You are on page 1of 13

Step 1 1. Stain : deposit (zat pewarna makanan) berpigmen pd permukaan gigi 2.

Penyakit epilepsy : manifestasi gangguan fungsi otakdg berbagai etiologi namun gejala tunggal yg khas yaitu kejang2 3. Pembesaran gingival : pembesaran terhadap gingiva baik secara hipertrofi maupun hiperplasi yg merupakan gambaran umum dr penyakit gingival Step 2 - Pembesaran gingiva karena pemakaian obat jangka panjang dan OH yg buruk Step 3 Gingiva 1. Bagian2 a. Free marginal gingival b. Free gingival groove c. Attached gingival d. Interdental papilla/gingival e. Sulcus gingivalis
gingiva dapat dibedakan dalam 3 tipe sebagai berikut:

Marginal gingiva / Gingiva tepi / Gingiva bebas: terletak pada daerah koronal dari bagian gingiva yang lain, tidak melekat pada gigi dam dapat membentuk sulkus gingiva (yaitu ruang dangkal antara tepi gingiva dan gigi). Pada keadaan normal, gingiva tepi mempunyai kontur seperti mata pisau, dengan konsistensi kenyal, dan berwarna merah muda / pink. Gingiva cekat / Attached gingiva: terletak pada daerah apikal dari gingiva tepi dan cekungan gingiva bebas. Gingiva cekat berwarna merah muda dan mempunyai gambaran stipling (seperti kulit jeruk). Gingiva interdental: yang berlokasi diantara gigi pada daerah mesio-distal dari gigi-gigi.

2. Ciri2 (Li) a. Warna : merah muda b. Ukuran : jk ad pertambahan ukuran berarti terjadi penyakit gingiva c. Kontur d. Konsistensi : kenyal, resilien, melekat erat pd tulang dBawahnya e. Tekstur permukaan : terlihat stlippling, jk stlippling hilang terjadi periodontitis f. Kecenderungan perdarahan pd palpasi/probing dg tekanan lembut.
g. Warna
h. Gingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut "coral pink." Warna lain seperti merah, putih dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis) atau kelainan lain. Walaupun menurut text book warna gingiva disebut "coral pink", pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena warna gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, kesepahaman dalam warna lebih penting daripada warna yang ada sebetulnya.

i. [sunting] Kontur
j. Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang di depan tiap gigi. Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda dengan papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau embrasure yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat pada tiap gigi, bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal gingiva bebas. Dilain pihak, gusi yang meradang memiliki tepi yang menggembung atau bulat.

k. [sunting] Tekstur
l. Gingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini sering dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat teksturnya membengkak dan seperti busa.

m. [sunting] Reaksi terhadap gangguan


n. Gusi sehat umumnya tidak berekasi terhadap gangguan normal seperti penyikatan atau periodontal probing. Sebaliknya gusi yang tidak sehat akan menunjukkan adanya perdarahan ketika probing / Bleeding On Probing (BOP) dapat disertai timbulnya cairan nanah.

3. Lapisan Gingiva Stratum Korneum Stratum granulosum

Stratum spinosum Stratum Basalis Pembesaran Gingiva (Gingiva Enlargement)

1. Definisi - pembesaran terhadap gingiva baik secara hipertrofi maupun hiperplasi yg merupakan gambaran umum dr penyakit gingival
Hiperplasi gingiva merupakan ciri adanya penyakit gingiva, disebut juga dengan inflammatory enlargement terjadi karena adanya plak gigi,

suatu keadaan di mana terjadi penambahan ukuran dari gusi. Dalam keadaan ini, jaringan gusi menggelembung secara berlebihan di antara gigi dan atau pada daerah leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertrofi, hiperplasia ataupun kombinasi antara keduanya.

