You are on page 1of 31

PENATALAKSANAAN ATRIAL FIBRILASI

Darma Jupriadi T, S.Ked


Pembimbing : Dr.Erwin Sukandi, SpPd, K-KV

Latar Belakang
Atrial fibrilasi ( AF ) aritmia yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. AF merupakan keadaaan emergency aritmia supraventrikuler >> morbiditas dan mortalitas. Penatalaksanaan AF mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung, mencegah adanya komplikasi tromboembolisme. AS 2,2 juta pasien AF dan setiap tahun ditemukan 160.000 kasus baru. Indonesia ????

Anatomi Jantung

Pembuluh Darah Jantung

Fisiologi Kontraksi dan Relaksasi Otot Jantung

Sistem Konduksi Jantung

Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia supraventrikuler) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Indikator untuk mementukan ada tidaknya AF tidak adanya gel P pada EKG, yang secara normal ada saat kontraksi atrium yang terkoordinasi timbulnya gel F dinamakan gelombang fibrilasi. Impuls AF chaotic signals AV Nodes Impuls ventrikel rapid/slow

Sistem Konduksi Jantung pada AF

ETIOLOGI

CARDIAC:

PJK Kardiomiopati Dilatasi PJR Pericarditis Aritmia Jantung

NON CARDIAC: Hipertensi sistemik DM Hipertiroid Penyakit Paru Neurogenik

KLASIFIKASI AF (AHA) 1st DETECTED

PAROKSISMAL

PERSISTEN

PERMANEN

PATOGENESIS
Atrium dan ventrikel Tidak lagi berkontraksi scr terkordinasi, meybbkan irama yang cepat dan tdk teratur
Sinyal listrik jantung dimulai di bagian yang berbeda dari atrium atau arteri atau vena pulmonari terdekat dan dikonduksi secara abnormal

Ventrikel jg mulai berkontraksi dgn cepat tetapi tidak secepat atrium

Sinyal tidak melalui jalur yang normal, tetapi dapat menyebar ke atrium dengan cara tidak teratur

Atrium yang berdenyut cepat Tidak teratur, dan yang tidak berkoordinasi disebut fibrilasi. Sinyal abnormal dr SA tertumpuk di AV node Dengan impuls listrik

Ini menyebabkan atrium berkontraksi dengan lebih dr 300 kali dalam chaotic fashion

DIAGNOSIS Anamnesa : gejala , RPT, Riwayat penyakit keluarga, kesehatan kebiasaan

Pemeriksaan Fisik : Inspeksi :- pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid Palpasi :- pulsasi arteri radialis Auskultasi :- laju dan irama detik jantung

Tanda dan Gejala


PALPITASI

PULSUS DEFISIT

SESAK NAPAS

GEJALA KLINIS

KELELAHAN

KELEMAHAN / KESULITAN BEROLAHRAGA

PUSING ATAU PINGSAN

NYERI DADA

Elektrokardiogram
Frekuensi : frekuensi atrium antara 350 sampai 600 denyut permenit; respons ventrikuler biasanya 120 sampai 200 denyut per menit atau lambat. Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang ireguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang F, interval PR tidak dapat diukur. Kompleks QRS : Biasanya normal, kecuali adanya kelainan ventrikel. Irama : irreguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Iregularitas irama diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PENATALAKSANAAN
AF

PENCEGAHAN PEMBEKUAN DARAH (ANTI COAGULANT)

KONTROL TINGKAT RITMIK KONTROL (RATE CONTROL) (RHYTYM CONTROL)

Algoritme penatalaksanaan episode pertama AF

Paroksismal Rekuren

AF Persisten Rekuren

Mengurangi denyut jantung (Rate Control) Digitalis ( Digoksin)


Meningkatkan kontraktilitas jantung dan menurunkan denyut jantung kerja jantung lebih efisien. Memperlambat sinyal elektrik yang abnormal dari atrium ke ventrikel peningkatan pengisian ventrikel dari kontraksi atrium yang abnormal.

-blocker
Menghambat efek sistem saraf simpatis menurunkan denyut jantung dan kontraktilitas jantung efisiensi kinerja jantung.

Antagonis Kalsium
Obat antagonis kalsium menyebabkan penurunan denyut jantung akibat dihambatnya ion Ca2+ dari ekstraseluler ke dalam intraseluler melewati Ca2+ channel yang terdapat pada membran sel.

