You are on page 1of 8

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare adalah penyebab ke-3 kematian paling umum pada balita dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun di dunia. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan makanan yang asam, pedas atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C. Biasanya disertai sakit perut, seringkali juga mual dan muntah. Selain itu, diare juga dapat disebabkan oleh beberapa infeksi virus. Ada pula yang diakibatkan racun bakteri. Dalam kondisi hidup yang bersih dengan makanan tercukupi dan air tersedia, pasien biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam jiwa bila tanpa perawatan. Berdasarkan fakta yang ada, pencegahan diare masih penting untuk diperhatikan. Pencegahan pun harus dilaksanakan secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan intervensi pencegahan diare pada berbagai level di masyarakat.

1.2 Rumusan masalah a. Apakah yang dimaksud dengan intervensi? b. Bagaimana cara melakukan intervensi untuk diare di berbagai level?

1.3 Tujuan a. Mengetahui pengertian intervensi dan levelnya. b. Mengetahui cara melakukan intervensi masalah kesehatan, yaitu diare di berbagai level tersebut. 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian intervensi Pengertian intervensi menurut beberapa ahli : To intervene is to enter into an ongoing system of relationship to come between or among persons, groups, or objects for the purpose of helping them (Argyris 1970.p.9) Interventions is specific activities resulting from the process of diagnosis and feedback, that Organizational Development Practitioners used to bring about change (Smither, 1998.p.4) Mengacu pendapat Argyris, intervensi dilakukan di dalam hubungan antar orang, antar kelompok, dan dalam organisasi secara keseluruhan. Tujuan intervensi adalah membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dengan demikian, intervensi merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan, terdapat istilah Level of Intervention. Level of intervention ini terbagi menjadi empat, yaitu: individual level, interpersonal level, organizational level, dan governmental level.

Level intervensi upaya pencegahan kasus diare a. Intervensi pencegahan diare di sekolah 1) Tingkat individu a) Mengajak siswa untuk tidak jajan sembarangan karena makanan yang dijual bebas di pinggir jalan seringkali tidak higienis b) Mengajak siswa untuk membawa bekal ke sekolah daripada jajan sembarangan c) Mengingatkan petugas kantin sekolah untuk selalu memperhatikan kualitas dan sanitasi makanan yang dijual d) Mengingatkan petugas kebersihan sekolah agar bekerja profesional karena sampah dapat mendatangkan lalat yang juga dapat menghinggapi makanan e) Mengingatkan guru agar turut mencegah muridnya agar tidak jajan sembarangan f) Menyarankan siswa, guru dan karyawan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan vitamin C yang berlebihan 2) Tingkat interpersonal a) Memberikan penyuluhan mengenai bahaya diare dan

pencegahannya secara atraktif dan interaktif kepada siswa b) Memberikan pemahaman mengenai pentingnya kontrol dan konseling siswa tentang diare kepada guru dan karyawan agar dapat memberikan contoh dan controlling yang baik untuk pencegahan diare bagi siswa c) Memberikan penyuluhan yang baik, menarik dan tidak

menyinggung bagi pedagang makanan di sekitar sekolah untuk memperhatikan kebersihan makanan yang dijual, baik mulai proses pembuatannya maupun saat dijajakan serta peralatan makanan dan minumannya d) Memberikan sosialisasi mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum makan

3) Tingkat organisasi a) Memberikan pemahaman kepada pihak sekolah mengenai bahaya diare b) Menyarankan sekolah untuk selalu memantau sanitasi makanan di kantin sekolah dan menertibkan pedagang makanan di sekitar sekolah c) Menyarankan sekolah agar memiliki wastafel di kantin sekolah untuk memudahkan siswa, guru maupun karyawan untuk mencuci tangan sebelum makan

4) Pemerintahan/ governmental a) Mengadvokasi pemerintah untuk mendukung kegiatan pencegahan diare di lingkungan sekolah b) Mengajak pemerintah untuk turut bekerjasama dengan sekolah dalam menertibkan penjual makanan di sekitar sekolah b. Intervensi upaya pencegahan diare di lingkungan kerja 1) Individual a) Mengajak karyawan untuk lebih teliti dalam membeli makanan, terutama jika dibeli di pinggir jalan b) Mengingatkan penjual makanan di kantin untuk memanajemen sampah sisa makanan atau sisa proses memasak c) Mengingatkan penjual makanan di kantin agar menggunakan air matang atau air olahan dalam proses mencuci bahan makanan, memasak atau membuat minuman d) Menyarankan warga perusahaan untuk tidak sering mengonsumsi makanan pedas dan terlalu banyak vitamin C e) Mengajak karyawan untuk waspada terhadap produk susu yang mengandung susu yang tidak dipasteurisasi\