- Enlargement ginggiva adalah bertambahnya ukuran ginggiva dan merupakan gambaran umum penyakit ginggiva - Penyebab : - Karena proses inflamasi - Kondisi : kehamilan, pubertas, def vitamin C - Sistemik : leukemia, granulomatous disease - Neoplastik : benign tumor, malignant tumor Etiologi dan Patofisiologi
dikaitkan dengan penyakit periodontal. Defisiensi vitamin C memperhebat respon gingival terhadap plak dan memperparah oedema, pembesaran dan pendarahan yang terjadi akibat inflamsi yang disebabkan plak. Ada beberapa hipotesa mengenai mekanisme berperannya vitamin C pada penyakit periodontal: 1. Level vitamin C yang rendah akan mempengaruhi metabolism kolagen dalam periodonsium, sehingga mempengaruhi kemampuan regenerasi dan perbaikan jaringan, namun belum ada hasil penelitian yang mendukung hipotesa ini. 2. Defisiensi vitamin C menghambat pembentukan tulang yang akan menjurus ke kehilangan tulang. 3. Defisiensi vitamin c meningkatkan permeabilitas epitel krevikular terhadap dekstran tertritiasi;

vitamin C dalam level yang tinggi dibutuhkan untuk memelihara fungsi penghalang dari epitel terhadap produk bakteri. 4. Peningkatan level vitamin C meningkatkan aksi kemotaksis dan aksi migrasi lekosit, tanpa mempengaruhi aksi fagositosisnya; tampaknya diperlukan megadosis vitamin c untuk memperbaiki aktivitas bakterisidal lekosit. 5. Level vitamin C yang optimal diperlukan untuk memelihara integritas mikrovaskulatur periodonsium, demikian juga respon vascular terhadap iritasi bacterial. 6. Penurunan level vitamin C yang drastic bias mengganggu keseimbangan ekologis bakteri dalam plak sehingga meningkatkan patogenitasnya. Defisiensi Protein 1. Terhambatnya aktivitas pembentukan tulang yang normal 2. Semakin parahnya efek destruktif dari iritan local dan trauma oklusal terhadap jaringan periodonsium. Namun untuk dimulainya gingivitis dan keparahannya adalah tergantung pada iritan lokal. PERANAN PENYAKIT KELAINAN ENDOKRIN SEBAGAI FAKTOR ETIOLOGI SISTEMIK Manifestasi jaringan periodontal dari penyakit sistemik bervarisi tergantung penyakit spesifik, respon individual dan faktor lokal yang ada. Faktor sistemik terlibat dalam penyakit periodontal dengan saling berhubungan dengan faktor lokal. Faktor sistemik saja tidak bisa menyebabkan respon keradangan pada penyakit periodontal,tetapi harus ada faktor lokal yang mendukung. Pada pasien kencing manis, bila faktor lokal pada riongga mulutnya buruk, akan bisa menyebabkan gangguan yang lebih lanjut lagi, oleh karena seorang dengan kencing manis mempunyai kelainan pada sistemiknya. Ada beberapa hipotesa mengenai keterlibatan diabetes melitus sebagai faktor etiologi penyakit gingiva dan periodontal, antara lain: 1. Terjadinya penebalan membran basal Pada penderita DM membran basal kapiler gingiva mengalami penebalan sehingga lumen kapiler menyempit. Menyempitnya lumen kapiler akibat penebalan tersebut menyebabkan terganggunya difusi oksigen, pembuangan limbah metabolisme, migrasi lekosit polimorfonukleus, dan difusi faktor- faktor serum termasuk antibodi 2. Perubahan biokimia Level cAMP, yang efeknya mengurangi inflamasi, pada penderita DM menurun, hal mana diduga sebagai salah satu sebab lebih parahnya inflamasi gingiva pada penderita DM. 3. Perubahan mikrobiologis Peningkatan level glukosa dalam cairan sulkular dapat mempengaruhi lingkungan subgingiva, yang dapat menginduksi perubahan kualitatif pada bakteri yang pada akhirnya mempengaruhi perubahan periodontal. 4. Perubahan imunologis Meningkatnya kerentanan penderita diabetes melitus terhadap inflamasi diduga disebabkan oleh terjadinya defisiensi fungsi lekosit polimorfonukleus (LPN) berupa terganggunya khemotaksis, kelemahan daya fagositosis, atau terganggunya kemampuannya untuk melekat ke bakteri 5. Perubahan berkaitan dengan kolagen Peningkatan level glukosa bisa pula menyebabkan berkurangnya produksi kolagen. Di samping itu,

