You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TENTANG PIN (PEKAN IMUNISASI NASIONAL) DENGAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO

DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Christy Adhistiani1, Erwin Santosa2 INTISARI Latar belakang: Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yang merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian balita di Indonesia. Penyakit virus akut yang terjadi secara sporadik dan epidemik dengan gejala demam, sakit leher, nyeri kepala, serta vormitus yang sering disertai kekakuan leher dan punggung. Kelumpuhan yang terjadi bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu pengembangan program imunisasi polio harus terus diupayakan yang mana perlu dukungan semua pihak termasuk ibu-ibu yang merupakan bagian terpenting. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap cakupan imunisasi polio di kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kebijaksanaan pengembangan program imunisasi khususnya imunisasi polio dalam menunjang usaha penurunan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi. Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan secara Cross-sectional. Subyek penelitian adalah 100 ibu balita yang pada saat dilakukan penelitian mempunyai balita 0-59 bulan pada tahun 2005 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan II, kecamatan Gemolong. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan alat kuesioner dan data cakupan imunisasi tahun 2005 dari Puskesmas. Pengolahan data dengan uji Chi-Square. Hasil dan kesimpulan: Hasil penelitian dengan taraf signifikansi : 0.05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang PIN dengan cakupan imunisasi polio (p: 0.023), tidak ada hubungan antara tingkat sikap ibu tentang PIN dengan cakupan imunisasi polio (p: 0.822) dan tidak ada hubungan antara tingkat perilaku ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio (p: 0.536). Kata kunci: polio, pengetahuan, sikap, perilaku, Pekan Imunisasi Nasional, cakupan imunisasi

1 2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

RELATIONSHIP BETWEEN MOTHERS KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR LEVEL ABOUT PIN (NATIONAL IMMUNIZATION DAY) AGAINST POLIO IMMUNIZATION COVERAGE AT DISTRICT GEMOLONG REGENCY SRAGEN Christy Adhistiani1, Erwin Santosa2 ABSTRACT Background: Polio is a disease that can be prevented by immunization, it is one of illness causes and death of children under five year old in Indonesia. Acute virus disease happened in sporadic and is epidemic with fever symptoms, pain in neck, pain in head, and vormitus often followed by neck and back stiffness. Paralysis often happened permanently and can not be treated. Therefore, developing program in immunization of polio should be conducted in which it need support of all party including mothers who has important role. Objectives: This research aimed to prove presence of relationship between knowledge, attitude and behavior level on PIN in mother and immunization of polio at District Gemolong Regency Sragen. From this research, it was expected that it could give contribution for policy of developing program in immunization of polio to support effort of decreased incidence level, disability and baby mortality. Method: This research was held in cross sectional. Subject of the research was 100 mothers with children under five year old when research was held. Mother with age of children 0 59 month in 2005 lived at working region of Public Health Center Gemolong I and II, District Gemolong. Collecting data was done by interview and questionnaire tool. Data of immunization ranged in 2005 from record of public health center. Data analysis used chi-square. Results and Conclusion: Result of this research in significant level 0.05 indicated that there was significant relationship between mothers knowledge level on PIN and immunization of polio (p=0.023), there was no relationship between mothers attitude on PIN and immunization of polio (p=0.082), and there was no relationship between mothers behavior on PIN and immunization of polio (p=0.536). Key words: polio, knowledge, attitude, behavior, National Immunization Week, immunization range

1 2

Student of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta Lecture of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta

