You are on page 1of 6

Bab II Level of intervention

2.1 Pengertian intervensi Pengertian intervensi menurut beberapa ahli : To intervene is to enter into an ongoing system of relationship to come between or among persons, groups, or objects for the purpose of helping them (Argyris 1970.p.9) Interventions is specific activities resulting from the process of diagnosis and feedback, that Organizational Development Practitioners used to bring about change (Smither, 1998.p.4) Mengacu pendapat Argyris, intervensi dilakukan di dalam

hubungan/relations antar orang, antar kelompok, dan dalam organisasi secara keseluruhan. Tujuan intervensi adalah membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dengan demikian, intervensi merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2.2 Intervensi upaya pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue dalam berbagai aspek a. Intervensi pencegahan DBD di sekolah Sekolah merupakan komponen penting dalam mencetak generasi penerus bangsa. Kondisi sekolah secara tidak langsung akan

mempengaruhi kualitas generasi bangsa yang akan datang. Apabila lingkungan sekolah kondusif dan mendukung proses pembelajaran tentu akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Lingkungan sehat akan memicu siswa untuk lebih giat belajar. Untuk mewujudkan sekolah sehat perlu adanya upaya yang jelas sehingga target yang ingin dicapai bisa terlaksana. Berbicara tentang kesehatan sekolah, tentu tidak terlepas dari masalah penyakit, khususnya demam berdarah yang banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis seperti di Indonesia. Hal ini antara lain terkait dengan pola

perilaku masyarakat yang cukup banyak belum mengerti cara mencegah penyakit demam berdarah. 1) Tingkat individu a) Mengajak seluruh warga sekolah untuk menggunakan repellant (lotion anti nyamuk) Menggunakan repellant dapat mencegah gigitan nyamuk. Lotion yang diusapkan ke bagian tubuh akan mengeblok sensor saraf nyamuk sehingga nyamuk tidak akan mampu mendeteksi host (manusia) b) Menganjurkan kepada seluruh warga sekolah khususnya siswa untuk tidak bemain di tempat-tempat yang berisiko, seperti kebun, parit, gudang, dan lain-lain 2) Tingkat interpersonal/societal a) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang demam berdarah kepada para murid Selama ini pengetahuan tentang kesehatan di kalangan siswa masih sangat minim. Hal ini karena belum adanya sistem kurikulum yang jelas tentang upaya penyampaian materi kesehatan kepada siswa. Oleh karena itu, ketika proses belajar mengajar di kelas guru seharusnya menyisipkan pesan atau informasi tentang kesehatan kepada siswa agar perilaku mereka dapat mengarah ke aspek kesehatan sehingga mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan siswa dalam berperilaku sehat b) Kepala sekolah mengajak semua warga sekolah untuk

membersihkan lingkungan sekolah Upaya ini dapat dilakukan melalui kerja bakti yang dilakukan secara rutin dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami bahwa kebersihan dan kesehatan sekolah merupakan tanggung jawab bersama c) Kepala sekolah dan para guru memberikan contoh membuang sampah sembarangan Ketika berada di sekolah, perilaku guru dan kepala sekolah akan menjadi teladan bagi para siswa. Kesadaran akan pentingnya hidup sehat di 2

sekolah akan lebih mudah terbentuk apabila mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk kepala sekolah sebagai pimpinan institusi d) Mendukung semua program yang berkaitan dengan upaya penerapan lingkungan bersih dan sehat e) Menutup semua lubang yang dapat dijadikan genangan air dan mengubur sampah/ kaleng f) Mengingatkan para siswa untuk tidak meninggalkan sampah apapun di kolong meja 1. Tingkat organisasi a. Membentuk tim jemantik (juru pemantau jentik) oleh pihak sekolah untuk menjalankan sekaligus mengawasi upaya pengendalian vektor nyamuk Tim yang dibentuk tidak hanya dari pihak guru atau karyawan sekolah, namun juga melibatkan beberapa siswa yang nantinya dapat menjadi promotor bagi siswa lain untuk berperilaku sehat b. Memutus rantai nyamuk dengan cara abatisasi Pemberian bubuk abate sangat penting dilakukan untuk membunuh jentikjentik nyamuk. Pemberian bubuk abate hendaknya dilakukan seminggu sekali secara rutin untuk memutus siklus hidup nyamuk. 2. Pemerintahan/ governmental a. Membuat dan menetapkan suatu regulasi tentang tata ruang tempat kerja (sekolah) yang sehat dan baik dengan pencahayaan cukup b. Program fogging untuk sekolah di daerah yang berpotensi banyak terdapat nyamuk Program ini cukup efektif membunuh nyamuk baik yang masih muda maupun dewasa. c. Mengadakan penyuluhan kepada para siswa tentang pentingnya mencegah penyakit demam berdarah

