You are on page 1of 25

PT.

PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..

2 1 4 4 4 5 6 6 7 10 10 12 13

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang. 1.2 Dasar dan Tujuan Pelaksanaan OJT 1.3 Maksud Pelaksanaan OJT BAB II PROFIL UNIT ... 2.1.Struktur Organisasi. .. 2.2 Proses Bisnis........... . . BAB III 3.1 3.2 3.3 ISI .. Pengenalan Transmisi dan Gardu Induk ...

Peralatan Gardu Induk ...... Sistem Proteksi & Fungsinya .

BAB IV . 4.1 Kesimpulan........................................................................................ 35 4.2 Saran.................................................................................................. 35

35

Lampiran

Page 1

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

KATA PENGANTAR
segaja puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan pembuatan laporan akhir OJT ini. Sungguh pekerjaan yang melelahkan Sekaligus Menyenangkan dalam menghasilkan sebuah Laporan. Walaupun hanya menghasilkan sebuah laporan yang mungkin bagi sebagian orang menganggapnya tidak penting. Dalam menulis laporan ini penulis berusaha memindahkan pikiran kedalam bentuk tulisan, dan mencari referensi-referensi untuk mendapatkan data yang akurat. Laporan ini diberi judul PERALATAN GARDU INDUK PAYA PASIR. Laporan Akhir ini dibuat untuk memenuhi rangkaian kegiatan On The Job Training ( OJT) 2011-2012 yang merupakan tahap akhir dari proses Diklat Prajabatan perekrutan pegawai PT.PLN (Persero). Dalam penulisan Laporan Akhir ini tentunya penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka penulisan laporan akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih Kepada Tuhan yang Maha Esa Berkat Rahmat Dan Karunianya Saya Dapat Menyelesaikan Laporan Ini, Ada pun Kepada Pihak Pihak Yang Telah

Memberi Saran Dan Arahannya Dalam Menyelesaikan Laporan Ini Saya Ucapkan trima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ayah dan Ibu Saya , serta kakak Saya yang telah memberi dukungan moril. 2. Bapak Bambang Budiarto selaku General Manager PT. PLN (Persero) P3B SUMATERA 3. Bapak Amir Pangaribuan selaku PLH Manager PT. PLN (Persero) UPT MEDAN. 4. Bapak Suarno selaku Supervisor Gardu Induk Paya Pasir yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan akhir untuk Rekrutmen Tingkat SMK / SMA PT. PLN (Persero).

Page 2

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

5. Para Dosen Pengajar dan Instruktur PLN Udiklat Semarang Dibawah Naungan PT PLN (Persero). 6. Para Bapak Bapak Rekan Operator Gardu Induk Paya Pasir. 7. Rekan-rekan OJT SMK angkatan 20011-2012 Se-Angkatan saya, dan rekanrekan lainnya. 8. Bapak-bapak karyawan Gardu Induk Paya Pasir serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Saya menyadari Laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini mengingat akan keterbatasan pengalaman dan kemampuan penulis. Maka untuk itu Saya mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini. Harapan saya semoga apa yang tertuang di dalam Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya, juga bagi PT. PLN (Persero) umumnya.Saya Mohon Maaf apabila dalam Penulisan laporan ini pembaca banyak menemukan kejanggalan kata kata sekali lagi saya meminta maaf, Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, 25 Mei 2012 Penulis,

Page 3

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam rangka rekruitmen pegawai PT PLN (Persero), maka untuk memenuhi standarisasi kemampuan SDM pegawai baru,diadakanlah program pelatihan yang telah disusun secara sistematis. Salah satunya adalah On the Jon Training (OJT). Setelah mendapat pembekalan teori mengenai Pengoperasian Gardu Induk selama diklat di Udiklat Semarang, maka sampailah saya pada tahap berikutnya yaitu On the Job Training (OJT), yaitu sebuah proses pelatihan langsung menghadapi pekerjaan yang sebenarnya dilapangan pekerjaan. Pelaksanaan OJT menggunakan fasilitas dan peralatankerja di Unit Operasi PT PLN (Persero) Penyelenggara OJT, dengan dibimbing langsung oleh Mentor dari PT PLN (Persero) guna membangun kopetensi kami para siswa Prajabatan. Sehingga setelah para siswa diangkat menjadi pegawai, langsung dapat bekerja karena telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan oleh PT PLN (Persero) tersebut.

