You are on page 1of 70

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB I PENDAHULUAN
Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup, khususnya bagi manusia selain itu minyak bumi juga memberikan pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan dunia contohnya didalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian besar kita temui produk-produk yang banyak menggunakan minyak bumi. Minyak mentah merupakan komponen senyawa hidrokarbon yang terbentuk didalam bumi, yang berupa cairan, gas, dan padat, karena tergantung dari komposisi mineralnya serta pengaruh dari tekanan dan temperaturnya. Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi beberapa golongan diantaranya: Golongan Parafin Golongan Naftalen Golongan Aromatik Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses pengolahan minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa Crude Oil juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metoda pengambilan sample fluida, karena metoda pengambilan sample tersebut ada dua cara, yaitu: 1. Bottom hole sampling; Contoh fluida diambil dari dasr lubang sumur, hal ini bertujuan agar didapat sample yang lebih mendekati kondisi di reservoir. 2. Surface sampling (sampling yang dilakukan dipermukaan); Cara ini biasanya dilakukan pada well head atau pada separator. Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita harapkan, maka pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa atau fluida yang dihasilkan oleh sumur produksi dapat berupa gas, minyak, dan air. Adapun

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 1

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

pengukuran terhadap air, endapan, berat jenis, titik kabut, titik beku, titik tuang, flash point, fire point, viscositas, tekanan uap, dan analisa terhadap air formasi. Pemisahan zat padat, cair, dan gas dari minyak mutlak dilakukan sebelum minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak dari zat-zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu. Dari sini juga dapat diketahui perbandingan-perbandingan minyak dan air (WOR), minyak dan gas (GOR), serta persentase padatan yang terkandung dalam minyak. Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas secara maksimum dengan baik. Study dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau merancang peralatan produksi yang sesuai dengan keadaan di suatu reservoir, meningkatkan efisiensi, serta guna menunjang kelancaran proses produksi. Praktikum yang dilakukan di laboratorium Analisa Fluida Reservoir mempunyai tujuan yaitu memahami sifat sifat fisik dan sifat kimia dari reservoir terutama minyak mentah dan air formasi. Dalam praktikum ada beberapa hal yang kami pelajari : 1. Penentuan Kandungan Air dengan Dean & Stark Method 2. Penentuan Kandungan Air dan Endapan (%BS & W) dengan Centrifuge Besar 3. Penentuan Specific Gravity 4. Penentuan Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang 5. Penentuan Titik dan Titik Bakar dengan Tag Closed Tester 6. Penentuan Viskositas Kinematik Secara Coba Coba (Tentative Method) 7. Penentuan Vapour Pressure 8. Analisa Kimiawi Air Formasi

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 2

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB II PENENTUAN KANDUNGAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN DEAN & STARK METHOD
2.1. TUJUAN Untuk dapat menentukan kandungan air dari minyak mentah atau crude oil. 2.2. TEORI DASAR Minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari dalam perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih mengandung gas maupun air, hal ini nantinya akan mempengaruhi perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu reservoir khususnya minyak, akan selalu didapatkan kandungan air. Sifat-sifat air reservoir ini mempunyai kemampuan untuk melarutkan hidrokarbon, komposisi, faktor volume formasi, dan karakteristik viscositas pada suhu dan tekanan formasi. Pemisahan antara minyak dan air yang terkandung di dalamnya disebut Dehidrasi Minyak Bumi . Dehidrasi ini dilakukan baik pada penghilangan maupun transportasi minyak karena air yang terkandung dalam minyak dapat menyebabkan korosi pada pipa pipa minyak tempat penimbunan minyak, dan lain sebagainya. Dehidrasi ini merupakan persoalan kimia maupun fisika yang diperlukan untuk mendapatkan pemisahan yang seefisien mungkin. Air dan pengotor endapan dalanm minyak mentah dapat turut terproduksi keprmukaan karena minyak, gas maupun air tidak dapat secara langsung memisahkan diri pada waktu berada dalam suatu system jebakan. Akibatnya minyak pun teproduksi kepermukaan dengan memanfaatkan tenaga pendorong yang terdapat dalam jebakan itu sendiri. Dalam hal ini kita kenal dengan istilah water drive mekanis atau pendesak air yang terutama terjadi pada sumur-sumur produksi dengan tenaga pendorong alamiah.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 3

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Kadar air yang terdapat dalam minyak metah dapat diketahui dengan suatu teknik pengujian dengan Dean & Stark method. Caranya mengunakan prinsip destilasi yaitu dengan mengkondesasikan minyak yang dipanasi maka akan tertampung cairan uap air dan minyak. Air formasi yang terkandung dalam minyak ada dua macam, yaitu: a. Air bebas, merupakan air yang terbebaskan dari minyaknya. b. Air emulsi, air yang melayanglayang di dalam minyak dan diperlukan cara cara khusus untuk memisahkannya. Dalam lapangan minyak, air bebas lebih mudah untuk dibebaskan ( dipisahkan ) dari minyaknya dibandingkan dengan air emulsi. Pemisahan air bebas dari minyaknya dapat dilakukan dengan mendiamkan atau settling dalam suatu tempat, dicampur gas olise, bisulfide, atau dipanaskan. Tetapi untuk air emulsi, pemisahannya memerlukan cara cara khusus. Terjadinya emulsi ini memerlukan tiga syarat, yaitu : a. b. c. a. Adanya dua zat cair yang tidak saling campur. Adanya zat yang menyebabkan terjadinya emulsi ( Emulsifying Agent ). Adanya agitasi. Sifat-sifat Emulsi antara lain : Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi. Hal ini disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam sebelum terjadi emulsifikasi pada residu airnya. Kadar garam yang besar pada fasa cair berpengaruh besar pada gaya permukaan pada gaya permukaan antara cairan minyak dan air. Di antara zat zat tersebut dengan emulsion flying agentnya yang terkonsentrasi antara dua fasa yang bersangkutan. b. Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifat sifat minyak. Semakin besar viscositasnya, residu karbon, dan tegangan permukaan minyak semakin terbentuk emulsi. c. Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau semakin susah untuk dipisahkan.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 4

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan dengan cara : a. Memperkecil tingkat agitasi, contohnya dengan menggunakan

anker pada sumur -sumur pompa, mengurangi kecepatan pompa, spasi plunger ( mengurangi slopage ), dan pompa dianjurkan untuk tenggelam. b. c. Penggunaan zat anti emulsifikasi. Pemisahan air sebelum terjadinya emulsifikasi. Pemisahan minyak terhadap air mutlak dilakukan untuk menghindari kerugian antara lain : a. b. 2.3. Pipe line akan berkurang kapasitasnya karena harus mentransport minyak dengan air. Air bisa menyebabkan korosi pada peralatan pengeboran ALAT DAN BAHAN

2.3.1. Alat: 1. Condenser 2. Receiver 3. Ground Flask Joint 4. Electrical Oven 2.3.2. Bahan: 1. Sample minyak mentah 50 ml 2. Solvent 50 ml 3. Air sirkulasi

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 5

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 2.1 Peralatan Strak & Dean Methode

Gambar 2.2 Electric Oven

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 6

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2.4.

PROSEDUR KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 100% Sirkulasikan air dalam peralatan. Alat harus dalam keadaan bersih dan siap pakai. Ambil sample (minyak ringan/berat) sebanyak 50 ml. Tambahkan ke dalamnya solvent (bensin/kerosine) 50 ml Masukkan campuran tersebut ke dalam plask. Hubungkan electrical oven dengan arus listrik, dan Amati proses kondensasi dengan adanya air yang terdapat Jika pada water trap sudah tidak ada penambahan air lagi, Kandungan air (%) = (volume air / volume sample) x

setelah beberapa jam pastikan telah terjadi kondensasi. pada water trap. laporkan % air dengan Dean and Stark Methode.

2.5. 2.5.1.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN Analisa: Volume sample (oil) = 50 ml

Volume solvent (kerosin) = 50 ml Volume air pada water trap = 0,05 ml

Perhitungan: Kandungan air dalam sample dengan Dean & Stark Method: BS = volume air 100 o o volume sampel = 0,05 100 50
o o

= 0,1 o o

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 7

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2.5.2.

Data Perhitungan:

Tabel 2.1 Tabulasi Hasil Perolehan Analisa %Kadar Air Pada Sampel Minyak dengan Metode Dean & Stark Untuk Tiap Kelompok
No Kelompok Vol.Sampel (ml) Vol.Solvent (ml) Vol.Air yang tertampung (ml) % Kadar Air (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A B C D E F G H I

50 50 50 50 50 50 50 50 50

50 50 50 50 50 50 50 50 50

0.1 0.3 0.25 0.29 0.15 0.17 0.05 0.075 0.309

0.2 0.6 0.5 0.58 0.3 0.34 0.1 0.15 0.618

Gambar 2.3 Grafik %Kadar Air vs Volume air Tertampung Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 8

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 2.4 Grafik %Kadar Air vs Sampel Kelompok

2.6.

