You are on page 1of 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medik Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Oktober Desember 2011. Jumlah penderita yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 adalah 18064. Dari jumlah tersebut, sebanyak 661 penderita diantaranya tercatat sebagai penderita hematemesis dan/atau melena berdasarkan hasil komputerisasi rekam medik. Akan tetapi, yang didapat saat penelitian hanya sebanyak 325. Setelah dilakukan penelitian, ternyata sebanyak 169 bukan merupakan diagnosis hematemesis dan/atau melena dan sebanyak 156 merupakan diagnosis hematemesis dan/atau melena. Dari 156 kasus yang didapat dari data rekam medik, hanya 97 kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu dilakukannya pemeriksaan endoskopi. Namun, ternyata beberapa variabel tidak dapat diidentifikasi sebagian atau seluruhnya karena data yang ada pada rekam medik tidak lengkap. 4.1.1 Prevalensi Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas Sampel total yang digunakan dalam prevalensi perdarahan akut saluran cerna bagian atas ini, baik yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi adalah 156 pasien hematemesis dan/atau melena dengan populasi total di Bagian Penyakit Dalam sebanyak 18064 pasien yang dirawat inap. Prevalensi perdarahan akut saluran cerna bagian atas yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 dapat dilihat pada tabel 2.

31

32

Tabel 2. Prevalensi Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas Jumlah pasien hematemesis dan/atau melena (n) Januari Desember 2008 33 Januari Desember 2009 Januari Desember 2010 50 73 Periode Jumlah pasien yang dirawat inap (n) 6168 5913 5983 Persentase prevalensi (%) 0,53 0,85 1,22

Terdapat 6168 pasien yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang pada periode Januari Desember 2008 dan di antaranya didiagnosa hematemesis dan/atau melena sebanyak 33 pasien (0,53%). Pada periode Januari Desember 2009, dari jumlah pasien yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang sebanyak 5913 pasien, didapatkan diagnosa hematemesis dan/atau melena sebanyak 50 pasien (0,85%). Kemudian pada periode Januari Desember 2010, terdapat 5983 pasien yang dirawat inap dan jumlah pasien yang didiagnosa hematemesis dan/atau melena bertambah menjadi 73 pasien (1,22%). Dengan demikian, dapat dilihat bahwa prevalensi perdarahan akut saluran cerna bagian meningkat per tahunnya. Prevalensi perdarahan akut saluran cerna bagian atas yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 adalah sebesar 0,86%. 4.1.2 Karakteristik Sosiodemografi Karakteristik sosiodemografi yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.
1. Usia

Dalam hal kategori usia, sebanyak 98 pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi, dikelompokkan menjadi kelompok usia dewasa muda (18-35 tahun), usia dewasa (36-55 tahun), usia lanjut (56-80 tahun) dan sisanya adalah yang lebih dari 80 tahun.

33

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pasien Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Usia Usia 18 35 tahun 36 55 tahun 56 80 tahun Lain-lain Total Frekuensi 19 34 43 2 98 Persentase (%) 19,4 34,7 43,9 2,0 100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa usia pasien yang paling banyak dijumpai menjalani rawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 adalah kelompok usia lanjut (56-80 tahun), yaitu berjumlah 43 orang (43,9%). Sedangkan kelompok usia dewasa (36-55 tahun) berjumlah 34 orang (34,7%) dan pada kelompok usia dewasa muda (18-35 tahun) berjumlah 19 orang (19,4%). Sisanya adalah yang berusia lebih dari 80 tahun berjumlah 2 orang (2%).

us dewa am ia s uda us dewa a ia s us la ia njut la in-la in

Gambar 6. Diagram Pie Distribusi Penderita Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Kelompok Usia 2. Jenis Kelamin

Distribusi

frekuensi

pasien

hematemesis

dan/atau

melena

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.

34

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pasien Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Laki-laki Frekuensi 53 Persentase (%) 54,1

Perempuan 45 45,9 Total 98 100,0 Pada tabel di atas, frekuensi pasien laki-laki yang menderita hematemesis dan/atau melena adalah 53 orang (54,1%) dan frekuensi pasien perempuan adalah 45 orang (45,9%).

Lk k a i-la i Perem n pua

Gambar 7. Diagram Pie Distribusi Frekuensi Pasien Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Jenis Kelamin

3. Pekerjaan

Distribusi

frekuensi

pasien

hematemesis

dan/atau

melena

berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.