1.2

Dasar Dan Tujuan Pelaksanaan OJT Tujuan Pelaksanaan OJT Mempersiapkan Siswa Untuk Memiliki Kompetensi Sesuai Proyeksi Jabatan Yang Telah Diberikan Oleh Mentor. Mendapatkan Pegawai Yang Mampu Mengoptimalkan Potensi Diri Dalam Berkarir Di Perseroan. Menumbuhkembangkan Sikap Kerja Sesuai Dengan Nilai- Nilai Perseroan.

Page 4

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

1.3. Maksud Pelaksanaan OJT Adapun maksud dari pelaksanaan OJT antara lain adalah : 1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama mengikuti pengajaran di Udiklat dengan bimbingan mentor langsung di lapangan pekerjaan yang sebenarnya. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa prajabatan untuk mencapai kebutuhan PT PLN (Persero) sesuai dengan persyaratan saat seleksi peserta. 3. Memberikan gambaran pekerjaan yang sebenarnya kepada siswa dan siap bekerja pada keadaan itu, baik keadaan buruk maupun baiknya. 4. Memperluas pengetahuan terhadap jenis-jenis pekerjaan dan syaratsyarat,serta SOP dalam melakukan setiap pekerjaan. 5. Menambah kedewasaan diri mengenai suatu pekerjaan (motivasi kerja), serta menumbuhkan rasa pergaulan dan saling menghormati di tempat OJT. 6. Menjadi salah satu persyaratan kelulusan Siswa diklat prajabatan. 7. Melakukan evaluasi dan seleksi kesesuaian Siswa terhadap kebutuhan perseroan berdasarkan KKJ.

Page 5

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

BAB II PROFIL UNIT

2.1. Stuktur Organisasi Unit Pengaturan Transmisi Medan Di bawah ini adalah Struktur Organisasi Unit Pengaturan Transmisi Medan.

GENERAL MANAGER P3BS MANAGER UPT MEDAN

ASMEN OPHAR

ASMEN RENEV

ASMEN ADM

MAN TRAGI Glugur

MAN TRAGI Binjai

MAN TRAGI Sei rotan

MAN TRAGI Payapasir

GI PAYA PASIR

GI GLUGUR

GI MABAR

GIS LISTRIK

SUPV.GI

OPERATOR

Page 6

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

2.2. PROSES BISNIS I. FUNGSI OPERASI A. MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN PERALATAN SESUAI SOP Mengoperasikan peralatan instalasi Gardu Induk dan Jaringan. Melaksanakan manuver untuk pemeliharaan instalasi. Melaksanakan manuver untuk pemulihan gangguan. Melaksanakan SOP Lokal & Emergency/darurat. Membuat laporan operasi, manuver dan gangguan instalasi Gardu Induk dan Jaringan.

B . MENGELOLA DAN MELAPORKAN HASIL MONITORING DAN DETEKSI : Memonitor dan mencatat parameter operasi peralatan instalasi. Melaksanakan deteksi dini kondisi operasi peralatan instalasi. Mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan anomali peralatan instalasi. Menyusun laporan data operasi, hasil deteksi dini dan anomali peralatan instalasi.

Membuat laporan data kecenderungan (trend) operasi dan kondisi peralatan instalasi.

