You are on page 1of 21

HEMANGIOMA

Pembimbing: dr. Rudy Wartono Sp KK Oleh: Mohammad Sulhan,S.Ked 05700178

BAGIAN SMF KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO 2012

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul Hemangioma sebagai syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin RSUD Sidoarjo dapat terselesaikan dengan baik. Atas selesainya penyusunan referat ini, penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. .dr. Rudy Wartono, Sp. KK sebagai Pembimbing Refrat yang telah membimbing kami selama kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin. 2. dr. Myrna Safrida, Sp. KK sebagai Ka-SMF Kulit dan Kelamin yang telah membimbing kami selama kepaniteraan klinik di SMF Kulit dan Kelamin 3. Rekan rekan Dokter Muda yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga dapat terselesaikannya tinjauan pustaka ini. 4. Staf SMF Kulit dan Kelamin yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga dapat terselesaikannya tinjauan pustaka ini. Demi kesempurnaan penyusunan refrat selanjutnya, saran dan kritik terhadap refrat ini sangat kami harapkan. Semoga refrat ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Pembimbing

Sidoarjo, 16 Oktober 2012

dr. Rudy Wartono, Sp. KK

Mohammad Sulhan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................i Daftar Isi..........................................................................................................................................ii Daftar Gambar................................................................................................................................iii Daftar Tabel....................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 I.1 Latar Belakang............................................................................................................................1 I.2 Tujuan.........................................................................................................................................1 BAB II ISI........................................................................................................................................2 A. Definisi......................................................................................................................................2 B. Epidemiologi.............................................................................................................................2 C. Patogenesis................................................................................................................................2 D. Klasifikasi.................................................................................................................................3 E. Gejala klinis..............................................................................................................................6 F. Pemeriksaan penunjang............................................................................................................8 G. Diagnosis..9 H. Diagnosis banding...10 I. J. Komplikasi..10 Pengobatan..11

K. Prognosis.15 BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16 BAB IV DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii

DAFTAR GAMBAR 1. Hemangioma Superficial 2. Hemangioma Profunda 3. Mixed Hemangioma 4. Strawberry Hemangioma 5. Granuloma Piogenik 4 5 5 6 7

DAFTAR TABEL 1. Perjalanan Klinis Hemangioma 2. Diagnosis Banding 9 10

iii

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Kelainan pembuluh darah berupa lesi konginetal dari pembentukan pembuluh darah. Sebelumnya lesi ini di kenal sebagai suatu tanda lahir. Mengklasifikasinya sering menjadi masalah, dengan nomenklatur deskriptif yang kontradiktif dan membingungkan. Sistem

klasifikasi pertama kali diusulkan oleh mulliken dan glowacki pada tahun 1982. Klasifikasi ini di revisi oleh international society for the study of vascular anomali pada tahun 1996 berdasarkan klinikal, radiologi, dan karakteristik hemodinamik. Kemudian di modifikasi kembali kedalam klasifikasi yang lebih praktis dan mudah digunakan secara klinis, dimana hemangioma di bagi menjadi, superficial, profunda, dan campuran. Selain itu mereka juga membagi malformasi pembuluh darah. 1,2,3 Ada beberapa jenis tumor pembuluh darah, yang sebagian besar terjadi pada masa kanakkanak. Hemangioma dan malformasi pembuluh darah yang sering terjadi pada anak-anak. Dimana hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang jarang terlihat pada saat lahir dan mengalami fase pertumbuhan pesat selama 6 bulan pertama sedangkan malformasi pembuluh darah biasanya tampak pada saat lahir dan akan tumbuh selaras dengan tumbuh-kembang anak.
1,2,3

I.2 Tujuan Refrat ini dibuat pada dasarnya untuk memenuhi tugas yang diberikan dokter pembimbing. Dan Hemangioma. refrat ini juga bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang

BAB II ISI
A. DEFINISI Hemangioma adalah tumor jinak atau hamartoma yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukkan pembuluh darah dan dapat terjadi di segala organ seperti hati, limpa, otak, tulang, dan kulit4

B. EPIDEMIOLOGI Hemangioma infantile (HI) adalah tumor jinak yang paling sering di dapatkan pada masa kanak-kanak. Hemangioma terjadi pada 10 % dari anak-anak dengan usia 1 tahun. lebih sering terjadi pada wanita (rasio 2-3:1) dan pada bayi prematur, terutama yang berat kurang dari 1500 gram. faktor risiko lainnya adalah ras kaukasia dan anak kembar

