You are on page 1of 18

Berdoa Di Waktu-Waktu Mustajab At Tauhid edisi VI/02

Oleh: Yulian Purnama

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Taala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Taala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi bonus berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Taala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu (HR. At Tirmidzi, ia berkata: Hadits hasan shahih)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya di kertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Taala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Taala berfirman:

Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Taala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Taala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Taala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Taala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah

rbersabda:

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat turun dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Taala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Taala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

rdiberi julukan

Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.

2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah

r:

Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

Biasanya Rasulullah

rketika berbuka puasa membaca doa:

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/

(Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah) (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahualaihi Wasallam.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

Biasanya Rasulullah

ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa alaa

rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samiiul aliim. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341): Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami (4350). Atau doa-

doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Quran. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Taala:

Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Muminin Aisyah Radhiallahuanha:

Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: Hasan Shahih)

Pada hadits ini Ummul Muminin Aisyah Radhiallahuanha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah

rmengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar
dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut. 4. Ketika adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah

rbersabda:

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih)

5. Di antara adzan dan iqamah

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah

r:

Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: Hasan Shahih)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan membaca selawat, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah

r,

amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah

r:

Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Quran, atau beliau berkata, Dalam shalat, (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Quran dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.

r, yaitu berdoa.

Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

Rasulullah

rbersabda:

Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah

rbersabda:

Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: Di akhir malam dan di akhir shalat wajib (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Maad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud akhir shalat wajib adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahualaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Taala berfirman:

Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman berdzikirlah, bukan berdoalah. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jumat

Rasulullah

rbersabda:

: .

Rasulullah

rmenyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: Di dalamnya

terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahuanhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jumat, berdasarkan hadits:

Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jumat selesai (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asyari Radhiallahuanhu).

Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

Dalam 12 jam hari Jumat ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahuanhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jumat. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu Abdil Barr berkata: Dianjurkan untuk bersungguhsungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jumat tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Taala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Taala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Taala:

Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahuanhu:

Nabi shallallahu alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya

Dalam riwayat lain:

Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: Semua perawinya tsiqah, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jamaah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah

rbersabda:

Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Taala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah

rbersabda:

Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudahmudahan Allah Taala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita. Amiin Ya Mujiibas Sailiin.

WAKTU MUSTAJAB DOA Posted by Izzudien on March 4th, 2011 Setiap amalan dalam Islam ada waktu-waktu tertentu yang lebih afdal untuk kita laksanakan. Contoh solat tahajjud dilaksanakan di waktu malam selepas solat Isya sebelum subuh. Puasa sunat pula digalakkan untuk berpuasa setiap hari Isnin dan Khamis dan pertengahan bulan Islam (tiga hari puasa).

Begitu juga berdoa kepada Allah . Ada waktu-waktu mustajab doa yang perlu kita ketahui dan menggunakan waktu tersebut untuk bermunajad di sisi Allah Menurut Ibn Atha, doa mempunyai beberapa rukun yang kuat menyebabkannya naik ke langit untuk diterima Allah Rukun yang paling utama ialah hadir hati dan memohon dengan tawadhuk. Sayap-sayap doa itu ialah berdoa dengan penuh keikhlasan dari hati dan bertepatan dengan waktu.

Terdapat 22 waktu dimakbulkan doa ialah :

1.Berdoa sewaktu hujan turun.

Berdoalah pada waktu mustajab doa iaitu sewaktu pasukan tentera bertempur, waktu mendirikan solat dan ketika hujan turun (Hadis Riwayat Abu Daud).

2.Ketika hendak bersolat berdasarkan hadis diatas.

3.Selesai membaca al-Fatihah dalam solat. 4.Selepas mengucapkan Amin apabila selesai membaca surah al-Fatihah. Apabila imam mengatakan Amin, maka ucapkanlah Amin. Sesiapa yang mengucapkan Amin bersama dengan para malaikat, diampunkan dosa yang telah lalu. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) 5.Pada waktu tengah malam, terutama sepertiga malam yang terakhir.

Allah turun ke langit dunia apabila tinggal sepertiga malam yang terakhir dan berkata : Ada sesiapa yang memohon kepada-Ku untuk Ku makbulkan, ada sesiapa yang meminta kepada-Ku untuk Kuberikan, ada sesiapa yang beristighfar memohon ampun untuk Ku ampunkan? (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) 6.Waktu di antara azan dan iqamah.

Tidaklah ditolak doa di antara azan dan iqamah. (Hadis Riwayat Tirmizi). 7.Ketika sujud dalam solat.

Sehampir-hampir hamba kepada Tuhannya ialah pada waktu sujud, maka perbanyakkanlah berdoa. (Hadis Riwayat Muslim).

8.Selepas berselawat ke atas Nabi Muhammad dalam tahiyat akhir.