10

2) Interpersonal a) Mengadakan seminar singkat mengenai bahaya diare dan pencegahannya b) Memberikan penyuluhan yang baik, menarik dan tidak

menyinggung bagi pedagang makanan di sekitar sekolah untuk memperhatikan kebersihan makanan yang dijual, baik mulai proses pembuatannya maupun saat dihidangkan serta peralatan makanan dan minumannya 3) Organisasi a) Menyarankan kantor atau perusahaan memantau kebersihan kantin serta sanitasi dan jenis makanan yang dijual b) Menyarankan kantor agar memiliki wastafel di kantin untuk memudahkan karyawan untuk mencuci tangan sebelum makan 4) Pemerintah a) Mengajak pemerintah bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan tempat kerja untuk mengadakan promosi kesehatan mengenai bahaya diare dan pencegahan di tempat kerja melalui media poster yang ditempel di kantor b) Mengadvokasi pemerintah untuk memantau kelayakan tempat kerja dari segi kebersihan dan sanitasi air serta pembuangan limbah bagi perusahaan industri c. Intervensi upaya pencegahan diare di Health Care Institution 1) Individual a) Menyadarkan tenaga kesehatan terhadap gentingnya masalah diare, terutama pada balita b) Mendorong para provider kesehatan untuk menyebarluaskan informasi mengenai diare c) Mengajak penyedia layanan kesehatan untuk mulai melakukan pencegahan diare dari dirinya sendiri agar dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat

11

2) Interpersonal a) Mengadakan pelatihan kepada tenaga promosi kesehatan agar dapat menyampaikan promosi kesehatan mengenai bahaya diare dan pencegahannya secara tepat kepada masyarakat b) Mengadakan jajak pendapat antar provider kesehatan untuk menemukan solusi-solusi alternatif dalam pencegahan diare 3) Organisasi a) Menyarankan institusi untuk mengadakan studi banding ke pelayanan kesehatan lain yang memiliki program dan pelaksanaan pencegahan diare yang lebih baik b) Mengajak institusi pelayanan kesehatan untuk pemantauan pada warga apakah sudah menggunakan air yang bersih dan sehat terutama untuk keperluan makan dan minum c) Menghimbau pelayanan kesehatan untuk memperhatikan sanitasi makanan bagi pasien atau di kantin yankes tersebut 4) Pemerintahan a) Mengadvokasi pemerintah untuk memperhatikan keberlangsungan penanganan masalah diare di puskesmas b) Mengadvokasi pemerintah untuk semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan sarana prasarana dalam upaya pencegahan diare yang bisadipertanggungjawabkan d. Intervensi upaya pencegahan diare di masyarakat 1) Individu a) Mengajak setiap orang untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan b) Menghimbau warga buang air besar di jamban c) Menghimbau warga untuk menggunakan air matang atau olahan untuk makan dan minum d) Menganjurkan warga untuk berhati-hati dalam membeli makanan di pedagang kaki lima e) Menganjurkan masyarakat untuk tidak sering mengonsumsi makanan pedas dan terlalu banyak vitamin C 12

f) Menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap produk susu yang mengandung susu yang tidak dipasteurisasi 2) Interpersonal a) Mengadakan penyuluhan melalui berbagai media yang menarik dan atraktif mengenai bahaya diare dan pencegahannya b) Mengadakan focuss group discussion bagi masyarakat terutama ibu untuk memahamkan mengenai pentingnya pencegahan diare 3) Organisasi a) Memberdayakan masyarakat melalui berbagai organisasi atau perkumpulan dalam masyarakat untuk menggalakkan program pencegahan diare secara mandiri b) Menganjurkan kader-kader posyandu juga memantau kepekaan ibu-ibu dalam mencegah diare pada balitanya dan juga membimbing mereka dalam upaya tersebut 4) Pemerintah a) Mendukung upaya pemerintah yang berkaitan dengan pencegahan diare b) Melakukan lobbying pada pemerintah daerah untuk memperhatikan lebih wilayah dengan kasus diare tinggi c) Mengadvokasi pemerintah untuk membantu masyarakat dalam pengadaan sarana yang mendukung program pencegahan diare, misalnya pengadaan jamban

13

Bab III Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan Intervensi merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun level of intervention ini terbagi menjadi empat, yaitu: individual level, interpersonal level, organizational level, dan governmental level. Intervensi terhadap pencegahan diare harus dilakukan secara menyeluruh pada semua level intervensi untuk menciptakan suasana yang mendukung bagi program pencegahan diare ini. Selain itu juga perlu adanya kerjasama antara pihak masyarakat, institusi pelayanan kesehatan, serta pemerintah.

3.2 Saran a. Tenaga promosi dan pendidikan kesehatan harus memahami adanya level intervensi di segala komunitas atau masyarakat b. Dalam melaksanakan intervensi masalah kesehatan haruslah memahami sasaran untuk memudahkan pendekatan c. Intervensi tidak bisa hanya dilakukan pada satu atau sebagian level, karena setiap level intervensi saling mempengaruhi

14

You might also like