C. PATOGENESIS Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui. Hemangioma terdiri dari sel-sel endhothelial tetapi juga mengandung fibroblast, pericytes, sel-sel interstisial dan sel mast. ada 2 teori yang mendominasi patofisiologi hemangioma saat ini. Teori pertama menyatakan bahwa hemangioma sel endotel muncul dari jaringan plasenta yang terganggu selama kehamilan atau melahirkan. Di tandai dengan di temukan Glucose-Transporter-1 (GLUT-1) pada jaringan plasenta. Hal ini juga di dukung oleh fakta bahwa GLUT-1 sering di temukan pada pengambilan sampel vilus korionik, plasenta previa dan preeclampsia. Teori kedua diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembentukan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.

Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factorbeta, dan transforming growth faktor beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma1,2

D. KLASIFIKASI Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil dan kongenital. Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia satu tahun hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10 tahun). Hemangioma kongenital tumbuh secara lengkap setelah lahir dan bisa terjadi involusi atau noninvolusi (menetap). Hemangioma umumnya mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan anggota gerak (25%). Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga sentimeter. Hemangioma dapat juga mengenai organ viseral seperti hati, limpa, usus, jatung bahkan otak yang dapat mengancam jiwa penderita. Sering tidak diketahui adanya hemangioma pada organ viseral ini sampai muncul tanda tanda klinis yang jelas, misalnya terjadi gagal jantung pada hemangioma yang mengenai jantung, juga dapat terjadi gangguan fungsi hati jika hemangioma mengenai hati pada daerah yang cukup luas. Ada beberapa penelitian menemukan hemangioma multipel pada kulit mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk kemungkinan adanya keterlibatan organ viseral dan harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk membuktikannya Secara histologik hemangioma di klasifikasikan berdasarkan besarnya pembuluh darah, menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Hemangioma kapiler, yang terdiri atas : a Hemangioma kapilar pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus) b Granuloma piogenik c Cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis. 2. Hemangioma kavernosum, terdiri atas : a Hemangioma kavernosum (hemangioma matang) b Hemangioma keratotik c Hamartoma vaskular
3

3. Telangiektasis : a Nevus flameus b Angiokeratoma c Spider angioma

Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut: A. Hemangioma Kapiler/ Hemangioma superficial Dari Hemangioma kapiler, dikenal : 1) Salmon patch. 2) Port wine stain. 3) Spider angioma. 4) Strawberry mark Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Salmon patch berwarna lebih muda sedang Port wine stain lebih gelap kebirubiruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit

Gambar 1. Hemangioma Superficial8 B. Hemangioma kavernosum/ Hemangioma profunda Tampak sebagai suatu benjolan yang terletak di dermis dan subkutan, kemerahan, terasa hangat dan compressible (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa waktu membesar kembali).
4

Gambar 2: Hemangioma profunda9 C. Hemangioma campuran/mixed Terdiri dari komponen hemangioma superfisial dan profunda4,5,6,7

Gambar 3 Mixed Hemangioma10 Hemangioma konginetal Hemangioma ini terbentuk pada saat kelahiran dan tidak berkembang setelah kelahiran. Ada dua sub tipe besar yang di akui yaitu Rapidly Involuting Conginetal hemangioma (RICH) dan Non Involuting Conginetal Hemangioma (NICH). NICH lebih jarang terjadi dari pada RICH. Pada RICH, tumor akan cepat menyusut pada tahun pertama setelah kelahiran dan dapat benar-benar hilang dalam usia 18 bulan sedangkan NICH tidak mengalami penyusutan seiring dengan bertambah usianya.

Selain itu, hemangioma di bagi Secara morfologi dapat dikelompokkan menjadi localized, segmental, intermediate, dan multifocal. Tipe localized ditujukan pada jenis hemangioma

yang tumbuh dari satu titik atau terlokalisir pada suatu area tanpa perkembangan konfigurasi linier yang jelas. Hemangioma segmental merupakan hemangioma yang berkelompok membentuk suatu konfigurasi. Sedangkan tipe intermediate adalah hemangioma yang tidak dapat dikelompokkan pada jenis localized maupun segmental, dan disebut hemangioma multifocal jika terdapat 10 hemangioma kutis.1,2,3,7 E. GEJALA KLINIS Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung ukuran tumor, lokasi, kedalaman dan stadium klinis. Tanda yang paling dini suatu hemangioma adalah terlihatnya warna lila pada bagian kulit yang terkena. Hemangioma jarang menimbulkan rasa sakit kecuali jika terdapat ulserasi. Kebanyakan, terutama yang berukuran besar hangat jika diraba, bahkan kadangkadang pada daerah yang banyak aliran darah bisa terdengar suara (bruit). Kondisi seperti ini merupakan petunjuk bagi kita sedang terjadi fase involusi7

a. Hemangioma kapiler/superficial Strawberry hemangioma Hemangioma kapilar terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superficial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi spontan di tandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.

