Professional Documents
Culture Documents
Definisi Informan
Sesuai dengan kata yang digunakan, informan adalah orang yang memiliki informasi tentang subyek yang ingin diketahui oleh peneliti.
Secara teknis, informan adalah orang yang dapat memberikan penjelasan yang kaya warna, detil, dan komprehensif menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa, misalnya, satu peristiwa terjadi atau justru tidak terjadi.
Lebih jauh, ia juga mungkin dapat membuat konseptualisasi atau induksi tentang apa yang selama ini diamatinya.
Namun dalam banyak kasus, peneliti kemungkinan sulit untuk mengidentifikasi kehadiran orang semacam itu, kalau tidak dikatakan tidak ada sama sekali. Karena itu, yang peneliti sering temukan adalah, pada faktanya, hanya informan parsial. Ia mungkin hanya tahu, misalnya, tentang politik, tetapi kurang mengetahui tentang ekonomi, bahkan sama sekali tidak mengetahui tentang agama.
Hakikat Informan
Informan menempati kedudukan yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Sesuai dengan namanya, ia adalah sumber informasi bagi peneliti. Tanpa informan, tidak ada informasi, dan tanpa informasi jelas tidak akan ada studi. Seseorang yang membuat laporan tanpa informan sama saja dengan membuat tulisan fiksi bak cerpen atau novel, atau, maksimal kalau pun ia membuat laporan faktual, ia sebenarnya hanya sedang membuat cerita tentang dirinya sendiri, sebuah otobiografi. Informan juga adalah pemberi definisi tentang realitas sosial. Berbeda dengan kuantitatif, dalam penelitian kualitatif tidak ada realitas sosial yang berlaku tunggal & universal. Adalah tugas peneliti untuk mengekplorasi dan membentangkan realitas yang unik dan fragmental tersebut-- satu upaya yang hanya dapat dilakukan peneliti bila ia mampu mengerangkeng (mengurung) bias yang muncul dari perspektifnya.
Bila mampu memperoleh informan kunci, peneliti mungkin saja hanya cukup menggunakan satu orang, namun bila tidak, ia mungkin harus memiliki sejumlah informan untuk saling menengkapi. Perlu ditegaskan tidak ada patokan standar tentang berapa jumlah informan yang diperlukan dalam studi kualitatif, yang menjadi patokan adalah informasi itu sendiri: seberapa jauh informasi yang tersedia dapat menjawab pertanyaan atau permasalahan studi.
Ingat tidak belaku istilah populasi, sampel, signifikansi atau representasi
Mencari Informan 1
Langkah awal untuk mencari informan adalah menemukan penunjuk jalan atau kuncen (gate keeper), ia mungkin saja teman atau saudara dari kenalan anda, orang yang anda jumpai di tengah jalan, atau bahkan orang yang memiliki kedudukan penting dalam komunitas lokal. Tidak kriteria khusus tentang hal ini, kecuali bahwa orang itu mengenal orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang aspek yang anda ingin teliti. Berdasarkan itu anda kemudian membuat catatan singkat tentang profil orang-orang tersebut (mulai dari nama lengkap (dan panggilannya), alamat, nomor telefon/hape, hingga pekerjaan, usia dan sebagainya. Jika dimungkinkan, ada baiknya bila anda juga menanyakan tentang biografi singkat tentang para calon informan tersebut. Menginat teknologi komputer sekarang ini, anda juga dapat melakukan pencarian data di internet.
Mencari Informan 2
Penunjuk jalan pertama mungkin hanya dapat menyebutkan satu atau beberapa orang, dalam kesempatan kemudian anda kemudian memperoleh penunjuk jalan kedua, ketiga dan seterusnya sehingga jumlah calon informan menjadi lebih banyak. Dalam proses yang berkembang, penunjuk jalan dapat saja berubah menjadi calon informan atau sebaliknya, apa yang ada sangka calon informan sebenarnya hanya merupakan penunjuk jalan atau mungkin juga informer.
Mencari Informan 3
Setelah memperoleh sejumlah nama calon, sebagai peneliti langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian awal, untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan para calon informan. Guna keperluan itu, anda dapat menempuh dua cara sebagai berikut.
Pertama, melakukan pengecekan silang di antara para penunjuk jalan dan/atau para calon informan itu sendiri. Hal itu misalnya dapat dilakukan dengan, secara terpisah, meminta mereka untuk menilai siapa yang ia anggap orang yang paling mengetahui tetang subyek tertentu.
Mencari Informan 4
Kedua, melakukan wawancara umum dengan para calon informan, menguji hingga seberapa jauh mereka itu memenuhi kriteria pemilihan informan sebagaimana telah diterangkan di atas. Hal itu dilakukan peneliti dengan, misalnya, mengajukan pertanyaan tentang apakah ia mengetahui apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa tentang suatu peristiwa terjadi atau tidak terjadi. Dalam proses ini, tidak seperti wawancara yang sesungguhnya, peneliti tidak perlu mengejar informan
Memperkenalkan diri Sebutkan identitas anda (nama, asal institusi, asal domisili, suku, agama atau lainnya yang dianggap relevan). Namun tentu saja tidak perlu hingga mencapai satu titik dimana anda menampilkan diri seutuhnya. Berikan informasi seadanya, cukup hanya untuk memenuhi keingintahuan sekedarnya; jangan memberikan informasi yang berlebihan dan mengundang mereka untuk mengajukan pertanyaan lebih jauh sedemikian sehingga alih-alih anda yang mengajukan pertanyaan, justru yang menjadi sasaran pertanyaan.
Merangsang informan untuk berbicara tentang dirinya sendiri Satu upaya untuk mengenal siapa diri informan sebenarnya, sekaligus memperoleh pemahaman yang utuh terhadap isi wawancara adalah mendorong informan untuk berbicara tentang dirinya sendiri. Biasanya orang, apalagi bila sudah berusia lanjut, cenderung senang bila ada orang lain yang mau mendengarkan kisah hidupnya yang menyangkut pendidikan, pekerjaan, pengalaman hidup, kehidupan keluarga, dan sebagainya.