PENDAHULUAN Dalam melaksanakan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita sehingga pelaksanaannya tidak dapat ditunda. Di Indonesia dalam dua dasawarsa ini Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan penurunan yang bermakna, yaitu apabila pada tahun 1971 masih sebesar 142 dan menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1980 (memerlukan sepuluh tahun), pada tahun 1985 ke tahun 1990 (hanya lima tahun) dari 71 menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) dewasa ini mencapai 40 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 56 per 1000 kelahiran hidup (IDAI 2005). Keberhasilan tersebut adalah hasil tepat guna yang dilaksanakan di seluruh Indonesia sejak tahun 1977 dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) dalam memantau tumbuh kembang anak, pemakaian cairan oralit pada anak yang menderita diare, meningkatkan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya dan imunisasi sesuai Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yaitu BCG, Polio, DPT, hepatitis B dan campak. Dengan demikian keberhasilan imunisasi merupakan saham cukup besar dalam upaya menurunkan angka kematian dan angka kesakitan bayi dan balita. Program imunisasi di Indonesia dinyatakan sukses karena pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 90% cakupan vaksinasi dasar tersebut yang dikenal sebagai Universal Child Immunization (UCI). Akan tetapi pada tanggal 21 April 2005 lalu poliovirus liar tipe 1 ditemukan dan dilaporkan oleh laboratorium di Bandung. Kasus tersebut adalah seorang anak yang berumur 18 bulan berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Barat dan mengalami serangan (onset) paralisis pada tanggal 13 Maret 2005 (WHO, 2005). Temuan mengenai kejadian luar biasa ini menunjukkan masuknya poliovirus liar di Indonesia, padahal sejak tahun 1995 Indonesia sudah dinyatakan bebas dari infeksi virus polio virologis. Data dari Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa sejak awal merebaknya kasus polio hingga 21 November 2005 sebanyak 1351 kasus lumpuh layu (Accute Flaccid Paralysis/AFP) berhasil ditemukan, 295 kasus diantaranya positif kasus infeksi

virus polio liar dan delapan diantaranya meninggal. Guna mengatasi kondisi tersebut pemerintah Indonesia membuat kebijaksanaan dengan mengambil strategi dalam melaksanakan program eradikasi polio (ERAPO) oleh WHO yaitu: a) Meningkatkan cakupan imunisasi OPV (oral polio vaccine) secara rutin, b)Melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional ( PIN ), c) Melakukan mopping up di daerah-daerah yang masih dijumpai transmisi virus polio liar dan melaksanakan surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis) yang mantap. Keberhasilan ERAPO merupakan suatu harapan besar menghindari anak Indonesia dari kelumpuhan akibat kelalaian pencegahan penyakit tersebut sejak dini. Program ini memerlukan dukungan semua pihak yang terkait terutama para ibu anak balita sebagai sasaran primer merupakan pihak yang paling menentukan, karena mereka yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan anak balita. Ibu adalah orang yang mengambil keputusan dalam pengasuhan anak selama 24 jam termasuk dalam menentukan anaknya akan mendapatkan imunisasi atau tidak, meskipun peran bapak tidak boleh dikesampingkan. Perintang utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam perawatan kesehatan yaitu rendahnya kesadaran dan tidak adanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi tidak adekuat melalaikan peluang untuk pemberian vaksin dan sumber yang adekuat untuk kesehatan masyarakat dan program pencegahan (Nelson, 2000). Pengetahuan ibu terhadap imunisasi bayi sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan imunisasi bayi. Partisipasi dalam pelaksanaan imunisasi khususnya kesediaan ibu-ibu untuk membawa anak ke tempat pelayanan imunisasi terutama puskesmas sangat berarti. Berdasarkan hal diatas menarik kiranya untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan, sikap dan pengetahuan ibu tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap cakupan imunisasi di satu wilayah kerja suatu Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang berupa pengambilan data primer cakupan imunisasi polio IV tahun 2005 dari pencatatan imunisasi di Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II serta data sekunder dari kuesioner. Rancangan penelitian yang dipakai adalah pendekatan survey dengan rancangan korelasi analitik Cross Sectional yaitu pengamatan dilakukan sekali saja (Point Time Approach) yang merupakan penelitian kuantitatif. 1. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang pada saat dilakukan penelitian mempunyai balita 0-59 bulan pada tahun 2005 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. 2. Sampel Sampel dari penelitian ini ibu yang pada saat dilakukan penelitian mempunyai balita 0-59 bulan pada tahun 2005 adalah dengan kriteria sebagai berikut : a) bisa membaca dan menulis, b) mempunyai balita 0-59 bulan, c) bersedia menjadi responden, d) bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, e) hadir atau ada pada saat penelitian. Pengambilan sampel dikerjakan memakai teknik Simple Random Sampling. 3. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang PIN, sikap ibu tentang PIN dan perilaku ibu tentang PIN. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah cakupan imunisasi polio. Sedangkan variabel luar adalah : umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan perbulan. 4. Cara pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yang dijawab sendiri oleh responden (self administered questionnaire) dan data cakupan imunisasi dari pencatatan Puskesmas Gemolong I dan Gemolong II. Peneliti

