You are on page 1of 3

Laju Pertumbuhan Pengertian pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan bentuk kuantitatif yang

dapat diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan ketelitian kuantitatif. Akumulasi bahan kering sangat disukai sebagai ukuran pertumbuhan. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman. Daun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, di mana terjadi proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan, perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks luas daun, nisbah luas daun dan nisbah berat daun pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintetsis.

Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat diukur laju asimilasi neto. Dengan hanya memperhatikan bobot kering tanaman dapat dikur laju tumbuh pertanaman dan laju pertumbuhan relatif (Leopold dan Kriedermann, 1975). Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman. Menurut Leopold dan Kriedermann (1975) dan Radford (1967) parameter pertumbuhan yang diduga antara lain adalah Indek Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Tumbuh Pertanaman (Crop Growth Rate), Laju Asimilasi Netto (Net Assimilation Rate), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio) dan Laju Tumbuh Relatif (Relatif Growth Rate).

Laju asimilasi bersih merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Laju asimilasi bersih tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman (Gardner et al., 1991). Laju asimilasi bersih tanaman umur 4 minggu lebi Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (Gardner et al., 1991). h kecil dibandingkan laju asimilasi bersih umur 2 minggu. Pertumbuhan adalah penambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma. Hal ini terjadi karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertumbuhan juga merupakan interaksi faktor genetik dan lingkungan,

peningkatan hasil merupakan peningkatan pertumbuhan dengan cara memanipulsi genetik dan lingkungan. Menurut leopold dan kriedmann (1975) Pada pertumbuhan terdiri dari beberapa tahap-tahap yaitu : 1. pertumbuhan 2. pertumbuhan bibit (seeding growth) 3. muda (genuvile) 4. masak/dewasa (mature) 5. menua dan aging (senesscenes) Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat diukur laju asimilasi neto. Dengan hanya memperhatikan bobot kering tanaman dapat dikur laju tumbuh pertanaman dan laju pertumbuhan relatif (Leopold dan Kriedermann, 1975). Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan ketelitian kuantitatif. Rasio Tajuk Akar Terjadinya hambatan media (tanah) pertumbuhan tanaman akan diikuti oleh penurunan nisbah tajuk dan akar (Hairiah et al., 2000). Hasil pengukuran berat tajuk/akar di lahan terganggu baik tanaman Ubak maupun tanaman Ara. Berat akar lebih tinggi daripada berat tajuk, sedangkan di lahan tidak terganggu berat tajuk lebih tinggi daripada berat akar. Tiap tanaman mempunyai karakter hubungan antara tajuk dan akar. Homeostasis tajuk dan akar merupakan upaya organ tanaman tersebut mempertahankan keseimbangan fisiologis, sehingga masing-masing organ tanaman dapat melakukan fungsinya secara normal. Hormon berperan dalam menjaga keseimbangan tajuk dan akar. Pertumbuhan akar akan memacu pertumbuhan tajuk karena adanya sifat homeostasis untuk menjaga keseimbangan akar dan tajuk. Besarnya rasio tajuk/akar tergantung spesies, umur, kondisi lingkungan dan saat musim tumbuh. Rasio tajuk/akar meningkat, sebab distribusi asimilat lebih banyak ke arah pertumbuhan tajuk (Klepper, 1991). Rendahnya rasio bobot tajuk/akar disebabkan asimilat hanya ditranslokasikan ke daun dan akar. dalam Ramdan 2004.***

Berdasarkan pengukuran rata-rata luas daun, baik daun ubak maupun ara dilahan terganggu luas daunnya lebih kecil dari pada di lahan tidak terganggu. Diduga lahan terganggu kekurangan air. Adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan mengakibatkan perubahan pertumbuhan tanaman, penurunan luas daun, peningkatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, serta perubahan ekspresi (Sinaga, 2008) dalam Anonim 2009.

Sistem perakaran yang baik memungkinkan tanaman mendapatkan air dan nutrisi untuk fotosintesis dalam jumlah yang cukup karena kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar (Haryati, 2006) dalam Anonim 2009. Laju pemanjangan akar dipengaruhi oleh faktor internal, seperti pasokan fotosintat dari daun dan faktor lingkungan antara lain suhu dan kandungan air tanah (Lakitan, 1995) DAFTAR PUSTAKA Ismal, Gazali. 1979. Ekologi Tumbuh-tumbuhan dan Tanaman Pertanian. UNAND. Padang. Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Leopold, A. C. and P. E Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. Tata Mc Grow Hill Pub. Co. Ltd.., New Delhi. 545p.

You might also like