You are on page 1of 22

Fisiologi Reproduksi Wanita dr.

Rhiza Mohammad Ishaq Sobari

ALAT REPRODUKSI WANITA


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

GENITALIA EKSTERNA
Vulva Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina. Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. Labia mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.

Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior). Labia minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Clitoris Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. Introitus / orificium vagina Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna. Vagina Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi

(persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal. Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

GENITALIA INTERNA
Uterus Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Serviks uteri Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid. Corpus uteri Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi

corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar). Ligamenta penyangga uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina. Vaskularisasi uterus Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis. Salping / Tuba Falopii Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar). Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis (medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba. Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus). Ovarium Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis. CATATAN : Letak / hubungan anatomik antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2 sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb), vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.

ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL


Payudara Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.

Kulit Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai parfum daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI


Badan pineal Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai "tempat roh". Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas. Hipotalamus Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing

Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor). Pituitari / hipofisis Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa) Ovarium Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin. Endometrium Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium. (gambar) Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle. A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands. B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands. C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes. D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.

HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ). FSH (Follicle Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis). Estrogen Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.

Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti. Progesteron Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

Histologi,anatomi,dan fisiologi Sistem Reproduksi wanita


Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam / organa genitalia interna (sepasang ovarium, uterus, dan vagina) serta organ reproduksi luar / organa genitalia eksterna (clitoris, labia majora dan labia minora). Perkembangan organ reproduksi wanita pada periode

awal kehidupan berlangsung secara inkomplit dan mengalami fase istirahat sampai dengan fase awal pubertas dimana mulai disekresikan hormon gonadotropin oleh kelenjar pituitari. Terjadi berbagai perkembangan dramatis pada keseluruhan organ reproduksi wanita dan mencapai puncaknya pada menarche, yaitu menstruasi pertama yang terjadi pada rentang umur 9-15 tahun. Setelah menarche ini kemudian terjadi sebuah siklus menstruasi yang melibatkan perubahanperubahan hormonal, histologis dan psikologis berkala sampai akhirnya terjadi menopause. Setelah fase menopause, terjadi involusi pada organ reproduksi. Walaupun glandula mammaria tidak termasuk dalam sistem reproduksi wanita, fisiologi dan fingsinya sangat terkait dengan sistem ini sehingga akan dibicarakan juga dalam pokok bahasan ini.

1. Organa genitalia interna a. Ovarium


Seorang wanita normal memiliki sepasang ovarium yang terletak dalam rongga pelvis, merupakan bangunan seperti kacang almond berukuran panjang 3 cm, lebar 1,5-2 cm, dan tebal 1 cm. Ovarium tersuspensi dari ligamen uterus pada lipatan peritoneum yang disebaut mesoovarium. Permukaan ovarium dilapisi epitel kuboid rendah yang disebut sebagai sel epitel germinal yang merupakan derivat dari mesotel peritoneum. Di bawah epitel terdapat kapsula jaringan ikat kolagen irreguler rapat, berwarna pucat dan avaskular, tunica albuginea. Serabut kolagen pada tunica albuginea tersusun parallel terhadap permukaan ovarium. Tiap ovarium dibagi dalam lapisan korteks dan medulla yang tersusun tanpa garis demarkasi yang jelas. i. Cortex ovari Korteks ovari tersusun atas anyaman jaringan ikat (stroma) yang di dalamnya terdapat sel-sel stroma yang menyerupai fibroblast dan folikel-folikel ovari pada berbagai stadia.

