You are on page 1of 23

KLP 2

Irma Tombuku Vinolia Tompunu Natalia Samba Rafel Saroinsong Andreano Parera Zainudin Limbanadi

KLP 2

Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanamannya anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas tunas baru (Siregar, 1981).

OPT atau hama merupakan organisme yang menyerang tanaman sehingga menimbulkan kerusakan baik pada tanaman baru di tanam atau masih bibit, tanaman yang masih muda atau tanaman yang sudah berproduksi. Berbagai macam cara yang dilakukan oleh OPT untuk merusak tanaman, ada yang memakan daun, sehingga membuat tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik, ada yang merusak buah sehingga membuat produksi menurun, ada yang merusak batang sehingga tanaman tidak dapat berdiri dengan kokoh (adisarwanto, 2001).
Dalam proses budidaya padi sawah tentunya tidak pernah terlepas dari serangan hama ataupun penyakit baik yang terjadi oleh karena faktor lingkungan ataupun penyakit yang terjadi akibat dibawa oleh hama. Pada tanaman padi banyak terdapat hama yang menyerang padi tersebut baik hama-hama yang menyerang pada fase Vegetatif tanaman ataupun pada fase Generatif.

bebeapa jenis hama yang menyerang tanaman padi baik secara langsung ataupun hama peyebab penyakit. Pada fase GENERATIF

Wereng Hijau (Nephotettix virescens Distant)

Wereng hijau dikenal karena tubuhnya berwarna hijau. Jenis wereng ini tidak terlalu berbahaya secara langsung. Tapi disisi lain merupakan vektor atau penular virus tungro pada tanaman padi.
N. virescens tersebar luas di beberapa negara, yaitu India, Thailand, Srilanka, Bangladesh, Burma, Laos, Malaysia, Vietnam Selatan, Cina, Taiwan, Jepang, Filipina dan Indonesia (Ou dan Ling, 1967 dalam Fahriah, 1996).

Klasifikasi Wereng Hijau (Nephotettix virescens) Menurut Kalshoven (1981), adalah : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Homoptera Famili : Cicadellidae Genus : Nephotettix Spesies : Nephotettix virescens Distant

Gejala Serangan N.virescens menghisap cairan dari tanaman yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Nimfa awal makannya sangat sedikit sehingga menyebabkan kerusakan kecil pada tanaman. Tanaman akan mengalami kerusakan bila terdapat banyak nimfa akhir dan imago pada tanaman, karena terhisapnya unsur-unsur hara dan cairan tanaman (Gallagher, 1991).

Morfologi dan Biologi Perkembangan wereng hijau dari telur sampai dewasa melalui 3 stadia, yaitu telur, nimfa, dan dewasa

Telur Telur wereng hijau berbentuk bulat memanjang dan agak meruncing pada kedua ujungnya. Telur yang baru diletakkan berwarna bening, kemudian menjadi putih kekuning-kuningan. (Fachruddin, 1980).

Nimfa Nimfa N. virescens muda berwarna putih kekuningan. Setelah berganti kulit warnanya menjadi kuning atau hijau kekuningan hingga hijau terang. Setiap kali akan berganti kulit nimfa tidak aktif dan tetap pada tempatnya.
Nimfa dari telur yang menetas akan segera bergerak menuju ke bagian atas tanaman dan berkumpul pada bagian bawah daun tua. Pada instar ke-2 dan seterusnya nimfa-nimfa tersebut merata pada daun padi. Pada tanaman yang layu nimfa berkumpul pada bagian pangkal pelepah daun (Hibino, 1987).

Imago Wereng hijau yang baru menjadi dewasa berwarna kekuning-kuningan. Warna tersebut secara bertahap berubah menjadi hijau kekuningkuningan yang akhirnya berubah menjadi hijau dalam waktu 3 jam.

