas dapat didefinisikan melalui persamaan
di bawah ini:

'r^

(tr)

= H^(l)
^.,,

(11-76\

Total, hemispherical transmisivitas:

H,,

(1,1,-77)

Hubungan antara total dengan spectral hemispherical transmisivitas:


(xY)" _

(IEl

r^H
'- t;H,(xw - rHmEl-

_ I; H

^,,

.lil

(11-78)

Jika suatu permukaan yang mendapatkan sinar irradiasi, dan selama permukaan
tersebut dapat menyerap, memantulkan dan mentransmisikan sinar yang datang,
maka jumlah dari ketiga sifat tersebut harus sama dengan satu.

cx,+p+r=1

(11-79)

Untuk permukaan hitam yang menyerap semua sinar irradiasi yang datang

makaO=1.dan0= r=0.

Gambar 11-16
Proses
penyerapan,
pemantulan
dan transmisi
oleh sebuah
permukaan.
Radiasi yang ditransmisikan

210

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

1.1,9 RADIOSITAS
Radiositas adalah jumlah seluruh energi radiasi yang meninggalkan permukaan.
Radiositas berbeda dengan daya emisi.
Spectral, radiositas adalah laju radiasi pnda pnnjang gelombang )" yang
meninggalkan luas permukann per satuan interual panjang gelombang d 7.
Jika radiositas dihitung sebagai radiasi yang meninggalkan permukaan dari
semua arah, radiositas dapat disebut sebagai jumlah dari emisi dan refleksi.

/, (r)=

fi"

!:,'

r,,,, 6,0, 9)cososinodor/9

(11-80)

Pengertian dari total radiositas adalah laju dari setnus radiasi ynng meninggalkan
suatu permttkann pada semua panjang gelombnng.

I =fflx(xEx

(1 1-81)

]ika permukaan bersif at diffuse reflector dan diffuse emitter maka:

I^(l)=nI).,,*,

(11-82)

[=nl.

(1 1-83)

atau
'

1.,

e+f

BAB 12

RADIASI PADA
BENDA PADAT,
CAIR DAN GAS

12.1 RADIASI PADA BENDA PADAT DAN


CAIR
':
..:

Ada beberapa material padat dan cair yang dapat menyerap energi radiasi secara
perlahan-lahan sampai pada jarak tembus yang masih dapat dilihat oleh indera
penglihatan manusia, material ini tidak dapat disebut sebagai permukaan yang
bertingkah laku seperti benda hitam (opaque surface). Mereka disebut sebagai
permukaan semitransparan. Sebagai contoh sebuah lapisan film yang
membiarkan sejumlah photons merambat sampai ketebalan 100 pm, maka material film ini dapat disebut sebagai material semitransparan.
Material semitransparan ini hampir tidak bersifat konduktor, karena hanya
mempunyai sedikit elektron bebas.
Material padat murni dengan bentuk yang sangat tidak teratur, secara perlahan
akan meyerap radiasi tetapi tidak akan menghamburkannya. Jika kristal padat
terkena atau berisi molekul atau pertikel asing, maka material itu akan
menghamburkan radiasi tersebut sebaik material tersebut menyerap radiasi.

Logam umumnya merupakan konduktor elektrik yang sangat baik, hal ini
disebabkan karena memiliki jumlah elektron bebas yang sangat banyak.
Pada gambar di bawah ini dapat kita lihat data spectral, normal refleksivitas
dari tiga logam yaitu aluminium, tembaga dan perak.

212

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAS!

1.00

A.

J\"

noq

\,

q
J

Gambar 12-17
Spektral, normal
refleksivitas
pada temperatur
ruang untuk
aluminium,
tembaga
[sumber: ref. 6
hal 931

'2r1'

E
U

7-"'

oE
AE

periment

oEr

0.90

a)

Lgen-Rubens
ude theory:

oo

AI

3
2

r, [10lsHzl
y (701'Hzl

0.8s

eo

[-l

A9

Cu

3.0i 2.25 2.22

l 1.2
1.0

4.55

4.30

5.6

3.4

0.80

0.3

--I

Gambar'12-18
Total, normal
emisivitas dari
beberapa logam
yang dilapisi
sebagai fungsi
dari temperatur
[sumber: ref. 6
hal 101I

Theoretical(Hagen-Rubens)
Tungsten

A Tantalum

0 Niobium
f Platinum
X Gold

a.)

0.1

-E -.4
d Hr..t
A'

oE
0.0

0.1

-.{

."

a.""9

.-

??Io

|
A Sriver

Copper

lZine
O

0.2
Jr / o,,(Q

0.3

cm 14;'rz

Tin

0.5

BAB 12

RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN

GAS 213

0.8

(6

Gambar 12-19a
Spectral, normal
emisivitas untuk
aluminium dengan
permukaan yang
mempunyai
perbedaan
perlakuan
[sumber: ref. 6
hal 1141

'=

u.6

o
tr

0_4

vacuum evaporatid

E o.z

(r)

Gambar 12-19b
Totat,
hemispherical
emisivitas dari
beberapa logam
yang dilapisi
sebagai fungsi
dari temperatur
[sumber: ref. 6
hal 971

Aluminum'
Arumini)Lultra-hieh
-"'* ":9" commercial

0.3

0.2

- - Theoretical (Hagen-Rubens)
l^
rr,.---r^I Tungsten
A Tantalum
o l-^ .1,'
0 Niobium
O Molybdenum

d
I

O,"rr"":-qa

o
o.

0.1

o
ad

0.0

f;b

^r
-l'

0.2

Gold
Silver
O Copper

'q'o

,"{i^
trj
0.1

-r

rL)

O Zine

tr Tin
O Lead

0.3

0.4

0.5

0.5

,/77-oo,(QcmK)'/'

Total, normal alau hemispherical emisivitas dapat dihitung dengan


mengintegrasikan nilai-nilai spectral pada semua panjang gelombang yang mungkin
dengan daya emisi dari benda hitam sebagai fungsi berat (weight function). Pada
saat daya emisi dari benda hitam berada pada kondisi maksimum yang. terus
berpindah kepada panjang gelombang yang lebih pendek seiring dengan
peningkatan temperatur (Wien Displacement), disimpulkan bahwa permukaan yang
lebih panas akan mengemisikan fraksi energi yang lebih besar pada panjang
gelombang yang lebih pendek, di mana nilai emisiaitas spectral akan meningkat yang
menyebabkan terjadinya peningkatan pada nilai emisivitas total.

214

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Benda non logam hanya mempunyai sedikit elektron bebas. Di samping itu benda
non logam tidak mempunyai daya refleksi setinggi benda logam. Hal lain yang
menjadi perbedaan mendasar dari benda logam yang biasanya mempunyai
sifat kondrrktor yang baik adalah bahwa konduktor memancarkan energi pada
sudut azimut yang besar (dapat dilihat pada Gambar 72-20 di bawah). Pada
Gambar 12-21 dapat kita lihat nilai refleksivitas dari beberapa benda non logam
pada temperatur ruang.

(a)

Gambar 12-20
Emisivitas dari
bahan-bahan
konduktor dan
non konduktor
(a) es basah;
(b) kayu; (c) gelas
(d) kertas;
(e) tanah liat;
(f) oksida tembaga;
(g) oksida
aluminium
[sumber: ref. 6
hal 931

0.8 0.6

0.4

0.2

0, degrees
50 40

(b)

0.14 0.12 0.10 0.08 0.06 0.04

.0200.02 0.04 0.06 0.080.10 0.120.14

Panjang gelombang, ),, pm


50

16,67

72,5

10

1.00

a-

Gambar 12-21
Spectral, normal
refleksivitas dari
MgO pada
temperatur ruang.
[sumber: ref. 6

hal 1031

rJ

eo

0.60
0.40

0.20
1,.

t,

1013

Hz

ur, = 3.089 x 1013 Hz


Y, = 2.284 x 10rr Hz
u2 = 1.9L9 X 1013 Hz
u,2= 1.702 x 10rr Hz
y, = 3.070 X 1013 Hz

r!

= 3'01

ar= 7.702 x

0
a

Experimental
Theoretical

600

800

Jumlah gelomb ang,,r,,, cma

BAB 12

RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN

GAS 215

1.0

0.9

P doped,

impurity 7.5 x

1019

Gambar 12-22
Spectral, normal
refleksivitas dari
silikon pada
temperatur ruang.
[sumber: ref. 6
hal 1051

of

0.7
0.5

0.4

heat Heavily

treat-

0.6
J
o

cm{

'lafluence

0.8

As, 0.3

doped,

10te

Bulk, polished

0.3
0.2
0.1

0.0
0.1

k oxklized

0.2 0.40.60.81 2

4 6

810

40

60 80 100

Wavelength ),, pm

Untuk permukaan dari benda non logam yang terlihat halus sifat-sifat radiasi
dapat dihitung dari nilai nilai indeks refraktif. Nilai-nilai indeks refraktif dari
material semitransparan pada temperatur ruang sebagai fungsi dari panjang
gelombang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 12-23
lndeks refraktif
dari beberapa
material
[sumber: ref. 6

hal 1061

.v
o
'o

3.0

J(6

to

2.0

Fused silica
Wavelength ),, pm

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk material kristalin menunjukkan
sifat-sifat spectral yang sama yaitu nilai indeks refraktif menurun secara cepat pada
bagian cahaya yang terlihat oleh mata, kemudian mendekati konstan pada bagian
pertengahan dari sinar infra merah dan setelah itu kembali menurun dengan cepat.

216

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

seperti pada medium padat atau cair, gas juga dapat menyerap dan
dapat bertingkah-laku
-"^*ur,.urkan energi radiisi. Gelombang elecktromagnet
atau molekul-molekul
atas
atom
seperti gelombang partikel. Partikel yang terdiri
gur ..,"i1buwa sejumlah energi tertentu yang terdiri aJas energi kinetik (energi

iranslasi dari molekul) dan energi dalam. Molekul tersebut seringkali melepaskan
sebuah photon (menurunkan tingkat energi dalamnya) yang kemudian akan
diserap tleh molekul lain untuk meningkatkan tingkat energi dalamnya.
Poitulat mekanika quantum menjelaskan bahwa elektron hanya akan
mengelilingi nukleus (inti itom) pada orbit yang dijjinkan, dan selama gerakan ini
elektion tidak memancarkan atau menyerap energi (melepaskan atau menangkap
photon). Untuk dapat berpindah orbit maka elektron tersebut harus melepaskan
utu, *".,u.rgkap sejumlah photon. Berdasarkan phostulat ini juga disebutkan.pafwa
ying diserap atau dipancarkan pada frekuensi tertentu (hal ini
sejumlah
"ri"rgl
berarti pada panjang gelombang tertentu pula).

E=hf

(1,2-84)

Ada tiga bentuk peralihan energi radiasi yang terjadi pada dua tingkat energi
dalam satu atom:

L.

Penyerapan

hf

E2-E1=hf

Atom dalam keadaan E1 akan naik ke


elektromagnet)

2.

E2 dengan menyeraP

photon (gelombang

Pemancaran Spontan

E2=E1+hf

Atom dalam keadaan E2 dapat bertransisi ke EL dengan memancarkan


photon hf.

BAB 12

3.

{.

RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN

GAS

217

Pemancaran Terangsang

E2+hf=E1+2hf

Atom dalam keadaan E2 jika dirangsang dengan photon hf dapat bertransisi ke


E1 dengan memancarkan photon hf.
Pertukaran radiasi antara gas dengan suatu permukaan perpindahan kalor jauh
lebih kompleks. Berbeda dengan kebanyakan benda padat, gas dalam banyak hal
bersifat transparan terhadap radiasi. Jika gas menyerap atau memancarkan radiasi,
hal ini biasanya terjadi pada pita panjang gelombang yang sempit. Beberapa gas
seperti \, O, dan gas-gas lain dengan struktur molekul simetri non polar, biasanya
bersifat transparan terhadap radiasi pada suhu rendah, sedangkan COr, HrO, dan
berbagai gas hidrokarbon memberikan radiasi yang cukup berarti.
Absorpsi radiasi dalam lapisan-lapisan gas dapat diuraikan secara analitis seperti
di bawah ini. Sebuah berkas radiasi monokromatik dengan intensitas I l. menimpa
lapisan gas dengan tebal dx, Berkurangnya intensitas sebagai akibat absorpsi pada
lapisan itu diandaikan sebanding dengan tebal lapisan dan intensitas radiasi pada

titik itu.

Jadi:

dl. = - a),1 )" dx

(12-8s)

Di mana konstanta kesebandir.gan a.\ disebut sebagai koefisien absorpsi


monokromatik. Integrasi persamaan ini menghasilkan:

tii; ?= r{-a.dx

(12-86)

atau
I r.,

(12-87)

lro

Persamaan (1,2-87) disebut sebagai hukum Beer dan memberikan rumus lapukekponensial yang biasa dijumpai pada analisis radiasi yang berhubungan dengan
absorpsi. Tranmisivitas monokromatik dapat dinyatakan sebagai:

Ttr-enL'
Jika gas tersebut bersifat non-refleksi, maka:

t^*

d,^=

(12-88)

218

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

dan
(1,2-89)

d^=1-enL'

Gambar 12-24
Absorpsi dalam
lapisan gas

?dx

Seperti telah disebutkan di atas, gas sering menyeraP pada pita panjang
gelombang yang semPit, seperti terlihat pada Gamloa:" 1.'-25. Kurva-kurva ini
irenunjukkin pengiruh ketebalan lapisan gas terhadap absorpsivitas
monokromatik.

BAB 12

RADIASI PADA BENDA PADAT, CAIR DAN

oE
tE q,i
(E

t!

SE

CL,i e CL
Gv;(E
J-o i
=
X c
=$t
-EF
=(E
=-tro
o E ,q'a
^i= - (E

E o i-

OAE

@-.!l

:<: P
gE$g
3s Ft

'6

:Esos
i: o-

c.t

(E

H
S'AH
c (E;!,

(E-E

"

=
5
o

gN E

E;E
o. I-^F

N-'
60

6
-!

=E

o.Ebo
6!

PE
oQ)o

P;;E

'5E e

'e

Nrt

EaEE=

x -s^^ o
=;j$r
trcD=
fi E
'd 8'4o

\o

:T

sf;#
II

6) -,o

!!t

i or'- o
5

E o._s

.vtf
E Eol G
G OF.=

EE
oolts=rc

;r;:
9oY5
L9r\R

ro
C\t
I

(\t
(E

.ct

E
100'a. Persen

(E

Eo --L--

ii

3=63*
:E

3E,"$

0.(EetrX

b; s s6

i E,eE g

GAS

2,19

BAB 13

FAKTOR
PANDANG

;;',;',;t)

Masalah yang sering timbul jika kita ingin mendapatkan suatu persamaan umum
untuk pertukaran energi antara dua permukaan jika kedua permukaan tersebut
mempunyai temperatur yang berbeda. Masalah tersebut adalah bagaimana
menentukan jumlah energi yang meninggalkan permukaan yang satu dan
mencapai permukaan yang lain.
Untuk menentukan nilai tersebut, maka kita perlu mendefinisikan suatu faktor
bentuk radiasi sebagai berikut:

Fr-, = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan mencapai


permukaan

2.

permukaan

1.

Fr-, = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 dan mencapai

F,,-n= fraksi energi yang meninggalkan permukaan m dan mencapai


permukaan r.
Energi yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai pada permukaan

sebesar:

Er_r=

EorArFr,

(13-90)

Energi yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai pada permukaan

sebesar:

Er-, = EorArF,

(13-e1)

222

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAS!

Jika permukaan tersebut adalah permukaan hitam, maka seluruh radiasi yang
menimpa permukaan itu akan diserap, dan pertukaran energi netto ialah:

EorArFrr- EorArFr, =

Qr_,

(1,3-92)

Jika kedua permukaan tersebut mempunyai temperatur yang sama, maka tidak
akan terjadi pertukaran kalor, artinya Qr_r. = 0, sehingga:
E-E
Lbt
-

Lb2

A,F,, = 4,F,,

(13-e3)

sehingga
Q,

-,

= ArF r, (Eo,

Eor) = ArFrr(Eo,

- Eor)

0.3-94)

Persamaan (13-93) disebut sebagai hubungan resiprositas yang secara umum


berlaku untuk dua permukaan m dan n:

A*F*,= AnPn*

(13-95)

walaupun hubungan itu diturunkan untuk permukaan hitam tetapi persamaan


tersebut juga berlaku untuk permukaan lain selama permukaan tersebut bersifat
baur (diffuse).
Sekarang kita akan menentukan persamaan umum untuk F, atau Frr. Unfuk itu
perhatikan Gambar (1,3-26), pada gambar itu kita mendapatkan unsur luas dA, dan
dA, sudut 0, dan ?ryang diukur antara garis normal (tegak lurus) terhadap bidang
dengan garis yang menghubungkan kedua unsur luas tersebut (r ). Proyeksi dA,
pada garis antara kedua pusat: dArcos 0,. Jika kita mengandaikan bahwa kedua
permukaan tersebut bersifat baur (dffise) yaitu intensitas radiasi yang dipancarkan
sama besar ke segala arah, maka energi yang meninggalkan dA, pada arah yang
ditunjukkan oleh sudut 0, ialah:
dq, = IodArcos

o,

(13-96)

adalah intensitas radiasi benda hitam. Radiasi yang sampai ke suatu


unsur luas dA, pada jarak r dari A, adalah:

di mana

1,

,An

dq

Besaran

r= IadA.,coser;f

doun

r- ^"nunjukkan

(13-e7)

sudut padat yang berhadapan dengan bid.ang dA,.

Intensitas dapat kita peroleh dalam istilah daya emisi dengan mengintegrasikan
Persamaan (1,3-97) pada setengah bola yang melingkupi unsur Luas dA, (lihat
Gambar 13-27).

dAr= r2sin qded0

BAB 13

FAKTOR PANDANG 223

sehingga
Eb

dA'

sin

0 cos

0d 0d

<P

=';ii;li" 'r'
(13-e8b)

Eo=Tllu
Sekarang kita perhatikan kembali Gambar (1,3-26). Unsur

lras dA, diberikan

oleh:

dA,

Gambar 13-26
Bagan unsur
bidang yang
digunakan untuk
menurunkan
faktor bentuk
radiasi. [sumber:
ret.2 hal 4051

cos 0, dA,

= cosor

,oror4!42(r,Tar

Gambar 13-27
Sistem koordinat
bola yang
digunakan untuk
menurunkan
faktor bentuk
radiasi. [sumber:
ret.2 hal 4071
Normal

Gambar 13-28
Pandangan
elevasi luas
yang ditunjukkan
dalam Gambar (13-26)
[sumber: ret.2
hal 4061

(13-98a)

.8
dA, cos

Q,

Er)

224

PROSES PERPTNDAHAN KALoR SEcARA RADTASI

sehingga energi yang meninggalkan dA, dan sampai di dA2 adalah:

dq.,-r=

E,

cos01 cos

Or44!+

(1,3-ee)

TV-

sebaliknya energi yang meninggalkan dA, dan sampai di dAl adalah:


dq

r.-,=

Ebzcos0r

rorO.,44!
fi1'-

(13-100)

sehingga pertukaran energi bersih (netto) adalah:

4 netl-z= (Eur- Ear)l^, I^, cos0, cos0,

oot:!'

(13-101)

NT

Untuk dapat menyelesaikan persamaan di atas tersebut maka kita harus


mengetahui bentuk geometrik dari permukaan yang mengalami pertukaran radiasi.
Beberapa faktor bentuk radiasi dapat kita lihat dari gambar grafik di bawah ini:

1.0

0.7
0.5
0.4

Gambar 13-29
Faktor bentuk
radiasi antara
dua siku-empat
seiaiar
[sumber: ret. 4
hal 7991

0.

0.2
0.1
0
0

0.04
0.03
0.02
0.01

0.2 0.3

0.5

1.0 2 3 4 5
xfi-

10

20

BAB 13 .S. FAKTOR PANDANG 225

Gambar 13-30
Faktor bentuk
radiasi untuk
radiasi antara
dua piring
seiajar.
[sumber: ret. 4
hal 7991
0.4

0.6 0.8

Gambar 13-31
Faktor bentuk
radiasi antara
dua siku-empat
tegak lurus
dengan satu sisi
bersama.
[sumber: ret. 4
hal 8001

0.4

0.6 0.8

24

226

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

1n
0.9
0.8

Gambar 13-32a
Faktor bentuk
radiasi untuk
dua silinder
konsentrik
dengan panjang
berhingga
(silinder luar
ke silinder itu
sendiri) [sumber:
rel.2 hal 4111

0.7
0.6

-r

0.5
0.4
0.3

n)
0.1
0

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

0.7 0.8 0.9

1.0

Gambar 13-32b
Faktor bentuk
radiasi untuk
dua silinder
konsentrik
dengan panjang
berhingga
(silinder luar ke
silinder dalam).
[sumber: ret.2
hal 4111

Contoh Kasus 13.1

Dua plat hitam sejajar ukuran 0.5 x 1.0 m terpisah pada jarak 0.5 m. Salah satu
plat berada pada temperatur 1000'C. Berapa pertukaran kalor radiasi antara
kedua plat tersebut?
Penyelesaian:

Perbandingan yang digunakan dengan menggunakan Gambar (1,3-29) ialah:

BAB 13

Y 0.5
-=_
D 0.5

1.0

x 1.0
_=_
D 0.5

2.0

FAKTOR PANDANG 227

sehingga Fr, = 0.285. Perpindahan kalor dapat dihitung dengan menggunakan


Persamaan (13-94) yaitu:
4t2

= ArFr, (En - Eb) = 6 A, Fe

(5.669

18.33

kW

(Tt4

10-,) (0.5) (0.285)


(62.540

Trn)

(1,2734

-7734)

Btu/h).

Beberapa persamaan yang menghubungkan faktor-faktor bentuk dapat diperoleh

dengan memperhatikan sistem yang digambarkan pada Gambar 1&33 dibawah

ini' Misalkan kita ingin mengetahui faktor bentuk untuk radiasi dari bidang A.
terhadap bidang gabungan Ar.r, faktor bentuk ini dapat kita peroleh dengan

menyusun persamaan yang sederhana yaitu:

Fr-r.r= Fr-, * Fr-,

(13-102)

artinya, faktor bentuk total adalah jumlah dari faktor-faktor bentuk yang
membentuknya. Persamaan (13-102) dapat pula kita tulis sebagai:
ArFr-r,r= ArFr-,

* ArFr-,

(13-103)

dengan menggunakan hubungan resiprositas

A,

F, r,r.
-

Ar,,

F r.r.

-,

ArEr-, = ArFr-,
ArFr-, = ArFr-,
sehingga persamaan itu dapat ditulis kembali sebagai:
A',.,,

r,r.-, = A, F,

-, + A, F r-,

(13-104)

dari Persamaan (13-104) dapat kita simpulkan bahwa radiasi total yang mencapai
permukaan adalah jumlah radiasi dari permukaan 1 dan 2.

228

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

A"

'3-r,2

F.-, + F.-,

ArF r-r,,

ArFr_.,+ AsF.,_2

Ar,rF

ArFr_r*

r,r-,

A1

Gambar 13-33
Bagan yang
menuniukkan
beberapa
hubungan
antara faktor
bentuk

s-_-

Ar.Fr_,

A2

Pada Gambar (1,3-34) kita dapat memperoleh faktor bentuk dari F,_, dengan
menggunakan faktor bentuk yang diketahui, untuk siku empat tegak lurus dengan
satu sisi bersama.

Gambar 13-34
Bagan siku
empat tegak
lurus dengan
sisi bersama

Sesuai dengan Persamaan (13-102) hubungan

berikut:

Fr-r.r= Fr-r+ Fr-.,

di atas dapat kita tuliskan sebagai

BAB 13

FAKTOR PANDANG

229

Baik nilai F, - ,., maupun nilai F, - , dapat ditentukan dari Gamb ar 1.3-31 , sehingga

dapat dengan mudah ditentukan dari dimensi-dimesi yang diketahui.


Sekarang kita akan mencoba menyelesaikan persoalan yang lebih rumit pada
Gambar 13-35 di bawah ini. Kita ingin mendapatkan persamaan untuk F, _ o
dengan menggunakan faktor-faktor bentuk seperti yang telah kita bahas pada
persoalan di atas. Sesuai dengan Persamaan (73-1,02), dapat kita tuliskan:
F, _.

Ar.r. F r.r- r.o

= A, F r -r,n I A, F, - r,n

(a)

Gambar 13-35
Gambar bagan
siku empat
tegak lurus
dengan dua
sisi bersama

Untuk faktor bentuk F r,, _ rn dan F, - ,,n dapat kita peroleh dari Gambar 1.3-31,
dan F, _.,0 dapat dituliskan sebagai:
ArFr-u.n= ArF,-, + ArFr_n

Ar,rFr,r-r= A, Fr-.

(b)

ArFr-..

(c)

dari persamaan (c) ArFr_, dapat diselesaikan, kemudian hasilnya disisipkan ke


dalam persamaan (b), dari sini dapat kita peroleh persamaan A, F, _.,0 yang akan
kita masukkan ke dalam persamaan (a) di mana akan kita peroleh persamaan
baru yaitu:
A',,, Fr,r-r,n = Ar,,

r,r-,

- ArFr - u * A, F -, t
r,

dari persamaan (d) semua faktor bentuk, kecuali F,


Gambar 13-31 sehingga,
Fr-a =

ftor,rrr,z-t,+*

ArFr-

-, dapat ditentukan dari

ArFr-r- Ar,rFr,r-r- ArFr-r,n)

Dalam pembahasan di atas diandaikan bahwa benda-benda


melihat dirinya sendiri, artinya:

Fr=

Fr, = Fr,

(d)

r,o

= Fnn= 0

(13-105)

itu tidak

dapat

23O

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Supaya persamaan di atas lebih bersifat umum, kita harus memasukkan juga
kemungkinan bahwa permukaan tersebut merupakan permukaan lengkung yang
dapat melihat dirinya sendiri. Persamaan umumnya menjadi:
fi

j=t

F.. =

(13-106)

1.0

di mana F,, ialah fraksi energi total yang meninggalkan permukaan I yang sampai
pada permukaan j.ladi untuk lengkung tiga permukaan dapat kita tuliskan:

Frr+Frr+Frr=1,0
Di mana F,, adalah fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan menimpa
dirinya sendiri.

Contoh Kasus 13.2

Dua silinder konsentrik yang memPunyai diameter 10 dan 20 cm' Panjangnya


20 cm. Hitunglah faktor bentuk antara ujung-ujung terbuka silinder tersebut.
Penyelesaian:

Gambar 13-36 dapat kita gunakan untuk menyelesaikan soal di atas, di mana
ujung-ujung yang terbuka kita namakan permukaan 3 dan 4. Kita ketahui bahwa
l/r, = 2X/10 = 2,0 dan rr/r, = 0,5; sehingga dengan melihat Gambar L3-36 kita
dapatkan:
Fr, =

0,43

Fr, = 0,33

Dengan menggunakan hubungan resiprositas (Persamaan 13-95) kita dapatkan

ArFrr= Ar.F^ dan F,, = (d2/d) Frr= (20/1,0) (0.43) = 0.86


Untuk permukaan 2 kita daPatkan:

Frr+ Frr+ F.,.+ Fro=


Dari hubungan simetri antara Fu =
F

r, =

ru

Q,

Ern,

/ 2)

(1,

1..0

sehingga

0,43

- 0,33) = 0,12

Dari hubungan reiprositas diperoleh

A,F,,= 4,E,,
dan
tE-32-

(n20.20)
n(

10')

202

0,12 = 0,64

BAB 13

FAKTOR PANDANG 231

kita lihat bahwa Fr, = Fr, - F*= 0 dan untuk permukaan

Frr+ Frr+ F.n = 1,0


Jika besaran

{,

dapat ditentukan, maka besaran Frnyang dicari dapat dihitung.

Untuk permukaan

1:

Frr+ Fr, + Fr, = 1,0


dan dari simetri Fr, = F* maka dapat kita peroleh nilai Frr, yaitu
F,, = ( t / 2) (1.- 0,86) = 0,07

Dengan menggunakan hubungan resiprositas kita dapatkan:


ArF r,

F,, =

AzF st

lgr#lik
( nl20'- 10' I
t

dengan menggunakan
peroleh:
Fgo

---z- j

o,o7 = 0,187

nilai tersebut ke dalam persamaan (a) akan kita

=1-

0,1.87

0,64 = 0,173

13.3 PERTUKARAN KALOR AN


Perhitungan perpindahan kalor radiasi antara permukaan-permukaan hitam
cukup mudah karena semua energi radiasi yang menimpa permukaan itu
diserap. Masalah pokoknya ialah menentukan faktor-bentuk geometri; tetapi
apabila faktor itu telah ditentukan, perhitungan pertukaran kalor menjadi sa.,git
sederhana. Bila benda itu ialah benda-benda tak hitam (non black bodies), maka
situasinya menjadi lebih pelik, karena tidak seluruh energi yang jatuh di
permukaan itu akan diserap; sebagian akan dipantulkan kembali ke permukaan
perpindahan kalor yang lainnya, dan sebagian mungkin akan dipantulkan ke
luar sistem itu sama sekali. Masalahnya akan lebih rumit lagi jika energi radiasi
tersebut dipantulkan berulang kali diantara permukaan-permukaan perpindahan
kalor itu.
Sekarang kita mengandaikan bahwa semua permukaan tersebut bersifat baur
(diffuse) dan mempunyai suhu seragam, mempunyai sifat refleksi dan emisi
konstan pada seluruh permukaan serta memiliki iifat-iradiasi dan radiositas yang
seragam pada setiap permukaan. Pertama-tama kita akan mendefinisikan dua
istilah baru yaitu:

232

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAS!

G : iradiasi (irradiation)

| :

Total radiasi yang menimpa suatu permukaan per satuan waktu Per satuan
luas.
radiositas (radiocity)
Total radiasi yang meninggalkan suatu permukaan Per satuan waktu
per satuan luas.

Atau dengan kata lain radiositas adalah jumlah energi yang -dipSncarkan
yang dipantulkan (refleksi) apabila tidak ada energi
(emisi) ,e-.tu et
"rgi
yang diteruskan (transmisi):

I=

(1,3-1.07)

eEb+PC

Di mana e ialah emisivitas dan E, daya emisi benda hitam. Karena kita
mengandaikan nilai transmisivitas sama dengan nol, maka reflesivitas dapat
kita nyatakan sebagai:

P=L-c=1.-t
Sehingga:

I = Eo+

(1

- e)G

(13-108)

Energi netto yang meninggalkan permukaan itu ialah selisih antara radiositas
dan irradiasi:

-eEo+

l=t-G
Jika kita nyatakan G dengan
o

(t-u)c -c

maka dari Persamaan (13-108) kita peroleh

=f;@o- t)

atau

n-L

'1

Eu-l
(1

- e\
[*
]

(13-1oe)

Sekarang kita berikan suatu interpretasi yang berguna untuk Persamaan


(13-109) liku denominator (penyebut) dianggap sebagai tahanan permukaan
terhadap perpindahan kalor radiasi, dan numerator (pembilang) sebagai
beda potensial serta aliran kalor sebagai " arus " , maka,jaringan unsur- itu
dapaf digambarkan seperti pada Gambar 1,3-36 untuk mengSambarkan
situasi fiJis yang ada. Hal ini merupakan langkah pertama dalam metode
analisis jaringan yang akan kita bahas lebih lanjut.

BAB 13

Gambar 13-36
unsur yang
menggambarkan
" tahanan
permukaan "
dalam metode
iaringan radiasi.

FAKTOR PANDANG 233

1-E
,A

Gambar 13-37
Unsur yang
menggambarkan
" tahanan ruang "
Dalam metode
jaringan radiasi.

4,E,,

Sekarang kita tinjau pertukaran energi radiasi antara dua permukaan

/,

dan Ar.

Dari seluruh radiasi yang meninggalkan permukaan 1, jumlah yang mencapai


permukaan 2 ialah

I,A,F,,
Dan dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan 2,
permukaan 1 ialah:

yang sampai di

I,A,F,,
Pertukaran energi netto antara kedua permukaan itu ialah:
4r_z= IrArFrr-

IrArFr,

(13-i10)

di mana
4,F,, = 4,F,,
sehingga

4r.z=

Ur-

Ir) ArFr, = (/,

- Ir) ArF^

atau

r _f

Tt_z=#
7lA1FD

(13_111)

234

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Dengan demikian kita dapat menyusun unsur jaringan yang menggambarkan


Persamaan (13-111) seperti terlihat pada Gambar 13-37. Kedua unsur jaringan
yang ditunjukkan pada Gambar L3-36 dan L3-37 menggambarkan pokok-pokok
dari metode jaringan - radiasi ( radiation-netzuork method ). Untuk menyusun

jaringan suatu soal perpindahan-kalor-radiasi tertentu, kita hanya perlu


menghubungkan "tahanan-permukaan" (1 - e)/eA ke setiap permukaan, dan
"tahanan ruang" / A-F *_, antara potensial radiositas. Umpamanya, dua
permukaan yang hanya saling bertukar kalor saja dan tidak ada yang lain akan
dapat digambarkan dengan jaringan seperti pada Gambar 13-38. Dalam hal ini,
1,

perpindahan-kalor netto ialah beda potensial menyeluruh dibagi dengan jumlah


semua tahanan.

Eor'Ea,
4

n"t=

4net=

AiD+ (1-

(1-

e,)lerAr+

(1-

rg14 -rf
er)lerAr+ 1.f Ain+

1,f

er)ferA,

(13-112)

(1-

er)ferA,

Suatu soal tiga-benda ditunjukkan pada Gambar 1'3-37. Masing-masing benda


itu bertukaran kalor dengan dua permukaan lain. Pertukaran kalor antara benda
1 dan 2 ialah:

t-z -

Ir- I,
(t_t t )

IA'r"

.,J

sedangkan antara benda 1 dan 3.

Ll

t-z -

Ir- It

( r)
I o't,,

Gambar 13-38
Jaringan radiasi
untuk dua
permukaan yang
saling melihat
dan tidak melihat
permukaan yang
Iain.

.,l

--+
1 - t,
arAt

1,

A,F,,

- tz

L2t t2

BAB 13

... FAKTOR PANDANG

235

Gambar 13-39

jaringan radiasi
untuk tiga
permukaan yang

saling melihat
satu sama lain,
tetapi tidak
melihat sesuatu
permukaan lain.

Untuk menentukan perpindahan kalor dalam soal seperti ini, kita harus
menghitung nilai-nilai radiositas. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan metode
analisis standar yang digunakan dalam teori rangkaian arus searah (de circuit
theory). Metode yang paling sederhana adalah menerapkan hukum Kirchhoff pada
rangkaian tersebut yang menyatakan bahwa jumlah semua arus yang memasuki
suatu node adalah nol. Contoh Kasus 13.3 adalah ilustrasi penggunaan metode
ini untuk soal tiga benda.

Contoh Kasus 13.3

Dua buah plat sejajar ukuran 0,5 x 1,0 m berjarak 0,5 m satu sama lain. Plat
yang satu dipelihara pada suhu 1000'c, dan yang satu lagi pada suhu 500" c.
Emisivitas plat itu masing-masing 0,2 dan 0,5. Kedua plat itu terletak di dalam
sebuah ruang yang sangat besar yang dinding-dindingnya dipelihara pada
temperatur 27' C. Kedua plat tersebut saling bertukaran kalor juga terhadap ruangan
itu sendiri, tetapi hanya permukaan plat yang saling berhadapan yang perlu
diperhatikan dalam analisis ini. Tentukan perpindahan netto energi ke setiap plat
dan juga terhadap ruangan itu.
Penyelesaian:

ini merupakan soal tiga benda, dua plat dan sebuah ruang, sehingga jaringan
radiasi ialah seperti pada Gambar 13-39. Data yang diketahui:
Soal

Tr =

1000oC=1,273K Ar= A, = 0,5 m2

Tr=500"C=773K
Ts=27"

C=300K

er=0,2
Er=0,5

Karena ruangan luasnya sangat besar, maka tahanan (1 - er) / erA. dapat dianggap
sama dengan nol, sehingga kita peroleh nilai Eor= Ir. r'attoi bentuk diberikan
dalam Kasus 13.1:

236

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Frr= 0,285 = F^

Frr=1-Frr=0,7'l'5
Frr=1-Frr=0,715
Tahanan dalam jaringan itu dapat kita hitung dengan menggunakan persamaan
tahanan dalam ruang dan tahanan bidang yang ada:

1-e, _ 1.-0,2 _ei


(oa1s$ - '''

,n,
t,

=z,o
'-EzAz= .]=..9!5_,
0,5 )( 0,5 )
(

11
7n13
ArFr,= ( 0,5 )( 0,285) =
11 =
ArFr, -(0,5)(0,715) 11

AzFrt=--(0,5)(0,715)

27o',7

= 2,797

Dengan menganggap (1- er)/erA. nol, maka kita mendapat jaringan seperti pada
Gambar 13-38. Untuk menghitung aliran kalor pada masing-masing permukaan,
maka kita harus menentukan niiai radiositas /, dan /r. sesuai dengan hukum Kirchhof
maka jaringan ini dapat kita selesaikan dengan membuat jumlah arus kalor yang

memasuki node /, dan /, adalah nol:

Node

*Eat-1,
l.Er,t-lr *lr-1,
7,018 2,797 -o
8,0

Node

z,

I!-J-'*'':=J'+E' -l'=o
7,018 2,797
2,0

(a)

(b)

Dengan menggunakan persamaan daya emisi dari benda hitam kita akan
memperoleh nilai:
Ear= xTra = 5,669

10-8

12734

= 148,87 kW/m2

r'
D:
BAB 13

.}

FAKTOR PANDANG 237

Tr = 1000"C

Gambar 13-40
(a) skema
(b) iaringan

T,=

270 C

(a)

Err= oT != I,

o)

= 5,669

10-8

773a

= 20,241' kw/m'?

Er. = oTrn = 5,669

L0-8

3004

= 0,4592 kW/m2

Eor=

oTra

Dengan menyisipkan nilai-nilai Eur,Eurdan E* ke dalam persamaan (a) dan (b),


kita akan mendapatkan dua persamaan dengan dua faktor yang tidak diketahui,
yaitu /, dan /, yang dapat diselesaikan secara serentak, dan memberikan hasil:

Ir =

33,469

kW/m2

I, = 15,054 kW/m2

Kalor total yang dilepas dari plat 1 ialah:


,r,

Ear- I,

fl I
t'"n,]
_-,

1.48,87

8,0

33,469

1.4,425kW

238

PROSES PERPINDAHAN KALOR SEcARA RADIASI

Kalor total yang dilepas dari plat 2 ialah:

E,,2-

4z- 7-lI-tz
l-l

Iz
:-

I e,A,

20,247
2,0

= 2,594kW

Kalor total yang diterima ruang


33,649 -0,4592

15,054 -0,4592

2,797

2,797

= 17,020kW

Dari sr-rdut neraca kesetimbangan maka kita mesti mendapatkan


4t=

4r +

clz

Karena energi netto yang dilepaskan kedua plat tersebut seharusnya diserap oleh
ruangan itu.

jenis persoalan lain yang dapat dengan mudah diselesaikan dengan

menggunakan metode jaringan radiasi adalah soal dua permukaan rata yang saling
bertukar kalor, tetapi berhubungan dengan permukaan ketiga yang tidak menukar
kalor, artinya permukaan ketiga ini diisolasi sempurna. Namun walaupun demikian
permukaan ketiga ini mempengaruhi proses perpindahan kalor, karena ia menyerap
dan meradiasikan kembali energi kedua permukaan yang saling bertukar kalor.
Jaringan untuk sistem ini ditunjukkan oleh Gambar 13-41,. Perhatikan bahwa node
/, tidak dihubungkan dengan tahanan permukaan radiasi karena permukaan ketiga
tidak bertukaran energi dengan permukaan lairLnya. Perhatikan pula bahwa untuk
nilai tahanan ruang tertulis:

r _1L-112r

t73-

Frr=L-F,
Karena permukaan ketiga melingkungi kedua permukaan lain sepenuhnya.
Jaringan pada Gambar 13-40 merupakan suatu jaringan parallel sederhana, yang
dapat diselesaikan untuk perpindahan kalor sebagai:

-/ net

rAr(7",4-f;)
Ar+ Ar+ -2A$p
- A,-AIF;f- .(["
)

l-r)*

er(
A,t

(13-1 13)
1.

,))

Persamaan (13-113) hanya berlaku ttntuk permukaan yang tidak melihai dirinya
sendiri, artinya F,, dan Frr= 0

BAB 13

Gambar 13-41
Jaringan radiasi
untuk dua
permukaan yang
melingkungi
permukaan
ketiga yang
tidak melakukan
konduksi tetapi
melakukan
radiasi kembali.

- s, l'
,r4

4,F,,

I,

.i.

FAKTOR PANDANG 239

EzAz

Contoh Kasus 13.4.

Dua buah siku-empat 50 x 50 cm dipasang tegak lurus satu sama lain dengan
sebuah sisi sekutu. Salah satu permukaan mempunyai suhu T, = 1000 K, El= 0,6
sedangkan permukaan yang lain diisolasi dan berada dalam keseimbangan radiasi
dengan ruang sekelilingnya yar.g berada pada suhu 300 K. Tentukan sudut
permukaan yang diisolasi dan kalor yang dilepas permukaan yang 1000 K.
Penyelesaian:

jaringan radiasi dan skema untuk soal ini ditunjukkan oleh Gambar 73-42, di
mana permukaan 3 ialah ruang kamar dan permukaan 2 ialah permukaan yang
diisolasi. Ingat bahw a I, = Ear.hal ini dikarenakan ruangan tersebut sangat besar
sehingga nilai tahanan ruangnya (1 - er)/erAr= 0. Karena permukaan 2 diisolasi,
perpindahan kalornya nol dan I, = Eor.Dari Gamb ar 13-29 kita dapat mengetahui
faktor bentuk dari:
Frr= Frr=

0,2

Oleh karen& Fr, = Frr= 0, kita dapatkan:

Frr+

Frr=2,0 dan

A, = Ar. =

Fr, = 1

-0,2=0,8 =F*

(0,5)2 = 0,25 m2

Nilai tahanan yang lain:

0,4
etAr= (0,6)(0,25) =2.662
111,
( 0,25 ) ( 0,8 )
ArF ru ArF r,
11
_
^"'"
A,.Fr, (0,25)( 0,2) - ^nn
1-e,

5r0

240

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Gambar 13-42
(a) skematik
(b) jaringan
radiasi

"b

Ir=

Eo,

(b)

Juga kita dapatkan:


Eo,

Iu =

$,669

108) (1000)4 = 5,669

Eor= (5,669

10-8) (300)4

L0a W

/rn2

= 459,2W/m2

Rangkaian keseluruhan merupakan susunan seri-paralel dan perpindahan kalor


adalah:

E _tr

Lb7

u ='

R"kiu

Nilai tahanan keseluruhan adalah:


R"ki, = 2,667 +

-+
(r0 + 5,
5
sehingga perpindahan kalor yang terjadi:
56690 - 459,2
=J=8,229kW
'
6,933

= 6,833

BAB 13

FAKTOR PANDANG 241

Perpindahan kalor ini dapat pula dituliskan:

Ea,- I,
z^ 11 - e;

,e

dengan memasukkan semua niiai yang diketahui, maka didapatkan:

8229=56690-11

(1_

(0^6

0,6)

><

02O

8229=56690-:r1
2,667

r=

34,745W1^'

Nilai /, dapat diperoleh dengan membagi tahanan antara

/1 dan

/, sehingga

Ir- Iz - It- Iz
20 Z0+S
I

z=

731.6

= Ebz= oTrn

Temperatur dari permukaan yang diisolasi:

zile

\r/+

"=[i,66r;Az )

=see'4K

Bila kita perhatikan dua. buah. bidang sejajar tak--berhin gga, At


d.an Arsama ;
sehingga faktor bentuk radiasi ,d'uluh-rutu karena?-ri radia"si
yang
meninggalkan bidang yang satu akan menc-apai bidang
yang lain. Jaring*.yu
s.1ma
iatuan-luas"dapat
:e.perti pada Gambar 13-38. perpindahan kalor"
diperoleh dari Persamaan (13-1,12) dengan membuat A, !ierArdan
F,, = 1,0 jaii:

o(T.,n
1,ler

T,n)

+ Uer

(13-1 14)

242

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Bila dua silinder panjang konsentrik saling bertukaran kalor kita dapat
menggunakan Persamaan (13-1i2) lagi. Persamaan ini dapat kita gunakan dengan
mengingat bahwa Fr, = 1,0. ]adi:
oAr(Tra

q=
1.

- rll

(13-115)

er+ (ArlAr)(1.le.r- 1)

Perbandingan luas A1/A2 dapat diganti dengan perbandingan diametet dr/d,


bila kita memperoleh benda-benda berbentuk silinder.
Persamaan (13-1,1,4) sangat penting bila diterapkan pada kasus limit benda
cembung (conaex) yang dilingkungi seluruhnya oleh permukaan cekung (concaae)
yang luas. Dalam hal ini A1/Az - 0 sehingga dari Persamaan (13-114) diperoleh
hubungan sederhana sebagai berikut:
4=6

Persamaan

A, t1 (714 - Trn)

(13-11.6)

ini dapat diterapkan dengan mudah untuk menghitung rugi energi-

radiasi dari benda panas dalam ruang yang besar.

Contoh Kasus 13.5

Sebuah hemisfer (setengah bota) berdiameter 30 cm seperti pada gambar


mempunyai suhu tetap 500' C dan diisolasi pada permukaan belakangnya.
Emisivitasnya adalah 0,4. Hitunglah pertukaran energi radiasi dengan ruang
besar yang mempunyai suhu 30o C. Hitunglah pertukaran radiasi netto.
Penyelesaian:

Benda ini diketitingi seluruhnya oleh lingkungan besar di mana permukaan bola
itu tidak cembung; artinya, dapat melihat dirinya sendiri, oleh karena itu disini kita

tidak boleh menggunakan Persamaan (1.3-1.1.6). Pada gambar di bawah ini, kita
gunakan permukaan dalam bola itu sebagai permukaan 1, dan lingkungannya
sebagai permukaan 2. Kita ciptakan pula permukaan khayal3 yang menutup bukaan
itu. Sesungguhnya pada soal ini kita hanya mempunyai dua permukaan saja
(permukaan 1 dan 2), sehingga kita dapat menggunakan Persamaan (13-112) untuk

menghitung perpindahan kalor. ]adi,

/m'

Eo,

oTra

= o (773)a =

Eo,

6Tra

= o (303)a = 478 W /m'

20241. W

A, = 2nr' = (2) n (0,L5)'z = 0,14'J.4 m2

karena Ar

- *

1-er

0,6

etAt

(0,4)(0,1.4L4)

10,61

BAB 13
1
sehingga: -

e"

ur;

FAKTOR PANDANG 243

tingt,rngan pada temperatur 30'C

hemisfer
berisolasi

Sekarang kita perhatikan bahwa semua radiasi yeng meninggalkan permukaan

yang sampai ke permukaan 2 akan mengenai pula permukaan 3, artinva


Fr, = F,r. Kita ingat bahwa

ArFrr = A. F,
Tetapi, karena nilai F., = 1,0 sehingga
A-\
fir2
F
Frt= F
1.rt =
=
A
LlLl
^-ft
-t L1
-

= 0,5
'

jadi

AtFp

(0,1.41.4)( 0,5 )

1"4,L4

sehingga dapat dihitung perpindahan-kalor dengan menyisipkan besaranbesaran dalam Persamaan (1,3-11,2):

q=

20247
10,61

478

+14,14+0

= 799tN

1'3;5' PERISAI RADIASI,,,


Salah satu cara untuk mengurangi perpindahan kalor radiasi antara dua
permukaan tertentu ialah dengan menggunakan bahan yang mempunyai refleksi
tinggi. Cara lain ialah menggunakan perisai radiasi (radiation shield) antara

244 PRosEs

PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

permukaan-permukaan yang bertukaran kalor. Perisai ini tidak menyampaikan


dan tidak mengambil kalor dari sistem keseluruhan, ia hanya menambahkan

suatu tahanan lagi dalam lintas aliran kalor, sehingga memperlambat

perpindahan-kalor menyeluruh.
Perhatikanlah dua buah bidang sejajar tak berhingga pada Gambar 1,3-43. Telah
kita perlihatkan bahwa pertukaran kalor antara kedua permukaan itu dapat dihitung
dengan Persamaan (13-114).

Gambar 13-43
Radiasi antara
dua bidang
seiaiar tak
berhingga
dengan perisai
dan tanpa perisai

s/A
-+

(a)

Pensar
(b)

Sekarang perhatikan dua bidang yang sama, tetapi dengan sebuah perisai radiasi
yang ditempatkan diantara keduanya, seperti pada Gambar 13-43b. Akan kita hitung

perpindahan-kalor untuk kasus kedua ini, dan kita bandingkan hasilnya dengan
perpindahan-kalor tanpa perisai.
OIeh karena perisai tidak menyerahkan ataupun mengambil kalor dari sistem
itu, perpindahan kalor antara plat L dan perisai harus sama dengan perpindahan
kalor antara perisai dan plat 2, itu adalah nilai perpindahan kalor menyeluruh.
Jadi,

(q\ =( !-') =q
IA.J,-, lA),-, A
q _ o(Tr4-Tr4) _ cQ!-r|)
A 1.fer+ tler-'L lfer+ 1.ler- |

(13-117)

Satu-satunya faktor yang tidak dapat diketahui dalam Persamaan (13-117) ialah

temperatur perisai Tr. Iika temperatur ini sudah kita dapatkan, maka
perpindahan kalor akan dapat dengan mudah dihitung. Jika emisivitas ketiga
permukaan itu sama, artinya t, = tz = ts, kita dapat hubungan sederhana:
Trn

='h.

(Tra

+ Tra)

(13-118)

.:. FAKTOR PANDANG 245

BAB 13

Dan perpindahan kalor adalah:

q_ t PoQl - rr4)
A
le, + 1. le, 1.

1.

Tetapi, oleh kareno t, = t2, maka dapat kita lihat bahwa aliran kalor ini hanyalah
separuh dari aliran kalor yang terjadi apabila tidak terdapat perisai di situ.
Jaringan radiasi yang berkaitan dengan situasi pada Gambar 13-43b diberikan
pada Gambar 13-44.
Soal-soal perisai -radiasi rangkap dapat dikerjakan dengan cara yang sama
dengan yang diuraikan di atas. Bila emisivitas masing-masing permukaan itu
berbeda, maka perpindahan kalor menyeluruh dapat dihitung dengan sangat mudah
dengan menggunakan jaringan radiasi seri dengan sejumlah unsur yang diperlukan,
seperti yang pada Gambar 13-44

Gambar 13-44
Jaringan radiasi
antara dua
bidang seiaiar
yang dipasahkan
oleh sebuah
perisai radiasa.

Eo,

I,

I,

1-

er

gt

E',

I,

I,

1-eg

L-tg

1-ez

e3

F rr.

r2

F,,

Jika emisivitas semua permukaan sama, kita bisa mendapatkan hubungan yang
cukup sederhana untuk perpindahan kalor bila permukaan yang kita persoalkan
itu berupa bidang sejajar tak berhingga. Umpamakan jumlah perisai ialah r. Dari
jaringan radiasi sistem itu, terlihat bahwa semua "tahanan permukaan" sama karena
emisivitas sama. Terdapat n + L "tahanan ruang", dan jumlahnya satu karena faktor
bentuk radiasi ialah satu untuk bidang-sejajar tak berhingga. Tahanan total dalam
jaringan itu tentulah

R(n p6risai) = ( 2n +

2)T

(n +1)(1)

(r *e(

?
( -')

Tahanan bila tidak terdapat perisai ialah


R ( tanpa perisai )

11_2

=l*--1=I-1.
ttt

Kita lihat bahwa tahanan dengan menggunakan perisai besarnya n + 1 kali


tahanan tanpa perisai. |adi,

(X
)

dengan perisai =

k)""0^perisai

":[

(13-11e)

246

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Jika suhu permukaan perpindahan kalor dibuat sama untuk kedua kasus (dengan

perisai atau tidak tanpa perisai radiasi). Metode jaringan-radiasi dapat pula
diterapkan pada soal-soal perisai yang melibatkan sistem silinder. Dalam hal
itu, kita harus menggunakan hubungan luas yang semestinya.
Hendaklah diingat bahwa analisis di atas, yang menyangkut bidang sejajar tak
berhingga, dilakukan atas dasar per satuan luas, karena di sini setiap bidang sama.

Contoh Kasus 13.6

Dua bidang paralel yang sangat luas, yang mempunyai emisivitas 0,3 dan 0,8
masing-masingnya, saling bertukaran kalor. Tentukan Persen Pengurangan
perpindahan kalor apabila di antara kedua bidang itu ditempatkan perisai radiasi
aluminium yang diupam (t = 0,04).
Penyelesaian:

Perpindahan kalor tanpa perisai diberikan oleh:

q . ?(Tr4 --,7|)
A = 1,ler+ l ltr- -

= o,z79o(Tl

Trn)

)aringan radiasi untuk soal dengan perisai ditunjukkan pada Gambar


Tahanannya ialah:

1-e, _1-0,3
0,3
t1
1-e _1-0,04
13

0,04

1-e, =',-9't
0'8
e2

=2,333

=24,0

=0,25

Tahanan total adalah:


2,333 + (2) (24,0) + (2) (1) + 0,25

dan perpindahan kalor


,-4-4,
tz)
q _o\tt
=o,ol9o2agirr^l
V
sLsB3

sehingga perpindahan kalor berkurang 93,2 persen.