Perkembangan folikel-folikel ovarium Sel germinal primordial yang disebut sebagai oogonia, berkembang dalam yolk sac pada bulan pertama gestasi. Sel-sel ini mengalami mitosis dan selama 6 minggu setelah fertilisasi, melakukan migrasi membentuk korteks ovari yang sedang berkembang. Di dalam korteks mereka melanjutkan mitosis sampai akhir bulan kelima. Sampai saat ini tiap ovarium terdiri atas 5-7 juta oogonia. Sekitar 1 juta oogonia dikelilingi oleh sel-sel folikel dan hidup sampai dengan kelahiran, sedangkan sisanya mengalami atresia. Oogonia yang bertahan hidup dikenal sebagai oosit primer. Sel-sel ini mengalami tahap profase pembelahan meiosis I yang kemudian terhenti perkembangannya. Oosit primer ini masih berada dalam fase ini sampai menjelang ovulasi, karena pacuan surge luteinizing hormon (LH) mereka melanjutkan pembelahan meiosis I. Dari 1 juta folikel primordial yang bertahan, 600.000 mengalami atresia selama dekade pertama kehidupan dan pada saat menarche hanya terdapat 400.000 folikel. Selama fase reproduksi, setiap oosit akan dilepaskan setiap siklusnya, sehingga total dilepaskan + 450 oosit. Sisa folikel akan mengalami degenerasi dan mati. Folikel ovarium mengalami 4 tahap perkembangan: 1. folikel primordial folikel primordial merupakan folikel ovarium yang paling primitif. Folikel ini terdiri atas oosit primer yang dikelilingi selapis sel-sel folikel. Oosit primer merupakan sel berbentuk sferis dengan diameter 25 m dengan nukleus besar, pucat dan eksentrik serta memiliki organela seperti mitokondria, kompleks Golgi, dan RE kasar. Sel folikel merupakan selsel gepeng yang mengelilingi oosit dan saling berhubungan satu dengan yang lain melalui desmosom. Sel-sel ini dipisahkan dari stroma jaringan ikat oleh sebuah lamina basalis. 2. folikel primer folikel primordial berkembang menjadi folikel primer. Oosit primer tumbuh menjadi berukuran diameter 100-150 m dengan nukleus yang membesar, (kadang disebut sebagai vesikel germinalis). Sel folikel berubah bentuk menjadi kuboid. Oosit yang dilapisi oleh selapis sel folikel, disebut sebagai folikel primer unilaminar. Sel-sel folikel akan mengadakan proliferasi membentuk beberapa lapisan yang mengelilingi oosit. Selsel folikel ini dikenal sebagai sel-sel granulosa. Folikel dengan banyak lapisan sel folikel ini disebut sebagai folikel primer multilaminar.

Selama fase ini, terdapat sebuah substansi amorf yang disebut sebagai zona pellucida yang memisahkan oosit dari sel-sel folikel yang mengelilinginya. Zona pellucida tersusun atas tiga macam glikoprotein yang diproduksi oleh oosit. Sel-sel stroma berorganisasi di sekeliling folikel primer multilaminer membentuk theca interna yang terdiri atas lapisan sel-sel yang kaya vaskularisasi dan theca eksterna yang terdiri atas jaringan ikat fibrosa. Sel-sel pada theca interna mempunyai reseptor LH pada plasmalemmanya. Sel theca interna juga memproduksi hormon estradiol. 3. folikel sekunder / folikel antral folikel primer multilaminer berkembang mencapai berukuran diameter 200 m. Sel-sel semakin berkembang mengelilingi oosit yang berukuran konstan. Di antara sel-sel granulosa tersebut terbentuk ruangan interseluler dan diisi cairan yang disebut sebagai liquor follikuli. Folikel primer yang mempunyai likuor folikulli disebut sebagai folikel sekunder. Seiring dengan perkembangan folikel, cairan-cairan yang terbentuk semakin banyak dan berkumpul menjadi sebuah ruangan berisi cairan yang disebut antrum. Sel-sel granulosa mengalami reorganisasi sehingga oosit dikelilingi oleh sejumlah kecil sel granulosa yang berasal dari dinding ke arah antrum. Struktur ini disebut sebagai cumulus oophorus. Lapisan tunggal sel granulosa kuboid yang mengelilingi oosit primer ini disebut sebagai corona radiata. Beberapa folikel sekunder berkembang menjadi folikel dewasa, sedangkan sisanya mengalami atresia. 4. folikel de Graaf perkembangan lanjut sel granulosa dan pembentukan liquor folikulii lanjut menghasilkan folikel matur yang disebut sebagai folikel de Graaf. Diameter folikel ini bisa mencapai 2, 5 cm pada saat ovulasi. Folikel de Graaf dapat diamati sebagai tonjolan transparan pada permukaan ovarium, besarnya hampir sama dengan besar ovarium sendiri. Sel folikel pada dinding folikel menyusun membrana granulosa. ii. Medulla ovarii Medulla terletak pada bagian pusat ovarium, tersusun atas anyaman jaringan ikat kolagen dan elastik. Dalam medulla juga dapat ditemui sejumlah besar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf. Medulla ovarii pada wanita premenstruasi mengandung sejumlah kecil kelompok sel interstitial epiteloid yang mensekresi estrogen.