Gambar 4 Strawberry hemangioma11


6

Granuloma piogenik Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapilar yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering di sertai infeksi sekunder. Lesi biasanya solitary, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Berbagai lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah

Gambar 5 Granuloma piogenik12

b. Hemangioma Kavernosum Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila di tekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila di lepas. Lesi terdiri dari atas elemen vascular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.

c. Hemangioma campuran Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga tediri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar di temukan pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitary, dapat terjadi sejak lahir atau masak anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.5

F. Pemerisaan Penunjang
1. USG Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG Doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari massa jaringan lunak lain. 2. MRI MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena) 3. CT scan Pada sentral yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma. 4. Foto polos Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas. 5. Biopsi kulit Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan hemangioendotelioma kaposiformis
1,2,7

atau

penyakit

keganasan.

Pemeriksaan

immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah perdarahan.

G. Diagnosis
Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa jenis hemangioma dapat disalah artikan sebagai malformasi. Perjalanan klinis salah satu kunci dalam mendiagnosis HI. Adanya pada saat kelahiran atau sebagai tanda premonitory yaitu dapat dilihat pada tabel 11,7 Tabel 1 Perjalanan klinis Hemangioma1 Riwayat lahir Bayi premature Kehamilan kembar Komplikasi selama hamil atau melahirkan

Riwayat medis Gizi (Nutrisi dan perkembangan berat badan) Pernah rawat inap di rumah sakit

Riwayat tanda lahir Ada saat melahirkan Ada perubahan sejak kelahirannya Pertumbuhannya proporsional atau tidak? Stabil atau menyusut? Ada komplikasi berupa perdarahan, ulkus atau nyeri?

Riwayat Keluarga Keluarga punya riwayat sakit hemangioma atau tanda lahir vascular?

Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar. Terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis utama ialah adalah bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat sesudah lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warna merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap5

H. Diagnosis Banding5,7
Tabel 2 Diagnosis banding hemangioma Neurofibroma Higroma lipoma limfangioma

I.

Komplikasi1,2,3,5,6,7
Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling tersering yaitu: 1. Perdarahan Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit diatas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh 2. Ulkus Ulkus terjadinya biasanya akibat rupture. 3. Trombositopenia Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira trombositopenia di sebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi 4. Infeksi sekunder Dapat terjadi namun frekuensinya masih diperdebatkan. kultur biasanya menunjukkan pertumbuhan polimikroba dan terdapat kolonisasi bakteri. namun jika infeksi dicurigai, antibiotik sistemik harus diresepkan

Selain dari komplikasi di atas ada beberapa hal yang biasa mengancam nyawa ketika hemangioma tersebut terdapat di laring dan trakea. Jika terdapat di kelopak mata dapat mengakibatkan gangguan penglihatan seperti amblyopia, ganguan bias bahkan kebuataan.

10

J. Pengobatan
Regresi spontan terjadi pada 80% hingga 85% kasus pada usia 9 tahun. Seperti telah dikemukakan di atas untuk memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma sangatlah sulit sehingga perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol teratur 3-6 bulan sekali atau lebih cepat. Beberapa jenis hemangioma bias mengancam jiwa atau fungsi organ dan tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih merupakan kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada saat muncul untuk mencegah pembesaran, sebagian lagi memberikan pengobatan atas indikasi adanya gangguan kosmetik atau bila sudah mulai mengganggu fungsi organ. Pengobatan dilakukan pada hemangioma yang dapat menyebabkan komplikasi fungsional, yang dapat menimbulkan perubahan bentuk permanen, yang letaknya di tempat yang mengganggu kosmetik sehingga menyebabkan distress psikososial, yang pertumbuhannya cepat atau yang permukaannya bergaung yang mengalami ulserasi. Jenis pengobatan hemangioma sangat tergantung pada ukuran, lokasi, beratnya tumor, usia pasien, dan laju involusi. Gontijo dkk, dalam suatu studi prospektif tentang hemangioma infantile menyatakan bahwa ukuran yang besar, lokasi di wajah, dan/atau morfologi tipe segmental merupakan faktor yang memperburuk prognosis hemangioma dari segi timbulnya komplikasi dan keberhasilan pengobatan

