You are on page 1of 9

Laboratory Examination in Hormonal & Autoimmune Disorder dr.

Budi Mulyono Anggita Fatwa Sudah lewat week 1 aja nih teman teman di blok baru :) Ahahaa... Yap yap, yuk markimul belajarnya *Berdoa duyuuuu* Untuk materi ini lumayan simpel lah yaa, semoga bisa merasuk Nah, ini sebelumnya diawali dengan hormon dulu. Jeng jeng jeeeng... Jadi, seperti ber-evolusinya manusia, hormon juga ber-evolusi looh... Prosesnya: 1. Autocrine Hormon dibuat dan dipake oleh struktur tersebut sendiri. Jadi private hormon gitu lah :P Nah, kalo ternyata cuma kesimpen nggak keluar, disebutnya Intracrine. Ini biasanya ada pada organisme uniseluler. spesifik. Jadi 1 struktur itu ya cuma bisa ngehasilin 1 jenis hormon aja. Sifat kerjanya lokal. Ini udah mulai adanya di yang organisme multiseluler.

4. Endocrine Mirip sama Paracrine, tapi yang make itu bisa dirinya sendiri, tetangganya, atau saudara jauhnya. Untuk bekerja sama pada sel yang jauhan, dibutuhkan suatu medium yag biasanya berupa cairan/ liquid medium. Kalo ini udah nggak lokal lagi dan udah pasti adanya di multiseluler.

2. Isocrine/Juxtacrine Hormon tersebut dibuat suatu struktur/sel njuk dipake sama tetangga sebelahnya (tapi satu satu). Nah kalo tetangganya itu punya asalusul yang sama dengan si pembuat, maka namanya Juxtacrine. Ini juga biasanya di organisme uniseluler. *Selain itu ada juga looh yang bisa bersifat ganda. Misal: insulin, estradiol ovarium.

Nah, udah dari tadi ngomongin hormon, tapi belum kenal? Zzz... plis deh... Niiih kukasih tau lebih dalam tentang struktur, mekanisme kerja, dan regulasinyaa :3 1. Struktur Hormon Hormon itu ada beberapa macem dan klasifikasi nggak saklek banget. Karena, hormon bisa diklasifikasikan berdasar: penyusun, mekanisme kerja, sifat kelarutan, atau lokasi

3. Paracrine Mirip sama Isocrine, tapi tetangga yang make itu bisa banyak. Bisa tetangga depan rumah, samping, belakang, atas bawah juga boleh :3 Struktur yang ngebuat itu

reseptor. Nah, yang dipilih dosen kita ini yang berdasar penyusun. Itu pun yang 3 kategori. Kategori yang nggak dimasukin itu yg glikoprotein... a) Protein / Peptida: tersusun dari rangkain asam amino. Peptida Bentuk sederhana berupa small molecule yang terdiri dari 3-10 peptida. Contohnya 2 hormon dari hypothalamus. Protein Ini bentuk lebih kompleksnya. Berupa polipeptida (kumpulan peptida). Contohnya: GH, Prolaktin, FSH, LH, TSH, insulin b) Steroid: bahan intinya kolesterol (cyclopentana phenanthrene). Kolesterol ini akan dirangkai menggunakan reaksi enzimatis serial. Contohnya: hormon gonadal. c) Derivat Tyrosin: derivasi dari tyrosin / phenilalanin. Biogenic amine Ex: cathecolamine Tyronin Ex: T3, T4

Ini bisa juga dikategorikan sebagai klasifikasi hormon, karena mekanisme kerja hormon berkaitan dengan sifat kelarutnnya. a) Larut Air Contohnya: Peptida/Protein, Cathecolamine. Karena larut air, hormon ini mudah sekali ikut di aliran darah, tapi, dia nggak akan

mudah masuk ke sel. Untuk itu dia butuh reseptor di membran sel.

b) Larut Lemak Contohnya: Thyroid, Steroid. Berbeda dg yang larut air, hormon tipe ini tidak akan mudah larut di dalam aliran darah. Jadi dia butuh protein pengangkut. Dan meskipun mudah masuk melewati membran plasma, hormon ini nggak mudah melewati sitoplasma. Oleh karena itu dia juga butuh reseptor di sitoplasma.

