You are on page 1of 19

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.

istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kousposkuler.indeks eritrosit adalah perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel. Pemeriksaan hematokrit adalah salah satu pemeriksaan hematologi yang bertujuan utuk menyatakan konsentrasi sel darah merah dalam darah atau di nyatakan dalam nilai hematokrit.Tes ini penting untuk menilai adanya hemokonsentrasi dan mempunyai nilai diagnostik yang tinggi pada penyakit yang menyebabkan kelainan pendarahan biasanya dinilai bersama dengan trombosit. Kegunaan dari pemeriksaan kadar hematokrit adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan terhadap pasien misalnya DBD,pada suatu penegak diagnosis yang membutuhkan pemeriksaan laboratarium adalah pada kasus DBD(Dengue).pemeriksaan hematkrit dan trombosit merupakan tes awal sederhana yang bisa di curigai adanya demam berdarah. Hematokrit adalah presentase volume seluruh eritrosit yang ada dalam darah yang di ambil dalam volume tertentu atau volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan cara memuatnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam(%). Pada pemeriksaan hematokrit menggunakan beberapa metode untuk menentukan hasil pemeriksaan yang mana metode yang di jalankan adalah metode mikro,makro dan otomatik.Diantara metode ketiga metode ini belum tentu mengeluarkan hasil yang sama dan perlu di teliti untuk mendapatkan hasil yang baik. Pemerikasaan hematokrit dapat dilakukan dengan cara wintrobe,mikro kapiler dan otomatik.pemeriksaan hematokrit dengan cara wintrobe sangat di tunjang oleh centripuge untuk pengedapan eritrosit dimana pada proses centripuge tersebut sangat tergantung pada kecepatan dan waktu centrifuge, kecepatan centrifuge berpengaruh karena semakin tinggi kecpatan semakin cepat terjadinya pengendapan eritrosit dan begitu pula sebaliknya. Selain

kecepatan centrifuge, waktu centrifuge juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrik. Makin lama centrifuge dilakukan maka hasil yang diperleh semakin maksimal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul Penentuan Nilai MCV Menggunakan Hematokrik Metode Makro dan Mikro. B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah Apakah ada perbedaan hasil nilai MCV menggunakan Hematokrik Metode Makro dan Mikro? C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbedaan hasil nilai MCV menggunakan pemeriksaan hematokrit metode makro dan mikro. 2. Tujuan khusus Untuk menentukan perbedaan hasil nilai MCV menggunakan pemeriksaan hematokrit metode makro dan mikro. D. Manfaat penelitiaan 1. Manfaat bagi institusi Dapat memberikan alternatif alternatif pemecahan masalah dan masukan bagi tenaga laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan hematokrit metode makro dan mikro. 2. Manfaat bagia akademik Untuk memberikan sumbangsih ilmiah pada almamater tentang pemeriksaan hematokrit berdasarkan hasil penelitian. 3. Manfaat bagi penelitian Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang pemeriksaan hematokrit dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan terutama dalam bidang laboratorium. E. Hipotesa Hipotesa Nol (H0) Tidak ada perbedaan hasil nilai MCV menggunakan hematokrit metode makro dan mikro.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Gambaran Darah 1. Devinisi Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup,mulai dari binatang primitive sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsnya sebagai pembawa oksigen ( Oxygen Carrier ), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemoestasis. Darah terdiri atas dua komponen utama Yaitu : a. Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah. b. Butir-butir darah (Blood Coruscles) yang terdiri atas sel darah merah ( Eritrosit),sel darah putih (leokosit) dan butir pembeku (Trombosit).

Darah adalah jaringan tbuh yang berbeda dengan jaringan tubuh yang lain yang berada dalam konsistensi cair dan beredar dalam suatu sistem tertutup yang di namakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport sebagai bahan serta fungsi hemostasis.

2. Volume Darah

Volume darah pada orang sehat di tentukan oleh jenis kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter.

3. Fungsi Darah

Fungsi darah adalah untuk transportasi sel darah merah tetapi berada dalam sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut hemoglobin.

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut : a. Alat transpor makanan yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh. b. Alat transpor O2 yang diambil dari paru-paru untuk dibawa keseluruh tubuh. c. Mempertahankan keseimbangan dinamis (hemoestasis) dalam tubuh termasuk dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatasi keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbangan asam basa pil darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya. d. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.