terjadi pula peningkatan aktivitas kolagenase pada gingiva. Inflamed, papulonodular hyperplasia of the gingiva in a diabetic patient a. Kehamilan Kehamilan secara sendirian tidak dapat menyebabkan gingivitis. Gingivitis pada kehamilan adalah disebabkan oleh plak bakteri, sebagaimana pada orang yang tidak hamil. Kehamilan akan memperparah respon gingival tehadap plak dan memodifikasi gambaran klinis yang menyertainya. Tanpa adanya iritan lokal tidak terlihat perubahan secara klinis pada gingival wanita yang sedang mengalami kehamilan. Ada beberapa mekanisme bagaimana kehamilan berperan sebagai faktor etiologi penyakit gingival dan periodontal, yaitu: 1. Peningkatan level estradiol dan progesteron yang menyebabkan peningkatan bakteri Prevotella intermedia. 2. Tertekannya respon limfosit-T maternal selama kehamilan mempengaruhi respon periodonsium terhadap plak. 3. Peningkatan level estradiol dan progesterone juga menyebabkan dilatasi dan simpang siurnya mikrovaskulator gingival, stasis sirkulasi, dan peningkatan kerentanan terhadap iritasi mekanis. Perubahan tersebut memudahkan masuknya cairan ke perivaskular. b. Kontrasepsi Hormonal Perubahan yang diakibatkan oleh kehamilan yang dikemukakan di atas bias pula terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implant, atau suntikan) untuk jangka waktu lebih dari satu setengah tahun. 15. Peranan kelainan/penyakit darah berikut sebagai factor etiologi sistemik : A. Leukimia Leukemia adalah neoplasma maligna pada precursor sel darah putih. Berdasarkan evolusinya, leukemia dibedakan atas bentuk: (1) akut, yang bersifat fatal; (2) subakut; (3) kronis. Pada leukemia akut sel-sel leukemia menginfiltrasi gingival, dan jarang sekali bisa infiltrasi ke tulang alveolar. Keadaan ini bisa menyebab terjadinya pembesaran gingival (leukemic gingival enlargement). Infiltrasi yang banyak dari sel-sel leukemik yang tidak matang disamping sel-sel inflamasi yang biasa menyebabkan respon gingival terhadap iritasi adalah berbeda dibandingkan dengan yang bukan penderita leukemia. B. Anemia Anemia adalah defisiensi dalam defisiensi dalam kuantitas maupun kualitas darah yang dimanifestasikan dengan berkurangnya jumlah eritrosit dan hemoglobin. Ada empat tipe anemia berdasarkan morfologi selulernya dan kandungan hemoglobinnya, yaitu: (1) anemia makrositik hiperkromik (pernicious anemia); (2) anemia mikrositik hipokromik (iron deficiency anemia); (3) sickle cell anemia; dan