52,583

1.3-44.

BAB 13

FAKTOR PANDANG 247

Contoh Kasus 13.7

Dua buah silinder konsentrik pada Contoh Kasus 13.2 mempunyai Tr = 1000 K,
0,8. e, = 0,2 ditempatkan dalam sebuah ruang besar pada 300 K. Silinder luar
berada pada keseimbangan radiasi. Hitunglah suhu silinder luar dan kalor total
yang dilepas dari silinder dalam.

t,=

Penyelesaian:

]aringan untuk soal ini diberikan pada gambar di bawah ini. Ruang dianggap
sebagai permukaan 3, karena ruang tersebut sangat besar maka nilai /, = Eor.
Dalam soal ini kita harus memperhitungkan bagian dalam maupun bagian luar
permukaan 2, di sini kita gunakan subskrip I dan o untuk menandai kedua
besaran itu. Faktor-faktor bentuk didapat dari Contoh Kasus 13.2 yaitu:
F

Frr= (2x0,07)=0,14

r, = 0,86

Fr.,= (0,12) = 0,24

Fr

n= 1r0

A, = fi (0,1) (0,2) = 0,06283 m2


Az = n (0,2) (0,2) = 0,12566

m2

Eor= (5,669

10-8) (1000)4 = 5,669

Eor= (5,669

108) (300)4

10a

W/m2

= 459,2W/m'

Nilai-nilai tahanan untuk soal di atas adalah:

1-er
trA, =3.979
,

1-c

o2

EzAz

1
ArF.,,

31,g3

18.51

1
ArF *
ArF

=T!3.7

33,16

rs,

1
ArFr*

= 7,958

]aringan ini dapat diselesaikan sebagai suatu rangkaian seri-paralel untuk


mendapatkan perpindahan kalor, di mana kita juga harus mengetahui nilai
mencari I' I, dan Ir". Kita jumlahkan semua arus yang masuk ke setiap node
dan kita buat masing-masingnya nol.

248

PROSES PERPTNDAHAN KALoR SECARA RADIASI

Nodel, 'o! ,,,1 , -Eu,, - I, * In - I, - g


3,979 11.3,7 19,51
Node/,, It- Izi -Eot- Ir, *1, - Ir, =o
18,51 33,16 (2)(31,83)
Izo *lzrIro -g
Nodel.- Ets7,958 (2)(31.,93)
Penyelesaian ketiga persamaan itu memberikan

/r

= 50.148W/m'
m'

.811'N /

Izi =

27

Iu =

3498W

/m'

Perpindahan kalor dapat dihitung menggunakan persamaan di bawah ini:


It
a' = l!r(r-er)

56690

50,148

3,979

1644W

elL,
Dari jaringan kita lihat bahwa

+
,Ebz=-T=T=15655\Nl^'
- I zi I u - 2781'1' + 3498
dan

( sess rl/a
l"=l' [ 5,669 x 10-o )I =724.9K
|ika silinder luar tidak berada di sifu dan berperan sebagai "perisai", maka rugi
kalor dan permukaan 1 dapat dihitung dari Persamaan (13-116) sebagai

4 = ErAt (Eil -

(0,8

E,.)

0,06283

56.690

459,2) = 2856 W

BAB 13

FAKTOR PANDANG 249

7-a,
EzAz

Gambar 13-45
Jaringan radiasi
untuk Contoh
Kasus 13.7

.2

,,A,
Jr= Eo.

13,6 JARINGAN RADIASI UNTUK MEDIUM YANG BERSIFAT


ABSORPSI DAN TRANSMISI
Dalam pembahasan terdahulu telah ditunjukkan metode-metode yang dapat
digunakan untuk menghitung perpindahan kalor radiasi antara permukaanpermukaan yang dipisahkan oleh permukaan yang sepenuhnya transparan.
Banyak soal praktis yang melibatkan pula perpindahan kalor melalui medium
yang bersifat absorpsi di samping transmisi. Berbagai bahan kaca merupakan contoh
ini, contoh lain adalah gas.
Sebagai permulaan marilah kita tinjau suatu kasus sederhana, di mana
terdapat dua permukaan yang tidak bersifat transmisi dan saling melihat satu
sama lain serta tidak ada permukaan lain. Disamping itu kita andaikan ruang
diantara kedua permukaan itu berisi medium yang bersifat transmisi dan
absorpsi. Soal praktisnya mungkin berupa situasi di mana dua bidang luas
dipisahkan oleh gas yang bersifat absorpsr, atau oleh lembaran kaca maupun
plastik yang bersifat transparan. Situasi seperti ini digambarkan dalam bentuk
skema pada Gambar 1,3-46 di bawah ini. Medium yang transparan ditandai dengan subkrip m.Kita andaikan bahwa medium itu tidak bersifat refleksi, sehingga
dari identitas Kirchhoff berlaku,
a.m+ xm

= l- = Em+ Tn

(13-120)

Pengandaian bahwa medium itu bersifat non-refleksi adalah sahih (valid) untuk
untuk plat kaca dan plastik hal ini mungkin tidak seluruhnya benar, di mana
nilai refleksi sebesar 0,1 merupakan hal yang biasa untuk berbagai bahan kaca.
gas,

Di samping itu sifat-sifat transmisi kaca biasanya terbatas pada pita gelombang
yang semPit, yaitu antara 0,2 dan 0,4 pm. Jadi analisis berikut ini sangat merupakan

idealisasi di mana tujuan utamanya adalah menjadi suatu permulaan bagi


penyelesaian soal-soal di mana kita harus memperhatikan transmisi radiasi.

250

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

(a)

Gambar 13-46
Sistem radiasi
yang terdiri dari
medium yang
bersifat transmisi
diantara dua
bidang (a) skema
(b), (c) jaringan
radiasi

ArF

rr(1

- ")

(b) unsur radisi untuk radiasi transmisi melalui medium

ArF r*8,,
(c) unsur jaringan untuk pertukaran radiasi antara medium dan permukaan

Kembali ke analisis tadi, kita ingat bahwa medium itu dapat memancarkan dan
meneruskan radiasi dari permukaan satu ke permukaan yang lain. Tugas kita ialah
menentukan unsur jaringan yang harus digunakan untuk menyatakan kedua proses
pertukaran. Energi yang dihansmisi dapat dianalisis sebagai berikut. Energi yang
meninggalkan permukaan 1 yang ditransmisi melalui medium dan sampai di
permukaan 2 adalah
I ,ArF

,.rx

Dan yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai pada permukaan L adalah


I rArF rrx^

Pertukaran energi netto antara kedua permukaan tersebut dalam proses


transmisi adalah

41 -2t.uns^isi

Y 1-2 transmisi

BAB 13

FAKTOR PANDANG 251

AtFnx^(lr-lr)

ArFr{-(lr-lr)

r- I,

(+)t'-"r

1- t,)
(1,3-1,21,)

Sekarang kita perhatikan proses pertukaran antara permukaan satu dan


medium transmisi. Karena medium ini kita andaikan non refleksi, energi yang
meninggalkan medium (selain dari energi transmisi yang telah diperhitungkan)
adalah persis sama dengan energi yang dipancarkan medium

I* = E* Eo,
Dan dari energi yang meninggalkan meCium itu, jumlah yang mencapai
permukaan 1 adalah
E.t Eo^
^,
Dari energi yang meninggaikan permukaan 1, jumlah yang mencapai transparan
itu adalah
A^F

^r].

= A.F

,ArF ,^ a.* = f ,ArF ,*E^

Di sini perlu kita catat bahwa absorpsi pada medium berarti radiasi yang
menimpa sudah "mencapai" medium. Sesuai dengan hubungan itu di atas
pertukaran energi netto antara medium dan permukaan 1 adalah perbedaan
antara jumlah energi yang dipancarkan oleh medium ke permukaan 1 dan energi
absorpsi yang keluar dari permukaan 1. Jadi
4m

- hett = A*F -re*Ea*

- I rArF r*e*

Dengan menggunakan hubungan resiprositas kita peroleh

ArFr- = A-F-t

*-:*"t=
1

Ea*

- I,

ArF

r*E*

(1,3-1,22)

Jaringan radiasi total dapat dilihat pada Gambar (13-47)


Jika medium transpor dijaga pada suhu tetap, maka Er, potensial ditetapkan
menurut

E. =6Ta
bm

252

PROSES PERPTNDAHAN KALOR SECARA RADIASI

ArFp(1 -e,)
I,

Gambar 13-47
Jaringan radiasi
total untuk
sistem pada
Gambar 13-45

- t,

cA
u11r1

-'I
ArF ,,,

e n,

I
ArF ,^e
^

Di lain pihak apabila tidak ada energi yang diberikan pada medium, maka Er.
akan menjadi node yang mengapung, di mana potensialnya ditentukan oleh
unsur-unsur lain pada jaringan itu.
Pada kenyataannya, fakor-faktor bentuk radiasi Fr_r, Fr_*, dan Fr_. mempunyai

nilai 1 dalam contoh ini, sehingga persamaan perpindahan kalor dapat sedikit
disederhanakan, akan tetapi, faktor bentuk ini harus tetap dimasukkan ke dalam
persamaan tahanan jaringan agar analisis kita dapar bersifat umum.
Bila kita mempunyai persoalan pada proses pertukaran kalor antara permukaanpermukaan kelabu melalui gas yang bersifat absorpsi, kesulitan utama ditemukan
dalam menentukan nilai dari transmisivitas dan emisivitas gas. Sifat-sifat ini selain
merupakan fungsi temperatur gas juga merupakan fungsi ketebalan lapisan gas,
artinya transmisi radiasi dari lapisan gas yang tipis lebih besar daripada lapisan
gas yang tebal.

Perhatikan situasi fisis pada Gambar 13-48 di bawah ini. Dua buah permukaan
yang melakukan radiasi dan absorpsi dipisahkan oleh dua lapis media yang transmisi
dan absorpsi. Lapisan-lapisan ini mungkin merupakan dua helai media transparan,
seperti kaca. Kedua lapisan pemisah ini kita tandai dengan subskrip m dan n.

Gambar 13-48
Sistem radiasi
yang terdiri
dari dua lapisan
transmisi antara
dua bidang
2

BAB 13

FAKTOR PANDANG 253

Pertukaran energi antara permukaan 1 dengan m diberikan oleh

t._* = ArFr*e*l

t- A*F*tE*Eb^

Ir-Eo*

(1,3-123)

4F*%
dan antara permukaan 2 dan n ialah

4 2_ n

= ArF rnE* I ,

AnF ,rErE bu =

Ir(t)
t_l

Eu,

(1.3-1.24)

Arrr,e,, )

Dari energi yang meninggalkan permukaan 1, jumlah yang sampai pada


permukaan 2 adalah

4r-z= ArFrrlrX,,Xn= ArFrrl ,(1

- e,) (1 -

e,)

dan dari energi yang meninggalkan permukaan 2, jumlah yang sampai pada
permukaan 1 adalah
4z_t

= AF.,l2T,T. = ArFrrlr(1- e,)

(1

e,,)

sehingga pertukaran energi netto melalui transmisi antara permukaan 1 dan


adalah

41-2transmisi=

ArFt.(1 - Em)0 - er)(lt-

I)

It-lz

(tlarrrr)(l-

e* Xr

* u, )

(1,3-1,25)

unsur jaringan yang menggambarkan transmisi ini digambarkan pada


Gambar

Gambar 13-49
Unsur jaringan
untuk radiasi
yang ditransmisi
antara dua
bidang

1.3-49.

Aio(1.

e,, )(1

e,, )

Dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan


n adalah
Qt_n = A,F,,7^En = ArF,,lr(7

1,

jumlah yang diserap oleh

Er)

E,

254

PROSES PERPINDAHAN KALOR SEcARA RADIASI

demikian pula,
4r - n

ArF

rrl

,T* = ArF rrerEor(1

- e.)

karena
In = E,Eo,

pertukaran kalor netto antara permukaan 1 dan n adalah


- on / =',,',/',-'
4 t-nnetto= AtFr, (7 - e*)e,(l t- Eu-)
-,- )e,
(l lA1F1,)(1l"- e.

(13-726)

unsur jaringan yang menggambarkan situasi ini ditunjukkan pada Gambar 13-50.

Gambar 13-50
Unsur jaringan
untuk radiasi
yang ditransmisi
oleh medium ke
bidang 1

AlFh(7 - e",)e"

Dengan cara yang serupa, pertukaran netto antara permukaan 2 dan m adalah

-t

z-

Ea*

Dari seluruh radiasi yang meninggalkan m, jumlah yang diserap

4.,

dan

(1,3-1,27)

z-mnet (.
lAzF2*)(1 - e,)e.

^A^F

adalah

rrd, = A*F ^rE^ErEo^

atn fr =AF
n nfreeE.
n m

on

sehingga pertukaran energi netto antara m dan n adalah

mnnet=

n \
A^F*rE^8,(Ea*
' - Lb')=

to^ -J!

lrJA^F*n)E*En

(13-128)

untuk jaringan yang menggambarkan perpindahan energi ini diberikan pada


Gambar 13-51.

BAB 13

Gambar 13-51
Unsur jaringan
untuk pertukaran
radiasi antara
dua lapisan
transparan

FAKTOR PANDANG

255

An

Fn

,En,E,

ArFrr(1
E

Gambar 13-52
Jaringan radiasi
total untuk
sistem dalam
Gambar 13-48

e,,

ArFr, (1,

)(1

e,

I,

- e-)e,
ArFr,, (1

e, )e,,

A-E -"r,,r-

Bentuk akhir jaringan untuk keseluruhan proses perpindahan-kalor ditunjukkan


pada Gamb ar 13-52, di mana telah ditambahkan tahanan permukaan. jika kedua
permukaan yang bersifat transmisi (m dan n) dipelihara pada temperatur tertentu,
maka penyelesaian jaringan itu menjadi relatif lebih mudah karena hanya ada dua
potensial /, dan Iryang perlu ditentukan untuk mengetahui berbagai besaran
perpindahan kalor. Dalam hal ini kedua lapisan transmisi itu akan menyerap atau
melepaskan sejumlah energi tertentu, tergantung pada temperatur lapisan itu
sendiri.
Apabila tidak ada energi netto yang diserahkan ke lapisan transmisi, node Er,
dan Er, harus dibiarkan "mengapung" dalam analisis itu, untuk soal demikian
diperlukan empat persamaan node untuk meyelesaikannya.

'..',P,-E/:i,RT,U1KAR.A,N

Dalam semua pembahasan di atas, kita hanya membahas pertukaran radiasi


antara permukaan-permukaan yang bersifat baur. Bahkan faktor bentuk yang

256

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

kita definisikan dengan Persamaan

(13-105) berlaku hanya untuk radiasi baur,


karena dalam menurunkan hubungan itu kita anggap radiasi tidak mempunyai
satu arah tertentu. Dalam bagian ini, analisis akan kita lanjutkan dengan
memperhitungkan berbagai bentuk geometri yang sederhana yang melibatkan
permukaan yang mungkin memberikan refleksi spekular (sudut pantul sama
dengan sudut datang irradiasi). Sebetulnya tidak ada permukaan yang benarbenar diffuse atau spekular.
Dengan menganggap bahwa semua permukaan yang kita perhatikan disini
memancarkan radiasi secara baur, tetapi memantulkan radiasi secara spekular, sebagian
secara baur. Oleh karena itu, kita anggap bahwa refleksivitas itu merupakan jumlah
dari komponen spekular dan komponen baur.

0 = P, +

P,

(13-129)

Kita anggap pula bahwa identitas Kirchhoff masih berlaku di sini, sehingga

t=0=1-p

(13-130)

Kalor netto yang dilepas dari suatu permukaan adalah selisih antara energi
dipancarkan dan energi yang diserap:

4=A(eEr-oG)

(13-131)

Kita definisikan radiositas baur (dffise radiosity) /, sebagai jumlah energi yang
bersifat baur (dffise energy) yang meninggalkan suatu permukaan per satuan
luas per satuan waktu, atau
(L3-1.32\

Io=eEo+ooC

Dengan mendapatkan G dari Persamaan (1,3-L32) dan menyisipkannya ke dalam


Persamaan (13-131) kita dapatkan

eA r- /
=;[r,(u+pn)-1")

jika dituliskan dalam bentuk lain,

q= Ea-lol(1-p,)
polLeA(t

- p,)l

(13-133)

di mana , - 0, digunakan untuk menggantikan e + pr. Dengan mudah terlihat


bahwa Persamaan (13-133) dapat digambarkan dengan unsur jaringan seperti
pada Gambar 13-53. Pemeriksaan sepintas akan menunjukkan bahwa unsur
jaringan ini dapat disederhanakan menjadi seperti pada Gambar 1.2-36, untuk
kasus permukaan di mana terdapat pemantulan secara baur semata-mata, yaitu
untuk p, = 0

BAB 13

Gambar 13-53
Unsur jaringan
yang
menggambarkan
Persamaan (13-133)

E'

{.

FAKTOR PANDANG

257

Io

V'Vv

1-e'

go

eA (1

ps)

Sekarang marilah kita hitung pertukaran radiasi antara dua permukaan difusi
spekular. Untuk sementara, kita andaikan bahwa kedua permukaan itu tersusun
seperti pada Gambar 13-54. Dalam susunan ini, setiap radiasi baur yang
meninggalkan permukaan 1 yang dipantulkan secara spekular oleh permukaan
2, tidak akan terpantul balik secara langsung kepermukaan 1. Hal ini penting
sekali, karena untuk eliminasi pantulan demikian, kita hanya memperlihatkan
pertukaran baur langsung antara kedua permukaan itu.

Gambar 13-54

Untuk kedua permukaan dalam Gambar

1.3-54,

permukaan baur diberikan oleh

4r-z= IroArFr,

(1

Pr,)

(13-134)

4z-t= IrArFr,

(1

Pr,)

(13-13s)

Persamaan (13-134) menunjukkan radiasi baur yang meninggalkan permukaan


1 dan sampai di permukaan 2 serta dapat memberikan sumbangan pada
radiositas permukaan 2. Faktor 1 - p, menunjukkan fraksi yang diserap ditambah
fraksi yang dipantulkan secara baur. Penambahan faktor ini sangat penting
karena kita hanya meninjau pertukaran radiasi secara baur, untuk sementara
kita mengabaikan sumbangan refleksi spekular. Permukaan netto diberikan oleh

selisih antara Persamaan (13-134) dan (13-135). Unsur jaringan yang

menggambarkan Persamaan (13-134) ditunjukkan pada Gambar 13-55.

4p=

I, l(1- Pzs ) - I zo I 0 - Pr,)


lllAf D(1 - pr,)(1 - pr,)l

(13-136)

258

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Gambar 13-55
Unsur jaringan
yang
menggambarkan
Persamaan (13-136)

-+ 4p
Ain(' - pr. )(1 -

p:.

Pada Gambar 13-56 di bawah ini terdapat ruang pengurung dengan empat
permukaan panjang. Permukaan 1,,2 dan 4 memberikan refleksi baur, sedangkan
permukaan 3 mempunyai komponen refleksi spekular dari komponen refleksi baur.
Garis-garis putus menggambarkan bayangan cermin permukaan 1,2 dan 4 pada
permukaan 3. (refleksi spekular memberikan bayangan cermin). Nomenklatur 2
(3) menandai bayangan cermin permukaan 2 pada cermin 3.

Gambar 13-56
Sistem dengan
sebuah
permukaan
spekular baur

1,2,4 : permukaan refleksi baur


3 : permukaan refleksi spekular baur

Sekarang perhatikan radiasi dari 2 yang mencapai 1. Terdapat radiasi baur


Iangsung
(4,

(1'3-1'37)

- ,)r,rrr, rangsung = I rArF r,

sebagian dari radiasi baur dari 2 dipantulkan secara spekular pada 3 dan
menimpa L. Radiasi yang dipantulkan spekular ini bertindak sebagai energi baur
(dffirse energy) yang datang dari permukaan 2 (3). jadi, dapat kita tuliskan
(4r

,)r"n"or, spek*lar

I, Art,

Fr(r), Pr,

(13-138)

Faktor-bentuk radiasi Fr,r,, ialah faktor-bentuk antara permukaan 2(3) dan


permukaan 1. Refleksivitas pr, disisipkan di sini karena hanya fraksi radiasi ini
yang sampai ke 1. Tentu saja Ar= Ar(r\. Sekarang kita dapatkan
4z_.r= IrA2(Fr, + pr,

Fr1r1r)

(13-13e)

IlAr(F,,* pr, Frr,r)

(13-140)

Penalaran yang sama menghasilkan

4r_z=

BAB 13

FAKTOR PANDANG 259

Jika Persamaan (13-139) dan (13-140) digabungkan dan dengan menggunakan


hubungan resiprositas ArFr, = ArFr' maka akan kita dapatkan

4n=

Ir1.1

lAl (Frz + Pr, Fr1alz

(13-141)

)l

Unsur jaringan yang menggambarkan Persamaan (13-141) ialah Gambar

Gambar 13-57
Unsur jaringan
untuk
Persamaan 13-141

Ar(F ,, + 0ss Frrgrz

1,3-57.

Unsur-unsur jaringan analog dapat dikembangkan untuk radiasi antara


permukaan-permukaan lain pada Gambar 1.3-56, sehingga jaringan lengkapnya
menjadi seperti pada Gambar i3-58. Perlu diingat bahwa unsur yang
menghubungkan /r, merupakan modifikasi sederhana yang ditunjukkan dalam
Gambar 13-55, karena g,, = 0r, = pr, = 0. Suatu pengamatan yang menarik untuk
jaringan ini ialah untuk kasus pr, = 0.

Ar(F r, + gss Frrstz)


1

e,

AlF.,+

ttAt

Gambar 13-58
Jaringan radiasi
lengkap untuk
sistem dalam
Gambar 13-56

7-ez

pgsFrrerz)

EzAz

A,Frr(1 + pr,

In

1- g:s

Ar(F rn + pss Fzrsl,r

\
\

ArFrr(1 + pr,

Io
)

Qso

e.Ar(1 + p.., )

A.Fn.(l + pr,

1-et
)

Dalam hal ini permukaan 3 semata-mata spekular, dan

I ,o=

erE

o,

e,A.

260

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Sehingga hanya tiga parameter yang tidak diketahui, yaitu I' Irdan Io,bila
permukaan 3 bersifat refleksi-spekular semata-mata.
Sekarang, soal ini kita buat setingkat lagi lebih sulit, dengan membuat
ruang-kurung itu mempunyai dua permukaan spekular-baur, seperti pada
Gambar 13-59. Dalam hal ini terbentuk bayangan rangkap seperti pada gambar.
Permukaan 1(3,2) ialah bayangan permukaan 1 terlihat dan 3, kemudian 2. Dengan
kata lain, itulah permukaan 1(3) pada cermin 2. Pada lokasi itu juga terdapat
permukaan 1(2,3) yang merupakan bayangan permukaan 1(2) pada cermin 3.

1, 4 : permukaan

refleksi baur

2,3 : permukaan refleksi spekular baur

Gambar 13-59
Sistem dengan
dua permukaan
spekular baur

1(2,3)

ini lebih rumit karena di sini kita harus memperhatikan bayangan spekular
rangkap. Perhatikan pertukaran antara permukaan 1 dan 4. Energi baur yang
meninggalkan 1 mungkin sampai pada 4 melalui lima cara:
Soal

Langsung:
Refleksi
Refleksi
Refleksi
Refleksi

pnda
pada
pada
pndn

I,A,F,,
permukaan
permukaan
permtrkaan
permukaan

2 saja:
3 saja:
2 lalu 3:
3 lalu 2:

IrA',Frrrtn Pu
I rArF rt tn Pr"
I

rA,

Pr"

rA, Pr, Pu,

Pr"

r(r,s\n
r.t ,4n

Faktor bentuk yang terakhi., F,,r.r,n ialah nol karena permukaan 1(3,2) tidak dapat
melihat permukaan 4, kalau melihat melalui cermin 2. Di lain pihak, F,,r,.,n tiduk
nol, karena permukaan 1(2,3) dapat melihat permukaan 4 ketika melihat melalui
cermin 3.
Jumlah semua suku tersebut ialah
4t

(Fu i
- t = I 1At

Pz, F,.@q+

4,

F,rrln

9r, 2uF,,r,r,o)

(13-142)

Pt,P r,Fntu,ztr)

(13-143)

Demikian pula

4q-t=IrAn(F''*

PuFntt,

I Pr"Fno,+

jika kedua persamaan ini dikurangkan satu sama lain, dan kita terapkan
hubungan resiprositas, maka kita dapatkan unsur jaringan seperti pada
Gambar 13-60.

BAB 13

Gambar 13-60
Unsur jaringan
yang menunjukkan
pertukaran antara
permukaan 1
dan 4 dalam
Gambar 13-59

I.

FAKTOR PANDANG 261

4rt

-+
1

A,

(F,,.

p"Fl(a,,

phJ@,

fu,p".f

ffia)

Sekarang mariiah kita perhatikan pertukaran baur antara permukaan 1 dan 3.


Dari energi yang meninggalkan L, jumlah yang disumbangkan untuk radiositas

permukaan 3 ialah

Qr_z=

IrArFrr(1-

pr,) + IrA, pr"Fr(r\t (1 - p,)

(13-1aa1

Suku pertama menunjukkan pertukaran langsung, dan suku kedua pertukaran,


sesudah satu refleksi spekular melalui cermin 2. seperti juga tadi faktor 1 - P:,
dimasukkan agar refleksi spekular dari permukaan 3 tidak diperhitungkan.
Refleksi ini, tentulah nanti diperhitungkan dalam suku-suku lain. Energi baur

dari3kelialah:

4z

- t = Iro A. Fr, +

IroArQr.,Frt t,

(13-145)

Suku pertama ialah radiasi langsung, dan suku kedua radiasi setelah refleksi
spekular pada cermin 2. Gabungan Persamaan (1,3-1,44) dan Persamaan (13-145)
memberikan unsur jaringan seperti pada Gambar 13-61.
Gambar 13-61
Unsur jaringan
yang menunjukkan
pertukaran antara
permukaan 1
dan 3 sesuai
dengan Gambar 13-5

-+

4rz

Izo

/'

\A,l"'
1

Gambar 13-62

jaringan radiasi
lengkap untuk
sistem pada
Gambar 13-59
Jn
1-p:s

1-P"

262

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

1-

sr

etAt
1

- e,
,A^

ffi
ffi

D
E

1,

An(l - pr, )(Fn, + pe,Fnrrla)


1

Ar(1

pr, )(Fr, + ps,Frrslz)

Pso

'+f1 -pJ
1

ArFrr.(1

9zo

;A,o

Kedua unsur

pr,

)(r *

pr, )

;;

di atas merupakan contoh khas untuk ruang-kurung

Gambar 13-59, di mana unsur-unsur lain dapat diturunkan dengan analogi lengkap.
Jika permukaan 2 dan 3 reflektor spekular murni, artinya

P2p=P3p=0
maka kita dapatkan
I2p

ErEo,

I3p

= ErErt

di mana jaringan itu melibatkan dua parameter yang tidak di ketahui, yaitu /,
dan Jn, dalam kasus ini.

BAB 13

FAKTOR PANDANG

263

Sekarang kita perhatikan suatu lanjutan sederhana dari penyajian dalam


Bagian 13.7 dan 13.8 untuk menganalisis medium di mana modus-modus
refleksi, transmisi dan absorpsi semuanya penting. Seperti dalam Bagian 13.7,
kita analisis dua bidang baur sejajar yang diantara keduanya terdapat suatu
medium yang dapat menyerap, melewatkan, dan memantulkan radiasi. Agar
bersifat umum, kita andaikan bahwa permukaan medium yang melakukan
transmisi memPunyai komponen refleksi baur dan komponen spekular. Sistem
ini digambarkan pada Gambar 13-63

Gambar 13-63
Sistem fisis
untuk
menganalisis
!apisan-lapisan
yang bersifat
transmisi dan
ref leksi

tt/A

---',
7

Untuk medium m yarrg melakukan transmisi, berlaku

ar*9.o*P.:*x,r=1

(1,3-1,46)

demikian juga,

t^= aRadiositas difusi permukaan tertentu suatu medium didefinisikan oleh


I

*o = E-Eo- + e^oG

(1,3-147)

di mana G ialah iradiasi permukaan tertentu. Ingat bahwa /,D tidak lagi
menunjukkan energi baur total yang meninggalkan permukaan. "Sekarang /j,
menunjukkan emisi dan refleksi baur-. Energi yang ditransmisi fkan
!1"y1
diana-lisis dgngan menggunakan suku-suku baru. seuagaimana sebelum ini,
pertukaran kalor ditulis

4=A(eEr-aG)

(13-148)

264

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Dengan menyelesaikan G dari Persamaan (1,3-1,47) dan menggunakan


Persamaan (1,3-1,46) didapatkan:

Eo*-l*"1$-x*-Q*s)
q- g^,
llE^A,,(l - r* - P,s )]

(1.3-149)

Unsur jaringan yang menggambarkan Persamaan (1,3-1,49) ditunjukkan pada


Gambai 1.3,-e4. Unsur ini sangat serupa dengan Gambar 13-53 kecuali disini
kita harus memperhitungkan transmisi.

Gambar 13-64
Unsur jaringan
yang
menggambarkan
Persamaan (13-149)

r"

o,o

1-"'-P"

W"

o-.^

e^A,,(1'+'c^-P,,5)

Pertukaran energi yang ditransmisi antara permukaan 1 dan 2 sama dengan


Bagian L3.7 yaittt:

- |
Lt

I'- I,

1l

ArF

1rr*

(13-150)

Pertukaran kalor antara permukaan 1 dan m dihitung dengan cara berikut.


Dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan 1, jumlah yang mencapai m
dan menyumbang ke radiositas baur m ialah
Qr

- * = I, A,

r,, (1

'c*

- p,,)

(13-151)

Energi baur yang meninggalkan m mencapai L ialah

4^-t=l*oA^F*t

(13-152)

Setelah mengurangkan Persamaan (13-151) dari (13-152), dari hubungan


resiprositas,
ArF rn, = A^F *,

Kita peroleh:

t* =

L-I*,

-r^-9^s)
t llArF r-o - "^ - pil]
l(1

(13-153)

BAB 13

.I. FAKTOR PANDANG 265

Unsur jaringan yang menggambarkan Persamaan (13-153) sangat serupa dengan


Gambar 13-55. Persamaan yang serupa dengan Persamaan (13-153) dapat pula
kita tuliskan untuk pertukaran radiasi antara permukaan 2 dan m. jariigan
lengkapnya dapat digambarkan pada Gambar 1.3-sz. perlu dicatat bahwa l^,
menunjukkan radiositas baur di sebelah kiri m, sedangkan /-, menunjukkan
radiositas baur disebelah kanan m.
lika m berada pada suhu tetap tertentu, maka /, dan /, harus didapatkan sebagai
penyelsaian Persamaan-persamaan node jaringan itu. Di lain pihak, jika tidak ada
energi netto yang disampaikan ke m, maka Er, merupakan node yang mengapung,
dan jaringan itu menjadi suatu susunan seri-paralel sederhana. Temperatur m harus
diketahui untuk dapat menyelesaikan jaringat Er*.

AE +
/Llt
12tn|

Gambar 13-65

jaringan radiasi
lengkap untuk
sistem dalam
Gambar 13-63

,Fr,

I^o

(1

- r^ -

p,,s)

I,,O

7-x--Prls

1-Tr,-o,s

e^A*

(L

- x^ - g,s) e,,A* (-l - x* -

p^s)

Analisis dapat kita lanjutkan selangkah lagi, dengan membedakan transmisi


spekular dan transmisi baur. Transmisi spekular ialah di mana radiasi yang datang
diteruskan lurus melalui bahan sedang transmisi difusi ialah bila radiasi yang dutur,g
menyebar pada waktu melalui bahan itu, sehingga bila keluar di balik bahan itu
dalam orientasi yang rambang (random) dalam ruang. Sebagaimana dengan energi
yang dipantulkan, diandaikan bahwa transmisi dapat dinyatakan sebagai komponen
spekular dan komponen baur.
x=Ts+T,D

(13-154)

Radiositas baur dapat didefinisikan dengan Persamaan (13-147), pertukaran

energi netto dengan permukaan yang mentransmisi diberikan oleh


Persamaan (13-149).

BAB 14

PERHITUNGAN
PERPINDAHAN
KALOR DENGAN
FORMULASI
NUMERIK DAN
SOFTWARE

14.1 FORMULASI
Metode jaringan yang kita gunakan untuk menganalisis soal-soal radiasr
merupakan akal yang efektif untuk memandang pertukaran radiasi antara
permukaan. Untuk soal-soal yang sederhana, yang tidak melibatkan terlalu
banyak permukaan, metode jaringan menghasilkan penyelesaian yang dapat
dicapai dengan agak mudah. Tetapi, apabila soal itu melibatkan banyak
permukaan perpindahan kalor, maka akan lebih menguntungkan bila kita
menyusun suatu prosedur penulisan persamaan node. Untuk prosedur itu kita
perhatikan permukaan-permukaan buram, kelabu dan baur saja. Neraca energiradiasi untuk suatu permukaan buram tertentu dapat ditulis:

268

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Energi netto yang dilepas permukaan =


energi yang dipancarkan - energi yang diserap.

Atau atas dasar satu satuan dengan pengandaian benda kelabu seperti biasa,

L=eE,. AU

q,G

Perhatikan permukaan ke-1, maka iradiasi total ialah jumlah semua iradiasi
dari permukaan-permukaan j yang lain. Jadi, untuk r = cl

-/\
4,
=r.l e,.

q='[',,- -tG.
1", )

G,

(14-15s)

Tetapi, iradiasi dapat dinyatakan dengan

ArlrF,i-- G,A,

(14-1.56)

Dari resiprositas, kita dapatkan

A,F,,=

4,F,1

sehingga persamaan-persamaan

a,

itu dapat kita gabungkan dan diperoleh

-LF,,l
?=u,lro,
/
(
^i

il)

04-1s7)

Perpindahan kalor pada setiap permukaan ditentukan dengan menggunakan


radiositas /,. Parameter-parameter ini diperoleh dengan mengingat bahwa
perpindahan kalor dapat pula dinyatakan sebagai:

l,-G, =l i -LF,ill
l=
Aii

(14-158)

Dengan menggabungkan Persamaan (14-157) dan (14-158) kita dapatkan:


I,

-(t-si ))F, I 1 =eiEo,

(14_159)

Dalam persamaan di atas, perlu dicatat bahwa penjumlahan harus dilakukan


untuk semua permukaan dalam ruang-kurung itu. Untuk ruang-kurung tiga
permukaan, dengan i = 1 penjumlahan itu menjadi

i =F.,J t+Fn] z+F.ul z


\F,il
l

(14-160)

BAB

14 *

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI NUMERIK DAN

SOFTWARE 269
Tentu saja, jika permukaan 1 cembung, F r, = 0 dan kita harus membuat semacam
penyederhanaannya.
Persamaan-persamaan node untuk radiositas dapat pula diturunkan dari nodenode dalam formulasi jaringan. Pada setiap node /,, neraca energi memberikan

f;tu
r-tt

u,

-1,)*IF,
I

(l

,-1,)=o

04-161)

kembali, kita akan mendapatkan untuk setiap /, persamaan yang setara dengan
Persamaan (1,4-159). Jika seluruh persamaan sudah kita buat, maka dapat
dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

l,AlUI=[C]

(1,4-1,62)

It
di mana [A]

c1

[]=

[c]=

ci

Ii

Penyelesaian untuk radiositas diperoleh dengan mendapatkan inversi [A]


sehingga:

[/]=[A]-'[C]
|bfi bD
inversi

IA

1-'dapat dituliskan sebagai: 1e1-'

-la"

b"

b|
b"

sehingga radiositas yang tidak diketahui dapat ditulis sebagai:


+ brrC, + ... + brC,

Ir=

brrc,

I,=

b,,C, +

b,rCr+ ... +

b,,C,

Untuk mendapatkan matriks inversi dan melakukan perhitungan untuk


mendapatkan /- sudah tersedia sub rutin komputer yang sudah baku. Laju
perpindahan kalor pada setiap permukaan ke-I dihitung dari
4r'
Ai

=.''
r-E;

(En,-1,)

(14-163)

270

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Dalam merumuskan persamaan node, harus diingat bahwa untuk


permukaan yang diisolasi tidak terdapat perpindahan kalor netto. Maka dari
Persamaan (14-1.63) dapat dilihat:
E

o,

I,

untuk permukaan yang diisolasi

(1.4-1.64)

Dari sudut pandang praktis, skema iterasi Gauss-Seidel mungkin merupakan


prosedur numerik yang paling efisien untuk menyelesaikan perangkat persamaan
/,. Untuk skema Gauss-seidel persamaan-persamaan di atas harus disusun dalam
bentuk eskplisit untuk /,. Penyelesaian /, dari Persamaan (L4-1,59) dan pemecahan
suku F,, menghasilkan:

I, =(r -

e;) .z.F

i1

I l+(1 -e,)F,,li+e,Eo,

Ii 1-F,,(t-r,) [(r-,,)EFri* ,,rr,]


,=,
,
1

(L4-16s)

Untuk permukaan yang berada pada keseimbangan radiasi, q,/ A, = 0 dan /r


Ell
dapat disubstitusi ke dalam Persamaan (14-165) sehingga diperoleh:
=

I,

T+

1Z,F,,l

untuk 4i
Ai

-0

0,4_1.66)

Dari Persamaan (14-163) dapat kita peroleh hubungan seperti di bawah ini:
r
_t
Lai
=J,*

Jika nilai
radiositas

1-e,

Qi

ini disubstitusikan ke dalam


I, dapat kita peroleh:

I, =;F,[ou,t,

G4-167)

i
Persamaan (14-1,59), maka

,.T)

nilai untuk

(14-168)

Singkatnya di bawah ini akan kita gariskan prosedur perhitungan untuk


menyelesaikan numerik perpindahan kalor radiasi antara permukaan-permukaan
kelabu yang bersifat baur.
Prosedurnya adalah:
1. Menentukan nilai F,, dan

2.
3.

untuk semua permukaan,


untuk semua permukaan pada temperatur yang
e-

Menentukan nilai E,
ditentukan.
Merumuskan persamaan-persamaan node untuk /, dengan menggunakan:
a. Persamaan (1,4-L64) untuk permukaan dengan T,yang ditentukan
b. Persamaan (14-1,65) untuk permukaan dalam neraca radiasi U, = Eo,)

BAB

14 *

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI NUMERIK DAN

SOFTWARE 271

4.

c.

Persamaan (14-167) untuk permukaan dengan 4, tertentu.


Menyelesaikan persamaan-persamaan tersebut untuk /,.litu mengikuti iterasi
Gaus-Seidel maka hal yang harus dilakukan:
a. Mengandaikan nilai awal1,. Untuk perhitungan dengan menggunakan
mesin besar maka nilai awal ini dapat digunakan nol. Untuk perhitungan
dengan mini komputer atau cara perhitungan singkat gunakan rekaan
awal yang terbaik.
b. Hitung kembali semua nilai /, sesuai dengan langkah 3, dengan selalu
menggunakan nilai-nilai terbaru untuk perhitungan ini.

c.

Hentikan perhitungan apabila suatu presisi 6 yang memuaskan sudah


dicapai, yaitu di mana

Ii*',-li
5.

<

di mana n adalahjumlah iterasi.


Menghitung nilai q, dan T, dengan menggunakan:
a. q, dari Persamaan (14-163) utuk permukaan abu-abu, dan persamaan
(14-158) untuk permukaan hitam dengan temperatur T, yang ditentukan.
b. T, dan I, = Eo, = o T ! untuk permukaan neraca radiasi
c. T- dengan menggunakan Er. didapat dari Persamaan (14-167) untuk
permukaan dengan 4iyang telah ditentukan.

Persamaan-persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk berikut, jika inversi


matriks lebih dikehendaki daripada cara iterasi:

1,ft - F,,(1 -e, )l- (t - ei)ZF ii I i


1=t

,$-F,,)- l.F,il , =o
l=r

I,(t-F,,)-

EF,il
J=t

,=T
Ai

= eE u,

(L4-1.65a)

$a-166a)

(14-168a)

Setelah kita membahas mengenai bagaimana menyelesaikan proses perpindahan


kalor radiasi secara numerik, di bawah ini kita akan membahas suatu kasus yang
akan kita selesaikan dengan menggunakan perhitungan biasa dan dengan
menggunakan software.

Sebuah kotak berbentuk kubus mempunyai rusuk 1m. Kondisi permukaan atas:
T = 100'C, E =0,7. Permukaan bawah: T = 4OoC, e = 0,5. Ke-empat sisi yang lain

272

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAS!

mempunyai E = 0,6. Dua sisi saling berhadapan mempunyai T = 70"C sedang


dua sisi lain mempunyai T = 60"C. Hitunglah perpindahan kalor radiasi untuk
masing-masing sisi dengan menggunakan metode numerik.
Penyelesaian:

Keterangan gambar:
1 : permukaan depan
2 : permukaan belakang
3 : permukaa kanan
4 : permukaan kiri
5 : permukaan atas
6 : pemukaan bawah

(T =70"C,e=0,6)

(T=70"C,e=0,6)
(T = 60" C,

e --

0,6)

(T=50"C,e=0,6)
(T = 100' C,e = 0,7)

(T=40"C,r=0,5)

penyelesaian:

Sebelum kita menyelesaikan kasus di atas, perlu terlebih dahulu kita memberikan
batasan yang jelas mengenai permukaan yang saling mengalami perpindahan
kalor. Permukaan di sini kita batasi sebagai permukaan yang bersifat kelabu
dan bersifat baur (diffuse) dan tiap permukaan tidak dapat melihat dirinya
sendiri.

Langkah-langkah penyelesaian berikutnya adalah:

1.. Menentukan nilai F-, dan nilai e, untuk tiap permukaan dengan menggunakan
Gambar 14-29 dan 14-31 kita dapat memperoleh faktor bentuk atau faktor
pandang untuk setiaP sisi permukaan.

Frr= Fr, = Fr, =

Fnn=

Fuu

Fuu

Fr, = Fr, = Frs = Fru= Frr= Fro= Fru=

Fr,= Frn=

2.

Fru

Fgs

= Fru= Fou= Fnu= 0,2

Fso-- 0,2

Nilai emisivitas untuk tiap permukaan dapat dilihat pada gambar di atas.
Menentukan besarnya energi yang diPancarkan oleh tiap permukaan untuk
temperatur permukaan yang telah ditentukan.
Eb, =

Trn

= 5.669 X 10-8.(343)4 = 784,6626 w

/m'

BAB

14 *

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI NUMEHIK DAN

SOFTWARE 273
Eb2= o Trn = 5.669

10{ .(343)4 = 784,662 W/m'

= 6 Tr^ = 5.669

10-8 .(333)4

= 697,081.2W

/rn'

= 5.669 x 10{ .(333)4 = 697,081.2tN

/m'

Ebu

= 6 Trn = 5.669 x 10-8 .(373)4 = 1.097,341W

/m'

Ebu

=6

Ebu

Ebn= 6

a
J.

Tun

= 5,669

10-8 .(313)4

= 544,1064W /rn'

Merumuskan persamaan-persamaan untuk node /, dengan menggunakan


Persamaan (14-158a) untuk permukaan dengan temperatur yang telah
ditentukan.

IrLl

-F11(1

- t,)l -

(1

e1)lF',l2+ F,J, + FrJn+ F,Ju + FrJuT = ErEb,

F22(1

er)l

(1

e2)lF2rlr+ FrJr+ FrJn+ FrJr+ FrJ) = ErEb,

Irll

-F33(1

t3)l

(1

s3)[F31l1

I n[t

- F 44(7 -

s4)]

(1

E4)lF 4rl

IuU -Fss(1

es)l

(1

- ss)[Fs1/, + F5rlr+ FrJ. + FrJ, + FrJ) = ErEb,

Iu[t-

-tJ] -

(1

IrU -

4.

Tnu

F66(1

+ Frrlr+ FrJr+ FrJ, +

t+

s6)[F61l1

l,

nJ

,+

nJ

FrJ61

= erEb,

, + F nJ ) = erEb,

+Furlr+ FuJr+ FuJ, + Fuulrl =EuEbu

Menyelesaikan persamaan di atas dengan menggunakan metode matriks


yaitu:

lAl [B] = [c]


lBl = [A]-1 [C]

I,- $ - 0.6) 10.2 I, + 0.2 l, + 0.2 ln + 0.2 lu + 0.2 lul = 470,7975


I,- Q - 0.6) [0.21r+ 0.2lr+ 0.2ln+ 0.2l, + 0.2Ju] = 470,7975
Ir- 0 - 0.6) 10.21, + 0.2lr+ 0.2ln + 0.2l, + 0.2l) = 4L8,2487
In- 0 - 0.6)
/u

(1

10.2

0.7) [0.2

I, + 0.2 l, + 0.2 l, + 0.2 Is + 0.2 l) = 41.8,2487


I, + 0.2 l, + 0.2 l, + 0.2 lu + 0.2 l) = 768,139

Iu- $ - 0.5) [0.21, + 0.2l, + 0.2l, + 0.2 J, + 0.2lul = 272,0532

274

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

tal
1.000 - 0.08
- 0.08 1.000
- 0.08 - 0,08
- 0.08 - 0.08
- 0.06 - 0.06
- 0.10 - 0.10

lr ,)= la

l'

- 0.08 - 0.08
- 0.08 - 0.08
1,000 - 0.08
- 0.08 1.000
- 0.05 - 0.06
- 0.10 - 0,10

II ,
- 0.08 - 0.08
- 0.08 - 0.08
- 0.08 - 0.08
- 0.08 - 0.08
1.000 - 0.06
- 0.10 1.000

[c,

It

470.7975

Iz
Iz
In
Is
Io

470.7975
418.2487
41,8.2487

768.139
272.0532

[c,]

1.049 0.123 0.123 0.123 0.126 0.121


0.123 L.049 0.123 0.123 0.126 0.121
0.1.23 0.123 1..049 0.123

0.126
0.126
1.039

470.7975
470.7975

0.121

418.2487

0.121
0.123 0.123 0.123 1.049
0.093
0.094 0.094 0.094 0.094
0.151 0.151 0.151 0.151 0.1554 1.058

41.8.2487

768.L39
272.0532

784.6399

784.6399
735.9836
735.9836
991,.1313

675.2910

Ir=784.6399W/m2
Ir=787.6399W/m2
Ir=735'9836W/m2
Io=735'9836W/m2
Ir=991'131'3W/m2
Io=675'29L0W/m2

5.

Setelah nilai radiositas diperoleh maka dapatlah kita hitung nilai perpindahan
kalor dari suatu permukaan dengan menggunakan Persamaan (1,4-156)

BAB

14

{.

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN FORMULASI NUMERIK DAN

SOFTWARE 275
CA

/,)=
4t= #(rurr - tr
.A
a - :2::2-(fA" - L)=
"
l-Ez
qu=

f#

Qa+oozo

f#

(7846626 - 784.6399) = 1.5 x 0,0227 = 0.03 \\

784.$99) = 1.5 x 01227 = 0.03 \4I

.A

#(eur_
/r)= ffi*geroa- rc5.95) = 1.5 x (- as.g) = - 58,35 W
r - s

qn=jL(cunI
tq

In)=

cA

f+#gozoa- n5.98) = 1.5 x (-

4s=#(ruo_
/,)= Y#
I - ts
.A
qu=#(rar_
I)= f#
l-Es

Qooz.z+

g++.u

- se1.ts) = 2.33 x

gA.q)

=-

58.35 \4'

247.8vt

106.21.

- 67s.zs)= 1 * (- :rlt,ts)= -131.1e\\'

Neraca energi menyeluruh adalah jumlah dari seluruh perpindahan kalor yang
terjadi di mana kalor yang terjadi di mana kalor yang dilepaskan oleh tiap
permukaan tersebut seharusnya diserap oleh ruangan (ruang kurung antara
permukaan).
1n",u,u

= 4t+ 4z+ 4s+ 4s+ 4s+

4o

= 0.03 + 0.03 + -58.35 + -58.35 + 247.8 + -13L.1.9


=

0.00107 W

lifi5tpffixifrxcAN DEryclfi.ffiNGffN,,.bd'ntNnier
DATA MASUKAN
Dimensi ruang

Tinggi ruang

1.00

Lebar ruang

1.00

Panjang ruang

1.00

276

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAST

Depan

0.6

70

Belakang

0.6

70

Kanan

0.6

60

Kiri

0.6

60

Atas

0.7

100

Bawah

0.5

40

HASIL KELUARAN
Faktor Pandang antara Permukaan-permukaan

a
.:a':a:)aaaa:raaaaal:ljj

*:::;1
a@?:\

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

a
J

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

Perpindahan Kalor:"
@@(watts) ;:_-

_,
Depan

784.6399

0.8

Belakang

784.6399

0.8

Kanan

735.9836

Kiri

735.9836

Atas

991,.1,31,3

Bawah

675.291

57.6
57.6
248.7

130.6

BAB 15

HUBUNGAN
EMISIVITAS
DENGAN
KONDUKTIVITAS

f,5.i1'-.

94, 4h, BEIaKANG,, pEu eurtarv


Dalam perencanaan dan pembuatan sebuah alat perpindahan kalor yang baik
perlu diperhatikan ketiga mekanisme perpindahan kalor yang mungkin terjadi.
Yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Ketiganya dapat menjadi dasar
pertimbangan di dalam pemilihan bahan yang akan digunakan. Karakteristik
perubahan emisivitas bahan merupakan sifat termal yang perlu diketahui jika
kita ingin merencanakan sebuah alat perpindahan kalor di mana proses
perpindahan kalor radiasi menjadi proses paling dominan.
Untuk lebih memahami karakeristik perubahan emisivitas material khususnya
metal sebagai fungsi temperatur maka perlu diadakan suatu penelitian di
laboratorium. Karena metal merupakan penghantar kalor yang baik maka perlu
diketahui hubungan antara emisivitas suatu material dengan konduktivitasnya.

iis:2ri TUJ UA

N,, p E ru r

ulunru

Penelitian ini bertujuan untuk:

278

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Memperkenaikan dan menjelaskan salah satu metode pengukuran emisivitas


normal permukaan nyata metal.
2. Mendapatkan harga emisivitas dari beberapa jenis pelat yang dijual secara
komersial di pasaran.
.-)
Mempelajari hubungan karakteristik perubahan emisivitas metal terhadap
temperatur.
4. Mempelajari hubungan karakteristik perubahan emisivitas metal terhadap
konduktivitas kalor metal.
1.

.iIIiI

EfODE,,] P.EN

LIT IA N,

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu diadakan seleksi material yang


akan dipakai dalam penelitian' Seleksi ini didasarkan pada:
. Material yang digunakan berbentuk pelat dengan ketebalan 2 mm'
o Ketersediaan material di pasaran
o Nilai konduktivitas yang mewakili tiga daerah nilai tinggi, sedang dan
rendah.
Setelah material yang dibutuhkan tersedia, selanjutnya material-material
tersebut dipotong berbentuk lingkaran dengan diameter 19 cm sesuai dengan
spesifikasi peralatan uji.
pelat ini kemudian dipanaskan oleh sebuah pemanas elektrik sampai satu
nilai temperatur tertentu. Panas yang diberikan kepada pelat ini dapat diatur
besarnyioleh sebuah regulator temperatur. Energi Panas yang diterima oleh
pelat kemudian diradiasikan ke segala arah.
i,unm yang dipancarkan oleh pelat ini kemudian ditangkap oleh sebuah
radiorneteitermopil. Radiometer termopil ini terhubung langsung dengan
mili volt meter yang dapat menunjukkan besarnya fluks energi radiasi yang
diterima. Setelah didapat data dari hasil pengukuran di atas maka dapat
dihitung harga emisivitas normal pelat tersebut. Harga emisivitas normal
ini kemudian dibandingkan dengan konduktivitas kalor dari material yang
sama. Konduktivitas kilor yang dipakai sebagai pembanding didapat dari

buku referensi. Perbandingan ini dapat dilihat pula dalam bentuk grafik
antara emisivitas normal dengan konduktivitas untuk jangkauan
temperatur 125'C sampai dengan 425' C.

,1,t.ar' fi $ANG' Ll r.rG kU P


Dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah untuk memperjelas
ruang lingkup pembahasan. Adapun pembatasan tersebut ialah:
r Dalam penelitian ini emisivitas yang akan diukur adalah emisivitas normal,
yaitu emisivitas untuk pancaran radiasi yang arahnya tegak lurus permukaan
Lahan. Hal ini sesuai dengan spesifikasi peralatan yang digunakan.
I Penelitian ini dilakukan hanya untuk material penghantar kalor.
I Karena sulit untuk mendapatkan sampel dengan dimensi sesuai dengan
spesifikasi alat uji (plat dengan tebal 2 mm), maka pada penelitian awal ini

BAB 15

HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN KONDUKTIVITAS

279

digunakan hanya 5 jenis sampel. sebagai sampel dipilih tembaga, kuningan,

seng, aluminium dan stainless steel yang mewakiti tiga daerah hintaran

kilor

yaitu tinggi, sedang dan rendah.