PEMBAHASAN Crude Oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua

mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas. Sebelum proses pemanasan, sample minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur dengan solvent (pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan kerosin, karena mempercepat proses penguapan, disamping itu juga mengunakan kerikil yang ditaruh didalam Ground Flask Joint supaya mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi ledakan. Jumlah air yang terdapat dalam Water Trap merupakan fungsi waktu dari hasil destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang didapat semakin bannyak tergantung atas kondisi air didalam minyak, karena berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan air ini nantinya dapat diketahui minyak (crude oil) yang memiliki kualitas yang baik, yang nantinya dapat diperoleh gambaran mengenai keadaann minyak mentah dan jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 9

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan minyak yang mengakibatkan berkurangnya grafity minyak yang bersangkutan. Kehilangan grafity ini adalah karena penguapan fraksi-fraksi dari minyak. Pengurangan penguapan dapat dilakukan dengan memanaskan minyak dalam ruang yang tertutup rapat.Penggunaan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya. Dalam percobaan dihasilkan air sebanyak 5% dalam 50 ml sample minyak. Hal ini menunjukkan bahwa sample merupakan sample minyak (crude oil) yang buruk, karena memiliki kandungan air diatas 1%, sehingga biasanya tidak dapat langsung diproduksikan karena resiko timbulnya problem produksi yang sangat besar. 2.7. KESIMPULAN Kerosin adalah campuran berfungsi sebagai katalis yang mempercepat terjadinya penguapan, tetapi tidak ikut bereaksi ketika terjadi pemanasan. Agar data yang diperoleh lebih akurat, maka pemanasan minyak harus dalam keadaan ruang an yang tertutup rapat, sehingga tidak ada uap yang keluar. Dari hasil percobaan yang didapat kandungan air sebanyak 5 % dari 50 ml sample minyak. Hasil tersebut menandakan, minyak memiliki kualitas kurang baik (kandungan air lebih dari 1%) sehingga tidak dapat langsung diproduksi, karena menimbulkan problem produksi (kemungkinannya sangat besar). Kadar air yang berlebih menimbulkan: Korosi : aliran fluida yang terjadi bersamaan dengan desakan O2 yang terjadi didalam pipa. Scale Emulsi : air formasi yang membawa zat yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa. : keadaan dimana zat cair tidak saling melarutkan atau sukar larut dengan zat cair. Adanya Persentasi air yang cukup tinggi pada hasil percobaan, dapat disebabkan oleh: Kurang bersihnya alat praktikum

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 10

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Kurang telitinya praktikan selama proses praktikum.

BAB III PENENTUAN KANDUNGAN AIR DAN ENDAPAN (BS & W) DENGAN CENTRIFUGE METHOD
3.1. TUJUAN Menentukan kadar air dan sedimen yang tercampur dalam sampel minyak dengan menggunakan metode centrifuge. 3.2. TEORI DASAR Minyak yang kita produksi ke permukaan sering kali tercampur dengan sedimen-sedimen yang dapat mempengaruhi proses/laju produksi, untuk itu endapan tersebut harus dipisahkan dengan cara: Di Laboratorium Dengan menggunakan metode centrifuge yaitu dengan menggunakan gaya centrifugal sehingga air, minyak dan endapan dapat terpisahkan. Di Lapangan Kalau pemboran dilakukan di daratan maka dibuatkan kolam-kolam pengendapan, sedangkan jika pemboran di lepas pantai maka disamping dilakukan diseparator juga dilakukan pemisahan dengan zat-zat kimia tertentu. Suatu suspensi atau campuran yang berada pada suatu tempat (tabung) apabila diputar dengan kecepatan tertentu, dengan gaya centrifugal dan berat jenis yang berbeda akan saling pisah, dimana zat dengan berat jenis yang lebih besar akan berada di bawah dan zat dengan berat jenis rendah berada di atas. Metode Centrifuge ini mempunyai kelebihan antara lain: 1. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan lain lebih singkat daripada Dean & Stark Method. 2. Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 11

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

3.3.

ALAT DAN BAHAN 1. Centrifuge 2. Centrifuge Tube 100 ml 3. Transformer

3.3.1. Alat:

3.3.2. Bahan: 1. 2. Sampel minyak Kerosin

Gambar 3.1Centrifuge Tube

Gambar 3.2Centrifuge

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 12

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

3.4.

PROSEDUR KERJA 1. Siapkan sampel minyak sebanyak75 ml 2. memasukkan ke dalam centrifuge tube dalam posisi berpasangan 3. Centrifuge tube dimasukkan ke dalam centrifuge 4. Hubungkan dengan transformer. 5. Atur timer dalam 10 menit. 6. Atur regulator dalam posisi 8 dan baca RPM. 7. Setelah timer berhenti, tunggu beberapa menit sehingga putaran berhenti. 8. Ambil centrifuge dan laporkan BS & W dalam prosen.

3.5.HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN 3.5.1. Analisa:

Volume sampel Lama pemutaran Rotation Per Minute

: 75 : 10

ml/tb menit

: 1625 rpm Tabel 3.1 Parameter Analisa

Parameter Analisa Volume Air (ml) Volume Padatan(ml) % BS & W

Sample minyak I
0.5 0.009 0.78

Sample minyak II
0.08 0.01 0.12

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 13

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Tabel 3.2 Tabulasi Hasl Analisa % BS & W Pada Sample Minyak I Dengan Metode Centrifigue

Parameter Analisa Kelompok Volume air (ml/tube) Volume Padatan (ml/tube) %BS &W A 0.3 0.05 0.466 7 B 0.6 0 0.8 C 0.099 0.001 0.133 3 D 0.08 0.001 5 0.108

Sample 1 E 0.4 0.03 0.573 F 0.2 0.0 4 0.3 G 0.5 0.09 0.786 H 0.5 0.2 5 I 0.7 0.004

1 0.9387 7 3 2 7 Tabel 3.3 Tabulasi Hasl Analisa % BS & W Pada Sample Minyak II Dengan Metode Centrifigue Sample 2 A 0.06 0 0.0 8 B 0.05 1 0.00 9 0.08 C 0.02 0.003 0.030 7 D 0.04 0.3 0.453 3 E 0.03 0 0.04 F 0.02 0 0.026 7 G 0.08 0.01 0.12 H 0.072 0.005 0.102 7 I 0.045 0.25 0.393 3

Parameter Analisa Kelompok Volume air (ml/tube) Volume Padatan (ml/tube) %BS &W

3.5.2. Perhitungan :

% BS & W

Volume Air + Vol . Pada tan 100 o o Volume Sample

Untuk sample minyak I :


% BS & W = 0.5 + 0.009 100 o o 75

= 0.78 % Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 14

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Untuk sample minyak II :


% BS & W = 0.08 + 0.01 100 o o 75

= 0.12

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 15

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 3.3 Grafik %BS &W vs Sample Kelompok

3.6.

PEMBAHASAN Dari percobaan kita dapat mengetahui bahwa kandungan air dalam sample

minyak dalam suatu sumur ternyata dapat berbeda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi BS & W, antara lain : 1. Penyebaran air yang tidak merata dalam batuan reservoir 2. Kondisi dari formasi (kompak atau tidak kompak) Selain mengandung air, crude oil juga mengandung padatan yang berupa pasir dan butiran-butiran yang berasal dari reservoir. Padatan akan masuk ke lubang bor dan akan ikut naik ke permukaan. Sama seperti air, padatan juga mempengaruhi mutu minyak yang diproduksi. Percobaan dengan Centrifuge Method menghitung kandungan air dan endapan. Pada dasarnya metode yang dipakai pada percobaan ini adalah metode perputaran yang mengakibatkan gaya centrifugal. Pada waktu perputaran akan bekerja gaya centrifugal yang menyebabkan molekul - molekul fluida terlempar menjauhi titik pusat perputarannya. Selain itu, karena adanya gaya gravitasi maka molekul-molekul fluida akan diendapkan menurut berat jenisnya masing - masing. Dari percobaan yang dilakukan, hasil persentasi kandungan BS & W yang diperoleh berbeda antar tiap sampel yaitu pada sampel pertama sebesar 0.04 % dan pada sampel kedua sebesar 0.212 %. Untuk persentasi kandungan air, hasil yang diperoleh adalah sebesar pada sampel pertama 0.03 % dan pada sampel kedua 0.149 %. Dalam dunia perminyakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas minyak dan juga dapat digunakan sebagai data dalam menanggulangi problem kepasiran yang dapat mengakibatkan korosi maupun penyumbatan pada alat-alat produksi. Sehingga secara sekilas dapat diasumsikan

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 16

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

bahwa kegiatan ini memiliki tujuan dengan percobaan pertama. Namaun pada kenyataannya keduanya pun memiliki keunggulan maupun kekurangan. Keunggulan dan kekurangan yang dimiliki percobaan ini ( dengan centrifigue method) adalah sebagai berikut : 1. Dapat memisahkan antar air,minyak dan endapant sediment sekaligus dalam satu wadah adalahkeunggulan yang dimiliki pada percobaan ini. 2. Waktu yang diperlukan dalam proses pemisahan campuran cukup lama. Keunggulan dan kekurangan yang dimiliki pada percobaan pertama ( dean & stark Methode ) adalah sebagai berikut : 1. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan campuran cukup singgkat. 2. Perbedaan batas antar minyak dan air terlihat dengan jelas. 3. Pemisahan hanya dilakukan untuk zat-zat yang tergolong memiliki sifat liquid.