(4) anemia normositik-normokromik (hemolytic anemia/aplastic anemia). Diantara keempat tipe anemia tersebut, tampaknya anemia aplastik yang turut berperan dalam etiologi penyakit gingival dan periodontal. Pada tipe anemia ini kerentanan gingival terhadap inflamasi meningkat karena terjadinya neutropenia. 16. Peranan faktor-faktor sebagai faktor etiologi sistemik : A. Penyakit yang melemahkan Penyakit yang melemahkan (debilitating diseases) seperti sifilis, nefritis kronis, dan tuberkulosa bisa menjadi factor pendorong bagi terjadinya penyakit gingival dan periodontal, dengan jalan melemahkan pertahanan periodonsium terhadap iritan local, dan menimbulkan kecenderungan terjadinya gingivitis dan kehilangan tulang alveolar. a. Jenis obat Beberapa jenis obat dengan efek kerja yang berbeda dapat menginduksi hyperplasia gingival noninflamasi dengan gambaran klinis yang tidak dapat dibedakan. Obat-obatan yang dimaksud adalah : Fenitoin atau dilantin, suatu antikonvulsan yang digunakan dalam perawatan epilepsi Siklosporin, suatu imunosupresif yang biasa digunakan untuk mencegah reaksi tubuh dalam pencangkokan anggota tubuh. Nifedipin, diltiazem, dan verapamil, yaitu penghambat kalsium (calcium blocker) yang digunakan dalam perawatan hipertensi. b. Mekanisme berperannya Mekanisme penginduksian hyperplasia gingival oleh obat-obatan tersebut diatas atau oleh metabolitnya belumlah jelas betul, namun terlepas darimana yang paling berperan ada beberapa hipotesa yang dikemukakan : Pengaruh obat atau metabolit secara tidak langsung Obat atau metabolit menstimulasi diproduksinya IL-2 oleh sel-T, atau diproduksinya metabolit testosterone oleh fibroblast gingiva, yang pada akhirnya akan menstimulasi proliferasi dan atau sintesa kolagen oleh fibroblast gingiva Pengaruh obat atau metabolit secara langsung Obat/metabolit secara langsung menstimulasi proliferasi fibroblast gingival, sintesa protein, dan produksi kolagen Penghambatan aktivitas kolagenase Obat/metabolit dapat menghambat aktivitas kolagenase hingga penghancuran matriks akan terhambat Penghambatan degradasi kolagenase Obat/metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase fibroblastic inaktif, dengan akibat degradasi kolagen akan terhambat Faktor estetis Akhir-akhir ini dihipotesakan adanya faktor genetis yang menentukan kecenderungan bisa terjadi hyperplasia yang diinduksikan obat-obatan pada seseorang.

Penyebab

1. Medication causes Obat penyebab 1. Phenytoin ( Dilantin ) occurs in 40-50% pts Fenitoin ( Dilantin ) terjadi pada 4050% poin 2. Calcium Channel Blocker s (occurs rarely) Pemblokir Saluran Kalsium s (jarang terjadi) 1. Nifedipine ( Procardia ) Nifedipin ( Procardia ) 2. Diltiazem ( Cardizem ) Diltiazem ( Cardizem ) 3. Cyclosporine Siklosporin 2. Other causes Lain menyebabkan 1. Puberty Masa pubertas 2. Pregnancy Kehamilan 3. Leukemia Leukemia 4. Blood dyscrasias Darah diskrasia Signs Tanda 1. Gingiva heaped up and partially cover teeth Gingiva menimbun dan menutupi sebagian gigi

2.

Beberapa penyebab hiperplasia gingiva diketahui, dan yang paling dikenal adalah drug-induced pembesaran gingiva. Furthermore, causes of congenital gingival enlargement include hereditary and metabolic disorders, such the fetal valproate syndrome. 1 Selain itu, penyebab pembesaran gingiva dan metabolik kongenital termasuk kelainan turun-temurun, seperti sindrom valproate janin.

- OH buruk - Obat: - Beberapa studi telah menunjukkan bahwa interaksi fenitoin, siklosporin, dan nifedipin dengan
epitel keratinosit, fibroblas, dan kolagen dapat mengarah pada pertumbuhan berlebih dari jaringan gingiva pada individu yang rentan. Phenytoin has been shown to induce gingival overgrowth by its interaction with a subpopulation of sensitive fibroblasts. Fenitoin telah ditunjukkan untuk merangsang pertumbuhan berlebih gingiva oleh interaksinya dengan subpopulasi fibroblas sensitif. Cyclosporine has been suggested to affect the metabolic function of fibroblast (eg, collagen synthesis, breakdown), whereas nifedipine, which potentiates the effect of cyclosporine, reduces protein synthesis of fibroblasts. Siklosporin telah disarankan untuk mempengaruhi fungsi metabolisme fibroblas (misalnya, kolagen sintesis, kerusakan), sedangkan nifedipin, yang potentiates efek siklosporin, mengurangi sintesis protein fibroblast. A review of existing literature shows that a cofactor clearly is needed to induce gingival overgrowth. 5 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 , 12 In fact, several lines of evidence point to a modulation of inflammatory processes. Sebuah kajian literatur yang ada menunjukkan bahwa kofaktor yang jelas diperlukan untuk mendorong pertumbuhan berlebih gingiva. 5 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 , 12 Pada kenyataannya, beberapa baris titik bukti ke modulasi proses peradangan.