Ovulasi Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 dari siklus menstruasi yang ideal (28 hari). Indikasi pertama ovulasi adalah gambaran area oval pucat pada kutub luar folikel yang menonjol. Perubahan warna dan translusen area ini disebut sebagai stigma atau makula pellucida, terjadi akibat penghentian lokal aliran darah pada kapiler theca interna. Selanjutnya terjadi diskontinuitas pada epitel germinal dan tunika albuginea dan stigma menonjol membentuk vesikel jernih yang segera ruptur satu sampai dua menit kemudian. Ruptur vesikel ini terjadi bersamaan dengan rupturnya oosit sekunder dan diikuti keluarnya liquor follikuli. Biasanya hanya satu oosit sekunder yang dilepaskan dalam setiap siklus. Corpus luteum Setelah ovulasi dan pengeluaran liquor follikuli, dinding folikel kempes dan melipat ke dalam. Lamina basalis dari theca interna pecah dan terdapat sedikit pengeluaran darah yang

menyebabkan terbentuknya bekuan sentral. Struktur ini disebut sebagai korpus hemorragikum. Setelah bekuan darah dihilangkan melalui aktivitas fagositosis, terbentuk struktur yang disebut sebagai corpus luteum, yang berfungsi menghasilkan hormon progesteron. Ada dua macam sel lutein, yaitu sel granulosa lutein dan sel theca lutein. Sel granulosa lutein berasal dari sel granulosa yang terletak di regio sentral dan menyusun 80 % populasi sel pada corpus luteum. Sel ini berdiameter 30 50 m, berwarna pucat memiliki banyak mikrovili panjang, dengan organella yang berkembang baik. Sel theca lutein berukuran lebih kecil, dengan diameter 15 20 m, berwarna gelap dan tidak memiliki mikrovili. Jika ovum yang diovulasi tidak dibuahi, korpus luteum mulai berkurang setelah 9 10 hari. Sel lutein mengalami autolisis dan daerah corpus luteum diinvasi oleh makrofag yang memfagositosis debris seluler. Terbentuk sisa jaringan fibrosa berwarna pucat disebut sebagai corpus albicans yang masih bertahan beberapa waktu sebelum diabsorbsi. Jika terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum bertahan dan terus membesar. Korpus luteum ini merupakan sumber utama steroid yang diperlukan untuk mempertahankan kehamilan selama sekitar 2 bulan sampai fungsinya digantikan oleh plasenta. Atresia follikularis Ovarium memiliki folikel-folikel dalam berbagai stadia perkembangan. Kebanyakan folikel mengalami degenerasi sebelum mencapai tahap dewasa, tetapi ada yang menjadi dewasa. Setelah folikel dewasa melepaskan ovum, sisa folikel matur ini mengalami atresia, membentuk folikel atresia yang akhirnya akan difagosit oleh makrofag. .

b. Tuba Fallopii (oviduct)


Setiap wanita normal memiliki sepasang tuba fallopii atau oviduct yang merupakan struktur tubular berukuran panjang + 12 cm, berdinding otot dengan satu ujung bebas terbuka ke arah cavum peritonii dekat dengan ovaria sedangkan ujung yang lain melanjut ke lumen uterus. Tuba fallopii terbagi dalam empat regio anatomis: 1. infundibulum, merupakan ujung terbuka yang dilengkapi bangunan seperti juluranjuluran yang disebut sebagai fimbriae. Fimbriae ini bertugas untuk menangkap oosit yang lepas. 2. ampulla, merupakan bagian yang paling luas. Mukosa ampulla relatif tebal dan membentuk lipatan longitudinal bercabang. Di ampulla inilah biasanya terjadi fertilisasi. 3. isthmus, merupakan bagian yang paling sempit, yang terletak antara ampulla dan uterus. 4. regio intramural Oviduct dilapisi oleh peritoneum visceral. Dinding oviduct terdiri atas tiga lapisan: mucosa, ditandai dengan adanya banyak lipatan yang terdapat pada semua regio, tetapi paling banyak ditemukan pada regio ampulla. Lumen ocviduct dilapisi oleh epitel kolumner simpleks dengan tinggi bervariasi, paling tinggi pada infundibulum, kemudian berangsur-angsur berkurang tingginya mendekati uterus. Terdapat dua macam sel pada lapisan epitel ini : o sel peg tidak bersilia sel peg mempunyai fungsi sekresi, memberikan nutrien dan lingkungan yang cocok untuk spermatozoa selama melakukan migrasi untuk mencapai oosit. Produk sekresi sel peg memudahkan terjadinya kapasitasi spermatozoa. o sel bersilia. Lamina propria mukosa oviduct tersusun atas jaringan ikat longgar yang mengandung fibroblast, sel mast, limfosit, kolagen dan serabut retikuler.