Mengembalikan irama jantung (Rhythm control) Pharmacological Cardioversion (Anti-aritmia)


Tipe IA Disopiramid, Prokainamid, Kuinidin

Tipe IB
Tipe IC Tipe II Tipe III Tipe IV

Lidokain, Meksiletin
Flekainid, Moricizin, Propafenon Penyekat beta ( contoh : Propanolol ) Amiodaron, Bretilium, Dofetilid, Ibutilid, Sotalol Antagonis kalsium ( contoh : Verapamil dan Diltiazem )

Penggolongan obat antiaritmia

Gol Obat Kelas I

Cara Kerja Obat Obat-obat menurunkan respons membran melalui bloker kanal Na (Na channel blocker)

Kelas II

Obat-obat yang menghambat aktivitas simpatik melalui inhibitor B-Adrenergik


Obat yang memperpanjang potensial aksi

Kelas III

Kelas IV

Obat yang menghambat aliran masuk Ca yang lambat.

Kardioversi Elektrik Catheter ablation Artificia Pacemaker (DC shock)

Dosis Obat Untuk Mempertahankan Irama Sinus Pada FA


Obat Amiodaron Disopyramide Dofetilide Flecainide Dosis Harian 100-400 mg 400-750 mg 500-1000 mg 200-300 mg Efek Samping Fotosensitivitas, toksikosis paru, polineuropati, kel GI, bradikardia, torsade de pointes (jarang) Torsade de pointes, gagal jantung, glaucoma, retensi urin, mulut kering Torsade de pointes Takikardia ventricular, gagal jantung kongestif, konduksi nodal AV berubah (konversi menjadi fluter atrial) Torsade de pointes, lupus like syndrome, gejala GI Takikardi ventricular, gagal jantung kongestif, konduksi nodal AV berubah (konversi menjadi fluter atrial) Torsade de pointes, keluhan sal cerna, konduksi nodal AV berubah

Procainamide Propafenon

1000-4000 mg 450-900 mg

Quinidine

600-1500 mg

Sotalol

240-320 mg

Torsade de pointes, gagal jantung kongestif, bradikardia, penyakit paru bronkospastik yang merupakan eksaserbasi dari obstruksi kronik, bradikardia

Mencegah pembekuan darah (tromboembolisme) CHA2DS2-VASc


Kondisi C Gagal jantung kongestif (disfungsi ventrikel sistolik Kiri) Hipertensi : Tekanan darah secara konsisten diatas 140/90 mmHg (hipertensi yang diobati dengan obatobatan) Usia 75 tahun Diabetes Mellitus Stroke sebelumnya atau TIA atau tromboemboli Penyakit Vascular (misalnya penyakit arteri perifer, infark miokard, plak aorta) Usia 65-74 tahun Sex (wanita) Poin 1

H A2 D S2
V A Sc

1 2 1 2 1 1 1

Antikoagulasi
Skor 0 Risiko Mudah Terapi antikoagulasi Tidak ada terapi antitrombotik (atau Aspirin ) Pertimbangan Tidak ada terapi antitrombotik (atau Aspirin 75-325mg sehari) Oral antikoagulan, juga obat antikoagulan baru misalnya etexilate atau warfarin terkontrol dengan baik pada INR 2,0-3,0 ( Aspirin 75-325mg sehari, tergantung pada faktor-faktor pada pasien) Oral antikoagulan, baik menggunakan obat antikoagulan baru oral (misalnya rivaroxaban atau etexilate) atau warfarin terkontrol dengan baik pada INR 2,0-3,0

Moderat

Oral antikoagulan (Aspirin)

2 atau lebih

Tinggi

Oral antikoagulan

Warfarin
Warfarin golongan antikoagulan yang berfungsi dalam proses pembentukan sumbatan fibrin untuk mengurangi atau mencegah koagulasi. Warfarin oral dan sangat cepat diserap hingga mencapai puncak konsentrasi plasma dalam waktu 1 jam dengan bioavailabilitas 100%.

Aspirin
Aspirin zat antitrombotik secara irreversible menonaktifkan siklooksigenase dari trombosit (COX2) dengan cara asetilasi dari asam amino serin terminal. Efek dari dihambatnya COX2 ini adalah terhambatnya produksi endoperoksida dan tromboksan (TXA2) di dalam trombosit. Hal inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya agregasi dari trombosit.

KOMPLIKASI Tromboembolic Stroke

Kesimpulan
Atrial fibrilasi suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Menurut AHA (American Heart Association), klasifikasi dari atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu AF deteksi pertama, paroksismal AF, persisten AF dan kronik/permanen AF. Penatalaksanaan AF mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung dan mencegah adanya komplikasi tromboembolisme terutama stroke. Penatalaksanaan Atrial Fibrilasi: Rate Control digitalis, -Blokers dan Antagonis Kalsium Rhytme Control farmakologi yaitu anti aritmia dan non-farmakologi dengan elektrikal dan operatif Antikoagulant Warfarin ataupun Aspirin berdasarkan CHADS score

You might also like