You are on page 1of 18

Hiperpigmentasi Post Inflamasi Pendahuluan Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor yaitu, ketebalan kulit, vaskularisasi

di kulit, kadar oksihemoglobin, kadar hemoglobin reduksi, karoten yang terdapat di dalam tubuh, dan pigmen melanin kulit baik eumelanin (coklat-kehitaman) ataupun feomelanin (kuning-merah). 1,2,3 Pigmen melanin dibuat oleh sel pembentuk pigmen (melanosit) yang terletak di bagian basal epidermis melalui proses fotokimiawi (melanogenesis) dalam suatu unsur intraselular melanosit yang disebut melanosom. Selain membuat, melanosom juga membawa melanin dari badan sel ke ujung lengan sel (dendrit) untuk dipindahkan ke dalam sel sel epidermis diatasnya atau ke dalam sel melanofag yang berada di dalam dermis. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) terjadi secara bertahap dan dibantu oleh sejumlah enzim , hormone, oksigen, mineral serta sinar ultraviolet.1 Hiperpigmentasi kulit adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat sehingga banyak pasien mencari terapi untuk memperbaiki penampilan mereka.4 Hiperpigmentasi kulit sering terjadi karena peningkatan deposisi melanin kulit baik oleh sintetis melanin yang meningkat atau jumlah melanosit yang bertambah. Perubahan warna kulit tergantung pada lokasi pengendapan melanin. 5,6

Jenis-jenis Hiperpigmentasi Mosher (1993) dan Fitzpatrick membagi hipermelanosis menjadi

hipermelanosis epidermal dan dermal. Hipermelanosis epidermal (hipermelanosis cokelat) terjadi akibat peningkatan melanin di epidermis. Hipermelanosis dermal (hipermelanosis biru, ceruloderma) terjadi akibat penimbunan melanin di dermis. 1,5,6

Hipermelanosis epidermal dan dermal mungkin terjadi akibat peningkatan jumlah sel melanosit sehingga jumlah melanin meningkat (melanositik) atau akibat peningkatan jumlah melanin tanpa perubahan jumlah melanosit (melanotik/nonmelanosistik).1,7

Hiperpigmentasi Post Inflamasi Hiperpigmentasi post inflamasi ( HPI ) adalah kelainan pigmen yang terjadi akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut atau kronik. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya sintesis melanin sebagai respon peradangan dan inkontinensia pigmen yaitu terperangkapnya pigmen melanin di dalam makrofag di bagian atas dermis.6,8, 9,10 Selain melasma, HPI adalah salah satu kondisi yang menebabkan pasien datang kepada dokter untuk mendapatkan perawatan. Pasien lebih banyak datang karena kelainan pigmentasi daripada penyebab timbulnya masalah kulit ini. 5 Penyebab timbulnya HPI adalah karena kelebihan pigmen yang terjadi dalam berbagai proses penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit. 4,5,6 Semua tipe kulit terutama tipe kulit gelap baik pria mauppun wanita segala usia dapat mengalami HPI. Kelainan ini ditandai dengan timbul bercak kecoklatan hingga hitam yang asimtomatik, berbatas tidak tegas dan sedikit berambut. Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat membedakan akumulasi melanin pada epidermis dan dermis. Penatalaksanaan yang utama adalah mengobati penyebab peradangan, edukasi pasien agar menghindari pemakaian kosmetik rias dan melindungi kulit dari sinar matahari dengan tabir surya, dan dapat digunakan pengobatan agen topical pencerah kulit yang efektif tetapi memberikan efek samping ringan.10,11

Epidemiologi HPI lebih sering mengenai manusia yang berkulit gelap, karena individu yang berkulit gelap memiliki respon yang cepat terhadap jejas termal, abrasi mekanik, dermatitis dan sebagainya sebab mereka memiliki mesin pigment biochemical essensial yang banyak.2,12,4,6,8 Dalam sebuah survey diagnostic terhadap 2000 pasien Afrika-Amerika yang mencari perawatan dermatologi, diagnosis ketiga yang paling sering adalah gangguan pigmen dimana HPI merupakan diagnosis paling banyak.8 Peristiwa ini dapat mengenai semua jenis kulit tetapi kebanyakan mengenai kulit yang berwarna seperti Afrika-amerika, Latin, Asia, Amerika-Indian dan Pacific Islanders.10

Patofisiologi Peranan dari melanosit dan stimuli melanin yang mirip -melanocyte-

stimulating hormone (MSH) diduga dapat menjelaskan dasar daripada keragaman gangguan atau kelainan pigmen pada epidermal kulit.2 Beberapa mediator seperti sinar ultraviolet, prostaglandin (E2 dan D2), leukotrien (LT-C4 dan LT D4), tromboxan-2, interleukin (IL-1, IL-6), TNF-a, epidermal growth factor, reaktif oksigen seperti NO dan beberepa sitokin seperti interferon dan vitamin D diduga terlibat dalam meningkatkan respon melanositik terhadap reaksi inflamasi.10,7 Review terbaru dari Nordlund mengemukakan bahwa melanosit memiliki peranan terhadap kejadian peradangan kulit yang nantinya kelak akan menghasilkan peristiwa hiperpigmentasi.7