Muscularis Tunika muscularis tersusun atas lapisan otot polos dalam yang berjalan sirkuler dan lapisan otot luar yang berjalan longitudinal. Ruangan di antara berkas-berkas otot polos diisi oleh jaringan ikat longgar. Serosa Tunika serosa dilapisi oleh epitel skuamous simpleks.

Gambar oviduct c. Uterus


Uterus merupakan organ berbentuk seperti buah per, berukuran panjang 7 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm, berdinding otot polos tebal kontinyu yang terletak di garis tengah pelvis. Bagian atas uterus yang berbentuk bundar disebut sebagai fundus, dua pertiga atas organ yang luas adalah korpus dan segmen bawah yang berbentuk silindrik disebut sebagai cervix. Bagian cervix yang mengalami protrusi ke dalam ujung atas vagina disebut sebagai porsio vaginalis. i. Corpus dan fundus Dinding corpus dan fundus tersusun atas endometrium, myometrium dan tunika serosa atau adventisia. Endometrium Endometrium merupakan lapisan mukosa yang melapisi rongga uterus. Tebalnya 4-5 mm dan terdiri atas sel epitel columner selapis non-siliatum, dengan lamina propria mengandung kelenjar tubular bercabang. Lamina propria endometrium ini biasa disebut sebagai stroma endometrial. Fungsi utama endometrium adalah mempersiapkan resepsi blastokista, berperan pada implantasi dan nutrisinya serta membentuk bagian maternal plasenta. Endometrium tersusun atas dua lapisan : Lapisan fungsional Merupakan lapisan tebal, terletak di superfisial, lapisan ini terkelupas pada waktu menstruasi. Lapisan ini divaskularisasi oleh arteri spiralis, yang berasal dari arteri arcuata pada stratum vaskulare yang terletak di lapisan tengah myometrium. Lapisan basal