Ada 2 cara pengobatan: 1. Cara konservatif 2. Cara aktif

1. Cara konservatif Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulanbulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. 2. Cara aktif A. Pengobatan medikamentosa Terapi pilihan utama Kortikosteroid
11

kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah: 1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital. 2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik. 3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium. 4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia. 5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular. Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid belum diketahui secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh terhadap hemangioma dengan cara: 1. Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature. 2. Intensifikasi efek vasokonstriksi epinefrin maupun norefinefrin pada pembuluh darah otot polos. 3. Memblok reseptor estradiol pada hemangioma. 4. Menghambat angiogenesis. Beberapa penulis mengelompokkan steroid berdasarkan cara pemberian menjadi: 1. Kortikosteroid sistemik Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena bila diberikan pada masa involusi kurang bermanfaat. Dosis yang dianjurkan inisial prednison atau prednisolon 2 3 mg/kg/hari, satu kali sehari pada pagi hari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan hingga 6 8 minggu dan pada kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu Beberapa peneliti
menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk menghasilkan terapi efektif, cepat.

2. Kortikosteroid intralesi Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi infeksi berulang pada daerah lesi). Dosis yang diberikan 2 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2
12

bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan ukuran hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik. Penyuntikan dapat pula dilakukan dengan interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek samping yang tidak diinginkan, tetapi dari laporan diketahui laju respon pengobatan dengan cara ini hanya sekitar 85%. Efek samping potensial kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi kulit, anafilaksis, perdarahan, nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya suntikan dapat ditoleransi dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan pada periokuler. Pada hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid intralesi tidak boleh. melebihi 3-5 mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular dikontra-indikasikan, sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti atropi kulit, nekrosis, dan oklusi arteri retina sentral, dengan konsekuensi kebutaan. 3. Kortikosteroid topikal Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma) biasanya efektif pada hemangioma tipe cutaneous B Terapi pilihan kedua 1. Interferon Alfa-2a dan 2b Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang mengancam jiwa bila terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Sewaktu pemberian interferon alpha, status neurologis harus dimonitor secara ketat. Kedua jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan, biasanya diberikan melalui suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2 permukaan tubuh per hari diulang setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan interferon pada hemangioma masih sangat terbatas karena selain harganya mahal juga belum banyak penelitian yang mendukung. 2. Vinkristin Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal dengan terapi steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami kekambuhan dan yang tidak
13

dapat mentoleransi pengobatan medikamentosa lain. Vinkristin mempengaruhi mitotic spindle microtubules dan merangsang proses apoptosis pada sel tumor in vitro. Ada laporang yang menyatakan bahwa vinkristin efektif digunakan pada kasus hemangioma yang mengancam jiwa yang resisten terhadap pengobatan steroid. Taki dkk, menyatakan bahwa pada kasus intractable Kasabach-Merritt syndrome pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka menyarankan pemakaian vinkristin pada kasus demikian. Dosis yang dianjurkan 1.5 mg/m2 per kali suntikan, jika diperlukan dapat diulang satu kali lagi dengan interval 2-3 bulan setelah suntikan pertama. 3. Bleomisin Omidvari dkk, melaporkan pemberianbleomisin intralesi pada kasus hemangioma yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang mengalami infeksi sekunder, permukaannya bergaung dan hemangioma yang tumbuh sangat cepat. Mereka mengambil suatu kesimpulan bahwa pemberian bleomisin mudah, aman dan merupakan terapi yang efektif untuk mengobati hemangioma dengan komplikasi. Ada peneliti lain yang memberikan suntikan local bleomisin pada 210 anak dengan hemangioma kavernosus dengan tingkat keberhasilan 91.2%. Terapi dengan bleomisin tidak efektif pada hemangioma pampiniform yaitu hemangioma yang terjadi akibat malformasi vena di pleksus pampiniform pada skrotum. Dosis bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat diulang sebanyak 6-10 kali dengan interval 4-6 minggu. 1.3. Vascular-specific Pulse Dye Laser Morelli dkk, melaporkan peranan pulsed dye laser pada hemangioma ulseratif. Mereka menemukan bahwa rasa sakit akibat hemangioma jenis ini akan menghilang setelah pengobatan awal pada 6 dari 10 kasus hemangioma. Dua kasus dinyatakan sembuh setelah tiga kali pengobatan. Pada satu studi retrospektif dengan 245 pasien menunjukkkan hasil yang bermakna pada kelompok pengobatan disbanding kontrol. Mereka melaporkan bahwa terapi laser menunjukkan keunggulan jika dihubungkan dengan panjangnya masa pengobatan apalagi jika dihubungkan dengan hasil akhir volume dan bentuk hemangioma.