Standar kekasaran permukaan bahan yang digunakan adalah seperti apa
ad.anya dari pelat yang ada di pasaran. Ini untuk menghindari perubahan
sifat emisivitas akibat perlakuan terhadap permukian matLrial, dan
kekasaran pada kondisi ini bisa dianggap mendekati sama antara pelat-pelat
komersial.

untuk mengadakan suatu percobaan eksperimental dalam mengamati


karakteristik perubahan emisivitas metal diperlukan peralatan yang cukup
memadai- dan prosedur tertentu. Percobaan ini menggunakan sebuih peralatan
perpindahan kalor radiasi (radiation heat transfer experimental apparatis) untuk
mengamati fenomena radiasi yang terjadi. Data-data yang akan diambil pada
pengujian ini adalah temperatur permukaan sampel, temperatur radiometer,
f.luks yang diterima radiometer dalam mili-volt, dan variasi jarak yang
digunakan. Diagram skematik dari peralatan perpindahan kalor radiasi adalah
seperti terlihat pada Gambar 15-66. Peralatan ini menggunakan radiator termopil
sebagai detektor radiasi dan disusun seperti Gambai-tS-e6.
Sam

surf

Conical

Shield

Gambar 15-66
Peralatan
perpindahan
kalor radiasi

uple

l-t

E
Digita

Multi
Volt
Meter

Couple Setector

Pengukuran radiasi-kalor pada umumnya merupakan pengukuran fluks energi


radiasi. Deteksi fluks ini dapat dilaksanakan dengan .t
pengukuran
atas suhu sebuah pelat tipis yang terkena radiasi. Pelat ini"Lkrku.,
biasanya dih]tamkan
supaya dapat menyerap sebagian besar energi radiasi yang menimpanya, dan
dibuat setipis mungkin untuk meminimumlur, kapasitas-kaiornya. iambar
termopil yang lebih..terperinci dapat dilihat pada Gimbar 15-68. Termopil ini
dibuat dalam 104 lilitan per inchi perak konitantan yang dipasangkan di utu,

280

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIASI

rumahan berbentuk silinder yang bagian dalamnya dihitamkan. Dua buah pelat

tipis aluminium yang dihitamkan ditempelkan pada sambungan itu. Perisai

belakang mempunyai celah yang sempit sehingga pelat pada sambungan panas
dapat terkena energi radiasi dari sampel. Sedangkan pelat pada sambungan
dingin dijaga pada temperatur lingkungan. Beda suhu antara pelat sambungan
panas dengan pelat sambungan dingin menunjukkan fluks energi yang diterima.

Gambar 15-67

Pemanas

Lembu

Perisai Konica

lat Tembaga

Perisai Belakang

Konstruksi
radiometer
termopil pada
peralatan

rmukaar

Kawat Hubungan Daya

Contoh

Lilitan
Pemanas

Kawat konstantan bersepuh perak


Penerima dari bilah aluminium hitam jelaga

Gambar 15-68
Konstruksi
termopil

Konstantan terbuka
Isolator bakelit
Kumparan tembaga

Data-data yang akan diambil dalam penguiian ini adalah:


1. L (mm)
2. Emv (f,)
3. Emv (f,)
4. Emv (R)

: ]arak antara radiometer dengan perisai kerucut.


: Nilai temperatur permukaan sampel dalam mV.
; Nilai temperatur radiometer correction dalam mV.
: Nilai radiometer dalam mV.

Keterangan data yang akan diambil dapat dilihat pada Gambar 15-69 berikut.
Rumus yang digunakan dalam pengujian
'fL

+
L

an/)
- Lt J

(ts-1,69)

Tr= tr-273

(ls-1,70)

1 --

Faktor bentuk:

FRO =

,
r-

12+I]

(15-1.71)

BAB 15

HUBUNGAN EMTSTVITAS DENGAN

KONDUKTIVITAS 281

Gambar 15-69
Keterangan
data ukuran

mot2

Emisivitas

Er=

C Emo (R)
4,8810-8

FROgI -Trn)

(1.s-172)

c adalah konstanta kalibrasi kepekaan radiometer yang besarnya 76,58


Kcal/ m2 / lr:.v.

Karena adanya keterbatasan kemampuan dari peralatan yang digunakan dalam


pengujian ini, maka perlu adanya batasan-batasan dalam pengambilan data.
Batasan-batasan ini meliputi:

o
o
o

o
o
.

Elemen pemanas memiliki rentang temperatur sampai 400'C.


Radiometer termopil mulai bisa mendeteksi fluks radiasi dengan baik
pada temperatur di atas 100.C.
Variasi faktor bentuk yang dapat dilakukan untuk pengukuran terdapat
beberapa jarak. Tetapi tidak semua jarak dapat dideteksi dengan baik
oleh karena adanya kemungkinan timbulnya kerugian radiasi dan
konveksi dari lingkungan peralatan. Atas dasar hal-hal tersebut, maka
pengambilan data dilakukan dengan kondisi sebagai berikut:
Data diambil dalam jangkauan temperatur 1.zs - 4zs"c, dengan kenaikan
50"C dan tenggang waktu 10 menit tiap temperatur.
Faktor bentuk dipilih dengan variasi jarak terdekat yaitu 275, 250 d,an
225 mm.
Pengujian dilakukan tiga kali untuk tiap jenis sampel

282

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

5.7.'.. PE N

GOLAHAN,. DAN, ANALISA. DArA


.

Data yang diperoleh dari hasil pengujian akan dihitung faktor bentuk (FRO)
serta nilai emisivitas normal. Untuk tiap-tiap sampel dibuat perhitungan yang
dilakukan dengan menggunakan Persamaan 15-1.69 sampai 1,5-1,72. Pada
perhitungan tersebut didapat 3 nilai emisivitas untuk tiap nilai temperatur, hal
ini karena adanya 3 variasi jarak yang diberikan untuk tiap nilai temperatur.
Untuk mendapatkan 1 nilai emisivitas pada 1 nilai temperatur maka untuk
tiap-tiap varisi jarak diambil rata-ratanya. Tabel lengkap nilai emisivitas
normal masing-masing sampel pada tiap-tiap nilai temperatur diberikan pada
Tabel 15-2.
Untuk penelitian ini harga konduktivitas yang akan digunakan sebagai
pembanding emisivitas diambil dari referensi 3. Dari tabel pada referensi tersebut
didapat harga konduktivitas untuk beberapa nilai temperatur.
::L.aaa..l:.1:a1t

::l

:..: -

r.:r.i,.il.irlrll:irlll{liirl

.r

r,,rraiilllllliillrllilli::,1:.llli:ilr,llr:,4'

rrAld?iunidnii: T]einrH]t,ga
398

0.227

0.1,766

0.1 15

0.071

0.042

423

0.230

0.1401

0.097

0.073

4.044

473

0.211

0.1627

0.074

0.075

0.048

523

0.207

0.1,422

0.075

0.078

0.056

573

0.209

0.1 698

0.081

0.080

0.060

623

0.21.8

0.1,790

0.070

0.083

0.060

673

0.202

0.1820

0.067

0.086

0.064

698

0.21,3

0.1896

0.061

0.087

0.066

Tabel 15-2 Emisivitas masing-masing material


Dengan menghubungkan beberapa harga konduktivitas pada temperatur sekitar
400 sampai 700 K yang merupakan jangkauan temperatur pengukuran emisivitas,

maka didapat persamaan konduktivitas yang merupakan fungsi temperatur.


Adapun persamaan-persamaan tersebut adalah:
Stainless Steel
Kuningan
Seng

Aluminium
Tembaga

:K=0,015
:K=0,06
:K=-0,04

T+1.0,6

T+113
T+1.27

:K=-0,055 T+262
:K = - 0,0675T + 420

Pada grafik di bawah dapat dilihat hubungan antara emisivitas dengan


temperatur untuk sampel-sampel yang diuji.

BAB 15

HUBUNGAN EMISTVITAS DENGAN KONDUKTIVITAS

283

GRAFIK EMISIVITAS Vs TEMPERATUR


0,250

0,200

Gambar 15-70
Grafik fungsi
emisivitas
terhadap
temperatur

I
6

0,150
0,1 00

El

I
I

Stainless Steel
Seng

O Kuningan

A Alumunium
O Tembaga

0,050
0,000

500 550 600


Temperatur (K

650

GRAFIK KONDUKTIVITAS Vs TEMPERATUR


400

Gambar 15-71
Grafik fungsi
konduktivitas
terhadap
temperatur

16

JZ

t
o

350

250

i
I

200

O Kuningan

300

150

Stainless Steel
Seng

A Alumunium

100

50
0

350

450

550

650

Temperatur (K

Tembaga

750

Dari Gamb ar 15-70 di atas dapat dilihat bahwa untuk tiap-tiap sampel, harga
emisivitas merupakan fungsi linear dari temperatur. Seng, aluminium dan
tembaga memiliki emisivitas sebagai fungsi temperatur bergradien positif
sedangkan stainless steel dan kuningan memiliki emisivitas sebagai lungsi
temperatur bergradien negatip. Hal ini ternyata berbanding terbalik dengan
fungsi konduktivitas terhadap temperatur yang dimiliki oleh tiap-tiap mateiial
seperti terlihat pada Gambar 15-71.

grafik fungsi konduktivitas terhadap temperatur dapat ditihat,


ludl
konduktivitas
mempunyai fungsi linear pula terhadap temperatur. Pada grafik

ini terlihat fungsi linear konduktivitas untuk stainless iteel dan kuningan

mempunyai gradien garis negatif, sedangkan seng, aluminium dan tembaga


memiliki fungsi linear konduktivitas bergradien positif.
Hal ini sangat menarik untuk ditinjau lebih jauh, oleh karena itu dibuat grafik
antara emisivitas terhadap konduktivitas seperti terlihat pada grafik di bawah.
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk setiap sampel, hurgu emisivitas

284

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

memiliki fungsi linear pula terhadap konduktivitas. Untuk setiap sampel yang
diuji persamaan garis yang didapat memPunyai gradien negatif yang berarti
semakin besar harga konduktivitas satu sampel maka semakin kecil harga
emisivitas sampel tersebut.

GRAFIK EMISIVITAS VS KONDUKTIVITAS


0,250
0,200

Gradien 15-72
Grafik emisivitas
terhadap
konduktivitas

O Stainless

(/)

0,150

O Kuningan

A Alumunium

(n

!l

Steel

Seng

O Tembaga

0,100

Ir.l

0,050
0,000

100

200

300

400

KONDUKTIVITAS (W/M.K)

GRAFIK EMISIVITAS VS KONDUKTIVITAS


0,250

Gambar 15-73
Grafik emisivitas
lawan
konduktivitas
pada temPeratur
konstan

0,200
cn

F
(/)

-l

El

0,150
0,1 00

0,050
0,000

50 100 150 200 250

300

KONDUKTIVITAS (W/M.K)

Pada Gambar 1,5-73 dipetakan grafik antara emisivitas dengan konduktivitas


pada temperatur konstan untuk tiap sampel yang diuji. Pada grafik ini hanya
ditampilkln tiga titik temperatur karena grafik ini bertujuan untuk menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara konduktivitas dengan emisivitas suatu
material. Pada grafik terlihat semakin besar nilai konduktivitas suatu ma-

terial maka harga emisivitas akan semakin kecil. Dari kedua grafik
terdahulu. Dapat dilihat bahwa emisivitas tidak hanya merupakan fungsi
konduktivitas saja tetapi juga merupakan fungsi temperatur. Untuk
mendapatkan hubungan emisivitas dengan konduktivitas dalam suatu
pe.sa*iun yang juga merupakan fungsi temperatur maka akan dibuat sebuah
pendekatan fungsi kuadrat.

BAB 15

HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN KONDUKTTVITAS

'

285

Persamaan didapatkan melalui penyelesaian matematik dengan menggunakan tiga


titik data.

Persamaan dasar fungsi kuadrat adalah:

U=ax2+bx+c
Dengan memasukkan harga data yang ada ke dalam persamaan di atas, untuk
satu nilai temperatur maka akan didapatkan tiga persamaan:

Untuk

T = 423K
V = emisivitas bahan
.x = konduktivitas bahan

Untuk x = 110,080 dan y =


0,7401

0,1401, maka:

12117,6064 a

b+

1,1,0,080

(1,5-1,73)

Untuk x = 238,735 dan y = 0,073 maka:


0,073

56994,4 a

+ 238,735 b +

(ls-174)

Untuk x = 397,448 dan y = 0,044 maka:


0,044--L53231,5367 a +391,448b +

(15-l7S)

M1k9 didapatkan hubungan emisivitas dengan konduktivitas pada temperatur


423 K yaitu:
A = 1,1.781. 10-6. x2 - 9,327104 +

0,2285

cara yang sama didapat dua persamaan


P_"-"9_rl
573 K dan 698 K.

= 2,084 70-6 x2 - 1,4077

A = 2,4855 10-6 x2

lain untuk temperatur

10-3+0,2937

L,6259 10-3 +

(1,5-1,76)

0,3269

(1,5-1,77)

(15-1,78)

Telah didapatkan tiga persamaan yang mewakili tiga titik temperatur. Dari ketiga

persamaan
temperatur.

itu

akan dibuat sebuah persamaan yang mewakili tiap

titik

Pada ketiga persamaan di atas (15-176), (1s-177) dan (15-128) dapat dilihat bahwa
harga konstanta semakin tinggi dengan naiknya temperatur. Dapat dilihat
ternyata harga konstanta bergantung terhadap temperatur. Untuk mendapatkan
hubungan antara konstanta dengan temperatur, rniku dibuat hubungan fungsi
linear terhadap temperatur.
Untuk tiga titik konstanta pertama 1.,i.71. 10-6, 2,084 j.0-6, 2,4g55 10-6
Didapat persamaan konstanta fungsi temperatur pertama yaitu:

A = 4,7542

1,0-e

8,3292

10-7

(1.s-1,7e)

286

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Untuk tiga titik konstanta kedua -9,327 1.0-4, -1,4077


persamaan konstanta fungsi temperatur kedua yaitu:
B = -2,6L89

1,0-6

T + 1,751

10-3, -1,6259 10-3

10a

didapat
(15-180)

Untuk tiga titik konstanta ketiga 0,2285, 0,2937, 0,3263 didapat Persamaan
konstanta fungsi temperatur ketiga yaitu:

C=3,5564104 T +0,078L

(15-181)

Dengan diketahuinya fungsi temperatur di atas maka dapat dibuat persamaan


umum emisivitas, konduktivitas dan temperatur.

tn=Ak-2+Bk+C
Dengan memasukkan harga konstanta di atas, maka didapat:
e, = (4,754210-e T - 8,3292 1.0r)A k-2 + (-2,61,89 10-6 + 1,751 104)
(15-182)
k+ (3,556410-47 +7,8110-2)
Dengan adanya rumus pendekatan ini maka nilai emisivitas bahan akan dapat
dihitung untuk pelat yang ada di pasaran.

5.8i. KESIMP-ULAN,.I.IASIL PENELITIAN


Dari analisis grafik yang telah dibahas sebelumnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain:

pada tiap-tiap nilai temperatur untuk masingmasing material yang diuji diberikan pada tabel di bawah ini.

1. Harga emisivitas normal

W:I:

2.

398

0.227

0.1,766

0.1 15

0.071

0.042

423

0.230

0.1401

0.097

0.073

0.044

473

0.211

0.1,627

0.074

0.075

0.048

523

0.201

0.1422

0.075

0.078

0.056

573

0.209

0.1,698

0.081

0.080

0.060

623

0.218

0.1.790

0.070

0.083

0.060

673

0.202

0.1 820

0.067

0.086

0.064

698

0.21,3

0.1896

0.061

0.087

0.066

Harga konduktivitas material pada tiap-tiap nilai temperatur untuk masingmasing material yang diuji.

BAB 15

I.

HUBUNGAN EMISIVITAS DENGAN KONDUKTIVITAS 287

;3.

ldiididi0.d) tembaga
aff (,W/m."C

;? $,ehg1P$

XW.l iillQ)i

3.

398

1.6,570

111,080

136,880

240,71.0

393,1 35

423

1.6,945

110,080

138,380

238,735

391,4-1S

473

77,695

108,080

141,380

235,985

388,07,:

523

78,445

106,080

144,380

233,235

384,69S

573

79,195

104,080

147,380

230,485

38

623

79,945

102,080

150,380

227,735

377,9),

673

20,695

100,080

153,380

224,985

371,i;:

698

27,070

99,080

154,880

223,670

?7) t(=

1,3r3

Harga emisivitas normal suatu material merupakan fungsi konduktivi::.


dan temperatur dengan persamaan pendekatan sebagai berikut:

e,,= (4,7542

L0-e

10-1

T+

+ (3,5564

8,329219'z1kz + (-2,6789 10i + 1,7a1 lC7,81, 1.0-2)

Dengan e, adalah emisivitas normal bahan, temperatur (T) dalam K dan


konduktivitas termal (k) dalam W/m.K.
Batasan-batasan pemakaian persamaan pendekatan

I
I
r

4.

5.

6.
7.

ini adalah:

Berlaku untuk metal


Batasan temperatur 125 sampai 425 "C.
Kondisi permukaan, seperti yang ada di pasaran, halus tetapi tidak di
poles
Harga emisivitas normal metal mempunyai hubungan pendekatan iinear
dengan temperatur. Untuk seng, alumunium tembaga harga emisivitas
normal naik dengan meningkatnya temperatur sedangkan untuk stainless
steel dan kuningan harga emisivitas normalnya turun denngan naiknr a
temperatur.
Harga konduktivitas metal juga mempunyai hubungan linear dengan
temperatur. Untuk seng, aluminium dan tembaga harga konduktivitas turun
dengan meningkatnya temperatur. Sebaliknya harga konduktivitas stainless
steel dan kuningan akan naik seiring dengan naiknya temperatur.
Semakin tinggi harga konduktivitas suatu material maka akan semakin rendah
harga emisivitasnya.
Dengan diketahuinya hubungan emisivitas normal dengan konduktivitasnya
maka hubungan ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Dengan diketahuinya htrbungan ini pula maka dapat pula digunakan untuk
bahan pertimbangan dalam penentuan jenis material yang akan digunakan
untuk peralatan yang berhubungan dengan perpindahan kalor, khususnya
yang memperhitungkan perpindahan kalor radiasi.

BAB 16

RANGKUMAN

|RANGKUMAN
Berdasarkan uraian-uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka akan
diambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan pror"i radiasi.
1'

Radiasi adalah Proses perpindahan kalor melalui gelombang elektromagnetik


mana temperatur merupakan faktor yur,g puf.g domiian dalam

di_

iror",
ini.
2.Laju dari energi yang dipindahkan bergantung kepada beberapa faktor yaiiu:
I Emisivitas dari permukaan yang terkena radiasi.
r Temperatur dari permukaan
I Refleksi, transmisi dan absorpsi dari permukaan
I Faktor pandang antara permukaan yang teradiasi dengan arah datangnya
radiasi.
3. Radiasi elektromagnet terdiri dari beberapa jenis di mana radiasi
termal
merupakan salah satu jenis radiasi elektrornagnet yang terletak pada rentang
0.1 samp-ai dengan 100 pm dan radiasi yang terlihat o-Ieh mata ierletak padi
rentang 0.4 sampai dengan 0.7 pm.
4. Permukaan hitam merupakan permukaan yang paling ideal
yang mempunyai
sifat:
r Permukaan ini menyerap semua sinar iradiasi y'.g jatuh pada
permukaannya.
r Permukaan hitam menghasilkan energi jauh lebih besar dari permukaan
lain pada temperatur dan panjang gelombang yang diijinkan.
r Emisi radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam ini tidak tergantung
kepada arah datangnya sinar iradiasi.

290

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAS!

Emisivitas adalah perbandingan dari jumlah energi radiasi yang dihasilkan


atau diemisikan oleh suatu permukaan hitam.
6. Absorpsivitas, refleksivitas dan transmisivitas bukanlah merupakan sifat dari
permukaan karena ketiga hal tersebut tergantung kepada arah datangnya
sinar iradiasi.
T.Absorpsiaitas: perbandingan dari jumlah energi iradiasi yang diserap
terhadap jumlah total energi yang menimpa suatu permukaan'
Refleksioitas: perbandingan dari jumlah energi iradiasi yang dipantulkan
terhadap jumlah total energi yang menimpa suatu permukaan.
Transmisiaitns: perbandingan dari jumlah energi iradiasi yang
ditransmisikan terhadap jumlah total energi yang menimpa suatu permukaan.
B. Refleksi dapat dibagi dua Yaitu:
r Refleksi hamburan (diffuse)
Jika sinar iradiasi yang datang dipantulkan sama besar ke segala arah.
I Refleksi specular
]ika sudut datang iradiasi sama dengan sudut pantul iradiasi.
9. Radiositas adalah jumlah seluruh energi yang meninggalkan permukaan.
10. Radiasi yang melalui suatu medium atau permukaan akan mengalami
pengurangan. ]ika pengurangan itu hanya sebagian maka permukaan itu
disebut sebagai permukaan semi transparan, jika tidak mengalami
pengurangan sama sekali maka permukaan itu disebut selag1i permukaan
transpara., dan jika pengurangan berlangsung samPai tidak ada lagi energi
radiaii yang diteruskan maka permukaan ini disebut sebagai permukaan
yang bertingkah laku seperti benda hitam (opaque surface). sifat ini
lergantung kepada ketebalan lapisan permukaan. Benda logam umumnya
beriifat seperti benda hitam sedangkan benda non logam harus mempunyai
ketebalan yang lebih besar untuk dapat bersifat seperti benda hitam.
11. Dua buah permukaan yang mempunyai temperatur berbeda akan mengalami
proses perpindahan kalor, untuk menentukan besarnya energi _yarlg
Lerpindih dari satu permukaan ke permukaan yang lain maka kita harus
mempertimbangkan nilai faktor pandang dan emisivitas dari permukaan
tersebut.
5.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Holman, J.P. Experiment Method For Engineers atau metode pengukuran


teknik terj E. Jasfi. Jakarta : Erlangga, 1.985.

2.

Holman, J.P, Heat Transfer. Sixth Edition. McGraw-Hill Ltd,

J.

Holman, J.P. Thermodynnmics. Third Edition. McGraw-Hill Ltd, 1980.

4.

Incorpera, Frank.,P., and David P. De wltt. Fundamental of Heat Transfer,


Canada: John Willey & Sons. Inc,1987.

5.

Koestoer, Raldi Artono. Hubungan Emisiaitas dan Konduktiaitss Metal Pada


langkauan Temperatur 125 - 425" C. Fakultas Teknik Universitas Indonesia
jurusan Teknik Mesin, Depok, 1991.

6.

Modest, Michael F. Radiatioe Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill

1,986.

Book Company,1,993.
7.

Ozisik, M. Necati. Basic Heat Transfer. Tokyo : Mc Graw Hill International


Book Company,1,987.

8.

Rohsenow, Waren M., and James P Harnett. Hand Book of Heat Transfer.
New York : Mc Graw Hill Book Company, 1973.

9.

Sparrow, E. M., and R. D. Cess. Radiation Heat Trans/er. New York


Wadswort Publishing. Co. Inc., 1996.

SOAL DAN PENYELESAIAN


PERPINDAHAN KALOR
(BAGIAN - 1)

01.

Tembaga dan baja (AISI 304) digunakan sebagai bahan dinding untuk
pendingin cair nozel roket. Bagian luar dinding suhunya dijaga agar tetap
150'C, gas pembakaran yang keluar dari nozzle adalah 2750 'C, dengan
h = 2.104 W /m2 K dan radius nozzle jauh lebih besar dibandingkan tet'al
dinding. Temperature maximum tembaga dan besi adalah 540 "C dan 980 'C.
Tentukan ketebalan maximum masing-masing material? Apabila ketebalar.
maksimum material tercapai, bahan apa yang sebaiknya dipakai?

Penyelesaian:
Diketahui:

To

= 2.104 W/m2K
= 2750 "C

h = 2.1.04 W/mzK
= 2750'C
Baja AISI 304 ,ro

kr=
Tu

25,4

W/m.K

= 980 "C

Tembaga
kz= 383 W/m.K
T, = 540 "C

Ditanya:
ketebalan masing-masing logam?
b. logam yang sebaiknya digunakan?
a.

lawab;
Qtonr"L"i

a.

Qkon'uki

Qi.on,uui,

Qkon,t"-bugu

= h LT
2.10a W

/m2 .K (2750 - 980)"C

3,54.1.07
Qko.t"t

si

Qronauksi

(baja atau tembaga)

Qkon.,eksi (baia)

kdT/dx

3,54.707

25,4W

x..

0,000316 meter

bala

/mK

(980

SaD/ dx

AISI 304
k, = 25'4

294

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Q,"^bugu

kdT/dx

3,54 .

383

L07

(540

750) / dx

0,004 meter

X-embaga
I

b.

W/m.K

Logam yang sebaiknya digunakan adalah logam tembaga karena mempunyai


konduktivitas yang lebih tinggi daripada AISI 304.

angin dihubungkan dengan kenaikan


perpindahan kalor dari tubuh manusia dengan udara sekitar. Diperkirakan
iebil dari lapisan lemak adalah 3 mm dan temperatur bagian dalamnya
konstan 36. a. Pada hari biasa koefisien konveksi dari udara luar adalah 25
W /m, K sedangkan pada hari yang berangin sampai dengan kecepatan 30
Km/jam koefisien konveksi adalah 65\N /m2 K. Dalam hal ini suhu dari udara
Iuar adalah - 15" C.
a. Tentukan ratio dari panas yang hilang per luas permukaan dari kulit pada
hari biasa dan hari berangin?
b. Berapa suhu dari permukaan kulit pada hari biasa dan hari berangin?
c. Pada suhu berapa udara luar pada hari biasa untuk menghasilkan Panas
yang hilang sama besar dengan pada keadaan hari berangin yang bersuhu

02. Pendinginan yang disebabkan oleh

15.C.

Penyelesaian:
Diketahui:

3mm

7,, = 36oC=309K
T* = -15"C=258K
T. =36"C

H'a = 25W/mz K
H'a = 65W/rr.2K
x = 3x10-3m

- 0,2W/m.K

-)

Ditanya:

Q/A,Ts danTcd I

....?

awab:

b.

Pada keadaan hari biasa


Q/A kond = Q/ A konv
Q/A kond = k (T* - T,)/ x

Q/Akonv=h(7,-T)
Q/Akond=Q/Akonv
k (T*- T,)/x = h (T,- T)
0,2 (309

T,)/g x

L0-3

T* = -15 .C

= h (T, - 258)

Ts

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

0,2 (309 - T,)/g x 10-3 = 25 (T


61,8 - 0,27"= 0,075 T,-'1.9,35
-0,275 T, = -81,15

T'=

KALOR

.295

258)

295'09 K

T"= 22'09 oc
Pada keadaan hari berangin

Q/Akond= Q/Akonv

Q/Akond=k(7,,-7")/*
Q/A konv = h (7,- T)
Q/ Akond = Q/ Akonv

(7,,-7,)/x = h (7,-T)
0,2 (309 - T,)/g x 10-3 = h (T,- 258)
0,2 (309 -T")/g x 10-3 = 55 (7, - 258)
k

61.,8

- 0,2 T, = 0,195 T, - 50,31

- 0,395 T, = -112,11
T'= 283'82K
T' = 1o'82 "C

a.

Q/ A pada hari biasa

= 0,2 (309

295,A9)/3 x

L0-3

= 927,33W /m2

b.

Q/ A pada hari berangin = 0,2 (309

- 283,82)/)/3 x't0-3

].678,7 W /m,

..

perbandingan = 927,33/1.678,7
c. Q*i.a =h(7,-T)
Rasio

= 65 (283,82 - 258)
=].678,3 W

Q*ina =Q.ul1.842,75

=25 (283,82-f

T,o= 2'l'0'1'L K
T,a

=-62'89"C

plat baja sepanjang 1 m (k = 50 w/m.K) sisi-sisinya diisolasi pada


kondisi permukaan atas bertemperatur 100'C dan peimukaan bawah

03. Seb rah

296

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

didinginkan secara konvektif dengan suatu fluida bertemperatur 20"C. Dalam


keadaan tunak dan tidak ada pembangkitan kalor, sebuah termokopel yang
berada di tengah plat menunjukkan temperatur 85"C.
Berapa nilai koefisien konveksi di permukaan bagian bawah?
Penyelesaian:

100.c

Diketahui:

x
k

= 1m,
- 50 W/m.K,
7",u, = 100'C,
T,rn = 85"C,
T* = 20oC,

T-= 20"C,h

Ditanya: h = .....?
I

awab:

Konduksi (sampai tengah)

4 ,-LT
ALx

(ss-1oo)_
-!- = - trn-

0,5

w
1500 ,
m'

Suhu sisi bawah

4 ,.LT
ALx
15oo=-uo -ss)
0,5

+85= 70"c
, --15ooxo'5
50
Konveksi

4 =h xAxAT

L=hxLT
A

1500 = h(70

20)

h = 30(m.K

-----+
-----+

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 297

dinding kolektor pasif terbuat dari PCM dengan ketebalan L tertutup


oleh dua struktur permukaan. Asumsikan kondisi tunak untuk penyerapan
solar pada salah satu permukaan dijaga pada suhu 7,,, di atas suhu
ladlaf
leleh PCM. Bagian padat dan cair dipisahkan oleh dinding ya;gjelas. Cairan
memiliki temperatur Tm dan disifati oleh resirkulasi penggerak bouyancy
yang menjaga kesamaan konveksi pada dinding dengan permukaan (s, 1)
dan bagian padat, fluks radiasi sebesar q" rad = 1000 W /rn, diberikan pada
dinding S,, temperatur lingkungan dan koefisien konveksi sebesar T ,r= T ,,
= 20o C dan h, = hr= 20 W /rn2 K, temperatur dan korfisien konveksi'bagian
cair PCM adalah 7,, = 50o C dan h,, = 1.0'N /m, K dan konduktivitas thermal
bagian padat PCM k, = 0,5 'N /rnK. Hitung suhu permukaan 7,,,. Jika tebal
total PCM L = 0,10 m, berapa tebal lapisan cair? Hitung temperatur
permukaan {. r.

04. Sebuah

Penyelesaian:
Diketahui:

,L

q"
T

,,

,z= 20'C

W/m'K

J,,

hz = 20

hu,

10 W/m'?K

kn

0,5 W/mK
0,10 m

Ditanya:

4 ,^a

1000 W/m2

r,

l'

Lrulr'

r,z

ttt

ttt

T-,h,

T-,r, lt,

l\\\\\\
PCM

liquid

= " " "?

nwab:

q"
1000

Tr,t

q"
1000
Tr,z

h2A (7,,' - T,')


(7,,, - 20)/0,0s

c
(7,,r- T ,r)/(1/hrA)
(7,,r- 20)/O,OS
70" c
70"

= (7,,r_ T*)/(L/k,)
L, = 0,01 m
q,,

Lu

05.

0,1

0.09 m

0,01

Dinding sebuah bangunan terdiri dari bata 100 mm, fiberglass 100 mm,
gipsum 10 mm, panel pinus 6 mm. Jika h," = 10 W/m2. K dan ho,,, = 70
W /m'. K. Berapa total hambatan dan koefisien keseluruhan-untuk
perpindahan panas?

298

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Penyelesaian:
Diketahui:

Xr = 0.1 m
Xz = 0.1 m
Xs = 0.01 m
Xn = 0.006 m
Ditanya:

R,n

kr=

0.69 W/m.K
kz= 33 W/m.K
k, = 0,48 W/m.K
kr= 0.'l'47 W/m.K

h^=10 w/m2. K

=70

w/m2. K

dan U = .......?

lawab:

1. R,n

1/

A (xr/k, + xr/k, + xr/k, + xn/kn1/h,u, + 1/h,^)

= 1/A (0.1,/0.69

+ 0.1,/33 + 0.01/0.48 + 0,006/0,1.47 + L/10 + 1/70)

R,r.A= 0.3289 K.m2lW

2.U=1./RnA
= 1/0.3289
= 3.039 W/m2.K
rumah memiliki dinding yang terbuat dari kayu, kaca fiber dan
dinding plaster. Pada saat musim dingin, koefisien konveksi adalah ho = 60
W /m2.K dan h, = 30 W/mz K. Luas keseluruhan dinding adalah 350 m2
a. Tentukan rangkaian tahanan panas dari dinding tsb, termasuk efek
konveksi dari dalam dan luar dinding!
b. Tentukan total panas yang hilang dari dinding!
c. Jika angin berhembus dengan sepoi-sepoi, ho menjadi = 300 W/m2.K,
tentukan persentasi kenaikan panas yang hilang!

06. Sebuah

Penyelesaian:

Fiber glass

Diketahi:

:;:;:;:$;

q" =

=
hi =
A =
ho

1000 W/m'?
60 W/m2'K
30 W/m2'K
350m2

Ditanya:

a. Rangkaian = .......?

b.q =

.'....'..."?
c.PersentaseQ=....7

lawab:

Plywood

200c

rtf
1mm

2mm

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

299

Gambar di atas dapat disederhanakan dengan rangkaian dibawah ini:


t

/ (h,

A)

Lp/ (Kp

A)

Lb/ (Kb

A)

L"/ (K,

A)

Dari Tabel A.3-A.9 (Incropera), di dapat Ko = 0,17 W/m.K, K, =


= 0,046 W/m.K.

(ho

A)

0,1.2 W

Ka

/m.K,

a) rR, =1/Atl/h + l/ho+ Lo/Ku+ L,/K,+ Le/Kpl


= 1/350 1L/30 + 1/60 + 0,1/0,046 + 0,02/0,L2 + 0,01./0,171
= 0,006998
b)

q = LT/2R, = T*,0 -

= (-15
c)

K/W
T*,r/LRt

20)/0,006998 = 5001,43 Watt

Q = LT/ZR, Jika

ho

= 300 W/m' K, maka:

p = (35 -350)/U./300 + 10/300


=

5002,65447

+ 0,1/0,046 + O,O2/0,1.2 + 0,01./0,1.7

Watt

Persentasi kenaikan = 100% (5002,65447

SOO1,43)/5001,43

= 0,02459o/o
dinding komposit pada rumah terdiri atas tiga lapisan seperti pada
gambar, dengan nilai T_, r = 20oC dan h, = 30 W/m2.K. Kondisi luir dinding
dirumuskan dengan hubungan temperatur terhadap waktu sbb:

07. Sebuah

T-,0 (K)

273 +

(K)

273

_,

5 sin (2nt/24)

+ 11 sin (2il /2a)

0<f<12jam
1.2

< t < 24 jarrt

Dengan ho = 60 W/m2.K. Perubahan energi dalam pada tembok dapat diabaikan.


Tentukan energi panas yang hilang tiap hari, apabila luas tembok 200 m2!

Penyelesaian:
Diketahui:

n Plester, kp

K, =
Ko

0'17
0,038

K, = 0'1

A = 200m2

Kavu lapis,

ks

3OO PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIAST


Ditonya:

)
Jawnb:

Q,=UALT
dengan

U=
U=
U=
U=
U=

0<l<72jam,

/ 11 / hi) + (kp/Kp + Lb / Kb) + (Ls / Ks) + (1 /ho)l


l(1/30) + (0,01 /0,1.7) + (0,1 /0,038) + (0,02/0,12) + 97/6011'
{0,0333 + 0,059 + 2,631. + 0,767 + 0,01,7}:

3,04-1

0,329

x2n/24)
273+5sin3,14
273+(5x0,0549)

'f

273 + 5 sin(12

273,27 K

72<t <24iam,

.r

273 +

t-

ll

sin (24 x 2n/24)

273 + 17 sin 6,28

273+(11x0,109)
274,20 K

maka harga q,:


0 < f < 72 jam

UAAT
0,329

(293

- 273,27)

x 200 x

(293

- 274,20)

200

7298,23 W

12St<24jam

q,=

0,329

7237,04 W

sehingga q,

,fr#il237,04

totat

=
silinder (AISI 1010), dengan diameter 50 mm diberi perlakuan
panas dengan melewatkan melalui oven dengan panjang 5 m dimana suhu
udara dijaga pada suhu 750 "C. Batang dimasukkan pada suhu 50 'C dan
mencapai suhu 600'C pada sumbu pusat sebelum keluar dari oven. Koefisien
konveksi sebesar 125 w /m2 K, hitung kecepatan dimana batang harus lewat
melalui oven!

08. Batang baja

Penyelesaian:

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

301

Diketahui:

D= 510{m
L= 5m
T*=

1,023

Tr=

323 K

T,

600

=_

h-

Ti=75'C

-----)

Tr'"" = 600'C
Oven

= 75"6

silinder

"c
B73K=00
125 W /m2 K

^=

t-

63,9 W /m K

G=

18,8 10-6 rn2/dtk

A=

... ,..?

oo/ oi

= 873/(T _Ti)
= 873/(7023 - 323)
= 1,247

k/hro

=
=

Ditanya:

lawab:

63,9

/125 x 25 10-3

20,45

berdasarkan tabel dapat diperoleh nilai Fo 50,02


=
sehingga

Fo = u'c/roz
50,02 = 18,8 10-6 r/(25
|
= 1,652,89 detik

tg-s1z

Maka kecepatan silinder melewati oven adalah:

V = S/.c
V = 5/1.662,89
= 3 10-3 m/detik

09' Dengan

melihat transistor tipe surface mount yang diilustrasikan daiam


gambar. Buatlah kontruksi ringkaian thermal, tutistan
tanggapan
temperatut Tc, dan evaluasikan 7c untuk dua situasi dimarr"a"uiara untuk
diam
dan pasta konduktif diisi pada celah.

Penyelesaian:
Diketahui:

kotak transistor
kawat timah
papan rangkaian

Gambar:

Asumsi: 1. Kondisi

tunak

3O2

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

2. Konduksi satu drmenst


3. Sifat-sifat konstan
4. Radiasi diabaikan
5. Kotak transistor isothermal
Ditanya:

Tc

.....?

lawab:
Udara Diam

1/hA\ Tf 1/hAl

4,

L/kl2
T-

t/hA1

L/krAz

Pastd

4t

a) Untuk Udara Diam

)RTr
rRrr

1.lhAr+ rlhA,

rA, a---k rAz k ,4,


LLL

=(+.!*)

IRTz = UhAt

4, =4t*42
T, -Tro , T, -T*
-IRTz
)RTr
4,

tc -

*r,u%*'ulo'
tzLt

I + r *(hA)

hAt +3k1A2 +hA,

2L

.S. SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 303

b) Untuk Pasta Konduktif

1 k "A. k.A"
=-TIRT,LLLL
>RT1 =

)RT2

rA, +

"A"

"A 2

3k tA2

= 1.lhA1

4, = 4r+ 4z

-T,a . T, -T*
IRTr )RTz
t (k rA, + 3k 1A) + r *(ner)
tlc+tsb

T,

.r

tc

rA,

+_3k

rA,

+ hAl

dinding komposit memisahkan gas pada suhu 2600 'C dengan cairan
pendingin pada suhu 100 'C. Dimana koefisien konveksi gas dan cairan
masing-masing 50 dan 1000 W /m2 K. Dinding tersebut terdiri dari komposisi
dari lapisan Beryllium Oksida pada sisi gas dengan tebal 10 mm dan
lempengan Stainless Steel (AISI 304) pada sisi cairan dengan tebal L0 mm.
Tahanan antara Beryllium Oksida dengan Steel adalah 0,05 m2 K/W.
Berapakah rugi kalor per unit luas dari komposit tersebut?

10. Sebuah

Penyelesaian:
Diketahui:

hr = 50 W/m2 K
h, = 1000 W/m2 K
R". = 0,05 m2 K/W
kl = 272W/mK
k, = 1'4,9 W/mK

airan 100 C

Gas 2600 C
hr= 50W /m2K

,=1000W/m2K

Ditanya:

q/A = ""'?
I

awab:

q-

llhr+

a@, - ro)
l.r rlkr * R", + Lxrlkz+

1lh2

304

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

qq

A(2873

f50 +

to-2

- zzz)

f zrz + 0,05 + z.to-z ft+,9 + 7lto}o

lA = 34540,383L4W1^'

11. Dua pelat dari baja anti karat 10 mm dipengaruhi oleh kontak tekanan l bar
dibawah kondisi vakum dimana selisih temperatur total pelat 100'C. Berapa

flux panas melalui pelat-pelat tersebut?


Berapa temperatur kontak dua bidang pelat?

Penyelesaian:
R,.. = 10-:

N/m2mm

Diketahuui:
selisih temperatur dua

L =10mm
p - Lbar=10sN/m2

bidang pelat:66.22K

AT = 100"C=100K

Asumsi:
1. Kondisi berada dalam keadaan tunak
2. Kondisi pelat satu dimensi
3. Properti konstan
Ditnnyn:
1. Flux panas (q/A) W /m' = ......1
2. Temperatur kontak dua pelat = ......1
I

nwnb:

1.

Dengan melihat tabel 3.1. buku fundamental of heat and mass transfer edisi
ketiga, karangan Frank P. Incropera dan David P. De Witt. Bahwa untuk 1
bar tahan panasnya adalah 6,25 x 10+ N/m2. Untuk lebih mudahnya kami
mengambil tahan panasnya R,,. : 10 x 10{ N/m'.

q/A = LT/R
=

700

10s

W/m2

1,01

Jadi flux panas yang melalui pelat-pelat tersebut adalah

2.

Dengan melihat tabel A, buku yang sama dengan


baja anti karat AISI 320 = 1,5,1, W/m.K sehingga

L0-s

W/m2

di atas diketahui bawah

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 305

q/A = kx AT/L

AT = q/ AxL/k
= 10sx 10 x10-3/15,1
= 66.22 K
]adi temperatur kontak dua bidang pelat adalah 66,22 K
diketahui sebuah dinding komposit terdiri dari 2 material yang berbeda,
konduktivitas termal Ku = 0,1 W/m,K, Ko = 0,04 W/m.K dengan ketebalan
Ln = 10 mm dan Lt = 20 mm. Tahanan kontak pada permukaan dua material
bersuhu 200 "C dengan h = 10 W/m, K. Sedangkan material B berhubungan
dengan fluida bersuhu 40 'C denganh = 20 \N /m2 K.
a. Tentukan aliran perpindahan kalor pada dinding dengan tinggi 2 m dan

72. Bila

lebar 2,5 m?

b. Gambar distribusi temperatur?


Penyelesaian:
Diketahui:

Kn
hn
.r

=
=

,l

AY
-'-12 =
Kb =
hb =
nX=
-.'2.1
T2 =

1/h'

0,1 W/m.K
10 W/m2.K
473 K
10 mm
0,04 W/m.K
20 rN /rnz.K
20 mm
313 K
0,3 m2 K/W

,*F,j
2.5 m

Ditanyn:

a.q = .......?
b. Distribusi temperatur
Jawab:

a. q=

1 Ax,,
hoA k oA

Tr-7,
1

hrA

AX,'
kuA

760

0,02

+ 0,02 + 0,06 + 0,1 +

761.,9W

0,001

hrA

306

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAST


b.

473 K

13. Sebuah chip sllikon yang berada dalam kondisi steady-state, memindahkan
seluruh energi yang dihamburkannya ke aliran cairan dengan h = 1000 W /
m2 K dan T = 25'C. Chip dan aliran dipisahkan oleh lapisan plat aluminium
dengan ketebalan 2 mm. Contact Resistance permukaan chip aluminium
adalah 0,5. 10-4 m2 K/W. Jika luas permukaan chip adalah 100 mm2 dan suhu
maxsimum yang mampu diterima chip adalah 85oC, berapa energi maksimum
yang mampu dihamburkan chip tersebtt?

Penyelesaian:
Diketahui:

Fluida

h
T
R.
t,
A
T

T_h

1000 W/m2 K

= 25oC
= 0,5 x 10a
= 100 mm2
= 85oC

Aluminium Cover

m2

K/W

Ditanya:
Energi maksimum dihamburkan chip (q,) = .....?
I awab:

Asumsi:
L. Kondisi berada dalam kondisi steady-state
2. Radiasi permukaan diabaikan
3, Konduksi plat alminium adalah satu dimensi

4, =

T, -T*
IR,o,

Rtot = R,,.

*LlkA+1.lhA

V, -r*)e

4r= R,,..*Llk+1.1h
(k = 237 W/m2.K untuk aluminium murni pada T = 300 K, tabel ,A'1, Fundamental of Heat Transfer, Frank P. lncropera, John Wiley I Sons)

.t. SOAL

DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

307

(r. - r-)
*Llk + 1,lh

4 r= R,,.

qi

Qzzle + 85) - (2rc,L6 + 25)K


0,5 x 10-a m2 xfw + 0,002 m1237 {m.K *
ryrooow/-rx

60115,8

= 2,798 x

10-a

tOs

Wl^,

W/m2

q, =q!lA
_",1),i:
14.

i:;y".'f':on^'

Kira-kira 104 komponen elektrik ditempatkan di atas sirkuit tunggal (keping),


kehilangan panas elektrik sebeiar 30.000 w /mr. Kepingllpis tersebut
{:Tgu"
didinginkan secara konveksi pada permukaan ruarnya, dengai ho = 10oo w /
m2. K dan
20oC, serta disambung dengan pupu., sirkuit"pada'permukaan
I=.0 =
Hambatan
panas kontak antara keping dan papan iaatarr 10{ m2.K/
lfamnya.
k-"l"l.ulan
papan
dan konduktivitas panas adaiah Lu = S mm dan
I,
ka = 1.
Permukaan luar papan berhubungan dengan uii.ur., udara, di
/m.
-w
mana hi= 40W/m2.K dan T_,r = 20oC
(a) Buat sketsa sirkuit pada kondisi steady state. Dalam bentuk variable
tahanan, temperatur dan flux.
(b) Pada kondisi stead-y state, untuk kehilangan panas
4,= 30.00 W/m2
berapa temperatur keping?

Penyelesaian:

__!9gt""t

T-., = 20"C = 293,75

ft, = 1.000

Keping,

w,/mr. K

4t

4z

papan,ko=1Wlm

------J

I_., = 20.C =293,1.5K:hr=49 W/m2. K

Diketahui:
A=
tc
.r

30.000 W /m,
20"C = 293,1,5 K

I^

1w/^

40 W /m2.K

k.
h.

4. = 30.000

W/m,

308

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

T_,,

20oC = 293,1.5 K
1.000 W/m'z.K

10r m2.K/W

ho=

R,,,
Lb=

5mm=5.

10-3m

Ditnnya:
(a) Sketsa sirkuit?
(b) T = .....?
lawnb:

a. Sketsa Sirkuit:

,4'

b. Analisisi 4,= 4r*

4'

4z

4,

0. -r-,, )
F, - T-,0)/ro * R,,. *\Llk)+\tlh1
T, - 293,L5
1o-a + (s. to-'/t) +

30.000 =

0. -

30.000 =
30.000 =

E. -293,15)1000 + (7. -293,1.5)33,22

v,

293,L5)1000 +

(t7+oy

-299,L5)1099,22

@, -293,t5) = 29,035
T, = 322,785K

T, = 49,035oC
dinding silinder mempunyai radius Rl dan Ro yang temperaturnya
dijaga Tl dan To. Konduktivitas termal tergantung pada suhu yang dinyatakan
dalam k = ko (l + aT), dimana k, dan n konstan. Buatlah perhitungan transfer
kalor per unit panjang dan hitung resistansi dari dinding tube?

15. Sebuah

.i.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

309

Penyelesaian:

Diketahui: gambar di samping


Ditanya:

q/L danR = ....?

lawab:

lX: dxlA =
IIi dRl2nR =
q

tt

-lli rc ()ar
-!li k v)dr

dimanak=k"(l+aT)
q

l2xt lnR lX'

qll
b.

-ko@ + tlzrr)l?,

Q = LTIR

n = tTle

R=

Q-r,)*m(n,7n,)

16' Pengukuran menunjukkan bahwa konduksi


dalam keadaan tunak melalui
tembok tanpa dihasilkannya panas.menghasirkan
pembagian temperatur
secara konveks sedemikian
sehingga"temperat,'r
titik iengah adarah r
luiu,
lebih tinggi daripada yang diperkirakari"unt"t
i"-u"gian temperatur secara
linear. Dengan *u.,gisrmsikan bahwa konduktivitri
tn".*ri -"*p""rri
ketergantungan linear pada temperatur K Ko (1 +
C.T),
di mana c, konstan,
=
kembangkan hubungan untuk mengevaruuri o'dir,yriukr.,
dalam aro, 7,, Jan
72.
Penyelesaian:
Diketahui:
Gambar:
Ditanya: a. = .......?
lawab:

Formula q / a Ji dx = I,l, K
untuk k = ko

e)

dt

q/a(x-x,)=-k"(7,_Ti)

310

PROSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIASI

untuk k = k, (1 +

crT )

th. a(7,2
- T,')
4 / s @ - x,) = k"l(T,- T,) *
xr= 0; xz= L/2
q/a L/2 = K, [{f, - fr) * th. a(Tr'-Tr')

4/aL/Z=K"(Tr-Tn)
K"(Tr-Tn) = K, [{f, - Tr) * rh u (Tr'-Tr,)
K,(71-74- f, + T.) =lhcL(Tt2-T32)
Ko LTo =

7/2.

a. (Tt2

L x'= 7
/(, t(T,

Xz=

"L
q / a L/2 =

Ts2)

- Tr) + th. a (Tr' - Tr')l

q/a L/2 = K,(Tn-Tr)


K" (T n- Tr) = K, [(7, - Tr) + rh a (Tr' - Tr')
K" (Tr- T2- T, + Tr) - 7h. u. (732 - Tz2)
K" AT"= r/2' e-(Tsz - 722)
th. a (Tr'
- Tr') = r/2. u. (Ts2 - 722)
2 Tr2 = Tr' - Tr'
.r z_"r 2/.) _T 2/)
,3
t2 /L
tt lL-

Tr=

/2 -T22/2
T
- T r, - Tr'
"/2T t, _7,,
d" = 4 KO AT'/7,,
Trz

o. = 2 Ko

konduksi alternatif untuk memperoleh pernyataan


dari tahanan termal silinder yang berlubang dengan daya hantar kalor k,
iari-jari dalam dan luar masing-masing r, dan ro dan panjang L.

17. Gunakan metode analisa

Penyelesaian:
Diketahui:

k
R.I

Ro

Ditanya: R,n = ....?


lawab:

,'!

h=l!

Luas permukaan silinder A =

uQ)dr
2lIrL

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 311

To

'?dr
2nL 1., r

-k Tildr

-l-=

4
= -k Q" -Ti)
2nLr,-'o
ri
q- 2nkL Q, -7,)
lnL
ri

,1

T,-To
= R,

n = T,-To
l\t,

tnL
ri
2rrkL

18. Sebuah pemanas elektrik tipis dilihat sepanjang permukaan luar tabung
silinder yang memiliki suhu permukaan dalam sebesar 5'C. Jari-jari dinding
dalam dan luar tabung masing-masing 25 mm dan 75 mm dan k = 10 W/m.K.

Tahanan kontak termal antara pemanas dan permukaan luar tabung


R,. = 0,01 m.K/W, permukaan luar dari pemanas dialiri fluida dengan suhu
-10"C dan h = 100 W/m.K. Tentukan daya pemanas per satuan panjang
tabung yang dibutuhkan untuk menjaga suhu pemanas To = 25oC.

Penyelesaian:
Diketahui:

T.
I

T=
T*=
h=
o

5"C,r=25mm

= 263K

25oC, ro= 75 mm

=298K

-10"c

100 W/m'?.K
,,( = 10 W/m.K
f=cr
100 mm
DI\0,01 m.K/W
ta

lilitan

t-

pemanas

Ditanya:
Daya persatuan panjang tabung
J

awab:

4,

T, -T*

ln(r,, f rs)

lr,) .
2tlkL
ztlkL

ln(rs

LfIr,,hL

312

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

4,
L

278
=

0,0175

263

+ 0,01 + 0,076

= 344,83W lm

19. Urethane (k = 0,026 W /mK) digunakan untuk mengisolasi tangki silinder


dengan ketebalan isolasi 40 mm, tinggi tangki 2m dan diameternya 0,8 m T= 10oC da h = 1,0 rN /m2 K, jika suhu dalam dipertahankan 55"C dan biaya
energi $ 0,15/kwh berapa biaya yang dibutuhkan untuk memelihara air
dalam tangki?

Penyelesaian:
Diketahui:

k
l,
t,
d
T

0,026W/mK
40mm

=
= 2m

- 0,Bm
= 283K
T. = 32BK
Ditanya: O I

T.=328K

awab:

q = lLnL (T -T,)\/l$n (ro/r,)/k) + (i/r"h)l + 2Q -T)l/l(1'/h A) + (dx/k A))


= 1.45,25 + 27,61
= 1.72,86 Walt
Konsumsi energi tiap hari:
Q = 24.60' .60" q

1,4935,L04

kwh

Biaya yang dibutuhkan

=
=

14935,1.04

fi

0,15

2240

20.Arus listrik sebesar 700 A mengalir melalui kabel baja yang mempunyai diameter 5 mm dan hambatan listrik sebesar 6 x 10r Q/m (per meter dari
panjang kabel). Kabel berada lingkungan yang mempunyai temperatur 30oC,
dan koefisien total diasosiasikan dengan konveksi dan radiasi antara kabel
dan lingkungan yang diperkirakan 25 W/m2.K
a. Jika kabel tersebut terbuka, berada temperatur permukaan?
b. Jika lapisan isolator tipis dipasangkan pada kabel, dengan hambatan
kontak 0,02 m2.K/ W, berapa temperatur isolator dan permukaan kabel?
c. Terdapat beberapa pertimbangan mengenai kemampuan isolator terhadap
kenaikan temperatur. Berapa tebal isolator (k = 0,5 W/m.K) akan jatuh
pada nilai terendah dari temperatur isolator maksimum? Berapa besarnya
temperatur maksimum ketika ketebalan digunakan?