Merupakan lapisan tipis yang terletak lebih dalam. Di dalamnya terdapat kelenjar dan elemen jaringan ikat yang dapat berproliferasi dan memperbarui lapisan fungsional selama siklus mentruasi. Lapisan ini divaskularisasi oleh arteri lurus, yang juga berasal dari arteri arcuata. Myometrium Myometrium merupakan lapisan muskular tebal yang menyusun dinding uterus. Myometrium mempunyai tebal 1, 25 cm dan tersusun atas 3 lapisan otot polos. Otot polos yang berjalan longitudinal menyusun lapisan paling dalam dan paling luar, sedangkan lapisan otot di tengah berjalam sirkular. Di bawah endometrium terdapat lapisan tipis disebut sebagai stratum submukosum. Di sebelah luarnya terdapat daerah yang kaya vaskularisasi yang disebut sebagai stratum vaskulare. Lapisan paling luar adalah stratum subserosum. Semakin ke arah cervix, lapisan otot semakin menipis dan akhirnya digantikan jaringan ikat fibrosa. Ukuran dan jumlah sel otot myometrium dipengaruhi oleh kadar estrogen. Lapisan otot myometrium paling tebal dan paling banyak jumlah selnya (karena mengalami hiperplasia dan hipertrofia) pada masa kehamilan, pada saat kadar estrogen tinggi sedangkan lapisan otot paling tipis dan sedikit selulernya pada menopause, dimana kadar estrogen menurun drastis yang menyebabkan terjadi atrofi otot myometrium. Pada uterus nyang tidak hamil, terdapat kontraksi dangkal intermittent. Kontraksi yang lebih kuat terjadi selama stimulasi seksual dan selama menstruasi, menyebabkan nyeri abdominal seperti kram. Aktivitas kontraksi myometrium spontan berkurang selama kehamilan.karena inhibisi progesteron tang dihasilkan oleh korpus luteum. Kontraksi uterus pada persalinan yang untuk mengeluarkan fetus dan plasenta terjadi karena efek hormonal yang kompleks. ii. Serviks uteri Struktur histologis cervix uteri berbeda dengan bagian uterus lainnya. Pelapisnya terdiri dari epitel selapis silindris penghasil mucus. Serviks memiliki sedikit serat otot polos dan banyak jaringan ikat padat (85%). Bagian luar serviks yang menonjol ke dalam lumen vagina ditutupi oleh epitel berlapis gepeng. Mukosa serviks mengandung kelenjar serviks mukosa yang bercabang banyak. Mukosa ini tidak mengelupas selama menstruasi. Secret yang dihasilkan oleh mukosa serviks penting dalam pembuahan ovum. Pada saat ovulasi, secret mukosa cair dan memungkinkan masuknya spermatozoa ke dalam uterus. Selama kehamilan, kelenjar mukosa serviks berproliferasi dan mengeluarkan banyak mukus kental yang berguna untuk mencegah masuknya mikroorganisme. Siklus menstruasi Siklus menstruasi biasanya dimulai antara umur 12-15 tahun dan berlanjut hingga umur 4550 tahun. Lamanya siklus menstruasi bervariasi, rata-rat 28 hari. Untuk praktisnya, sebagai awal menstruasi ditetapkan pada hari munculnya perdarahan. Secret yang keluar pada saat menstruasi terdiri atas endometrium yang berdegenerasi bercampur darah dari pembuluh darah yang pecah. 1. fase proliferasi fase ini berlangsung pada hari ke-5 sampai ke-14. setelah fase menstruasi, mukosa uterus tersisa lapisan jaringan ikat tipis yang mengandung bagian basal kelenjar. Proliferasi sel berlanjut elama fase ini, membentuk kembali kelenjar-kelenjar dan epitel permukaan yang melapisi endometrium. Pada akhir fase proliferasi, tebal endometrium 2-3 mm, kelenjar endometrium berbentuk tubulus lurus dengan lumen sempit. Pada saat yang bersamaan terjadi pembentukan folikel pada ovarium, sehingga fase proliferasi ini disebut juga fase folikular. 2. fase sekresi

fase ini dimulai setelah ovulasi dan bergantung pada progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Progesteron merangsang sel-sel kelenjar untuk menghasilkan glikoprostein yang menjadi sumber utama nutrisi embrio sebelum implantasi. Gambaran kelenjar menjadi sangat berkelok dan sel epitel mulai menimbun glikogen di bawah intinya. Kemudian jumlah glikogen berkurang dan produk sekresi glikoprotein melebarkan lumen kelenjar. Dalam fase ini endometrium mencapai tebal maksimum (5 mm) akibat penimbunan secret dan edema stroma. Progesteron menghambat kontraksi sel otot polos myometrium yang mungkin dapat mengganggu implantasi embrio. 3. fase menstruasi bila tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum, maka korpus luteum secara spontan berhenti berfungsi. Kadar estrogen dan progesteron dalam darah cepat menurun dan endometrium yang dibentuk sebagai rsespon terhadap hormon-hormon ini mengalami involusi dan sebagian dilepaskan. Pada akhir fase sekresi, dinding arteri spiralis berkerut, menutup aliran darah dan menyebabkan iskemia yang menyebabkan nekrosis dinding dan lapisan fungsional endometrium. Pada saat ini, pembuluh darah di atas pengerutan ini pecah dan mulai terjadi perdarahan. Sebagian endometrium dilepaskan dengan jumlah yang bervariasi. Pada akhir fase menstruasi, endometrium hamper selalu menipis sampai hanya tersisa lapisan basal. Proses kemudian berlanjut ke fase proliferasi, dan seterusnya.

