Professional Documents
Culture Documents
Bedah Laparoskopi
12
teknomedis
keuntungan pasien yang menjalani beL, antara lain luka yang kecil, rasa nyeri yang ringan, komplikasi lebih rendah, masa pulih dan masa rawat lebih pendek. akibatnya, pasien akan lebih cepat kembali beraktivitas normal sehari-hari. oleh karenanya, beL pasti mampu memberikan tingkat kepuasan pasien yang sangat tinggi. beL yang kini paling banyak dilakukan adalah pengangkatan kantung empedu (laparoskopik kolesistektomi) karena berbagai sebab, radang usus buntu (laparoskopik appendektomi), pembebasan perlengketan (adhesisiolisis) usus yang sering terjadi akibat pembedahan terbuka sebelumnya, drenase abses liver, kista liver, dan koreksi hernia (herniorafi). beL terus berkembang pesat, sehingga kini penanganan kebocoran lambung, beberapa prosedur bedah lambung, usus halus maupun usus besar seperti pemotongan usus terutama karena tumor, dapat dikerjakan menggunakan beL. demikian juga untuk pengangkatan limpa (splenektomie), pengangkatan pankreas (pankreatektomi), pemotongan sebagian liver, maupun pengecilan lambung (gastric binding). selain itu, beL juga dapat digunakan untuk menegakkan
Prosedur BEL akan terus berkembang, baik dalam pencapaian jenis prosedurnya maupun berbagai sarana pendukungnya.
diagnosis penyakit, misalnya melihat rongga perut, menilai organ yang terkena penyakit, mengambil cairan dan contoh jaringan (biopsi) intra-abdominal, atau menilai stadium kanker. prosedur diagnostik dilakukan tidak saja untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, tetapi juga sering dilakukan pada kasuskasus emergensi, misalnya pada trauma yang dicurigai mencederai organ di dalam perut. meskipun demikian, tentu saja bahwa berbagai keuntungan tersebut sangat bergantung pada tingkat keahlian dan pengalaman ahli bedahnya, di samping fasilitas rumah sakit pendukung, berupa peralatan dan sumber daya manusianya. prosedur beL akan terus berkembang baik dalam pencapaian jenis prosedurnya maupun berbagai sarana pendukungnya karena hal ini sangat jelas memberikan banyak keuntungan, bagi pasien,
tim bedah, rumah sakit serta lingkungan sosial pasien. pada keadaan tertentu, beL masih memerlukan bantuan tangan secara langsung (hand assisted), misalnya pada kasus tumor, perlengketan hebat, dan pada keadaan yang memerlukan pemotongan dan penyambungan usus. selain itu, karena berbagai sebab, beL harus berhenti dan dilanjutkan dengan bedah terbuka (konversi). hal ini dapat terjadi apabila ditemukan kesulitan, perdarahan hebat, pembedahan berlangsung lama, ataupun terjadi keadaan yang dapat membahayakan nyawa pasien. dengan fakta-fakta di atas, jelaslah bahwa kini beL telah dikenal masyarakat sebagai prosedur bedah yang bersahabat (Friendly surgery).
Dr. Pria Agustus Yadi, Sp.B-KBD Konsultan Bedah Digestif RS Pondok Indah
13