Dalam sistem sirkulasi, darah berfungsi sebagai berikut : a. Mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. b. Mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh. c. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh. d. Mengangkut jasil ekskresi dari jaringan tubuh ke ginjal. e. Mengatur dan mengontrol temperatur tubuh.

4. Komponen Darah. Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, sebagian besar sel darah terdiri atas eritrosit dan leukosit. Sedangkan jumlah leukosit terlatif sangat sedikit yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini mempunyai fungsi penting pada pengumpulan darah beredar keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Unsur sel darah merah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis sel darah putih (leukosit), dan fragmen sel yang disebut trombosit. Eritrosit berfungsi sebagai transport atau pertukaran O2 dan CO2, leukosit berfungsi untuk mengatasi infeksi dan trombosit untuk engostasis.

B. Gambaran Umum Eritrosit (Sel Darah Merah) 1. Defenisi. Eritrosit atau sel darah merah adalah sel terbanyak dalam darah, karena selain ini mengandung senyawa yang berwarna merah yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Sel ini mudah dapat dilihat dengan bantuan mikroskop pada sediaan apus darah. Sel ini lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikro sirkulasi dan konfigurasinya berubah-ubah, troma bagian luar yang mengandung protein yang terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan PH normal melalui serangkaian dapur intraseluler. 2. Morfologi Dan Sifat-sifat Eritrosit Volume eritrosit adalah 14 94 mm2, sedangkan luas permukaan eritrosit adalah 16 135 mm2. Ukuran-ukuran ini dapat berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil, yang selalu berhubungan dengan kelainan eritrosit dan menyebabkan atau menyertai anemia. Sel darah merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat sel : a. Normositik b. Mikrositik c. Makrositik d. Hipokrom e. Normokromik f. Hiperkromik : Sel yang ukurannya normal : Sel yang ukurannya kecil : Sel yang ukurannya besar : Sel yang jumlah hemoglobinnya sedikit : Sel yang jumlah hemoglobin yang normal : Sel yang jumlah hemoglobinnya banyak

Dalam keadaan normal, bentuk eritrosit dapat berubah-ubah. Sifat inilah yang memungkinkan sel tersebut masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa mengalami kerusakan.

3. Produksi Eritrosit Eritroblas muncul dari sel sistem premitif dalam sum-sum tulang. Eritroblas adalah sel berinti yang dalam proses pematangan di sum-sum tulang menimbun hemoglobin dan secara bertahap kehilangan intinya. Pada tahap ini, sel dikenal sebagai retikolosit, pematangan lebih lanjut menjadi eritrosit, disertai dengan hilangnya material berwarna gelap dan sedikit penyusutan ukuran. Eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Untuk produsi eritrosit normal sum-sum tulang memerlukan besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6, dan faktor lain. 4. Membran Eritrosit Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran integral, dn suatu rangka membran. Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak, dan 10% kabohidrat. Kabohidrat hanya terdapat pada permukaan luar sedangkan protein dapat diparifer atau integral menembus lipid dus lapis. Beberapa protein eritrosit telah diberi nomor menurut mobilitasnya pada elektroforesis gel poliakrilamid. 5. Kandungan dan Fungsi Eritrosit Eritrosit matang mengandung unsur utama yaitu hemoglobin yang mempunyai fungsi sebagai pengangkut oksigen keseluruh paru-paru keseluruh tubuh. Bila terjadi pendarahan atau infeksi kronik maka sel eritrosit dengan hemoglobinnya akan hilang atau menurun secara signifikan dan terjadi suatu keadaan yang disebut anemia sehingga kemampuan darah meningkat dan mengangkut oksigen secara otomatis berkurang karena sehingga konsentrasi hemoglobin sangat menentukan afinitas atau daya ikat terhadap oksigen.