C. MENCATAT DAN MENGUNDUH (DOWNLOAD) KWH METER TRANSAKSI Memeriksa dan mencatat stand kWh-meter setiap hari sesuai dengan Protap / SOP. Mengunduh kWh-meter transaksi dan membuat berita acara sesuai dengan Protap / SOP. Memeriksa hasil laporan pencatatan stand dan kondisi kWh Meter. Melaporkan berita acara kWh-meter transaksi.

D. MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN INSTALASI (INSTALASI BARU / LAMA) : Page 7

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Mengidentifikasi pelaksana pekerjaan (baik PLN maupun pihak ke3). Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di area instalasi (setelah dapat izin dari UPT). Mengawasi keluar masuk pekerja dan material. Mencatat dan melaporkan data teknik peralatan yang sudah dikerjakan/dipasang. Memeriksa, mencatat dan melaporkan pending items.

II. FUNGSI PEMELIHARAAN A. MENYIAPKAN PEMELIHARAAN RUTIN (HARIAN, MINGGUAN & BULANAN) : B. MELAKSANAKAN HAR RUTIN DAN PERBAIKAN GANGGUAN/ KERUSAKAN PERALATAN : Melaksanakan pemeliharaan rutin sumber DC, marshalling kiosk, control box PMT & PMS. Melaksanakan pemeliharaan rutin panel control, panel proteksi, panel cubicle 20 kV. Melaksanakan pengawasan / pemeriksaan hasil kerja mandor line. Melaksanakan pemeliharaan non rutin (non instalasi) berdasarkan rekomendasi dari UPT. Melaksanakan perbaikan/trouble shooting/gangguan skala kecil (PMT & PMS tidak bisa masuk, Announciator tidak bisa di reset, lampu indikasi/penerangan putus dan lain-lain). Mengusulkan pengadaan material, peralatan kerja dan perbaikan. Menyiapkan jadwal pemeliharaan rutin Gardu Induk. Memeriksa jadwal kegiatan mandor line. Menyiapkan peralatan kerja dan K3 yang digunakan. Menyediakan material pemeliharaan.

Page 8

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

BAB III PELAKSANAAN OJT BIDANG TRANSMISI

3.1. Pengenalan Transmisi dan Gardu Induk Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer gardu induk juga berperan sebagai penghubung antara gardu induk satu dengan gardu induk lainnya,atau bisa disebut interkoneksi. Setiap gardu induk selalu di lengkapi dengan singel line diagram atau biasa di kenal dengan diagram satu garis,gardu induk juga memiliki berbagai buy di antaranya buy penghantar,buy trafo dan buy kopel Gardu induk di jaga dan di operasikan oleh operator gardu induk yang mempunyai tugas antara lain: 1. Membantu Dispatcher melakukan manuver. 2. Membebaskan instalasi untuk pemeliharaan. 3. Melakukan pemulihan dari kondisi gangguan. 4. Monitoring instalasi dan indikasi relay. 5. Melakukan tindakan pada kondisi emergency. Disamping itu gardu induk juga memiliki sistem proteksi (sistem pengaman) agar peralatan gardu induk bisa terbebas dari kerusakan,baik kerusakan yang ringan maupun kerusakan patal yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Page 9

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

3.2 Peralatan Gardu Induk


Gardu Induk terdiri dari peralatan peralatan tegangan tinggi, tegangan menengah dan tegangan rendah yang ditempatkan secara tepat dan didesain sesuai keperluan gardu induk tersebut. Peralatan peralatan utama yang terdapat pada gardu induk pada umumnya terdiri dari :

1. Ligthning Arrester (LA) Ligthning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge) maupun oleh surja hubung (Switching Surge). Alat ini bersifat sebagai by pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus petir ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi yang dapat merusak peralatan listrik. By-pass ini dalam keadaan normal bersifat isolasi dan jika terjadi tegangan lebih akan berubah menjadi penghantar dan mengalirkan muatan surja ke bumi. Sistem pentanahan harus dipisahkan antara pentanahan untuk pentanahan dan pentanahan pengaman petir atau swtching. Dibawah ini adalah gambar dari Ligthning Arrester

2. Line Trap / Power Line Carier (PLC) Line Trap yaitu Alat yang berfungsi untuk meredam sedemikian rupa sehingga frekuensi tinggi yang membawa informasi tidak disalurkan atau mengalir ke peralatan gardu induk.

