Professional Documents
Culture Documents
I.
) k i d ( t e s n O
100 50 0
PGA 2 % Diazepam 2,6 mg/kg Diazepam 5,6 mg/kg BB BB
Dosis Antikonvulsan
II.
250 200 150
) k i t e d (
PGA 2%
100
a e D m i h t
50 0 1 2 Kelompok mencit 3
Pembahasan Grafik Pada grafik I, dapat dilihat bahwa dari ketiga kelompok mencit yang diuji, ketiganya menunjukkan onset striknin yang paling cepat pada kelompok mencit yang diberi suspensi PGA 2 %. Pemberian diazepam 2,6 mg/kg BB pada kelompok mencit 1, 2, dan 3 menunjukkan onset yang lebih lambat dibandingkan kelompok mencit yang diberikan PGA 2%. Ini dikarenakan diazepam memiliki efek antikonvulsi, sehingga menghambat onset kerja
dari striknin. Sedangkan dengan pemberian diazepam 5,6 mg/kg BB pada kelompok 3 memiliki onset striknin yang lebih cepat dibandingkan pada pemberian diazepam 2,6 mg/kg BB. Padahal seharusnya, diazepam 5,6 mg/kg BB dapat menghambat onset striknin paling lama seperti yang ditunjukkan pada mencit kelompok 1 dan 2. Pada grafik kedua, yaitu death time pada tiap kelompok mencit yang diberi PGA 2%, diazepam 2,6 mg/kg BB, dan diazepam 5,6 mg/kg BB. Grafik tersebut menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan PGA 2% memiliki death time yang paling cepat. Ini dikarenakan PGA 2% tidak memiliki efek antikonvulsi. Seharusnya, kelompok mencit yang memiliki death time paling lama adalah kelompok yang diberi diazepam dengan dosis tinggi yaitu 5,6 mg/kg BB namun dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kelompok mencit yang memiliki death time paling lama adalah kelompok yang diberi diazepam dengan dosis rendah, yaitu 2,6 mg/kg BB, kecuali pada mencit kelompok 3 yang diberi diazepam dosis tinggi memilik death time lebih lama daripada yang diberi diazepam dosis rendah. Seharusnya kelompok yang diberi diazepam dosis rendah ini memiliki waktu death time yang lebih sebentar dibandingkan kelompok yang diberi diazepam dosis tinggi, sesuai dengan yang ditunjukkan oleh kelompok mencit 3 pada grafik.