2. Mekanisme Kerja

Ada beberapa notasi hormone assay, yaitu: a) Spesimen:

untuk

Spesimen yang bisa digunakan adalah cairan tubuh. Tentu saja disesuaikan dg hormon yang diinginkan juga. 95% biasanya darah, tapi bisa juga urin atau cairan amnion. 3. Regulasi b) Hormon bisa dideteksi dari: Hormon itu (total, free) sendiri

Okee... Sudah dulu bahas tentang hormonnya... Sekarang kita akan masuk ke materi inti tentang lab exaaam :D 1. Hormon Assay Ini adalah metode lab exam untuk mendiagnosis hormonal disorder. Kita butuh ini karena banyak banget kasus yang gejalanya sama tapi ternyata penyakitnya beda. Dimana sih pentingnya Hormon Assay? Hormon assay berperan penting karena hormon sebagai substansi yang diuji memiliki fungsi monitoring tubuh seperti yang dimiliki sistem saraf.

Metabolitnya. Misalnya: Vanillyl Mandelic Acid sebagai metabolit Cathecolamine di urin, 17Ketogenicsteroid sebagai metabolit Kortisol, dan 17Ketosteroid sebagai gonadal hormon. Carrier proteinnya. Misalnya, Thyroid Binding Globulin. Efeknya thd metabolisme. Misalnya: insulin yang mengatur gula darah dan PTH yang mengatur kalsium dalam darah. Reseptornya. Misalnya: estrogen/TSH Reseptor.

Antibodinya. Misalnya Antibodi anti-insulin. Rangkaian pengaruhnya. Misalnya, TSH yang memengaruhi T3 dan T4 bisa dites dari kadar T3 dan T4-nya. Nggak langsung TSH.

Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun dan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu organ spesific dan nonorgan specific. 3 gen yg penting dalam penyakit autoimun adalah: immunoglobulin, reseptor sel T, dan HLA. Mekanisme penyakit autoimun itu progresif, jadi semakin lama semakin banyak yang kena. Dengan dilakukannya tes autoimun, kita bisa mendeteksi penyakit lebih cepat dan sel yang terautoimun (bahasanya aneh banget -.-) belum gitu banyak jadi manklinnya diharap belum terlalu parah.

2. Lab Support Autoimmune Disease

untuk

Kenapa sih guys bisa terjadi yang namanya penyakit imun? Itu terjadi kalo sistem imun memiliki reaksi yang kurang pas (berlebihan: hipersensitivitas alergi, kalo kurang: immunodefisiensi). Nah, terus autoimun gimana? Autoimun itu terjadi kalo sistem imun kita memiliki self tolerance yang buruk. Jadi dia ikutan mengenali antigen tubuh sebagai punyanya patogen... Diserang deh sama antibodinya... Gituu... Nih ada diagramnya:

Lab tes untuk AI Disease ada banyak: a) Non Organ Specific AI ANA (Anti Antibody) Nuclear

Anti-DNA antibodies APA (Anti Phospholipid Antibodies)

Others (Rheumatoid factors, Anti-CCP: anti cyclic citrunillated protein, etc)

b) Organ Specific AI Blood Endocrine Others

yang memungkinkan untuk mengkarakterisasi secara kualitatif kekhasan antigen ANA. EIA Bisa memungkinkan penghitungan ANA secara kuantitatif b) Anti-DNA Digunakan untuk konfirmasi ANA tes pada SLE (biasanya yg double stranded DNA). Hal ini dikembangkan dengan substrat hemoflagellate: Crithidea lucitiae - bahan yang dimurnikan, sehingga dapat bereaksi dengan: dsDNA, ssDNA, RNP, dll. Metode yang populer digunakan adalah IFT dan teknik EIA sama seperti ANA tes. c) APA (Anti Antibodies) Phospolipid

Tapi, yg dibahas disini nggak semuanya yaaaps. Yuk Markimuul a) ANA (Anti Antibodies) Nuclear

