You are on page 1of 3

Kiat Memakai Kamera Saku JANGAN TERBURU-BURU SAAT MEMOTRET Kamera saku jenis kedua adalah kamera saku

otofokus (auto focus) atau kamera yang mempunyai kemampuan menajamkan imaji objek yang akan kita pilih, secara otomatis. Lensa yang terpasang pada kamera ini mampu mengubah-ubah jarak penajamannya sendiri. Jenis ini umumnya ditandai dengan tulisan "AF" pada badan kameranya yang merupakan singkatan Auto Focus. Pada saat akan dipakai memotret, yaitu saat tombol mulai ditekan, kamera mengeluarkan sinyal (sering berupa sinar infra merah) yang tidak terlihat mata manusia. Sinyal ini lalu dipantulkan oleh obyek yang akan difoto dan pantulannya diterima kembali oleh kamera. Dari pantulan inilah kamera tahu jarak penajaman yang harus dipilihnya. Pemotretan dengan kamera saku AF yang menghasilkan gambar buram (tidak fokus) terjadi karena pemotret terlalu terburu-buru saat menekan tombol. Kamera belum sempat menyesuaikan diri, jepretan telanjur terjadi. Sebaiknya kalau memotret dengan kamera saku AF, tekan dulu tombol sedikit sekitar dua detik, baru kemudian ditekan sampai bunyi "ceklek" terjadi. Kesalahan lain dengan pemakaian kamera ini adalah saat memotret obyek yang terpencar, misalnya memotret dua orang di depan kita. Kamera menyesuaikan penyetelan jarak penajaman berdasarkan pantulan yang datang dari benda tepat di depannya. Jadi bila ada dua orang di depan kamera, dan kebetulan titik tengah bidikan jatuh pada celah antara kedua orang itu, mau tidak mau kamera akan melakukan penyesuaian penajaman pada benda yang ada di antara dua orang itu. Mungkin gunung nun di jauh sana atau mungkin pula pohon di jarak beberapa puluh meter. Hasilnya, foto orangnya buram, sementara gunung di kejauhan tampak lebih tajam. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya saat menekan tombol penyesuaian fokus (belum menjepret), titik tengah bidang bidik yang tampak di mata di arahkan pada salah satu dari dua orang yang akan dipotret. Lalu dengan hati-hati geserlah kamera sampai mendapatkan komposisi yang diinginkan, baru jepretkan kamera. Yang perlu diingat lagi adalah, apa yang tampak di mata dari lubang bidik selalu tajam sementara di film belum tentu. Mata manusia melihat dengan tajam di lubang bidik karena punya fasilitas tersendiri untuk itu, sementara kamera butuh penyetelan yang memakan waktu walau cuma sejenak. KAMERA saku jenis ketiga adalah yang paling mutakhir. Di samping memiliki kemampuan otofokus, kamera ini juga bisa diubah- ubah panjang fokalnya. Istilah kerennya bisa di-zoom. Bisa menjadi telelens (lensa sudut sempit) dan bisa pula menjadi lensa sudut lebar (wide angle lens). Umumnya rentang zoom kamera ini bervariasi dari 28 mm sampai 135 mm. Yang perlu diingat adalah, kalau tidak perlu sekali janganlah mengubah-ubah panjang fokalnya. Geserangeseran yang terjadi saat lensa memanjang atau memendek membuat aus sederet kabel kecil yang mengontrol pergerakan lensa itu. Sebagian besar kerusakan kamera jenis ini adalah pada kabel-kabel halus tapi peka ini. Pemakaian kamera dengan kondisi lensa dalam keadaan terpendek umumnya sudah mampu untuk memotret berbagai keperluan umum.