3.7.

KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan untuk

menentukan kandungan air dan endapan (BS&W) dengan Centrifuge Method adalah sebagai berikut: 1. Dengan Centrifuge Method pemisahan fasa - fasa fluida yang bercampur dapat dilakukan secara langsung berdasarkan densitynya. Fluida yang memiliki density lebih besar akan mengendap di bagian dasar centrifuge tube dan diikuti endapan fluida yang densitasnya lebih kecil.. 2. Kandungan air dan endapan mempengaruhi mutu suatu minyak yang dihasilkan. Semakin kecil persentase kandungannya maka semakin baik mutu minyaknya, begitu juga sebaliknya. 3. Keuntungan menggunakan metode Centrifuge : Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 17

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

a. Hasil yang didapat lebih banyak (minyak, air, dan endapan) b. Semakin besar nilai rpm, semakin cepat proses pemisahan antara minyak, air, dan endapan.. Namun, alat ini mempunyai kelemahan, yaitu penentuan BS & W yang relatif kurang akurat dibandingkan dengan metode Dean dan Stark. Dimana didapatkan hasil berupa: Pada percobaan diperoleh kandungan % BS & W untuk sampel I sebesar 0.78 % Untuk % BS & W pada sample II sebesar 0.12 % Dimana semakin tinggi BS & W maka akan semakin rendah

kualitas minyak Adanya padatan yang terdapat dalam crude oil diakibatkan oleh pencampuran hidrokarbon yang terdapat dalam formasi yang mengandung kotoran seperti tetesan air dari batuan dalam formasi tersebut. Padatan yang ikut terproduksi akan menyebabkan gangguan dan kerugian dalam proses produksi sehingga penentuan BS& W akan sangat penting dalam menentukan peralatan yang akan dipakai.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 18

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB IV MENENTUKAN SPESIFIC GRAVITY


4.1 TUJUAN PERCOBAAN Menentukan specific gravity tau berat jenis minyak mentah dan gas pada temperature 60 oF. 4.2 TEORI DASAR Spesific Gravity cairan HC didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang dikur pada tekanan dan temperature yang sama. SG = Q W

Dimana biasanya specific grafity digunakan dalm pembicaran tentang sifat-sifat fisik cairan yang diukur pada keadaan standar yaitu pada temperature 60oF dan tekanan atmosfer (14.7 Psia). Selain itu, didalam dunia industry perminyakan juga digunakan besaran SG yang lain yaitu API GRAVITY yang dirumuskan sebagai berikut:

Harga oAPI untuk berat jenis minyak mentah (crude oil) antara lain : Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 19

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Minyak berat Minyak sedang Minyak berat

= 10 20 oAPI = 20 30 oAPI = 30 < oAPI

Sedangkan untuk specific gravity gas atau campuran gas adalah perbandingan antara densitas gas atau campuran gas dengan udara, pada kondisi tekanan dan temperature yang sama. Gravity gas dengan rumus :

Dimana: Sg = spesifik correction gravity gas atau campuran gas T1 = waktu yang diperlukan sample gas dari batas bawah sampai batas atas, detik. T2 = Waktu yang diperlukan udara dari batas bawah sampai dengan batas atas, detik. Dewasa ini dari minyak berat pun dapat dibuat bensin lebih banyak dengan sistem cracking dalam penyulingan, tetapi memerlukan biaya yang lebih tinggi. Selain API untuk menyatakan berat jenis, digunakan juga sistem baume, akan tetapi jarang digunakan karena Baume tidak dapat membedakan klasifikasi specific grafity gas yang satu dengan yang lainnya. Baume = 140 130 BJ Oil

Dalam perhitungan-perhitungan teknik reservoir maupun teknik produksi, umumnya spesifik gravity gas ditentukan berdasarkan anggapan sebagai gas ideal. Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hydrometer yang didesain dengan bentuk dan berat tertentu sehingga mendekati densitas minyak yang akan ditest. Dimana alat ini dilengkapi dengan skala pembacaan sampai Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 20

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

puluhan derajat baume atau API unit. Ada hydrometer yang khusus disebut Thermohydrometer yang terdiri dari thermometer yang dipasang dibagian bawah hydrometer tersebut. Yang dipakai untuk mendeterminasikan specific gravity dan temperature minyak secara langsung dengan satu alat saja. Specific gravity dari minyak bumi adalah perbandingan anatara berat yang diberikan oleh minyak tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling pada volume tertentu, dengan berat air sling pada volume yang sama dan diukr pada temperature 60oF. sedangkan oAPI gravity minyak bumi menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut berdasarkan dari standar America. Makin kecil SG atau makin besar oAPI nya akan sedikit mengandung lilin atau residu aspal atau paraffin. Namun dewasa ini mnyak bumi berat dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan menggunakan metode cracking dalam penyulingan, namun proses ini memerlukan banyak biaya. 4.3 ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gelas ukur 500 ml Hydrometer Thermometer Toluena Stop watch Liquid petroleum gas Effusicmetre 4.3.1. Alat:

4.3.2. Bahan: 1. Sample crude oil

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 21

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 4.1Hydrometer

Gambar 4.2Gelas Ukur

4.4.

Gambar 4.3Stopwatch PROSEDUR KERJA 1. Ambil sample minyak 500 ml. 2. Masukkan ke dalam gelas ukur 3. Masukkan hydrometer mulai dari harga yang terendah (misal dari 0.6 sampai dengan 1.1). 4. Masukkan thermometer derajat Fahrenheit kedalamnya. 5. Baca harga SG dan temperaturnya. 6. Dari hasil pembacaan, gunakan table untuk mendapatkan gravity API sebenarnya.

4.5 4.5.1

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN Analisa: Volume sample Temperatur sample I Specific Gravity ( SG ) sample I 1. : 500 ml : 28.5 C = 83.3 F : 0.862

4.5.2. Perhitungan : Menghitung harga API terukur :


141.5 141.5 131.5 = 131.5 = 32.65 API SG terukur 0.862

API terukur =

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 22

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Menghitung koreksi API pada 60/60 F: API pada 60/60 F = = x = 31.15 Jadi, harga API pada 60/60 F = 31.15
2.

Menghitung harga SG koreksi pada 60/60 F


141.5 141.5 = = 0.869 131.5 + API 131.5 + 31.15

SG60/60F =

3. koreksi

Berdasarkan data-data analisis, diperoleh harga faktor

(fcorr) dari table sebesar 0,00036 , maka : SGtrue = SG60/60 F + { fcorr ( T 60 F ) } = 0.869 + { 0.00036 ( 83.3 60 ) } = 0,877 APItrue =
141.5 141.5 131.5 = SG true 0,877 131.5 = 29.84 API

4.6

PEMBAHASAN Besarnya spesifik gravity (SG) dari suatu fluida ditentukan oleh berbagai

factor. Pada kesempatan ini penentuan SG crude oil ditentukan oleh keadaan suhu kamar. Dalm menentukan SG crude oil maka hal yang perlu diperhatikan sekali yaitu ketelitian pada saat menghitung SG terukur dengan menggunakan hydrometer. Hal ini dikarenakan hasil dari pengukuran hydrometer merupakan data awal sekaligus data penentu untuk menghitung baik SG maupun oAPI yang

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 23

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

dibagi menjadi tahap perhitungan harga terukur, perhitungan koreksi pada 60/60
o

F hingga perhitungan untuk mendapatkan harga sebenarnya. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi ketepatan test dengan

menggunakan hydrometer diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Ukuran hydrometer yang dapat mendetermnasikan Gravity mnyak mentah yang bebas air dengan ketelitian yang tinggi. 2. Adanya campuran fluida lain seperti air. Hal ini akan menyebabkan kekurangan ke akuratan, sebab gelembunggelembung gas yang sering timbul pada suspense akan menempel pada hydrometer dank an cenderung menahan instrument, sehingga sulit mencapai posisi yang diharapkan. 3. Titik air pada permukaan Hydrometer Hal ini menyebabkan instrument tenggelam melewati posisi

sebenarnya. Penggolongan oAPI didasarkan pada kemampuan fluida mengalir, sebab semakin tingi SG (oAPI semakin kecil), maka aliran fluida tersebut semakin lambat, sehingga hal ini mengganggu proses produksi , sebab dengan semakin tingginya SG suatu crude oil, maka memiliki kecendrungan membeku lebih cepat pada suhu normal yang dapat menyumbat pipa produksi. Dari hasil percobaan yang dilakukan harga SG yang sebenarnya diperoleh sebesar 0.869 dan harga oAPI yang sebenarnya diperoleh sebesar 29.84 sehingga dapat diketahui bahwa minyak yang digunakan adalah tergolon minyak sedang 4.7. KESIMPULAN Dari hasil percobaan telah didapatkan, bahwa: - Harga SG sebenarnya adlah 0.869 - Harga APItrue adalah 29.84

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 24

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Semakin besar harga specific grafity minyak, semakin kecil harga oAPI minyak tersebut (minyak yang diperoleh lebih sedikit). Semakin kecil harga specific grafity minyak, semakin besar harga oAPI minyak tersebut (minyak yang diperoleh lebih banyak). Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya oAPI minyak adalah perubahan tekanan dan temperatur. Minyak mentah yang diharapkan pada suatu formasi adalah minyak yang memiliki 0 API > 29,84 0, yang dikategorikan minyak ringan, sebab berat jenisnya kecil, dan semakin mudah diproduksi .

