You are on page 1of 2

teknomedis

prosedur bedah yang bersahabat


Pembedahan merupakan salah satu upaya penyembuhan penyakit melalui prosedur operasi. Operasi dapat dilakukan secara konvensional, dengan bantuan instumentasi bahkan ada yang sudah menggunakan teknik robotik. Ahli bedah (surgeon) dapat merupakan seorang dokter ataupun dokter gigi yang telah memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu bedah. Umumnya, banyak orang yang takut mendengar kata bedah dengan beragam alasan. Namun kini ada yang disebut laparoskopi.
rosedur pembedahan merupakan trauma bagi tubuh dan tubuh memberikan respons sesuai dengan keadaan tubuh prabedah, penyakit dasar, penyakit penyerta, jenis dan lamanya pembedahan, serta komplikasi yang terjadi. beragamnya respons tubuh saat pembedahan, tidak jarang berakibat ketidaknyamanan dan ketakutan, stress, nyeri, istirahat lama, penyulit, kecacatan bahkan dapat juga terjadi kematian. kemajuan pesat ilmu dan teknologi kedokteran melahirkan berbagai konsep baru dalam melakukan prosedur bedah. konsep tersebut umumnya mengupayakan agar respons tubuh yang terjadi dapat dikendalikan dan direkayasa dengan persiapan pra-bedah yang baik, prosedur bedah yang seaman mungkin, manipulasi selama pembedahan minimal, serta pendeknya waktu pembedahan. konsep di atas telah terbukti dapat menekan angka komplikasi, pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri pasca bedah dan menekan angka kecacatan ataupun risiko kematian. dalam lingkup bedah digestif, konsep-konsep di atas telah diterjemahkan menjadi prosedur bedah akses minimal. bedah endolaparoskopik (beL) telah diterima luas mengingat berbagai keuntungan yang diperolah. saat ini, beL telah menjadi prosedur bedah pilihan dan unggulan di beberapa rumah sakit, termasuk rs pondok indah dan puri indah. dengan prosedur bedah seperti ini, seakan menjadi penghibur bagi pasien yang memerlukan pembedahan. ketakutan akan luka yang besar tidak lagi menjadi momok. karenanya, tidak heran kalau saat ini, hampir semua disiplin ilmu kedokteran dalam lingkup ilmu bedah telah berlomba-lomba untuk melakukan prosedur bedah akses minimal.

Bedah Laparoskopi

12

teknomedis

keuntungan pasien yang menjalani beL, antara lain luka yang kecil, rasa nyeri yang ringan, komplikasi lebih rendah, masa pulih dan masa rawat lebih pendek. akibatnya, pasien akan lebih cepat kembali beraktivitas normal sehari-hari. oleh karenanya, beL pasti mampu memberikan tingkat kepuasan pasien yang sangat tinggi. beL yang kini paling banyak dilakukan adalah pengangkatan kantung empedu (laparoskopik kolesistektomi) karena berbagai sebab, radang usus buntu (laparoskopik appendektomi), pembebasan perlengketan (adhesisiolisis) usus yang sering terjadi akibat pembedahan terbuka sebelumnya, drenase abses liver, kista liver, dan koreksi hernia (herniorafi). beL terus berkembang pesat, sehingga kini penanganan kebocoran lambung, beberapa prosedur bedah lambung, usus halus maupun usus besar seperti pemotongan usus terutama karena tumor, dapat dikerjakan menggunakan beL. demikian juga untuk pengangkatan limpa (splenektomie), pengangkatan pankreas (pankreatektomi), pemotongan sebagian liver, maupun pengecilan lambung (gastric binding). selain itu, beL juga dapat digunakan untuk menegakkan

Prosedur BEL akan terus berkembang, baik dalam pencapaian jenis prosedurnya maupun berbagai sarana pendukungnya.

Alat bantu pada bedah laparoskopi.

diagnosis penyakit, misalnya melihat rongga perut, menilai organ yang terkena penyakit, mengambil cairan dan contoh jaringan (biopsi) intra-abdominal, atau menilai stadium kanker. prosedur diagnostik dilakukan tidak saja untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, tetapi juga sering dilakukan pada kasuskasus emergensi, misalnya pada trauma yang dicurigai mencederai organ di dalam perut. meskipun demikian, tentu saja bahwa berbagai keuntungan tersebut sangat bergantung pada tingkat keahlian dan pengalaman ahli bedahnya, di samping fasilitas rumah sakit pendukung, berupa peralatan dan sumber daya manusianya. prosedur beL akan terus berkembang baik dalam pencapaian jenis prosedurnya maupun berbagai sarana pendukungnya karena hal ini sangat jelas memberikan banyak keuntungan, bagi pasien,

tim bedah, rumah sakit serta lingkungan sosial pasien. pada keadaan tertentu, beL masih memerlukan bantuan tangan secara langsung (hand assisted), misalnya pada kasus tumor, perlengketan hebat, dan pada keadaan yang memerlukan pemotongan dan penyambungan usus. selain itu, karena berbagai sebab, beL harus berhenti dan dilanjutkan dengan bedah terbuka (konversi). hal ini dapat terjadi apabila ditemukan kesulitan, perdarahan hebat, pembedahan berlangsung lama, ataupun terjadi keadaan yang dapat membahayakan nyawa pasien. dengan fakta-fakta di atas, jelaslah bahwa kini beL telah dikenal masyarakat sebagai prosedur bedah yang bersahabat (Friendly surgery).

Dr. Pria Agustus Yadi, Sp.B-KBD Konsultan Bedah Digestif RS Pondok Indah

13

You might also like