You are on page 1of 4

Asy-Syaikh Abdullah Mar'i ditanya tentang Radio Rodja

.Seorang penanya berkata: Di negeri kami di Indonesia ada sebuah radio yang namanya Radio Rodja. Beberapa dai salafiyin berbeda pendapat tentangnya dimana sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa pembicara-pembicaranya dari kalangan hizbiyin maka tidak boleh menganjurkan orang untuk mendengarkannya. Sedangkan sebagian lainnya ada yang mengatakan bahwa mendengarkan radio ini sebatas mengerjakan yang paling kecil kerusakannya demi menghindar dari kerusakan yang lebih besar. Pertanyaannya: Apa sikap kami sekarang dari perkara ini terlebih lagi bahwa perkara ini akan diutarakan insyaAllah kepada ulama,,,

Jawab: Kesimpulannya, makna yang seperti ini, sudah sepatutnya bagi ikhwah apabila terjadi yang seperti ini, dan biasanya bahwa masalah-masalah seperti ini terjadi perbedaan sudut pandang yang menyebabkan kepada ikhtilaf. Dimana ada yang membolehkan dan ada yang melarang. Diatasnya terjadi perbedaan sudut pandang.

Dan tidak diragukan bahwa semuanya menginginkan kebaikan. Yang melarang dengan larangannya ingin melindungi diri dan masyarakatnya dari kerusakan orang-orang hizbiyyin tersebut apakah dengan dinukil darinya dan sipembicara bukan orang dalam radio tersebut atau ia orang dalam. Dan yang membolehkan dan mengizinkan juga menginginkan kebaikan dengan meminimalisir kerusakan yang ada pada masyarakatnya. Terlebih lagi masyarakat disana ditimpa bala berupa kerusakan yang besar. Maka masyarakat awam yang mendengar kerusakan yang besar bisa jadi menganggap bahwa menekan kerusakan yang ada pada mereka dari hal-hal yang haram yang terdapat pada banyak radio-radio yang ada serta siaran-siaran parabola, lebih baik bagi mereka mendengarkan seperti kebaikan ini yang ia lihat pada radio tersebut berupa mendengarkan tilawah Al Quran atau beberapa nasihat dan yang semisalnya.

Maka dari sini dikatakan pertama, sudah sepatutnya dalam perkara ini setiap kelompok memberi uzur kepada saudaranya. Dan hendaknya terdapat saling berbaik sangka dan sebagian mereka tidak menuduh kepada sebagian lainnya dengan berlebih-lebihan dan ekstrem, sebagaimana sebagian mereka tidak menuduh sebagian lainnya dengan lembek dan menggampang-gampangkan. Melainkan seharusnya seseorang mengetahui bahwa yang demikian itu adalah untuk suatu maksud tertentu yang diizinkan syariat. Akan tetapi apakah maksud ini benar? Ini perkara lain.

Dan kedua, sepatutnya dikatakan, bahwa radio yang seperti ini dan begitu pula yang semisalnya seperti kitab-kitab, majalah-majalah dan yang lainnya, penting untuk dibedakan dalam masalah ini antara 2 makna (berikut):

- Disana ada penyimpangan-penyimpangan menjerumuskan kepada bidah-bidah dan kesesatankesesatan besar dan berbahaya apakah yang demikian itu disebabkan oleh besarnya bidah dan penyimpangan ini atau disebabkan cepatnya orang yang mendengarnya terpengaruh. Apabila kondisinya demikian, tidak diragukan lagi bahwa kemaksiatan lebih ringan daripada bidah. Maka kepada yang demikian riwayat-riwayat yang datang dari sebagian imam-imam dan ulama salaf berkenaan dengan peringatan dari bergaul dan duduk-duduk dengan pengekor hawa nafsu diberlakukan. Dan bahwasanya bergaul dengan orang-orang yang rusak dan pelaku maksiat lebih ringan, karena maksiat lebih ringan daripada bidah. Akan tetapi bukan maksud darinya ridha dengan bergaul dengan pelaku maksiat dan duduk-duduk dan mendengarkan mereka, akan tetapi sekedar isyarat bahwa hal ini lebih ringan dari yang tadi. Maka apabila kondisinya demikian, seperti bahwa pada radio ini terdapat ajakan kepada mengkafir-kafirkan dan pemberontakan kepada pemerintah dan membangkit-bangkitkan fitnah dan yang semisalnya dari bidah-bidah dan kesesatan-kesesatan, tidak diragukan lagi bahwa semisal radio ini tidak seyogyanya dipromosikan meskipun alternatif selainnya (tidak ada selain) kerusakan-kerusakan yaitu mendengarkan radio-radio yang ada padanya kerusakan-kerusakan dan maksiat-maksiat dan musik dan semisalnya. Karena ini lebih ringan daripada itu, kemaksiatan lebih ringan daripada bidah-bidah dan seperti kejelekan-kejelekan ini.

Dan adapun apabila kondisinya lebih ringan daripada diatas, disini mungkin bisa dikatakan dapat dibenarkan bagi sebagian orang melakukan yang paling kecil dari dua kerusakan yang ada demi menghindar kerusakan yang lebih besar. Mungkin seseorang berkata, bagaimana kami bisa mengetahui yang pertama dan yang kedua sedangkan sudut pandang bisa berbeda-beda. Dikatakan: yang selamat pada kondisi seperti ini adalah kedua kelompok membuat pertanyaan padanya diterangkan sifat-sifat yang sesuai dengan realita radio ini lalu pertanyaan ini diajukan kepada

ulama. Dan sampai datang jawaban, seharusnya semua pihak menahan diri dari membicarakan (masalah ini) apakah dengan apa-apa yang bisa memanas-manasi kelompok ini atau yang satunya, hingga datang jawaban dari ulama.

((Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). (QS. 4:83)))

Sebagaimana tidak sepatutnya pada kondisi seperti ini seseorang memuaskan dirinya dengan perkataan-perkataan apakah dengan mencela sebagian saudaranya atau begitu juga dengan membandel dan menyebarkan apa-apa yang tidak sepantasnya pada kondisi seperti ini dengan menjatuhkan salah satu dari dua kelompok apakah di internet atau begitu pula di majlis-majlis umum atau selebaran-selebaran atau yang semisalnya. Bahkan seharusnya semuanya beradab dengan adab khilaf dan bersungguh-sunguh untuk bersatu. Karena persatuan itu rahmat dan perpecahan adalah adzab.

Dan jangan seseorang tertipu dengan pendapatnya dan bangga dengannya atau dengan ilmu yang ada padanya, karena bisa jadi ia menjadi sebab fitnah bagi dirinya atau orang lain. Bahkan seharusnya ia mendesak dirinya untuk bersikap lembut yang menjadikan ia dekat dengan ikhwanikhwannya, merahmati mereka dan mereka merahmatinya, lembut kepada mereka dan mereka lembut kepadanya. Sehingga dengan demikian ia menjadi sebab kebaikan bagi masyarakatnya.

Adapun syaithan menjadi pendorong bagi sebagian kita kepada hal-hal yang menimbulkan keberpalingan dari ikhwan-ikhwannya, ini merupakan kekeliruan dan ini tidak berguna bagi siapa pun.

Dan kondisinya pada hakikatnya membutuhkan majlis khusus atau pembicaraan yang lebih khusus. Akan tetapi ini merupakan isyarat-isyarat. Aku mohon kepada Allah Azza Wa Jalla menjadikannya bermanfaat dan apabila seseorang menginginkan kebaikan Allah akan menolongnya,,,.

You might also like