C. Gambaran Umum Indeks Eritrosit 1. Defenisi Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kospouskuler. Indeks eritrosit terdiri atas : isi/volume atau ukuran eritrosit (MCV : mean corpuscular volume atau volume

eritrosit rata-rata), berat (MCV : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin eritrosit rata-rata), konsentrasi (MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration atau kadar hemoglobin eritrosit rata-rata), dan perbedaan ukuran (RDW : RBC distribution width atau luas distribusi eritrosit). Indeks eritrosit dipergunakan secara luas dalam mengklasifikasi anemia atau sebagai penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. Indeks eritrosit dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik) menggunakan hematologi analyzer. Untuk dapat menghitung indeks eritrosit secara manual diperlukan data kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. 2. Bagian-Bagian Indeks Eritrosit A. Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV) MCV mengindikasikan ukuran eritrosit : mikrositik (ukuran kecil), normositik (ukuran normal), dan makrositik (ukuran besar). Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu membaginya dengan hitung eritrosit. MCV = (hematokrit x 10) : hitung eritrosit. Nilai Normal : a. Dewasa : 80 100 (baca femtoliter) b. Bayi baru lahir : 98 122 fL c. Anak usia 1-3 tahun : 73 101 fL d. Anak usia 4-5 tahun : 72 88 fL e. Anak usia 6-10 tahun : 69 93 fL Masalah Klinis : a. Penurunan nilai : anemia mikrositik, anemia defisiaensi besi (ABD), malignansi, artritis reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C), keracunan timbal, radiasi. b. Peningkatan nilai : anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosa; penyakit hati kronis; hipotiroidisme (miksidema); pengaruh obat (defisiensi vit B12, antikonvulsan, antimetabolik).

B. Gambaran Umum Hematokrit 1. Defenisi Hematokrit adalah persentase volume seluruh eritrosit yang ada di dalam darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam persen (%) (Sadikin M. 2002). Hematokrit adalah angka yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan demikian, terjadi pembesaran cairan darah keluar pembuluh darah. Sementara bagian pada darah tetap dalam pembuluh darah dan terjadi peningkatan hematokrit. Berdasarkan persentase perbandingan volume eritrosit/volume darah hematokrit dapat juga ditentukan dengan menggunakan instrumen elektronik otomatik. Hematokrik adalah persentase volume seluruh eritrosit yang ada didalam darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya didalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam persen (%). Nilai hematokrit dinyatakan dengan persen (%) dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan darah vena atau darah kapiler. Hormonnya untuk pria 40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol % (Gandasoebrata R. 2006). 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hematokrit a. Radius Centrifuge Kecepatan mengendapnya eritrosit dipengaruhi oleh radius centripuge yaitu semakin kecil radius centripuge maka semakin cepat terjadi pengendapan eritrosit. Begitupun sebaliknya semakin besar radius centripuge maka semakin lambat terjadinya pengendapan eritrosit. b. Kecepatan Centrifuge Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan eritrosit dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin lambat terjadinya pengendapan eritrosit.

Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita lihat pada hasil pemeriksaan hematokrit dengan menggunakan kecepatan centrifuge 3000 rpm dan 200 rpm selama 30 menit menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (Nurhidayah, 2008). c. Lamanya Pemusingan Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifuge juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal. 3. Berbagai Sumber Kesalahan Dari Pemeriksaan Hematokrit Kesalahan yang mungkin terjadi pada pemeriksaan hematokrit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Tahap Pra Analitik b. Tahap Analitik c. Tahap Paksa Analitik 4. Nilai Normal Hematokrit a. Pria b. Wanita : 40-48 vol/% : 37-43 vol/%

5. Kerangka Pikir

Metode Makro

Metode Mikro

Hematokrit Sampel Alat

Pemeriksaan Nilai MCV

Metode

SDM

Reagen

Hasil

Uji t

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Yang di gunakan dalam jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan melakukan uji deskriptif untuk melihat gambaran indeks eritrosit menggunakan hematokrit metode makro dan mikro. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa program DIII Analis Kesehatan Mega rezky Makassar. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang di ambil; sebanyak 20 orang. 3. Tehnik pemilihan sampel Cara pemilihan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah porbability sampling dimana setiap subyek dan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel.