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 313

Penyelesaian:
Diketahui:

I
d
R/L
T
H,
R,.
I

- 700A
- 0.005 m
= 6x10-aQ/m
= 30oC
= h -..+h-,=25W/m2.K
= 0,02 m2'K/W
conv

lad

Ditnnya:

a)

T* = .....?

b)

Tk"b"t, Ti"oluto,

c) Ll = .....?
I

= " "'?

awab:

a) q = P=12R

= (700 A)'z 6 x 10-a W /m = 42 L Walt


q = htA(7.-T)
42 L watt= 25 \N /m2 K) (0,005 n Lm) (7,, T,= 36,95 "c
AQt -Tz)
f\r.
Ol

gO) "C

tl

(1)

T -7.
,, -=R"q
A
Tz -T,, = +

(2)

.11

dari (1) dan (2)

didapat: T, -7,, =
Y

O1

a(R.LL * t)'

(o,o2mz r/w + ry
-!140,005nLm '

A.

'

-30)'C-502'C
)L

Tr = 187'79"C
kemudian didapat T, = 135,63 "C

314

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIAST

c) Al=

kA Q1

-T2)

0,5

\{/m,K

0,005

nLm (183,79
42LW

135,63)" C

= 0,00975m
kalor (seperti yang terlihat pada gambar) terbuat
dari logam tipis timah konstantan yang dianggap benda hitam dan dalam
bentuk disk dengan radius R dan tebal f . Pengukuran diletakkan pada
lingkungan tertutup. Flux radiasi yang diserap oleh kertas timah q"
disebarkan pada lingkungan terluar dan pada cincin tembaga besar yang

21. Sebuah pengukuran radiasi

berfungsi sebagai penyimpan kalor pada temperatur T (R). Dua kabel tembaga
diletakan pada pusat dari timah dan pada cincin tembaga sebagai termokopel
yang digunakan untuk pengukuran perbedaan temperatur antara pusat kertas
timah dan sisi terluar timah,

Lr=T(0) -T(R)
Tentukan persamaan diferensial umtuk menentukan distribusi temperatur
pada kertas timah dengan kondisi tunak. Selesaikan persamaan untuk
mendapatkan expresi hubungan AT dengan q". Pertukaran radiasi antara
kertas timah dan sekelilingnya dapat diabaikan.
Penyelesaian:

enclosure

Diketahui: AT = T (0)

T (R)

Gambar:
Copper

ring

Ditanya: 4 = .....?
I

Copper

wires

awab:

a.

0 T = T(0)
padar=r, T=T(rr)
padar=R T=T(R)
Umum: q - - kA dT/dr

Kondisi batas pada r =

Persamaan

q = -2lIkrL

dT ldr

(r

q = 2nkrLl

b.

'r \
'| _,'i'
Lnrlr1.

4 masuk = 4 keluar

4radiasi=qkonveksi

*
q

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPTNDAHAN

Znkt O,o,
ln(Ro

KALOR 315

- Trol)
)

22.Diameler dinding tipis pipa baja0,2 m, digunakan untuk mentransportasikan


uap panas jenuh pada tekanan20bar didalam ruangan untuk udara suhunya
25"C sedangkan koefisien konveksi diluar pipa adalah 20 \N /m2.K.
a. Berapa panas yang hilang perpanjang dari tabung pipa (tanpa isolasi)?
Berapa panas yang hilang perpanjang jika diisolasi oleh pelapis tebal
50 mm (magnesia 85%) ditambahkan? Baja dan magnesia diasumsikan
mempunyai emisi 0,8 dan tahanan uap panas diabaikan.
b. Harga pembangkit dan instalasi isolasi diketahui berturut-turut, $ 4/1,0'
j dan $ 100/m dari panjang pipa. ]ika uap panas dioperasikan 7500 jam/
tahun, berapa tahun diperlukan untuk membayar investasi tersebut?

Penyelesaian:

7s = 100'

Diketahui:

20 bar

D = 0,2m
P = 20bar
7",, = 25 "C
H = 20W/m2K

?.,. = 25"C
h = 20W /mzK

s=0,8

Ditanya:

a. - q, (tanpa isolasi)
- q, (dengan isolasi)
b. Jumlah tahan untuk membayar investasi?
I

nwab:

Asumsi
1. Kondisi berada dalam keadaan tunak.
2. Kondisi satu dimensi.

a.1. q

- LA(LT)
q - hx3,14xDx1xAT
q/\ = hx3,l4xDxAT
= 20 x 3,1.4 x 0,2 x 75
= 942 \N /m

panas yang hilang perpanjang jika diisolasi dengan magnesia 85%


a.2. q/1. = AT x 3,1.4 x D/R + 85% x k x 3,1.4x D x LT/L

+ e(o

3,L4xDx(3734-2984)

cara mencari R dengan memakai persamaan garis serta sumber data dari tabel
sbb:

316

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

nilai

j- {,, =:-+
Xr-X,
Yr-Y,

didaparduapersamaanyaitu:
r

30 X2- 29Xr= 29

- 0,26 X2- 1,26 X, = 20 sehingga

didapat rangenya 79,9 - 28,85


maka R dari 20 bar mempunyai range 79,9 - 28,85 x 10-,
20 x 10-a N/m2

N/m,, diambil

q/1 =75x3,14x 0,2/(20 x L0-n) + 85'/" x 156 x 3,14x0,2 x75/(50 x 10-3) +


0,8

x 5,67 x

q/1. = 2,355 x

104

= 148877,6

10-8

x 3,14x0,2x1.,1.5 x

12,5

104

+ 0,03276 x

1010

103

/m

b.

= 7500 jamltahun = 7500 x 3600 detik/tahun = 2,7 x 107 detik/tahun


= (2,7 x 107 detik/tahun)

(148877,6 W

/m)/ga x 10, J)/($100/m)

= 10,0492 tahun
23. Pelapisan bakelite digunakan pada batang konduksi berdiameter 10 mm, di
mana permukaannya dipertahankan pada suhu 200'C. Batang berada di dalam
fluida bersuhu 25"C, dengan koefisien konveksi 140 W /m2.K. Berapakah jarijari kritis pelapisan? Berapakah perpindahan kalor rata-rata persatuan panjang
untuk batang dengan lapisan bakelit pada jari-jari kritis? Berapa banyak
bakelite yang ditambahkan untuk mengurangi perpindahan kalor sebesar
25o/. pada batang?

Penyelesaian:
T, = 200"c = 473,1.5 K

Diketahui:

D=
T.=

10 mm
5 mm = 0,005 m
200"c

T*=

25.C

h-

140 W/m'?.K

Y=
,1
I

,G\,

Ditanya:

r,,, g,/L, (r
lawab:

- r,,) untuk q,/L sebesar 75'/"?

.i.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

317

Skematik sirkuit:

T"

L,,(rofrr)

,*"k

2nkl

Asumsi: bahan Bakelite tidak ditemukan dalam tabel, bahan diganti dengan asbes
semen (k = 2,08 W/m.K)

Analitis:

r,, =kfh
q,lL
ll
' t
q,lL
-

=2,081140 =0,014m

( 2nk - 2nror'lc',
-,-l
lrlr",a,
)
(

2rr2.og

2fr o,oo5x r+o)trzsl

[.L,(0,014/0,005)
-----------i-

= 29B9,5Wlm

Agar perpindahan kalor berkurang 25% (q,/L menjadi 2242,125

q,lL=
2242,125

L,

(to/0,005)
ro f 0,005

ro

2nk
L,(ro f r,)
2lr2,0B

zrrroh)tr, -

-+
L,(ro 10,005)

/m), maka:

r-l

+ 2rro,oo5r+oJrrzsl

= 1,55
= 4,72
= 4,72x0,005 = 0,0236m

Asbes semen yang ditambahkan: /

- r,, = 0,0236 -

0,01,4

= 0,0096 m
24. Limbah radioaktif (k,* = 20 W/m) disimpan dalam baja (k,, = 15 W/m K)
berbentuk bola dengan jari-jari dalam 0,5 m dan luar 0,6 m. panas yang
dibangkitkan dari limah Q = 105 W/rrr'. Bagian luar dialiri air dengan
h = 1000 'N /m K dan T* = 25'C.
a. Hitung temperatur permukaan luar dengan kadaan tunak T,,o!
b. Htung temperatur permukaan dalam dengan keadaan tunak 7,,,!
c. Tentukan distribusi temperatw, T (r) dalam limbah radioaktif! Hasilnya
mengandur'Lg rt, T,.t,K,.,dan q (sumber), hitung temperatur pada r = 0r.

318

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECAHA RADIAST

Penyelesaian:
T
------------+

Diketahui:

k,*=20W/m
k,, = 15 W/m K

-----------+

ti = 0,5 m
lo = 0,6 m

----.--+

h -

1000

W/m.K

T*=25,C
Ditanya:

d' 7",o- ""'?

b'7,,,- ""'?
c'
I

7, - ""'?

nwab:

a)

Karena diasumsikan kondisi tunak, maka pada kontrol volume permukaan


luar berlaku laju kalor yang menuju permukaan tersebut sama dengan laju
kalor yang meninggalkan permukaan tersebut dengan cara konveksi,

4t=42

qaPnrl =hA[,,, -T-)


q a\nrf = h 4nrl O,.o - 7- )
q llh rf lrl =7,,s - 25

.r
rro

1os (0.5)3

"
3. 1000 (0,6)'

+25

b) Untuk menentukaflT,,t, prinsipnya sama dengan point (a), hanya kontrol


volumenya saja yang beda

4t.

4l3nrl =

4l3nrl

konduksi
4t& (l,t - T,,o)

1lr, - llro
4r* (1,,, - T,,o)
q r?(r" - rt) . *T''o =T''l
3k-- ,:10s (0,5)2 (0,6

- 0,5)

''1 = 3115
o^5
Tr.i. = 129,16"C

T i s',

n
c) T(r)=
Rumusdasar:

SoAL DAN PENYELESATAN PERPINDAHAN

KALoR 319

1. d (,dr\
a
lr':
l+j_=0
-;r'drl d, ) k

Maka:

d ( r "dT\
I '

dr\ -d, )
-l
,rt___q
dr3kr

_ _L v z^

13 +C.

(1)

Batas kondisi:

drl I

dr l. =o -0

T (r,) =

7,,

(3)

(4)

Dari persamaan (1) dan (4), maka

Ct

!-r3

(5)

Dari persamaan (2), (4), (5), maka:

r (ri) =r,,i

_# _(#). r,

r,,i

= #_#*r,

Tr,i

=-#*',

C". =75,', *4'''


2k
Sehingga:

T(r\=- qrz - qr2 +T5't, *


6K r,
3K ,*

4ri2

2Krw

320

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

qr'
2K

rru

4r

i2

r?-

2K r*

4".-

' (r,'-r'\+T
t -s't

ZKnut'

25. Beberapa komponen ditempatkan pada papan IC, besar panas yang hilang

terus meningkat. Tetapi kenaikan ini dibatasi oleh temperatur yang diijinkan
beroperasi pada chip, yaitu sebesar 75'C. Untuk memaksimumkan Panas
yang hilang maka disusun fin tembaga ukuran 4 x 4 yang bergabung dengan
permukaan luar chip yang panjang sisinya 1.2,7 mrn.
a. Gambar sirkuit termal dari papan chip tsb, dengan asumsi dimensi satu,
keadaan tunak dan tahanan hambatan antara pin dan chip diabaikan,
b. Untuk kondisi seperti pada soal 3.21, hitung laju panas yang hilang pada
chip ketika pin ditempatkan! Berapa besar 4. untuk T, = 75" C? Diameter
pin 1,5 cm dan panjangnya 15 mm.

Penyelesaian:
Diketahui:
AJ

4x4=1.6

L=

12,7 mm

T=
D=

75 "C
1,5 cm

L=

15 mm

c
c

Ditanya:
a. Gambar sirkuit termal
1-?
u.Ll ,_.,....
I

awab:

a). Pada sirkuit terjadi konduksi konveksi dari pin, konveksi dari bagian dalam
clip, tahanan hambat antara chip dan papan, konduksi dalam papan dan
konveksi dari permukaan papan dengan udara.

.|.SoALDANPENYELESAIANPERPINDAHANKALoRS2I
Tahanan termal untuk pin chip board:

Untuk fin tunggal: R66

dimana dari text book didapat:

=?,
4r

sinhmL + (l'/*t )coshml


Q1=(hPkAc)Y'0a cosh ntL + (h/mt<)sinh ml
dengan, P = nD

Ac = O,25nDz

hP
"' - kAc=
4hL

tP
ffil=-

4h

kD

KD

hD
mk

4=-

4L,

dan,

%"o')% =

(hPkAc )% = (hnDk

nD

,{h kD

iadi

,,"r[k)
Untuk 16 fin
Rfitt'

Untuk

'

Rr*

Rr*

16

exPosed base

fi., =

i W' -

+nDz)

( 4hLp\

"'[

kD

,J

322

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Untuk tahanan hambat (chip + board)


R'.

R," =
w2
Tahanan konduksi Pada PaPan:
Rbou.d

Tahanan konveksi antara papan dengan udara

R, ,.o.t

1
=-hw2

Maka:
R,,o,

= R', to^

+Rconv +R.

Doalq

Lb1
- ,,*'
R.r=# * vr*'
Untuk sirkuit Paralel:

R"q'it =

lro
l-

+ ho

(V'l' - 4rED'))

LRr*
b). q,= 4t +

4z

4,

lrc
t_

+ hoV'l' -

LR,*
4 max,fin

=o'
Rt*

= hoAf

dimana

Af

To -T*,0

T, -T-,o

= nDPLp

n'3
4

0a

4ND\7

LU
R,I
2
Kow'
w

h,w'
-^

KALoR 323

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

jadi,

^u*,,

T, -T*,o

To -T-,^
-1

16

no(no

r*

,D;'l

4nD21

(348,15

293,75)

+ ho ({

R"I

Lb

_1

_!

w2

KW2

1
-------.----:

hiw

'

4)

|ika T. = 75"C; maka besar a:

4t

vur/rooot"2,25 1O-3 + 0,25 n2,2510-6 ) + tooo ((1.,2710-3)2


(348,15

4n2,2510-u)

r'

293,1.5)

10-4

5.10-3

(127 rc-3)2

1.(12,710-3 )2

__L

4,

40 (12,7 10 -3

2
)

= \026,41W

26.Lapisan khusus pada bagian dalam pipa plastik, terkena radiasi dari sumber
radiasi panas yang dimasukkan kedalam pipa. Celah udara antara sumber
radiasi panas dengan bagian dalam dinding pipa menghantarkan heat flux
yang merata, 4", yang diserap dinding bagian dalam pipa. Temperatur
dinding luar pipa dijaga tetap pada temperatur yang seragarrr,7,,r. Tentukan:
a. Persamaan distribusi temperatur I or, pada dinding pipa dalam simbol
4"'' T'''T" f' dan k!
b. Jika rr= 25 mrrr, 12 = 38 mm, berapa tenaga yang diperlukan per-satuan
panjang untuk menjaga temperatur dalam pipa tetap sebesar 150'C,
sementara temperatur luar tetap sebesar 25'C, dengan kunduktifitas panas
dinding pipa sebesar k = 10 W/m.K.?

k = 10

W/m.K

324

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Penyelesaian

a) Asumsi : silinder cukup panjang, sehingga suhu dianggap


dari radius pipa saja.
Sehingga persamaan differential menjadi sebagai berikut

(d'T/dr') + (dT/dr x 7/r) + (q/k) =


Kondisi batas T =T,.2,padar =
yang dilepas dipermukaan.
Qn(rr)2L=

12, dar.

2nrrL(dT

-k

sebagai fungsi

(1)

kalor yang diterima sama dengan kalor

/dr) lr = r,

(2)

karena fungsi suhu harus kontinu dipusat silinder, maka

dT/dr=0,padar=0
persamaan 1 dapat dituliskan kembali sebagai

(d2T

/dr2) +

(dT /

dr) = -qr /k, diintegrasikan dua kali menjadi

7=-qr2/4k+Crlnr+C,
dari kondisi batas yang kedua maka
dT/dr f r = rz= -qrr/2k + Cr/r, dimana nilai C, =

Dari perhitungan diatas, maka nilai C, harus nol, karena pada r = 0 fungsi
logaritma menjadi tidak berhingga.
Dari kondisi batas pertama, maka
:

T = T,,r= -q(rr)'/4k +

C,

pada r = r,

Sehingga C, = 7,,, + q(rr)z/4k


Penyelesaian akhir distribusi suhu menjadi

T (r)

-7,,2= q/4k

T (r)

{(rr)2

rrl,karena q" = q/A, maka menjadi

rrl.

T,,z = q" /4k l(rr)2

b) Diketahui

r'

= 0'025 m
12 = 0'038 m
7,. r = 1500C

T
-= 25oC
'.
a

= 10 W/m.K

{.
Ditanya

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 325

^ /ltL _
-

Ll

lawab:

q,/L =

2nk

(7,,r-7,,r)/ln(r,/rr)

= 7850/0,4L87
= L8,75 kW /m
y-1"9
pipa yang panjang dengan tebal yang sangat tipis' dilew'l'^l1B
Pipa
K..
500.
temperatur
menjaga ugr. ,"rif"raturiindlng pipa me.ita puda
berbeda'
yang
dilapisi dengan lapisan isolasi yang ierbuat $a11 d'ua material

27. Sebuah

AdanBsisipertemuanantaradtramaterialdianggapmemilikicontactre.
luar berhubungan
sistance yu.,g ,u^lui iurr, (infinite) dan seluruh bagian
W/m'K'
25
h
dan
=
a""gu" .iaur"u denlgan T- = 300 K
tersebut. Beri keteranganl
system
dari
(a) Gambarkan thermal circuit
(b) Untuk kondisi tersebut, berapa Heat loss total dari pipa?
Berapa temperatur luar kedua permukaan isolasi?
Penyelesaian
Diketahui

=50mm

r= 500 K
12 = 100 mm

Tr,

T-=300K
Tt =50mm
h = 25 W/m2K

rz

,/

?,,, = 500 x

Ko= 2 W/m'K
KB -- 0,25 W/m'K
Ditnnya

(a) Gambar sirkuit sYstem


(b) Heat loss total, T,,rt^,, T,,rtu,

lawab :
Asumsi :
1. Kondisi berada dalam kondisi steadystate
2. Radiasi Permukaan diabaikan
3. Contact resistance diabaikan
4. Konduksi isolasi dianggap merata
(b) Heat loss Total

= 100 mm

326

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

,R,

T.', -T-

Rr,a = Rt,"o.d,A * Rt,.o.r,A, Rr,B =


R,,A

ln(r, frr)t

?t1 k^ +1l2fl

fit -*

Rr,co.d,B

rzL

Rt,.o^u,B

= ln(1oo/5o lfnzr + t/no).L 2s


= 0,241L + L1il0,1L 25
R.,B

ln(r, f rr)/

)il LKa + UZ|I r"Lh


i,
1t2

= 1n(100/5011nO,zSt
= 7,ouL
LlRt=L10,24+Lf1.,01.

+ ynolL2s

= 1,25L10,2424
Rt = 0,2L
q lL = q = (500 - 300)l(0,21L)
= 1000 Wm

Temperatur luar isolasi

Ll cond,A

- Ll conv,A

lznLKt([,,r -T

,ff

= (r s'z'A -

r-) h (q2)2Trr'

)i(100/50) = (f s,z,A - 300) 25.0,L


2,89(500 -Ts,z,a) = 2,57,,r,A - 750
'5,39Tr,2,A = 2195
Ts,z,e = 407,24K
2 (500

s,z,a

4 cond,B - Ll conv,B

lzttLKB(r,,1 -T,,2,8) _rr


=\ts,2,8 _T
-, -)h(U2)2frrrL
;-r
0,25 (500 - T s,z,s )/(100/50) = ( s,z,B - 300) 25.0,1.
0,36 (500 - T,,z,n) = 2,57,,r,8 - 750
2,86T s,2,8

930,34

Ts.z.B = 325,29K

*
28.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOH

327

Sebuah silinder Almunium yang berongga, dengan pemanas listrik


ditengahnya, digunakan dalam test untuk menetukan konduktivitas sebuah
bahan isolator. Jari-jari lingkaran dalam dan luar masing-masing 0,15 m dan
0,18 m dan test dilakukan pada kondisi steady state, dimana suhu permukaan
dalam dipertahankan 2500C. Ketebalan permukaan isoiator yang dipasang
pada permukaan luar silinder adalah 0,1,2 m. System tersebut terletak dalam
suatu ruangan dengan suhu 200C dan koefesien konveksinya 30 W/mr.K.
Jika kalor yang dilepas pemanas listrik tersebut 80 W, tentukan thermal conductivity insulatornya.

Penyelesaian
Diketahui
t=
,1

0,15 m
0,18 m

v,2

t,

.r

rs, 1-

0,18+0,1.2=0,3
2500C = 523 K

,1.

suhu permukaan luar Almunium


suhu permukaan insulator
20oC= 293 K
K^, = (pada 600K) = 231. V/mK
t2

.|I
5,J^.|
,3

Ditanya

K.=
tns

lawab

4, =UrAr([,,, -T* s)
At

= 2nrtL

Ur

"
Ko,
Ut =
u1

A1

lr,"
* " t.ba
17 Kir*
rshz
7

, 0,18 0,15 , 0,3 0,15


231 0,15 K i., o,L8 0,3 30
-rir
Kt.,
1 -ri.
0,077
o,o1,67\sK
+ 0,077
0,0,6zg5
+
'
^"
K,.,
0,15

= 2nr.L = 2n0,15L = 0,9425L

qrl = qr f L

(laju alir kalor per satuan panjang)

qr1 = 2firrU t (f ,,, -T *,r)

328

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIASI

;:-5in'

80 = 0,9425: :r
: ::= (sz3
0,01.6785Ki.. + 0,077'

K*,
0,9938K *,
K

i.,

= 6,1,9'1'0-3 (i^,
= 0,0284
= 0,0286 W/mK

2gg)

0,0284

transitor sebagai sumber panas berbentuk setengah bola dengan


= 0,L mm dilapisi dengan zat silicon (k = 125 W/mK). Lapisan silicon

29. Sebuah

ro

dijaga pada suhu lingkungan T = 27 0C kecuali bagian atas yang diisaolasi.


Bagaimana distribusi temperatur dari zat tersebut dan hitung suhu
permukaan dengan sumber panas 4 = 4W l.

Penyelesaian
Diketahui

/o = 0,1 mm
k = 1.25 W/mK

i.E'\

I-=300K

:i:;:: $

4
Ditanya

= 4W

a. Distribusi temperatur

hT", .0
lawab

Luas setengah bola = 1/2(4nr2) = 2nr2

Asumsi

1. Kondisi tunak
2. Dimensi Satu
3. Panas yang hilang dari lapisan atas diabaikan
4. Tahanan kontak diabaikan

Analisa:

a.

q = -kA+
dr

q - -k (2nr')+
'
'dr

+'i+=-k'idr
zfr r'
'"

+(LZnlr,

'o

1)=k(ro

r*

-r_)

.l
:Q::

*
Karena r* z

*,

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

maka persamaannya menjadi


q

Znro
q

KALOR 329

= k (lo - I-)

_ (7, -T_)

('/r*r,)
1

R,r,

2t*ro

b. Jika 4 = 4W, maka


4 W = (7,
++ (7,

300)K x 2n x 1.25 W /m.K x 10-am

300)

K = 50,9 K

<=fo=350,9K=351 K
or
7g0c

komposit pada gambar yang mengalami konveksi.


Bagian tengah dinding membangkitkan panas sebesar 4r, = 4.700 W /m3,
sedangkan bagian lain tidak membangkitkan panas. Hitung temperatur T,
dan 7, serta flux panas melalui dinding A dan B !

30. Berdasarkan susunan

Penyelesaian
Diketahui

Th --

250C

1000 W/m2.K

T*

K =251N

lt

AA

II II

/m.k

K. = 15 W/m.k
K = 50 W/m.k

L =3ow/m.k

r,

= eo

wzm.t

L,=20W /m.k

330

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

Ditnnya

Tr,Trdanq=......?
lawab

T2-25
0,06115 1i 1000

-7,-Tz

Menghasilkan: T,-5

T, =-1OO

(1)

T.t -Tz
q[ =,^'
' - LJK,
lbLb
4.106

Menghasilkan

-T:-

' =7,0,0611,5

10.061

960 =

Tt-

(2)

Tz

Persamaan (1) dan (2) didapat :960 + T2- 5T2+ 100 = 0

T.,= 2650C

Tt=

960 + 265

T'=

12250C

Persamaan fluks panas melalui dinding A dan B adalah

"'^ -

T_

A-

4'A =

]adi

-7,

LolK
2sl2s

- 122s1

op3

4i=700W

/m'

4n-,i

= qo'

4a-,s=

1'06

qu'

-24.1,04

4e-,n=760'1'03W /m2

Z NVICVE

332

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

01. Sebuah benda dengan konduktivitas termal k = 1,2W/mK' Dengan temperatur


permukaan dalam luarnya masing-masing 600"C dan 60oC. Tentukan faktor
bentuk (S) dan arus kalor persatuan panjang (q).
Penyelesaian:
Diketahui:

= \,2WlmK
Ti = 873K
To = 333K

Ditanya:
S

dan q =....

lawab:

Titik:

2.60+60+Tr+Tn-472=A
3. 60 + 60 +Tn+Tr-4Tr=g
4. 60 + 60 + Tu + Tu- 474-- 0
5. 60 + Tu+ 60 +Tn-4Tu=g
6. Tr+Tr+ 60 + 600 - 4Tu=g
7. Tu+ T, + 60 + 600 - 4Tr= g
1..2T2+60+600-4Tn=0
B. 2Tz+ 60 +

600

-4

Tu = 0

T.r T2 T3 T4 T,

42000000--660
1.4100000=-660
0 1 I 1 0
001.41000=-660
00014000--660
00001'410=-660
000001-41--660
00000024=-660
T

T6 T7

T8

0 .0

-660

r= T r=T r= T n=Tu=T u= Tr= Tr=339

330 - 600
600 - 330
cond Tr-7,
------'------'
+
0,25
------------.0,25
1,2
=
= k'Lx
0,20
0,25
Ly
L

=1671

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPTNDAHAN

KALOR 333

4=S.k.LT
167 = S 1,2.540
s -- 0,257

02. Sebuah pipa panas dibenamkan dalam material yang konduktivitasnya 0,15
W/mK. Gunakan fluks plot method, tentukan shape factor dan panas yang
dibutuhkan yang dipindahkan persatuan panjang ketika pipa dan permukaan
luar bersuhu 150"C dan 350'C
Penyelesaian:
Diketahui:

k
T
P

= 0,15WlmK
= 150oC
= 350'C

Ditanya:
S danq =.....2
lazuab:

Fluks P/of disederhanakan menjadi 1./2 dari benda sebenarnya (karena


memperhatikan garis simetri), dengan M = 15, dan N = 7,
Shape

factor: S =
=
=
S/1 =

sedangkan menurut

q. M1)

/N

2. (151)

/7

4,281
4,28

tabel

2
= QnD /Coshr {(D + d2 - 42

/L = (2n)/Cosh' l(D'+

d2

/ L = (2II)/Cosh-1{

202

/ L= 4,77

(80'z

'z)

/2Ddl

-42')/zoa1
-

4.702) / 3200

4 = S.k (T;72)

dengan

S = 4,77

.0,5 (150 - 35)


4 = 274,275 W
4 = 4,77

0.3 Sebuah penyangga pendukung terbuat dari material dengan konduktivitas termal
75 W/mK memiliki penampang lintang seperti pada gambar. Bagian permukaan
akhir memiliki perbedaan suhu 7,100'CdanT ,=0" yang sisi-sisinya diisolasi.
a. Dengan menggunakan metode flux plot, hitung suhu pada titik P!
b. Hitung laju perpindahan panas yang melalui penyangga per satuan panjang!
Penyelesaian:

334

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI


Diketahui:

T, =
T, =

100"C

+-0.2m*1

0"C

= 7SWlm.K

Ditanya:

,.r[
a.Tp =...7

b.q/1=...?
lawab:

a.

tlr=k A (Tz-T1)

4r=kA(Tp-T1)
4r=

clz

T-T=T-T
2ppt

T = 50'C
P

b'

4 = skLT

4 nM r-^- -- /
-Al_\r

1N

q17
q11

= 7.ap.75.50
= 35000W/m

04. Sebuah kolam tumpuan panjang berpenampang lintang trapezoida diisolasi


dengan baik pada sisi-sisinya. Dan temperaturnya dipelihara 100.C pada
permukaan atas dan 0'C pada permukaan bawahnya. Kolom dibuat daribala
AISI 1010 dan lebar permukaan atas 0,3m dan bawah 0,6m.
a. Cunakan metode plot-flux, untuk menentukan perpindahan kalor per unit
panjangkolom.
b. iika kolom trapezoida diganti dengan sebuah batang berpenampang lintang
segi empat panjang dengan lebar 0,3m dan dibuat dari bahan yang sama,
berapa tinggi batang H untuk memberikan sebuah hambatin thermal
equivalent.
Penyelesaian:
Diketahui:

= 0,3m
= 0,6m
= 0,3m

100"C

Tb

OoC

l,
L

f\
0,3 m

,,,

,.l

u,6 m

0,3 m

1"

.i.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

335

Ditanya:

a' q/l=...?
h t-

lazuab:

Dari gambar yang terdapat pada transparan diketahui: M = 6; N = 5, k = 63,9 W / m.K


(dari tabel)

a. q - M/N.1.k(T,-Tb)
q/I = M/N.k(7,-Tb)
q/L = 6/5.6,39.10A
q/1 = 7668W/m
b.R,..o.a

=Trr-Trr/

=L/kA

05. Dua buah batang prisma dengan lubang di tengahnya, dibuat dari baja karbon.
Panjang batang tersebut 1 meter dan kedua ujungnya diisolasi. Tentukan sftrrpi
factor masing-masing batang, dan tentukan panas per unit panjang dari batang,
jika T,= 500 K dan Tr= 300 K
Gambar penampang kedua buah batang (dimensi dalam mm)

,,,I
Flooi

l--To-l

Penyelesaian:
Batang

Diketahui:

n =4
nt=6
Ditanyn:
S

& q/L=....?

lawab:

t=

m.L/n

(Bx6xL)/4
12L

Adiabatis

336

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADTASI


q

s.k(Tf

T2)

(12L).(60,s). (s00

q/L

145200W

300)

/m

Batang 2:
Diketahui:

n=6
m=5
Ditanya:
S

&q/L=....?

lawnb:

S - (8x5xL)/6
= 6,67L
q = Sk (T1 -Tr) = (6,67L) x (60,5)x
q/L = 80666,67W/m

(200)

06. Dua dimensi, ukuran bujur sangkar dengan sisi 1 M dipertahankan pada
temperatur yang sama, T, =100"C dan 7, = 0oC, pada batasnya dan diisolasi di
bagian lainnya.

T1

T2

-'-'!-'-'I

T,

T1

T2

-'-'t-'-'-'
i

Tr

Gunakan metode plot flux untuk memperkirakan laju perpindahan kalor per satuan
panjang, jika konduktivitas thermal = 50 W/mK
Penyelesaian:

Diketahui: Dimensi dan konduktivitas thermal dari bujur sangkar

Ditanya:

Laju perpindahan kalor per satuan panjang (q)

Jawab:

Asumsi: L. Kondisi tunak (steady state)


2. Konduksi dua dimensi
3. Sifat-sifat konstan
4. Sistem terisolasi dengan baik

SoAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALoR

337

Analisa
Karena

Tr,

Trmaka arah aliran konduksi dari

r, keT, dari gambar didapat:

N,o,nt= 76,Mror^r=12

maka q =

M/NktT

= 12/16.50.100
= 3750 W/m

/m

N'otu'= 79'M,,,u,=1'2

maka 4 = L2/19.50.100W/m

= 31.57,9W /m
07. Bentuk lingkaran dua dimensi yang ditunjukkan pada gambar di ban-ah
dipertahankan pada temperatur yang seragam pada bagian pembatas mereka
Gunakan metode alur fluks untuk memperhitungkan faktor bentuk.

Penyelesaian:

Diketahui: Bentuk lingkaran dua dimensi pada temperatur yang seragam.

Ditanya:
lawab:

Faktor bentuk

dengan metode alur fluks?

1, Kondisi steady state


2. Konduksi dua dimensi
3. Sifat-sifat tetap

a)

lTz

338

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

Dengan M

=
N=

5, sehingga

M/N =5/5

=1.

)adi faktor bentuk untuk seluruh lingkaran adalah

s =Ml
N

=1.1 =1

b)

dengan

M=

N=

8, sehingga

M/N

6/8 =3/

jadi faktor bentuk untuk seluruh lingkaran adalah

(-

MI
N

3141,

08. Sebuah pipa yang digunakan untuk menyalurkan minyak mentah berada di
bawah permukaan tanah sedalam 1,5 m ke garis sumbu pipa, sedangkan pipa itu
sendiri berdiameter 0,5 m dan diisolasi dengan lapisan cellular glass setebal
100 mm.

Berapa rugi panas yang dihasilkan persatuan panjangpipa dengan kondisi suhu
minyak yang mengalir 120'C, sedangkan suhu dalam tanah tersebut 0"C?

Penyelesaian:
Perm tanah

Diketahuai:

= 0,038 W/m C

D=0,5m
Ditanya:
4 = ...?

SoAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALoR

339

lawab:

2nclr - T-)

O-

;rt=klh,h=kfr,

L
7
+_rr+h

k2fr?i - T -)

!_=
I

h(2D/")*n('r/\*,
\ /'o) l/,0)
0,038.2n(120

p,?old+

0)

np,3s/,rr)+ t

! = z,sw1*
09. Dengan menggunakan hubungan tahanan kalor, tentukan faktor bentuk da1
geometri di bawah ini:
(a) Dinding datar, Cylinder shell, dan spherical shelt.
(b) Bola isotermal dengan diameter D, pada medium tak-berhingga.
Penyelesaian:

(a) 1. Dinding datar, faktor bentuknya


AlL, denganbatasan untuk aliran satu dimensi.

-.F
(a)

2.

Cylinder shell, faktor bentuknya : +,,denganbatasan: L >> r.

r,lh
lt'

(a) 3. Spherical shell,

./

faktor bentuknya , 4rlror,


'
fo-ri

340

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

(b) Bola Isotermal dengan diameter D, dalam medium tak berhingga, faktor
bentuknya adalah:4nr.

10. Sebuah pemanas listrik dengan panjang 100 mm dan diameter 5 mm dimasukkan
ke dalam sebuah lubang yang dibor tegak lurus permukaan suatu material yang
besar yang mempunyai konduktivitas 5 W/mK. Hitung temperatur yang dicapai
pemanas saat menghamburkan 50W dengan permukaan balok pada temperatur
25.C.

Penyelesaian:
Diketahui:

L =100mm=0,1

D=Smm=5.10-3m
k = 5 W/m.K

4 = 50w
T
-2 -?\oC=298K

Ditanya:

T=
'1

D = 5.10-r

lawab:
L >> D; sehingga shape

4 = S.k.(T;T

faktor = 2n.L / ln(4L / D)

2)

Tr= Tr+ q/ (s'k)


T, = 298 +50 / (2n 0 ,1. / (In
T, = 298 + (21.9 ,1. / 3,1.4)
T,=364f=95oC

4.0

,1,

.1.0-3))

11. Sebuah tungku pembakaran berbentuk kubik, dengan dimensi luar 0,35 m,
disusun dan refractory brick (fireclay). Jika ketebalan 50 mm, permukaan dalam
bertemperatur 600'C dan temperatur luar 75oC.
Hitung kerugian kalor tungku!
Penyelesaian:
Diketahui:

=50mm=0,05m

T, = 600'C

Tz= 75oC

'
ft=

1,5

M_

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

W/m.k

N- J
Ditanya:
cl

341

= ...?

'ruI "'0,35 m

<---t

lawab:

Asumsi:

1= (10+77,5)/2

Tr = 6oo'C

L = 73,75
= 0,7375 (diambil rata-ratanya)
Sr = 12.M1lN

12. 7 .0,1.375 / 3

= 3,85
S, = B (0,151)

8 (0,15.0,05)

= 0,06
S,+S, =3,86+0,06=3,91

= Sk(Tr+Tr)
= 3,91.1,,5(600 -75)

= 3079,125
12. Sebuah gulungan konstanta panjang memiliki diameter 1 mm di las pada
permukaan blok tembaga, membentuk sambungan termokopel. Gulungan
memiliki fin, tempat panas mengalir dari permukaan, dengan temperatur
sambungan T- dan temperatur blok 7,. Jika gulungan berada di udara pada suhu
25"C dan koefisien konveksi 10 W/m'zK. Hitung kesalahan pengukura" (7, * T" )
untuk termokopel, ketika blok pada suhu 125.C.
Penyelesaian:
Diketahui:

h = 10 W/m2K
T_= 25"C

T"= 125"c
k = 401Wlm.K

342

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

D = 0,001m

Ditanya: kesalahan pengukura"

(l-7,)

Thermocouple

lawab:

4.o^a

?ronu= 4ro,

k(T"-7,)+h(7, -T-)=sk(7,-7,)
401(12s -

l) * 10 (7, -25) = 2.0,001.401 (Ti -25)

391.,8 Tj
Ti

49895

= 127,35'C

T,-7,=1.27,35-1'25
= ?rtvv ?6"C
-

13. Sebuah alat elektronik, berbentuk sebuah disk berdiameter 20 mm, mempunyai
daya 100 W, kemudian dipasangkan pada sebuah blok besar terbuat dari
almunium paduan 2024, yang temperaturnya dipelihara pada suhu 27"C.
Pengaturan pemasangan diatur sedemikian rupa sehingga hambatan kontak yang
terjadi sebesar 5. 10-sm2 K/W pada bidang pemisah antara alat dan blok. Hitung
suhu alat yang akan dicapai, asumsikan semua daya dari alat dialirkan secara

konduksi ke blok.
Penyelesaian:
Diketnhui:

D=

20

100

Tb=

300

mm

K
Rt" = 5.10-s.m2K/W

Ditanya:
Ta = ...?

lawnb:

q"x
RI"
R'
RI"

qx/ A

qx

Sk (Tn

Ta-Tb/q"x
1/Sk
1/ SKA

-Tb)

(Ta -Tb) = qx /Sk

k = 1/5.1/Rt"A
k = 3,14. 16'+75.10{.4.L0-2
k = 1.57 W/mK

SOAL DAN PENYELESAIAN PEBPINDAHAN KALOR

343

= 100.4.L0-2.157
= 15,9
T, = 15,9-3,09
= 315,9K

14. Sebuah komponen elektronik penghasil tenaga berbentuk bulat tipis, berdiameter
D = 10 mm. Salah satu permukaannya direkatkan pada balok almunium (k = 131
W/m.K) yang sangat besar. Tahanan termal pada permukaan yang direkatka:.
R"t,c = 0,5 x 10rm'K/W. Permukaan alumunium yang tidak terekat dijaga pa;;
temperatur tetap Tb = 25oC. Permukaan lainnya terkena aliran udara dengan niiai
h =25 W/m2.K dan T- =25"C.
(a) Cambarkan rangkaian temperatur dari sistem beserta keterangan tahana:.
termal, arah aliran panas (s), dan T, serta T_
(b) lika temperatur komponen: elektronik T. < 100'C, berapa batas maksirr,r.r::.
tenaga yang terdapat pada komponen tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:

D=
K=

10

mm = 0,01 m

R't,c =

/m.K
x
0,5-r 10-a m2K/W

I_

25"C

.|

h=
.|

,b

A=

----+

----)

273W

----)

Kompo:le:.
6lekt rtrn:

W/m'?K
25'C
fir2
25

= (3,14) (0,005)'? = 7,85

x 10-a m2
Ditanya: a) Sketsa analogi rangkaian listrik
b) Bila 7.. 100.C berapa P ijin max.
lawab:
a)

4t

1/h
T.

Rt,c
1/ sk

344

PRoSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI


b) Dari tabel untuk disk dengan diameter D dan T,
termal dengan konduktifitas k dan T, adalah:
S

=2D

=2x 0,01 = 0,02rn

=1/Sk=

Rr,.o.d

di atas medium semifinite

{(0,02) (273)l-1

0,21m2K/W

4' = 4t-4'dengan:
Qt = h.A(7,-T_) = (25)(0,000075X100 -25)=0,1'47W
4, = (7,-T o)A / R" t,c+ (7, - Tr)/R,,-".
= (700 -25)(7,85 x 10-s) (0,5 x 104)- (100 -25)/0,21
= 1.17,75 + 357 ,14 = 474,89 W
P = 474,89 W
15. Anggap suatu konfigurasi nodal seperti pertunjukkan pada gambar, turunkan
persamaan finite difference di dalam kondisi tunak, untuk situasi di bawah ini:
a. Batas diisolasi
b. Batas dianggap terjadi heat flux yang konstan
Penyelesaian:

Diketahui:

Gambar:

m,n+1,
m,n
h, T_

m,n-L
D itany a:

Penurunan rumus?

lawab:

Asumsi:

kondisi tunak (steady state)


2. konduksi dua dimensi
3. sifat-sifat konstan
4. heat generation internal diabaikan
1.

Analisa
A Jika batas diisolasi (konveksi diabaikan)

DariE. +E =0
4

Lqt-+(m,n)+0=0
I
=1-

i.

SOAL DAN PENYELESAIAN PEBPINDAHAN

KALOR 345

Akibat konduksi
4 (m

1, n) -+ (m, n) = k (Ly

4 (m, n

1)

t)

(T,_

-+ (m, n) = k (Lx / 2 1) (T

r,,-7.,,) / Lx
^,,,,

^,,)

/ Ly

Q(m+1,n)-+(m,n)=g

n-

_r- T ^,,) / Lx
sesuai ketentuan bahwa jumlah Persamaan 1.1 sampai 1.4 harus sama dengan
Q

(m,

1) A

(m, n) = k (Lx / 2 1) (T

^,,

dengan Lx= LU
maka persamaan menjadi:
kLy (T*_r,n)/

tx-k|y

(T^,,)/ Lx + lk\,x/2(7,^,,,r)/ Ly

-k

Lx/2(T^,,,)/ Lyl = kLx/2.(7,,.,_r)/ Ly -kL,xT,,,,n/ Ly =0

kTm-ttn -k.Ttn,n +k/2.7


-0
'
m,n+t.-k/2.T
n,n +k/2.7
m,n-l .-k/2.T
m,n

kTm-t,.n+k/2.7
m,n+t.+k/2.T
m.n-t .-2kT

m,n

=Q

b. Apabila batas dianggap terjadi heat flux maka terjadi konveksi.


q

*+

(m, n) =

h(Lx.l)

(T

*-

T *,,)

karena permukaan yang terkena konveksi = 2Ar maka


dengan menjumlahkan dengan hasil konduksi didapat:
2 T,

_ r,

T *, n *

_,, _,t

+ {4h (Lx 1)T *l / k - 2(hLx / k + 2)T

^.,

=0

dikali dengan 2 / k didapat;

kTm-ttn +k/Z.Tm,n+t.+k/2.7m,n-t --zkTnt,n =2h(Lx1)(T-T


)=0
6
m,n,
16. Pertimbangan konfigurasi nodal seperti pada gambar. Turunkan persamaan finite difference dalam kondisi steady state untuk kondisi di bawah ini.
a) Pembatas atas dari pojok luar diisolasi sempurna dan sisi pembatas terjadi
proses konveksi (T*,h)
b) Kedua pembatas pojok luar terisolasi sempurna. Bagaimana hasil ini
dibandingkan dengan Persamaan (4.47)
(T^,n_r*

Tn _r,n) +

2(h Lx) /k.T*- 2 (h L,x /k + 1).T n.n= 0

346

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIASI


Penyelesaian:

m-7,n

Diketahui: Gambar:

-:

Ditanya:

^,1 l

'-t

Lv =

I m,n_7
v,n Ll
"l
Lo'J

Persamaan finite difference untuk nodal


lawab:

Asumsi:

h,T*

*;,')*''

l->

x, m

Kondisi steady state


2. Kondisi dua dimensi
3. Sifat-sifat konstan
4. tidak ada panas internal yang dihasilkan
1.

mengalir dari node m,n dengan cara konduksi dan konveksi.


Aliran kalor dengan konduksi:
a) Kalor

f - kALT / Lx = k (Ly / 2L) (T *_r,,- T *,,) / Lx

4z= -kALT / Ly = k (A,x /2L)

(T

^,n_r-T*,,)

/ Ly

Aliran kalor dengan konveksi


4

= hALT = h (Ly / 2L)

Keseimbangan energi =

4r* 4z*

*- T *,,

4z

{ 9r)r * -,,,tr- r *,n * r((2Arr\r ^,n-,ty- r,,,


)
[2 )
* n( Lr)f- - '''' = o
[2

L,x

^r

= Ly, masing-masing suku dibagi KL/2

T,

didapat:

_r.n

- T *,n * T ^,n_t - T *,, *

(r,,-t.n *Tn,,,-r,

b)

Tr- (ry * z).r,,., =

n-L,n

yffi*q,
^'ll t -''l'l

v,n

L a'

t_,

X, m

ft--

LY=^x

Jm'n-7

*,,)

^,

{.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 347

Kalor mengalir ke node m, nhanyadengan cara konduksi


t=

- kALT / Lx = k (Ly /2L) (T

4z =

- kALT / Ly = k (A,x /2L) (T

n,

_r,,

- T *,,) / Lx

_,

- T *,,) / ty

^,,

Keseimbangan energi = cl, * 4, = 0


k (Ly / 2L)

(T

r,,

n,

- 7,,,,) / Lx + k (Lx / 2L) (7,n,

_,t

7.,,) / Ly = O

Lx = Ly, masing -masing suku dibagi (K, L)/2


T

Didapat: (7,,

n,

- t,

* 7,,,

r,,,

T n,,,,

_r) +2.7,,,

-, -

7,n,, = 0

=o
Hasil yang didapat dibandingkan dengan persamaan 4.47
Persamaan 4.47:
- r,n

(r*-t

maka:

* r*,u-,) * 2ryr- -

T.- t,n * Tr,,-t


T._r,n

+ t)r^,,, = o

.T rm,n
Z

* 7,,,,_r

r(ry

2(hLxlk + 1)Tn,n_zhLxlkT_

(7,,,n)o= (h.Lx/k +1)

(T*,,),- (h.Lx/k. T*)

di mana (7,,,,)o = Temperatur node pada soal

b.

(7,,,n), = Temperatur node pada persamaan.

17. Berdasarkan pada definisi control volume yang tepat untuk node di dekat
permukaan kurva dengan temperatur yang tidak sami lhhat gambar), dapatkan
Persamaan 4.48!

Persamaan 4.48 (lncroperk, Introduction to Heat Transfer,

2r

--2

,-1tm+7'n* *rt*,n-.-*

191)

, -.,*--2--r,-(?*l)r..,=6
n{o*u',
b(b+1) o)
(,

348

PRoSES PERPTNDAHAN KALoR SEoARA RADIASI


Penyelesaian:

Diketahui:

Gambar

m--1,,n

Ditanyn: Penurunan persamaan 4.4g


lawab:

dT

ax J(m

dr

ax )

(m

_'(^ *t,n1-Tt
Lx + aLx
+7,n)-+T,
T6,ny -rr
,n)->7,

aLt

dr 1
a! )@t,n-7)-->7,
dr I
dl )@,n)-+7,

. ..r
!___t

dr' J*,,

r6,n -t1 - rz
Ly +bLy

16,11

-rz

b Ly

T(m+1,n)-71 T@,n)_ Lx + aLx


aA,x

T1,

ax

T.

-_'l!*l,n)
-;r@
T
t (m

_T
T
-'
l,(^,n)
-

.i

+1,n) _
_
_;r@+tr_

- rt1

-;;r-Tl

_T(n,,n)

r;*r*7_ ,*,

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

349

T(m,n-t)-Tz
_T(*,r\-Tz
Ly+bLy
bLy

. r
d'Tl

;7 )*,, =

'(*,r-t)

ov

-Tz

i'n -b)

-T1m,n-t1
LY2 =

Persamaan

KALoR

a+7

T2

t'2

.
Laplace {+
dx' *dy'
T\nt+t,n\

T2

T@,n)

Tz

ir; i';
-

T@,r)

iT

* __rL_ *T:*,n-,tt * __Iz__ _(! .l)h.,,,)=


a(a+7) 7+b b(b+1) [a b1r""""'

18. Rencana pertimbangan titik nodal dalam daerah permukaan isotermal sepertl
gambarberikut

Gunakan Persamaan 4.48 (lihat no. 17)konfigurasi di atas untuk mengisi


persamaan finite-difference pada node 0.

Penyelesaian:
Diketahui:

s -- LX/2
6 = ty/Z
Ditanya:

a. persamaan untuk noda o?


b. persamaan untuk noda yang lain?

350

PROSES PERPINDAHAN KALoH SECARA RADIASI

lawab:

Astrmsi:

1. kondisi tunak
2. kondisi dua dimensi
3. konstan properti
4. pembangkit energi dalam yang seragam
a. 0= 2/(a+ 1)T,,0+ 2/(b+
0=

(3 / 2)T

r. o

+2

(3

+2/a(a-1)7, +2b(b+L)Tz-Q/n+2b)Too
_1 + 2 / (3 / 4) T, + 2 / (3 / 4)7, - (4 - 4) T o

1) + To,_,

/ 2)T o,

0=7,+Tr+Tr-37,
sehingga persamaan yang didapat: 0 = T,+
b, Persamaan untuk node yang

Tr+Tr-3To

lain

Node2:

To+Tr-2Tr=
Node

1:

T, + T.-2T r= 0
Node 3:

fr*fr-2T.=Q
Node 2

Tr+ T.-2T r= 0

19. Sirip satu dimensi dengan penampang yang uniform, diinsulasi pada ujungnya,
r = L (lihat gambar). Temperatur pada dasar sirip T, dan fluida T di mana
koefisien heat transfer h dan konduktivitas thermal k, diketahui.
(a) Tentukan persamaan finite difference untuk setiap titik dalam m.
(b) Tentukan persamaan finite difference untuk titik n, terletak pada ujung
yang diinsulasi di firana / = L.
Penyelesaian:
Diketahui:
Gambar:

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

'

KALOR

351

Ditanya:

(a) 0 (x),0/ 0oqr untuk setiap titik dalam z.


(b) 0 (x), 0/00 qr untuk titik n, terletak pada ujung yang diinsulasi
dimana x = L.
lazuab:

(a) Untuk sirip satu dimensi dengan penampang uniform;


d 2 T 1 4rz

1rp (T

T *) /

kA, = 0

di mana excess temperatur:


0 (x)

Karena

=T

(x)

-T-

konstan, maka d0/ dx = dT / dx sehingga kita dapatkan:

d20/dx2-m20=O
dimana:
m2 =hP /kA,.

f(ar9na Persamaan di atas linier, homogen, persamaan diferensial tingkat dua


koefisien konstan, maka akan di dapat:
0 (x) = Cre*' + Cr

-n"

j.: :::
^

Pada dasar sirip (x = o);


0 (0) =

dan pada ujung

To-T*=

sirip

(x = L)

LA,(T(L)-

T_) =

- kAdT

/ dx l, =,

dari persamaan (1):


0u= 0o= C,
h (Cre"'L

Cre

C, dan
-'nL1

= km (Cze -nL - Qrs

ntL)

(b) Untuk kasus B diasumsikan heat loss konvektif dari ujung sirip dap::
diabaikan, di mana ujung tersebut dianggap adiabatik.

do/dxl,=.=o
sehingga:

Cr,.,-Cre-.1.-0

352

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

kemudian kita dapatkan distribusi temperatur

u'' o ==".ril';;,::;t::*
1,/coshmL
dengan menggunakan distribusi temperatur ini, jumlah panas pada sirip

q,= 6lhrke,l ootanhmL

20. Diperkirakan temperatur (K) pada node sistem dua dimensi permukaan B
dipertahankan pada suhu konstan dan permukaan A mengalami konveksi. Hitung
laju kalor yang keluar dari permukaan A per satuan tebal. Hitung konduktivitas
panas bahan (C)!

Penyelesaian:

Diketahui: Gambar:
Ditanya:

o. 4a _ ...,a
b. C = ...?