BAB V PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU DAN TITIK TUANG


5.1. TUJUAN 1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah. 2. Menentukan titik tuang (pour point) untuk minyak mentah. 3. Menentukan titik beku untuk minyak mentah.

5.2.

DASAR TEORI Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami

penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan terjadi Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 25

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk mengalir. Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk mengetahui titk kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut. Yang dimaksud dengan : 1. Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan. 2. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat tertuang setelah mengalami pembekuan. 3. Sedang titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat mengalir lagi. Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk menderterminasi jumlah relative kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jmlah kandungan lilinsecara absolute, begitu juga kandungan materi solid lainnya didalam minyak. Dikarenakan pada transportasi minyak dari formasi ke permukaan mengalami penurunan temperature sehingga membuat kita harus memperhatikan kapan minyak mengalmi pembekuan dan cara bagaimana supaya tidak terjadi proses pembekuan maka kita harus mengetahui arti dari hal yang diatas

5.3.

ALAT DAN BAHAN 1. Tube kaca sebagai tempat sample. 2. Thermometer. 3. Penutup dari gabus. 4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sample.

5.3.1. Alat:

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 26

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

5.3.2. Bahan: 1. 2. 3. Crude oil Es batu sebagai pendingin. Air dan garam.

5.4.

Gambar 5.1Tester and Bath PROSEDUR KERJA 1. 2. 3. 4. 5. atau Fahrenheit) Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam Menyiapkan es batu kemudian menambahkan Memasukkan thermometer ke dalam bath. Mengamati temperatur dan kondisi sample yang Melaporkan pembacaan temperatur (dalam Celcius pada saat terjadinya kabut yang kemudian

5.4.1. Titik Kabut dan Titik Beku: tube sampai garis batas. garam secukupnya untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.

diteliti setiap 3 menit.

melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 27

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

5.4.2. Titik Tuang: 1. 2. 3. tuang. Setelah didapatkan titik beku, mengeluarkan tube Mendiamkan pada temperatur kamar. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh yang berisi sample dari dalam bath pada kondisi sample masih beku.

sample dapat dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai titik

5.5.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

5.5.1. Analisa Tabel 5.1 Analisa Perhitungan Titik Kabut,Titik Beku dan Titik Tuang Parameter Titik Kabut Titik Beku Titik Tuang C 26 20 18.5 Sample G F 78.8 68 65.3

5.5.2. Perhitungan:

Titik Kabut

: Minyak G = 26 C

= (9/5 x 22 C) + 32 = 78.8 F

Titik Beku

: Minyak G = 20 C

= (9/5 x 17 C) + 32 = 68 F

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 28

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Titik Tuang

: Minyak G = 18.5 C = (9/5 x 20 C) + 32 = 65.3 F

5.6.

PEMBAHASAN

Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi mengalir. Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi al tersebut, kita dapat mengambil formasi sample minyak dan mengadakan uji coba untuk menentukan titik kabut, titik beku, dan titik tuang. Dalam aplikasi di lapangan biasanya percobaan ini digunakan sebagai bahan dalam merencanakan minyak yang nantinya akan diproduksi dapat terus mengalir hingga ke fasilitas-fasilitas produksi yang dituju. Dari bahan yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk mengkondisikan suhu yang berada dalam pipa-pipa yang dilewati oleh minyak metah. Dimana salah satu car yaitu dengan mengisolasi pipa atau dengan jalan diberi heater agar aliran dari flow line tetap lancar. Dimana pada percobaan didapat Titik kabut sebesar 78.8oF, Titik Beku sebesar 68oF dan Titik tuang sebesar 65.3oF. Bahwa minyak berat yang lebih dulu mengalami pembekuan daripada minyak ringan. Karena pada minyak berat lebih banyak mengandung padatanpadatan jika dibanding minyak ringan. Jadi untuk menghindari pembekuan maka haruslah diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi pada alat-alat flow line tetap stabil. 5.7. KESIMPULAN Dari sample G diatas maka diperoleh :

Titik kabut Titik beku

: 78.8 F : 68 F

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 29

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Titik tuang

: 65.3 F

Penentuan titik kabut,titik beku, titik tuang dari minyak pada sumur produksi sangat penting guna mencegah terjadinya flow rate dan menaikaan bahan pompa serta menurunkan jumlah produksi. Yang mempengaruhi titik kabut, titik tuang, dan titik beku yaitu komposisi penyususun minyak tersebut. Semakin berat minyak tersebut semakin cepat membeku. Untuk mengantisipasi timbulnya problem produksi minyak, terutama mengenai pembekuan minyak pada flow line akibat penurunan temperatur, maka dipasang heater pada jarak-jarak tertentu di flow line atau pemasangan isolasi pada pipa.

BAB VI PENENTUAN FLASH POINT & FIRE POINT DENGAN TAG CLOSED TESTER

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 30

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

6.1.

TUJUAN

Menentukan titik nyala ( flash point ) dan titik bakar ( fire point ) dari minyak mentah. 6.2. TEORI DASAR

Flash point adalah temperatur terendah dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan uap tertentu sehingga akan bercampur dengan udara, campuran tersebut mudah terbakar. Fire point adalah temperatur dimana suatu produk petroleum terbakar sementara ( ignites momentarialy ) tetapi tidak selamanya. Minyak bumi yang memiliki flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebu mudah terbakar apabila minyak tersebut memiliki titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai nilai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji atau test flame diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati. inilah yang disebut flash point. Penentuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila contoh akan terbakar/menyala kurang lebih lima detik maka lighat suhunyasebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukakan pada produk-produk yang volatile seperti gasoline dan solven-solven ringan, karena mempunyai flash point dibawah temperature atmosfer normal. 6.3. ALAT DAN BAHAN 1. Tag Closed Tester

6.3.1. Alat:

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 31

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2. 3.

Shield ukuran 46 cm. luas dan 61 cm. tinggi, terbuka di bagian depan. Thermometer

6.3.2. Bahan: 1. 2. 3. 4. Minyak mentah Air Lilin + korek api Liquid Pteroleum Gas

Gambar 6.1Thermometre

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 32

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 6.2 Tag Closer Tester 6.4. PROESDUR KERJA 1. Untuk minyak mentah dengan titik nyala 55 F atau yang lebih tinggi, mengisi bath dengan air hingga air tumpah. Untuk minyak mentah yang memepunyai titik nyala yang rendah digunakan cairan yang berupa campuran air dengan ethylene glycol atau cairan dengan viskositas yang rendah dan memepunyai titik beku yang rendah. 2. Temperatur dari cairan di dalam bath harus berada pada temperatur lebih rendah atau kurang dari 20 F dibawah perkiraan titik nyala dari sample. 3. Mengisi mangkok (test cup)dengan sample hingga batas (kira-kira 50 ml) dan membersihkan bila ada sample yang membasahi dinding mangkok, memasang penutup (lid) yang telah diberi thermometer ke dalam bath. 4. Menyalakan test flame, mengatur nyala pada test flame sehingga mencapai ukuran sebesar bead yang terdapat pada penutup, mengatur pula kenaikan temperatur sebesar 1 derajat setiap 30 60 detik.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 33

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

5. Jika temperatur sample di dalam mangkok 10 F di bawah titik nyala yang diperkirakan, menyulutkan test flame ke dalam mangkok sample dengan memutar alat pada penutup mangkok. Mengulangi cara ini setiap kenaikan 1, sehingga menyusutkan test flame menyebabkan uap mangkok sample menyala, mencatat temperatur saat sample menyala. 6. Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan dengan perlahan lahan, dengan kenaikan kurang lebih 10 F setiap menit, melanjutkan penyulutan dengan test flame setiap kenaikan 5 F hingga sample menyala atau menyala 5 detik, mencatat temperatur tersebut sebagai titik bakar. 7. Lakukan koreksi jika terdapat tekanan barometer lebih kecil dari pada tabel di bawah ini : Tabel 6.1 Koreksi Tekanan Barometer Tekanan Barometer ( mm Hg ) 715 835 634 550 F 5 10 Koreksi C 2,8 5,5

6.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN 6.5.1. Analisa: Tabel 6.2 Sampel kelompok E