C. Alur Penelitian
Mahasiswa

Darah EDTA

Pemeriksaan Hematokrit

Metode Makro

Metode Mikro

Hasil

Analisa Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

D. Variabel penelitian 1. Variabel penelitian Penentuan nilai MCV menggunakan Hematokrit Metode Makro dan Mikro. 2. Variabel terikat Hasil hitung nilai MCV

E. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 Juni 2011 2. Lokasi penelitian Penelitian ini di lakukan di lakukan di Stikes Mega Rezky Makassar dan pengujiannya di laboratorium Hematologi DIII Analis Kesehatan Stikes Mega Rezky Makassar. F. Devinisi Oprasional 1. Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml dan disebut dengan persen(%) dari volume darah itu. 2. Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. istilah lain untuk indeks eritrosit adalah kospouskuler. 3. Pemeriksaan hematokrit metode makro adalah sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukan dalamtabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Kemudian tabung sentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang di nyatakan dalam % 4. Pemeriksaan hematokrit metoda mikro adalah sampel darah (darah kapiler,darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kaliu oksalat) dimasukan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler di gunakan ada dua macam yaitu berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. 5. Penentuan mean corpouscular volume (MCV)adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengindisikan ukuran eritrosit. 6. Mahasiswa adalah insan akademik yang berfikir maju dalam memperjuangkan diri dari masyarakat dengan memiliki ciri sebagai masyarakat yang rasional, ilmiah, objektif, tidak mengenal putus asa, denga mengedapatkan rasio dari pada eosi.

G. Analisa Data Data disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat ada tidaknya perbedaan, dimana di lakukan pengujian statistik dengan uji beda (uji t) yang di olah secara spss (paired Sample Correlation) pada tingkat kepercayaan 95%?(=0,5). Rumus yang di pakai untuk (uji t) adalah : X1 : Rata-rata hasil hitung nilai hematokrit metode makro dan mikro X2: Rata-rata hasil hitung nilai hematokrit metode otomatik S1 : Standar deviasa jumlah hematokrit metode otomatik n1 : Jumlah sampel darah metode mikro n 2 : Jumlah sampel darah metode otomatik Untuk uji hepotesis dua pihak,Ho diterima jika t hitung tolak maka t hitung H. Prosedur Kerja 1. Pemeriksaan hematokrit metode makro : a. Prinsip : Darah yang di campur dengan anti koagulan EDTA di masukkan dalam tabung wintrobe kemudian di centripugedengan kecepatan yang di tinggal dalam waktu tertentu. b. Alat : t tabel t tabel dan apabila Hi di

1) Pipet pasteur 2) Tabung wintrobe 3) Centripuge c. Bahan 1) Darah EDTA d. Cara kerja 1) Darah di campur dengan seksama hingga homogen. 2) Dengan menggunakan pipet pasteur/pipet wintrobe darah di masukan dalam tabung wintrobe hingga mencapai sampai garis tanda 10. Di mulai dari dasar tabung dan hindari terjadinya gelombang gelombang udara dalam tabung.

3) Tabung yang berisi darah diputar selama 30 menit dengan kecepatan 3000 Rpm. 4) Hasil pemeriksaan hematokrit di baca dngan memperhatikan : a) Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit yang di tanyakan dalam persen(%) b) tabelnya lapisan putih di atas eritrosit yang tersusun dan leukosit dan trombosit,lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan di nyatakan dalam mm. c) warna kuning dan lapisan plasma dan di sebut indeks ikterus. Warna kuning tersebut di bandingkan dengan warna larutan kalium bikromat yang intensitas warnanya di nyatakan dalam satuan (S). 5) Perhitungan Hasil Hm = 10

2. Pemeriksaan Hematokrit metode mikro : a. Prinsip Darah yang di campur dengan anti koagulan EDTA dimasukkan dalam tabung wintrb kemudian di centrifuge dengan kecepatan yang tinggi dalam waktu yang tertentu. b. Alat 1) Pipet pasteur 2) Tabung wintrobe 3) Centripuge

c.Bahan : 1). Darah EDTA d. Cara kerja 1) sampel yang di pakai adalah darah yang di masukan kedalam tabung pipa kapiler (mikrokapiler) yang mengisap dengan sendirinya dngan gaya kapilartas biarkan sampai 10 mm, bagian ujungnya tidak berisi darah. 2) bagian ujung yang lain di tutup dengan senyawa plastikk (slica) kemudian letakkan pada piringan atau centrifuge khusus.Perhatikan cara meletakkan

tabung kapiler dengan memberikan penyimbang yaitu pipa kapiler arah gaya sentrifugen. 3) putar selama 3-5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm. 4) Baca tinggi kolom eritrosit pada aat pengukurannya atau alat pembacanya. Di nyatakan dalam volume persen(%).