mencatat data hasil cakupan imunisasi polio IV tahun 2005 di Puskesmas Gemolong I dan Gemolong II. Dan jika ternyata ada hal-hal yang kurang jelas pada kuesioner yang telah dikumpulkan jika memungkinkan dapat ditanyakan pada yang bersangkutan. 5. Analisa Data Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang PIN digunakan uji statistik korelasi koefisien kontingensi (chi square) yang sebelumnya diubah dulu dari skala Likert ke skala ordinal. Ha diterima dengan criteria p< 0.05. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan secara Cross-Sectional ini diperoleh 100 ibu balita sebagai subjek penelitian terdiri dari 50 ibu balita bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan 50 ibu balita bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesnas Gemolong II yang berhasil mengisi kuesioner dan memenuhi syarat. Sedangkan data cakupan imunisasi polio IV tahun 2005 diperoleh dari pencatatan data Puskesmas Gemolong I dan II. Tabel 1. Data Cakupan Imunisasi Polio IV di Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II tahun 2005

Puskesmas Gemolong I Gemolong II

Sasaran balita 709 220

Cakupan 643 157

% 90% 71.36%

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa cakupan imunisasi polio IV tahun 2005 di Puskesmas Gemolong I lebih tinggi dari Puskesmas Gemolong II. Selisih persentase cakupan imunisasi terbilang cukup banyak yaitu 18.64%, padahal keduanya berada di wilayah yang sama yaitu kecamatan Gemolong. Cakupan imunisasi polio balita di wilayah Puskesmas Gemolong I sudah mencapai target

yang diharapkan pemerintah, sedangkan di wilayah Puskesmas Gemolong II belum mencapai target yang diharapkan pemerintah. Menurut keputusan menteri kesehatan no= 1059/ MENKES tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, salah satu tujuan imunisasi adalah tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%desa/ kelurahan pada tahun 2010. Tabel 2. Kategori pengetahuan ibu tentang PIN di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan Gemolong II
Kategori Pengetahuan Tidak baik Kurang baik Baik Total Puskesmas Gemolong I Jumlah Persen Responden 0 33 17 50 (%) 0% 66% 34% 100% Puskesmas Gemolong II Jumlah Persen Responden 1 43 6 50 (%) 2% 86% 12% 100%

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 66% ) ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan ( 86% ) ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong II mempunyai pengetahuan kurang baik tentang PIN ( Pekan Imunisasi Nasional ). Dari tabel diatas menunjukkan pengetahuan ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I lebih baik dari Puskesmas Gemolong II meskipun proporsi terbanyak pada masing-masing Puskesmas pada kategori kurang baik. Tabel 3. Kategori sikap ibu tentang PIN di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II
Puskesmas Gemolong I Jumlah Persen Kategori Sikap Tidak Baik Kurang baik Baik Total Responden 0 13 37 50 (%) 0% 26% 74% 100% Puskesmas Gemolong II Jumlah Persen Responden 0 14 36 50 (%) 0% 28% 72% 100%

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (74%) ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan( 72% ) ibu balita

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong II mempunyai sikap baik tentang PIN ( Pekan Imunisasi Nasional ). Hasil ini menunjukkan bahwa sikap ibu tentang PIN di wilayah kerja Puskesmas Gemolong II hampir sama dari Puskesmas Gemolong I. Tabel 4. Kategori perilaku ibu tentang PIN di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II
Puskesmas Gemolong I Jumlah Persen Kategori Perilaku Tidak Baik Kurang baik Baik Total Responden 2 6 42 50 (%) 4% 12% 84% 100% Puskesmas Gemolong II Jumlah Persen Responden 3 3 44 50 (%) 6% 6% 88% 100%

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 88% ) ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gemolong II mempunyai perilaku baik tentang PIN ( Pekan Imunisasi Nasional ). Pada Puskesmas Gemolong I ibu balita yang memiliki perilaku baik (84%), kurang baik ( 12% ), tidak baik ( 4% ). Hasil ini menunjukkan bahwa sikap ibu tentang PIN di wilayah kerja Puskesmas II hampir sama dari Puskesmas gemolong I. Hasil penelitian yang didapatkan, kemudian dilakukan uji statistik dalam program SPSS 11.0 for windows, dengan menggunakan tabel distribusi Chi Square. Hasil dinilai dengan melihat tingkat probabilitas ( p ) atau membandingkan chi hitung dan chi tabel. Ha diterima bila nilai p < 0.05 atau chi hitung > chi tabel.