Hama Wereng cokelat Nilaparvata lugens (stal)

Kalsifikasi wereng cokelat sebagai berikut: Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Homoptera Sub Ordo : Auchenorrhyncha Family : Delphacidae Sub Family : Fulgoroidea Spesies : Nilaparvata Lugens Stal Wereng coklat dewasa memiliki 2 bentuk sayap yaitu sayap panjang (makroptera, mampu terbang jarak jauh) dan sayap pendek (brakhiptera, dewasa menetap pada batang rumpun padi, menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak, yang dapat menyebabkan tanaman mengering).

Siklus hidup wereng coklat berkisar 28 hari, atau siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari).dengan kemampuan menyerang yang ganas dan penyebarannya cepat sehingga seolah-olah secara tiba-tiba mengakibatkan tanaman menjadi hopperburn (mengering/ puso).

Seekor wereng coklat betina mampu bertelur sebanyak 100 600 butir, dengan masa telur 8 hari. Masa nimfa (sejak menetas sampai menjadi dewasa) 18 hari. Dewasa betina bertelur dengan masa hidup 8 hari.

Ciri-ciri tanaman padi yang diserang hama wereng batang cokelat adalah warnanya berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan tanaman padi menjadi kering dan mati, perkembangan akar merana dan bagian bawah tanaman yang terserang menjadi terlapisi oleh jamur.

Hama Kepik Hijau Nezara viridula


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kepik hijau (Nezara viridula) diperoleh morfologi memiliki sepasang sungut yang beruas ruas. memiliki sayap dua pasang . Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih, memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.

Klasifikasi Kepik Hijau Nezara viridula adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia (Hewan) Filum : Arthropoda (arthropoda) Kelas : Insecta (Serangga) Ordo : Hemiptera Sub-ordo : Heteroptera Family : Pentatomidae Subfamily : Pentatominae Genus :Nezara Species :Nezara viridula

Siklus hidup Dari telur menjadi serangga dewasa dibutuhkan waktu 4-8 minggu. Total seluruh siklus hidup dicapai dalam 60-80 hari, terkadang bisa mencapai 6 bulan. Betina meletakkan telur yang jumlahnya mencapai 1.100 butir di kuncup daun yang masih menutup. Telur menetas menjadi nimfa mirip kepik dewasa yang langsung makan daun. Kemudian melewati 5 tahap nimfa sambil terus memakan daun. Lalu menjadi dewasa berpindah tempat dan mencari pasangan.

Hama putih (Nymphula depunctalis

Imago.
Berbentuk ngengat yang berwarna putih terang dengan dua bintik hitam dan bercak-bercak kecoklatan pada sayap depannya. Panjang tubuh 6mm danrentang sayap 15mm. Pada siang hari imago bersembunyi di balik daun dan pada malam hari meletakkan telur. Jumlah telur yang dapat diletakkan kira-kira 50 butir dalam hidupnya selama seminggu. Imago umumnya tidak melkukan migrasi lebih dari satu kilometer dan tertarik cahaya pada malam hari.

Telur.
Berbentuk seperti cakram berukuran 0,5mm dengan warna kuning pucat. Telur diletakkan dalam barisan-barisan yang terdiri kira-kira 20 butir di permukaan bawah daun yang mengambang di air. Telur akan berubah menjadi kuning gelap dan menetas setelah 2-6 hari.

Larva.
Yang baru menetas panjang 1,2mm dan memakan permukaan bawah daun. Kemudian larva akan memotong daun dan menggulungnya serta mengisinya dengan air. Larva mempunyai sepasang insang yang berbentuk semacam benang bercabang disisi kanan dan kiri tubuhnya. Pupa. Pupa terbentuk dalam tabung larva. Jika akan berpupa, mereka akan naik ke salah satu anakan dan melekatkan tabungnya di sana. Lalu membuat kokon dari benang sutra di dalam tabung tersebut, kemudian berubah menjadi pupa. Pupa berwarna kuning muda dengan panjang 5-7mm. Lama stadium pupa 4-7 hari.