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 34

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

6.5.2. Perhitungan: Flash Point = 76C Fire Point = 92 C = (9/5 x 74 ) + 32 = 168.8 F = (9/5 x 78 ) + 32 = 197.6 F

Tabel 6.3 Tabulasi Hasil Perolehan Analisa Titik Nyala dan Titik Bakar Pada Sample Minyak Parameter Sample B F C o O C Flash Point F Flash Point Fire Point Fire Point A point 78 90.5 76 172.4 194.9 Flash 168.8 B 78.5 91 173.3 195.8 C point 79 92.5 92 174.2 198.5 Fire 197.6 D 79.5 89.5 175.1 193.1 E 77.5 88 171.5 190.4 F 77 87.5 170.6 189.5 G 76 92 168.8 197.6 H 75.5 93 167.9 199.4 I 80.5 93.5 176.9 200.3

Analisa Sample

Gambar 6.3 Grafik flash point-fire point dalam 0C

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 35

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 6.4 Grafik flash point-fire point dalam 0F 6.6. PEMBAHASAN Pada percobaan dilakukan pemanasan pada sample minyak diman pada saat uap dan udara bercampur pada kondisi temperature yang masih rendah dengan menyulutkan test flame terjadi flash point dan jika uap yang terkumpul sudah mencukupi ketika bercampur dengan udara dan disulutkan test flame maka terjadi fire point. Penutupan tag closed tester selain untuk mendapatkan tekanan yang diinginkan dimaksudkan juga agar gas yang keluar dari minyak tidak cepat terbebaskan menguap keluar. Dalam percobaan kali ini temperature flash point sebesar 76oC =168.8oF sedangkan untuk Fire point didapat sebesar 92oC=197.6oF. Untuk percobaan penentuan flash point dan fire point, praktikan melakukan pengetesan tentang titik nyala dan titik bakar pada sampel minyak yang telah Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 36

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

disediakan. Dimana sampel minyak mentah dimasukkan kedalam test cup dan air kedalam bath kemudian dipanasi. Setelah beberapa menit dipanasi, kita dapat mengamati terjadinya flash point dan fire point. Flash point dapat kita amati apabila dilakukan penyulutan,sampel akan menyala beberapa saat saja. Sedangkan fire point terjadi bila nyala yang dihasilkan lebih lama dari flash point (minimal/kira-kira berlangsung selama 5 detik). Penentuan titik nyala dan titik bakar tergantung dari komposisi minyak yang bersangkutan. Semakin berat minyak maka titik didihnya semakin tinggi demikian juga titik nyala dan titik bakar. Penentuan titik nyala dan titik bakar dari minyak mentah ini sangat penting dalam mengatisipasi timbulnya kebakaran pada peralatan produksi, karena temperatur minyak terlalu tinggi yang biasanya terjadi akibat adanya gesekan antara minyak dengan flow line, sehingga kita dapat melakukan pencegahan lebih dini. Disamping itu, penentuan titik nyala dan titik bakar dapat juga dipakai sebagai petunjuk tingkat penguapan relative dari produksi minyak bumi. 6.7. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan analisa : Temperature flash point


Temperature fire point

= 76C = 168.8 F = 92 C = 197.6 F

Semakin tinggi viskositas, maka titik nyala dan titik bakar semakin tinggi, sehingga minyak susah untuk dibakar, karena komponen fraksi beratnya lebih banyak. Dengan mengetahui titik nyala dan titik bakar dari suatu crude oil, maka kita dapat mempertimbangkan hitungan pendistribusian minyak dengan pipe line, sehinggga jangan sampai melampaui batas kondisi titik batasnya karena pengaruh kondisi lingkungan dengan penambahan selubung gas. Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 37

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB VII PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK SECARA COBA-COBA

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 38

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

7.1

TUJUAN Menentukan viscositas kinematik untuk cairan Newtonian pada berbagai

temperatur. 7.2 TEORI DASAR Viscositas adalah keengganan cairan untuk mengalir, yang didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal yang terpisah pada satuan jarak dari kedua bidang, dimana bidang pertama bergerak sepenjang suatu satuan kecepatan Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau efflux time teratur alat ini dikalibrasikan dengan suatu minyak standar yang memepunyai viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam master viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan viscometer yang dikalibrasikan secara teliti. Samle dengan volume tertentu dan temperature tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah dikalibrasi dan waktunya telah diukur. Viskositas dinamis atau viskositas absolute unit cgs dari viskositas dinamis (va) adalah poise, yang mana mempnyai dimensi gram/cm/detik. Viskositas kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan densitas (Va/d),dimana keduanya diukur pada temperature sama. Unit dari viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi cm2 / detik, tetapi didalam industry perminyakan biasanya dinyatakan dengan centi stoke (stoke / 100). Cairan Newtonian (sample) adalah cairan yang mempunyai perbandingan yang prosional antara shear rate dengan shear stressnya. Viscositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan yang rendah. Dengan demikian viscositas berbanding terbalik dengan kecepatan alirnya, yang merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk menentukan karakteristik alirannya. Untuk menjamin aliran dalam aliran pipa, harus digunakan viscometri yang memiliki ukuran viscometer dengan pipa kapiler tertentu sehingga alirannya lebih dari 200 detik. Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 39

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Kekentalan kinematik dapat diukur dengan persamaan dibawah ini : V = C T Dimana : V C T = kekentalan kinematis ( centistoke ). = konstanta kalibrasi viscometer. = waktu alir ( dedik ).

Dalam cairan hidrokarbon dapat dibuat suatu generalisasi, yaitu : viscositas naik dengan naiknya tekanan viscositas turun dengan bertambahnya gas dalam larutan Umumnya pengaruh pemampatan dalam kenaikan viscositas dikalahkkan oleh pengaruh gas yang terlarut sehingga viscositasnya menurun dengan naiknya tekanan, karena bertambahnya gas yang terlarut. Penurunan viscositas dengan naiknya tekanan ini hanya sampai batas kejenuhan (tekanan). Tekanan yang lebih besar tidak akan menambah jumlah gas yang terlarut.

Viscositas

Tekanan GrafikViscositas minyak sebagai fungsi tekanan.

Sedangkan cairan Newtonian adalah cairan yang memiliki perbandingan antara shear dengan shear strees.

Shear Strees

Binghan plastik

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 40

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Newtonian

Shear rate Grafik Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate

7.3

ALAT DAN BAHAN 1. Master viscometer 2. Viscometer 3. Thermometer 4. Bath 5. Timer

7.3.1. Alat:

7.3.2. Bahan: 1. sample minyak Kalibrasi kalibrasi sesuai dengan salah satu metode di bawah ini : a. Basic Calibration Menentukan waktu air dalam detik dari destilated water pada master viscometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada temperature test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan: C = Vh / t (6-1) Dimana : Vh = viscositas kinematik air ( 1,0038 cs pada 20 C ) C T = konstanta viscometer = waktu alir ( detik )

Maka harga konstanta C dapat ditentukan : C = 1.0038/t Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 41

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Kemudian menentukan viscositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih viscous dari air pada viscometer yang sama, dan kemudian gunakan harga viscositas di atas untuk kalibrasi pada viscometer ke-2 dengan diameter kapiler yang lebih besar. Gunakan persamaan C = V-h2 / t untuk menghitung harga konstanta C dari master viscometer kedua : C = Vh2/t---------(6-2) Dimana : Vh2 = viscositas kinematik dari hidrokarbon yang

digunakan untuk kalibrasi. Setelah viscometer ke-2 dikalibrasi, harga viscositas kinematik dapat ditentukan untuk sample hidrokarbon dengan viscositas yang lebih besar. Harga viscositas tersebut digunakan untuk menentukan kalibrasi viscometer ke- 3. Seperti pada viscometer ke-2, jadi untuk viscometer ke-3 perlu dua hidrokarbon untuk menentukan konstanta viscometernya. b. Kalibrasi Viscometer dengan Minyak Standard Lihat table II dan III. Ukur waktu alirna untuk cairan (air destilasi, table II dan III). Minimum waktu aliran untuk setiap minyak standard pada setiap tabung yang dikalibrasi harus kurang dari 200 detik. Koefisien viscometer B adalah koefisien energy kinematik yang digunakan pada viscometer yang mempunyai aliran kapiler sangat kecil dan konstanta C berharga .005 atau lebih kecil. B= (t1 xt 2 ) (t 2 t1 )
2 2

{ (Vh 2 xt1 ) (Vh 2 xt 2 )} ........................... (6-3)

Dimana: t1 = waktu alr (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon yang mempunyai viscositas kinematik Vh2 t2 = waktu alir untuk hydrocarbon yang mempunyai viscositas kinematik Vh2 Hitung konstanta C: Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 42

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

C=
Dimana:

Vh + ( Bt ) ....................................................(6-4) t

Vh = viscositas kinematik hydrocarbon yang dgunakan untuk kalibrasi B = koefisien viscometer dar persamaan (6-3) Terkahir ulangi viscositas kinematik dari suatu hydrocarbon yang diinginkan dalam centistokes, sebagai berikut: Viscositas kinematik (Vh) = (C x t) (B/t) ............................(6-5