+
+
+

Iawab:
4o

= Eh dX $

=300K

h=10W/m2K

-r*)

= 1.0.0,2 [(356 - 435) + (337 -300) .1./2)

= l49r// /m
Panas yang

hilang di A = Panas yang hilang di

4e =4s
4n = )KdydT/dx
dY =dx
149

= K[(s00-43s)+

(500 -3s6)1./2]

K = 1.,08759W/m.K
21. Sebuah batang penghantar yang berbentuk balok dengan ukuran (20 x 30) mm'z
dengan konduktivitas panas (k) = 20 Watt/m.K dan q = 5 x 107 W /m'ketika
permukaannya dijaga pada suhu 27 "C. Gunakan finite difference method dengan
jarak grid sebesar 5 mm untuk menghitung distribusi temperatur pada batang.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

353

Penyelesaian:
Diketahui:

k = 2jWlmk
4=

5'L07rN /m3

Ditanya: distribusi temperatur =

.. . ?

lawab:

10

11

12

13

14

15

Suhu dipermukaannya dijaga agar tetap pada 27oC penampang melintang


20 mm x 30 mm. Dibagi dalam bidang grid (5 x 5) mm2 seperti pada gambar sehingga
terdapat 15 node (1-15).
Persamaan untuk node 1-15 adalah:
0=
q

* t,

ut

(dx'dy)/k

-t,

n* T ^,,

*r

^,

n-r* 4 @x' dy) / k + 4T *, n

= 5.107W /m3 (25.10{m'?)

/20W /mK= 62,5K

Seianjutnya persamaan untuk node dapat ditulis sebagai berikut:

T2 +300+ 300+ T,o +62,5


T3 +7, +300+Te +62,5
T4 + T, + 300 + T, + 62,5

Ts +7. +300+T7 +62,5


300+7, +300+T6 +62,5
300+7, + Ts + Tru +62,5
T6 +7, + T4 + Tro +62,5
Tz +Tn + T3 *T,, +62,5
TB *Tro + T2 + Tr, +62,5
Ts +300+ T1 + T\ +62,5
Tr, + 300 + Tro + 300 + 62,5
Trr*7,,+Te+300+62,5

-o
-o
473 -o
4Tn -0
4Tu -0
47/ -o
47,
47,

47, =g
47, =o
4Tn

-0

4Tro = o

4Tr, = o
4Tr, = o

354

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

* T,
T'- * Tre

T6

+ 300

T7

+ 300

+ 300

Trn
300

7,n

62,5 62,5 62,5

4Trr=0
4Trr=0
4Tr,=0

Dengan menggunakan notasi matrik, penanaman untuk node diatas dapat ditulis
dalam bentuk:

-4
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

1
-4
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

0 0
1 0
-4 1
1. -4
0 1
0 0
0 1
1 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0

0
0
0
1
-4
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
1
-4
1
0
0
0
0
0
0
0
1

0 0
0 0
0 1
1 0
0 0
1 0
-4 1
1. -4
0 1
0 0
0 0
0 0
0 1
1 0
0 0

0
1
0
0
0
0
0
1
-4
|
0
1
0
0
0

1
0
0
0
0
0
0
0
1
-4
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
-4
I
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
-4
1
0
0

0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
-4

0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
1 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0
1. -4
0 1 -4
1

T1

- 662,5

T2

T6

-362,5
-362,5
-362,5
-662,5
-362,5

T7

- 62,50

T8

Ttt

-62,50
-62,50
-362,5
-662,5
-362,5
-362,5
-362,5

Tts

- 662,5

T3
T4
Ts

Te

Trc
Trr

Tn
TB

Dengan cara matematis, maka matriks tersebut dapat dipecahkan, sehingga didapat
T, sampai dengan Tru sebagai berikut:
T1

T2

T3
T4

T-5

T6
T7
T8

Ts

7,0

Tn

463,2455"K

= 61.9,3298'K
= 655,9553'K

= 619,3298'K
= 463,2455'K
= 57L,L524'K
= 633,1.1.84'K
= 660,1.619 "K
= 633,1.1.84'K
= 577,1524"K
= 463,2456"K

I.

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 355

Tr,

'

= 61'9'3299 "K
Tl. = 655,9554'K
Trn = 619,3299'K
Tru = 463,2456"K

22. Sebuah corong asap memiliki jarak dinding 300 mm. Dinding dibuat dari bahan
batu bata dengan tebal 150 mm dan k = 0,85 w/mK. Hitung panas yang hilang
darkorong asap persatudiiparijhjrgrdi mana suhu dalam aijila paaa SSO dan 25
oC. Gunakan jarak
grid 75 mm.
Penyelesaian:
Diketahui:
300 mm

'ruI,,'*

f = 150mm
K = 0,85W/m.k
T1 = 350
Tz = 25oC
M = N =75mm

+---+

T' = 350'c

Ditanya:

q/I=""?
lawab:
Asumsi:

1. Kondisi tunak.
2. Radiasi antara permukaan luar dengan lingkungan diabaikan.
3. 2 dimensi.
Node

272+ 375 - 4Tr=

Node

T, + T, + 375

4Tr= 0

Node

Tr.+ Tn+ 375

473= 0

Node

273+ 50 - 4To=g

Iterasi:

Ktlt2t3t4
0 190
1 186,25
2 195,00
3 184,38
4 1.94,1.2

185
192,50
1.81.,25
1.80,74
190,51

165
163,75
162,97
162,66
1.62,43

100
95,00
94,39

g3,gg
93,83

356

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

5 184,01
6 1.83,95
7 1.83,92
B 183,91
9 1.83,90
10 183,89

180,39

L62,34

93,72

1.80,34

1.62,28

93,67

180,31

1.62,25

93,64

180,31

1.62,24

93,63

1.80,28

1.62,23

93,62

1.80,28

162,23

93,62

L = rol o,uvr,\tz
I

. rr4u . rr\tz .

I
1_

= s(0,8s)(0,5(183,89

2995,91

25) + (180,28

25) + (t62,23

"T';u)

25) + (93,62

25))

Watt = 3KW

23. Sebuah batangan pejal diisi dengan pipa pemanas yang seragam. Pada keadaan
tunak, fluida melewati pipa yang dijaga pada suhu Tr = 400 K dan permukaan
atassertabawahdijagapadasuhuTr=300K'Gunakantekniknumerikdengan
jarak grip Lx = N i pS ai mana D + 50 mm untuk menghitung-distribusi
iemperatur pada batangan tersebut (batangan terbuat dari granit) dan hitung
juga panas yang hilang persatuan panjang pipa!
Penyelesaian:
Diketahui:

Tt = 400K
T2 = 300K

M = La=D/S
D = 50mm
Bahan

granit, k=2,79 W/(mK)

T =300K
D/5

= 10 mm

'9

1o

11

1,7*

Symmetry
adiabat

(g

4(

-o
d

13

l!

17

81

20

symmetry adiabat

400

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

357

Ditanya:
a.

distribusi temperatur

b. q tiap

pipa

lawab:
Asumsi:

1. Kondisi tunak, konduksi dimensi 2


2. Tidak ada pembangkitan panas dari dalam
3. Radiasi antara bagian luar dengan lingkungan diabaikan
4. Tahanankontakdiabaikan
Node

r+ T, + 300 - 4Tt=0 (sama dengan node 6)


Node 2: Tr+ Tr+ Tr+ 300 - 4Tr= 0 (sama dengannode 3, 4 dan 5)
Node 20: T r, + T rr- 2T ro= 0
1,: 2T

Node 9:Tr+ T, + Tro +T$-4T2=


Node 7:Tr+ Trr+2Tr-4Tz=

0 (sama dengan node 8,

0 (sama dengan node 13, 17

\0,14,15 dan 18)


dan21)

Dari diagram kita dapat:

=b

L_

)_

20

30mm

10

10

- 25mm

=0.5

0,5

30-

7,09
10

0,709

10
-=

dari node 16:

.#n-(;.i)''=o

T,s T,o
Ti,
a+1. b+1, a(a+1)
Ts T,o 2Trn
= 0=
7,5 1,5 0,75
--4'r

Tru

Tro

1600

6T16= 0

node 12 :Tu+ L,5Trr+ 400 - 3,5 TD= 0 (sama dengan node 22)
node 11 : 1,4187 u + 1,212 (7,0 + 7,r) + 800 - 5,841T i= 0 (sama dengan node 19)
Dengan menggunakan metode iterasi Gauss-Seidel didapat:

Tl=
Tl=

O,STrr-t + 0,257f -1 +

75

75
+0,25Tnk-1+O,25Tnk-t +75

0,25Tro-1 + 0,25Tuk-1 + O,25Trk-1 +

T!=0,25Tru

(1)
(2)

(z)

358

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA HADIASI

TI=
T

0,25Trk + 0,25Trk-l + 0,25Trok-l

+75

(2)

-1

+ 75

(2)

[ = 0,25T

nr

+ 0,25T

uk-l + 0,25T

rrk

0,5T ur + o,25T rrk-. + 75

[=
Tl=

(1)

0,25Tru-1 + 0,25Trk + 0,25Trrk-1

(3)

T [ = 0,25T ro + 0,25T rk + 0,25T -1 + 0,25T


rk

[ = 0,25T

rk

+ 0,25T

uk

+ 0,25T

rok

+ 0,25T

(4)

rrk

-|

(4)

rrk

0,25Trk + 0,25Trok + 0,25Trrk-1 + 136,96

l, = 0,25T uk + 0,428T

Tlr=

(4)

-1

rrk

- | + 0,25T
+
T lo = 0,25T nk + 0,25T
rk 0,25T rrk

Tlr=

rrk

(s)

+ 114,28

(6)
(3)

0,21Trnk + 0,25Trk + 0,25Trrk-1

Tlu= 0,25Trk + 0,25Tr^k + 0,257*k-r + 0,25Trrk-l

(4)

Tlr=

0,25Trk + 0,25Trnk + 0,25Truk-1 + 0,25T rnk-l


T lu = 0,1,67T rrk + 0,167T rok + 266,67

(4)

Tlr=

(3)

(7)

0,5Trrk + 0,25Trrk + 0,257,0k-1

Tlu= 0,25Trnk + 0,2\Trrk + 0,25Trrk-l + 0,25Trrk-r

(4)

Tln= 0,25Trrk + 0,25Trrk + 0,25Trrk-1 + 1,65,26

(s)

T lo

= 0,25T

T!r=
T

\=

rrk

+ 0,25T

(B)

rrk

(3)

0,25Trrk + 0,25Trok + 0,25Trrk-1


0

,25T

rrk

+ 0,4287 $ + 174,28

(6)

Permukaan pipa dijaga pada suhu 7,. = 400 K dan tahanan kontak antara pipa dan
slab diabaikan, maka q pipa hanya dipengaruhi oleh konduksi.

Uz(b + l)Ly

q_
1

aLx

ff
\rin _ Tr) +

-[ M
c,-- z.)
t
'1'1) *
d\y"^

q_
1

q_
1

1,5(400

-[

(400

366)

1,41(400
606,72k

388)

%(a

-+.b)^t (r"

0Ly

r,o)

Y#(L - r1r)

La
(r1d'x ' -' rn)

+ 1,5(400

+ (400

386)

388) +

+ 1,41.(400 -

368)

384)

606,72

4,74

1692,75W lm

24. Suatu permukaan yang datar dan berbentuk groove dijaga pada temperatur yang
seragam 7r = 200"C. Hitung laju perpindahan kalor per lebar groove (w) ketika

permukaan yang terendah bersuhu Tz= 20nC, Konduktivitas thermalnya 15W/m


K dan jarak/spasigrooue 0,16 m. Gunakan metodefinite differencedenganspace
increment 40 mm.

SoAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR 359

Penyelesaian:
160

mm

Diketahui: Gambar:
h = j.S W/mK

faomm=lx

Ditanya: 4 = ...?
lawab:

40mm=Ar

Nodel:

100 + 20

+72+200-4Tr=0

Tz- 4T t+ 420 = 0
Node

2:

200 + 20 +

r+

r- 4Tr= g

220 + Tr+ Tr_4Tr= 0

Node
Jadi

3:

Tz- 4T3+ 420 = 0

didapat

T, = T,
Ta = 135'71'4oC
T, = Tr= 135,7 oC
Tz

= 122'857

oC

Per satuan lebar:

k(Ly.1)# = 15(200 - 122,857) = 1157,1'45w


4n= 15(135,71.4 - 122,857) = 192,855W
q,z=

4nz= \5(20

122,857)

= -1542,855W

- a)]
- 1.35,71.4) =
Lx ) = flzoo
2'
135,71.4) = 482,1.45W

\ J '1.
4at=
tul k(Ly.tl[(a
15

Qr= |(200

4t=

15(20

4n=

15(122,857

135,71'4)

-1735,71'W

1.35,7L4)

= -192,855W

4az= 9,n= 482,415W

= - 1'82,'l'45W
4gz= q.fl= -7735,71W
Qzs= lzt= -192,855W
4

8=

9.a1.

1q

4n=

|Q0 - 200) = -1350W

482,1.45w

360

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

feo - 2oo) = -1350w


u,= feoo - zo) = 1350w

tr,=

ouz=feoo

122,857)

= s78,s7w

Teg= 4ai = 1350W


4a,

4az

578,57

Laju panas per satuan lebar dari:


1.

Permukaanb-c-d (259 oC)


Af
a =2k J--=s at *4 cz * 4 as =482,1,45+\157,145+ 482,145=2121,,435W
'Ly'

2. Permukaan j-i-h-g (200C)

4 = 4r+ 4ir*

4n

4gt+ 4ft

= -1350 -1735,71-1.542,855 -1.735,71.

1350 = -7714,355W

3. Permukaana-b (200 oC)


4=

4,i* qor= 1350 + 578'57 = 1'928'5725W

4. Permukaand-e (200 oC)


4 = 4og+ qrr= 1'350

578'5725 = 1928'5725W

25. Suatu batang panjang dengan penampang kotak dibuat dari dua bahan dengan
konduktivitas temal ke= 15 W/mK dan k, = 1 W/mK dan tebalnya
Le = 50 mm dan Lr = 100 mm, Iebarnya = 300mm. Ketiga sisi batang tersebut
berada pada kondisi konveksi dengan T_ = 100 0C dan h = 30 W/m2K. Hitung laju
di mana kalor hilang per unit panjang batang tersebut dengan menempatkan
koil pendingin pada permukaan bawahnya dengan T, = OoC
lir'l

Penyelesaian:
+

T*,h

Diketahui:

k^ = 15W/mK
ka = lW /mK

T;

La= 50mm

.l

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

= 100mm
4' = loooc

Lg

h = 30Wlm2K
4=ooC
lawab:

Asumsi:

1.
2.
3.
4.

Kondisi tunak (steady state).


Konduksi dua dimensi.
Sifat-sifatnya konstan (homogen).
Tidak ada pertambahan panas.

Untuk node2,3,4:

1
1 koA
=
=
=3.75wrK
R, * R*Lx =15'0'01?5
50' 10-'
_ = hA = 30. (25. 10+) = 30WK
1

R,*

1
R,
- -

ko 15.0,05
= ---a =
Ly

JOryK

Untuk node6,7,8:

1
1
_=_=
R.-

0,025

15. 0,025

Rr*

0,05

=75WlK

=]-==1-=15'0,05=3oWK
Rr* Rr- 0,025
Untuk node 10,

1,1,,1,2:

l. _ 1
R..-&--

_15.0,0125 +1.0,0125 _^r^rt

0P5

1 = 15' 0,05 = 3o w/K


R, *
0,025 '
1 _ 1.0,05 _)r^ttr.
R, 0,025
t

Untuk node L4, L5, L6,

1.8, 1.9, 20,

22, 23, 24:

-+vYl

KALOR 361

362

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAST

1. __ 1
R^* R, - =1.0,025=0.5w/K
0,05
1
1 1.0,05
R,* = R,- = 0,025 =2WlK
Untuk node 1:

- hA = 3o(o,o1,zs) = o,37sw lK
-]Rr1 _ koA = i5(0,0125) = 7.5W lK
R, *
Ax 0,025

Untuk node

+
Ru*

= hA

1
R, -

koA

Ly

3o(o,o1s)

g,7511vtr

1*

15(0,025)

= 30wiK

0,01,25

5:

-!-='u1o{3u)=1sryK
R,
*
0,025

+
R*-

= 30(0,025) = 0,75W lK

1
7
=15W/K
=
R,,-=15(0,025)
R, *
0,025
Untuk node

9:

1
R.-

= hA

3O(0,0L25

+ 0,0125) = 0,75W lK

1 15 ' 0,0125 + 1' 0,0125


*=
0,025
-1
=15(0,025) =15W/K
R, *
0,025
1 1(0,025) = 1W/K
=
R, 0,025
R-

Untuk node 13, 17,21.:

= }VrllK

.t. SOAL

1
*

R,

R.-

DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

=1(0,025)=1W/K
t

0,025

30(0,025)

-1
_=_= 1
R,

Rn

= 0,75W lK

1(0,025)

0,025=1W/K
t

Dengan persamaan:

'r-

'

Qi

+ E QilR,i)

l
(uR,i)

maka

T1 = 3,62 + 7,25 + 0,19Tr+ 0,787,


T2 = 0,7T, + 7,32 + 0,lT r+ 0,78T u
T3

= 0,LTr+ 7,32 + 0,1T o+ 0,787,


T4 = 0,2Tr+7,32+0,78T,
Ts = 6,12 +0,337, +0,33Tu+0,337,
T6 = 0,1,T r+ 0,4Tr+ 0,17, + 0,4T ro
T, = 0,1.Tr+0,4Tr+0,17, +0,47,
T, = 0,27,+0,4To+0,47*
Ts = 15 +0,1Tu+0,8710+0,057*
Tro = 0,1.Tr+ 0,75Tr+ 0,1Trr+ 0,057,u
Tr, = 0,1,Tro+ 0,75Tr+ 0,'LTD+ 0,05Tru
Tr, = 0,2Trr+ 0,75Tr+ 0,051.
Tr, = 75 + 0,27Tr+ 0,27Tro+ 0,277'
Trn = 0,1T rr+ 0,4T ro+ 0,1"7,u + 0,47 *
Tr, = 0,1T ro + 0,4T r,+ 0,1T r,+ 0,47 *
T ru = 0,2T
r, + 0,4T rr+ 0,4T1,9
Tr, = 75 + 0,27Trr+ 0,27Trr+ 0,277^
Trr = 0,1.Trr+ 0,4Trn+ 0,1Trr+ 0,47,
T r, = 0,1T
rr+ 0,4T ru+ 0,1,7 20 + 0,47 *
Tro = 0,2T rn + 0,4T r, + 0,4T ro

363

364

PROSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI

=
To =
Tu =
Trn =
Tr,

75 + 0,27T r, + 0,27Trr+ 72,84

0,7Trr+ 0,4Trr+ 0,1Tru+ 109,26


0,1Trr+ 0,4Trr+ 0,1.Trn+ 109,26
0,2Tru+ 0,4Tro+ 109,26

Sehingga kita dapat 24 persamaan node dengan 24 suhu yang tidak diketahui.
Dengan metode perhitungan, kita akan mendapatkan nilai T, sampai Tro.

Aliran kalor yang keluar dari muka atas batang didapatkan dari penjumlahan
rugi konveksi pada node itu.
26. Sebuah kabel transmisi panjang yang bertegangan dipendam dengan kedalaman
2 m (jarak permukaan tanah ke pusat kabel). Kabel tersebut dilapisi oleh lapisan
super konduksi (tenaga dissipasi nol) yang berada dalam pipa tipis berdiameter
0,1 meter. |arak antara kabel dan pipa, diisi dengan cairan nitrogen pada
temperatur TTk.Jrkapipa dilapisi dengan sebuah super insulator (ki = 0,005 W/
m-k) dengan ketebalan 0,05 m dan permukaan bumi (k,= 1,,2 W/mK) pada 300 K.
Berapa besar beban pendingin (W/m) yang harus dicapai oleh sebuah pendingin
nitrogen per satuan panjang pada (q / L)?
Penyelesaian:

Diketahui: Gambar:
=7,2W/m.K
=300K
Lapisan superinsulator

k-

= 0,005

W/m.K

Pipa didalamnya terdapat kabel superkonduksi dan


cairan nitrogen dengan besat T 1= 77 K

Ditanya: q/L............?
lawab:

Silinder yang dipendam dalam tanah

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPTNDAHAN

KALOR 365

g=-4-)

' - -'-'8=LTq
Ln(2Dlrr)' 4=ksAT;R-

T1

T2

Ln (r,

/ rr)

Ln (2D

kf2nL

k r2nL

L=

Ln (r,

2n(l * -T r)
rz) Ln (2D

ki
= 9,ggg

/ rt)

/ rr)

kr

Wm

27. Sampah radio aktif ditampung dalam kontainer spheris, pusat dari kontainer
yang dibenamkan dalam tanah sedalam 10 meter dari permukaan bumi.
Diameter luar kontainer 2 meter dan panas yang dilepurkun dari pancaran
radioaktif adalah 500 watt. Jika suhu peimukain tanah adalah 200C. Blrapakah
temperatur permukaan luar kontainer pada kondisi tunak?
Penyelesaian:
Diketahui:

1.0m

D=2m

366

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SECARA RADIASI


lawab:

Asumsi:

Kondisi tunak
2. Konduksi dua dimensi
3. Konstanproporsi
1.

2nD
=_
1-D

l4z

2ll" 2
1. - 214" 10

12'56
1,05

Sk(T;T2)
Tr-Tr= q/ Sk
Tr-Tr= 500 / (11.,96

-1,1..96m

4=

x 0,8)

Tz=72'3oC

28. Sebuah fluida panas mengalir melalui lubang sirkuler yang terbuat dari besi tuang
berbentuk pelat (A) dengan ketebalan La = 30mm yang bersentuhan dengan pelat
penutupnya (B) yang ketebalannya La = 7,Smm. Lubang sirkuler tersebut
berdiameter D = L5mm dan jarak antar lubangnya L" = 60mm. Konduktivitas
Panas dari material adalah Ko= 20W /mK dan Ke=75 W/mK. Tahanan kontak
antara material A dan B adalah R"t,c = 2x1.0am2.K/w. Fluida panas tersebut
bersuhu Ti = 1500C dan koefisien konveksinya 1000W/rrrr. K. pelat penutup
menghadap ke udara terbuka di mana T- =250C dan koefisien konveksinya 200
W /rr:?.K
Pertanyaan:
a. Tentukan besarnya laju perpindahan kalor dari sebuah lubang sirkuler
tersebut per unit panjang dari pelat rata tersebut sampai ke permukaannya
(q,,

,)?

b. Tentukan besarnya temperatur permukaan luar dari pelat penutup (Tr)?


c. Berikan Komentar Anda bila jarak antar lubang diubah apa efeknya
terhadap Trdanq!

Penyelesaian:
Cover

Diketahui:
LA
LB

D
Lo

Plate, B

= 30mm
= 7,5 mm
= 15mm
= 60mm

ft
Contact
resistancE

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 367

KA = 20W /m'K
KB = 75W /m
T_ = 25oC
R"t,c = 2.1,04m2.K/W
Ti = 1500C

Ditanya:
d.4" ,= ...?
b' T. = "'z
lawnb:

Mencari faktor bentuk

S - 2.3,1,4L/Un(82/3,14.D)l;z=Le/2=30/2
S/L = 2. 3,'14/[n(8,15/13,1.4. 1.5)l
= 6,722
4r"r/ 4, = S

4ro, = h,(7,_7.,.) A
= 1000 (150 + 273-Tt)3,1.4(D/2)L
cl'o' = 9966-23'56T1
4i = 4ro,.S = (9966-23567) 6,722
a.

(1)

Mencari 4l:

R, = Rr-Rr-R,,-Ru
R, = L(KA) - (LA/2) (KALIL)

= 15 . ,g-t y e0. 60 . 10{) = 125.10-aK/W


R = ).10-4/L=2.10-aK/W
"3
Rn = 1 / (h. A) = 1/ (h . Lo . L)
= Lr/ (K . Lo . L) = 7,5 / (75. 60) = 0,1.67 .10-4 K/W
R, = 1 / (h.A) = / (h . Lo . L)
= 1/ (200. 60 . 10'3) = 833.10'aK/W
R, = 0'96067K/W
4, = (T r- f _) / nt = (?, - 1273 + 2Sl) / 0,96062
1.

(1) & (2)

(2)

368

PRoSES PERPINDAHAN KALoR SEcARA RADIASI


(T

298) / 096067 = (9966 _ 29,56) / 6,722

Tt=394,39K=1210C

maka 4i = (7,- T_)/R,= (394,99 -ZgB)/0,9601,67


4i = 100,38W/m
b. Mencari

7:

4i=hL.Lo(7,-T-)
100,38 = 200

maka
c.

L.

60 . 10-3(7,

Z9g)

T,-300K-33.3650C

Bila jarak antar lubang (t,) diubah maka ,-ku". *"Tpengaruhi besar q, dan 7,.
Bila L,diperbesar maka T,danqrakan semakin kecil. ban"sebaliknya. 't

29' Konfigurasi silinder dua dimensi seperti yang diperlihatkan, jarak/radial (Ar)
dan sudut/angular (a,a) dannode-node yur[."iugam. Batas p ad.a r r, pudu
=
temperatur uniform T radius yang ditunjuk adalah adiabatis (diisolasi)'dan
diekspos ke permukaan konveksi (T = k). Turunkan persamaan finite di ference
untuk (a) noda, (b) noda 3, (c) noda 1.
Penyelesaian:

Diketahui: Gambar
Ditanya:

a). Node 1;
b). Node 2;
c). Node 3;

temperature
surface, I,

lnwab:

Temperatur permukaan sama, yaitu pada


Node2
4, _r= k (Lr.L) (T r- T r) / (r r+ Ar) sin <D
4r_r= k (Lr.L) (Tr-Tr) / {rr+ Ar) sin (D
-r= k (r, + ZLr) sin O.L (T r- T r) / Lr
clrt-z= k . r, sin O.L (Tri-Tr) / Lr
Q

4vz*42_z*4s_z+Qrrz=0

I,

*
k

(Lr.L)$r-72)

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN

KALOR 369

,-72) k (rr+2Lr)sin<DL g5 -72) k r, sin @Lg7-Tz)


:--A
'
Ar
L,r
(r, + Ar )sin <D ' (r1 + Ar )sin @ '
k (Ar.L)(f

dtt rlt d",.gr" Ar^k L ,1

L2r

Qr-T.r)

L2r

(ts-Tz)

ri"

O)

. (rr +2Lr)(fr-Tz) . *

ffi-;ffi*.-ff+(1,-rz)
Bilu " A" - oun ?t +2Lr)
rr' + rrLr sin"@

diabaikan,maka

11

Tr-Tr+ Tr-Tr+ Tr-Tr+ Trr-Tr=0


T, + Ir+ Tu+ Trr-4Tr=0
Analogi dari persamaan di atas
Node L

/Z+ (7rr -Tr) /Z + (Tz -7,) + (T*,n- 4


Tn-7, +Tri -7, +2Tr-27, +27*,h -27, =g
27, +Tn +Tr, +2T*,h - 47, =g

(Tn -Tr)

)=0

Node 3

(&r -Tr) /2 + (Tz -7r)


Tu -Tu *Tri -Tu +27, -2T, = g
(7. - Tr) /2+
27,,

+7, +Tr,

+0=0

- 47, -g

30. Sebuah batang berbentuk balok dengan 0,4 x 0,6 m dengan konduktivitas termal
1,5 W/m.K. Dua dari sisi-sisinya dijaga pada temperatur 200 Celcius. Satu sisi
adiabatis dan sisi yang lain mengalami proses konveksi dengan
T- = 30'C danh = 50 W/m'z.K. Gunakan teknik numerik yang sesuai dengan jarak
grid 0,1 m untuk menghitung distribusi temperatur pada batang dan laju kalor
antara batang dan cairan tiap satuan panjang batang.
Penyelesaian:

Uniform temperature,
T = 200"C
T

Diketahui:

A = 0,4x0,6m
K = 1,5 W/m.K
T = 200'C

= 3o'C
= SjWlm.K

nsulated

lt

+++
Uniform
temperature,
T = 200'C

37O

PROSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIAST


Ditanya:

Distribusi temperatur
b.q
a.

lawab:

Langkah 1:
1. Persamaan untuk noda pada batang
[Node 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, L4, L7, 1,8, 19, 22, 23, 241

0=T
m,n+Tmn+l"+Tm-l,n +Tm,n-l.-47

m,n

ambil T, sebagai Tm,n maka

Tn+200+Tr-18-4Tr=0

2.

Persamaan untuk node yang mengalami proses konveksi:

[noda 5,L0,L5,20,25]

*,,

=T

* -''n

(f

^''--'

+T

*'' *')f2 + B'T *

2+8,

dimana B = (h dx) /U= 50 (0,1)/1,5 = 10 / 3ambil T u= 7.,,


maka: 16Ts= 37, + 300 + 3/2 Tro + 300

3.

Persamaan untuk noda yang diisolasi [noda 1,6, L1 ,16


0 = T*,n *t

* T.,n-tt 2T--r,r-

21'7

4T*,n

ambil TrsebagaiT.,,
maka:
200 + Tu+

2Tr- 4Tr=

Langkah 2:
Untuk menghitung temperatur pada tiap noda, digunakan metode iterasi GaussSeidel, maka di dapat:

Tt = 1/+1200+Tr+2Trl
Tz =
T3 =
T4 =
Ts =
T6 =

l/qlTr+ T, + Tn + 200]
l/ElTz+ Tn + ?, + 200]

lAlTs+ T, + T, + 2oo]
1/16 [3To + 600 + 3/2Tro)
1/+lT.t+Trr+2Tr7

SOAL DAN PENYELESAIAN PEBPINDAHAN

KALOR 371

Tz = Yq,lTr+Tu+ Tr, + TrJ


T, = l/tfTg+ T, + T, + Trrl
Te = l/+lTrc+ Tu + T, * f,.]
Tro

= 3/'16[Tr+YzTu+1/zTru+ 1oo]

Tr, = L/+lTu+Tru+2Trr)
Tp = 7/+fT, + Trr+ Trr+ Trrl

= YE[T,*+ T, +Trr+Trr)
Tu = VEIT*+T.+ 7,. + lrJ
Tru = 3/16lTrn+1/zTro+1/2. Tro + 100]
Tro = l/nlTrr+Trr+2Tu)
Tv = l/t[T,r+ 7,, +Tru+T.,l
Trs

,s=

Tr, =
Tro

[Tr, * 7r. + T r, + T rr)


r/qfTro+Trn+ 7r, + Tr.l

7/n

= 3 / L6 fT r, + rh.T r, + th.Tru + 1oo]

Tn=1/+[2oo+Trr+2Trrl
Tn =
Tx =

,rrn+ ?r, + 200]

YE

lTrr+

7/s

[200 + Trn+ Trr+

Trrl

= '/+fTrr+Trr+ Tr, + 200]


T* = 3/16[Trn+ th.Tro+ 200]
Tzn

Asumsi pertama untuk T, - T ruadalah:


T, = 199oC, T, = 7980C, 7s = 1 980C,
T

L97,50 C, T

= 1970C,

Te =

T n = 198o

C,

= 1970C

197 0C, T s = 1970C, T ro

19 6,50

C,

T rr= 1960C, T rr= 195,50C, T n= 'L95,50C, T rn= 195,50C, T ru = 1,950C,

T ru= 197 ,SoC,T

rr= 1970C,T

Trr= 1990C, Tzz= 198oC,

re= 197oC,Trr= 1970C,Tzo= 196,50C,

T zs= 1980C, Tze= 1980C, Tzs= 197 ,50C,

Temperatur tersebut distribusi ke persama an T r- T ru.


Dengan menggunakan metode itersai Glauss-Siedel, maka didapat dis::.1-:temperatur setelah iterasi keenam:

T,

: 198,365o

T,

: 170,498"C Tr, : 77,62"C Trr: 1,96,39"C

Tr: 1,98,334"C T r:',1,98,326"C T n: 1,98,674C


Tu : 92,99"C Tr:197,084"C Tr:196,88"C Tr, 1,96,944'C
T

r, : 195,82"C T,n : 175,21'C T

rul.

rr: 196,459"C

75,44"C T ru: 196,27oC

372

PBOSES PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI

r, : 196,79'C Tr, : 196,87"C Tr, : 171,,09'C Tro : 78,63"C

Trr:'1,98,29'C Trr: 1,98,5'1,"C Tr, : 197,99"C ?rn : 1.98,58'C


Tru:91.,81"C
b. Pada batang hanya terdapat satu sisi yang menghantarkan panas ke lingkungan:

-r*l

4 =2hdy V
q = 50(0, 1){92,99 - 30 + 77,62 - 30 + 75,44 - 30 + 78,63 - 30 + 1 / 2193,81- 301 }
4 =5162,99 + 47,62+ 45,44+ 48,63 + 31,905)
Q

=1182,925{m

Maka laju perpindahan panasnya = LL82,925W

/m

SOAL DAN PENYELESAIAN PERPINDAHAN KALOR

Daftar Simbol

A
D
h
k
L
p
q
q'
q"
R,

}uas/area,m2
diameter, m
koefisienkonveksi,W/m2.K
konduktivitas panas, W/m.K
panjang, m
tekanan, N/m2

r
S
T
V
o
A

jari-jari,m

lapperpindahanpanas,W
laju perpindahan panas persatuan panjang, W/m
fluks panas,Yrl /rn'

K/W
R,.. tahanankontak, K/W
tahanan panas,

faktor bentuk
temperatur, K
volume, m3
thermal diffusitivity,m2/
perbedaan temperatur, K

Subscript

cond Konduksi
conv Konveksi

i
o
rad
sur
@

bagiandalam
bagian luar
radiasi
lingkungan
aliran bebas

t NvHldruv'l

LAMPIRAN

Lampiran A1
Sifat-sifat Zat Padat

Lampiran

A.2

Data Base Konduktivitas Zat Padat

Lampiran

Sifat-sifat Zat Cair ]enuh

Lampiran C
Sifat-sifat Zat Gas

Lampiran D
Konstanta Fisika

Lampiran D
Konstanta Fisika

Lampiran

Faktor Konveksi

Lampiran A. Sifat-sif at Zat-Padat/Logam

Material

Sifat pada
T = 20"C

-273.75

-273.1)

4,6028

-252,6

978.64

-262

77,12801

-217,5

167.36

-200

143,51.1.2

-195.8

104,6

-762

184,51.1.4

-183

81,588

-73

245,608

-762

71,965

25

349,364

-106

29,288

800

41.0,032

-51

31.38

439,32

803,328

763

Berat jenis, p

-273.15

251,.04

-210

8900,0 kglm3

5,0208

-252,6

1,25.52

-1 80

93,721.6

-277,5

1.04,9

-1 00

4+3,504 J /kg"C

259,9264

-162

87,864

Konduktivitas
kalor, K

353,7296

-51

54,392

350

87,86401 J/s.m.'C

405,8

355

77,404

1280

-273.15

7112,8

-269

Berat jenis, p

7,9496

-252,6

t0460

-267

894,0 kg/m3

41,84

-240

L4225,6

-263

121,336

-217,5

1401,6,4

-258

r97,0664

-195.8

B3B6

-253

231,7936

-183

598,241

-243

275,7256

-162

1840.96

.ZCJ

Koncluktivitas
kalor, K

338,0672

-106

778,2241

-21,3

397,48

372,7944

-41

606,6807

-200

383,2544

447,668

-720

502,08

1083

401,,664

334,72

1083

7870,001.

kglm3

Kalor spesifik,

Cp

447,688 I /kg'C

Konduktivitas
kalor, K
77,96487 J/s.m.

Nikel

Berat jenis, p

Besi

Cp

Kalor spesifik

Cp

Kalor spesifik,
348,928

/kg'C

Tembaga

]/s.m.

oC

"C

Cp

300

376

LAMPIRAN

Material

Silikon

Sifat pada
T = 20'C

-273,L5

Berat jenis, p

807,51.2

100

1)q) )

-253

2330,0 kg/m3

853,536

200

627.6

-795

937,216

600

292.88

-1 10

1033,449

r41.2

138,072

1046

1,627

96,232

100

1062,736

2727

55,647

300

Konduktivitas
kalor, K

39,748

500

725,52 J/s.m. "C

31,38

727

29,288

900

Kalor spesifik,

Cp

Berat jenis, p
71.410,001

kglm3

Kalor spesifik,
399,1.1,2

Cp

/kg"C

Konduktivitas
kalor, K
1.1. 1.,71.28

Aluminium

686,776

702,91.21/kg'C

Seng

Cp

383,928

112,5496

400,4088

100

t09,6208

100

449,78

400

105,8552

240

457,872

419

1,01,,2528

300

570,448

4L9,5

92,8848

41.9,4

527,148

907

60,2496

419,5

59,41.28

500

58,1.576

600

J/s.m. "C
0

-273,15

380,744

-269

Berat jenis,

10,041,6

-252,6

71,r,2801

-266

2968 kg/m3

41,,84

-240

7004,16

-263

180,3304

-217,5

1.589,92

-253

340,996

-195,8

t589,92

-243

543,92

-1,62

836,9001

-223

774

-100

598,31.2

-213

889,56

292,88

-1,73

1129,68

500

238,488

-100

t267,752

660

225,936

227,752

400

209,2

660

Kalor spesifik
920,48

Cp

J/kg'C

Konduktivitas
kalor, K
225,936

]/s.m'C

LAMPIRAN 377

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Co

kg/m*3

]/kg"C

|/sec

moC

abs resin (low k)

1040,00

1506,00

0,1.4

abs resin (high k)

1040,00

1506,00

0,27

acetyl (delrin)

1420,00

1.464,00

0,23

acrylic (lucite, plexiglass)

1200,00

1297,00

0,15

acrylic (high k)

1200,00

1423,00

o?5

actinium

10100,00

1.25,50

72,55

air

1,29

1004,00

0,03

160,00

1674,00

0,05

1300,00

2343,00

0,2L

1300,00

1088,00

0,21

1800,00

1548,00

2,09

alkyd isocyanate foam


(density 0.16)
allyl, cast resins (high heat
capacity)

10

allyt, cast resins (low heat


capacity)

1,1

alum

(KrSO4.A12(SO1)3. 2H 2o-)

(crystal)
1,2

alumina brick, fused (A1rO3 96)


(22 p)

2900,00

753,1.0

3,70

13

alumina brick, high (AlrO" 53)


(20 p)

2330,00

753,10

1,38

14

alumina brick, high (A1rO, 83)


(28 p)

2570,00

753,1.0

1.,51

i5

alumina brick, high (AlrO. 87)


(22 p)

2850,00

753,10

2,93

16

alumina porcelain, high

3400,00

795,00

18,83

17

aluminum

2698,00

920,50

225,94

1B

aluminum (liquid)
aluminum alloy (A184.0, average
trtmt)

2360,00

1084,00

92,05

2700,00

B7B,60

725,52

19

20

aluminum alloy (4184.0, cast or


tempd)

2700,00

878,60

83,68

21

aluminum alloy (,4184.0, wrot or


annld)

2700,00

878,60

146,44

22

aluminum alloy (4190.0, cast or


tempd)

2700,00

87B,60

104,60

ZJ

aluminum alloy (4192.0, wrot or


annld)

2700,00

878,60

1.67,16

378

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Co

kg/m*3

f/kg"C

]/sec m"C

10700,00

10700,00

3,3472E-01,

24

aluminum alloy (4'193.0, average


trtmt)

2700,00

B7B,60

746,44

25

aluminum alloy (,{194.0. cast or


tmtd)

2700,00

87B,60

125,52

26

aluminum alloy (A196.0, average


trtmt)

2700,00

B7B,60

167,36

27

aluminum alloy (4196.0, wrot or


annld)

2700,00

B7B,60

1.BB,2B

28

aluminum alloy (,4196.5, cast or


tempd)

2700,00

878,60

1.46,44

29

aluminum alloy (,4198.0, average


trtmt)

2700,00

B7B,60

1BB,28

30

aluminum alloy
tempd)

2700,00

878,60

167,36

31

aluminum alloy (,4'199.0, average


trtmt)

2700,00

B7B,60

209,20

JZ

aluminum alloy (.4199.0, wrot or


annld)

2700,00

B7B,60

209,20

JJ

aluminum alloy (4199.2, cast or


tempd)

2700,00

B7B,60

1BB,28

34

aluminum alloy (a199.8, cast or


tempd)

2700,00

979,60

)oq )o

35

aluminum alloy 2024-5-t4

2780,00

B36,BO

175,73

2801,00

836,80

163,18

2801,00

836,80

121,34

2740,00

795,00

121,34

2660,00

878,60

1.25,52

2780,00

836,80

1.18,41.

3540,00

1,255,00

19,25

3540,00

1255,00

22,05

(,4'198.5, cast or

(annealed)
36

aluminum alloy 7075-t6


(annealed)

37

aluminum alloy 7075-t6


(as received)

3B

39

aluminum alloy 7079


aluminum alloys (Al, Mg

2.5-5.0)

40

aluminum alloys 2024-t4 and


24s-24 (ar)

41:

aluminum fluosilicate (topaz

(a-axis)
42

aluminum fluosilicate (topaz)


(a-axis)

LAMP!RAN 379

NO

NAMA MATERIAL

42

aluminum fluosilicate (topaz)

Rho

Ca

kg/m*3

llkg"C

k
J/sec m"C

)) o;

3540,00

1.255,00

3200,00

732,20

500,00

778,20

0 rll

1900,00

778,20

;1i

3980,00

778,20

38.1y

2200,00

778,20

77,1:

(a-axis)
43

aluminum nitride (aln) (prs axis,

?;1i

eB d)
44
45
46

aluminum oxide (AlrO3) (foam,


d = 0.5)
aluminum oxide (A1rO3) (foam,
d = 1.9)
aluminum oxide (AlrO3) (polyxtal
100 d)

47

aluminum oxide
(polyxtal, s5 d)

48

aluminum oxide (AlrO3) (single


xtaf)

3980,00

778,20

43,93

49

aluminum oxide + cr (AlrO,


cr 77)

23,

5900,00

502,1.0

J6 i--

50

aluminum oxide + cr (AlrO.


cr 30)

70,

5900,00

627,60

9.:-

51

aluminum silicate (Al2O3.SiO2)


(ortho)

3140,00

769,90

52

aluminum silicate (AlrO3.Sior)


(trict)

3650,00

769,90

17,31

53

aluminum silicate (Al2O3.2SiOr)

3200,00

765,70

6,2E

700,00

125,50

12,51

0,77

2084,00

oo,

(A1rO3)

1,4,I

(100d)
54

americium

55

ammonia (NHr) (gas)

56

ammonia (NHJ (liquid under


pressure)

618,00

4686,00

0,05

57

ammonium bromide (NHnBr)


(prsd 8 kb)

2430,00

1004,00

2,51

5B

ammonium chloride ((NH4C1)


(prsd B kb)

1530,00

1678,00

2,57

59

analcite (NarO.AlrO3.4SiOr.4H20)
(xtal)

2260,00

1.339,00

3,43

60

andalusite (A12O3.4SiO) (ortho


xtal)

3140,00

769,90

11,00

61,

antimonv

6696.00

207,10

18,41

1L

380

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Co

kg/m*3

f/kg'C

j/sec m'C

62

antimony (liquid)

6500,00

255,20

20,92

63

antimony telluride (SbrTer)


(cpr, n dr)

6500,00

209,20

3,3L

64

antimony telluride (SbrTe.)


(polyxtal)

6500,00

209,20

4,60

65

argon (gas)

\,78

518,80

0,02

66

arsenic, grey

5730,00

330,50

4,1.8

67

arsenic telluride (AsrTer)

6000,00

234,30

?qg

68

artifical material 1 (d=c=k=0)


(v zone nilt)

0,00

0,00

0,00

69

artifical material 2 (d-c=O,


artifical material 3 (d=c=k=1)
artifical material 4 (d=c=1,

70
71

0,00

0,00

4,78E+11

1000,00

4184,00

418,40

1000,00

4184,00

4,1.88+1.1.

1000,00

4,1.8E+1.2

4,18E+11

1000,00

41.84,00

41.8,40

1000,00

4184,00

4L8,40

7500,00

139,30

0,42

2600,00

803,30

0,50

k=10**9)
72

artifical material 5

(d=1,

c=k=10**9)
/J

artifical material 6 (d=e=k=tm=


hm=1)

74

artifical material 7 (dektm =


hm = 10**9)

75

astitine

76

baratol h.e. (tnt 26, ba nitrate

77

barium

3500,00

188,30

33,47

78

barium boride (bab 6)

4340,00

1.255,00

44,77

79

barium fluoride (BaFr) (single

4890,00

439,30

11,30

3240,00

B7B,60

1,30

4500,00

669,40

1,67

5900,00

439,30

3,39

1,

76)

crystal)
80

barium nitrate (Ba (no3)


(prsd B k8)

B1

barium sulfate (BaSO) (crystal)


barium titanate (BaO.TiOr)

82

2)

(sintcred)
83

barium titanate (BaO TiOr) (100 d)

5900,00

439,30

4,18

B4

barium titanate (BaO TiO")


(+mn,nb ox)

5900,00

439,30

1,30

85

berkelium

12000,00

125,50

12,55

LAMPIRAN 381
k

Rho

Ca

kglm*3

]/kg"C

2650,00

1255,00

6,26

NO

NAMA MATERIAL

B6

beryl ( 3beo.al2o3.6sio2

87

beryllium

1848,00

1841,00

8+,1 0

B8

beryllium + beo (be, beo 0.6-1.7)


beryllium alloy (be96.5) (as

1840,00

1820,00

779,97

1840,00

1799,00

11, .h

1840,00

1.799,00

775,;3

1823,00

1799,00

133,.iy

beryllium alloy ( be98.5) (annealed)


beryllium alloy (be99.5)

1.823,00

L799,00

l5Sgg

1840,00

1841,00

15-1,61

2650,00

1255,00

(r li

95

beryllium aluminosilicate (beryl)


beryllium carbide (be2c) (hp or snt)

2100,00

1423,00

23,13

96

beryllium copper (cu bal, be

8750,00

397,50

??0 rr(

8260,00

397,50

1.700,00

1255,00

beryllium oxide (beo) (76 pc dens)

2300,00

1.046,00

136,0;

beryllium oxide (beo) (96 pc dens)


beryllium oxide + be (beo, be 3-12)
beryllium oxide + be + nio (be 7,
nio 7)

2900,00

1.046,00

?E5 11

2850,00

1088,00

209,20

2975,00

1039,00

758,99

2900,00

1046,00

192,16

2900,00

1004,00

1.25,52

B9

]/sec

moC

received)
90
91

beryllium alloy (be96.5) (annealed)


beryllium alloy (be98*5) (as
received)

92
93
94

0.38-0.s5)
97
9B

beryllium copper (cu bal, be1.7-1..9)


beryllium nitride (be3n2) (prsd

0E,
0 ,I

3.4 kb)
99
100
101

102

i03

beryllium oxide r-be +

1.04

beryllium oxide porcelain

105

beta-spodumene (1i2o.a12o3.4 sio2)


(tet)

3100,00

1255,00

1,05

1,06

bismuth

9750,00

12\,30

8,37

1,07

bismuth (liquid)

108

si
4811

10000,00

\42,30

10,98

bismuth telluride (bi2te3-p)


(plane dr)

7700,00

1,54,40

2,51

709

bismuth telluride sulfide (bi2te2s)

6800,00

1,75,70

2,38

110

boride z cermet (zrb2 81-87,


mosi2 13)

5200,00

502,1.0

20,92

382

LAMPIRAN

NO
111

NAMA MATERIAL
borolite 101 cermet (ZrBr93-96,
b 4-7)

Rho

Co

kg/m"3

J/kg'C

]/sec m'C

5300,00

460,20

27,6L

1,1,2

boron

2500,00

1130,00

2,09

113

boron carbide (BrC) (dense)

2400,00

920,50

28,45

114

boron carbide (BnC) (porous)


boron nitride (BN) (perp pr axis,

2000,00

920,50

77,75

2100,00

795,00

32,84

2100,00

795,00

20,92

1,620,00

795,00

19,04

115

e5 d)
116

boron nitride. (BN) (prs axis,


e4 d)

777

boron nitride (BN 80, c 20) (prs


axis)

118

boron nitride (BN 97, BNrO3


(pu.p p)

2)

2100,00

795,00

28,87

119

boron nitride (BN 97, BNrO3


(prs ax)

2)

2100,00

795,00

L5,06

120

2460,00

1.046,00

9,83

121

boron silicide (BrSi)


brass, aluminum (Ct76, 2n22, Al2)

8600,00

376,60

100,42

1,22

brass, cartridge (Ct70, Zn30)

8570,00

41.8,40

1.00,42

123

brass, leaded

9500,00

376,60

117,15

1.24

brass, muntz metal

9400,00

376,60

1.25,52

1,25

brass, red, cast (CuBS, ZnS, PbS,

8750,00

376,60

71.,97

Sn3)
126

brass, red, wrought (CuBS, Zn 15)

1.27

brass,

128

8750,00

376,60

146,44

8460,00

376,60

11.2,97

brass, yellow (Cu65, Zrl35)

8470,00

376,60

117,15

129

brick, dirome (CrrO,

3200,00

627,60

1,L7

130

brick, chrome magnesite (see ref

3000,00

753,1.0

2,09

440,00

795,00

0,09

tin (naval and admiralty)


32)

47)
131

brick, diatomaceous earth (accr


strata)

1.32

brick, diatomaceous earth (high


burn)

590,00

795,00

0,23

133

brick, diatomaceous earth


(molded, frd)

610,00

795,00

0,24

LAMPIRAN 383

NO
734

NAMA MATERIAL
brick, diatomaceous earth (prll

Rho

Ca

kg/m*3

)/kg'C

4401,00

795,00

0,1.4

600,00

795,00

0,22

440,00

795,00

0,09

950,00

732,20

0,31

J/sec

moC

strata)

737

brick, diatomaceous earth


(use to 1100)
brick, diatomaceous earth
(use to 950c)
brick, egyptian fire (SiO, 64-77)

138

brick, fired carbon

1470,00

707,1"0

3,60

139

brick, forsterite (MgO 58 SiO, 38)

2760,00

795,00

1,00

2900,00

753,1.0

3,70

1500,00

753,1.0

1.,67

2330,00

753,1.0

1,38

83)

2570,00

753,1.0

1,57

87)

2850,00

753,10

)q7

300,00

774,00

0,08

430,00

774,00

0,25

135
736

(2op)
740

brick, fused alumina (AlrO3 96)


(22 p)

1,41,

brick, hard fired silica (SiO,


e4-95)

742

brick, high alumina (AlrO, 53)


(20 p)

143

brick, high alumina (AlrO,


(28 p)

144

brick, high alumina (AlrO,


(22 p)

146

brick, kaolin insulating (d = 0.30)


brick, kaolin insulating (d = 0.43)

1,47

brick, magnesite (MgO 87)

2530,00

836,80

3,85

749

brick, magnesite b (93) (22.6 p)

2760,00

B36,BO

4,81

150

brick, magnesite c (86) (17.8 p)

2920,00

B36,BO

3,68

151

brick, magnesite spall


(Mgo Be)

2670,00

B36,BO

3,47

152

brick, masonry, medium

2000,00

836,80

0,77

153

brick missouri fireclay


brick, normal fireclav (22 p)
brick, siliceous (SiO, 89 AlrO3 9)

2000,00

753,L0

1,00

1980,00

732,20

1,30

1930,00

753,1.0

0,94

145

1,54

155

res

(25p)
156

brick, siliceous fireclay (23 p)

2000,00

753,10

1.,09

157

brick, sillimanite (22 pc porosity)

231,0,00

711,30

1,46

384

LAMPIRAN

Rho

Ca

kg/m*3

)/kg"C

L59

NAMA MATERIAL
brick, stabilized dolomite (22 p)
brick, vermicr.rlite

160

bromine (gas)

161,

bronze (Cu75, Sn25)

8800,00

376,60

188,28

1,62

bronze, aluminum (Cu92, AIB)

7900,00

376,60

77,13

163

bronze, architectural

8500,00

376,60

121,34

164

bronze, commercial

8800,00

376,60

1,88,28

1,65

bronze, manganese

8360,00

376,60

1.04,60

1,66

bronze, phospher 10 percent

8780,00

376,60

50,21.

167

bronze, phospher 1.25 percent

8900,00

376,60

205,02

168

bronze, phospher 5 percent

5860,00

376,60

71,13

169

bronze, silicon, high

8530,00

376,60

33,47

770

bronze, silicon, low

8750,00

376,60

54,39

177

bronze, tin (cast), high leaded

9200,00

376,60

41,84

772

bronze, tin (cast), leaded

8700,00

376,60

50,27

173

butadiene-acrylonitrile rubber +

1340,00

1443,00

0,42

174

butyl rubber

900,00

1.966,00

0,09

1,75

cadmium

8650,00

230,10

92,05

176

cadmium (liquid)

8000,00

263,60

34,73

177

2770,00

836,80

4,39

178

calcite CaCO.) (crystal) (c axis)


calcite (CaCOr) (crystal) (a axis)

2770,00

B36,BO

3,85

1,79

calcium

1550,00

656,90

125,52

180

calcium boride

2460,00

1255,00

39,L6

181

calcium carbonate (CaCOr) (calcite)

2770,00

B36,BO

4,39

2710,00

B36,BO

3,85

NO
158

(CaBu)

J/sec m"C

2700,00

B36,BO

1.,67

485,00

B36,BO

0,L7

7,59

234,30

0,00

(c)

182

calcium carbonate (CaCOr) (calcite)


(a)

183

calcium carbonate (CaCOr) (natural)

2610,00

B36,BO

2,26

184

calcium fluoride (CaFr) (mineral

3180,00

1167,00

4,02

aggar)
185

calcium fluoride (CaFr) (single xtal)

3180,00

1167,00

9,62

186

calcium magnesium carbonate

2700,00

920,50

2,93

(CaMgC,Ou)

LAMPIRAN 385

NO
1.87

NAMA MATERIAL
calcium oxide (CaO) (pressed

91

Rho

Ca

kg/m*3

]/kg'C

k
J/sec m"C

3030,00

753,10

13,81

7700,00

753,1.0

1-)

2320,00

1088,00

30

4100,00

728,00

i2000,00

125,50

1510,00

707,10

6?S

3510,00

506,30

EJ? qA

dens)
188

calcium oxide (CaO) (packed pwd,


so d)

189

calcium sulfate dihydrate (CaSOr.