- Hormonal

- Sistemik:
terkait dengan faktor-faktor sistemik
Many systemic diseases can develop oral manifestations that may include gingival enlargement, some that are related to conditions and others that are related to disease: [ 10 ] Banyak penyakit sistemik dapat mengembangkan manifestasi oral yang mungkin mencakup pembesaran gingiva, beberapa yang berkaitan dengan kondisi dan lain-lain yang terkait dengan penyakit: [10]

Conditioned enlargement AC pembesaran o pregnancy kehamilan o puberty masa remaja o vitamin C deficiency vitamin C defisiensi o nonspecific, such as a pyogenic granuloma spesifik, seperti granuloma piogenik Systemic disease causing enlargement Penyakit sistemik menyebabkan pembesaran o leukemia leukemia o granulolomatous diseases, such as Wegener's granulomatosis and sarcoidosis granulolomatous penyakit, seperti yang granulomatosis Wegener dan sarcoidosis o neoplasm bengkak benign neoplasms, such as fibromas , papillomas and giant cell granulomas jinak neoplasma, seperti fibromas , papillomas dan granuloma sel raksasa malignant neoplasms, such as a carcinoma or malignant melanoma ganas neoplasma, seperti kanker atau melanoma ganas o false gingival enlargements, such as when there is an underlying bony or dental tissue lesion pembesaran gingiva palsu, seperti ketika ada yang mendasari tulang atau jaringan gigi lesi

- Neoplastik Patfis : LIPada proses radang kronis monosit melalui sirkulasi


darah akan migrasi ke tempat terjadinya keradangan, menjadi makrofag.2,3 Aktifasi sistem imun spesifik akibat keradangan akan mengaktifkan makrofag untuk memproduksi sejumlah sitokin dan faktor pertumbuhan yang berperan pada pembentukan fibrosis.

3. Gejala klinis dan tanda Terjadi pembesaran gingival Gusi bias tmpak merah atau pucat Ukuran mahkota gigi tampak pendek Mudah perdarahan

Inflammatory gingival enlargement lebih sering dijumpai. Lesi dimulai pada daerah dengan kebersihan mulut yang buruk, di mana terdapat pengumpulan sisa-sisa makanan atau karena adanya iritasi yang lain. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah gusi diantara gigi, di mana terjadi pembekakan/penonjolan keluar di antara gigi, yang kemudian dapat menjadi tempat yang baik bagi akumulasi sisa makanan dan infeksi. Gusi menjadi licin, tumpul, mengkilat, bengkak dan mudah berdarah. Rasa sakit tidak menonjol, hanya pembengkakan gusi yang berwarna merah keunguan serta mudah berdarah, mengakibatkan penderita merasa terganggu. Inflammatory gingival enlargement ini cenderung menyebar secara perlahan-lahan. Pembesaran gusi yang ditimbulkan dapat mengakibatkan sulitnya pemeliharaan kebersihan mulut dengan baik, sehingga gusi rentan terhadap infeksi oleh bakteri di dalam mulut.
Gambaran histopatologi yang ditemui pada pembesaran gingiva radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan proliferatif pada peradangan kronis. Luka yang secara klinis berwarna merah gelap atau merah kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan permukaan berkilauan yang lembut, dan mudah berdarah yang memiliki sel radang yang melimpah dan mengalir dengan penelanan pembuluh darah, dan berkaitan dengan perubahan degeneratif. Luka yang relatif keras, leathery, dan berwarna merah muda memiliki komponen serat yang lebih besar, dengan melimpahnya fibroblast dan serat kolagen.