Tabel 5. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio di kecamatan Gemolong
Puskesmas Gemolong I ( Cakupan Tinggi ) F % Puskesmas Gemolong II ( Cakupan Rendah ) F % Chi-Square (p)

Pengetahuan

Tidak baik Kurang baik Baik

0 33 17

0% 33% 17%

1 43 6 100%

1% 43% 6%

p= 0.023 x2 = 7.577 df= 2

Pada tabel 5 dilakukan uji chi square maka didapatkan hasil p : 0.023, chi hitung: 7.577 dan chi tabel: 5.99. Dari hasil tersebut diatas, secara statistik ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio. Hal ini sesuai dengan analisa data dengan uji hipotesa Chi Square, yang didapatkan chi hitung lebih besar dari chi tabel ( p< 0.05 ) yang berarti Ha diterima. Sedangkan setelah dilakukan analisa contingency coefficient didapat hasil 0.265 ( </= 0.5 ) yang berarti terdapat hubungan yang kurang kuat antara tingkat pengetahuan ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio. Notoatmodjo (1997) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahudan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Jadi karena seseorang telah mengetahui imunisasi, tujuan dan manfaatnya maka seseorang tersebut akan mempunyai kecenderungan berperilaku. Dari hasil pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Pada penelitian yang dikemukakan Kiptiyah (1985) (cit.Besin, 1991), bahwa tingkat pendidikan ibu berkorelasi dengan pengetahuan ibu mengenai imunisasi yang berarti jika tingkat pendidikan ibu tinggi maka pengetahuan ibu akan imunisasi meningkat, dengan begitu kesadaran untuk imunisasinya semakin lengkap. Terdapat risiko 40,786 kali lebih besar untuk mengimunisasikan bayinya pada ibu yang pengetahuannya baik tentang imunisasi dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Idwar, 2000). Tabel 6. Hubungan tingkat sikap ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio di kecamatan Gemolong
Puskesmas Gemolong I ( Cakupan Tinggi ) F % Puskesmas Gemolong II ( Cakupan Rendah ) F % Chi-square (p)

Sikap

Tidak baik Kurang baik Baik

0 13 37

0% 13% 37%

0 14 36 100%

0% 14% 36%

p = 0.822 x2 = 0.051 df = 1

Pada tabel 6 dilakukan uji chi square maka didapatkan hasil p : 0.822, chi hitung: 0.051 dan chi tabel: 3.84. Dari hasil tersebut diatas, secara statistik tidak ada hubungan antara tingkat sikap ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio. Hal ini sesuai dengan analisa data dengan uji hipotesa Chi Square, yang didapatkan chi hitung lebih kecil dari chi tabel ( p> 0.05 ) yang berarti Ha tidak diterima. Jadi sikap ibu baik atau kurang baik atau tidak baik tentang PIN tidak berpengaruh terhadap cakupan imunisasi polio. Makin tinggi tingkat sikap ibu tentang PIN maka tidak semakin tinggi cakupan imunisasi polio. Penelitian yang dikemukan Strobino et.al (1996) yang mengemukakan bahwa sikap dan kepercayaan orang tua terhadap imunisasi hanya sedikit memberikan efek terhadap imunisasi anaknya. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat sikap ibu dengan cakupan dasar lengkap imunisasi balita (Fatmawati, 2006). Sikap untuk kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh faktor/ pengaruh sosial yang merupakan sumber utama sikap misalnya peran kader kesehatan yang cukup berhasil dalam melakukan pendidikan kesehatan yang mendorong seseorang untuk berkeyakinan yang positif terhadap imunisasi sehingga sekali keyakinan terbentuk akan melandasi pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari imunisasi, hal ini akan mempunyai dampak positif terhadap kelengkapan. Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi HB adalah pengalaman ibu-ibu tentang imunisasi HB, sikap ibu-ibu terhadap imunisasi HB, kebiasaan masyarakat dan perilaku petugas ( Soekeksi, 1995). Tabel 7. Hubungan tingkat perilaku ibu tentang PIN terhadap cakupan imunisasi polio di kecamatan Gemolong
Puskesmas Gemolong I ( Cakupan Tinggi ) F % 2 2% 6 6% 42 42% Puskesmas Gemolong II ( Cakupan Rendah ) F % 3 1% 3 43% 44 44% Chi-Square (p) p = 0.536