4HrO)

190

calcium titanate (CaO.TiOr)

191.

califomium

792

carbon, amorphous (carbon stock)

1,93

carbon diamond gem quality type

194

carbon, graphite (typical k)

2250,00

707,10

167,36

195

carbon brick fired

1470,00

707,1.0

3,60

196

carbon dioxide

1,98

878,60

0,01

797

carbon monoxide

1,25

1046,00

0n'

19B

cellulose acetate (high k)

1300,00

7464,00

0,3:

1,99

cellulose acetate (low k)

1300,00

1464,00

0,1,

200

cellulose acetate butyrate (high k)

1200,00

1464,00

3,3172E-A1

207

cellulose acetate butyrate (low k)

1200,00

1464,00

0,1.7

202

cellulose nitrate (pyroxylin)

1380,00

7464,00

o)7

203

cellulose proprionate (low k)

1200,00

7464,00

0,77

204

cellulose proprionate (high k)

1200,00

7464,00

0,33

205

cellulose triacetate

1300,00

7464,00

0,25

206

cerium

6790,00

1.92,50

10,89

207

4700,00

627,60

33,89

208

cerium boride lCeBu) (99.0 pc den)


cerium oxide (CoOr) ( prsd, sntrd)

5100,00

351,50

11.,72

209

cerium sulfide (CeS)

5930,00

292,90

8,37

210

cerium sulfide (CerSr)

5200,00

343,10

0,59

217

cesium

1.870,00

230,-1.0

41.,84

212

cesium (liquid)

1840,00

251,00

25,1.0

273

chalk (av prop)

1540,00

.920,50

0,84

274

chlorine (gas)

3,21

477,00

0,01

275

chrome alum (Crr(SOr)3.KrSO 4.24H2)

1.826,00

1339,00

2,09

1,60

I? ;;

386

LAMPIRAN

Rho

Co

kg/m*3

)/kg'C

21.7

NAMA MATERIAL
chrorne brick (Cr,O, 32)
chrome magnesite brick

218

chrome-nickel-iron superalloys

8000,00

439,30

23,43

219

chromium

7760,00

447,70

87,86

220

chromium carbide + Ni (Cr (x) c (y),

6700,00

502,10

11,30

227

chromium copper (Cu Bal, Cr0.5)

BBBO,OO

376,60

326,35

222

chromium nitride (Cm) (prsd,

6100,00

698,70

12,13

223

chromium nitride (Cr,N) (prsd, 100)

6500,00

627,60

22,59

224

chromium silicide (CrSir)

5000,00

493,70

7,95

225

cobalt

8860.00

422,60

84,94

226

cobalt alloy (Co64, Cr30, w6)

8440,00

418,40

1.2,55

227

cobalt alloy he-1049

8846,00

351,50

14,64

228

cobalt alloy hs-21 (as cast)

8300,00

422,60

12,55

229

cobalt alloy lis-21 (aged)

8300,00

422,60

32,64

230

cobalt alioy hs-23

8540,00

478,00

73,39

231

cobalt alloy lis-25 (1-605) (wroug)

9150,00

384,90

9,20

232

cobalt alloy hs-27 (as cast)

8210,00

41.8,40

11,17

233

cobalt alloy hs-30 (422-19) 9 as

8310,00

418,40

1.2,55

zJ*

8610,00

418,40

12,55

235

cobalt alloy hs-31 (x-40 ) (as cas)


cobalt alloy hs-36 ( cast )

9040,00

384,90

9,37

236

cobalt alloy jessop g-32

8260,00

41.8,40

14,64

ZJ/

cobalt alloy j-1 570

8400,00

418,40

1.0,04

238

cobalt alloy k-42b

8400,00

41.8,40

1.2,55

239

cobalt alloy multimet (n-155) (lo)

9215,00

435,10

1,6,32

240

cobalt alloy multimet (n-155) (wr)

8215,00

435,70

1.2,97

241

cobalt alloy s-590 (wrought)

8350,00

41.8,40

72,97

242

cobalt alloy s-816 (wrought)

8680,00

41.8,40

L2,g7

243

cobalt alloy v-36 (wrought)

8600,00

4L8,40

12,55

244

cobalt alloy wi-52

8400,00

478,40

25,10

245

cobalt alloy wi-52 (Cr coated sam)

8400,00

41.8,40

1.9,67

246

cobalt nickel oxide (46COO.46NiO.)

6500,00

753,70

3,60

NO
216

(see ref 4)

100)

c)

J/sec m'C

3200,00

627,60

7,L7

3000,00

753,1.0

2,09

LAMPIRAN 387

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

kg/m*3

]/kg"C

]/sec m'C

1247

cobalt oxide (COO)

6460,00

702,90

70,04

lrnr

cobalt silicide (COS)

6600,00

595,80

9,62

colombium alloy (Cb6l,ta29,w70,zr)

70700,00

200,90

41,77

colombium alloy (CbBO, w15, mo5)


colombium alloy (CbBS, ti70, zr5)

9600,00

246,90

50,27

7770,00

255,20

)q )q

colombium alloy (Cb95, ta5)

9000,00

251.,00

44,77

t:::

composition b-3 h.e. (rdx 60, tnt)

1725,00

1356,00

0,26

lrrn

composition c-4 h.e. (rdx 90, bin)

1590,00

11,72,00

0,26

concr ie, cinder

1600,00

656,90

0,33

950,00

656,90

o)1

t:::
lru,

,u'

lzse

concrete, lightweight

lru,

concrete, stone (1 -2-4 mix)

2300,00

656,90

10;

concrete, 1-4 dry

2300,00

656,90

0,75

copPer

8940,00

384,90

397,4E

copper/ wrought (etp, dhp, te0.5.)

8900,00

376,60

376,56

copper alloy (Cu Bal, Be 0.38-0.55)

8750,00

397,50

?ro ni

copper alloy (Cu Bal, Be 7.7-1.9)

8260,00

397,50

1OE,7E

copper alloy (Cu Bal, Cr0.5)

BBBO,OO

376,60

?r6 1i

264

copper alloy (Cu70, Ni30)

8900,00

376,60

)q

265

copper alloy (Cu90,

8900,00

376,60

47,81

266

copper alloy (Cu99.4, A\0.3, Zn}.)

8900,00

376,60

217,57

267

copper alloy constantan (Cu55, ni)

8890,00

397,50

22,78

268

copper alloy manganin

8700,00

376,60

22,78

269

copper alloy nickel silver (Ni 10)

8800,00

376,60

cJrl/

270

copper gilding metal (Cu95, ZnS)

8850,00

376,60

230,72

277

copper lithium oxide (96CuO. TiO)

6300,00

669,40

1.5,27

272

copper oxide (CuO) (tenorite)

6500,00

535,60

17,99

273

copper sulfate (CuSOr) (crystal)

3606,00

753,1.0

2,09

274

copper sulfate hydrate (CuSOr.5Hr)

2284,00

1172,00

275

cordierite (2MgO.2Al2O3.5SiOr)

2100,00

774,00

150,00

2008,00

;:;;t

130,00

2008,00

0,04

t:::
lru,
lro,
lru,
lru,
I

Ni

10)

276

277

ground
cork, ground, regranulated
cork,

)c)

2,261

)))t

388

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Co

kg/m*3

]/kg"C

j/sec m'C

278

cupronickel (Cu70, Ni30)

8900,00

376,60

29,29

279

cupronickel (Cu90, Ni10)

8900,00

376,60

41,84

280

curium

7000,00

125,50

12,55

281.

dandelion

6430,00

418,40

7,70

282

datb h.e. (diamino trinitrobenzen)

1795,00

!255,00

0,25

283

deuterium

0,18

7113,00

0,1.4

284

deuterium oxide (DrO) (liquid)

1100,00

4205,00

0,56

285

diabasic glass (artificial)

2400,00

753,70

1,1.7

286

1650,00

1130,00

0,31

440,00

795,00

0,09

590,00

795,00

0,23

610,00

795,00

0,24

290

diallyl phthalate (dapon)


diatomaceous earth brick (accr st)
diatomaceous earth brick (high bu)
diatomaceous earth brick (molded)
diatomaceous earth brick (prll st)

440,00

795,00

0,1.4

291,

diatomaceous earth brick (use to)

600,00

795,00

0,22

292

diatomaceous earth brick (use to)

440,00

795,00

0,09

293

dolomite (CaMg(COr)r) (avg prop)

2700,00

920,50

2,93

294

dolomite brick, stabilized (22 p)

2700,00

936,80

1,,67

295

dysprosium

8556,00

\73,20

10,04

296

egyptian fire brick (SiOr 64-71)

950,00

732,20

0,31.

297

einsteinium

12000,00

1.25,50

1.2,55

298

1210,00

7172,00

0,1.9

299

epoxy, der 332 (c), hysol 6000-op


epoxy, glass fiber filled (molded)

1900,00

795,00

0,1.7

300

epoxy, silica filled, cast

1800,00

1004,00

0,63

301

epoxy, unfilled, cast

1200,00

1046,00

0,1.9

302

epsomite (MgSOn.TH,O) (crystal)

1680,00

1506,00

2,43

303

erbium

9060,00

167,80

9,62

304

ethyl cellulose (wide range of

1150,00

2092,00

0,23

305

1200,00

2301,00

0,08

5300,00

175,70

12,55

307

ediyl ,vinyl acetate


europium
europium boride (EuBu) (93.0 pc d)

4600,00

627,60

23,01.

308

fermium

12000,00

1.25,50

1.2,55

287

288
289

306

35

c)

LAMPIRAN 389

NO
|
I

30e

sro

NAMA MATERIAL
fiberfax paper (carborundum co,)
fireclay brick, missouri

,,,
1,,,

fireclay brick, normal (22 p)


fireclay brick, siliceous (23 p)

t,,,

flint glass
fluid, heat sink (d=1, c=k=10**9)
fluid, well stirred (d=c=1, k=10*)

lrrn

l,o
l,u

fluorine (gas)

1,,,

I,,,
I

1379

l,,o
lzzt

Rho

Co

kg/m*3

J/kg'C

k
]/sec m"C

324,00

732,20

0,03

2000,00

753,1.0

1,00

1980,00

732,20

1,30

2000,00

753,1.0

L,0g

2400,00

502,1.0

0,75

1000,00

4,\BE+\2

4,18E+11

1000,00

4184,00

4,78E+71

1,70

815,90

0,03

fluorocarbons, cfe and ctfe

2120,00

920,50

fluorocarbons, fep

2200,00

1,172,00

0,25

fluorocarbons, tfe (teflon)

2170,00

1004,00

0,25

144,00

753,L0

0,03

3200,00

836,80

5,E6

2760,00

795,00

1,00

12000,00

142,30

foamed glass (d=0.144)

ri

322

forsterite (2MgO SiOr) (100 pc den)


forsterite brick (MgO 58 SiOr 38)

323

francium

324

fused silica glass

2200,00

744,80

1,3,q

325

fused qtartz glass (SiOr)

2200,00

744,80

1,3S

326

gadolinium

7870,00

230,1.0

1,38

327

5000,00

627,60

20,50

328

gadolinium boride (GdBJ (95.6 pc)


gadolinium oxide (GdrO3) (monoc)

7640,00

290,00

10,0+

329

gallium

5907,00

372,40

33,47

6090,00

398,70

n,471

1?

ii

|
I

5325,00

322,20

5g,58

332

gallium (liquid)
germanium (intrinsic, p-type)
germanium (n-type)

5325,00

322,20

58,58

JJJ

glass (see ref 27, pp e5-e8) (avg)

2300,00

836,g0

1,05

334

glass, borosilicate crown

2520,00

669,40

330
331

1,051
)

335

glass, ceramic pyroceram 9606

2600,00

782,40

3,971

336

glass, ceramic, pyroceram 9608

2500,00

807,50

337

glass, diabase (artificial)

2400,00

75sfi

338

glass, flint

2400,00

502,10

0,751

339

glass, foamed (d=0. 144)

144,00

753fi

0,03

2,051

u7l
|

390

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

kgim*3

]/kg"C

k
J/sec m"C

340

glass, fused quartz (sio2)

2200,00

744,90

1,38

341.

glass, fused silica or vitrous silica

2200,00

744,80

1,38

342

glass, lead

3040,00

502,1.0

1,13

343

glass, lime window

2480,00

753,1.0

L,32

344

glass, obsidian

2400,00

753,1.0

1,,37

345

glass pyrex

2220,00

728,00

1.,1.3

346

glass, soda plate

2500,00

753,1.0

1.,21.

347

glass, soda-lime

2300,00

753,10

1,,34

348

glass, vycor

2190,00

744,90

1.,34

349

gold

19300,00

128,00

3L7,98

350

17240,00

148,50

767,36

2650,00

836,80

2,51

352

gold (liquid)
granite (av prop) (see ref 51 )
granite (high k)

2650,00

836,80

3,97

353

granite (low k)

2650,00

836,80

L,72

354

gypsum (CaSOr.4HrO) (mineral)


(high d)

2320,00

1088,00

1.,30

355

gypsum (CaSOn.4HrO) (artificial)

271,0,00

1088,00

0,75

356

hafnium

13200,00

142,30

22,78

357

hafnium boride (HfBr)

11200,00

251,00

41,84

358

hafnium carbide (HfC)

12600,00

198,30

29,29

369

hafnium nitride (HfN) (hp strd

10850,00

209,20

L,72

351

78-92 d)
360

hafnium oxide (HfOr) (monoc)(94 d)

9100,00

272,00

1.,67

361,

heavy water (DrO) (liquid)

1100,00

4205,00

0,56

JOZ

0,18

5188,00

0,15

363

helium (gas)
hematite (FerOr)

5240,00

627,60

72,55

364

holmium

8800,00

165,30

1.0,04

365

hydrogen (gas)

0,09

14230,00

0,1.9

366

ice (HrO) (solid)

91.7,00

4217,00

2,09

367

indium

7300,00

238,50

23,43

368

indium (liquid)
indium alloy (In25 , 5n37.5, Pb37.5)

7030,00

266,10

43,93

8690,00

238,50

56,90

369

LAMPIRAN 391

NO
370
372

NAMA MATERIAL
indium antimonide (InSb)(imp 0.16
indium antimonide (InSb) (imp

Rho

Ca

kg/m*3

J/kg'C

k
J/sec m'C

7000,00

21.7,60

16,32

7000,00

21,7,60

77,73

6000,00

251,00

26,7E

4629,00

200,80

1 '\A

4930,00

217,60

0,110

22500,00

1.29,70

746,11

7870,00

447,70

71,97

7970,00

447,70

71

7970,00

447,70

77,73

7200,00

460,20

33

7200,00

460,20

2E,E;

7430,00

460,20

??

7790,00

460,20

iLr,:1

0.33-1..2)

J/3

indium arsenide (InAs) (pure,


s-doped)

374

c/)
376
J/ /

378
379
380
381

indium telluride (In Ter)


iodine (solid)

iridium
iron (0 to 3000 deg c)
iron (-273 to 763 deg c)
iron (-51 to 1537 deg c)
iron, ductile (Mg containing)
iron, ductile (Mg containing, heat

0:

0i

res)

382
383

iron, ductile (0.06 mg)


iron, grey cast, ferritic (2.3-3.0

c)

J-

190,00

60,20

71,i1

7190,00

460,20

l1,si

386

iron, grey cast, ferritic (3.2-3.8 c)


iron, grey cast pearlitic (2.3-3.0 c)
iron, grey cast, pearlitic (3.0-3.2 c)

7790,00

460,20

in

a.l

387

iron, grey cast pearlitic (3.4 c)

1190,00

460,20

58

-,S

388

7790,00

460,20

66,91

389

iron, grey cast, pearlitic (3.7-3.8


iron, grey cast pearlitic (4.12 c)

7190,00

460,20

79,50

390

iron, ingot (Fe99.9+)

7870,00

447,70

77,73

391,

iron, ni-hard types 1 and 2 (kovar)

7700,00

460,20

74,23

392

iron, ni-resist type d2 (cast)

74L0,00

460,20

13,39

393

7400,00

460,20

?q ??

394

iron, ni-resist type 3 (cast)


iron, ni-resist, type 4 (cast)

7400,00

502,10

37,66

395

iron, ni-resist, types 1 and 2 (cast)

7300,00

460,20

39,75

396

iron, ni-tensyliron (cast heat treat)

7200,00

460,20

46,02

397

iron, nodular cast, ferritic base


iron, nodular cast, pearlitic base
iron, malleable (2.5 c)

7200,00

460,20

37,66

7200,00

460,20

37,66

7200,00

527,70

51,05

384
385

398
499

c)

392

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

kg/m*3

]/kg'C

]/sec m"C

400

iron, wrought (various)

7700,00

460,20

58,58

401,

iron alloy invar (Fe64, Ni36)


iron oxide (FerOr) (hematite)

8000,00

514,60

1O,BB

5240,00

627,60

12,55

iron oxide (FeO FerOr) (magnatite)


iron silfide (FeSr) (single crystal)

5200,00

652,70

5,02

5000,00

556,50

37,91.

300,00

774,00

0,08

406

kaolin brick, insulating (d = 0.30)


kaolin brick, insulating (d = 0.43)

430,00

774,00

0,25

407

krypton (gas)

0,37

246,90

0,01

408

kyanite (AlrO3.SiOr) (tricl crystal)

3650,00

769,90

1.7,32

409

lanthanum

6200,00

1.92,50

13,81

410

lanthanum boride (laBu) (99.5 pc


dense)

4600,00

627,60

47,70

411,

lawrencium

12000,00

125,50

12,55

412

lead

1350,00

129,70

34,37

413

lead (liquid)

10600,00

150,60

16,32

41,4

lead (0.07 ca)

1350,00

129,70

34,31

415

lead, antimonial (Pb, Sb 4-6) (hard)

10960,00

1.33,90

29,71.

41,6

Iead, antimonial (Pb, Sb B-9)

10700,00

L33,90

26,99

41,7

lead, antimonial (Pb, Sbl)

1350,00

729,70

34,31.

418

lead, tellurium

1350,00

729,70

34,31

419

lead alloy (Pb37.5, Sn37.5, In25)

8690,00

238,50

56,90

420

lead alloy (Pb39.2, Sn60.B) (solder)

8500,00

1.96,60

50,21.

421,

lead alloy (Pb50, Sn50) (solder)

8890,00

213,40

46,02

422

lead alloy (Pb60, Sn40) (solder)

9200,00

230,10

47,28

423

lead glass

3040,00

502,10

1,13

424

lead oxide (pbo) (yellow)

8000,00

205,00

2,93

425

lead telluride (pbte) (polyxtal)

8160,00

150,60

2,34

426

lead telluride (pbte) (single crystal)

8160,00

150,60

2,09

427

limestone (dense, dry)

2500,00

920,50

1,67

428

limestone (HrO 15.3)

1650,00

920,50

0,92

429

lithium
lithium (liouid)

530,00

3515,00

71,13

s08,00

4226,00

42,26

402
403
404
405

430

LAMPIRAN 393

NO
431

NAMA MATERIAL
lithium aluminum silicate

Rho

Ca

kglm*3

]/kg'C

]/sec m"C

3100,00

1255,00

7,05

6500,00

753,1.0

3,60

6300,00

669,40

15,27

700,00

4184,00

700,00

4184,00

(b-spodumene)
I

432

lithium cobalt nickel oxide


(B-a6-46 m)

433
494

lithium copper oxide (41io.96cuo)


lithium hydride (lih) (cast, vac
voids)

435

lithium hydride (lih) (powder


compact)

436

Iithium hydride (lih) (cast,

gas

700,00

4184,00

12,97

2640,00

1,632,00

71,09

2460,00

1.632,00

10,01

5500,00

384,90

6600,00

711,30

13,1S

130,00

1.rr

voids)
437
438
439

lithium fluoride (lif) (single crystal)


lithium fluoride (lit96) (plastic bnd)
lithium manganese selenide

Ar-l

(97mn.31i.-)
440
441,

lithium nickel oxide (51io.95nio)


lithium tetraborate (li2o.2b2o3)

2140,00

(epox)
442

lutetium

9850,00

150,60

10,-ro

443

1x-o4-1 h.e. (hmx 85,

1865,00

1172,00

0,39

7870,00

1,023,00

0,45

1.870,00

1,049,00

0,50

1840,00

1056,00

051

444
445
446

viton a 15)
lx-04 h.e. (hmx 85, viton a 15)
lx-07 h.e. (hmx 90, viton a 10)
lx-09 h.e. (hmx 93, dnpa 4.6, fefo
2.4)

447

lx-10 h.e. (hmx 95, viton a 5)

1860,00

1056,00

0,51

448

magnatite (FeO.FerOr)

5200,00

652,70

5,02

449

magnesite a brick (MgO 90) (1a.5 p)

3080,00

B36,BO

4,91

450

magnesite b brick (MgO 93) (22.6 p)

2760,00

B36,BO

4,E1

451,

magnesite brick (MgO 87)

2530,00

B36,BO

3,E5

2670,00

B36,BO

3,47

2920,00

B36,BO

3,68

1740,00

1004,00

1.50,62

1.570,00

1.339,00

3,68

452

magnesite brick, spall res (MgO B9)l

453

magnesite c brick (MgO SO) (rZ.S p)l

454

magnesium
magnesium (liquid)

455

I
I

394

LAMPIRAN

456

NAMA MATERIAL
magnesium alloy (lvlg, Ag25,Ce2,
2r0.6)

1820,00

962,30

172,97

457

magnesium alloy amlO0a (casting)

1810,00

1025,00

58,58

458

magnesium alloy az3l (x,s)


(wrought)

1775,00

983,20

83,68

459

magnesium alloy az3l b(p,r)


(wrought)

1770,00

1004,00

83,69

460

magnesium alloy az6l a (x), azm


(wrought)

1800,00

1025,00

75,11

461

magnesium alloy az63a(ac,f)

1835,00

1025,00

71,13

(casting)
462

magnesium alloy azB0a(x,frgd)


(wrought)

1800,00

962,30

54,39

463

magnesium alloy azBT a(t4)


(casting)

1800,00

7004,00

54,39

464

magnesium alloy az855(x)


(wrought)

1900,00

\025,00

79,50

465

magnesium alloy azgla,b (dc)

1810,00

1025,00

54,39

i810,00

'1025,00

1825,00

1025,00

54,39

(casting)
466

467

magnesium alloy azglc(ac) (casti


magnesium alloy az92a(ac)
(casting)

54,39

468

magnesium alloy a3a (wrought)

1770,00

1025,00

1,OB,7B

469

magnesium alloy a8(ac or st)


(casting)

1810,00

1025,00

83,69

470

magnesium alloy bz33a (ac,ah)

1830,00

1025,00

100,42
104,60

(casting)
471

magnesium alloy ek30a,h8l2


(casting)

1790,00

1025,00

472

magnesium alloy ek33a, hSll


(casting)

1830,00

1025,00

473

magnesium alloy ek4la(t5,t6)


(casting)

1810,00

1025,00

magnesium alloy hk3la(h24)


(casting)

7790,00

7025,00

magnesium alloy hk3 la(o)(casting)

1790,00

1,025,00

LAMPIRAN 395

NAMA MATERIAL

NO

Rho

Cu

kg/m*3

llkg'C

|/sec m'C

magnesium alloy hk3la(t6)(casting)


1476 |
l+ZZ I magnesium altoy hm2l a(oh24)
I I (wrought)

1790,00

1025,00

92,05

7780,00

1025,00

738,07

l+za [ *rg.,"rirm altoy hm3 1 a

1820,00

1025,00

101,60

1830,00

1025,00

104,60

7750,00

1025,00

777,la

I (wrought)
l+zo | *ugr,"rirm alloy hz32a(ac),zt
I I (casting)
+so | *rg.,"rirm alloy magnox a l2(x)
I I (wrought)
nS, *ug.,urirm alloy ml (ac) (casting)
|
I

1760,00

7025,00

729,7

magnesium alloy m I (x,s)


(wrought)

1760,00

1025,00

1ll

*rS."rirm

1760,00

1025,00

131,S1

1760,00

1025,00

10s.,

1750,00

1025,00

1{r.-

1760,00

1025,00

1i:::

1820,00

962,30

1860,00

962,30

111:-

1860,00

962,30

11
L\-,-

1900,00

7025,00

125.;l

1810,00

1.02L,00

110,6S

1830,00

1046,00

117,7a

1800,00

1.025,00

700,12

1800,00

1,025,00

l+AZ

+aa

atloy m I a (wrought)

|
magnesium alloy pe (wrought)
l4B4 |
magnesium alloy za(ac) (casting)
l4B5 |
1486 | magnesium alloy zet)a(o,h24)
I I (wrought)
lnl, I magnesium a|oy ze4ta(ts,ht)
I I (casting)
+SA *uS.,"ri..m altoy zh42 (casting)
|
l4B9 | magnesium alloy zh62a(ac),t26
I I (casting)
l+lo | -rg.,"rirm alloy zk20a(wrought)
497 | magnesium alloy zkila,hl)7
| (casting)
4g2 | *ugnurlum alloy zk60a,b, zw6
| (casting)
4g3 | -ug.urirm alloy zre0(e230)
| (casting)
f

4g4

[ *rg.,"rirm alloy

1^

_i_

I
I

a-

|
I

|
|

zrel(aa) (castingl

altoy zty(x) (hk 11)


| magnesium
(wrought)
|
496 | *ugnerium atloy zwl(x) (2k11)
| (wrought)
4g7 | magnesium attoy zw3(x) (2k31)
| (wrought)

1.00,12
|

4g5

IT

1760,00

s6230

721,31

1800,00

1025,00

733,89

|
|

1900,00

g62,3ol

125,52

!
I

396

LAMPIRAN

500

NAMA MATERIAL
magnesium alloy 1959 (Mg,Ce4.33)
magnesium alloy 1960 (Mg,Ce6.7)
magnesium alloy 1961 (Mg,Ce11.85

501

magnesium alloy 1964 (Mg,CeS,

NO
498
499

Rho

Cts

kg/m*3

llkg"C

]/sec m"C

1780,00

1004,00

129,70

1760,00

1004,00

118,83

1740,00

962,30

96,23

1.764,00

1004,00

1,21.,34

\740,00

962,30

729,70

Co2,Mn0.B)
502

magnesium alloy 1992 (Mg,Ce4.45,


Co3)

503

magnesium aluminate (MgO.AlrOr)


(xta1)

3600,00

81.1,70

\4,23

504

magnesium aluminate (MgO.AlrOr)


(1oo d)

3600,00

81.1,70

1.5,06

505

magnesium aluminum silicate


(cordierit)

2100,00

774,00

2,21

506

magnesium oxide (MgO) (polyxtal,


100 d)

3580,00

920,50

61,92

507

magnesrum oxide (MgO) (single


crystal)

3580,00

920,50

69,04

508

magnesium silicate (2MgO.SiOr)


(100 d)

3200,00

836,80

5,86

509

magnesium silicate (MgO.Si02)


(commerc)

3000,00

836,80

3,35

510

magnesium silicide (MgrSi)

1970,00

836,80

7,91.

511

magnesium sulfate (MgSOr)


(crystal)

2660,00

1.255,00

2,51.

512

magnesium sulfate hydrate

1680,00

1506,00

2,43

(MgSOn.THrO)
513

magnesium titanate porcelain

2900,00

753,1.0

1,BB

51.4

manganese

7400,00

481.,20

6,69

515

manganese oxide (MnO) (single


xtal)

5400,00

602,50

L0,04

516

manganese oxide (MnrOn) (87 pc


dense)

4200,00

627,60

4,L8

577

manganese selenide (97MnSe.3lise)

5500,00

384,90

2,80

518

manganese silicide (MnSi2)

5240,00

5B5,BO

7,20

51,9

manganese telluride (95MnTe.5

5700,00

401,70

1,26

MnAs)

LAMPIRAN 397
Rho

Ca

NAMA MATERIAL
manganese telluride (99MnTe.NaTe)

kg/m"3
5700,00

401.,70

8700,00

376,60

522

manganin (CuB4, Ni4, Mn12)


marble (av prop) (see ref 51)

2700,00

B7B,60

523

marble dielectric (xtal) (CaCO3

2700,00

978,60

524

melamine (high dons high k)

2000,00

1674,00

525

melamine (low dens, low k)

1400,00

1.674,00

526

melamine, alpha cellulose filled

1500,00

1674,00

527

melamine, asbestos filled (mst

1850,00

1.674,00

1450,00

7674,00

NO
520

527

99.99

]/kg"C

|/sec n'C

e5-205)
528

melamine, cellulose filled (mst


e5-205)

529

melamine, fabric or flock filled

1520,00

1674,00

530

melamine, glass fiber filled (mst

1900,00

1.674,00

205)
531

mendelevium

532

12000,00

125,50

mercury (liquid)

13500,00

138,10

533

mercury chloride (HgClr)(prsd B kb)

5440,00

284,50

534

methane (CHr) (gas)

0,72

2259,00

535

methyl methacrylate

1180,00

1464,00

536

mica (single crystal) (a or b axes)

2800,00

836,80

537

mica (single crystal) (c axis)

2800,00

836,80

538

mica (single crystal) (synthetic)

2790,00

836,80

(e8d)
539

mica brick (red or white)(avg prop)

680,00

836,80

540

mica insulating powder

330,00

836,80

541

mock h.e. 1m-04-0 h4-048-a294-3

1700,00

962,30

542

mock h.e. lm-04-0 h7-048-a522.1.

1.700,00

1109,00

543

mock h.e. rm-O4-bg (lx-04-1 mech


mock)

7870,00

962,30

544

mock h.e. 90010 (pbx-9404 mech


mock)

1780,00

7255,00

-ri

545

molybdenum

10200,00

246,90

i,13,E9

546

molybdenum alloy (mo bal, fe 0.25)

10200,00

276,70

738,07

398

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL
molybdenum alloy (Mo70,

w30)

Rho

Ca

kg/m*3

]ikg"C

]/sec m"C

9940,00

200,80

1.23,01

10200,00

255,20

117,15

2916,00

1088,00

47,84

9000,00

347,30

20,92

8000,00

309,60

17,75

5000,00

301,20

2,30

553

molybdenum selenide lMoSer)


molybdenum silicide (MoSir)

6260,00

418,40

45,19

554

molybdenum telluride (MoTer)

5500,00

225,90

2,01.

555

mulberry (u90, nb7.5,

16500,00

746,40

10,46

556

mullite (3AlrO3.2SiOr) (100 pc

3200,00

765,70

6,28

547

548
549
550
551

552

molybdenum alloy (Mo99.5, Ti0.5)


molybdenum beryllide (MoBel2)
molybdenum carbide (MorC)
molybdenum nitride (MorN) (pr
srd 100d)

212.5)

dense)
557

neodymium

7000,00

196,60

72,97

558

neodyminum boride (NdB6) (97.3


pc dense)

4800,00

627,60

47,28

s59

neon (gas)

0,90

1.029,00

0,05

560

neoprene rubber

1250,00

2176,00

0,1.9

561

neptuninm

18000,00

125,50

1'

562

nickel

8900,00

443,50

87,86

563

nickel alloy (Ni35,Cr20,Fe45)

7950,00

460,20

1.2,97

564

nickel alloy (Ni60,Crl6,Fe24)

8250,00

460,20

1.3,39

565

8200,00

460,20

1.3,39

566

nickel alloy (Ni62,CrI2,Fe26)


nickel alloy (Ni99.5) low c, 220,225

8890,00

460,20

60,67

567

nickel alloy a (Ni99.4) (annealed)

8890,00

439,30

66,94

568

nickel alloy caliten

8220,00

460,20

13,81

569

nickel alloy chlorimet

8940,00

384,90

12,55

570

nickel alloy constantan (Ni45, Cu55

8890,00

397,50

22,1.8

571,

nickel alloy corrosist

7800,00

460,20

20,92

572

nickel alloy d and

8800,00

460,20

44,77

573

nickel alloy duranickel (and -r)


(hard)

8260,00

435,L0

19,67

lsrq

nickel alloy duranickel (and -r)

8260,00

435,1.0

1.8,41

qE

(soft)

LAMP!RAN 399

NAMA MATERIAL

NO
|1575

nickel alloy durimet 20 (cast)


nickel alloy hasteltoy a (annealed)

l*, I
nickel alloy hastetloy b
1577 |
nickel alloy hasteltoy c
ISZS I
ISZO I nickel alloy hasteltoy d
ISAO I nickel alloy hasteltoy n and inor-B
llJ
nickel alloy hastetloy r-235
l581 |
nickel alloy hasreltoy x

I
sB3 nickel alloy

lsSz

hy mu

B0

nickel alloy illium

g
| nickel
alloy illium t
l58s I
l586 | nickel alloy illium r
nickel altoy incoloy e01
lsaz I
nickel alloy inconet (cast)
ISSS I
ISSO I nickel alloy inconel (wrought,
I I annld)

l5B4

590

| nickel alloy inocnel w


591 | nickel alloy inconet x and x-750
5g2 | nickel alloy inconel 600 (annealed)
t'
593 | nickel alloy inconetT00
594 I nickel ,ltoy i.,con et ZO2 (annealed)
595 | nickel alloy inconel 713c (cast)
t'
596 | nickel alloy invar (hot-rolled or
I frgd)
5g7 | nickel atloy k-42b
598 | nickel alloy monel (cast)
599 nickel alloy monel (cold-drawn)
|
600 nickel alloy monel (hor-rolled)
|
601 nickel alloy monel, h (as cast)
|
602 | nickel alloy monel h (cast, ver
I comp)
603 | nickel alloy monel, k- (annealed)

Rho

Co

kglm*3

J/kg'C

|/sec m"C

7920,00

460,2C

20,92

8800,00

393,3A

9,62

9240,00

380,70

10,46

8940,00

384,90

70,46

7900,00

451,,90

)o q)

8790,00

397,50

1.0,75

8220,00

439,30

orn

8230,00

426,80

9,83

8740,00

447,70

33,39

8580,00

439,30

72,13

8310,00

460,20

72,97

8010,00

451,90

72,73

8230,00

4-1.8,40

73,39

8300,00

451,90

10,+6

8470,00

451,90

13,31

8310,00

439,30

8280,00

439,30

ru,nl
ru,nl

8480,00

456,L0

15,06

8170,00

460,20

D,551

8370,00

460,20

D,551

7910,00

447,70

DfiI

8000,00

514,60

1O,BB

8400,00

418,40

12,55

8630,00

439,30

26,79

8835,00

431.,00

rc),gl

8835,00

431.,00

22,681

8480,00

439,30

20,g2l

8490,00

439,30

26,781

8465.00

426,80

1,7,74l|

f,

I
|

4OO

LAMPIRAN

605

NAMA MATERIAL
nickel alloy monel, kr (annealed)
nickel alloy monel, r (hot-rolled)

606

nickel alloy monel, s (cast, all cond)

NO
604

Rho

Ca

kgim*3

]/kg'C

J/sec m'C

8450,00

439,30

18,83

8840,00

439,30

25.941

8360,00

439,30

79,67

,l

607

nickel alloy monel weldable alloy

8630,00

439,30

608

nickel alloy monet 400

8830,00

439,30

25,94

609

nickel alloy monel 403 (hot-rolled)

8860,00

439,30

24,81.

610

nickel alloy multimet (n-155)


(low c)

8215,00

435,10

16,32

671,

nickel alloy multimet (n-155)


(wrought)

8215,00

435,10

12,97

612

nickel alloy m-252 (gej-1500)

8210,00

439,30

9,62

613

nickel alloy nichrome v(ni80, cr 20)

8360,00

431,00

13,39

614

nickel alloy nimonic ds

791.0,00

460,20

1.4,23

61,5

nickel alloy nimonic

100

8000,00

460,20

11,30

61.6

nickel alloy nimonic

105

7990,00

460,20

10,88

6L7

nickel alloy nimonic

75

8350,00

460,20

12,97

618

nickel alloy nimonic

B0

8250,00

460,20

1.1.,72

619

nickel alloy nimonic

BOa

8170,00

418,40

1L,72

620

nickel alloy nimonic

90

8250,00

43L,00

12,55

621,

nickel alloy nimonic

95

8060,00

460,24

11,26

622

nickel alloy permanickel

8750,00

443,50

57,74

623

nickel alloy rene

8230,00

422,60

10,33

624

nickel alloy udimet 500 (wrought)

8050,00

439,30

10,88

625

nickel alloy waspalloy

8200,00

418,40

11,30

626

nickel attoy 330 (Ni99.55) (annealed

8850,00

460,20

60,67

627

nickel cobalt oxide (46NiO.46COO.

6500,00

753,1.0

3,60

BLiO)
628

nickel lithium oxide (95NiO.sLiO)

6600,00

71.1.,30

1.3,1.8

629

nickel oxide (NiO) (polyxtal,

5000,00

602,50

9,83

6400,00

602,50

1.2,97

6810,00

602,50

46,02

68-74 d)
630

nickel oxide (nio) (polyxtal,


88-100 d)

631,

nickel oxide (nio) (single xtal)

26,78

41

LAMPIRAN 401

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

ks/m*3

]/kg'c

]/sec m"C

632

nickel silver (Cu Bal, Ni 10-20)

8800,00

376,60

33,47

633

nickel zinc ferrite (Ni(Zn)O.FerOr)

4700,00

606,70

3,72

634

niobium

8570,00

267,80

50,21.

635

niobium alloy (Nb61,, Ta2B, Y,ll},

10700,00

200,80

44,77

9600,00

246,90

50,21.

637

niobium alloy (NbB0, W15, MoS)


niobium alloy (Nb85, Til}, Zr5)

7770,00

255,20

29,29

638

niobium alloy (Nb95, Ta5)

9000,00

25L,00

44,77

639

niobium beryllide (NbBel2) (hp,

2800,00

1105,00

23,01.

3200,00

920,50

31,38

6800,00

418,40

16,74

2r0.5)
636

e3-e7d)
640

niobium beryllide (NbrBe,

64L

niobium boride (NbBr) (pressed,

7)

sntrd)
7600,00

355,60

33,17

8360,00

401.,70

4,18

644

niobium carbide (NbC)


niobium nitride (NbN)
niobium nitride (NbrN)

8310,00

322,20

7,95

645

niobium silicide (Nbsir)

5290,00

460,20

41,84

646

1,,34

966,50

0,02

647

nitric oxide (no)


nitrile rubber

1000,00

1966,00

0,24

648

nitrocellulose h.e.

1580,00

1,255,00

0,23

649

nitrogen (gas)

1,21

1,042,00

0,03

650

nobelium

651

642
643

(gas)

(1.2.7 n)

12000,00

125,50

nylon 6,11,66,610
(polycaprolactam)

1120,00

1527,00

0,24

652

nylon, glass filled

1400,00

L339,00

0,21

653

obsidian glass

2400,00

753,1.0

1.,37

654

orthoclase (k2o.AIrOr.6SiOr)
(crystal)

2600,00

1255,00

4,18

655

osmium

22570,00

129,70

85,77

656

oxygen (gas)

\,43

795,00

0,03

657

palladium

11400,00

242,70

76,1.5

658

pbx-9011 h.e. (hmx 90, estane 10)

1172,00

0,43

1770,06

12,55

402

LAMPIRAN

NO
659

NAMA MATERIAL
pbx-9404-03 h.e. (hmx 94, nc 3,

bind

Rho

Co

kg/m"3

]/kg'C

k
J/sec m'C

1836,00

1004,00

0,43

3)

660

petn h.e.

1.760,00

1674,00

0,21.

661,

phenolic, cast, asbestos filler

1700,00

1255,00

0,35

662

phenolic, cast, no filler

1310,00

1464,00

0,1.7

663

phenolic, molded (high density, k)

3000,00

1255,00

0,67

664

phenolic, molded (low density, k)

1240,00

7255,00

665

phenolic resin, pressed, types 40,

1380,00

1255,00

0,38

1280,00

1.674,00

0,21

0,17

50
666

phenol-formaldehyde + phenol-

furfurat
667

phenoxy

1250,00

1674,00

0,LB

668

phosphorus (white)

1820,00

740,60

4,78

669

plaster, building (molded, dry)

1250,00

1088,00

0,43

670

plastic laminate, various types

1800,00

1255,00

0,27

671,

plate glass

2500,00

753,10

7,21.

672

platinum

21.400,00

133,90

69,04

673

plutonium

L9200,00

L33,90

8,20

674

plutonium alloy (delta phase)


plutonium carbide (puc) (arem or

15750,00

133,90

7,07

13500,00

1.84,1.0

7,11.

14250,00

188,30

13,81

9890,00

230,1.0

5,44

675

cast)
676
677

plutonium nitride (pun)


plutonium phosphide (p"p) (90 pc
dense)

678

plutonium sulfide

10590,00

230,10

9,62

679

plut(xlium uranium oxide (puo2.4

10600,00

263,60

7,61

uo2)

see

680

polonium

681

polyallomer

682
683

\21,30

L,67

900,00

2092,00

0,L3

polycarbonate, various fillers

1350,00

1.674,00

0,1.9

polyester, glass fiber reinforced,

1230,00

1130,00

0,18

9320,00

tac
684

polyethylene, high density

950,00

2301,00

0,50

685

polyethylene, low density

920,00

2092,00

0,33

LAMPIRAN 403

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Cts

kg/m*3

J/kg'C

935,00

2301,00

0,4\

]/sec

moC

686

polyethylene, medium density

687

1420,00

1130,00

7,\3

688

polyimide, h-film, kapton


polymethyl methacrylate

1180,00

1464,00

0,21

689

polypropylene, copolymer

910,00

2343,00

0,13

690

polypropylene, filled

1270,00

1925,00

0,18

691,

polypropylene, moplin

910,00

1925,00

0,13

692

polystyrene, foamed-in-place, rigid

100,00

1130,00

0,03

693

polystyrene, general purpose

1050,00

1,423,00

0,13

694

polystyrene, modified

1080,00

7339,00

0,08

695

polystyrene, prefoam ed, rigid,


dow q 103

40,00

130,00

0,04

696

polystyrene foam (d = 0.038)


(1 atni)

38,00

130,00

0,03

697

polystyrene foam (d = 0.046)


(vacuum)

46,00

1130,00

0,01

698

polystyrene foam (d = 0.046)


(1 atm)

46,00

1130,00

0,03

699

polysulfone

1250,00

1255,00

0,26

700

polyurethane foamed-in-place,
rigid

40,00

1.674,00

0,03

701

polyurethane foam flexible

60,00

1757,00

0,04

702

polyurcthane rubber 1-100

1250,00

1674,00

0,29

703

1.250,00

1.255,00

0,79

100,00

1.674,00

0,08

180,00

1297,00

0,15

1200,00

1.674,00

0,17

1400,00

1004,00

0,1.7

1500,00

1674,00

0,1.7

1400,00

1004,00

0,25

830,00

2176,00

0,77

771

polyvinyl alcohol
polyvinyl butyral
polyvinyl carbazole
polyvinyl chloride acytate, flexible
polyvinyl chloride acytate, rigid
polyvinyl chloride, flexible
polyvinyl chloride, rigid
polyvinyl tp x-r
polyvinylidene chloride

1700,00

7339,00

0,13

772

polyvinylidene chloride film

1690,00

1339,00

0,13

713

polyvinylidene fluoride (kynar)

L760,00

1381,00

0,t3

704

705
706
707

708
709

710

404

LAMPIRAN

NO
774

715
716
71.7

718
71,9

720
721

722

NAMA MATERIAL

alumina
porcelain, high zircon
porcelain, magnesium titanate
porcelain, ordinary
porcelain 4811 (beo)
porcelain 576
potassium
potassium (liquid)

porcelain, high

Rho

Co

kg/m*3

)ikg"C

j/sec m"C

3400,00

795,00

19,83

3900,00

585,80

5,86

2900,00

753,80

1,88

3400,00

753,L0

2,09

2900,00

1004,00

125,52

3400,00

753,1.0

11,30

862,00

753,10

97,07

820,00

820,1.0

62,34

1800,00

1548,00

2,09

potassium alum (k2so 4.a12(so4)

3.24h2o)
723

potassium aluminum silicate


(orthoclas)

2600,00

1.255,00

4,18

724

potassium bromide (kbr) (prsd


8 kb)

2750,00

435,1.0

3,81.

725

potassium bromide(kbr) (single


xtal)

2750,00

435,1.0

4,81.

726

potassium bromide (kbr 50, kcl 50)

2360,00

537,40

2,51.

727

potassium bromide (kbr 75, kcl 25)

2550,00

477,00

2,09

728

potassium bromide (kbr 90, kcl 10)

2660,00

447,70

2,89

729

potassium chloride (kcl) (prsd B kb)

1980,00

686,20

8,37

730

potassium diloridc (kcl) (sylvite


xtal)

L990,00

686,20

6,99

731

potassium chloride (kcl 50, kbr 50)

2360,00

531.,40

2,5L

732

potassium chloride (kcl 50, nacl 50)

2070,00

769,90

7,11.

733

potassium chloride (kcl.75, kbr 25)

21.60,00

598,30

3,31.

1734

potassium chloride (kcl 90, kbr 10)

2050,00

648,50

5,02

lrru

potassium chromate (k2o.2cro3)


(m axis)

2680,00

920,50

1,,72

lrro

potassium chromate (k2o.2cro3)


(s axis)

2680,00

920,50

2,09

l,u,
1,,,

potassium fluoride (kf) (prsd 8 kb)

2480,00

861.,90

7,1.1.

potassium iodide (ki) (prsd 8 kb)

3130,00

305,40

2,89

potassium fmocyanide (k4fo(cn)


6.3ii2o)

1850,00

1130,00

1.,72

lzzq
I

LAMPIRAN 405

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Czt

kg/m*3

]/kg"C

]/sec

moC

740

potassium nitrate (kno3)


(pr 8000 kb)

21.09,00

B36,BO

2,09

747

praseodymium

6800,00

1.96,60

77,72

742

praseodymium boride (prb6)


(95 pc dens)

4600,00

627,60

47,00

743

promethium

7200,00

188,30

12,55

744

protactinium

15400,00

1\4,60

72,55

745

pyrex glass

2220,00

728,00

1,13

746

pyroceram 9606 ceramic glass

2600,00

782,40

3,97

747

pyroceram 9608 ceramic glass

2500,00

807,50

2,05

748

pyrophyllite (parallel to bedding)


pyrophyllite (perpend to bedding)

2800,00

B36,BO

4,77

2800,00

B36,BO

2,43

2650,00

753,1.0

6,49

2650,00

753,1.0

77,72

BBO,OO

744,80

0,17

753

qtartz crystal, a axis (sio2)


qrartz crystal, c axis (sio2)
quartz flour, fine (dry)
quartz flour, fine (h2o 21 pe)

1820,00

1.464,00

)))

754

quartz glass, fused (sio2)

2200,00

744,80

1,38

755

quattz powder, coarse (h2o 2a)

1.870,00

1590,0(

1,L3

qrartz sand (dry) (av prop)

1600,00

753,70

0,33

749
750

751
752

756

(see ref)
757

quartz sand (wcl.) (h2o a-23)


(av prop)

1.700,00

753,1.0

1.,67

758

radium

5000,00

113,40

12,55

759

radon gas

9,73

93,72

0,00

760

rattan

15000,00

539,70

4,1'8

767

rheniam

21000,00

138,10

60,67

762

rhodium

12400,00

242,70

1.50,62

763

rock or stone (average properties)

2600,00

836,80

1,76

764

rubber, buna, with carbon black

1000,00

7757,00

0,24

765

rubber, butyl

900,00

1.966,00

0,09

766

rubber, dielectric mix

1100,00

2092,00

4,21

767

rubber, high k

1100,00

2092,00

0,29

76R

rrrhhpr nafrrral

q?o oo

)o9)

0.14

no

406

LAMPIRAN

Rho

Co

NAMA MATERIAL

kg/m*3

J/kg'C

769

rubber, natural, foam

100,00

2092,00

0,04

770

rubber, neoprene

1250,00

2176,00

0,79

771

rubber, nitrile

1000,00

1.966,00

0,24

772

rubber, polyurethane elastomer

1250,00

1.674,00

0,29

NO

J/sec

moC

1-100
//J

rubidium

1500,00

376,60

774

1475,00

384,90

2800,00

431,00

2,09

776

rubidium (liquid)
rubidium chloride (rbcl)(prsd 8 kb)
rubidium iodide (rbi) (prsd B kb)

50,21
.)0 10

3550,00

234,30

3,31.

777

ruthenium

12200,00

234,30

1.04,60

778

samarium

7500,00

179,90

12,55

779

samarium boride (smb6) (96.8 pc


dense)

4900,00

627,60

1.3,91.

780

samarium sulfide (sms)

6010,00

292,90

3,77

781,

sand (dry) (d = 1.36 to 1.84) (av


prop)

1600,00

753,10

0,33

782

sand, northway (h2o 4-10) (av


Prop)
sand, quartz (wet) (h2o 4-23) (av,
proP)

1700,00

B36,BO

0,84

1700,00

753,10

L,67

784

sandstone (av prop) (see ref 51)

2300,00

962,30

7,51.

785

sandstone (high density)

2600,00

962,30

4,18

786

sandstone (low density)

2200,00

962,30

1,,84

787

3980,00

778,20

38,49

788

sapphire (a12o3) (polyxtal) (100


Pc d)
sapphire (al2o3) single xtal) (av dir)

3980,00

778,20

43,93

789

scandium

3000,00

552,30

12,55

790

selenium (g.ey)

4790,00

322,20

0,75

791,

shale (av prop) (see ref 51)

2400,00

836,80

1.,67

792

silica brick, hard fired (sio2 94-95)

1800,00

753,L0

1,,67

793

silica glass, fused or vitrous

2200,00

744,80

1,38

794

siliceous brick (sio2 89, al2o3 9)


(25p)

1930,00

753,70

0,94

795

silicon

2330,00

702,90

1.25,52

775

783

LAMPIRAN 407
Rho

NO

NAMA MATERIAL

kg/m"3

Co

Iikg'C |/sec

moC

796

silicon boride (siba)

2460,00

1046,00

9,93

797

silicon carbide (sic)(brick al2o3 1.7)

251.0,00

677,80

77,72

798

silicon carbide (sic) (carbofrax


brick)

2700,00

677,80

21,76

1799

silicon carbide (sic) (foam, in


vacuum)

460,00

677,80

0,10

l,nn

silicon carbide (sic) (frit bnd brick


silicon carbide (sic) (kt grade)

2700,00

677,80

46,02

3100,00

677,80

779,97

silicon carbide (sic) (nitride


bonded)

2660,00

677,80

47,84

l,ou

silicon carbide (sic) (powder, in air)

1585,00

677,80

0,25

ron

silicon carbide (sic) (powder, in he)

1585,00

677,90

0,69

'o'

silicon carbide (sic) (refractory

2700,00

677,80

41,84

2070,00

677,80

78,47

2900,00

677,80

51,88

silicon carbide (sic) (single xtal)


silicon carbide (sic) (single xtal)

3210,00

677,80

87,86

3210,00

677,80

489,53

810

silicon carbide (sic) (slf bnd, he


atm)

3100,00

677,90

1.67,36

811

silicon carbide + si (sic 76, si

2500,00

836,80

60,67

2200,00

690,40

1,55

2300,00

690,40

7,95

160,00

744,80

0,06

Ln,
l rn,

uou
I

807

d-30)

silicon carbide (sic) (rextal, 65-70d)


silicon carbide (sic) (rextal, B0-1
00d)

BOB

809

24)

81.2

silicon nitride (si3n4) (70 pc dense)

813

silicon nitride (si3n4) (85 pc a".,r")


silicon oxide (sio2) (foam, 1 atm

81,4

air)

815

silicon oxide (sio2) (fused quartz)

2200,00

744,80

7,38

816

silicon oxide (sio2) (quartz, a axisl

2650,00

753,10

6,49

877

silicon oxide (sio2) (quartz, c axis)


silicon telluride (site)

2650,00

753,L0

1.1.,72

3920,00

334,70

6,28

B1B

(1rl)
rigid, various

,l

819

silicone foam, flexible

250,00

1339,00

0.171

920

silicone foam,

300,00

1339,00

0,08I

821

silicone rubber, high k (see ref

1300,00

1255,00

0,75l|

1300,00

1255,00

0,141

822

silicone rubber,

5)
low k (see ref 5)

|
I

408

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL
k

Rho

Cts

kg/m*3

|/kg"C

1300,00

\255,00

0,33

1400,00

1.255,00

0,27

J/sec

moC

823

silicone rubber, medium


ref 5)

824

silicone rubber,

825

silicone, molded, various fillers

1800,00

1046,00

0,77

826

sillimanite brick (22 pc porosity)

2310,00

711,30

1,46

827

silver

10500,00

236,00

426,77

828

silver (liquid)

9300,00

2BB,7O

251.,04

829

silver alloys sterling and coin

10500,00

25\,00

359,82

830

silver antimony telluride (snte

6500,00

209,20

0,98

(see

rlv 521 and 093@9

25

pc)
831

silver chloride (agcl) (single crystal)

5560,00

355,60

1,73

832

8000,00

280,30

0,84

833

silver selenide (ag2se)


slate (av prop) (see ref

2760,00

B36,BO

1,BB

834

soda-lime glass

2300,00

753,1.0

1.,34

835

sodium

970,00

1213,00

733,89

836

sodium (liquid)

930,00

1381,00

84,52

837

sodium aluminum silicate hydrate


(xtal)

2260,00

1339,00

3,43

B3B

sodium bromide (nabr) (prsd B kb)

3203,00

510,40

2,51.

