You are on page 1of 3

Pneumothoraks Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan penyebab Pneumothoraks Spontan Primer (tidak diketahui dengan pasti penyebabnya) Pneumothoraks spontan

an primer diperkirakan terjadi karena rupture dari bleb emfisematous di subpleura, yang biasanya terletak pada apeks paruparu. Bleb dapat ditemukan pada lebih dari 75% pasien yang menjalani thorakoskopi sebagai terapi dari pneumothoraks spontan primer. Patogenensis terjadinya bleb subpelural ini masih belum jelas. Bleb-bleb seperti ini dihubungkan dengan abnormalitas congenital, inflamasi dari bronkiolus, dan gangguan pada ventilasi kolateral. Angka kejadian pneumothoraks spontan berhubungan dengan tingkat merokok seseorang. Sangat mungkin bahwa penyakit yang diinduksi oleh merokok pada saluran napas kecil berkontribusi terhadap terbentuknya bleb subpleural. Pasien dengan pneumothoraks primer spontan biasanya lebih tinggi dan lebih kurus daripadi orang control. Selain itu, terdapat suatu kecenderungan berkembangnya pneumotoraks primer spontan karena diwariskan. Sekunder (latar belakang penyakit paru) Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) adalah penyebab tersering pada pasien dengan pneumothoraks spontan sekunder, walau sebenernya hampir semua penyakit paru-paru telah diasosiasikan dengan pneumotoraks spontan sekunder. Pada suatu penelitian denfan 505 pasien dengan pneumothoraks spontan sekunder, 348 pasien memiliki PPOK, 93 memilki tumor, 25 sakkoidosis, 9 tuerkulosis, 16 memiliki infeksi pulmo lainnya, dan 13 memiliki penyakit lain. Pada pasien dengan PPOK, insidensi terjadinya pneumothoraks spontan sekunder meningkat dengan progresifitas keparahan PPOK. Salah satu penyebab tersering dari pneumothoraks spontan sekunder adalah infeksi Pneumocystis jirovecii (dulu disebut carinii) pada pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Selain itu, terda[at insidensi tinggi penumothoraks spontan pada pasien dengan sistik fibrosis. Pneumothoraks Traumatik Penumothoraks traumatic adalah pneumothoraks yang terjadi akibat suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru.

Iatrogenik ( akibat tindakan medis) Aksidental (terjadi karena kesalahan/komplikasi tindakan) Terjadi pada misalnya tindakan parasentesis dada, biopsy pleura, biopsy transbronkial, biopsy/aspirasi paru perkutaneus, kanulasi vena sentralis, barotraumas (ventilasi mekanik) Artifisial (sengaja dilakukan )

Bukan iatrogenik (akibat jejas kecelakaan) Insidensi terjadinya pneumothoraks setelah adanya jejas tumpul tergantung dari derajat keparahan trauma. Pneumothoraks traumatic dapat terjadi karena trauma dada yang penetrasi maupun tidak penetrasi. Pada trauma dada penetrasi, mekanisme pneumothoraks dapat dengan mudah dimengerti karena luka memperbolehkan udara untuk masuk ke dalam rongga pleura melalui rongga dada atau melalui pleura viseralis dari pohon trakeobronkial. Pada trauma dada yang tidak penetrasi, suatu pneumothoraks dapat terjadi apabila pleura viseralis terlaserasi secara sekunder karena adanya fraktur atau dislokasi iga. Walaupun demikian, pada mayoritas pasien dengan pneumotoraks sekunder terhadap trauma tidak penetrasi tidak terdapat assosiasi dengat fraktur iga. Pada kasus seperti itu, dipikirkan bahwa kompresi dada tiba-tiba, secara mendadak meningkatkan tekanan alveolar, yang dapat menyebabkan rupture alveolar. Apabila sudah terjadi rupture alveolar, udara dapat memasuki ruang interstitial dan berjalan ke pleura viseralis atau mediastinum. Suatu pneumothoraks terjadi baik saat ruptu pleura viseralis maupun mediastinalis yang memperbolehkan udara untuk memasuki rongga pleura.

Klasifikasi berdasar jenis fistula: Pneumotoraks tertutup (simple pneumothorax) Suatu pneumotoraks dimana tidak ada defek/ luka terbuka dari dinding dada.

Pneumotoraks terbuka Suatu pneumotoraks dimana terdapat luka terbuka pada dinding dada sehingga saat inspirasi udara dapat keluar melalui luka tersebut. Pada saat inspirasi, mediastinum dalam keadaan normal tetapi pada saat

ekspirasi mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (sucking wound). Tension pneumotoraks
Suatu tension pneumotoraks dikatakan dapat ditemukan saat tekanan intrapleural melebihi tekanan atmosfer selama ekspirasi dan terkadang saat inspirasi juga. Pada kebanyakan pasien, tension pneumothoraks didapatkan dari penerimaan tekanan positif ke dalam saluran nafasnya, baik dari ventilasi mekanik atau saat resusitasi. Untuk sebuah tension pneumothoraks untuk berkembang pada seseorang yang secara spontan bernapas, suatu mekanisme katup satu aliran harus ada supaya lebih banyak udara dapat memasuki rongga pleura saat inspirasi saripada saat ekspirasi, sehingga udara berakumulasi di rongga pleura pada tekanan yang positif. Mason: Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine, 4th ed., Copyright 2005 Saunders, An Imprint of Elsevier

MAAF BERANTAKANnanti dibetulin tapi mala mini belum sempet..masi di rumah gw tadi mati lampuuuuuu BT

Chapter 69 Pneumothorax, Chylothorax, Hemothorax, and Fibrothorax


Richard W. Light, M.D. Y.C. Gary Lee, M.B.Ch.B., Ph.D., F.R.A.C.P.

You might also like