Page 10

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut maka impedansi Line trap harus dapat melewatkan frekuensi rendah 50-60 Hz yang membawa arus listrik dan harus mempunyai sifat berimpedansi tinggi terhadap frekuensi tinggi yang membawa sinyal informasi. Power Line Carier (PLC) adalah media komunikasi yang digunakan untuk keandalan sistem penyaluran tenaga listrik. Sistem PLC yang digunakan menggunakan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTETI) sebagai media transmisinya. Dalam PLC, sinyal yang dikirimkan atau disalurkan adalah komunikasi suara, sinyal dan komunikasi data serta tele proteksi. Sistem PLC menggunakan frekuensi 50 KHz sampai dengan 500 KHz. Pada dasarnya sistem PLC adalah jaringan radio yang dihubungkan oleh jaringan listrik yang bertindak sebagai antenanya. Yang diperlukan dalam PLC adalah hantarannya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka PLC akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus.

3. Transformator Tegangan / Voltage Transformer Transformator tegangan adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Volt meter yang berguna untuk indikator, rele dan alat sinkronisasi. Ada dua macam trafo tegangan yaitu : a. Trafo tegangan magnetik Prinsip kerjanya seperti trafo daya. Meskipun demikian rancangannya seperti : Kapasitasnya kecil (10 150 VA).

Page 11

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder dirancang sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil.

Salah satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan. Trafo tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan pengukuran, biasanya dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus gangguan tanah.

Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara seri seperti pada gambar : Pada kondisi normal tidak muncul tegangan pada terminal Vab, tetapi jika terjadi gangguan tanah pada salah satu fasanya, maka tegangan yang tidak terganggu naik sebesar 3 dari tegangan semula sehingga pada terminal Vab akan dibangkitkan tegangan sebesar 3 Vn. Tegangan ini akan memberi penguatan pada rele gangguan fasa ke tanah. Tegangan pengenal belitan gangguan tanah biasanya dipilih sedemikian rupa sehingga saat gangguan tanah Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan sekunder fasa-fasa. b. Trafo Tegangan Kapasitip Karena alasan ekonomis maka tarfo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini. Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan

Page 12

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung seri dengan resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek feroresonansi. Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1 dan C2 secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400 pF. Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah karena adanya induktansi pada trafo magnetik yang nonlinier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan. Diperlukan elemen peredam agar tidak ada efek terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat. 4. Transformator Arus / Current Transformator Transformator Arus (CT) digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dan arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. CT berfungsi untuk menurunkan arus yang besar menjadi kecil yang diperlukan untuk pengukuran arus, trafo arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara seri dengan jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan peralatan meter dan rele proteksi. Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat. Kawasan kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2 kali

Page 13

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan proteksi baisanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya. 5. Saklar Pemisah (Disconnecting Switch) Saklar pemisah (PMS / DS) adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi dan digunakan untuk menyatakan secara visual, bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan. Oleh karena itu, saklar pemisah tidak diperbolehkan dimasukkan atau dikeluarkan pada rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Untuk tujuan tertentu pemisah penghantar atau kabel dilengkapi dengan pemisah tanah (Earthing Switch) umumnya antara pemisah penghantar atau kabel pemisah tanah terdapat alat yang disebut interlock. Dengan terpasangnya interlock ini maka kemungkinan kesalahan operasi dapat dihindarkan. Berikut ini adalah jenis jenis Pms.