839

sodium, chorate (nacto3) (crystal)

2490,00

920,50

1,13

840

sodium chloride (nacl) (clear


crystal)
sodium chloride (nacl) (opaque,
impure)

21.65,00

870,30

8,16

21.65,00

870,30

q6,

842

sodium chloride (nacl 50, kcl 50)

2070,00

769,90

7,11

843

sodium fluoride (naf) (prsd 8 kb)

2559,00

1113,00

10,50

844

1300,00

1.046,00

0,84

845

soil (av props) (see refs)


soil, clay (wct)

1500,00

2929,00

1,51

846

soil, fine quartz flour (dry)

BBO,OO

744,80

0,1.7

847

soil, fine quartz flour (h2o 21 pe)

1820,00

1.464,00

)))

B4B

soil, loam (dry) (av prop) (see refs)

1200,00

B36,BO

0,25

849

soil, loam (h2o 4-27 pc) (av,


refs)

1600,00

1040,00

0,42

841

51)

see

LAMPIRAN 409
Rho

Ca

NAMA MATERIAL

kg/m*3

J/kg'C

soil, nears surface (see ucrl-50309)

2000,00

962,30

0,a

Lo,

soil sandy dry

1650,00

795,00

0,tc

lru,

soil- sandy (h20

1750,00

104,00

0,

1000,00

4184,00

l 1 E,-r

1000,00

4184,00

416,{_

1000,00

4184,00

NO
I

850

u',

B)

solid, regulating (d=c=k=tm=1,


hm=10"*9)

1,,-

J/sec m"C
1

t:

solid, unit latent heat (d=c=k=tm=


hm=l)

ass

solid, unit property (d

tru

snor,v, fresh

100,00

2092,00

857

sr1ow, packed

550,00

2092,00

u,,

solder (pb37.5, sn37.5, in25)

8690,00

238,50

Bs9

solder (pb39.2, sn60.B)

8500,00

796,60

860

solder (pb50, sn50)

8890,00

213,40

861

solder (pb60, sn40)

9200,00

230,70

862

3600,00

817,70

863

spinel (mgo.a12o3) (single crystal)


spinel (mgo.al2o3) (100 pc dense
potyx)

3600,00

811,70

864

steam (h2o) (gas) (satd)

0,60

1883,00

0,02

865

steam (h2o) (gas) (I atm)

0,60

1966,00

0,02

866

steatite (mgo.sio2) (commercial

3000,00

B36,BO

3,35

c=k

1)

grades)
867

steel, alloy and mild (4730,4340)

7750,00

502,1.0

41,84

B6B

steel, alloy, cast

7830,00

460,20

46,02

869

steel, carbon, type 7020 (0.2 - 0.6 c)

7860,00

460,20

7\,13

870

steel, free cutting, eutectoid

7830,00

460,20

46,02

871

steel, high speed (ml, m10, m-2, ti)

8200,00

460,20

35,56

872

steel, multimet (n-155) (low c)

8215,00

435,10

1.6,32

6/3

steel, multimet (n-155) (wrought)

8215,00

435,L0

1.2,97

871

steel, stainless (cr 12-73,

0-3)

7750,00

431,00

23,43

975

steel, stainless (cr L6-26,

8-36)

8000,00

502,70

14,64

876

steel, stainless ea 15, ca40 (cast)

7670,00

460,20

25,70

877

steel, stainless cb30, cc50 (cast)

7530,00

502,70

27,76

878

steel, stainless ck, ch,

7730,00

502,70

1,4,23

hi

ni
ni

(cast)

410

LAMPIRAN

NO

t^-

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

kg/m*3

)/kg"C

J/sec

moC

879

steel, stainless cf (cast)

7750,00

502,10

L6,17

880

steel, stainless cn-7m (cast)

8040,00

460,20

20,92

BB1

steel, stainless ha (cast)

7720,00

502,1.0

10

BB2

steel stainless he, hd (cast)

7550,00

502,70

30,96

BB3

steel, stainless he (cast)

7680,00

585,BO

17,15

BB4

steel, stainless hf (cast)

7750,00

502,L0

23,01

BB5

steel, stainless hh, hl, hk (cast)

7730,00

502,1.0

18,83

886

steel, stainless ht (cast)

7960,00

460,20

1.9,67

887

steel, stainless hu (cast)

8030,00

460,20

L5,48

BBB

steel, stainless hw (cast)

8150,00

460,20

13,39

BB9

steel, stainless series 300

8000,00

502,70

14,64

890

steel, stainless series 400

7750,00

431.,00

23,43

897

steel, stainless 17-4ph

7750,00

334,70

74,64

892

steel stainless 17-7ph

7600,00

334,70

76,74

893

steel, stainless 19-9d1

7800,00

502,1.0

1.3,39

894

steel, stainless 201 and 202

7700,00

502,10

16,32

895

steel, stainless 304

7920,00

502,1.0

1.4,64

896

steel, stainless 321 and 347

7920,00

460,20

13,81

897

steel, stainless 430, 430f and 431

7750,00

460,20

1.6,74

898

steel, stainless 446

7600,00

460,20

22,93

899

steel stainless 501 and 502

7900,00

460,20

37,66

900

steel, tool, tungsten carbide ca2

14000,00

209,20

54,39

901

steel tool, tungsten carbide ca4

14000,00

209,20

1.1,2,97

902

steel, ultra high strength type


300-m

7840,00

447,70

57,74

903

2600,00

301,20

83,68

904

strontium
strontium sulfate (srso4) (crystal)

3960,00

5B5,BO

1,80

905

strontium titanate (sro.tio2) (100 d)

5110,00

535,60

5,86

906

strontium titanate (srotio2) (80 d)

4000,00

535,60

?Eq

907

strontium titanate + co (co L0)

5500,00

502,1.0

4,60

908

strontium titanate + co (co

20)

5800,00

502,70

6,28

909

strontium titanate + co (co

30)

6200,00

502,1.0

6,69

to

LAMPIRAN 411

NO
910
971,

Rho

Cts

kg/m*3

J/kg"C

strontium titanate + co (co 40)

6600,00

502,1.0

1.0,46

styrene-butadiene rubber + carbon

1000,00

1757,00

0,24

2000,00

771,30

0,28

2,93

636,00

0,01

2790,00

815,90

2,97

16600,00

138,10

77,13

16950,00

92,05

40,59

76960,00

1,33,90

54,39

NAMA MATERIAL

J/sec

moC

blk
91.2

sulfur

913

sulfur dioxide (so2)

91.4

talc

91,5

tantalum

9L7

tantalum alloy

91,8

tantalum alloy (ta90, w

91,9

tantalum alloy (ta98, crt}.7, 2r0.7)

1.6660,00

138,10

41,84

920

tantalum alloy (ta99.5, nb0.5)

16500,00

138,10

45,1.9

921

tantalum antimonide (tasb)

14000,00

1.67,40

18,83

922

tantalum beryllide (tabel2) (hp)

4100,00

774,00

41,84

923

tantalum beryllide (ta2bel7)

5000,00

878,60

)a )q

924

tantalum boride (tab) (psd, sntr,

12100,00

209,20

177,75

(ta89

(gas)

, w9, hf2)
10)

85d)
925

tantalum boride (lab2)

12000,00

225,90

86,79

926

tantalum carbide (tac)

14000,00

190,00

22,78

927

tantalum carbide + we cermet k60l

15300,00

209,20

66,94

928

tantalum nitride (tan)

74360,00

205,00

7,95

929

tantalum nitride (ta2n)

15860,00

125,50

1.0,46

930

tantalum silicide (tasi2)

8830,00

313,80

37,03

931,

tatb h.c. (triamino-trinitro-benzene)

1880,00

1047,00

0,80

932

technicium

1500,00

242,70

1.2,55

933

teflon

2170,00

1004,00

0,25

934

teflon, reir forced

1.990,00

974,90

0,41

935

tellurium

6240,00

200,80

3,35

936

terbium

8250,00

1.82,40

8,37

937

terbium boride (tbb6) Qa3 pc

5000,00

627,60

20,08

tetryl h.e.
thallium (liquid)

1710,00

1255,00

0,29

11290,00

150,60

24,69

dense)
938

940

412

LAMPIRAN

Rho

NO
941,

942

943

944
945

NAMA MATERIAL
thorium
thorium boride (ThB4)
thorium boride (ThB6)
thorium carbide (ThC) (80 pc dense)
thorium carbide (ThC,) (69 pc

kg/m*3

Co

]ikg"C

k
J/sec m'C

1680,00

117,20

38,49

8450,00

493,70

15,90

6800,00

627,60

43,L0

8500,00

171,50

8,79

6600,00

221,80

24,48

9600,00

234,30

11,72

thulium
tin
tin (liquid)

9300,00

159,80

8,37

731.0,00

225,90

61.,09

6850,00

242,70

33,47

tin
tin
tin
tin
tin
tin
tin
tin

alloy (Sn37.5, Pb37.5,1n25)


alloy (Sn40, Pb60) (solder)

8690,00

238,50

56,90

9200,00

230,L0

47,28

alloy (Sn50, Pb50) (solder)

8890,00

21.3,40

46,02

alloy (Sn60.8, Pb39.2) (solder)


oxide (SnO2) (93-95 pc dense)

8500,00

196,60

50,27

5560,00

343,10

31,38

telluride (SnTe 25, AgSbTe2 75)

6500,00

209,20

0,98

telluride (SnTe 60, AgSbTe2

40)

6500,00

209,20

\,78

telluride (SnTe 80, AgSbTe2


titanium
titanium allov (Ti Ba,, Alr, Mnr)

20)

6500,00

209,20

2,59

4500,00

523,00

20,92

4500,00

543,90

9,62

titanium alloy (Ti Ba. Alr, Cu, Zrr)


titanium alloy (Ti Ba,, A1,,, Cun, Snr)

4500,00

543,90

9,20

4500,00

523,00

7,95

titanium alloy (Ti Ba,, Aln, Mc, v1)


titanium alloy (Ti Ba, Aln, v1, Mo0,6)
titanium alloy (Ti Ba,, Aln, v2, Mol)
titanium alloy (Ti Ba,, A1r, v3, Mol.S)

4500,00

523,00

7,53

4500,00

543,90

8,37

4500,00

543,90

8,37

4500,00

543,90

7,95

titanium alloy (Ti Ba,, Aln, 213.5)


titanium alloy (Ti Ba,, Alr, Sn2.5)
titanium alloy (Ti Ba,, Al' Sn, Zrr)

4500,00

523,00

7,53

4480,00

543,90

7,1.1

4600,00

502,1-0

7,95

titanium alloy (Ti Ba,, Al' v4)


titanium alloy (Ti Ba,, Alr, Mo,, v1)

4450,00

523,00

7,71

437000

543,90

5,86

dense)
946

thorium oxide (ThOr)

(96-100 pc

dense)
947

948
949
950

957

952
953

954
955
956

957
958

959
960
961.

962
963
964
965
966

967
968
969
970

LAMPIRAN 413
Rho

NAMA MATERIAL
kg/m*3
titanium alloy (Ti Bat, Cr3.4, Mo2.1) 4600,00
1971 |
titanium altoy (Ti Bat, Sn4.B, ,4'14.5)
4500,00
1972 |
titanium attoy (Ti Bat, Sn5.5, Alr)
4600,00
lOzZ I
titanium alloy (Ti Bat, vl4, cr10, A1r) 5100,00
1974 |
titanium alloy (Ti Bat,vl1, Al2.B)
4900,00
1975 |
titanium alloy (Ti Bat, Zr3, Alr)
4600,00
1976 |
4580,00
1977 | titanium alloy cloom (rcl30a)
NO

l97B

I
lrr,
tt

titanium alloy hylite 51 (imi551)


l9B0 |
titanium alloy hytite 55 (imi)
l981 |
titanium alloy hylite 50 (imi)
l9B2 |
titanium alloy hylae 65 (imi)
l9B3 |
alloy imi 67e (sn11., Zr5,
X,ii,,*
lea4 I
alloy rmi
(Sn1 1, Mo4'
imi 680 (5n1r'
Ir
IOSS I titr,'rir..r atroY

'"'

glg

titu,-,lr* alloy tit4Oa (Fc,

ee3

523,00

7,53

523,00

o?n

527,20

7qa

527,20

E,3;

523,00

9,96

523,00

1O,ES

4520,00

543,90

7,i)

4600,00

523,00

4600,00

521,001

4760,00

523,00

4650,00

523,00

4680,00

523,00

4840,00

481,20

(-.:-:

4840,00

481,20

7,71

4600,00

523,00

17,72

4600,00

543,90

75,94

4500,00

543,90

977

6,5,

ailoY tir55a (Ar" Fe"

Cr,'

titu.,lr* beryllide (ribet2) (hp, 95d)

carbide + Co (Co1B'

Nbc'

1423,00

23,85

|
I

4300,00

669,40I

25,10

titanium carbide (TiC) (93 pc dense)


titanium carbide (TiC) (96 pc dense)

I [t:,i;;*
gg4 titunirrn carbide + Co (TiC B0,Co20)
|
gg5 titrrir* carbide + NBc + Ni
|
996 | tita,",ium carbide + Ni or Co (avg
I p.op)

2200,00

I
990 | titanium boride (tib2) (hp, 95 pc
dens)
I
991

|
992
|

76,32

Cr, Mor)
|
987 titanium alloy til50a (Cr2.7, Fel.4)
|
eBB

I il;:;t''"

)/sec m'C

]/kg"C

I Xl",l'"-

986

523,00

(nin7.e)

I titanium alloy hylite 40 cl30am,


I rel3ob
I utr.,i.,rr, altoy hylite 50 (imi550)

Ca

4560,00

569,00

76,32

4740,00

569,00

31,38

5500,00

5$,so

31,38

5420,00

543,90

35,56

5500,00

5$.go

cc,+/

6000,00

qooi,zo

)q )q

414

LAMPIRAN

NO
997

NAMA MATERIAL
titanium carbide cermet k138a
titanium carbide cermet k151a
titanium carbide cermet k161b
titanium carbide cermet kl62b
titanium carbide cermet kl63bl
titanium carbide cermet k764b
titanium carbide cermet k165
titanium nitride (TiN) (hp, 70-90

Rho

Ca

kg/m*3

]/kg'C

|/sec m"C

5600,00

543,90

26,36

5800,00

543,90

))

6000,00

627,60

23,43

6000,00

543,90

1.9,25

6300,00

543,90

1.9,67

6600,00

543,90

20,09

5700,00

543,90

17,15

4500,00

602,50

25,1.0

4250,00

686,20

8,79

4250,00

686,20

\3,39

1007

titanium oxide (TiOr) (rutile, a axis)


titanium oxide (TiOr) (rutile, c axis)
titanium oxide (TiOr) (rutile, 100 d)

4250,00

686,20

8,95

1008

tnt h.c. (2,4,6-trinitrotoluene) (cast)

1550,00

1.372,00

0,26

1009

topaz (2alfo.SiOr) (a-axis)

3540,00

1255,00

1.9,25

1010

topaz (2alfo.SiOr) (c-axis)

3540,00

1.255,00

22,05

101

tourmaline

3100,00

836,80

4,60

0,27

4728,00

0,10

998
999
1000
1001

7002
1

003

1004

4q

dens)
1005
1006

701,2

tritium

1013

tungsten

19300,00

133,90

1.96,65

1,01,4

tungsten alloy (W75, Re25)

1.9700,00

1.33,90

64,85

1015

tungsten alloy (W90, Ni6, Cu2-4)

76700,00

1.33,90

77,40

1016

tungsten boride (WB)

16000,00

175,70

4,60

1,01,7

tungsten carbide (WE)

15600,00

184,1.0

41.,84

1018

tungsten carbide cermet carboloy,

14950,00

209,20

100,42

15100,00

209,20

100,42

15250,00

209,20

121.,34

gas

BB3
1.01,9

tungsten carbide cermet carboloy


905

1,020

tungsten carbide cermet carboloy


999

1,021,

tungsten carbide cermet Ca, tool


steel

14000,00

209,20

54,39

1,022

tungsten carbide cermet Ca, tool


steel

14000,00

209,20

112,97

1,023

tungsten carbide cermet k6 and

14900,00

209,20

700,42

lc96

LAMPIRAN 415
Rho

Ca

NAMA MATERIAL

kg/m*3

1024

tungsten carbide cermet k60l

15300,00

209,20

66,94

1,025

tungsten carbide cermet k70l

14000,00

209,20

53,97

1026

tungsten carbide cermet k8Ol


(we + ni)

14800,00

209,20

82,01.

1,027

tungsten carbide cermet k92

13800,00

209,20

74,06

1,028

tungsten carbide cermet k94 and k1

14100,00

209,20

91.,63

1,029

tungsten oxide (Wo3) (polyxtal.


porous)

7160,00

309,60

25,1.0

1030

tungsten selenide (WSe2)

10000,00

225,90

3,43

1031

tungsten silicide (WSi2) (hp, 95


dense)

9400,00

307,90

40,59

1032

tungsten telluride (WTe2)

12000,00

175,70

1,59

1033

tungsten titanium carbide km

1.2900,00

376,60

59,83

1034

tungsten titanium carbide k2s

1.2900,00

376,60

52,72

1035

tungsten titanium carbide k2l

12300,00

376,60

44,35

7036

tungsten titanium carbide k4h

12500,00

376,60

46,86

7037

tungsten titanium carbide k5h

1500,00

376,60

35,56

1038

tungsten titanium carbide kBI

11600,00

376,60

42,68

1039

tungsten titanium carbide k84

11700,00

376,60

53,1.4

1040

tungsten titanium carbide kg6,


k7h, I-,3h

100,00

376,60

28,03

1,041,

uranlum

19100,00

7042

uranium alloy mulberry

16500,00

146,40

1.0,46

7043

uranium alloy (U82, Zrl

B)

14100,00

1.67,40

10,88

1,044

uranium alloy (U90, Fsl

0)

1.7200,00

1.33,90

15,06

1045

uranium alloy (U90, Mo10)

17250,00

733,90

12,34

1046

uranium alloy (U93, FsS, Zr2)

17600,00

125,50

20,08

1047

uranium alloy (U94.4, Cr5.6)


(eutectic)

18500,00

110,50

28,45

1048

uranium alloy (U95, Zr5)

7500,00

125,50

18,83

1,049

uranium aLloy (U96, Nb4)

1.7700,00

125,50

22,80

1050

uranium alloy, (U97, Fs3)

i8300,00

125,50

21.,34

1051

uranium alloy (U98.5, Zrl,5)

18600,00

\17,20

22,59

NO

11

]/kg'c J/sec moC

117,20

26,44

416

LAMPIRAN

NO
1052
1

053

1054

NAMA MATERIAL

Rho

Co

kg/m*3

]/kg'C

J/sec m'C

Llranlum beryllide (UBe13) (sntrd,


61 d)

2700,00

B36,BO

20,92

uranium bcpri de (UB4)

9380,00

502,L0

5,02

13600,00

202,90

20,08

13500,00

202,90

23,85

2300,00

202,90

77,36

12300,00

202,90

17,36

1 1 300,00

234,30

33,47

13800,00

1BB,3O

13,81

uranium carbide (UC) (arcm or


cast,99d)

1055

uranium carbide (UC) (avg var.


types)

1056

uranium carbide (UC) (sintered,

e0d)
1056

uranium carbide (UC) (sintered,


e0d)

1.057

1058

uranium carbide (UCr)


uranium nitride (UN) (hp, 95-98
dense)

1059

uranium oxide (UOr) (polyxtal,


97 dens)

10600,00

242,70

1.0,04

1060

uranium oxide (UOr) (since crystal)


uranium oxide (U.Og) (prsd at
100 psi)

10960,00

242,70

10,46

8000,00

276,L0

0,30

8300,00

276,1.0

0,54

10000,00

334,70

15,90

10000,00

334,70

20,08

10000,00

334,70

13,81

10000,00

334,70

1"8,41.

uranium oxide + nb (UOr 80 vol)


uranium oxide + st steel (UO, 70
vol)

10000,00

334,70

9,62

10000,00

334,70

7,95

1,069

uranium oxide + st steel (UO,


vol)

10000,00

334,70

7,95

1070

uranium oxide + zr (UOr 43,zr 57)

4000,00

259,40

73,39

1,067

1,062

uranium oxide (U3O8) (prsd at


4200 psi)

1,063

uranium oxide + cr (UO, B0 vol)


(e7 d)

1064

uranium oxide + mo (UO, 70 vol)


(e2 d)

1065

uranium oxide + mo (UO, B0 vol)


(e1 d)

1,066

uranium oxide + mo (UO, B0 vol)


(e4 d)

1067
1068

(5e p)

B0

LAMPIRAN 417

NO
t071,

NAMA MATERIAL

Co

kg/m*3

J/kg"C

8774,00

242,70

1O,BB

0600,00

263,60

7,61

uranium oxide + zr (UOrB0,zr 20)

r072 uranium plutonium oxide (4UOr.


PuOr) see
1,073

uranium silicide

1074

urea-formaldehyde, alpha cellulose

(U3Si)

Rho

15450,00

1.75,70

J/sec

moC

76,71

1500,00

1674,00

0,38

0,73

fllr
1075

urea-formaldehyde, molded

1500,00

1.674,00

1A76

vacuum, conducting (d=c=0,

0,00

0,00

4,18E+11

0,00

0,00

0,00

k= 1 0**9)
7077

vacuum insulating (d=c=k=0)

1078

vanadium

6100,00

460,20

30,79

1,079

vanadium beryllide (VBe12) (85 pc

1900,00

1.464,00

30,96

dens)
1080

vanadium boride (VBr)

5070,00

667,1.0

56,90

1081

vanadium carbide (VC)

5600,00

51B,BO

36,40

1082

vanadium nitride (VN) (pr, strd.

6100,00

585,BO

12,73

220,04

753,70

0,07

300,00

753,70

0,07

485,00

836,80

0,1.7

270,00

B36,BO

u, )../.

100 d)

1086

vermiculite expanded
(d = 0.19-0.25)
vermicuiite expanded (d = 0.3)
vermiculite brick
vermiculite instrlating pow der

7097

vitrous silica glass

2200,00

744,80

1,38

1088

vycor glass

2190,00

744,80

7,34

1089

water (HrO) (gas) (satd)

0,60

1883,00

0,02

1090

water (H.O) (gas) (1 atm)

0,60

1.966,00

0,02

1091

water (HrO) (liquid)

1000,00

41.84,00

0,60

1092

water (HrO) (solid) lice)

91.7,00

4277,00

2,09

1093

water, heavy (DrO) (liquid)

1100,00

4205,00

0,56

7094

window glass, lime


wood, balsa (across grain)
wood balsa (across grain)
wood, cypress (across grain)

2480,00

753,1.0

1.,32

130,00

2307,00

0,05

320,00

2301,00

0,08

460,00

2301,00

0,10

1083
1084
1085

1095
1,096

1097

418

LAMPIRAN

NO

NAMA MATERIAL

Rho

Ca

kg/m*3

f/kg'C

|/sec m"C

1098

wood, mahogany (across grain)

540,00

2301,00

0,13

1099

wood, maple (across grain)

770,00

2301,00

0,18

100

wood, norway pine (across grain)

550,00

2301,00

0,15

101

wood, oak, red, black (across grain

610,00

2385,00

0,15

'1.702

wood oak, white, live (across grain

825,00

2395,00

0,27

1103

wood, oregon pine (across grain)

510,00

2301.,00

0,71

1704

wood, pine (with grain)

550,00

2301.,00

0,34

wood, spruce (across grain)

410,00

1255,00

0,L3

11.06

wood, spruce (with grain)

410,00

1.255,00

0,23

1,707

wood, teak (across grain)

640,00

2301.,00

0,17

wood, virginia pine (across grain)

540,00

2301.,00

0,L4

1109

wood white fir (across grain)

450,00

2301.,00

0,1.1

1110

wood white pine (across grain)

530,00

2301.,00

0,1.3

1111

xenon

5,89

158,60

0,01

1172

ytterbium

7000,00

149,50

8,37

1113

ytterbium boride (ybb6) (90.6 pc

5000,00

627,60

25,10

4470,00

292,90

72,55

(98.4 pc

3600,00

627,60

,o ,q

(95-100 pc

5000,00

447,70

74,23

7780,00

407,70

104,60

i05

108

dens)
1L74
1115

yttrium
ytlrium boride (yb6)
dense)

11,1,6

yttrium oxide (y2o3)


dense)

1L1,7

zilloy

1118

zinc

7740,00

389,10

1.7\,77

1119

zinc (liquid)

6800,00

502,1.0

59,4\

1120

zinc alloy aqtm b69

7140,00

393,30

107,53

1.121,

zinc antimonide (znsb)

6300,00

272,00

2,34

1,1,22

zinc ferrite (zno.fe2o3) (pr, frd,

5330,00

585,80

4,02

1123

zine oxide (zno) (prsd, fired, 100 d)

5630,00

493,70

27,20

1,1,24

zinc sulfide (zns) (cubic crystal)

4100,00

472,80

25,94

1125

zine-aluminum alloy astm

6600,00

418,40

172,97

1726

zinc-aluminum-copper alloy
astm ?5

6700,00

418,40

L08,7B

15

23

ac)

LAMPIRAN 419
Rho

NO

NAMA MATERIAL

ke/m*3

Ca

I/kg'C

[/sec m"C

1127

zirecon (zro2.sio2) (single crystal)

4600,00

543,90

4,78

1728

zircon porcelain, high

3900,00

595,80

5,86

1129

zirconium

6500,00

284,50

31,38

zirconium alloy 3zi (zr97,all,sn 1.,


mol)
zirconium aiioys zircalloy 2 and 3

6460,00

284,50

8,37

6560,00

292,90

13,81

1.1.32

zirconium beryllide (zrbeL3)

2750,00

1138,00

39,75

1733

zirconium boride (zrb2) (hp,97 pc

5900,00

41.8,40

25,L0

5300,00

460,20

27,61

zirconium boride + mosi2


(boride z)

5200,00

502,10

?0 g')

7136

zirconium carbide (zrc) (hp or snt,


e4d)

6000,00

368,20

5),+,

1,1,37

zirconium llydride (zrh + zrh2)

6300,00

309,60

1E,-11

zirconium nitride (zin) (pr sr

6500,00

384,90

70,16

6800,00

384,90

8,79

5500,00

439,30

2,47

5560,00

456,10

1,95

5080,00

456,1.0

7,59

130

131

den)
L134 zirconium boride + boron (borolite
101 )
1

135

138

BB-e0 d)
1139

zirconium nitride (zrn) (pr sr 93 d)

7140

zirconium oxide (y2o3

1,2,

zr

8)

(e7 d)
L1.41.

zirconium oxide (zioT) (monoc.,


100 d)

1.742

zirconium oxide (zro2 96, cao

6,

e1 d)
7743

zirconium oxide + ti cermet


zt-15-m

5700,00

443,50

6,28

11.44

zirconium silicate (zro2.sic2) (xtal)

4600,00

543,90

4,1.8

1145

zirconium silicate (zro2.sio2)

4600,00

543,90

6,28

(100 d)

42O

LAMPIRAN

Lampiran B.1 Sifat-silal Zal-cair Jenuh


T
0c

Cppkp
kl/kg. oC kg/.s x 10e w/m.s

Cppkp
kJ/kg. oC kg/.s x 10e w/m.s

kg/m3

Karbon dioksida, CO"

Amonia, NH"

10

4,463
4,467
4,476
4,509
4,564
4,635
4,71,4

20

4,798

-50
-40
-30
-20
-10
0

30

40
50

kg/m3

1,703645 0,547
7,755400 0,549
7,749842 0,547

691.,68

1.,84
1,88

679,34

7,97

1,,681349 0,543

635,55

1,716085 0,54

640,1

1.,61.7678 0,547

7,701521. 0,531
1,704038 0,527

1,89 7,708796 0,507


4,999 1.,708794 0,493
5,L7 1.,71.0090 0,476

703,69

2,05
2,78
2,47
3,L4
5
36,4

666,69

626,L6
611,75
596,37

9,7771.42 0,0855 156,34


9,472627 0,1011 11.7,77
9,203076 0,11.76 076,76
8,977304 0,1151 0,32,39

8,702477
8,583240
8,515148
8,489780
7,472625

0,1.099
0,1.045

983,38

0,0977
0,0872
0,0703

860,03

10e w/m.s

ke/m3

926,99

772,57
597,81

580,99
564,33

Lampiran B.1 Sifat-sifat Zat-cair Jenuh

CppkP

0c

kj/kg. oC kg/.s x

10e w/m.s

kg/m3

0c

-40
-30
-20
-10
0
10

20
30
40
50

1,3595 3,224876 0,242 1560,84


7,3607 3,624551 0,235 1536,81
1,361,6 4,098760 0,23 1.520,64
1,3624 4,594444 0,225 1488,6
1,3628 5,081979 0,21.8 7463,61
1,,3636 5,5971.20 0,211
1,,3645 6,088405 0,204

kl/ke.

oC

ke/.s x

Minaak motor

Sulfur dioksida, SO.


-50

CppkP

20
40
60
BO

7438,46

100

1.41.2,57

t20

1,3653 6,601.904 0,1.99 L386,4


1,3662 ,154368 0,1.92 1.359,33

140

1,,3674 7,683352 0,185 1.329,22


1,,3683 8,019135 0,1.77 1299,1

160

1,796
1,BB
1,964
2,047
2,1.31
2,21.9
2,307
2,395
2,483

0,00021 0,747 899,1.2


0,00099 0,745 BBB,23
0,00365 0,1.44 876,05
0,00010 0,74 864,04
0,00023 0,138 852,02
0,00041 0,1.37 840,01
0,00067 0,135 828,96
0,00102 0,133 81.6,94
0,00144 0,1.32 805,89

LAMPIRAN 421
Lam pi ra n B. 1

TOC

S if

at-s i t at Zat-cair J en u h

.,

(t a n j

uta

w/m.s

kg/m3

Air-raksa. Hq

0,1403

10g,go5

9,2

13628,22

0,1394

179,71,43

8.69

11\7q oJ

50

0,L386

129,8638

9,4

13505,g4

100

0,1373

144,2303

10,51

13384,58

150

0,1365

155,5015

11,49

1,3264,26

200

0,1.57

163,901.9

12,34

t3144,91

250

0,1.357

770,2692

1.3,07

1,3025,6

315,5

0,134

190,891.5

14,02

1,2817

20

422

LAMPTRAN

Lampiran 8.2 Sifat-sifat air (Sifat-sifat Zat-cair Jenuh)

Cp

0F

0c

(k]/kg.

32

4,225

1,79

40

4,44

4,208

50

10

Wm.s

ke/m3

0,566

999,8

1,55

0,575

999,8

4,L95

1.,37

0,585

999,2

tr
oC)

kg/m.s

70-3

60
70

1.5,56

4,186

1.,72

0,595

998,6

27,11

4,179

9,8 x 10r

0,604

997,4

80

26,67

4,179

8,6

0,61.4

995,8

32,22

4,1.74

7,65

0,623

994,9

37,78

4,174

6,82

0,63

993,0

43,33

4,L74

6,16

0,637

990,6

48,89

4,174

5,62

0,644

988,9

54,44

4,179

5,13

0,649

985,7

60

4,179

4,77

0,654

983,3

65,55

4,183

4,3

0,659

980,3

71,77

4,186

4,01

0,665

977,3

76,67

4,191

3,72

0,668

973,7

82,22

4,195

3,47

0,673

966,2

87,78

4,199

3,27

0,675

966,7

93,33

4,204

3,06

0,678

963,2

1.04,4

4,216

2,67

0,684

955,1

115,6

4,229

2,44

0,685

946,7

126,7

4,25

2,1,9

0,685

937,2

137,8

4,271.

1,98

0,685

928,1

148,9

4,296

1.,86

0,684

918,0

176,7

4,377

1,,57

0,677

890,4

204,4

4,467

1,,36

0,665

859,4

232,2

4,585

1,,2

0,646

825,7

260

4,731

1.,07

0,61.6

785,2

287,7

5,024

9,51 x l0-3

735,5

31.5,6

5,703

8,68

678,7

90
i00
110
r20
130

140
150
160

170
180
190
200
220
240
260
280
300
350
400
450
500
550
600

LAMPIRAN 423
Lampiran C.l Sifat-sifat Zat-gas, Viskositas Gas ( x 10{ kg. s/m2)
Suhu

HrO

Udara N2 02

H2

Ar

He NO CO CO,

SO,

0c
-100
0

100

200
300
400
500
600
700

800
900
1000
1

100

1200
1300

1400
1500

Suhu
0c

1,205

L,757
2,222
2,63\
3
3,348
3,672
3,979
4,27
4,54
4,8
5,06
5,31
5,56
5,81
6,05
6,29

1,77 1,32 0,63 1,43 7,4 7,22 7,74


1,69 1,96 0,96 2,14 1,Bg 1,3 1,68 1,39
2,73 2,5 1,05 2,75 2,3L 2,34 2,15 1,85
2,52 2,97 1,,22 3,28 2,69 2,79 2,56 2,26
2,98 3,4 1,39 3,76 3,04 3,L9 2,93 2,62
3,2L 3,B 1,54 4,21 3,36 3,56 3,27 2,95
3,52 4.77 7,69 4,63
3,92 3,59 3,27
3,8L 4,52 1,83 5,02
4,25 3,Bg 3,56
4,08 4,86 1,96 5,4
4,57 4,L8 3,84
4,34 s,L8 2,09 5,76
4,Bg 4,46 4,11
4,59 5.48 2,27 6,1
5,1,7 4,72 4,37
4,84 5.77 2,33 6,42
5,44 4,96 4,62
5,09 6.05 2,45 6,74
5,7 5,2 4,86
5,33 6,33 2,56 7,05
5,9 5,44 5,09
5,57 6.61, 2,67 7,35
6,27 5,68 5,37
5,81 6,89 2,78 7,65
6,47 5,91, 5,54
6,04 7,76 2,Bg 7,94
6,73 6,74 5,76

100

1 a')

7,29

i50

1,+1

7,73

200

7,65

2,L5

250

1,86

2,52

300

2,06

2,97

400

2,4E

3,2

500

1?

315

600

3,31

3,79

700

4,07

800

l,1J

4,34

900

{,:r:

4,59

1000

1a-

4,84
5,08
5,37

5,53
5,75

i-

424

LAMPIRAN

Lampiran C.2 Sifat-sifat Zat-gas, Bilangan Shuterland dan Konduktivitas Kalor


Gas (kcal/m.h.oC)
Suhu

C0,

HrO

N2

253

534

1.04 727

02

Ar

Udara

124

109

0c
S

Berat

molekul
0

200
400

600
800
1000

7200

44,07 18,016 28,076 32


3g,gg1 28,962
0,0131 0,0145 0,0206 0,0212 0,0743 0,021.1
0,0274 0,0287 0,0325 0,0346 0,215 0,0338
0,0407 0,0476 0,043 0,0474 0,0285 0,0447
0,0528 0,0715 0,217 0,0585 0,0328 0,0534
0,0633 0,995 0,0588 0,0683 0,0375 0,0602
0,072 0,1315 0,0642 0,0766 0,0413 0,0655
0,0798 0,77 0,0697 0,094 0,0446 0,0696

LAMPIRAN 425
cr

C
C

\ o
\ \ \
U

ar

cr

cr

cr
c(

f.

cr

t<

v1

.i

(D

J
,6

CL

aL

iU

.ti
G

c)

ca

t.
6

rc\ca c\or

c.

C\

\c

LC

\c

C
N

cC

cC

-+

cc

ct
I

N
(E

=.o
I

=
a
a?
o
L

(E

O
N
rl

$
ro
o\

oo

c.l

ts

o\

-l

I \O

t!

d d

ls

l-r

ro

@
H

l-+r

Z 5 IS

$
N
o
co

\o

N
N
co
N
O
N

ro

c\

.i

o\
N

co
co

ro
C\

co

co

\o
\o

c\

LO

o'\

ro

LO

c.{

O
N

N
O

CO

\o

L'

(a
L'
L'

N
o\
N

F.

C
\c

o
\c
C\

C
C..l

cc

.-i

cr

cr
tr

C\

cO
LO

af

cr

cr

C.

1..

1..

v
c(
.\
oc

a\

\c

v
C
o
C\

rc

\c

C\l

\o

t
O
c\
O

O
..t
O

N
o\

N
LO
O

\o
N
N
O
\o
\o
\o
N
O

@
@

rf

C\
O

C
\c
LC
N

-+1

\o
C\

co
LO

N
O

aO

N
N

O
co

o\
N
O
N
N
f-..
N

O
o\
o\
\o
N
O

CO

N
N

ro

c.{

co.

co

@
o.l

O
ro

rf

N
o\
N
N
O

c(

.+
trC\

C\

=J

\c

o
cc

\c

cl

C
N

c.l

a\

N
\o
a\

rf

c.l

N
o\
O

\o

co

co
co

O
LO

o
o\

N
O

N
O

L.-

ro

o\
O
N
O

t\

c>

co

t.

C
Fl

.+
=t

cl

s.r

\C

o
d

o
o

LO

.f,

11.

o\

O
N
N
N
tri

N
o\
\o
a\
O

tr
C.

c\
o(

\!
o

c.

cx
C.

C\

CC

N
N

C\

c\

C
F..

c\
C
C\

o
C

cr

6
C

C\

N
C

C.

=+

o,

vco
cc
q

aa

c.,

tr.

$
N

L'

(a

a'.

cc

_-

-4.

Lr)

T,

al

(-..t

d
N

c..l

\o
N

r<

.$
H

co

c\
O

\
O

a.l

N
N
N

o\
N

o
ao

C
ro

\o
\o
o\

N
O

"*'
co

rf

co.

o O

o,

cr

N
al

a\

N
N

*
q c.i

o?

c\

vl
O
N

N
$ \o co
o\ o\
c\ c\ N

C\
O

co

C\

cc

co

c.t

t.
C

N
o.
N

c(
a\

\r

C
c\
c\

L-.

C.

{ { { {
C C C

a
e
O o

cr

cr

rc

El

cr

N
C

o\
O
Fi
c{
O

o\
o\
N
O

cr

Fl

c.

t
O

f-.

\c
N
c]
C

cr

C.

{C {C

LC

c!
C
\c

\o

cr

$
C

C\

co
o
o
C\ o.l

cr

c(

a\l

\o
@
N
O

N
O

c(

o
q

C\

cr

vc(

c\

.+

O
O

C.

vc.{ rc
q

c
c

Ll]

o'\

f'

c.

-+r

,c

(...l

\(

c(

o\

c,

f.-

c(

cr
cr

C'

c(

cr

\{

cr

cr

cc

ar

cr

c
v
C

f.
o

cx

cr

N
o\

L.

!
!

\ \

F.

c(

a
f.

C\

\o

c.{

C\

cO

f.

cr

O
\o
o{
O

LO

LO

c\

C
vr
o\

t.
o

cO

i i i i

LO

cO

c!

LO

o\
-i'
N
O

=d'

\c

N
C

cr

C..l

\o
il

\c

cr

LO

n n

D.

f'

q n .! n n
c C C
O C C

o\
\o
.1
O
@

q n
C

l+1

alcrl

ca

LO

\c

\c

c.l

cr
c(

:\G

o)

c.

c\

o
\c
o

c)

l.r
cr

ar

LT

.'

c\

LC

c(

c(

c.

o
a

C.

t.

c\

(a

cr

C
LT

6
C

L.

a.

=+

.l<

o
a

D.

i
O

t-J

L.
ct

cC

(.

\c

o
t
\ tr\ \

ro

o
(D

aa

c.

LT

vi

c)
O

c...,1

\o

e co
O o

\o
\o
O

co

N
O

N
O

LO

ro
co

co

(>

o.l

o\
\o
N
O

co

N
O
N

N
co
N
O

ca

\o

ro

co
co

co
co
co

rf

=+

ac

c'l

Fl

co

co

O
c.l

co

CO

co

\o
O
co

a
co

@
O

co

rt
r.
r!
'll

lo
lo.
l.o
I .\l

ls

.$

$
$
N

CA

vr

N
O

Ll)
LO

N
O

\o
N
O

O
O

ro

ro
\o
\o

-s
S

tr)

o\

N
O

N
N
O

N
N
O

o't

C
O
\o

O
O
N

O
O

O
O
o,

co

N
O

N
\o
N
O

co
c-l

o\

o\
N
O

O
O
ri

O
N

O
O

o O
o

rf

rf

o\

C{

CO

ro

o\

a.l

\o
o\
@

o?

<ti

<'l

Fl

co

^l

co

O
C>
N
rl

O
O

O
O

LO

co

'6.
E

5
(n

rr
o-

O
O

o
c{

O
O
CO

-d1

ro

O
O

co

<''

LO

O
O
\o

O
O
O
N

a
N

,/

426

LAMPIRAN

N
-1
Fl

N
O

rr
\o

o\

N
N

N
N

<tl

co

ro

LO

o
dl

C)

o\

tr-

co

-1
ro

Lo

-1
Lo

LO

rl
Lo
N

rl
@
N

\o

<r

<'l

rf

co

cO
cO

F(

=1,

-+

vl

\o
N

co

co

wl

.tl

\o

N
O
O

\o
O
O

\o

tr\
cO

rf
@
ri

CO

co

N
N
ri

LO

rl

\o
LO
ri

CO

(\

co

co
co
co

c.l

<'r

N
o\
o\

N
O

\o
@
o\

co

co

C{

co
co
co

cr)

N
N

co
co

\o
N
o,
N
O

vl

CO

o\
\o
o\
N

<1

LO

co

N
\o
o\

c\l

co
.+'

cO

ro

co
co

cO

v'
o
$1
.O
cO

c{

o o

o\
O

CO

co

cO

LO

o\
N

o\
\o
dr
N
O

\o

.tl
N

a.l

F(

<'1

\o
co
$
N

N
O
o.t
N
O

LO

N
N
$

o\
N
O

\o
LO
O
LO

CO

co

co

rl

N
o\
rf

co

cO

cO

-ii

o\
O

\o
r.)
o\
N
O

\o
o\
N
O

$
@
o\
N
O

N
o\
o\
N
O

N
O

\o
rf
o\
N
O

tr

(g

c.l

N
N
O

<r

o\
N
O

N
O
@

O
N

O
N
N

v]
.t'

O
O

co

rl
O
@
N

tr

(E

\o
O
O

o
(n

5E')
=\
(E

.!<

<r

o
tt)

c.l

dl
ri
N

,:<

,6

rl

c.l

co
co

co
co

\o

CL

co

rO

<'
N
O
@

o
(g
E')
I

rf

ro
Fl

N
O
o'\

co

LO

LO

N
O

N
O

N
O

N
O

\o
N
dl

\o

-l
<,'

o\
\o
ri

co

rr

r'1

\o
N
rf

O
$

o\

ro
ro

c-.1

<1

co

cO

CO

cO
cO

<''

cO

cO

CO

co

N
o\
O

\o

ro

CO

cO

co

cO

ro

ro

cO

co

LO

CO

O
rl

ri

ro

co
co

O
N
r{

"$1

co
co

rl

co

\o

co

co

co

co

.t'

co

\o
O
-tl

\o
rl
O
.+1

.+'

C)
co

(g

=o
I

(!

1S

Li

zx

ro

\o

vl

\o

o.l

co

.o
O

co

-1
cr)

rf
@
N

\o
@
O

co

dr

rl

N
O
rf

<,t

O
O
\o

O
O
N

O
O
@
N

c>

O
O

il

dl
rl

co

rl

co

=
a
a?

o
tr

(E

6
ti(g

<1

ta)

\o
\o

cO

cr)

cr)

o
O

O
O

O
O
d'
N

\o
N
O
O

CO

o\
co

co

$
rf

co

\o
@
N

.=

o.
E

(g

!-_

t']y

N
..l

co

O
O

ro
N

c{

c.l

O
N

o
co

LAMPIRAN 427
Lampiran D. Konstanta Fisika

ft
1 lb
g.
1 gal
1 Liter
1

= 0,30480610 m

453,5924277 g

= 9,80665 m/s2
=

231. in3

= 0,001 m3
= 0,13368055

atm

1 mm

ft3

= 101325 N/m'
= 3,785472 x 10-3 m3

Hg = (1/7$0) atm
= 3,785412liter

= 733,3324 N/m'
T

(0oC)

K
Keterangan:
go
= 8,31.439 t 0,00034
= Standar gravitasi
abs.joule/derajat.mol atm = Standar tekanan
= 273,15 + 0,010

atmosfir

= 1,98719 + 0,00013
cal/derajat mol

mm.Hg (tekanan) = Standar


milimeter
air raksa

= 0,0820567 + 0,0000034
liter. Atm/derajat.mol

int
abs

= Internasional
= Absolut atau mutlak

= Konstaiita gas

= (6,02283 x.0,022) x

1023

perlmol

= (6,6242t0,0044) x

joule.sec
',

I.T
int. Watt /jam
= 4,18605 int. joule
= 4,18674 abs. joule
= 1,000654 cal
= 4,184 abs. Joule
= 4,1833 int. joule

1023

1 I.T.cal = (7/860) = 0,001.1.6279

cal

=BilanganAvogadro
= Konstanta Planc
= Intemasional tabel
uap

cal
Btu

= Termokiniia kalori
= I.T British Thermal

Unit

lb (berat) = Berat 1 lb pada


gravitasi standar

428

LAMPIRAN

in
atm
= U.S inch
0,0412929 t 0,0000020 ft
= U.S foot
(1 ft = 12 in)
liter. atm
lb
= Pound
= 1,8 Btu/lb
= U. S gallon
= 25L,9961.T calgal

1l.T cal/g
1

Btu

41,,2929 cm3.

0,29301.8

int. watt. jam

= 252,16L cal

t hourse Power

:;l^Z:X,ff'::f""
754,70 abs.watt

in

= (1/0,3937) = 2.54 cm

LAMPIRAN 429
Lampiran E. Faktor konversi dari unit lain ke unit Sl

Kuantitas

Unit lain

Unit SI

Pania

ft

km

Faktor Konversi

ln

x 10-1
2,54 x 1.01

lrl

2,54

3,048

2,54

1.01

3,048 x

Volume

mi12

km2

2,589988

acre

ha

4,046856

l-ra

m2

1x10{

m2

8,361,274

x 7rt

ft2

m'?

9,290304

in2

mm2

6,451.6

acre.

ft

m3

x lQ:
1,233482 x i

m3

in3

cm3

1,638706

Btu/lbm

kI

/ks

7,6+551e

kJ/

4,18-1

calllbm

I/k

9,224111

Btu/

kJlm'

3,725895

callml

MIlm'

4,784

cal / ml
kcal/m3

kJlm'

4,784
4,184

ft3

'-

2,326000

cal

x i0

x l0'

(basis-padat dan cair)

Nilai kalor, enthalpy


(basis

Entlirophy

spesirik

Kapasitas kalor spesirik


(basis massa)

Kapasitas kalor
(basis mol)

1,'

ft3

asis masa)

Nilai kalor, enthal

x 70'

.
2,8316E1 . ,

m3

Nilai kalor, enthalphy

101

kTlm3

0R) kJl(ksK)
call(g.K)
kIl(ke, K)

701

Btu/(lbm.

4,1868

tcwh/(kg.oC)

4,t84
3,6 x 101

k]/(kg, K)

oF) kJlft p, K)
oF)
K)

Btu/(Ibm.

4,j.86

kcal/(kg.

4,184

spesifik Btu/(Ib.mol.0F) kll(kmol. K)

4,1g6g

430

LAMPIRAN

Lampiran E. Faktor konversi dari unit Iain ke unit Sl (laniutan)

Kuantitas

Unit lain

Unit SI

Faktor Konversi

Temperatur

0R

5/e

0F

0c

oF

K,

atm

Mpa

1.,01,325

kpa

1.,01.325

bar

1.,01.325

Mpa

1,0 x 10-1

kPa

10

MPU

6,894757

10-3

bar

6,994757

10-2

kPa

3,37685

kPa

2,4884 x 10-1

kPa

180638

lbf / ft2 (psf)

kPa

4,788026

mHg

Pa

x 10-2
7,33324 x 10-l

bar

Pa

1,0 x 10-1

dvn/cm2

Pa

1,0 x 10-l

Lbm/ft3

kelm3

1,601846

g/

ks,/m3

1,0 x 103

m3/ks,
kg/s

x
4,535924 x
7,559873 x
1.,259979 x
7,865791. x

10-2

x
x
x

10-3

10-3

Beda

Temperatur

Tekanan

bar
mmHg (0oC)
= torr
pmHg

(OoC)

p bar
cmH.O

Densitas

Volume

(4oC)

(0oC)

cm3

ft3/lbm
(basis massa) lbm/s

spesifik

Laju aliran

Laju aliran
(basis volume)

Laju aliran /

Area

oc

Ibm/min

ksls

lbm/h
ft3 /h

ks,/

/9 (oF-32\

5/g

m3/s

x L0-i
x 1.02

102

ft3lmin

4,71.9474

ft3/s

dm3/s

2,831685

7,865791.

ft'z)

kgl(s.

m')

Ibm/(s.

ft'z)

kgl(s. m')

6,242796

L/s
dm'/s

lbm/(s.

10-2

101

10-1
10-3
10-a
10-6

10-1
101

4,882428

(basis massa)
1.,356230

LAMPIRAN 431
Lampiran E. Faktor konversi dari unit lain ke unit Sr (lanjutan)

Kuantitas

Unit lain
ft3

/ (s. ft2)

ft3l(min.
Energi,

Keria

Unit SI

ftr)

therm
hp.h

Energi
Usaha

permukaan
impak spesifik

2,930777

kI

2,684520

5,06 x 10-3

7,456999

x 105
x 701
x 703
x 10-'

2,647780

1,055056

3,6 x 103

Chu

kJ

1,8991.07

kwh

5,275280

kJ

1,055056

KWh

2,9307171

kcal

kI

4,194

cal

kI

4,184

fl.lbf

kl

1,355818

kI

1,0

kI

4,214011

erg

1.,0

kgf.m

9,806650

cmz
(kgfm)/cm,

m2
J/r z

9,g06650

(Ibf .fl) /in2

J/cmz

2,1,01522

tr
Btu/s

kw

3,516953

kw

1,055056

hhp

kW

7,46043

(Ibf .ft2) /

Energi

m/s
m/s
kI
kwh

kwh
ch.h atau CV.h kI
kwh
kJ

Btu

Energi Kerja

Faktor Konversi
3,048 x 10-1

s2

erg/

mJ /

(hiyd horse power)


hp (electric)
KW
hp[(550, t,lbfls)]

kW

ch atau CV

KW

Btulmin

KW

(ft.tbf) /

KW

x
x

103

x 10r
x 70t

70-3

10-3

10-5

x
x

10-3

10-3

10-7

1.,0

7,46 x

10-3

10-1

1,0-1

x 10-l
7,354999 x 10-1
1.,758427 x L0-'
1,355818 x 10-3
7,456999

432

LAMP!RAN

Lampiran E. Faktor konversi dari unit lain ke unit SI (lanjutan)

Unit lain
kcal/h
Btu/h
(ft.lbf)/min

Kuantitas

Usaha/area

Kecepatan

Faktor Konversi

1,1622222

2,930711

Btu/(s.ft'?)

kW/m2

cal/(h,cm2)

kW/m'z

Btu/(h.fl'z)

kW /m2

x 10-1
2,259697 x 10-2
1,135653 x 101
1,L62222 x 10-2
3,1. 54597 x 10-3

knot

km/h

1.,852

mi/h
fl/ s

km/h
m/s

3,048 x 10-1

cm/s

3,048 x

m/s

5,08 x 10-3
8,466667

inlmin

mm/s
mm/s
mm/s

r/rnin

r/s

ft/nin
ft/h

Kecepatan

SI

Unit

in/

7,609344

101

10-2

2,54 x 101

Momentum

(lbm.ft)/s

(ks.m)/s'

Caya

ksf

x 10-r
1,666667 x 10-2
1,0471.98 x 10-1
3,048 x 10r
3,048 E x 10-1
1,047198 x 10
1,382550 x 10-1
9,80650 x 10-1

tbf

4,448222

dvn

mN

1,0

N.m

9,806560

(lbf.in)/in

N.m

1,355818

ksf /m

N.m

1,2129848

lbm.ft2
kgf /mm2

kg.m'
Mpa

lbf /ft'?(psi)

Mpa

bf / ft2

kPa

lbf /inz

kPa

Frekuensiputaran

rad/s

m/s2

ft/s2

Percepatan

cmf

rpm/

Momen lentur,

Momen inersia
Tegangan

torsi

(lbf

fl)/in

rad/

s2
s2

4,233333

10-2

10-1

4,21.401.1.

x 10-2

1,378951.