Siklus menstruasi

Vagina
Dinding vagina tidak mengandung kelenjar dan terdiri atas 3 lapisan; mukosa, muscularis dan adventisia. Lendir yang ada dalam lumen vagina berasal dari secret mukosa serviks. Epitel dari lapisan mukosa adalah epitel berlapis gepeng dengan ketebalan 150-200 m. di bawah pengaruh estrogen, epitel vagina membuat dan mengumpulkan banyak glikogen, yang dikeluarkan ke dalam lumen vagina bila sel-sel vagina mengelupas. Bakteri dalam lumen vagina

memetabolisisr glikogen dan membentuk asam laktat, yang berfungsi memelihara pH rendah dalam vagina (suasana asam vagina). Lamina propria dari mukosa vagina terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak sel elastin. Tidak terdapat kelenjar tetapi lapisan ini sangat vascular. Lapisan muskularis vagina terdiri atas berkas memanjang serat otot polos. Serabut otot sebelah dalam berjalan sirkuler sedangkan serabut yang di luar berjalan longitudinal. Terdapat otot sphincter yang merupakan otot skelet mengelilingi pintu vagina. Di luar otot polos terdapat lapisan jaringan ikat padat yaitu adventisia yang kaya akan serat elastin tebal yang menghubungkan vagina dengan jaringan sekitarnya. Kelenturan vagina sangat berhubungan dengan banyaknya serat elastin dalam jaringan ikat dari dindingnya. Di dalam jaringan ikat ini juga terdapat pleksus venosus luas, berkas saraf dan kelompok-kelompok sel saraf.

2. Organa genitalia eksterna


Disebut juga sebagai vulva. Organa genitalia eksterna terdiri atas klitoris, labia majora dan labia minora serta beberapa kelenjar yang bermuara pada vestibulum. Urethra dan duktus kelenjar vestibularis bermuara ke dalam vestibulum. Kedua glandula vestibularis mayor atau kelanjar bartholini, terletak di kiri kanan vestibulum. Kelenjar ini homolog dengan kelenjar bulboutrethra pada pria. Glandula vestibularis minor lebih banyak dan tersebar, terutama di sekitar urethra dan klitoris. Semua glandula vestibularis menggetahkan mucus. Klitoris dan penis mempunyai asal embrional dan struktur histologis yang homolog. Klitoris dibentuk oleh dua badan erektil yang berakhir pada glans klitoris rudimenter dan sebuah prepusium. Klitoris ditutupi oleh epitel berlapis gepeng. Labia minora adalah lipatan kulit dengan jaringan ikat mirip spons sebagai pusat, dengan serat-serat eastin. Epitel berlapis gepeng yang membungkusnya memiliki lapisan tipis sel bertanduk pada permukaannya. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat terdapat pada permukaan dalam dan luar dari labia minora. Labia majora adalah lipatan kulit yang mengandung banyak jaringan lemak dan lapisan tipis otot polos. Permukaan dalamnya memiliki struktur histologis serupa dengan labia minora. Permukaan luar ditutupi oleh kulit dengan rambut kasar dan keriting. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat banyak dijumpai pada kedua permukaannya. Genitalia eksterna dipasok dengan banyak ujung saraf sensorik taktil termasuk badan Meissner dan badan Paccini, yang berperan dalam fisiologi pembangkitan seksual.

3. Fertilisasi, Implantasi dan Perkembangan Plasenta a. Fertilisasi


Fertilisasi adalah bertemunya sel sperma dan oosit . Oosit yang sudah dilepaskan oleh ovarium selanjutnya akan digerakkan ke oviduct oleh gerakan siliar epitel pelapis dan kontraksi otot polos oviduct. Sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi wanita pada waktu kopulasi akan berenang melalui serviks, lumen uterus dan sampai di ampulla tuba. Di ampulla ini biasa

terjadi fertilisasi. Pada waktu pembuahan, oosit sekunder masih dilapisi oleh zona pellucida. Sel sperma akan mengeluarkan enzim-enzim tertentu yang dapat mencerna zona pellucida sehingga memungkinkan gerakan sperma untuk mencapai oosit. Hanya satu sel sperma yang dapat membuahi satu oosit. Masuknya sperma ke dalam oosit akan memacu oosit sekunder untuk meneruskan pembelahan menjadi ovum dan badan polar kedua. Nucleus sperma (haploid) dan ovum (haploid) selanjutnya akan bergabung dan selanjutnya akan membentuk zygote (diploid). Golden period dari ovulasi sampai dengan fertilisasi sekitar 24 jam. Jika dalam 24 jam tidak terjadi ovulasi maka oosit akan mengalami degenerasi dan akan difagosit oleh makrofag.