3 . Pemeriksaan eritrosit : a. Prinsip : Darah di encerkan , kemudian di hitung jumlah eritrosit (sel darah merah) yang ada dalam volume. b. Alat : 1) Hemositometer sel yang terdiri dari : a) Kamar hitung (Improved Neubaure) b) Pipet eritrosit c) Karet penghisap d) Deg glass 2) Mikroskop c. Bahan : 1) Larutan hayem 2) Darah (kapiler atau vena) 3) Kapas atau tissue d. Cara kerja : 1) Siapkan alat dan bahan. 2) Hisaplah darah kapiler atau darah vena dengan pipet eritrosit sampai tepat pada garis 0,5 3) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas saring atau tissue secra tepat. 4) Masukan ujung pipet ke dalam larutan hayem sambil menahan posisi darah pada garis tadi, hisap larutan hayem perlahan-lahan jangan sampai timbul gelembung sampai tepat pada garis 101. 5) Angkatlah pipet dari cairan dan tuup ujubg-ujungnya dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap. 6) Kocoklah pipet dengan ujung-ujungnya dengan ujung jari pipet dengan ibu jari tengah selama 2-3 menit

7) Ambilah kamar hitunh(improved neubaver) yang bersih, letakan kamar hitung ini dengan kaca penutup terpasang mendatar di atasnya. 8) Kocoklah kembali pipet yang telah di isi tadi, kemudian buanglah cairan dalam batang kapiler pipet sebanyak - tetes dan segera sentuhlah ujung pipet dengan sudut 0 pada permukaan kamar hitung serta

menyinggungkan pinggir kaca penutup.biarkan kamar hitung terisi secara perlahan-lahan dengan sendirinya. 9) Biarkan kamar hitung di atas mikroskop selama dua menit agar eritrosit mengendap. 10) Hitung eritrosit di bawa mikroskop dengan pembesaran 40 kali.

Perhitungan : FP =

Luas tiap bidang kecil adalah

mm2 dan tiggi kamar hitung

mm.

Eritrosit di hitung dalam 5 x 16 bidang kecil sehingga Jumlah luasnya = 80 X mm = mm.

Faktor perkalian = 5x10x200=10.000. Jadi jumlah eritrosit = jumlah eritrosit yang di hisap 10.000/mmdarah.

e. Pelaporan di nyatakan jumlah eritrosit yang di hitung x 10.000/mm3 darah. f. Cara menghitung eritrosit dalam kamar hitung 1) Meja mikroskop harus dalam sikap horizontal atau kecilkan diagfragma. 2) Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif 10x kemudian ganti dengan lensa objektif 40x sampai garis bagian dalam bidang kecil di bagian tengah tampak jelas. 3) Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil (bidang A,B,C,D,dan E)yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil

4) Mulailah menghitung dari sudut kiri atas,terus ke kanan kemudian turun ke bawah dan mulai lagi dari kanan ke kiri lalu turun ke bawa dan

seterusnya. Cara seperti ini berlaku untuk kelima bidang kecil. 5) Kadang-kadang ada sel yang letaknya menyinggung garis batas. Untuk sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah atas dan sebelah kiri harus di hitung,sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah bawah dan sebelah kanan tidak di hitung(petunjuk pemeriksaan laboratorium puskesmas).

Gambar3.1 kamar hitung improved neubaver (sumber Hematologi, Heru Santoso Wahito Nugroho,200)

DAFTAR PUSTAKA

Bakta.M. I. 2006, hematologi Klinik Ringkas.Buku kedokteran Jakarta. Brunner dan Suddarth,(2002),edisi 8. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.Penerbit Buku kedokteran : EGC Corwin,Elisabeth.J(200),Penerbit Buku kedokteran : EGC Corwin,Elisabeth.J(200),"Buku Saku Patofisiologi"EGC Jakarta Evilin Pearce,2002. Anatomi dan Fisiologi paramedis.PT Gramedia pustaka utama.Jakarta. Gandasoebrata R.(2006)."Penuntun Lab Klinik (http//id.shvoong.com/medicine-and-health/1994840-fungsi-darah/) januari 26,2011 (Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas). Ronal A. Sacher.2007.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratoroum.Buku Kedokteran. Jakarta Sadikin.M,2002,Biokimia Darah.Widya Medika,Jakarta. Subowo,HistologiUmum. Jakarta.Bumi Aksara,2002 (Sumber Histologi,Heru Santoso Wahito Nugroho,2000)

You might also like