35

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pasien Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Buruh IRT (Ibu Rumah Tangga) Pensiunan Petani PNS (Pegawai Negeri Sipil) Swasta Wiraswasta Tidak ada data Total Frekuensi 1 8 2 1 4 3 1 78 98 Persentase (%) 1,0 8,2 2,0 1,0 4,1 3,1 1,0 79,6 100,0

Terdapat 20 pasien yang pekerjaannya dapat diidentifikasi pada penelitian ini. Sedangkan 78 lainnya tidak mempunyai keterangan pekerjaan pada rekam mediknya. Delapan orang mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), yaitu sebanyak 8,2%. Sedangkan yang mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdapat 4 orang (4,1%), sebagai pegawai swasta terdapat 3 orang (3,1%), dan pensiunan 2 orang (2%). Buruh, petani dan wiraswasta masing-masing 1 pasien (3%). Namun, sebanyak 78 orang (79,6%) tidak mempunyai data pekerjaan pada rekam mediknya.
IR T P S N S s wa ta P iuna ens n B uruh P ni eta W s a ta ira w s

Gambar 8. Diagram Pie Distribusi Frekuensi Pasien Hematemesis dan/atau Melena Berdasarkan Pekerjaan 4. Penyakit Penyebab

36

Beberapa penyakit penyebab yang ditemukan di data rekam medik di antaranya adalah pecahnya varises esofagus, kanker esofagus, gastritis erosif, ulkus gaster, ulkus peptikum, gastropati dan gastroduodenal erosif. Distribusi frekuensi penyakit penyebab perdarahan akut saluran cerna bagian atas dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi Penyakit Penyebab Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas Penyakit Penyebab Gastritis erosif Pecah varises esofagus Kanker esofagus Ulkus gaster Ulkus peptikum Gastropati Frekuensi 74 19 1 1 1 1 Persentase (%) 75,5 19,4 1,0 1,0 1,0 1,0

Gastroduodenal erosif 1 1,0 Total 98 100,0 Pada tabel 6, terdapat 74 pasien (75,5%) yang penyakit penyebabnya karena gastritis erosif dan 19 pasien (19,4%) karena pecah varises esofagus. Penyakit penyebab karena kanker esofagus, ulkus gaster, ulkus peptikum, gastropati, dan gastroduodenal erosif masingmasing 1 pasien (5%).
gs a tritiseros if v ris es g a es ofa us k nk es g a er ofa us ulk g s us a ter ulk peptik us um gs a tropa ti gs a troduodena eros l if

Gambar 9. Diagram Pie Distribusi Penyakit Penyebab Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas

4.2 Pembahasan 4.1.1 Prevalensi Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas

37

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi perdarahan akut saluran cerna bagian atas yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 adalah sebesar 0,86%. Sedangkan perdarahan akut saluran cerna bagian atas (SCBA) di negara barat, angka kejadiannya mencapai 100 per 100.000 penduduk/tahun.9 Insidensi perdarahan akut saluran cerna bagian atas yang terjadi di Amerika Serikat memiliki rata-rata 50-190 per 10000 per tahunnya.18 Prevalensi yang didapat dari penelitian ini tidak jauh berbeda dari penelitian yang dilakukan di RS dr. Hasan Sadikin Bandung. Pada pengamatan selama 4 tahun (2001-2004) di RS dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, perdarahan SCBA terjadi pada 2,1% dari seluruh penderita yang dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam atau 38% dari seluruh penderita yang dirawat di Sub Bagian Gastroentero-Hepatologi.1 Hasil ini menunjukkan bahwa perdarahan akut saluran cerna bagian atas merupakan masalah gawat darurat yang selalu ada tiap tahunnya dan dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. 4.2.2 Karakteristik Sosiodemografi Karakteristik sosiodemografi yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. 1. Usia Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia pasien hematemesis dan/atau melena saat menjalani rawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang periode 1 Januari 2008 31 Desember 2010 dengan frekuensi terbanyak adalah kelompok usia lanjut (56-80 tahun), yaitu berjumlah 43 orang (43,9%). Hasil ini serupa dengan literatur yang didapat, dimana usia rata-rata antara 58 dan 73 tahun.19,20 Usia dapat menjadi faktor utama terjadinya perdarahan akut saluran cerna bagian atas. Usia dapat lebih sering terjadi pada populasi usia lanjut.19 Angka kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas dapat meningkat seiring bertambahnya usia karena pada usia 50 tahun ke atas telah terjadi proses degenerasi di dalam organ tubuh yang artinya organ-organ tubuh mengalami