9.Selesai solat fardu. Ditanya kepada Rasulullah Doa manakah yang didengar (Allah) Sabda baginda, Doa itu mustajab pada waktu malam dan selesai solat fardu. (Hadis Riwayat Tirmizi). 10.Sepanjang waktu berpuasa.

Sabda Nabi yang bermaksud, Tiga bentuk doa yang dimustajabkan Allah; doa ibu bapa terhadap anak, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang bermusafir. (Hadis Riwayat Baihaqi) 11.Malam al-Qadar berlaku pada bulan Ramadhan.

12.Ketika khatam 30 juz al-Quran. 13.Sepanjang hari Jumaat itu, dengan harapan bersua dengan waktu mustajab doa.

Nabi bersabda yang bermaksud : Pada hari Jumaat itu, ada satu waktu yang apabila seseorang hamba memohon kepada Allah sesuatu, maka akan diberikanNya. (Hadis Riwayat Bukhari).

14.Sepanjang perjalanan semasa bermusafir.

Tiga bentuk doa yang pasti dimakbulkan Allah, iaitu ; doa orang yang teraniaya, doa orang yang bermusafir dan doa ibu bapa terhadap anaknya. (Hadis Riwayat Abu Daud). 15.Pada hari Arafah iaitu 9 Zulhijjah.

Nabi bersabda yang bermaksud : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah, dan sebaik-baik doa yang aku dan para nabi yang lain ucapkan ialah (maksudnya) : Tiada Tuhan yang sebenarnya yang layak disembah melainkan Allah, tiada sekutu bagiNya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. (Hadis Riwayat Tirmizi) 16.Ketika berjihad dan sewaktu melaksanakan ibadah haji atau umrah. Orang yang berjihad pada jalan Allah dan orang yang mengerjakan haji serta umrah merupakan tetamu Allah, Dia menyeru (memerintahkan) mereka dan mereka menjawabnya (menunaikannya) mereka berdoa kepada Allah lalu Allah terimanya. (Hadis Riwayat Ibn Majah) 17.Ketika iman meningkat kerana berbuat taat.

Sabda Nabi yang bermaksud, dan adalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah yang sunat hingga Aku mencintainya, jika Aku sudah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar dan penglihatannya yang dengannya dia melihat dan tangannya yang dengannya dia menyentuh dan kakinya yang dengannya dia melangkah, dan jika dia meminta akan Kuberikan dan jika dia meminta perlindungan nescaya akan Kulindungi.

18.Waktu menerima ujian.

Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang menderita apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghapuskan kesusahan, serta menjadikan kamu pengganti (umat-umat yang telah lalu) mendiami dan menguasai bumi? Adakah sebarang tuhan yang lain bersama-sama Allah? Amat sedikit antara kamu yang mengingati nikmat Allah itu (Surah al-Naml ayat 62)

19.Ketika berperang kerana Allah.

Sabda Nabi yang bermaksud, Dua jenis doa yang tidak akan ditolak oleh Allah atau jarang-jarang sekali ditolak; doa sewaktu azan dan ketika berlakunya peperangan. (Hadis Riwayat Abu Daud)

20.Ketika menghadiri penyelenggaraan jenazah.

Ummu Salamah r.ha. melaporkan bahawa Nabi bersabda yang bermaksud, Apabila engkau menziarahi orang yang sakit atau menziarahi jenazah, berkatalah hal yang baik-baik, kerana para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan itu. (Hadis Riwayat Muslim)

21.Selepas saat kematian seseorang.

Diriwayatkan daripada Ummu Salamah r.ha. bahawa Nabi menziarahi jenazah Abu Salamah lalu menutup matanya. Baginda bersabda maksudnya, Sesungguhnya roh seseorang yang keluar dari jasadnya akan diekori oleh mata. lalu baginda bersabda lagi yang bermaksud : Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian melainkan perkara yang baik sahaja kerana malaikat mendoakan untuk kalian. Baginda kemudiannya mendoakan untuk Abu Salamah .

22. Ketika ayam berkokok.

Nabi bersabda yang bermaksud, Apabila kamu mendengar ayam berkokok, mohonlah anugerah-Nya, kerana ayam itu melihat malaikat. (Hadis Riwayat Bukhari) Sahabat yang dimuliakan,

Marilah sama-sama kita berusaha untuk berdoa diwaktu-waktu mustajab doa. Semoga dengan ikhtiar kita yang sedikit ini Allah perkenankan doa-doa kita dan meletakkan diri kita bersama barisan hamba-hamba-Nya yang di redhai di dunia dan akhirat.

(Dipetik dari buku 101 Doa daripada Hadis-hadis Sahih oleh Ustaz Zahazan Mohamed.)

You might also like