Jadi secara ideal, ANA ini dilakukan dengan 2 cara. Dengan skrining ANA, dan tes konfirmasi dengan antiDNA. ANA merupakan tes yg sangat sensitif untuk SLE, tapi tidak spesifik. Artinya, kalo ANA (-) berarti dugaan SLE bisa disingkirkan. Sedangkan kalo (+) berarti perlu ada tes konfirmasi. Metode untuk ANA ini ada beberapa macem, yaitu: IFT (Immunofluorescent Technique) Menggunakan substrat geser meliputi leukosit manusia dan kultur jaringan sel HEp2 dan sel KB (HEp2 Yang paling sensitif). Metode ini membutuhkan mikroskop fluorescent dan gambaran pola

Sekelompok antibodi heterogen yang ditargetkan untuk ikatan protein-fosfolipid, yang ditemukan dalam Sindrom antifosfolipid (APS). Terdiri dari: ACA (Anti Cardiolipin Antibody): prediktor utama untuk keguguran disebabkan oleh trombosis. Tingginya tingkat ACA memiliki

risiko relatif untuk Abortus: 2,56 dan Pre-eklampsia & Eklampsia: 6,22. LAc (Lupus antikoagulan): menghambat proses koagulasi, akan memperpanjang uji fungsi hemostasis. Reagin: reaktif dalam uji serologi untuk Syphillis.

3. Immunodiagnostics Method Menggunakan prinsip reaksi antibodi untuk menangkap antigen dan membuat kompleks imun in vitro. Ada 2 metode: a) Metode Isotop RIA (Radio Assay) Immuno

Prinsip RIA adalah:

d) Untuk yg spesifik organ: darah: - AIHA (autoimmune haemolithic anemia): globulin pada permukaan eritrosit uji Coomb - ITP (immune thrombocytophenia purpura): anti trombosit IFT Tiroid: - Hypothyroidism (tiroiditis Hashimoto): antithyroglobulin & antimicrosome uji aglutinasi - Hipertiroidisme (Graves d'se): TSI uji cAMP Diabetes Mellitus: anti sel Islet (ICA) dan anti dekarboksilase asam glutamat (GAD) EIA b) Metode Non-Isotop EIA (Enzyme Immuno Assay) Prinsipnya...

dg telanjang. -

mata

Hibridisasi dengan teknik lain: *Kromatografi: TIK *Otomatis FIA: FMEIA (Abbott Axzym atau IMx), ELIFA (BioMeriaux Vidas) *Otomatis LIA: LELISA (Pasteur, DPCorp,. Roche Elecsys, VITROS ECI)

FIA (Fluorescence Immuno Assay) Prinsipnya, radioisotop digantikan dengan substansi berpendar / fluorescent. Mirip IFT tapi pake mesin pembaca. Selain itu FIA juga punya prosedural kompetitif dan sandwich seperti EIA/ELISA. Nih readernyaa...

Tapi tapi, EIA ini juga ada modifikasinya looh: Urutan reaksi Metode untuk mengukur absorbansi: *Makro atau Micro ELISA *Fotometri atau mikroskopis (Immuno Peroxidase Technique) atau

LIA

Nah, FYI aja, FIA dan LIA tuh sekarang udah mulai dijadiin dan dikembangin sebagai metode pilihan untuk hormon & autoimmune assay looh... *njukngopo* Nah, setelah tau cara atau metodenya, sekarang kita belajar tentang pelaporannya. Jenisnya ada dua juga: a) Qualitative Reporting Berdasarkan nominal: + / Berdasarkan interval/range: moderate, low

high,

(Luminescence Immuno Assay) Kalo yang ini, prinsipnya, radioisotop digantikan dengan substansi transparan / luminescent. Selain itu LIA juga punya prosedural kompetitif dan sandwich seperti EIA/ELISA. Nih readernyaa...

b) Quantitative Reporting Harus menggunakan kurva standar yang terdiri dari konsentrasi vs pembacaan reaksi. Nah loh, gimana terus bikin kurva standarnya? :O Gini niiih...

Contohnya:

aNah, alhamdulillah udah selesai deh materinyaaa :D Selamat belajar teman temiiin :3

You might also like