Gambar 7.1 Cannon Viscometer 7.4. PROSEDUR KERJA 1. Atur temperature bath dengan thermometer berkelitian sampai dengan 0.020F, atau dengan thermometr berkelitian sampai 0.050F, temperature lebih kecil dari 600F.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 43

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2. Saring sample secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring lain yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat atau air. Bila temperature kurang rendah gunakan obat penyaring. 3. Ambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih dari 200 detik. 4. Pasang pemegang viscometer di dalam bath sampai viscometer mencapai temperature pengukuran yang dinginkan (selama 5 menit untuk mencapai temperature 1000F atau 10 menit untuk mnecapai temperature 2100F). 5. Gunakan alat penghisap untuk meniakkan sample masuk ke dalam pipa kapiler sampai batas bawah sample kurang lebih 5mm di atas garis batas atas sampai dari viscometer (pada awal pengukuran). 6. Cata waktu yang diperlukan (dengan keteltian 0.1 detik) sample untuk bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran). 7. Cata waktu yang diperlukan (dengan ketelitina 0.1 detik) sample untuk bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran) pada viscometer. Bila waktu yang diperlukan kurang dari 2 detik, ganti viscometer dengan viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih kecil, ulangi prosedur tersebut. 8. Lakukan percobaan 2 (dua) kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua percobaan sasuai dengan repeatabilitas, maka gunakan harga rata-rata untuk menghitung viscositas kinematiknya. 9. Hitung viscositas kinematika dalam centistokes dengan cara perhitungan diatas.

Catatan: Untuk viscometer dengan harga B/t besar atau sama dengan (0.001 x C x t), maka gunakan persamaan sebagai berikut: Viscositas kinematik, Cs = C x t .............................................................(6-4 Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 44

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Table 7.1 Viscositas standard


Viscositas Minyak Standard (ASTM) S3 S6 S 20 S 60 S 200 S 600 S 2000 -65 F 340
0

Approximate Kinematic Viscosity -400F 66 -1000F 3 6 20 60 200 60 2000 -1220F -2100F

280

32

Table 7.2 NBS Viscosity Standard


Viscositas Minyak Standard (ASTM) D H I J K L M N OB P 600F 2.5 9.1 15 25 50 110 390 1600 38000 770F 2.2 7.7 12 20 39 64 280 1100 24000 30000 Approximate Kinematic Viscosity 860F 1000F 1.8 5.4 8 12 22 43 130 460 7000 22000 10000 1040F 1220F

7.5.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

7.5.1. Analisa: Tabel 7.3

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 45

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Data hasil analisa pengamatan


Sampel Air Minyak standar I (50) Viscometer I (25) Viscometer Kinematik 1.0038 ( VhA ) ( Vh1 = CA . T1 ) = (4.308 x 10-3 ) x 360 = 1.55088 Minyak sampel II (50) = 1.55088 ( Vh1 = CA . T1 ) = (4.308 x 10-3 ) x 360 ( T2A ) = 360 ( T1 ) = 360 Waktu (detik) ( TA )=233

Konstanta (C) CA= (VhA/TA)

= 4.308 x 10-3

C2A=(Vh1/T2A)

= 4.308 x 10Minyak Sampel II (100) (Vh2 = C2A . T2B) = (4.308 x 10-3) x 435 = 1.87398 ( T2B ) = 435
3

7.5.2 Perhitungan: a. Kalibrasi alat untuk menentukan koefisien viscometer (B) T2a T2B Koefisien Viscometer = T2B )) T2B2 T2A2 { ( Vh1 T2A )( Vh2

360 435 B 435)} (360)2 (435)2 = 674.63


b.

{(1.55088 360) (1.87398

Konstanta alat keseluruhan (C) C A + CB Konstanta Alat =

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 46

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2 B Vh1 + T2A + T2A = 2 674.63 1.55088 + 360 + 796 = 2 = 8.693 x 10-3 435 1.87398 + 435 674.63 T2B Vh2 + T2B B

c.

Menghitung harga Viscosittas Kinematik dengan ketentuan: Jika harga (B/T) (0,001 C T), maka menggunakan persamaan: Viscositas Kinematik = (C T)

Jika harga (B/T) < (0,001 C T), maka menggunakan persamaan: Viscositas Kinematik = (C T) (B/T)

Karena harga ( B/T ) ( 0,001 C T ), maka digunakan :

Viscositas Kinematik sample Minyak: = ( C T )

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 47

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

= (0.001 x 8.693 x 10-3) = 3.7814 Cp

7.6.

PEMBAHASAN Dalam percobaan sebelumnya (Spesific Gravity), kita menentukan SG

suatu minyak. Spesifik Grafity memiliki hubungan dengan viskositas, dimana minyak yang memiliki Spesific grafity yang lebih besar, maka memiliki viskositas yang tinggi pula. Dalam percobaan ini praktikan harus melihat skala suhu pada thermometer dan mempertahankan supaya suhu tetap konstan seperti yang diinginkan. Selain itu factor kebersihan alat perlu dipertahankan agar tidak mempengaruhi hasil viskositas kinematik minyak. Dalam percobaan ini penting juga kita melakukan pengklaibrasian alat terlebih dahulu sebelum praktikan menggunakan alat-alat viscometer. Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu minyak maka dapat pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan minyak tersebut melalui pipa.

7.7.

KESIMPULAN Dari percobaan didapatkan: Koefisien Viscometer (B) sebesar 674.5224

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 48

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Konstanta alat keselruhan sebesar 8.6925 x 10-3 Harga viskositas kinematiknya untuk persamaan C x T2b dikarenakan (B/T2b)> (0.001 x C x T )

Semakin berat jenis minyak, maka semakin besar viscositas minyak tersebut, yang berarti minyak tersebut memiliki komposisi yang semakin kompleks, dimana diperlukan tekanan yang lebih besar untuk mengalirkannya dengan tanpa mengabaikan temperatur yang terjadi pada minyak akibat gesekan yang ditimbulkan pada pipe line. Dalam memproduksikan minyak ke permukaan, selalu diusahakan agar yang dihasilkan encer atau viscositasnya rendah, hal ini dimaksudkan agar diperoleh flow rate yang besar. Semakin lama waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida maka semakin besar viscositas kinematiknya dan demikian sebaliknya. Besarnya viscositas kinematik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti besarnya koefisien viscometer (B), konstanta alat keseluruhan (C) dan waktu alir dari sampel minyak.

BAB VIII ANALISA KIMIA AIR FORMASI


Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 49

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

8.1.

TUJUAN Untuk menentukan pH,alkalinitas,Ca,barium,sulfat, feno clorida sodium

dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karboanat dari air formasi. 8.2. TEORI DASAR Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water intertial water adalah air yang diproduksikan ikut bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan air yan asam bahkan asam sekali. Air formasi hamper selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon karena memang didalam suatau akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari keseluruhan pori. Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air formasi yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi dapat dipertanggungjawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada spesifikasinya. Pengambilan sample air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau di separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau plastic agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion Hydrogen karena akan mempengaruhi kebasahan sample. Percobaan yang dilakukan adalah dengan menentukan pH, Alkalinitas, penentuan kandungan kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat, Ferro, Klorida, Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat.

8.2.1. Penentuan Kalsium dan Magnesium Untuk kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu ditentukan kesadahan totalnya. Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 50

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

8.2.2. Penentuan Alkalinitas alakalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai CO3-, HCO3dan OH-, yaitu dengan menitrasi air sample dengan larutan asam yang lemah dan larutan indicator. larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam penentuan kebasahan CO3- dan OH- adalah Phenolphtelein (PP), sedangkan Methyl Orange (MO) digunakan sebagai indicator dalam penentuan HCO3-. 8.2.3. Penentuan Klorida Unsur ion baku ditentukan dalam air formasi ialah Cl, yang konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode mohr selalu digunakan dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai pH. Cara pengujian dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai pH antara 6 sampai 8.5 dan hanya ion SO yang sering mengganggu. gangguan dapat diketahui dari warna etelah titrasi dengan larutan AgNO3 warna abu-abu sampai hitam. Bila hal ini dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan cara mengasamkan contoh air yang akan diperiksa dengan larutan asam senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. setelah didinginkan, naikan pH samapi 6 hingga 8.5 dengan NHOH., larutan buffer kesadahan total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali mengurangi pH dengan HCL. 8.2.4. Penentuan Sodium Sodium tidak ditentukan dilapangan, karena nilai sodium tidak dapat dianggap nilai yang nyata atau absolut. Perhitungannya ialah dengan pengurangan jumlah anion dengan jumlah kation dengan me/L kesadahan total tidak dimasukkan dalam jumlah perhitungan ini. Air formasi selain berasal dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktivitasnya yang disebabkan oleh : a. Penyemenan yang kurang baik b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh: Korosi pada casing.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 51

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Sambungan kuran dapat. Pengaruh gaya tektonik (patahan).

