You are on page 1of 2

BAB 3 EMPAT TIPE DASAR DAUR STRATIGRAFI

3.1 PENDAHULUAN Durasi dan episodicity peristiwa-peristiwa geologi dan daur-daur stratigrafi berlangsung pada 16 orde besaran, mulai dari daur-daur denyutan pada turbulent boundary layer (yang berlangsung dalam rentang waktu 10-6 tahun) hingga daur-daur tektonik lempeng yang menyebabkan pembetnukan dan pemissahan superkontinen (yang berlangsung dalam rentang waktu 109 tahun) (Miall, 1991b; Einsele dkk, 1991b; gambar 3-1 dan 3-2). Gejala-gejala pendauran berskala kecil dapat terlihat dalam rekaman stratigrafi sebagai akibat perubahan-perubahan musiman dalam cuaca, luah sungai, dsb. Daur-daur seperti itu disebut calendar band of cyclicity (Fischer dan Bottjer, 1991). Sunspot dan proses-proses matahari laih menghasilkan pendauran berskala 101-102 tahun yang disebut solar band cyclicity. Proses-proses tersebut di atas, dan produk-produknya, tidak akan dibahas dalam buku ini. Gejala pendauran yang memiliki kebenaan geologi dimulai dengan Milankovitch band cyclicity yang berlangsung dalam rentang waktu 104-105 tahun. Daur-daur Milankovitch band dan daur-daur dengan durasi yang lebih panjang dapat dibedakan menjadi empat tipe dasar (tipe A-D pada tabel 3-1). Keempat tipe daur itu akan diperkenalkan dandibahas secara singkat pada bab ini. Pembahasan yang elbih mendalam akan disajikan pada Bagian II. Daur-daur tersebut mencerminkan operasi independen dari paling tidak empat tipe proses, termasuk tektonisme regional dan berbagai faktor yang mengontrol eustasy. Penelitian mengenai hal ini masih terus berlangsung dan analisis mekanisme tektonik untuk menentukan kebenaan proses-proses lain yang skala, durasi, dan efeknya sebanding. Efek-efek orde-dua yang penitng dan dipicu atau didorong oleh mekanisme-mekanisme primer itu termasuk perubahan-perubahan iklim global, magmatisme, pola-pola sirkulasi air laut, daur-daur oksigen dan karbon, serta biogenesis. Semua peristiwa itu memiliki efek-efek yang kebenaannya sebanding terhadap sedimen. Pemisahan proses-proses dan efek-efeknya merupakan salah satu medan penelitian analisis cekungan yang paling intensif. Penggolongan empiris berbagai sekuen stratigrafi dengan menggunakan orde, berdasarkan durasinya, telah dilakukan oleh Vail dkk (1977). Skema penggolongan itu telah diketahui secara luas, namun makin lama terbukti makin kurang memuaskan setelah banyak ahli mulai banyak mempelajari sekuen dan mekanisme-mekanisme yang menyebabkan pembentukannya. Tata peristilahan yang disajikan pada tabel 3-1 telah menyebar, namun disarankan tidak digunakan. Carter dkk (1991) menyatakan bahwa meskipun suatu hirarki sekuen ada dalam rekaman stratigrafi, naum perbedaan sekuen-sekuen itu berdasarkan durasi atau interval pembentukannya hanya merupakan sebuah pendekatan, skala sekuen (misalnya ketebalannya) tidak tidak bersifat ekslusif, dan mereka tidak harus pola internal yang teratur dan logis. Mereka menyatakan (h. 45): Tidak terbukti bahwa Drummond dan Wilkinson (1996) melakukan penelitian kuantitatif terhadap durasi dan ketebalan sekuen stratigrafi, dimana hasilnya mendukung pendapat-pendapat Carter dkk (1991). Kesimpulan-kesimpulan utama yang mereka peroleh adalah bahwa pembagian hirarki stratigrafi dan penamaannya sebagai daur orde ke-n sebenarnya tidak lebih dari sekedar pembagian arbitrer dari suatu kontinuum stratigrafi. Embry (1995) juga menemukan penggolongan hirarkis dari sekuen bersifat arbitrer dan dia mengusulkan skema yang lebih objektif berdasarkan karakter-karakter kunci tertentu dari sekuen itu sendiri, misalnya jumlah deformasi dan derajat perubahan fasies pada batas sekuen. Dia keberatan terhadap penggolongan yang didasarkan pada durasi yang terukur (atau yang diasumsikan) karena hal itu bersifat subjektif dan tidak berarti. Skema penggolongan yang diajukannya akan dibahas pada sub bab 15.2. 3.2 DAUR SUPERKONTINEN

You might also like