b. Implantasi Implantasi adalah proses melekatnya blastokist menempel pada endometrium . Setelah terjadi pembuahan, zygote akan berjalan menuju uterus sambil melanjutkan pembelahan mitosis menjadi morula. Morula ini akan berkembang lagi menjadi blastokist. Lumen blastokist mengandung cairan dan sekelompok sel pada satu kutubnya. Sel yang terletak di tepi disebut trophoblast, sedangkan sel yang terletak di tengah disebut sebagai embrioblast yang nanti akan menjadi embrio. Blastokist memasuki cavum uteri dan menempel pada endometrium (implantasi). Trophoblast akan menstimulasi perubahan sel stroma endometrium menjadi sel desidua. Trophoblast sendiri akan mengalami proliferasi membentuk lapisan sitotrophoblast (lapisan dalam yang aktif membelah) dan sinsitiotrophoblast (lapisan luar). Perkembangan lebih lanjut dari sel-sel trophoblast akan mengerosi endometrium yang selanjutnya akan memperdalam penempelan blastokist dalam endometrium. Dari permukaan sinsitiotrofoblast, akan terbentuk jalinan epitel yang menjulur ke dalam ruang sekitarnya. Pertumbuhan ini dikenal sebagai vili primer (primitive). Selanjutnya mesenkhim ekstraembrional bergabung dengan sisa trophoblast akan memnbentuk chorion. Perkembangan lanjut mesenkhim ekstraembrional ini akan memasuki villi primer yang menjadikannya sebagai villi sekunder. Villi pada permukaan blastokist berkembang membentuk plasenta bagian fetal dan disebut sebagai chorion frondosum. Villi dari chorion frondosum terikat pada bagian khorion yang padat yang disebut sebagai lempeng chorionik (chorionic plate). Villi pada permukaan khorion yang menghadap ke uterus akan menyusut dan disebut sebagai chorion leave. Perkembangan trophoblast menginduksi perubahan pada endometrium membentuk desidua. Desidua dibagi menjadi 3 regio: a. desidua capsularis, merupakan bagian yang menutupi embrio.

b.

desidua basalis, merupakan bagian yang letaknya di bawah tempat implantasi dan membentuk plasenta bagian maternal c. desidua parietalis, merupakan sisanya yang meliputi bagian rongga uterus yang lain. c. Plasenta Plasenta merupakan jaringan vaskuler yang berasal dari endometrium yang berkembang sejalan dengan perkembangan embrio. Plasenta terdiri dari dua bagian, yaitu: a. bagian fetal terdiri atas lempeng khorionik dan villi yang muncul dari lempeng ini. Villi yang berasal dari lempeng chorion terdiri atas 2 macam villi, yaitu villi bebas/ villi kibar (free villi) dan villi penambat (anchoring villi). Villi penambat membentang dari lempeng khorion ke desidua basalis dan mempercabangkan villi bebas. Setiap villi dibungkus oleh 2 lapis sitotrophoblast (sampai minggu ke 10 kehamilan, selanjutnya akan menghilang) dan terdapat jaringan ikat dengan kapiler fetal. Pada villi dapat dijumpai sel Hofbauer yang merupakan sel fagosit berbentuk bulat berinti bulat. b. bagian maternal berupa desidua basalis. Sel desidua berasal dari sel stroma endometrium yang membesar. Desidua basalis ini dilalui oleh arteri spiralis kemudian bermuara di ruangan intervillus. Desidua basalis tempat villi penambat menempel mengalami erosi lebih dalam sehingga terjadi tonjolan-tonjolan desidua ke dalam villi membentuk septum plasenta yang membagi plasenta menjadi lobulus atau kotiledon. Gambar plasenta

Fungsi plasenta adalah : a. memindahkan zat nutrisi dari sirkulasi maternal ke sirkulasi fetal dan sampah metabolisme dari sirkulasi fetal ke sirkulasi maternal. Sirkulasi maternal dipisahkan dari sirkulasi fetal oleh sinsitiotrophoblast, sitotrophoblast (hanya pada trimester pertama), membrane basalis trophoblast, mesenkim ekstraembrional, membara basalis kapiler fetus dan endotel kapiler fetus. Bangunan pemisah ini membentuk sawar plasenta (placental barrier) yang mampu memilah zat-zat yang dapat masuk ke sirkulasi darah fetal. b. Penghasil hormon plasenta Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ( khususnya sinsitiotrofoblas) adalah chorionic gonadotropin, chorionic sommatotropin, chorionic tyrotropin, estrogen, progesteron, dan prolaktin.