Adapun keadaan air formasi mempunyai sifat-sifat : Sifat fisika , dimana meliputi : Kompresibilitas Kelarutan gas didalam air Viskositas air Berat jenis Konduktifitas Sifat kimiawi, dimana meliputi : Ion-ion negative (Anion) Ion-ion positif (Kation) Pengambilan contoh air formasi sebaiknya dari kepala sumur dan atau separator dengan pipa plastic lentur jangan dari bahan tembaga (Cu) karena mudah larut. Peralatan harus bersih dari bekas noda dan di cuci alirkan dengan air formasi yang akan diambil. Alkalinitas C03HCO3, dan OH harus ditentukan ditempat pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil seiring dengan waktu dan suhu. Untuk itu pH perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium harus dilkukan segera setelah contoh diterima, karena unsure BaSO4 terbatas kelarutannya karena reaksi barium cepat dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan kesalahan dalam penelitian. Selain denga barium ,SO4 juga cepat bereaksi dengan kalsium menjadi CaSO4 pada saat suhu turun.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 52

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sisem klasifikasi dari air formasi, hal ini dapat memudahkan pengerjaan pengidentifikasian sifat-sifat air formasi. Dimana kita dapat memplot hasil analisa air formasi tersebut, hal ini memeudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan lapisan batauan dari sumur secara tepat. Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah: Untuk korelasi lapisan batuan Menentukan kebocoran casing Menentukan kualitas sumber air untuk proses water flooding

8.3

ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. Alat titrasi Gelas ukur Kertas lakmus Pipet DR 1

8.3.1. Alat:

8.3.2. Bahan: 1. Sample air formasi. 8.4. PROSEDUR KERJA 1. Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung

8.4.1. Penentuan pH (elektrolit): menentukan harga pH dari sample setelah mencocokkan warna

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 53

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

pada standar pH paper strip, maka diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna dari paper strip. 2. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan cara : isi botol dengan larutan Buffer yang telah diketahui harga pH-nya, masukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Putar tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer. 3. Cuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 8.4.2. Penentuan Alkalinitas 1. Mengambil contoh air formasi 1 cc dan menambahkan PP 2 tetes. 2. Mentitrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N. Bila larutan telah jernih, mencatat jumlah larutan pentitrasi yang digunakan. 3. Mentetesi dengan larutan MO 2 tetes. 4. Mentitrasi kembali sampai ada perubahan warna menjadi pink, mencatat volume larutan pentitrasi. 5. Perhitungan : Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air Kebasahan M = Vm / banyaknya cc contoh air Penentuan untuk setiap ion dalam mili eqivalen ( me / L ) dapat ditentukan dari table berikut: Tabel 8.1 Harga kebasahan setiap ion HCO3 P = 0 P = M

CO3 0 0

OH 0

M 20 0

20 P

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 54

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2P = M 2P < M 2P > M

0 20 ( M 2P ) 0

40 P 40 P 40 ( M P )

0 0 20 ( 2P M )

8.4.3. Penentuan Kalsium dan Magnesium


1.

Penentuan kesadahan total : Mengambil 20 ml air suling dan menambahkan 2 tetes larutan buffer kesadahan total dan 1 tetes indicator, warna harus biru asli (jernih).

2. Manambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah. 3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total hingga warna kembali jernih, mencatat volume pentitrasi. 4. Perhitunggan : Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm Kesadahan total, me / L = Volume titrasi 2 Volume contoh air Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm Kesadahan total, me / L = Volume titrasi 20 Volume contoh air Penetuan Kalsium ( Ca ): a. Mengambil 20 ml air suling, menambahkan 2 tetes larutan buffer calver dan 1 tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah. b. Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca larutan yang berubah menjadi kemerahan.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 55

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

c.

Mentitrasi dengan larutan kesadahan total 20 epm, warna

akan berubah jernih, mencatat volume titrasi. Penentuan Magnesium ( Mg ) : = ( kesadahan total, me / L ) ( kalsium, me / L ) = Magnesium, me / L 12,2 8.4.4. Penentuan Klorida 1. Mengambil 20 ml air sample, menambahkan 5 tetes KcrO, warna akan menjadi bening. 2. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001 g Cl sampai warna coklat kemerahan, mencatat volume pentitrasi. 3. Jika menggunakan AgNO3 0,001 N : ml titer 1000 ml contoh air 4. Jika menggunakan AgNO3 0,01 N : ml titer 10000 ml contoh air 8.4.5. Penentuan Sodium 1. Mengkonversikan mg/L anion dengan me/L dan menjumlahkan harganya. Cl , mg / L CO3 , mg / L HCO3 , mg / L SO4 , mg / L + + + + 35.5 48 30 61 OH , mg / L 17

Magnesium, me / L

Kadar Cl, mg/L =

Kadar Cl, mg/L =

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 56

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

2. Mengkonversikan mg/L kation menjadi me/L dan menjumlahkan harganya.

Ca + + , mg / L Mg + + , mg / L Fe + + , mg / L Ba + + , mg / L + + + 20 12.2 18.6 68.7

3. Kadar sodium ( Na ), mg/L = ( anion kation ) 23. Grafik hasil analisa air Hasil analisa air sering dinyatakan dengan bentuk grafik. Kita dapat menandai perbedaan dari contoh air dengan membandingkan dua macam contoh air (atau lebih) dari grafik tersebut. Metode yang umum digunakan adalah metode stiff. Metode ini dapat diplot secara logaritma atau normal antara konsentrasi kation pada sisi kiri titik pusat dan konsentrasi anion diplot pada sisi kanan pusat. Contoh : Tabel 8.2 Harga Konsentrasi Komponen
KOMPONEN Natrium Kalsium Magnesium Barium Klorrida Sulfat Karbonat Bikarbonat Iron Mg/L 1794 39 19 0 1248 645 280 1440 13 KONSENTRASI meL 78.04 1.95 1.65 0 39.19 13.43 9.33 23.80 0.23

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 57

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

8.4.6. Perhitungan indeks stebilitas CaCO3 Air yang mengandung CO3 dalam bentuk apapun akan membentuk kerak atau korosi , tergantung pH dan suhu . Hal ini dapat diketahui dengan perhitungan indeks stabilitas air. CO3 yang terdapat didalam air tersebut mungkin akan tersebut sebagai asam arang (H2CO3), bikarbonat (HCO3), atau karbonat (CO3). Asam arang terdapat bila air tersebut terlalu jenuh dengan CO3, bikarbonat terdapat bila nilai pH air pada range 4 - 8.3, karbonat terdapat bila nilai pH air pada range 8.3 11. Rumusuntuk menghitung indeksstabilitas CaCO3 adalah: SI = pH K pCa pAlk Bila indeks berharga 0, berarti air tersebut secara kimiawi seimbang. Bila indeks berharga positif, air tersebut mempunyai gejala membentuk endapan. Bila indeks berharga negative, air tersebut bersifat korosif. Nilai pH dan Konsentrasi ion Ca++, Mg++, Na++, CO-, SO4-, HCO3dimana: pH = Nilai pH pada pengukuran contoh air K = Tenaga ion (ditandai m) dan suhu Tenaga ion ini terdapat pada grafik I. Jumlah tenaga ion didapat dengan mengalikan factor tiap - tiap ion dengan konsentrasi dalam air (dalam me/L atau mg/L) kemudian dijumlahkan dan K ditentukan dari grafik II. pCa = Konversi ion Ca++ dalam mg/L, lihat grafik II pAlk= konversi ion HCO3- dalam mg/L, lihat grafik II Setelah selesai perhitungan dapat digambarkan suatu kurva indeks stabilitas terhadap suhu agar diperhatikan gejala relative pada air dari segi segi sistemnya. Contoh permasalahan : Hitung indeks stabilitas air pada suhu 50, 77, 177, dan 158 oF dengan air pH = 6.9

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 58

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Tabel 8.3 Indeks Stabilitas


ION Ca++ Mg++ Na
++ -

me/L 12.0 20.4 295.5 253.5 41.7


-

mg/L 240 249 6769 9000 2000 841

Cl

SO4HCO3

13.8

Dengan menggunakan factor- factor yang terdapat pada grafik I, jumlah tenaga ion dapat dihitung sebagai berikut: Tabel 8.4 Perhitungan Tenaga Ion
ION Ca++ Mg++ Na
++

( me/L ) 12.0 20.4 295.5 253.5 41.7


-

*factor * 5 x 10-5 * 1 x 10-3 * 1 x 10 * 1 x 10 * 5 x 10


-3

= ...me/L = 0.1476 = 0.012 = 0.0204 = 0.1268 = 0.0417 = 0.0069 = 0.3554

ClSO
4

* 5 x 10-5
-5 -5

HCO3

13.8 Jumlah tenaga ion

Setelah menggunakan ion dari air dapat dihitung, tentukan nilai L dari grafik I dimulai dari bawah grafik jumlah tenaga ion (), ikuti garis

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 59

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

tegak lurus hingga bertemu dengan kurva suhu, kemudian baca nilai K ke sisi kiri.