6. Pemutus Tenaga / PMT (Circuit Breaaker) Pemutus Tenaga (PMT / CB) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran daya ataupun bila terjadi arus gangguan. Dimana pada keadaan gangguan, pemutusan daya oleh PMT / CB secara otomatis diakibatkan bekerjanya rele proteksi. Pemutusan aliran daya bila diperlukan dapat dilakukan melalui panel board oleh operator. Disamping berfungsi sebagai pemutus tenaga, PMT / CB juga berfungsi sebagai alat hubung yang dapat dioperasikan melalui panel board. 7. Transformator Tenaga / Transformator Daya Transformator daya adalah peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik tegangan tinggi ke tegangan rendah atau

Page 14

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dan mengatur tegangan melalui Tap Changer.

Transformator Daya terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a. Inti Besi, berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulakan oleh arus listrik melalui kumparan, yang terbuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current atau rugi-rugi panas.

b. Kumparan Transformator, beberapa lilitan kawat yang berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun antar kumparan dengan isolasi padat seperti katon, pertinak dan lain-lain. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan / arus bolak-balik maka dapat pada kumparan tersebut akan timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban). Maka akan menghsilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumapran sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

c. Minyak Transformator, sebagian besar transformator tenaga kumparankumparan dan intinya direndam dalam minyak transformator, terutama transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, maka minyak transformator tresebut berfungsi sebagai pendingin / isolasi.

Page 15

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

d. Tangki Konservator, pada umumya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak transformator berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak transformator atau minyak cadangan dan uap / udara akibat pemanasan trafo karena arus beban, maka transformator dilengkapi dengan konservator. Untuk mejaga agar minyak tidak

terkontaminasi dengan air yang masuk bersama udara melalui saluran pelepasan dan pemasukan udara kedalam konsevator maka dilengkapin dengan media penyerap uap air yang disebut silicagel. e. Bushing, hubungan antara transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. f. Pendingin, pada inti besi dan kumparan kumparan akan timbul panas sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur sekitar transformator. Jika temperatur luar tinggi dan beban juga tinggi maka transformator akan bekerja dengan temperatur tinggi pula. Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik yang menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak dan dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting rele temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa minyak isolasi panas. Dari sistem pendingin tersebut maka transformator dapat dibagi berdasarkan sistem pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN, OFAF dan OFWF.

Page 16

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

g. Tap Charger (On Load Tap Changer), adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah ubah. Tap charger dapat dioperasi secara manual dan otomatis. h. Alat Pernapasan (Dehydrating Breather), karena pengaruh naik turunya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah ubah mengikuti keadaan tersebut.bila suhu minyak tinggi maka minyak akan memuai dan mendesak udara ke permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya suhu minyak turun, minyak menyusut maka udar luar akan masuk kedalam tangki. Kedua proses disebut pernafasan trafo. Akibat pernafasan trafo tersebut maka permukaan minyak akan bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan, berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis yang disebut silicagel. i. Indikator, adalah untuk megawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indikator pada trafo sebagai berikut : Indikator suhu minyak Indikator permukaan minyak Indikator sistem pendinginan Indikator kedudukan tap, dan sebagainya.

8. Tahanan Pentanahan Titik Netral Trafo / NGR (Neutral Grounding Resistance)

Page 17

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

NGR adalah tahanan yang dipasang pada Titik netral trafo dihubungkan Y (bintang) yang berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang dirasakan oleh trafo / penyulang distribusi karena adanya gangguan hubung tanah di penyulang distribusi. NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid). Besar tahanan untuk tegangan 70 kV adalah 40 Ohm dan tegangan 20 kV adalah 12 Ohm , 40 Ohm , 200 Ohm dan 500 Ohm. Berikut ini adalah jenis dari NGR : a. Resistance Liquid (Air), yaitu bahan resistansinya adalah air murni. Untuk memperoleh nilai resistansi yang diinginkantambahkan garam KOH. b. Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nikelin dan dibuat dalam panel dengan nilai resistansi yang sudah ditentukan.