4. Glandula mammaria
Glandula mammaria mensekresi ASI yang mengandung protein, lipid, laktosa, limfosit, monosit, antibody, mineral dan vitamin larut air. Glandula mammaria laki-laki dan perempuan

mempunyai tahapan perkembangan yang sama sebelum pubertas. Sekresi hormon estrogen dan progesteron serta prolaktin memulai perkembangan lobuli dan duktuli dari mammae wanita pada masa pubertas. Perkembangan sempurna mammae juga membutuhkan hormon somatotropin dan glukokortikoid. Kelenjar dalam mammae termasuk kelenjar tubuloalveoler, yang terdiri dari 15-20 lobulus yang menyebar dari papilla mammae dan terpisah satu dengan yang lain oleh jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen. Masing-masing lobus mengalirkan sekretnya ke ductus lactiferous yang kemudian akan ditampung ke sinus lactiferous sebelum berakhir di permukaan papilla. Glandula mammae memiliki gambaran histologis yang berbeda selama masa istirahat (non-sekresi) dan masa aktif (laktasi ). a. Glandula mammae fase istirahat Glandula mammae ini didapatkan pada wanita yang tidak sedang hamil maupun menyusui. Gambaran dasar kelenjar adalah sama dengan kelenjar mammae aktif, hanya saja tidak terdapatnya alveoli yang berkembang, yang hanya terjadi selama kehamilan. Duktus laktiferus dekat dengan permukaan papilla dilapisi oleh epitel skuamous kompleks keratinosum. Sinus laktiferus dan ductus laktiferus yang lebih jauh dilapisi oleh epitel kuboid kompleks, sedangkan sedangkan ductus laktiferus yang lebih kecil dilapisi oleh epitel skuamous simpleks. Di antara sel epitel dan membrana basalis terdapat sel mioepitel yang berbentuk stelat.

Glandula mammae istirahat

Glandula mammae laktasi

b. Gladula mammae fase laktasi Glandula mammae diaktifkan oleh kadar estrogen dan progesteron selama masa kehamilan untuk mempersiapkan masa laktasi. Pada masa kehamilan, bagian akhir dari duktus laktiferus bercabang dan berkembang menjadi alveoli yang matur. Alveoli glandula mammae aktif tersusun atas sel kuboid yang diselubungi oleh jaringan sel mioepitel. Sel kuboid sekretoris (sel alveolar) ini mempunyai banyak REG dan mitokondria, apparatus Golgi, droplet lipid dan banyak vesikel berisi casein dan lactose. Sejalan dengan perkembangan kehamilan, terjadi pembesaran mammae sebagai hasil hipertrofi parenkim kelenjar dan bertambahnya kandungan kolostrum. Beberapa hari setelah kelahiran, kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi digantikan oleh sekresi hormon prolaktin yang akan mengaktifkan sekresi ASI menggantikan kolostrum. Produk dari sel alveolar terdiri atas 2 macam, yaitu: Lipid, disimpan sebagai droplet di dalam sitoplasma. Lipid ini dilepaskan oleh sel alveolar secara apokrin. Protein, disekresi oleh sel alveolar kemudian dilepaskan oleh sel alveolar secara merokrin.

Areola dan papilla mammae Areola mammae merupakan daerah hiperpigmentasi berbentuk sirkular di pusat mammae. Tepi areola mengandung kelenjar sudorifera dan sebasea yang dikenal sebagai kelenjar areolar Montgomery. Di pusat areola terdapat papilla mammae, suatu penonjolan dilapisi oleh epitel skuamous kompleks yang mengandung akhiran dari duktus laktiferus. Kulit areola berkerut-kerut karena perlekatan jaringan elastic. Terdapat sejumlah serabut otot polos yang berjalan ke dua arah, yaitu secara menyebar longitudinal dan sirkuler mengelilingi papila. Kontraksi otot-otot ini bertanggung jawab pada ereksi papilla.

You might also like