You are on page 1of 6

BAB V PRODUKTIVITAS KERJA A.

MAKNA PRODUKTIVITAS KERJA Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun yang lain, swasta maupun pemerintah, akan selalu berupaya para anggota atau pegawai/pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja setinggi mungkin untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara orang mengemukakan bahwa produktivitas kerja atau produktivitas pada hakikatnya juga merupakan motif ekonomi untuk memperoleh hasil sebanyak mungkin dengan biaya sekecil kecilnya. Para sarjana ekonomi sepenuhnya menyadari bahwa faktor manusia mempenyai peranan sangat dominan dalam menentukan berhasil tidaknya kegiatan organisasi dalam mewujudkan tujuannya. Mengenai arti produktivitas, rumusan yang diberikan oleh sarjana yang satu dan rumusan yang lain berbeda beda. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk didalamnya pegawai atau pekerja itu sendiri. Mengenai produktivitas diatas memang berbeda pengungkapan nya antara satu dengan yang lain, tetapi pada hakikatnya mempunyai makna sama, yaitu antara produksi yang dapat dihasilkan dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan produksi itu atau rasio antara seluruh kepuasan dapat diperoleh dengan pengorbanan yang telah diberikan. yang rasio telah yang

Bagi bangsa indonesia yang memiliki pandangan hidup pancasila, produktivitas suatu organisasi atau perusahaan harus bermanfaat bukan saja bagi pengusaha dan para pegawai atau pekerja, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan juga negara. B. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA Produktivitas kerja bagi suatu perusahan bukan merupakan suatu yang kebetulan dimilikinya. Adapun persyaratan yang memungkinkan pegawai atau pekerja untuk bersedia bekerja dengan penuh semangat banyak macamnya. Salah satu diantara nya ialah keterampilan pegawai atau pekerja dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab.

Untuk mengetahui sejauh mana persyaratan tersebut mempengaruhi tercapainya efektifitas sebagai mana diharapkan, berikut ini akan dibahas sifat dan makna persyaratan itu sendiri. 1. Keterampilan Keterampilan atau kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya merupakan faktor yang sangat perlu agar dapat diperoleh hasil yang diharapkan. Kemampuan dan kecakapan pegawai/pekerja yang dibawa sejak lahir akan berkembang dengan sempurna apabila dilengkapi dengan pengetahuan melalui proses belajar dan pelatihan. Oleh karena itu, salah satu tugas penting seorang manajer kepegawaian adalah melaksanakan program pendidikan dan latihan sesuai dengan pendidikan atau kemampuan yang dimilki pegawai/pekerja seperti yang terdapat dalam analisi jabatan. 2. Kesedian pegawai untuk melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan tanggung jawab.

Kesediaan pegawai untuk bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab dapat diharapkan apabila pegawai/pekerja merasakan kebutuhan hidupnya.

KEUTUHAN PEGAWAI YANG SANGAT PENTING ADALAH :

A. Kebutuhan hidup yang bernilai psikologis


B. Kebutuhan akan rasa aman (a sense of security) C. Kebutuhan akan perasaan berhasil (a sense of succes) D. Kebutuhan untuk diperlukukan sebagai (a sense of belongingness)

E. Kebutuhan hidup yang bernilaiekonomis dan bersifat fisik. Drs Alex S. Nitisernito dalam bukunya Management Personalia mengemukakan beberapa cara untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja pegawai, yaitu : a. Memberi gaji yang cukup b. Memperhatikan kebutuhan rohani pegawai c. Sekali sekali menciptakan suasana santai
2

d. Memperhatikan harga diri pegawai e. Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat f. Memberi kesempatan untuk maju
g. Memupuk perasaan aman mengahadapi masa depan

h. Mengusahakan loyalitas pegawai i. Mengajak berunding para pegawai j. Memberi insentif secara terarah k. Memberi fasilitas yang menyenangkan

C. KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW Pertama, kebutuhanyang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Kedua, kebutuhan yang diperlukan untuk kesehatan fisik, ketiga, kebutuhan yang diperlukan untuk kesehatan mental/psikis. Penjelasan dari sifat primidal ialah : a. Kebutuhan fisik ( physiological needs ) b. Kebutuhan akan perlindungan ( protection needs ) c. Kebutuhan sosial ( social needs ) d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem )
e. Kebutuhan akan perwujudan diri (self actualization needs).

Ada dua macam, yaitu :

1. Kebutuhan yang berhubungan dengan reputasi, status, penghargaan

(recognition ), dihargai, (apprciation) dan respek dari teman teman.

2. Kebutuhan akan penghargaan diri sendiri (self esteem) ; kepercayaan

kepada diri sendiri, keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan ketidak tergantungan.