Diagram Kutub Tunggal Gardu Induk (Single Line Diagram) Merupakan suatu diagram listrik pada gardu induk yang berisi penjelasan

umum tentang gardu induk. Diagram kutub tunggal menggambarkan instalasi dari gardu induk tersebut secara umum. Suatu gardu induk harus dapat menggambarkan secara jelas peralatan utama yang ada pada gardu induk tersebut seperti rel daya, pemisah, pemutus tenaga, pemisah tanah, CT, PT, Arrester, Transformator tenaga dan sebagainya.

Page 18

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

3.3

Sistem Proteksi serta Fungsinya Sistem proteksi adalah sistem pengamanan yang dilakukan untuk

melindungi peralatan peralatan peralatan dari gangguan yang terjadi agar kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dihindari menjadi sekecil mungkin. Rele adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur suatu rangkaian listrik lepas atau alarm sesuai dengan pengaturan akibat adanya perubahan yangtidak sesuai dengan keadaan normal. Proteksi terdiri dari seperangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen berikut : Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT). Trafo arus dan trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer besaran listrik primer dari sistem yang diamankan ke rele (besaran listrik sekunder). Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu. Batere beserta alat pengisi (charger) sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya rele, peralatan bantu triping. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sirkit sekunder (arus atau tegangan), sirkit triping , dan sirkit peralatan bantu. Pada dasarnya maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, dengan cara :

Page 19

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.

Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.

Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepada konsumen.

Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Dalam perencanaan sistem proteksi, maka untuk mendapatkan suatu sistem proteksi yang baik diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

B. Rele Jarak (Distance Relay) berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar fasa maupun gangguan hubung tanah. Rele Jarak merupakan pengaman utama dan sebagai backup untuk seksi didepan. Rele ini bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) yang dibagi menjadi beberapa daerah cakupan yaitu zone 1, Zone 2, dan Zone 3, serta dilengkapin dengan tele proteksi. Rele Differansial Pilot Kabel, berfungsi mengaman kan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan antar fasa maupun gangguan hub singkat.

Page 20

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Rele Arus Lebih Berarah , berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar fasa yang hanya bekerja pada satu arah. Rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.

Rele Arus Lebih, berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar fasa maupun gangguan hubung tanah.

Rele Tegangan Lebih , berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.

Rele Gangguan Tanah, berfungsi memproteksi SUTT terhadap gangguan hubung tanah.

Rele Penutup Balik, berfungsi menormalkan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat temporer.

Rele tegangan rendah, berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT dari tegangan rendah.

Rele Frekuensi Rendah, befungsi untuk melepas SUTT atau SKTT bila terjadi penurunan sistem.

1. Gangguan Internal Gangguan internal adalah Gangguan yang terjadi di daerah proteksi trafo, baik di dalam trafo maupun diluar trafo sebatas lokasi CT Jenis Jenis gangguan internal antara lain : a. Kegagalan isolasi pada belitan, lempengan inti atau baut pengikat inti Penurunan nilai isolasi minyak yang dapat disebabkan oleh : Kualitas minyak buruk Tercemar uap air

Page 21

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Dekomposisi karena overheating, oksidasi akibat sambungan listrik yang buruk

b. Kebocoran minyak c. Ketidaktahanan terhadap arus gangguan (electrical dan mechanical stresses) d. Gangguan pada tap changer e. Gangguan pada sistem pendingin f. Gangguan pada bushing 2. Gangguan Eksternal Gangguan external ialah gangguan yang berasal dari luar trafo, antara lain : Overload Overvoltage Underfrekuency External system short circuit

Proteksi transformator daya bertugas untuk mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan yang terjadi dalam bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi di dalam bay transformator saja. Berikut ini adalah jenis rele yang dipasan Proteksi transrmator daya bertugas untuk mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan yang terjadi dalam bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi di dalam bay transformator saja. Berikut ini adalah jenis rele yang dipasang di transformator daya : a. Rele Differensial, berfungsi untuk mengamankan transformator dari gangguan didalam transformator seperti; Flash Over kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan didalam kumparan atau beda kumparan pada daerah pengaman transformator. Page 22