101

x 10-3
4,788026 x 10-2
1,0 x 10-1
6,894757

LAMPIRAN 433
Lampiran E. Faktor konversi dari unit lain ke unit Sl(lanjutan)

lain

Kuantitas

Unit

Diffusivitas

ftz/s

SI
mz/s

m2/s

mm2,/s

Tahanan

kalor

Fluks kalor

Konduktivitas

terma

Unit

Faktor Konversi
9,290304
1,0

x 10-2

x 106

(0C.m'z.h)/kcal (K. m')/


(kw)

8,604208

102

(oF.ftr.h)/btu

(K. m')/
(kw)

1,767702

1,02

Btu/(h.ft2)
(cal.cm)/

kW/m2
W/(m. K)

3,154591

10-3

w/(m. K)

t,730735

(kJ.m)/

6,230646

4,L84

102

(s.cm2.oC)

(Btu.ft)/
(h.ftr.

oF)

(h.m'z.K)

(kcal.m)/

w/(m.K)

1,1.62222

W/(m.K)

1,442279

x 10

W/(m.K)

1,1.62222

(h.m'z. oC)

(Btu.in)/

(h.ftr.oF)

(cal.cm)/

10-1

(h.cm2.oC)

Koefisien
kalor

perpindahan call(s. cm2.0C) kW/(m,K)


Btul/

(s.ft2.oF)

call(h.ft'z.oF)
Btu/(h.ft'?.oF)

Btu/(h.ftr.oF)
kcal/(h.ft'?.oF)

Permukaan dyrr/s
(lbf.s)/in'z
Viskositas dinamik

kinematik

x 701
1,762222 x 10-2
kw/(mr.K)
5,678263 x 10-3
kw/(m,.K)
5,678263 x 10-3
kW/(m'.K) 1,1.62222 x 10-3
6,894757

Pa.s

4,788026

(kef.s)/m'z

Pa.s

9,806650

lbm/(ft.s)

Pa.s

7,4881,64

(dyn.s)/in2

Pa.s

cP

Pa.s

1,0E-01
1,0E-03

m2/s

9,290304

(Lbf .s)

ft2

/s

/ ft'z

701

2,044775

mN/m
Pa.s

Tegangan

Viskositas

kW/(m2.K)
kW/(m'.K)

4,L84E x

x 10-3
x 1.01

10-2

434

LAMPIRAN

Lampiran E. Faktor konversidari unit lain ke unit St(tanjutan)

Kuantitas
Permeabilitas

Fluks termal

Unit lain
in2/s

Unit SI
mm'/s

6,4516

darcy

pm2

9,869233

milidarcy

pm2

9,869233

Btul(h.ft'z)

/mt

3,752

Btu/

/m2

x
4,184 x

(s.ft'?)

cal(s.cm2)

u_

W /m2

Faktor Konversi

1,135

702

x
x

104
104

10-1
10-a

a
i

Z NVHIdIAIVI

TABEL

Tabel A1
Daya Emisi Permukaan Benda Hitam

Tabel ,{2
Total Emisivitas dari Beberapa Material

Tabel B1
Katalog Faktor Pandang

LAMPIRAN 437
TABEL A1 : Daya Emisi Permukaan Benda Hitam
nAT

Kl
1000

\/nT
(cmr/K

Eb^/A3T

/m'im

10.0000

0.02110

f (nAr )

Eb,1/A375

Ks]
10-11

[W/m2 cm-t
0.00211

Ks

10-8

0.00032

9.0909

0.04946

1200

O.JJJJ

0.09329

1300

7.6923

7.1429

0.75724
0.23932

0.02657

1400
1500

6.6667

0.33631

0.07567

0.00432
0.00779
0.01285

1600

6.2500

0.44359

0.1 1356

0.01.972

7700

0.55603

0.76069

0.02853

0.66872

0.21,666

0.03934

0.77736

0.28063

0.05210

0.87858

0.35143

0.06672

0.96994

0.42774

0.08305

1,.04990

0.50815

0.1 0088

1.71768

0.591.25

0.12002

2900

5.8824
5.5556
5.2632
5.0000
4.7619
4.5455
4.3478
4.7667
4.0000
3.8462
3.7037
3.5714
3.4483

3000

J.JJJJ

7.28245

3100

7.27242

1.22280

0.29576

1..25702

1,.2871,9

0.31809

1,.2371,1,

7.34722

0.34009

3400

3.2258
3.7250
3.0303
2.9412

1,.21,352

1.49283

0.36172

3500

2.9571,

1,.1,8695

1,.45402

0.38290

3600

2.7778

1.15806

1.50084

0.40359

3700

2.7027

1.12739

1,.54340

0.42375

3800

2.631,6

1,.09544

1.58181

0.44336

3900

2.5641

1,.06261,

1,.61,623

0.46240

4000

2.5000

1.02921

1,.64683

0.49085

4100

2.4390

0.99571

1.67380

0.49872

4200

100

1800
1900
2000

2100
2200

2300
2400
2500
2600
2700
2800

3200
3300

0.00586
0.01343

0.00091

0.00213

0.04691,

7.7731.4

0.67573

0.14025

7.21659

0.76037

0.16 i 35

1.24868

0.8441,1,

0.18311

7.27029

0.92604

0.20535

1,.28242

1,.00542

0.22788

1,.2861,2

1,.081,62

0.25055

10-11

7.1.5420

10-8

0.27322

2.391,0

0.96220

1.69731

0.51,599

4300

2.3256

0.53267

2.2727

1.73475

0.54877

4500

2.2222

0,92892
0.89607
0.86376

1.71758

4400

1,.7491,2

0.56429

438

LAMPIRAN

Tabel : Daya Emisi Permukaan Hitam (Laniutan)


nhT
K

\/nT
(cmr/K

E.on'/AJT,

Eb^/A3Ts

f (il.r)

4600

2.1739

/m2 im Ks
0.83212

4700

2.1,277

0.801.24

1.76994

0.59366

4800

2.0833

0.771.17

1.77678

0.60753

4900

0.74197

1.,781.46

0.62083

5000

2.0408
2.0000

0,7'1.366

1.7941,6

0.63372

5100

1.9608

0.68628

1,.78502

0.64606

5200

1,.9231,

0.65983

1.78419

0.65794

5300

1.8868

0.63432

1,.781,81,

0.66935

5400

1.8519

0.60974

1.77800

0.68033

5500

1.8182

0.58608

1.77288

0.69087

5600

1.7857

0.56332

1.76,658

0.70101

5700

7.7544

1.75919

0.71076

5800

1,.7241.

0.54146
0.52046

1..75081.

0.7201,2

5900

1.6949

1.74154

0.7291,3

6000

1,.6667

0.50030
0.48096

1..731.47

0.73778

6100

1..6393

0.46242

1.72066

0.7461.0

6200

1.61.29

0.44446-

1,.70921

0.7541,0

6300

1,.5873

0.42760

1,.6971,6

0.761,80

6400

L.5625

0.41128

1.68460

0.76920

6500

1.5385

1..671,57

0.77637

6600

1,.51,52

0.39564
0.38066

1.65814

6700

1,.4925

0.36631,

1,64435

6800

1.4706

0.35256

1,.63024

6900

1.4493

0.33940

1,.61,587

7000

1.4286

0.32679

71,00

1.4085

0.31.471

1.58548

7200

1.3889

0.30315

1,.571,52

0.783L6
0.78975
0.79609
0.80219
0.80807
0.81373
0.91918

7300

1,.3699

0.29207

1,.55644

0.82443

7400

1,.3514

0.291,46

1,.541,26

0.82949

7500

1.3333

0.271,29

1,.52600

7600

1.3158

0.26155

1,.51.069

7700

1.2987

0.25221

1.49535

7800

1.2321,

0.24326

1.48000

10-1r

/m'cm-1 K

1..76078

0.57925

1..601.27

10-8

7900

1.2658

0.23468

1.46465

8000

1.2500

0.22646

1.44933

0.93,436
0.83906
0.84359
0.84796
0.85218
0.85625

8100

1,.23.46

0.21857

1.43405

0.8601,7

LAMPIRAN 439
Tabel : Daya Emisi Permukaan Hitam (Lanjutan)

E.0n'/AJT,
lW /m2 cm-i K3I

f (nAr )

0.21101

1,.41,882

0.86396

1.2048

0.20375

1,.40366

8400

1.1905

0.19679

1.38857

0,86762
0.87115

8500

1,.1,765

0.190L1

1..37357

0.87456

8600

1.1618

0.18370

1.35866

0.87786

8700

1.1.494

0.L7755

1.34385

0,88105

8800

1..1.364

0.171.64

L.3291.6

0.89473

8900

1,.1236

0.1.6596

1.31458

0.8871.1,

9000

1,1111

0.16051

1.30013

0.88999

9100

1.0989

0.15527

1.28580

0.89277

9200

1.0870

0.15024

1.271,61,

0.89547
0.89807

\/nT

Eb^/A3T

(cm-l/K)

[W/m2 im

8200

7.2195

8300

nAT

mKI

K5]

9300

1,.0753

0.1.4540

1.25755

9400

1.0638

0.1.4075

1..24363

0.90060

9500

1.05f6

0.1.3627

1..22995

0.90304

9600

7.041,7

0.1,3L97

1..21622

0.90541

9700

1.0309

0.12783

1..20274

0.90770

10,000

1.0000

1.1.8941.

1.0,200

0.9804

1.1.3759

0.90992
0.9i813

"1.0,400

0.961.5

1..L1.260

0.921,88

10,600

1,.08822

0.92540

10,800

0.9434
0.9259

1,.06446

0.92872

11,000

0.9091

0.11632
0.10934
0J.0287
0.09685
0.09126
0.08606

11,200

0.8929

1.04130

0.93184

0.08121

1.01.874

0.93479
0.93758

11,400

0.8772

0.07670

0.99677

11.,600

0.8621.

0.07249

0.97538

0.94021,

11,800

0.8475

0.06856

0.95456

0.94270

1.2,000

0.8333

0.06480

1.2,200

0.81.97

0.061.45

0.91458

0.94728

1.2,400

0.8065

0.05823

0.89540

0.94939

1,2,600

0.7937
0.781.3

0.87674
0.85858

13,000

0.7692
0.7576

73,400

0.7463

13,600

0.7353

13,800

0.7246

0.94392
0.82374
0.80702
0.79076
0.77493

0.95509

73,200

0.05522
0.05240
0.04976
0.04728
0.04494
0.04275
0,04069

0.95139

72,800

10-11

0.9430

10-8

0.94505

0.95329
0.9s680
0.95843
0.95998
0.961,45

44O

LAMPIRAN

Tabel : Daya Emisi Permukaan Hitam (lanjutan)


nLT

\/nT

lpmKl

(cmr/K)

14,000

0.7143

0.03875

14,200

0.701,2

0.03693

74,400

0.6944

0.03520

14,600

0.6849

0.03358

14,800

0.6757

0.03205

15,000

0.6667

0.03060

1.5,200

0.6579

0.02923

15,400

0.694

0.02794

15,600

0.6410

0.02672

15,800

0.6329

/m2 im

f (nAr

Eb,1/A3Ts

Ks

/m'cm-'

K3]

16,000

0.6250

0.02556
0.02447

76,200

0.6773

0.02343

16,400

0.6098

0.02245

1.6,600

0.6024

0.021,52

16,800

0.02063
0.01,979

0.571,94

0.97765

0.01899

0.56186

17,400

0.5952
0.5882
0.5814
0.5747

0.75954
0.74456
0.72998
0.77579
0,70798
0.68853
0.67544
0.66270
0.65029
0.63820
0.62643
0.67496
0.60379
0.59290
0.58228

0.01823

0.55202

1.7,600

0.5682

0.01.751,

0.54243

17,800

0.5618

0.07682

0.53308

0.97834
0.97899
0.97962
0.98023

18,000

0.5556

0.01.61.7

0.52396

0.98081

18,200

0.5495

0.01555

0.51506

0.98737

18,400

0.5435

0.01496

0.50638

0.981.91.

18,600

0.5376

0.01.439

0.49790

0.98243

1B,BOO

0.5319

0.01385

0.48963

0.98293

19,000

0.5263

0.01334

79,200

0.5208

0.01285

0.47367

0.98397

79,400

0.5155

0.01238

0.46597

0.98431.

79,600

0.5102

0.01193

0.45845

19,800

0.5051

0.01151

0.45111

20,000

0.5000

0.01110

0.44393

21.,000

0.4762

0.00931

0.41,043

22,000

0.4545

0.00786

0.38049

0.98474
0.98515
0.98555
0.98735
0.98886

23,000

0.4348

0.00669

24,000

0.4767

0.00572

25,000

0.4000

a.00492

0.35364
0,329,8
0.30767

1.7,000

17,200

Eb^/A3T

10-11

0.48155

0.96285
0.9641.8

0.96546
0.96667
0.96783
0.96893
0.96999
0.971,00

0.97796
0.97288
0.97377
0.97467

0.97542
0.97620
0.97694

10-8

0.98340

0.9901,4

0.99123
0.99217

LAMPIRAN 441
Tabel : Daya Emisi permukaan Hitam (Lanjutan)

\/nT

Eb^/A3Ts

E.u4'/A375

f (nAr )

(cm-1/K)

lWlm'im

[W/m2 cm-t

0.3946

0.00426

0.28792

0.99297

0.3704

0.00370

0.26999

0.99367

0.3577

0.00324

0.25366

0.9912ct

0.3448

0.00284

0.23875

0.994E1

0.3333

0.00250

0.2251.0

0.9952ct

0.3226

0.00221

0.27258

0.99571

0.3725

0.00196

0.20706

0.996Ct7

0.3030

0.00175

0,1.90.45

0.9961i

0.2941

0.00156

0.1 8065

0.9966Y

0.2857

0.00140

0.1,715B

0.9969

0.2778

0.00726

0.16317

0.2703

0.00113

0.15536

v.)/t

0.2632

0.00103

0.14810

0.er: : "

0.2564

0.00093

0.14732

0.99r-:

0.2500

0.00084

0.13501

0.vv-:l

0.2439

0.00077

0.1291.0

0.v,9r

26,000
27,000
28,000
29,000
30,000
31,000
32,000
33,000
34.000
35,000
36,000
37,000
38,000
39,000
40,000
47,000
42,000
43,000

0.2381

0.00070

0.12357

0.9yS1-

0.2326

0.00064

0.1 1839

0.99,r3

11,000

0.2273

0.00059

0.1 1352

0.99E.+:

45,000

0.2222

0.00054

0.10895

0.99S

46,000

0.2174

0.00049

0.1,0461

0.99E61

47,000

0.2128

0.00046

0.10059

0.99E6c)

48,000

0.2083

0.00042

0.09677

0.99977

49,000

0.2047

0.00039

0.09315

0.99884

50,000

0.2000

0.00036

0.08974

0.9989A

.997 1>
1

51

442

LAMPIRAN

TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material

Temperatur
o(

A. Metals and their oxides


Aluminium
Pelat dipoles sangat licin,
kemurnian 98.3%
Pelat komersial (dijual di pasaran)
Dipoles kasar
Pelat kasar
Dioksida pada suhu 6000 C
Teroksida berat
Aluminium oksida

Al-permukaan dipoles
Aluminium paduanb
Paduan 75 ST : A, Br,

225-575

Pelat gulung, permukaan alami

ts\-

0.039-0.057

100

0.09

100

0.18

40

0.055-0.07

200-600

0.11-0.19

95-500

0.20-0.31

275-500

0.63-0.42

500-825

0.42-0.26

40

0.216

25

Paduan 75 ST : A'
230-480
Paduan 75 ST : 8,"
230-425
Paduan 75 ST: C'
230-500
Paduan 24 ST: A, Bt,
25
Paduan 24 ST: A'
230-485
Paduan 24 ST : B,'
230-505
Paduan 24 ST: C'
230-460
Permukaan diwarnai, dipanaskan pada suhu 6000 C
Tembaga
200-600
Baja
200-600
Antimony, dipoles
35-260
Bismuth, terang
75
Kuningan
Dipoles sangat licin
73.2% Cu,26.7o/" Zn
245-355
Zn.
Pb,
255-375
62.4% Cu., 36.8o/".
0.4o/o
0.3% Al
275
82.9% Cu, 1.7.0"/o Zn

Dipoles

Total normal
emissivitva

0.11, 0.10, 0.08


0.22-0.1,6

0.20-0.18
0.22-0_15

0.09
0.17-0.15
0.20-0.16
0.16-0.13

0.18-1-19
0.52-0.57
0.28-0.31
0.34

0.029-0.031
0.030-0.037
0.030

100

0.06

40-315

0.10

22

0.06

-.l

LAMPIRAN 443
TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur

['c]
Peiat gulung, digosok dengan batu
22
asah kasar
Plat tumpul
50-350
Dioksida dengan pemanasan pada
200-600
suhu 6000 C
Chromium (lihat paduan nikel untuk baja Ni-Cr)
Dipoles
40-1100

Total normal
emissivitya
0.20
0.22
0.61-0.59

0.08-0.36

100

0.075

BO

0.018

115

0.023

100

0.052

1,9

0.030

22

0.072

Tembaga

Dipoles secara hati-hati dengan


tembaga elektrolit
Dipoles
Komersial diasah, dipoles,
pits remaining
Cornmercial, scraped shiny, not

mirror-1ike
Pelat dipanaskan untuk waktu yang lama,
dilindungi dengan lapisan oksida
25
yang tebal
Pelat dipanaskan pada 6000 C
200-600
Oksida seperti tembaga
800-1100
Tembaga lumer
1,075-1,275
Dow metalb

A,

81, C

0.57
0.66-0.54
0.16-0.13
0.1.5, 0.15, 0.1.2

Ac

230-400

0.24-0.20

B,.

230-425

0.16

C.

230-405

0.21-0.18

225-625

0.018-0.035

25

0.1.9-0.21,

230-BB0

0.55-0.78

230-455

0.60-0.75

230-900

0.62-0.73

230-BB0

0.35-0.55

230-950

0.32-0.51

230-1000

0.35-0.40

murni, dipoles sangat licin


lnconelb
Types X and B: surface A,B2,C
Type X: surface A'
Type X: surface Br'
Type X: surface C'
Typc B: surface A"
Type B: surface Br"
Type B: surface C.

Emas,

25

0.78

444

LAMPIRAN

TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur
oC

Besi dan baja (tidak termasuk baja tahan karat)


Permukaan logam (atau lapisan oksida yang sangat tipis)
Besi elektrolit, dipoles sangat licin
175-225
Baja, dipoles
100
Besi, dipoles
425-1025
Besi. dipoles kasar
100
Iron, freshly emeried
20
Besi tuang dipoles
200
Cast iron, newly turned
22
Besi tuang, dibubut dan dipanaskan
BB0-990
Besi tempat, dipoles sangat licin
40-250
Baja tuang dipoles
770-1,035
Baja lembaran
935-1100
Besi lembaran halus
900-1040
Baja lunakb : A, Br, C
25
Mild steelb: A'
230-1065
Mild steelb: Br'
230-1050
Mild steelb: C'
230-1065
Permukaan yang teroksida
Pelat besi, diasinkan, kemudian
20
berkarat merah
Pelat besi, berkarat
20
Besi, permukaan kelabu gelap
100
Lembaran baja gulung
21
Besi yang teroksidasi
100
Besi cor, dioksid pada 6000 C
200-600
Baja, dioksida pada 6000 C
200-600
Permukaan halus, dioksida dengan
125-525
besi elektrolit
Oksida besi
500-1200
Besi leleh kasar
925-1,115
Pelat baja
Kuat, lapisan oksida kasar
25
Rapat, lapisan oksida terang
25
Pelat tuang, halus
23
Pelat tuang, kasar
ZJ

Total normal
emissivitya

0,052-0,064
0.066
0.14-0.38
0.1.7

0.24
0.27

0.44
0.60-0.70
0.28
0.52-0.56
0.55-0.61
0.55-0.60

0.12, 0.15, 0.10


0.20-0.32
0.34-0.35
0.27-0.31,
0.61

0.69
0.31

0.66
0.74
0.64-0.78
0.79
0.78-0.82
0.85-0.89
0.87-0.95
0.80
0.82
0.80
0.82

LAMPIRAN 445
TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur
oQ

Besi tuang, kasar, teroksidasi


secara kuat
Besi tempa, teroksidasi ringan
Pelat baja, kasar
Permukaan-permukaan lumer
Besi tuang
Baja lunak/ltrmer
Baja, beberapa perbedaan dengan
0,25 - 1,,2"/. C (permukaan teroksidasi
ringan)
Baja
Besi murni

Armco iron
Timah hitam

Murni (99,96%), tidak teroksidasi


Teroksidasi kelabu
Dioksidasi pada 1500 C
Magnesium
Magnesium oksida

Magnesium, dipoles
Mercury
Molybdenum
Filament
Berat, dipoles
Dipoles

Monel metalb
Oxidized at 600"C
K Monel 5700: A, Br, C
K Monel 5700: A'
K Monel 5700: Br'
K Monel 5700: C'

Total normal
emissivitva

40-250

0.9s

20-360

0.94

40-370

0.94-0.97

1300-1400

0.29

1600-1800

0.28

L560-1710

0.27-0.39

1500-1650

0.42-0.53

7520-1.650

0.43-0.40

1.51.5-1,770

0.42-0.15

1520-1,690

0.40-0.,11

1,25-225

0.057-0.075

25

0.28

200

0.63

275-825

0.55-0.20

900-1.705

0.20

35-260

0.07-0.13

0-100

0.09-0.12

725-2595
100

0.096-0.202

0.071

35-260

0.05-0.08

540-1370

0.10-0.18

2750

0.29

200-600

0.41,-0.46

25

0.23, 0.1.7, 0.74

230-875

0.46-0.65

230-955

0.54-0.77

230-975

0.35-0.53

446

LAMPTRAN

TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Materia! (Lanjutan)

Temperatur

['c]
Nikel
Menyepuh perak secara galvanis,
dipoles
Murni (98.9% Ni, f Mn), dipoles
Dipoles
Menyepuh perak secara galvanis,
tanpa dipoles
Kawat
Pelat, dioksida dengan pemanasan
pada 6000 C
Oksida nikel
Nikel paduan
Nikel - krom
Nikel - tembaga, dipoles
Kawat nikrom, terang
Kawat nikrom, teroksidasi
Perak - nikel, dipoles
Nikelin (1.8-32% Ni; 55-68% Cu; 20% Zn)
(teroksidasi kelabu)
Tipc ACI-HW (60% Ni; 12% Cr), halus,
hitam mengikat lapisan oksida secara

Total normal
emissivitya

23

0.045

225-375

0.07-0.087

100

0.072

20

0.11

185-1005

0.0,96-0.1.86

200-600

0.37-0.48

650-1255

0.59-0.86

50-1035

0.64-0.76

100

0.059

50-1000

0.65-0.79

50-500

0.95-0.98

100

0.135

20

0.262

270-560

0.89-0.82

225-625

0.054-0.104

adhesi
Platina

Murni, pelat dipoles


Berbentuk bilah
Filamen
Kawat

925-1,625
27-1,225

0.12-0.1.7

0.036-0.192

225-1,375

0.073-0.1.82

225-625

0.020-0.032

40-370

0.022-0.031

Perak

Dipoles, murni
Dipoles

100

0,052

100

0,074

25

0.21, 0.27, 0.16

230-950

0.57-0.55

230-940

0.54-0.63

230-900

0.51-0.70

Baja tahan karatb

Dipoles
Type 301: A, 82. C
Type 301: A"
Type 30 1: Br'
Type 301: C'

LAMPIRAN 447
TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur
oQ

Type 316: A, 82. C


Type 316: A'
Type 316: Br"
Type 316: C"
Type 347: A, 82. C
Type 347: A'
Type 347: Br'
Type 3.47: C'
Type 304: (8% Cr;18% Ni)
Perak bercahaya, kasar, coklat setelah

25

Total normal
emissivit
0.28,0.28,0.1.7

230-870

0.57-0.66

230-1050

0.52-0.50

230-1050

0.26-0.31

25

0.39,0.35,0.1.7

230-900

0.52-0.65

230-475

0.51-0.65

230-900

0.49-0.64

215-490

0.44-0.36

Setelah 42jam dipanaskan pada 5250 C


Type 310 (25% Cr 20% Ni)

21,5-525

0.62-0.73

Coklat, berbercak teroksidasi


dari dapur api
Allegheny metal no. 4, Dipoles
Allegheny alloy no. 66.Dipoles
Tantalum filament
Thorium oxide

21,5-525

0.90-0.97

100

0.13

100

0.11

Pemanasan

1340-3000

0.19-0.31

275-500

0.59-0.36

500-825

0.36-0.21,

Timah
Besi sepuh timah, berwarna terang
Berwarna terang
Komersial lapisan pelat besi - timah
Tungsten
Filamen, berumur panjang
Filamen
Lapisan yang dipoles

25
50
100

27-3300

0.043,0.064
0.06

0.07, 0.08
0.032-0.35

3300

0.39

100

0.066

Seng

Komersial (dijual dipasaran)


99,1.o/" murni, dipoles
Fioksidasi dengan pemanasan
pada 4000 C
Besi lembaran yang digalvaniskan,
cukup terang
Besi lembaran yang digalvaniskan,
teroksidasi kelabu

225-325

25

0.045-0.053

400

0.11

27

0.23
0.28

448

LAMPIRAN

TABEL 42 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Laniutan)

Temperatur
["C]
Seng, lembaran yang telah digalvaniskan 100

Total normal
emissivitya
0.27

B. Tahan Api, material bangunan-, cat, dan material yang lain


Alumina (99.5-85% AlrOr; 0-1.2'/. SiOr; 0-L% FerOu)

Akibat dari ukuran rata-rata

1010-1565

serat kayu
10 pm
50 pm
100 pm

Alumina on Inconel
Alumina-silica (memperlihatkan
akibat dari Fe)
80-58% AlrOr; L6-38% SiOr; 0.4% FerO,
36-26% AlrOr; 50-60% SiOr; 1..7% FerO,
61,'/o

0.30-0.18
0.39-0.28
0.65-0.45
540-1100

0.65-0.45

1010-1565
0.61,-0.43

0.73-0.62

AlrO.; 35o/, SiOr;2.9"k FerO..

0.78-0.68

Asbes

Papan
Kertas
Batu bata
Merah, kasar, kekasarannya teratur
Grog brick, glazed
Bangunan
Tanah liat tahan api
Batu bata tahan api berwarna putuh
Karbon
Filamen
Pelat kasar

Graphitized
Candle soot
Arang para - dilapisi kaca air
Lapisan tipis pada pelat besi
Lapisan tebal
Arang para, 0.075 mm atau lebih tebal
Arang para, lapisan bijih besar
Lamablack, other blacks

\.=

ZJ

0.96

35-370

0.93-0.94

20

0.93

100

0.75

1000

0.45

1000

0.75

1100

0.29

1040-1405

0.526

100-320

0.77

320-500

0.77-0.72

100-320

0.76-0.75

320-500

0.75-0.71

95-270

0.952

1,00-275

0.96-0.95

20

0.927

20

0.967

40-370

0.945

100-500

0.84-0.78

50-1000

0.96

LAMPIRAN 449
TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur
oC

Craphit, ditekan, permukaan dikikir


Carborundum (87'/. SiC; density
2.3 g/ crn3)
Lantai beton

Total normal
emissivitva

250-510

0.98

1010-1400

0.92-0.81.

Beton kasar
Email, lumeran berwarna putih, pada
baut solder

1000

0.53

3B

0.94

20

0.90

20

0.94

260-540

0.95-0.85

Kaca

Halus
Pirex, timah hitam, soda
Cypsum, dengan ketebalan 5 mm
atau pelat yang dihitamkan

20

0.903

0.966

0.9E5

Es

Halus

Kristal kasar
Magnesit batu tahan api
Marmer, bercahaya kelabu, dipoles
Cet, Lak, Pernis
Email putih dipernis pada plat besi kasar
Lak berwarna hitam, disemprot pada besi
Black shiny shellac on tinned iron sheet

1000

036

20

0.93

72

0.906

25

0.875

20

0.821

Black matte shellac


75-1,45
Lak hitam atau putih
35-95
Flat black lacquer
35-95
Cat oli, 16 perbedaan untuk semua warna 100
Cat aluminium dan lak
L0'/" A1,22'/. lacquer body, on rough or
Permukaan kasar atau halus
100
Other Al paints. varying age and
100
Al content
Al lacquer, varnish binder, on rough
20
plate
Cat aluminium, setelah pemanasan 150-315
pada 3250 C
Lapisan lak, 0.025-0.37 mm
pada aluminium paduan
35-150

0.91.

0.80-0.95
0.96-0.98
0.92-0.96

0.52

0.27-0.67
0.39
0.35

0,87-0.97

450

LAMPIRAN

TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Laniutan)

Temperatur

['c]
Clear silicone vehicle coatings, 0.025-0.375 mm
260
On mild steel
260
On stainless steels. 31'6, 301.. 347
260
On Dow metal
260
On AI alloys 24 5T,75 ST
Aluminum paint with silicone vehicle,
260
two coats on Inconel

Total normal
emissivitya
0.66

0.68,0.75, 0.75
0.74

0.77, 0.82
0.29

Kertas

Putih
Tipis, ditempel Pada garPu atau
pelat yang dihitamkan
Atap
Plester, kapur kasar
Porselen, berkilap
Kwarsa
Kasar, lumer
Kaca, tebal 1.98 mm
Kaca, tebal 6.88 mm
Tidak tembus cahaYa

Karet
Keras, pelat berkilaP
Lunak, kelabu, kasar
Batu pasir
Serpentin, dipoles
Silica (98% SiOr; bebas Fe) akibat dari
ukuran serat kaYu
10 pm

35

0.9s

20

0.92,0.94

20

0.91

10-88

0.91

20

0.92

20

0.93

280-840

0.90-0.41

280-840

0.93-0.47

280-840

0.92-0.68

23

0.94

25

0.86

35-260

0.83-0.90

23

0.90

1010-1565
0.42-0.33
0.62-0.46

70-600 Pm

Karbida silikon
Batu tulis
Arang para, lilin

Air
Kayu
Serbuk gergaii
Kayu oak, diketam
Pohon

150-650

0.83-0.96

35

0.67-0.80

90-260

0.95

0-100

0.95-0.963

35

0.75

20

0.90

70

0.94

LAMPIRAN 451
TABEL A2 : Total Normal Emisivitas dari Beberapa Material (Lanjutan)

Temperatur

["c]
240-500
u

':

Total normal
emissivitya
0.92-0.80

Zirconium silicate
500-830
0.80-0.52
Pada temperatur dan emisivitas terbaca yang dipisahkan oleh sebuah garis
hubung, mereka mempunyai hubungan linear dimana untuk mendapatkan
nilai emisivitas dari temperatur yang diinginkan dapat digunakan
interpolasi linear.
Indentifikasi pada perlakuan permukaan : A, dibersihkan dengan toluene,
kemudian metanol; 8,, dibersihkan dengan sabun dan air, toluene, dan
metanol; B, dibersihkan dengan sabun abrasi dan air, toluene, dan
metanol; C, dipoles, dibersihkan dengan sabun dan air.
Hasil setelah proses pemanasan dan pendinginan diulang.

452

LAMPIRAN

TABEL 81 : KATALOG FAKTOR PANDANG

Elemen bidang differensial dri seriap panjang Z


sampai panjang bidang tak terhingga dari lebar
differensial pada garis sejajar, bidang terdiri
atas elemen yang bukan bidang tangkap.

tF

Ilf

cos

u,_uz
'i
'.

0d

Elemen planar diferensial terhadap diferensi cincin


sejajar koaksial sejajar terhadap elemen.

R=rll
2R
,'tF,.,-=
-, dt_d,

6 + R, 1,

dR

Elemen planar diferensi dan pada keadaan normal


sumbu horisontal cincin ke dalam/terhadap sumbu
cincin diferensial.

dA"

ru

atas permukaan pada silinder sirkuler


kanan terhadap cincin diferensial koaksial pada
dasar silinder

Elemen

di

Z =z

x =L+22
dF.. ,"

dA,

R =rrf r,

lrt,

+R2

=-ffiax
2Z(X -

2R )R dR

Elemen-elemen bidang diferensial pararei dalam


bidang potong.

Y =a lx
dF

ar-az=

Y sin2 qdY
2(1 +Y 2 -ZY cosQ)3/z

LAMPIRAN 453
Bidang dari panjang b terbatas dan dari lebar
diferensial terhadap bidang diferensial dari
panjang yang sama pada garis sejajar yang
dihasilkan.

B
dF

=blr

at-az =tan-1

#r,

Elemen cincin diferensial terhadap elemen ring


dalam piringan satu sumbu.

R =rrf r2, L =llrt


2RL2(L2+R2+1)dR
dFat -d2
UL' +R2 + 1)2 -4R21zlz
Elemen ring di dasar terhadap keliling elemen
cincin pada bagian dalam dari silinder sirkuler
sebelah kanan.

\z-

1\-

dF,. ."=

xlrz,

R =rrf r,

2x(x2 +Rz -t)dx

[(x'+R2

+1)2

-4R']t'

Dua elemen cincin di bagian dalam pada silin.ier


sirkuler sebelah kanan.

X =xl2r
dF

_t

nr-0, _L

##1*,

Elemen planar diferensial terhadap siku-siku


segiempat sejajar normal terhadap elemen pojok
dari siku-siku segiempat.

10

A = a/c,

For-,

1[

z"l

tan

,B
'--.-

,lt+ A'

B = b/c

B-1
*---ptan'

Jt+s'

:l

Al
Jt+n')

454

LAMPIRAN

Elemen planar diferensial terhadap siku-siku

11

segiempat daiam 90" terhadap elemen bidang.

X=alb,
For-.',

12

Y =cfb

1( tan _, 1
Y
-l
'n[

ta".

,1)
'

x\Y,

Elemen planar difernsial terhadap piringan sirkuler

lao^^

rd

pada bidang sejajar terhadap elmen; normal


terhadap elemen melalui pusat pringan.

H =hlr
E_

L dl-z-

H2 +L

Elemen planar differensial terhadap piringan


sirkuler pada bidang sejajar terhadap elemen.

13

H =hla
Z =1+
F

_1[
-rl

Elemen planar diferensial terhadap piringan


sirkuler, bidang datar terdiri atas elemen dan

14

ff^'

r r_,

f,6
A2

piringan yang berpotongan pada sudut 90 derajat; L


lebih besar sama dengan r.

H =hll , R=rll
Z =1+Hz +R2

H[

_t-

2l"tz,

15

-r]

-4r<,

Elemen planar diferensial terhadap silinder sirkuler

sebelah kanan pada penjang dan radius terbatas;

normal terhadap elemen yang melalui ujung


silinder dan tegak lurus terhadap sumbu horisontal
silinder.

L=l/r,
*--'L

H=h/r

LAMPIRAN 455

X=(1 +H)2+L2
Y=(1 -H)2+lz

-ttr

c=

L [r
nH lL
-l-tan

76

_,'-lE?H_tl'_tan-.l H
H
lr1ru+ty

Ju'-1 JxY

LI

.1

E1emen planar diferensial terhadap bola pejai;


normal terhadap pusat elemen melalui pusat dari
bola pefal.

_r--:T------:_tan
L .X-2H.

'il-'^'

,,2

[r
"nr-, -li

77

19"

Elemen planar diferensial terhadap bola pejal; garis


singgung terhadap elemen melalui pusat dari boi:.
pejal.

ht

I
),_g

'a,q

=hlr
1[I tan-'

-nl

18

r
Ju'-1

JH'? 1-,'

H-

Elemen planar diferensial terhadap bola pej.rl;


bidang elemen tidak memotong bola pejal.
rf

0s COS.-

LE dl-2

19

/,2
lr\

=l

lh)

cose

Elemen planar diferensial terhadap bola pejal.

L=llr,

H =hfr

H >1. F..
u L-t^ --

(L'

+H2flz

-7<H <7: For_rni


-rl

456

LAMPIRAN

Elemen diferensial pada bidang longitudinal di


dalam silinder terhadap permukaan silinder.

20

Z =zl2R,

H =hlZR
Z2 -l,)

Frr-r=L+H

(H

-Z)' *l

Elemen diferensial pada bidang longitudinal di


dalam silinder sirkuler sebelah kanan terhadap
dasar silinder.

21

Z =zlr

Z2+2

tE d7-7

Eiemen diferensial pada permukaan dari silinder


sirkuler sebelah kanan terhadap piringan pada
dasar silindet r2 < rr

22

F,1

Z_ zfr1, R=rrfr,
X_ !+zz +R2
ZI x
_)

1- z =

-r]

2l

Bilah diferensial tidak terbatas terhadap bidang


sejajar tidak terbatas dengan lebar terbatas; bidang
terdiri atas bidang potong terhadap sudut o.

Z3

X=xll
F,1

l*o-^('

lK,-"
l,la

-L-,t t

\-z

cosQ-X

2rfi.+X2 -2X cosq

Elemen bila diferensial pada panjang tertentu


terhadap biah panjang yang tidak terbatas dengan
lebar terbatas; melewati bagian dari .A2 (tetapi tidak
tegak lurus terhadap kertas) bidan dari dA1 tidak
memotong 42.

For_2=|sin@r-sin@,)

i{'

i.--_

'\

LAMPIRAN

457

Elemen bilah diferensial pada panjang tertentu


terhadap silinder panjang sejajar tak hingga; r < A.

25

^,^9I

A=alr, B=bfr

dArl

/____i_L

-A

ts,- - =

l.--b........._{

h,AZ

D/

+17

Bidang elemen diferensial terhadap siku-siku

26

segiempat pada bidang 90' terhadap bidang bilah.

X=n/c,

F,t r-t

27

"(_
2
=-!l
nrI Jr +y tan-l

Y=b/c
XY

l1.Y'

. -1 \,
- tan A + --,-

[flfl -r

,lt + x2

Y)
Jl- x'

Bidang elemen diferensial terhadap siku-sikr-r


segiempat pada bidang 90' terhadap bidang bilah.

X=a/b,

Y=c/b

A1

T l-c+{

1[ -,
bt.
"= nIltan

1*Lr'

Y2

y'(x2

+Y2

+11

g2 +t,1x'*Y')
Elemen bilah diferensial terhadap bagian luar dari
silinder sirkular sebelah kanan pada panjang yang
terbatas; bilah dan silinder adalah sejajar dan sama

panjang; bidang terdiri atas bidang yang tidak


memotong silinder.

s- s/r, X=x/r, H=h/r

A_ H2+52+X2_1
B_ H2_52_X2+1.

17

,lA\

4H
2H

'z

,B

COS.:

AJs2 +x2

458

LAMPIRAN

Elemen bilah diferensial dari berbagai panjang di


bagian luar dari silinder terhadap bidang dari

29

panjang dan lebar yang terbatas.


dA,

For-r=i(t *

cos o)

Elemen ring diferensial pada permukaan piring


terhadap bola pejal koaksial.

30

Rr=rrfa

R'r=rrfn

tE_dt-2 -

R;
(1 +

Rf ;a/z

Eleman cincin diferensial di bagian dalam silinder

31

sirkuiar sebelah kanan terhadap piring sirkular


pada bagian akhir dari silinder.

LE11

5T
k-zr-{

ol

,i"
k-zo-d

X =x l2r
Xz +!Z
_
a -

Jxz

_V

+t

Dua panjang yang tidak terbatas, secara langsung


berhadapan sejajar dari lebar yang terbatas.

H =hlw
Fr-z=Fz-t=JI+H'z -H
Dua plat panjang yang tidak terbatas dengan lebar
h dan w yang tidak sama, mempunyai satu ujung
yang sama, pada sudut 90'.

JJ

H =hlw

F." =!(
)\ r* "

-rlr-r')

Dua plat panjang yang tak terbatas dengan lebar


terbatas w, mempunyai ujung yang sama,
membentuk sebuah alur seperti baji dengan
sudut o,.

34

*+

F, "=F..=1-sin

CT,

LAMPIRAN

qP

459

Silinder sejajar dengan panjang tak terbatas dari


diameter yang sama.

X -1 ,

2r

. -r
F. " --l1,(Sln
?i[

36

-x)

-+
x

Dua silinder sejajar tidak terbatas dari radius yang


berbeda.

R=rr/rr,
S=s/rr,
C=1+R+S
F.^

+(R

37

r-

2n tn*

Jc'

- !6l

-(RlF

-1)cos-1?-,o +1)cos-1?-,o + 1),cos-1 44}


C)
Bagian luar dari silinder dengan panjang r.an*

a)

tidak terbatas terhadap tempat yang tidak

^,;i)1

simeteris, siku-siku segi empat sejajar dengan

l_i
2
I FrJ

l.-

-1R + t;'

panjang yang tidak terbatas;

Br=b1fa,

b,-.1

F t-2
38

ffit
F,^

'

39

Bz=bzla

=l2TL'(trr,-ta 1 - tan -rB, )

Identik, sejajar, siku-siku berhadapan

secara

langsung.

X=a/c, Y=b/c

I,^[ (1 + X '11t +v
=nxYl
L+Xz +Yz
I

+Y

r < a.

1+X2tan-1

21

)'''
Y

* xr[l*Y'tun-'

,hir

- X tan-1X -Y

""-o]

Dua siku-siku segi empat terbatas dengan panjang


yang sama/ mempunyai satu ujung yang sama dan
saling membentuk sudut 90".

460

LAMPIRAN

H=h/1, W=w/l

l.-zr_4
1

F."

w tan '
1

t'

"W

+1m

lt++lW

+H

tan -1

L-"1n1*'r^

r)
1 T(1 + nI | *'t, + w 2 +ru') 1*'[,,

+w

-'glV
fl+H2

L(*' I wa;i\)lWl

+W 2)

l''

])

I]

Piringan terhadap piring koaksial sejajar dari


radius yang tidak sama

Rt=

X_
f_

41

Permukaan yang lebih luar dari silinder terhadap


piringan berbentuk gelang pada bagian akhir

silinder

R=rr/rr, L=l/rr,

A=L2+R2-1,
B=L2-R2+1

r_

l t , --

42

8RL

1[ cos -.A
-l,"1 B

2L

fA;lr-- -,
1/-Rl---+cos' B -

AR A sin-'R_ll

Permukaan bagian dalam dari silinder sirkular


sebelah kanan terhadap dirinya sendiri.

H =hlZr
Fr-r =7+H

LAMPIRAN 461

43

Berdasarkan kepada silinder sirkuler sisi sebelah


kanan terhadap permukaan dari silinder.

I@

iL5fi

H =h l2r
F

44

r_,

=r, I

-Hl

Bagian dalam dari panjang yang terbatas, silinder


koaksia sirkuler sebelah kanan terhadap dirinl,a
sendiri.

R=rr/r, H=h/rt

H2 +4Rz

'1-t

4R

JiR'+H:
H

-H +-lt( z
nIo-tan
.

srn -1

H2 +4(Rz -7)-2H2
n 2 +q(nz -t)

R2

^ )\
.
_,R'-Zll
'.-l
-SIn
R' ))ll

Bagian dalam lingkaran silinder sirkuler sebelah


kanan dari panjarig terbatas terhadap bagian luar dari

45

bagian dalam silinder koaksial sirkuler

R=rr/rr,

H2 +R2 -1
4H

1l

-1
--<cos
nl

2H

46

COS

H=h/rr,

Hz -R2 +l
H2 +R2 -1
H2 -R2 +1
H2 -R2
R(H. +Rt- 1)
2H

+1

. -1sln

lll
o))

Bagian dalam dari silinder sirkuler sebelah kanan


bagian luar dengan panjang terbatas terhadap ruang
yang berbentuk gelang di antara silinder koaksial

=hlrz,

=Jt-p\

R =r"rf r,

Y- R(1-R'+H')
1-R2 +H2

462

LAMPIRAN

t-z

=*
*

{o(,,"-'

- tu,'-'

T).f

t( l+ sin-lR l- @
4Hl2

[,t^-'rro ' - t) -si.,-'n

4H

2R'H'_)ll
*,,tL+H'zln,
"
-;r-;;r11
n "" [t

[r * ri.,-, y )
[2
)

* -,--.,(

L,

Bola pejal terhadap siku-siku segiempat,

47

r < d.

Dr=dfl1, D2=dfl2
1

I;. ^=-tan'
4Tt

/-t-l
48

ol +o) +oiol

Bola pejal terhadap piringan koaksial.

R=rla

49

Bola pejal terhadap bagian dalam permukaan dari

silinder sirkular koaksial; bola pejal dilihat dari


silinder.

R = rla

_1
L-

509#

Jt

+ R'

Bola pejal terhadap kerucut koaksial.

R=rr/r,

S=s/rr,

untuktrl > sin-1

_
F.

,[_

^ = -l I
'-z
2l

+1

1+S

+RcotQ

LAMPIRAN

51

Bidang tidak terbatas barisan silinder.

e e do_.4 5'6*

l-_
11

^ -

1[.o,-'

.I

?.; ,H-l

1.0

/6

t/

0.9

tt

0.8

II

I tt

0.6

0.5

tt
/t

0.4
0.3

0.1

0.1

/t

I!

4
J

/
/ t/

//

0.2

00

tt I
tt
tt
I
tt I I
tt I I
tt I tt

0.7

trr

'5 -/

'2'.5

l.u

463

57.25

R, = rr/

a Rr= rr/ a

_,1.U

0.8

4 ffi

0.6
0.5
0.4
0.3

0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.8 1.0


t/R.

2.0 3.0

4.0 5.0 6.0 8.0 10.0

Gambar D-1
View factor between parallel, coaxial disks of uncqual radius
(Configuration 40).

464

LAMPIRAN
0.9

0.8

0.7

X=n/c
Y

=b/c

0.6

10.5
ti
0.4

0.3

n,
0.1

Gambar D-2
View factor between parallel, directly opposed rectangles
(Configuration 38).

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0.4 0.5 0.6 0.8

1.0

2.0 3.0 ,1.0 5.0 6.0 8.0 10.0

Gambar D-3
View factor between perpendicular rectangles with common edge
(Configuration 39).

465

fturnilG Pmuils
(Xoesloer
Raldi %rtono
adalah dosen program 51 dan 52 di

jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia dengan mata kuliah


Perpindahan Kalor Dasar, Pengukuran Teknik, Metodologi Penelitian,
Transport Phenomena, serta Boiling dan Kondensasi. Di samping itu,
penulis adalah juga anggota juri untuk disertasi Ph.D Universitas
Hasanuddin (1988), Institut Teknologi Bandung (1994),dan Universitas
Indonesia (1988). Penulis juga mengepalai beberapa organisasi dan tim
penelitian, antara lain seperti Ketua Himpunan Ahli Perpindahan Kalor
Indonesia (HAPKD (1994-sekarang), Kepala Laboratorium Perpindahan
Kalor Jurusan FTUI (1994-sekarang), Kepala tim riset Thermal Boundary
Layer (kerja sama dengan Toray Science Foundation Jepang), (1989-7990),dan anggota Majelis
Penelitian Perguruan Tinggi (MPPT) Direktoratlenderal Pendidikan Tinggi (1994-sekarang).
Selama perjalanan kariernya, Penuiis aktif dalam berbagai penelitian. Beberapa
karyanya telah dipublikasikan di berbagai jurnal dan procedding daiam dan luar negeri.
Selain itu, ada pula beberapa buku yang pernah dihasilkan, seperti PengukuranTeknik (7997)
dan Perpindahan Kalor secara Radiasi (1997). Selain itu, Penulis juga menjadi pembicara seminar,
antara lain di KIPNAS IV (1986), Pusat Antar-Universitas Heat and Mass Transfer (7987,
1988,1990,1991, dan 1997) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, CAFEo-Conference of
AseanFederation of EngineeringOrganizationdiSingapura (1993), Brunei Darussalarr.(1994),
Thailand (1995), Malaysia (1996), Technische Universitat Chemnitz-Zwickau. Jerman (7996),
Trabzon International Energy and Environtment Symposium, Thailand (7995),dan American
Society of Mechanical Engineering (ASME) di Boston, Amerika (1995).
Penulis memiliki beberapa keahlian, antara lain pengembangan aplikasi metode
numerik dalam perpindahan kalor, computer aided design pada heat exchanger, tubular,
penelitian teknologi konversi gas (manajemen riset), dan pengembangan sofware pada piate
heat exchanger, serta peneltian boiling dan kondensasi. Beberapa prestasi pernah ya.tg

diraihnya, antara lain juara I11 kompetisi peneliti Universitas Indonesia di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tahun 1989 dan juara ll peneliti terbaik Universitas Indonesia di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tahun 1990.

INDEX

Irradiasi,

Absorpsi, 203
Absorpsivitas, 203
Aliran Berkembang Penuh, 57, 59
Aliran berkembang seragam, 57
Aliran fluida, 65
Aliran Turbulen, 2, 20, 65
Aliran Viskos, 1
Aluminium, 281
Analisa Bromley, 113
Analisa Mason dan Monchick,

Faktor Eucken,

111

Fltrks Kalor Seragam,

K
76

Kaufman,

Kecepatan aliran massa, 41

Gas elektron, 133

Koefisien seret, 24

Cas monoatomik, 170, 177

poliatomik,
Gaya apung, 85
Gas

177

Gaya badan (body force), 85

Analisa Misic dan Thodos, 115

Angka Prandtl,

Gaya viskos,

11

B
Batas

butir,

,1

Konduksi, 275
Konduksi Kalor Aksial, 77
Konduktivitas kalor, 134
Konduktivitas kalor pusaran
(eddy thermal conducti),
Konveksi, 275
Konveksi alamiah, 85

Gesek viskos, 25

Konveksi bebas,

Ceser viskos, 4

Konveksi Paksa Rotasi, 102

Cradien suhu,

H
Heat treatment, 136

Bidang sejajar tak-berhingga, 247


Bilangan Grashof, 85

Hemispherical, 1,87
Hemispherical irradiasi,
Honda, 140

199

Law,

130

Bilangan Nusselt, 12
Bilangan Peclet, 16
Bilangan Reynolds, 2

Hubungan Power Hukum Beer, 21,7

1,37

D
Daya emisi, 187
799

Laju aliran massa total, 42


Laminar (laminar sublayer), 2
Lapisan batas kalor (thermal
boundary layer), 8
Lapisan buffer (buffer layer), 2
Lapisan fluida, 1
Logam kristalin, 137

Hukum cosine, 194


Hukum Kirchoff, 186
Hukum Lambert, 194
Hukum Newton, 3
Hukum Perpindahan Wien, 186
Htrkum Planck, 188
Hukum thermodinamika, 186

Metode aproksimasi, 5
Metode Empiris Brokaw, 127, 764

Metode Robbins dan Kingrea, 124

E
Emisivitas, 287
Eucken, 139

85

Benda hitam, 194

Directional, 187
Directional irradiasi, 198,

137

Benda (permukaan)
transparan, 185

Butir,

76

Kecepatan aliran bebas, 41

Caya geser-viskos, 7
Gaya tekanan pada unsur,

1t2

198

Metode Lenoir, L27


Metode Missenard, 126
Metode perkiraan Roy -

Thodos,
Intensitas spectral,

191

115

Metode Sado dan Riedel, 126

468

PERPINDAHAN KALOR

Modifikasi Linsay dan


Bromley, 120
Modifikasi Mason dan
Saxena, 120

N
Neraca energi menyeluruh, 273

Nilai kondukt\vitas,

276

P
Palmer,

140

Panjang masuk hidrodinamik, 57

Pemantulan diffuse, 206


Pemantulan specular, 206
Perisai radiasi (radiation

shield),

241

Permukaan kelabu,

191

Persamaan

Li,

130

Persamaan Lubarsky, 76

Seng, 281
Seret bentuk (form drag), 24
Seret tekanan (pressure drag), 24

Persamaan Lubarsky dan

Kaufman, 76
Persamaan Missenard,
Persamaan Notter dan
Sleicher, 76, 77

128

Persamaan Petukhov, 68

Simidu, 139, 1,40


Smith, 140
Spectral, 187, 198
Spectral, radiositas, 210
Struktur Mikro, 144

Persamaan Seban dan

Struktur phase,

Persamaan Notter-Sleicher, 69

Persamaan Nusselt, 69

Shimazaki, 77
Persamaan Sieder-Tate, 68

Persamaan Skupinsky, 76
Persamaan Sleicher danTribus, 77

Tembaga,

Persamaan Wassiljewa, 119

Temperatur,

Photon (kuantum), 184

Total,

Powell,

Transmisi ditusi, 263

140

Persamaan Azer dan Chao 76, 77

Persamaan Colbum, 67
Persamaan Dittus-Boelter, 67
Persamaan Eucken, 112
Persamaan

Filippov,

129

Persamaan ]amieson, 130


Persamaan ]amieson dan

Tudhope,

130

Radiasi, 1,83, 275, 287


Radiasi elektromagnet, 184,
Radiositas, 210
Refleksi hamburan, 288
Refleksi specular, 288

Refleksivitas,

288

281

144

L87

Transmisi spekular, 263


Transmisivitas, 208, 288

Permukaan semi transparan, 185


Persamaan Bromley, 114

144

Tudhope,
287

130

V
Viskositas pusaran (eddy
viscosity), 2
Von Karman, 5

You might also like