D. BERBAGAI PETUNJUK TURUNYA PRODUKTIVITAS Kesedian bekerja tumbuh apabila kebutuhan pegawai baik fisik maupun non fisik, ekonomis maupun psikologis, terpenuhi dan sebaliknya apabila kebutuhan utama tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pimpinan perusahaan, produktivitas kerja cenderung rendah atau menurun. Perubahan produktivitas ini dapat dilihat melalui beberapa petunjuk melalui : 1. Menurunnya presensi 2. Menigkatnya labour turnover 3. Meningkatnya kerusakan 4. Timbulnya kegelisahan, tuntutan, pemogokan

BAB VI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

A. PERISTIWA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Segala sesuatu didunia ini tidak ada yang kekal, dalam kitab undang undang hukum perdata buku ketiga Bab 7 A pasal 1601 a dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perjanjian kerja ialah suatu perjanjian dimana pihak yang satu, pekerja, mengikat diri untuk bekerja pada pihak yang lain, pengusaha, selama waktu tertentu dengan menerima upah. Sementara itu dalam pasal1601 g ayat 1 dikemukan bahwa jika lamanya hubungan kerja tidak ditentukan, baik dalam perjanjian atau peraturan pengusaha maupun dalam peraturan perundang undangan atau menurut kebiasaan, hubungan kerja itu dipandang untuk waktu yang tidak tertentu. Dari kedua pasal tersebut ditarik kesimpulan bahwa : 1. Perjanjian kerja pertama mencerminkan bahwa awal dan akhir hubungan kerja merupakan kesepakatan bersama antara pekerja dan pengusaha sehingga pemutusan hubungan kerja yang terjadi tepat pada waktunya tidak akan menimbulkan masalah.
4

2. Perjanjian kerja kedua mencerminkan bahwa hanya awal hubungan kerja yang merupakan kesepekatan bersama, sedangkan berakhirnya perjanjian kerja itu sendiri tidak diatur sehingga pada waktu nya dapat menimbulkan masalah. ANALISA Produktivitas kerja merupakan alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Secara sektoral maupun nasional, produktivitas kerja menunjukkan kegunaannya dalam membantu mengevaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, manfaat lainnya adalah untuk menentukan target, dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Kriteria yang dipakai untuk melakukan suatu pengukuran produktivitas kerja lebih mudah dilakukan apabila diketahui jenis bidang pekerjaan yang akan diukur produktivitasnya. Produktivitas memiliki dua dimensi, pertama, Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu Dan yang Kedua, yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Produktivitas juga sebuah keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas disegala bidang. Produktifitas kerja yang menurun juga paling sering terjadi dikarenakan : 1. Mudah tidak focus terhadap apa yang sedang dikerjakan, misalnya ketika kita sedang bekerja kita mendapatkan telfon atau chatting dari rekan kerja atau diluar rekan kerja dan itu menyebabkan pekerja tidak fokus lagi hendak melakukan hal yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya seperti waktu istirahat atau waktu tidur pekerja disaat selesai jam kerja tidak digunakan dengan baik, waktu tidur yang tidak cukup dapat mengganggu karyawan disaat memulai pekerjaannya pada hari kerja.

3. Membenci apa yang dilakukan, misalnya seperti dari dalam diri kita malas untuk mengerjakan pekerjaan tersebut maka disitu timbul rasa benci ingin mengerjakannya dan berat melakukan pekerjaan itu tentu hasilnya tidak akan menjadi hasil yang terbaik. 4. Salah Mengatur Prioritas, misalnya seorang pegawai telah mengerajakan pekerjaan nya tetapi mendapatkan hasil yang tidak seberapa, kejadian ini diakibatkan tidak cermat dalam mengatur prioritas yang mana yg harusnya dikerjakan dahulu dan yang mana yang haru dikerjakan setelahnya. Dan dari situ pegawai merasa ketidakpuasaan didalam bekerja. PHK sebenarnya bisa merugikan kedua belah pihak yaitu, dari segi bisnis dan tenaga kerja. Tenaga kerja kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Sedangkan pada sisi bisnis kerugian sebagai biaya. Biaya tersebut, merupakan biaya pergantian tenaga kerja. Tentu dibutuhkan biaya yang besar didalam perekrutan karyawan baru sebagai pengganti yang di PHK tersebut. PHK juga hendaknya dilaksanakan atau dilakukan dengan hormat (respectful) karna jika tidak seperti itu dapat mengecewakan tenaga kerja yang bersangkutan dan yang masih aktif bekerja. Dengan keadaan perekonomian Negara yang seperti sekarang hal hal seperti PHK itu bisa saja sering terjadi. Jadi Sebelum kita mempunyai keinginan ingin bekerja hendaknya kita menanyakan pada diri kita sendiri, apakah benar ini pekerjaan ini yang kita inginkan sepanjang hidup kita, karena kebanyakan orang yang di PHK pada akhirnya menyadari kalau mereka sebenarnya tidak benar benar menginginkan pekerjaan yang mereka jalani tersebut.

You might also like