4. Macam2 GE True pocket : dasar pocket membuka kearah apikal False pocket : marginal gingival naik kearah incisal/oklusalGE HiperpLasi/kronis Hipertropi/akut Kombinasi
Ada dua tipe dasar respons jaringan terhadap pembesaran gingiva yang mengalami keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva halus, mengkilat, lunak dan merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal, hilangnya stippling dan buram, biasanya lebih tebal, pinggiran tampak membulat.1

Hipertrofi dapat dibedakan dengan hiperplasia sebagai berikut, Hipertrofi ( Inflammatory Gingival Enlargement) adalah penambahan ukuran pada sel-sel yang mengakibatkan penambahan ukuran pada suatu organ, sedangkan hiperplasia (Fibrotic Gingival Enlargement) adalah penambahan jumlah selnya. Hipertrofi dan hiperplasia gingiva dapat ditemukan lebih sering pada anak-anak, remaja dan dewasa muda. Pada anak-anak keduanya dapat timbul pada saat tumbuhnya gigi susu atau gigi tetap. Pembesaran gusi dapat dikelompokkan: 1) keradangan: kronik atau akut; 2) pengaruh obatobatan 3) berhubungan dengan penyakit sistemik terbagi dalam: a) kondisi sistemik seperti kehamilan, pubertas, kekurangan vitamin C; b) penyakit sistemik seperti leukemia; 4)

pembesaran neoplastik: tumor jinak atau tumor ganas; 5) Pembesaran semu seperti penyakit Pagets, fibrous displasia, cherubism. Inflammatory gingival enlargement dapat disebabkan oleh faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal primer adalah plak, sedangkan faktor lokal sekunder adalah karang gigi, letak gigi yang tidak beraturan , kebiasaan sikat gigi yang tidak bersih, anatomi gigi yang tidak baik, cengkeram gigi palsu yang tidak baik, kawat untuk meratakan gigi, bernafas melalui mulut. Faktor sistemiknya yaitu karena kondisi sistemik (kehamilan, pubertas, kekurangan vitamin C dan karena penyakit sistemik (leukemia).

5. Distribusi Local : 1 atau sekelompok gigi General : dipengaruhi fktor sistemik, terjadi pd sluruh prmukaan gingival Margina : sisi margin gingival Papillary : pd papilla interdental Difus : margin gingival, attached gingival, papilla interdental Discrete : sperti tumor yang terisolasi brbntuk sesil/pedunkulated 6. Efek GE Malnutrisi Luksasi gigi Mempengaruhi estetik Mempengaruhi erupsi gigi permanen??LI 7. Mengapa pemakaian obat jangka panjang bs mengakibatkan GE dan ap macam obatnya? Karena ada faktor sistemik Obat anti-epilepsi : fenitoin, gelantinObat-induced pembesaran
Gingival enlargement may also be associated with the administration of three different classes of drugs, all producing a similar response:. [ 8 ] Pembesaran gingiva mungkin berkaitan dengan administrasi tiga kelas obat yang berbeda, semuanya menghasilkan respons yang sama:. [8]

anticonvulsants (such as phenytoin , phenobarbital , lamotrigine , valproate , vigabatrin , ethosuximide , topiramate and primidone ) [ 9 ] anticonvulsants (seperti fenitoin , fenobarbital , lamotrigin , valproate , vigabatrin , ethosuximide , topiramate dan primidone ) [9] calcium channel blockers , such as nifedipine and verapamil .the dihydropyridine derivative isradipidine can replace nifedipine and does not induce gingival overgrowth. [ 9 ] blocker saluran kalsium , seperti nifedipin dan verapamil . yang isradipidine derivatif dihydropyridine dapat menggantikan nifedipin dan tidak mendorong pertumbuhan berlebih gingiva. [9] cyclosporine , an immunosuppresant . [ 9 ] siklosporin , sebuah immunosuppresant .