Lensa sudut lebar bisa dipakai untuk memotret orang dalam jumlah besar yang berjejer melebar. Atau juga untuk memotret pemandangan dengan bidang cakup seluas-luasnya. Pemilihan lensa sudut lebar untuk memotret wajah secara close up akan menghasilkan wajah manusia yang cembung. Untuk keperluan membuat pasfoto ini, sebaiknya menggunakan fasilitas lensa tele dengan jarak fokal terpanjang (135 mm misalnya) adalah yang paling pas. Pemakaian fasilitas lensa tele ini juga menghindarkan terpotongnya wajah yang terpotret. Dengan pemilihan sudut lebar, wajah yang dipotret mau tidak mau harus dekat sekali dengan kamera sehingga ini akan menimbulkan kesalahan paralaks, atau kesalahan letak bidik. Apa yang tampak di mata belum tentu yang tampak di film. Bagi lubang bidik tampak di tengah, namum bagi lubang lensa bisa menjadi di samping. Sebenarnya di lubang bidik ada garis koreksi, yaitu garis yang membentuk segi empat lebih kecil daripada segi empat tepi lubang bidik. Garis inilah yang harus dijadikan acuan kalau memotret pada jarak sangat dekat. Kamera saku memang merupakan kamera paling sederhana saat ini, namun kalau dipakai dengan benar sungguh ia sangat berguna. *-*Berhubung flash kamera poket hanya bisa menghadap ke depan maka kita terpaksa melakukan direct flash, yaitu menyinari obyek secara langsung dengan sinar flash. Bila kamera saku anda ada memiliki mode night scene maka anda dapat langsung mengaktifkannya untuk memotret malam hari. Dan bila kamera anda ternyata juga memiliki mode M (manual) anda bisa lebih leluasa menciptakan efek yang sama, bahkan lebih baik. Caranya: 1. aktifkan mode M (manual) pada kamera 2. nyalakan flash, biarkan di mode automatik 3. buka diafragma (aperture) hingga maksimum (pilih angka terkecil) agar lebih banyak cahaya yang masuk ke lensa 4. setel ISO ke 200 5. set white balance ke flash atau sunlight 6. lambatkan shutter speed hingga 1/30 sambil perhatikan layar LCD, bila terlalu terang maka percepat shutter speed (misal ke 1/40 atau lebih cepat) hingga terlihat cukup terang, bila terlalu gelap maka pelankan shutter speed (misal ke 1/25 atau lebih pelan lagi), bila sudah terlalu pelan (misal 1/15) maka sebaiknya anda kembalikan shutter speed ke 1/30 dan naikkan setelan ISO satu tingkat, ulangi langkah ini sampai mendapatkan cahaya yang seimbang dan shutter speed yang cukup cepat 7. ambillah foto, jika mungkin minta kepada subyek foto anda untuk tidak bergerak hingga kira-kira satu detik hingga pengambilan foto selesai (flash biasanya nyala beberapa kali setiap pengambilan foto, pastikan subyek foto tidak buru-buru bergerak setelah flash pertama menyala) Walaupun masih melakukan direct flash yang cenderung keras, cara di atas memiliki kelebihan dibandingkan mode night scene yang disediakan kamera. Kelebihannya adalah anda memiliki kendali atas gelap terangnya latar belakang dari foto anda dengan cara memperlambat/mempercepat shutter speed. Mode night scene yang tersedia di kamera menggunakan trik yang sama tetapi sudah mematok eksposur latar belakang di tingkat tertentu dan tidak dapat diubah. Teknik memperlambat shutter speed ini dikenal dengan istilah slow-shutter atau bukaan lambat. Bila disertai dengan flash sering disebut dragging the flash atau menyeret flash. Tetapi apapun istilahnya anda sekarang sudah paham cara kerjanya. Semakin lambat shutter speed maka semakin terang latar belakang foto anda. Foto diambil dengan teknik direct flash dan slow shutter. Latar belakang tertangkap dengan baik Zoom adalah kemampuan untuk memperbesar gambar. Bila saat ini anda hendak membeli kamera maka besar kemungkinan anda akan ditawari kamera dengan kemampuan zoom. Ada dua macam zoom yaitu zoom 2

digital dan zoom optik tetapi hanya satu yang benar-benar memberikan manfaat kepada penggunanya. Ada masanya ketika itu produsen kamera membombardir kita dengan iklan-iklan kamera dengan kemampuan zoom yang fantastis, 50x, 120x bahkan lebih. Sebagian kita yang awam mungkin menelan mentah-mentah iklan tersebut, sebagian lagi bahkan tidak tahu menahu tentang fasilitas zoom. Untungnya masa-masa itu sudah berlalu dan produsen kamera saat ini sudah mulai benar-benar menulis faktor zoom yang sesungguhnya pada iklan-iklan mereka. Zoom Digital Cara kerja zoom digital adalah kamera mengambil gambar terlebih dahulu, memperbesarnya dengan teknik interpolasi, lalu menampilkannya untuk anda pada layar LCD (zoom digital tak dikenal pada sistem viewfinder DSLR). Ciri-cirinya adalah semakin anda perbesar maka semakin blur gambarnya. Anda tidak mendapatkan detail lebih baik dengan memperbesar gambarnya, anda hanya akan mendapatkan gambar buram. Biasanya zoom digital ada pada kamera-kamera yang sangat simpel seperti kamera ponsel. Bagi mereka yang mengerti fotografi zoom digital bukanlah zoom. Zoom digital dapat dibuat dengan bantuan program pengolah gambar sederhana bahkan dengan hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan oleh kamera. Perbesaran zoom digital (simulasi), yang anda dapat hanya gambar buram Zoom Optik Cara kerja zoom optik adalah dengan mengubah lebar sudut pandang dengan menggeser elemen-elemen lensa. Semakin kecil sudut pandangnya maka semakin besar dan detail gambarnya. Bila anda melakukan perbesaran gambar maka anda akan mendapatkan detail yang lebih baik. Zoom optik lebih makan tempat karena harus memuat elemen-elemen lensa yang dapat bergerak.

You might also like