Gejala serangan. Menyerang sejak di persemaian sampai terbentuknya anakan maksimum. Setelah periode tersebut tidak terdapat serangan hama putih. Larva memakan jaringan mesofil daun dari permukaan bawah daun dan meninggalkan epidermis permukaan atas sehingga tampak garis-garis memanjang yang berwarna keputih-putihan

Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis)


bioekologi hama putih palsu adalah sebagai berikut : Telur Berwarna Kuning muda dengan permukaan cembung, menghasilkan 3000 butir selama hidupnya dan bentuk telur lonjong. Telur diletakkan 12 hari setelah kawin secara berkelompok pada permukaan atas atau bawah bendera. Peletakkan telur pada malam ke 4-7 dari kemunculan ngengat stadium telur 4-6 hari Larva Panjang 1,4 mm lebar 2,0 mm, perut berwarna putih, kepala berwarna cokelat, setelah makan daun berwarna larva berwarna hijau muda. Pada pertumbuhan maksimal larva berwarna hijau muda, kepala cokelat tua dan panjang 20-24 mm. instar 2, mampu melipat daun dan instar 6 (terakhir) akan tetap berada dalam lipatan hingga menjadi pupa. Daur hidup 33-44 hari dan mengalami 6 instar

Pupa : berwarna kuning dan stadium 6-8 hari Imago Berwarna cokelat muda, panjang 10-12 mm dan sayap depan terdapat 2 garis vertical serta aktif pada malam hari. Gejala serangan : Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih..

Cara pengendalianya yaitu : tidak diperkenankan menyemprot insektisida sebelum tanaman berumur 30 hst atau 40 hari setelah sebar benih. Tanaman padi yang terserang pada fase ini, dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik. Atau dengan mencegah penggenangan lahan secara terus menerus dan mengeringkan sawah selama beberapa hari untuk membunuh larvanya.

Kepinding tanah/ ketupluk Scotinophora coarctata


Klasifikasi ilmiah menurut Latreille, 1802 : Kerajaan :Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Upaordo : Heteroptera Infraordo : Cimicomorpha Superfamili: Cimicoidea Famili : Cimicidae Spesies : Scotinophora coarctata

Morfologi dan Siklus Hidup Bentuk telur kepinding tanah silendris dan berwarna merah muda kehijauan. Telur diletakkan dalam 2 atau 4 baris pada permukaan daun atau di seludang tanaman padi. Jumlah telur sekitar 30 butir. Nimfa yang baru menetas berwarna coklat. Setelah agak dewasa, nimfa berwarna hitam kecoklatan dan akan pindah kepangkal batang.

Nimfa memerlukan cairan untuk perkembangannya. Nimfa bisa bersembunyi dalam keadaan inaktif di tempat yang lembab. Nimfa baru aktif lagi jika ada tanaman yang baru ditanam sekitar umur 3 minggu. Saat itu, kepinding kawin dan mulai bertelur. Umur imago kepinding bisa mencapai 7 bulan (Pracaya, 2007).

Imago berwarna coklat gelap dengan panjang tubuh 7 10 mm. Imago selalu bergerombol di pangkal batang padi tepat di atas permukaan air pada siang hari, sedangkan pada malam hari mereka aktif menghisap cairan tanaman. Imago dapat dorman dalam celahcelah tanah yang berumput. Jika keedaan menguntungkan imago akan terbang ke pertanaman padi dan hidup selama beberapa generasi. Imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 200 butir selama hidupnya (Harahap & Tjahjono, 1989).

Gejala Serangan dan Kerusakan yang Ditimbulkan Nimfa dan imago menghisap cairan tanaman pada pelepah daun, menyebabkan daun berubah warna menjadi coklat kemerahan dan kuning. Jika serangan terjadi pada fase pembentukan anakan maka tanaman menjadi kerdil dan anakannya sedikit. Serangan pada fase generatif menyebabkan malai kerdil, malai tidak lengkap, dan bulir hampa.

You might also like