Tabel 8.5 Harga Faktor K dan Suhu


SUHU 50 oF 77 oF 122 F 156 oF
o

Factor K 2.9 2.65 2.15 1.5

Grafik II digunakan untuk menentukan nilai pCa dan pAlk. Tentukan titik konsentrasi Ca++ pada nilai sebelah kiri grafik, tarik garis lurus hingga bertemu pada kurva kiri. Ikuti garis kebawah untuk menentukan nilai pCa. Cara yang sama untuk konsentrasi HCO3- dengan kurva kekanan dan ke bawah untuk pAlk. Setelah didapat harga pCa dan pAlk, maka hitung indeks stabilitas dengan rumus : Indeks stabilitas = pH K pCa pAlk SI/50 oF = 6.9 2.90 -2.2 -1.85 = -0.05 SI/77 oF = 6.9 2.65 -2.2 -1.85 = 0.20 SI/50 oF = 6.9 2.15 -2.2 -1.85 = -0.70 SI/50 oF = 6.9 1.50 -2.2 -1.85 = 1.35 Kesimpulan : Air tersebut bergejala scalling pada suhu 54 oF keatas Air tersebut bergejala corrosive pada suhu 54 oF kebawah

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 60

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

8.5. 8.5.1.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN Analisa: = 8


1. pH air

2. Volume sample = 1 cc
3. Konsentrasi ion CO3

= 10 me/l = 3 me/l

4. Konsentrasi ion OH

8.5.2.

Perhitungan: Penentuan sodium (Na+) Tabel 8.6 Tabulasi Konsentrasi Ion anion dan Kation
Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation Me/ L(*) 687.32 6.25 10 0 3 706.5 Kation Ca++ Mg++ Fe++ Ba++ Na+ Kation 37.71 BM 40 24 56 137 Mg/L 40 0 1000 Negatif Me/L 2 0 35.71 Negatif

Anion Cl

BM 35.5

Mg/L 2400 300 300 0 51

SO42

96 60 61 17

CO32

HCO3 OH

Anion

* konversi mg/l ke m/l = ((mg/L)* valensi/BM) Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 61

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Kadar Sodium ( Na+ )

= Anion Kation = ( 706.57 37.71 ) mg/l = 668.86

Membuat Diagram Stiff Davis

Anion

Kation

OHHCO3CO3SO4-

Ba+ Fe2+ Ca2+ Mg2+ Na2+

Cl8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 8.1 Diagram Stiff - Davis

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 62

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Perhitumgan Indeks Stabilitas CaCO3 Tabel 8.7 Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3 Ion Na+ Ca2+ Mg2+ Cl

Konsentrasi Me/L 687.32 625 10 0 2 0 35.71 Negative

Faktor Koreksi Me/L 6 10 4 1 10 3 1.5 10 3 5 10 3 2 10 3 1 10 3 1.5 10 3


Ion strength Me/L x Koreksi 0.424 0.60625 0.015 0 0.004 0 00.0536 -

2 10 4 molar Ionic Strength Dari grafik diperoleh: Tenaga ion keseluruhan ( k) pada suhu:

0.1338 1.23665

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 63

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Pada temperatur0 C Pada temperatur20 C Pada temperatur 40 C= 2.96 Pada temperatur 60 C= 2.38 Pada temperatur 80 C= 1.71 Pada temperatur 100 C

= 3.65 = 3.4

= 0.54

Harga pCa = 3.0 ; pAlk = 3.2 Harga indeks stabilitas CaCO3 (SI) = pH K pCa palk Tabel 8.8 Harga Indeks Stabilitas

pH 0 20 40 60 80 100 8 8 8 8 8 8

K 3.65 3.4 2.96 2.38 1.72 0.94

p Ca 3 3 3 3 3 3

p Alk 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2

SI -1.85 -1.6 -1.16 -0.58 0.08 0.86

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 64

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Gambar 8.1 Grafik antara temperature vs SI 8.6. PEMBAHASAN Jika perhitungan indeks stabilitas (SI) di atas menghasilkan suatu angka angka, maka akan dapat diketahui sifat sifat dari air formasi yang diteliti dengan memperhatikan hubungan antara pH air formasi, tenaga ion keseluruhan, temperatur, serta pCa dan palk, dimana jika SI menunjukkan hasil yang positif, maka pada temperatur tersebut akan cenderung untuk membentuk scale. Sebaliknya, jika SI menunjukkan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan cenderung untuk membentuk korosi pada alat alat produksi, akan tetapi jika SI menunjukkan hasil nol (SI = 0) maka pada temperatur tersebut air formasi dalam keadaan setimbang dimana tidak terbentuk scale maupun korosi. Sayang sekali praktikan tidak dapat menyelesaikan perhitungan SI akibat tidak adanya grafik untuk perhitungan tersebut serta kurangnya waktu untuk membahasnya. Tetapi, secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan informasi mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkanndung dalam air formasi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi dampak berupa kerusakan terhadap pipa pemboran maupun alat alat produksi lainnya akibat adanya scale dan korosi.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 65

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

8.7.

KESIMPULAN Untuk mendapatkan kandungan air formasi yang lebih akurat, sample

harus diambil langsung dari separator atau kepala sumur dan kemudian disimpan pada wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau plastik, sehingga kebasahan sample masih seperti semula. Dari percobaan didapat SI CaCO3 yang didapat kebanyaka bersifat asam. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai K. Harga SI yang positif menunjukkan bahwa masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat korosif. Harga SI yang negatif menunjukkan bahwa masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang berifat membentuk scale. Harga SI yang sama dengan nol menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat setimbang, jadi tidak membentuk scale maupun korosi. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur, serta total tenaga ion keseluruhan dari air formasi tersebut.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 66

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB IX KESIMPULAN UMUM


1. Metode Dean & Stark merupakan salah satu metode untuk

menentukan besarnya kandungan air dalam crude oil dengan prinsip destilasi, kondensasi, serta berat jenis dari masing -masing elemen yang terkondensasi di trap. Kandungan air ini penting untuk mengetahui perkiraan cadangan, perencanaan dan penanganan peralatan produksi, dan untuk persyaratan export minyak mentah yang menggunakan standart air yang diijinkan. 2. Metode Centrifuge bermanfaat untuk menentukan kadar air dan base sediment yang terdapat dalam crude oil. Semakin besar gaya centrifugal yang digunakan, semakin baik pemisahan antara minyak, air, dan padatan. Pada percobaan diperoleh kandungan % BS & W untuk sampel I sebesar 0.78 % 3. Untuk % BS & W pada sample II pada % BS & W sebesar 0.12 % Penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku tergantung pada

perbandingan komposisi kimia dari suatu crude oil.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 67

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

Dari sample G maka diperoleh :


Titik kabut Titik beku Titik tuang

: 78.8 F : 68 F : 65.3 F

4.

Prinsip dasar penentuan specific grafity (SG) adalah dengan

mencelupkan hidrometer ke dalam minyak, sedangkan untuk SG gas digunakan effusiometer yang memanfaatkan kecepatan aliran aliran gas untuk menentukan SG dengan suatu zat standart untuk pembanding. Derajat API dijadikan standart penentu kualitas suatu crude oil. Harga SG minyak yang sebenarnya yang diperoleh dari percobaan SG adalah 0.877

Harga APItrue adalah 29.84 Pada penentuan viscositas dari suatu sample harus disesuaikan

5.

dengan viscometer yang digunakan. Viscositas suatu fluida tergantung pada komposisi fluida tersebut, serta tekanan dan temperatur fluida. Dari percobaan penentuan viskositas minyak didapatkan:

Koefisien Viscometer (B) sebesar 674.5224 Konstanta alat keselruhan sebesar 8.6925 x 10-3 Harga viskositas kinematiknya untuk persamaan C x T2b dikarenakan (B/T2b)> (0.001 x C x T )

6.

Besarnya flash point dan fire point dipengaruhi oleh komposisi

kimia fluida tersebut, volume relatif liquid, dan kecepatan pencampurannya dengan udara. Dari hasil percobaan dan analisa flash poin & fire point :

Temperature flash point Temperature fire point

= 76C = 168.8 F = 92 C = 197.6 F

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 68

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

7.

Analisa kimiawi pada air formasi dimaksudkan untuk mengetahui

dan mengantisipasi timbulnya problem problem produksi berupa scale maupun korosi yang terjadi pada alat alat produksi agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan, yang pada prinsipnya dilakukan untuk mengetahui kandungan ion dan pH dari air formasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Praktikum Analisa Fluida Reservoir. Program Studi Teknik Perminyakan. STT MIGAS. Balikpapan. 2008. Boni petra Pasapan .ST Kimia Fisika Hidrocarbon; Diktat Kuliah Program Studi Teknik Perminyakan. STT-MIGAS. Balikpapan.2005. Adit Ardiyanto Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Plug L Jurusan Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta.2005.

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 69

Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

LAMPIRAN

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 70

You might also like