Mekanisme: mempengaruhi kolagen gingivalmembesar (LI) 8. Mengapa OH yg buruk bs menyebabkan GE? PlakInvasi dari bakteriinfeksi dan inflamasiGE 9. Perbedaan GE, gingivitis dan periodontitis? s 10. Pemeriksaan
melihat riwayat pasien (misalnya pada pasien yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang mungkin dapat mengakibatkan pembesaran gingiva, juga pada kehamilan yang dapat menginduksi pembesaran gingiva), selain itu juga dilihat letak pembesaran (misalnya pada gigigeligi bagian anterior), atau melalui penampakan klinisnya (misalnya pada pasien leukemia dapat dilihat adanya generalized enlargement dnegan pembentukan hematoma gingiva). Plak dapat dikatakan sebagai penyebab utama terjadinya pembesaran gingiva atau bisa menjadi penyebab sekunder, jadi pada seluruh pasien, perawatan untuk mengontrol inflamasi gingiva sangatlah penting. Jika terdapat lesi yang terlokalisasi, biopsy mungkin diperlukan untuk menetapkan diagnosis yang tepat dan merawat pembesaran gingiva. Berdasarkan lokasi dan distribusinya, pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi : Localized : terbatas pada gingiva satu gigi atau beberapa gigi saja. Generalized : melibatkan gingiva dalam rongga mulut Marginal : hanya terbatas pada gingiva tepi saja. Papillary Diffuse Discrete : hanya terbatas pada papila interdental saja : melibatkan gingiva tepi dan gingiva cekat serta papila. : pembesaran seperti tumor yang terisolasi berbentuk sessile atau pedunculated Berdasarkan kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa pada skenario pembesaran gingiva yang dialami pasien merupakan jenis generalized papillary karena terjadi pada daerah antar gigi-geligi. Derajat pembesaran gingiva : Tingkat 0 : tidak ada pembesaran Tingkat I : pembesaran terbatas pada papila interdental saja Tingkat II : pembesaran melibatkan papila dan gingiva tepi Tingkat III : pembesaran menutup atau lebih mahkota gigi Berdasarkan kriteria di atas, diketahui bahwa pembesaran gingiva yang dialami pasien tergolong pembesaran gingiva tingkat I. Pada pembesaran gingiva dapat terjadi perubahan-perubahan inflamasi secara akut maupun kronis. Pada skenario, pembesaran gingiva terjadi secara kronis yang ditandai dengan adanya

pembesaran interdental papila dan gingiva tepi yang tidak sakit. Biasanya pasien mengalami rasa sakit jika pembesaran gingiva dalam kondisi akut. Dalam skenario juga disebutkan pemeriksaan radiografi yang menunjukkan tidak adanya kerusakan tulang alveolar sehingga tidak ada periodontitis yang terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami pembesaran gingiva tingkat I yang berjenis chronic generalized papillary akibat inflamasi pada gingiva (gingivitis).

. Hiperplasia Ginggiva Akibat Obat-Obatan Defenisi : Suatu pelebaran atau peningkatan yang berlebihan gingiva akibat proliferasi sel yang timbul akibat pengkonsumsian obat-obatan. GEJALA-GEJALA: Gingiva terlihat membengkak, memerah, menggembung. Bisa saja terjadi pendarahan. PENYEBAB HYPERPLASIA : Pelebaran gusi ini diakibatkan pengkonsumsian obat-obatan. Ada tiga golongan obat penyebab penyakit ini: Golongan Anticonvulsant Phenytoin: Obat-obatan yang biasa digunakan pada penderita epilepsi, pengendali saraf, tekanan darah. Dapat menghasilkan bermacam-macam gangguan pada ginggiva termasuk pipi dan bibir. Gangguan yang dihasilkan dapat berupa kebengkakan, pucatnya warna gingiva dan lain-lain. Contoh golongan Anticonvulsant .P: Dilantin ( Phenytoin), digunakan untuk perawatan terhadap epilepsi Procardia ( Nifedipine), digunakan untuk perawatan tekanan darah tinggi, angina ( sakit dada/peti), sertajantung arrhythmias dan lain-lain. Neoral ( Cyclosporine), Neoral digunakan sendiri atau di (dalam) kombinasi dengan immunosuppressive obatlain untuk radang sendi atau setelah pengoperasian organ ataupun pencangkokan. Golongan Immunosuppressive:

Yaitu obat-obatan yang dapat diberikan pada saat orang selsesai operasi, pencangkokan, atau adanya penolakan thd organ pasca operasi serta pengembalian sistem imun seseorang terhadap operasi. Golongan Calcium Channel Blockers, penghalang saluran kalsium yang menyebabkan gingiva memerah, bengkak, mudah berdarah. PENGOBATAN: Pertama dengan pengujian periodontal, dilanjutkan dengan gingivectomy Bisa juga dicegah dengan menjaga kebersihan oral, serta penghentian konsumsi obat-obat sejenis.

You might also like