14

1.4. Bedah eksisi Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut: 1. Hemangioma yang tumbuh secara progresif. 2. Hemangioma yang mengalami infeksi berulang. 3. Hemangioma yang permukaannya bergaung, sehingga ditakutkan disertai keganasan. 4. Mengganggu secara kosmetika. 5. Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa. 6. Hemangioma yang bertangkai
1,2,3,4,5,7

Pergeseran paradigma telah terjadi sehubungan pengobatan hemangioma selama beberapa tahun terakhir ini. Di tahun 2008 di temukan bahwa dengan mengunakan propanorol dapat menyebabkan regresi hemangioma pada bayi baru lahir. Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan propranolol dalam pengobatan hemangioma. Bahkan, lebih dari 90% mengalami penurunan drastis setelah pemberian dosis pertama propanolol selama 1-2 minggu. Dosis propanolol 2-3mg/kg di pisahkan menjadi 2 atau 3 kali perhari. Efek samping dari propanolol ini adalah hipoglikemia. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya anak di berikan makanan terlebih dahulu sebelum meminum obatnya. Sebelum pemberian propanolol pertama kali sebaiknya di lakukan pemeriksaan elektrokardiogram. Penyakit cardiopulmonary harus di pertimbangkan dalam pemberian obat propanolol. Biasanya terapi ini untuk hemangioma yang mengalami masalah yang kompleks seperti hemangioma massif. Mekanisme kerja obat ini masih belum jelas tetapi mungkin melibatkan pengaturan faktor pertumbuhan pembuluh darah dan hemodinamika sitokin.

K. Prognosis
Pada umumnya prognosis baik bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan yang baik5

15

16

BAB III PENUTUP


Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada bayi, yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase proliferasi dan fase involusi. Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi secara spontan pada usia rata-rata 9 tahun dan tidak memerlukan pengobatan. Pada beberapa keadaan tidak terjadi involusi spontan atau terjadi involusi tetapi ukuran hemangioma masih besar. Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi atau terapi lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih banyak kontroversi sehubungan dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2 siklus dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi atau pemberian sitostatika seperti vinkristin dan bleomisin1,2,3,5,7

17

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


1. Klaus, Wolff. Goldsmith, Lowell. Katz, Stephen. Gilchrest, Barbara. Paller, Amy. Leffell ,DavidFitzpatricks Dermatology in general medicine seventh edition, vol 1 and 2, 2008, hal 1164

2. Richter T, Gresham. Friedman B, Adva. Hemangiomas and VascularMalformations: Current Theory and Management, 2012.(

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3352592/) 3. Zheng Wei, Jia, etc. Treatment Guideline For Hemangiomas and Vaskular Malformation of the head and neck, 2009. (http://www.sbccp.org.br/arquivos/HN_08-

2010_treatment_guideline_for_hemangiomas.pdf) 4. Arndt, Kenneth A.; Hsu, Jeffrey T.S. Manual of Dermatologic Therapeutics, 7th Edition, 2007, hal
230 5. Djuanda , Adhi. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 242 6. Anonim, Pedoman diagnosis dan terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Plastik,edisi III,Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya, 2008, hal 1 7. Nafianti,Selfi. Sari Pediatri. Vol 12 No. 3, Hemangioma pada anak. Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. Haji Adam Malik Medan ,Medan 2010, hal 204.( http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/12-3-11.pdf)

8. Allan, Hemangioma, 2008. (http://bryanking.net/hemangioma/) 9. Erwina, Birthmark basic, 2011(http://erwinadr.blogspot.com/2011/08/birthmarks.html) 10. Gan, Vanessa. Pyogenic granuloma , 2012.(http://dermnetnz.org/vascular/pyogenic-

granuloma.html) 11. Vignjevic, Peter. STRAWBERRY HEMANGIOMA,

(http://www.doctorv.ca/conditions/strawberryhemangioma.htm) 12. Anonim, Infantile Hemangioma, 2012

(http://www.chw.org/display/PPF/DocID/28482/router.asp)

You might also like