38

penurunan daya kerja yang berdampak pada ketahanan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit.21 Makin meningkatnya usia penderita dengan perdarahan merupakan prediktor prognosis yang buruk dan prediktor terjadinya perdarahan berulang.1 2. Jenis Kelamin Dari hasil penelitian ini, didapatkan frekuensi pasien laki-laki yang menderita hematemesis dan/atau melena adalah 53 orang (54,1%) dan perempuan 45 orang (45,9%). Frekuensi yang didapat ini serupa dengan insidensi yang dilaporkan bahwa perdarahan akut saluran cerna bagian atas lebih banyak terjadi pada laki-laki.19 Hal yang sama pun dijelaskan pada suatu penelitian bahwa lakilaki memiliki resiko tiga kali lipat menderita perdarahan ini daripada perempuan.22 Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat anti inflamasi non steroid, minum alkohol, minum jamu-jamuan, dan merokok yang biasanya banyak dilakukan oleh laki-laki daripada perempuan. Untuk penggunaan obat anti inflamasi non steroid, biasanya banyak digunakan untuk mengobati sakit rematik yang cenderung memang lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Obat anti inflamasi non steroid dan jamu-jamuan telah diketahui dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna melalui mekanisme penurunan konsentrasi prostaglandin pada mukosa saluran cerna. Prostaglandin berperan pada mukosa saluran cerna melalui efek protektif dengan cara memelihara aliran darah mukosa saluran cerna.1 Konsumsi alkohol, dan merokok dapat pula menjadi pencetus terjadinya hematemesis dan/atau melena dikarenakan dapat menyebabkan erosi pada esofagus ataupun lambung.

3. Pekerjaan

39

Dari 98 pasien, hanya 20 pasien yang dapat diidentifikasi pekerjaannya dari data rekam medik. Dari 20 pasien ini, didapatkan pekerjaan yang paling banyak dijumpai adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Hal ini mungkin dikarenakan faktor lain selain penggunaan obat anti inflamasi non steroid, konsumsi alkohol, jamu-jamuan dan merokok, yaitu faktor stres. Aktivitas monoton merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kejenuhan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres yang memicu meningkatnya asam lambung. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung. Asam lambung yang berlebihan merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya hematemesis dan/atau melena. Demikian juga halnya dengan Ibu Rumah Tangga, setiap hari dengan aktivitas yang sama dan secara psikologis membutuhkan komunitas yang dapat berbagi tentang masalah yang dihadapi dalam rumah tangga.21
4. Penyakit Penyebab

Pada tabel 6, di urutan pertama terdapat 74 pasien (75,5%) yang penyakit penyebabnya karena gastritis erosif. Kemudian urutan kedua, pada 19 pasien disebabkan oleh pecahnya varises esofagus. Hasil ini berbeda dengan penelitian Sujono Hadi (2002). Berdasarkan penelitian Sujono Hadi, ditemukan 74 dari 277 kasus dengan gastritis erosiva hemoragika yang menduduki urutan kedua setelah pecahnya varises esofagus sebagai penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas.15 Berdasarkan literatur juga disebutkan bahwa penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus (40-55%), kemudian menyusul gastritis erosif hemoragika (20-25%), ulkus peptikum (1520%), sisanya oleh keganasan, dan sebagainya.6 Hal yang sama juga terjadi pada kasus perdarahan SCBA di SMF Penyakit Dalam RSU dr. Sutomo Surabaya, yaitu penyebabnya 76,9% pecahnya varises esofagus, 19,2% gastritis erosif, 1% tukak peptik, 0,6% kanker lambung, dan 2,6% karena sebab-sebab lain. Sedangkan laporan kasus di rumah sakit swasta yakni RS Darmo Surabaya ,

40

perdarahan karena tukak peptik 51,2%, gastritis erosif 11,7%, varises esofagus 10,9%, keganasan 9,8%, esofagitis 5,3%, sindrom Mallory-Weiss 1,4%, tidak diketahui 7%, dan penyebab-penyebab lain 2,7%.5 Akan tetapi, hasil ini berbeda semua dengan penelitian yang dilakukan di RSMH Palembang. Pasien yang tercatat di rekam medik RSMH Palembang tersebut kebanyakan riwayat penyakit dahulunya adalah menderita sakit kuning, sakit maag, sakit rematik, sering minum alkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan anti inflamasi non steroid dalam jangka waktu yang lama.

You might also like