Perilaku Tidak baik Kurang baik Baik

x2 = 1.247
df = 2

100%

Pada tabel 7 dilakukan uji chi square maka didapatkan hasil p : 0.536, chi hitung: 1.247 dan chi tabel: 5.99. Dari hasil tersebut diatas, secara statistik tidak ada hubungan antara tingkat perilaku ibu tentang terhadap cakupan imunisasi polio. Hal ini sesuai dengan analisa data dengan uji hipotesa Chi Square, yang didapatkan chi hitung lebih kecil dari chi tabel ( p> 0.05 ) yang berarti Ha tidak diterima. Jadi perilaku ibu baik atau kurang baik atau baik tentang PIN tidak berpengaruh terhadap cakupan imunisasi polio. Makin tinggi tingkat perilaku ibu tentang PIN maka tidak semakin tinggi cakupan imunisasi polio. Tidak ada perbedaan perilaku imunisasi antara ibu yang persepsinya terhadap bahaya penyakit campak besar dengan ibu yang persepsinya terhadap penyakit campak kecil dan terdapat perbedaan perilaku antara ibu yang persepsinya terhadap manfaat imunisasi kecil dengan ibu yang persepsinya terhadap manfaat imunisasi besar (Ratnaningsih, 1995). Selain perilaku, cakupan imunisasi juga dipengaruhi faktor sosiodemografi antara lain usia ibu, single parent, pendidikan, penghasilan keluarga dan besarnya angka kelahiran dalam keluarga (Morrow et.al.,1998).

KESIMPULAN a. Cakupan imunisasi polio puskesmas Gemolong I sudah mencapai target, sedangkan Puskesmas Gemolong II belum mencapai target yang diharapkan pemerintah. b. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dengan cakupan imunisasi polio. c. Tidak ada hubungan antara tingkat sikap ibu balita tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap cakupan imunisasi polio. d. Tidak ada hubungan antara tingkat perilaku ibu balita tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap cakupan imunisasi polio.

SARAN a. Untuk puskesmas agar lebih meningkatkan peran kader kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan sehingga akan didapatkan cakupan imunisasi yang lebih besar yang mempunyai dampak positif terhadap anak balita agar terbebas dari polio. b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan keterbatasan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peranan faktor pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang PIN mempengaruhi cakupan imunisasi dan faktor-faktor diluar pengetahuan,sikap dan perilaku yang turut mempengaruhi cakupan imunisasi polio.

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrachman, M.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. --------------------------, 1991. Ilmu Kesehatan Anak II. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. --------------------------, 1991. Ilmu Kesehatan Anak III. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Arikunto, Suharsimi.1996. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta : Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pekan Imunisasi Nasional 2005 (Brosur). Hartanto, H (Eds). 2002. Kamus Kedokteran Dorland (Edisi 2). Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Badan Penerbit Pengurus Pusat ikatan Dokter Anak Indonesia : Jakarta. Jawetz, E.J., Melnick, J.E., & Adelberg, E.A. 1986. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Sularso,S & Nurhayati. (2002, 5 Agustus). Imunisasi 2002 Mencegah Kelumpuhan. Suara Merdeka (Versi Elektronik). Sulistiyowati,N., Hapsari,D., Kristanti,M., & Supraptini. 2005. Faktor determinan Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur 12-13 Tahun. Majalah Kesehatan Perkotaan. Vol.12 (1).25-33. Wahab, S.(Eds). 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1 (Edisi 15). Penerbit Buku kedokteran EGC: Jakarta. ------------------. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1I (Edisi 15). Penerbit Buku kedokteran EGC: Jakarta. ------------------. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1II (Edisi 15). Penerbit Buku kedokteran EGC: Jakarta.

You might also like