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

b. Rele Tangki Tanah, berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubungan singkat antara kumparan dengan tangki transformator yang titik netralnya ditanahkan. c. Rele Gangguan Tanah, berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu fasa ketanah didalam maupun diluar daerah pengaman transformator. d. Rele Suhu, berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm serta menjatuhkan PMT. e. Rele Bulcholz, berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan api dan pemanasan dalam minyak transformator. Bucholtz pada transformator terendam minyak untuk mengamankan transformator yang didasarkan gangguan seperti: arching, partial discharge, over heating, dan gangguan yang umumnya menghasilkan gas. f. Rele Jansen, berfungsi untuk mengamankan ruang tempat dimana terjadi perpindahan Tap charger. Rele ini disebut juga Bulcholz Tap Changer. g. Rele Arus Lebih Berarah, bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. h. Rele Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault Relay), berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah dalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan rela diferensial. i. Rele SBEF (Stand Bay Earth Fault Relay)

Page 23

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

Rele ini berfungsi untuk mengamankan gangguan didaerah pengaman trafo, khususnya dititik netral trafo yang tidak dapat dirasakan rele differensial maupun REF. Rele ini merupakan cadangan rele REF.

BAB IV PENUTUP
Berdasarkan yang saya dapat dari pelaksanaan OJT di GARDU INDUK PAYA PASIR (Tragi PAYA PASIR) maka penulis menarik kesimpulan dan saran yaitu : 4.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat saya uraikan adalah sebagai berikut : 1. OJT adalah suatu kegiatan dimana mentee menambah kedewasaan diri mengenai suatu pekerjaan (motivasi kerja), serta menumbuhkan rasa pergaulan dan saling menghormati di tempat OJT 2. PT PLN (Persero) adalah perusahaan yang menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum, dalam jumlah dan mutu yang memadai, handal, serta berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan sakaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan. 3. GARDU INDUK PAYA PASIR merupakan salah satu gardu induk pensuplai daya ke konsumen industri dan konsumen umum dengan tegangan yang dibutuhkan konsumen industri dan umum dalah tegangan menengah (20 kV). Kebutuhan daya di GARDU INDUK PAYA PASIR akan terus bertambang seiring dengan meningkatnya perindustrian dan konsumen umum.

Page 24

PT.PLN ( PERSERO ) P3B SUMATERA

4. Peralatan peralatan perlu diperhatikan dan dipelihara untuk menjaga agar tidak menurun drastis tingkat kemampuannya. 5. SOP harus benar - benar diterapkan dalam setiap melaksanakan pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan akibat salah operasi karena prosedur yang salah dapat mengakibatkan hal yang fatal bagi manusia maupun peralatan. 4.2. SARAN Adapun saran yang dapat saya uraikan adalah sebagai berikut : 1. Sistem dan jadwal pemeliharaan prediktif perlu ditingkatkan dalam rangka menjamin keandalan dan kontinuitas pelayanan dari Gardu Induk Paya Pasir 2. Umumnya peralatan dalam keadaan yang cukup tua, jadi disarankan untuk mengganti peralatan yang sudah memliki batas layak guna, hal ini dilakukan untuk mencegah terganggunya sistem pengoperasian yang berakibat pada sistem penyaluran tenaga listrik di Gardu Paya Pasir. 3. Para pegawai sangat bijak dan kreatif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya akan sangat optimal jika ada waktu luang untuk diberi tambahan ilmu pengetahuan yang bersifat baru untuk menghadapi dunia kerja yang nantinya akan berkembang juga seperti mengenai pengenalan alat alat baru. 4. Untuk lebih meningkatkan kinerja para pegawai akan lebih baik jika diadakan penyegaran suasana seperti diadakan kegiatan kegiatan olahraga atau rekreasi.

Page 25

You might also like