Upaya kesehatan di lingkungan kerja/worksheet

Setiap orang pasti melakukan aktivitas/pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ada yang di rumah sebagai ibu rumah tangga, kantor/gedung,pasar, dan 3

lain-lain. Lingkungan kerja yang nyaman dan sehat akan memicu pekerjanya untuk lebih giat bekerja. 1. Individual a. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan kerja Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ungkapan ini memang tepat untuk menggambarkan perilaku pekerja di tempat kerja. Apabila badan sehat, maka akan semangat untuk beraktivitas. Terlebih lagi apabila didukung oleh lingkungan yang sehat sehingga bisa mencapai produktivitas. b. Memakai repellant selama berada di luar ruangan Hal ini untuk mencegah gigitan nyamuk ketika berada di ruangan terbuka yang memungkinkan adanya nyamuk 2. Interpersonal a. Mengajak rekan kerja untuk selalu membuka jendela/tirai jendela agar sinar matahari dapat masuk ruangan sehingga tidak lembab (misalnya di kantor) b. Membuang sampah pada tempatnya Pada umumnya nyamuk lebih suka hinggap atau tinggal di tempat yang kotor. Dengan menjaga kebersihan, sama artinya dengan mempersempit ruang gerak nyamuk di sekitar kita. Terlebih itu merupakan tempat kerja sehingga akan lebih nyaman bila tempat kerja kita bersih dan nyaman 3. Organisasi a. Menanam tanaman pengusir nyamuk di tempat kerja untuk mereduksi jumlah nyamuk, seperti geranium ,lavender, serai wangi, zodia, bunga rosemary, kecombrang, dan akar wangi. b. Mempekerjakan cleaning service dan tukang kebun yang profesional 4. Pemerintah a. Menetapkan kebijakan yang mendukung program pencegahan penyakit demam berdarah b. Melakukan penyuluhan melalui dinas kesehatan terkait di tempattempat kerja 4

Upaya kesehatan Health Care Institution 1. Individu a. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan b. Menerapkan program 3M (menutup, menguras, mengubur) sebagai contoh bagi masyarakat c. Tidak bermain di tempat-tempat yang berpotensi digigit nyamuk, seperti selokan, kebun, dan lain-lain d. Memakai repellant 2. Interpersonal a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk melakukan 3M, dan tidak membiarkan adanya kubangan air 3. Organisasi a. Mengadakan program menanam tanaman pengusir nyamuk 4. Pemerintah a. Pemberian abate secara cuma-cuma kepada masyarakat b. Pembentukan tim jemantik (juru pemantau jentik) dengan

memberdayakan masyarakat dan tokoh masyarakat

upaya kesehatan di masyarakat 1. Individu a. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan b. Menerapkan program 3M (menutup, menguras, mengubur) c. Tidak bermain di tempat-tempat yang berpotensi digigit nyamuk, seperti selokan, kebun, dan lain-lain d. Memakai repellant 2. interpersonal a. Memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan kerajinan tangan agar lebih bernilai jual 3. organisasi

a. mengadakan program menanam tanaman pengusir nyamuk seperti geranium, lavender, zodia, bunga rosemary, kecombrang dan akar wangi di lingkungan masyarakat 4. pemerintah a. Menggalakkan program abatisasi di setiap rumah/ sumber air b. Membentuk tim jemantik dengan memberdayakan masyarakat sekitar c. Melakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya demam berdarah sekaligus upaya untuk mencegahnya d. Melakukan fogging di daerah-daerah endemis dan sekitarnya

You might also like