Etiologi Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat dalam keratinosit setelah dibuat dalam melanosit dan ditransfer dalam melanosom. Ada perbedaan antar ras tentang produksi, distribusi, dan degradasi melanosom, tetapi tidak dalam jumlah melanosit. Penyebab hiperpigmentasi yang paling sering adalah sebagai berikut : 12,13, 1. Kongenital Sebagai contoh diantaranya adalah : neurofibromatosis, sindrom PeutzJeghers, sindrom leopard, dan inkontinensi pigmen. 2. Didapat Sebagai contoh diantaranya adalah : urtikaria pigmentosam penyakit Addison, gagal ginjal, hemokromatosis, penyakit hati, karotenemia, akantosis nigrikan, kloasma, hiperpigmentasi post inflamasi, infeksi dermatofita, exantema virus, reaksi alergi (gigitan serangga atau dermatitis kontak), penyakit papulosquamosa sepertipsoriasis, liken planus, reaksi hipersensitivitas obat, iritasi, pasca trauma, luka bakar, produk kosmetik dan biasanya disebabkan karena adanya riwayat acne excoree, dermabrasi pada pasien dengan kulit gelap. 3,10 , 4,5,6

Manifestasi Klinik Gejala dan tanda khas pada Hiperpigmentasi post inflamasi adalah adanya makula dan patch yang terdistribusi di area kulit tempat dimana proses inflamasi terjadi. Lokasi pigment dan distribusinya menentukan determinan warna hiperpigmentasi yang terjadi. Hipermelanosis tipe epidermal akan memperlihatkan warna kecoklatan, cokelat gelap dan cokelat kehitaman dimana pemulihannya memerlukan waktu selama berbulan-bulan hingga bertahun tahun agar dapat

Figure 2 Hiperpigmentasi post inflamasi pada pasien akne

Figure 1 Hiperpigmentasi post 4 inflamasi dari penggunaan es yang menyebabkan cold injury (trauma dingin)

kembali seperti sediakala tanpa dilakukan pengobatan. Hipermelanosis tipe dermal dapat terjadi secara permanen jika tidak dilakukan terapi penyembuhan. Intensitas kejadian Hiperpigmentasi post inflammasi berkorelasi dengan pajanan sinar UV dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya persisten inflamasi.10,7

Gambar 1 Manifestasi klinis hiperpigmentasi post inflamasi pada: A. pasien akne B. penggunaan es yang menyebabkan cold injury (trauma dingin) C. Ekzema nummular (coin-shaped) pada punggung orang Asia5

Difrensial Diagnosis10,14 Melasma Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa macula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua. Dapat mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu. Namun kadang-kadang dapat

dijumpai pada leher dan lengan atas.1 Efelid Efelid berupa makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit yang sering terkena sinar matahari. Pada musim panas jumlahnya akan bertambah lebih besar dan gelap.1 Lentigo Lentigo adalah macula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat zatau polisiklik. Lentiginosis adalah keadaan timbunya lentigo dalam jumlah yang banyak atau dengan distribusi tertentu. Lentiginosis disebabkan karena jumlah melanosit pada hubungan dermo-epidermal tanpa adanya proliferasi lokal. 1 Addison Disease Orang dengan kulit gelap pun bisa mengalami pigmentasi yang berlebihan, walaupun perubahan lebih sukar untuk diketahuii. Bintik-bintik hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan seorang kulit hitam kebiru-biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar puting susu, bibir, mulut, dubur, kantung kemaluan, atau vagina. 15 Amyloidosis, Macular Amiloidosis makular merupakan erupsi gatal yang berupa makula kecil yang berpigmentasi keabu-abuan dan kecoklatan yang terdistribusi secara simetris pada punggung bagian atas, dan pada beberapa pasien pada lengan. 16

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan dengan lampu Wood dan pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan histopatologis didaerah wajah harus bernilai estetis agar jaringan parut yang terjadi tidak menimbulkan keluhan baru bagi penderita.1 Diagnosis HPI berdasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis yang akurat. Anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis. Anamnesis yang dapat mendukung penegakan diagnosis HPI adalah riwayat penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, luka mekanis, reaksi obat, trauma (misalnya luka bakar), dan penyakit inflamasi seperti akne vulgaris, liken planus, dan dermatitis atopi.6 Pemeriksaan lampu Wood dapat digunakan untuk membedakan HPI pada epidermis dan HPI pada dermis. Lesi pada epidermis cenderung memberikan batas tegas di bawah pemeriksaan lampu Wood. Sedangkan lesi pada dermis tidak menonjol pada pemeriksaan lampu Wood. Jika sebelum inflamasi, dermatosis tidak jelas atau tidak ada, biopsy kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain hiperpigmentasi. Pewarnaan pada spesimen biopsy dengan menggunakan perak Fontana-Masson memudahkan penentuan lokasi melanin pada epidermis atau dermis.4

Treatment Meskipun tidak semua bercak hiperpigmentasi tidak berespon terhadap pengobatan, pengobatan harus mempertimbangkan penyakit sistemik yang menjadi penyebab hiperpigmentasi atau penyakit yang menyertai keluhan tersebut.1 Beberapa terapi yang dapat digunakan seperti; a. Photoprotection10,7

Bagian dari pengobatan HPI yang tidak kalah penting adalah menggunakan photoprotection untuk menghindari terjadinya makin parahnya HPI. Pasien,terutama yang berkulit gelap, sebaiknya diedukasi untuk penggunaan sunscreen yang memiliki kandungan SPF yang tinggi setiap harinya. Selain itu pasien juga dapat menggunakan pakaian yang tertutup dan pelindung agar dapat terhindar dari sengatan sinar matahari. Hal ini sangat dianjurkan bagi pasien yang berkulit lebih gelap karena biasanya mereka cenderung tidak menyadari perubahan warna yang terjadi pada kulitnya.

b. Depigmenting Agent : Hydroquinone1,2,3,10,9 Hidrokuinon merupakan suatu krim pencerah kulit yang merupakan gold standard dalam pengobatan HPI dan beberapa gangguan hiperpigmentasi lainnya. Hidrokuinon secara komersil tersedia dalam bentuk krim dan larutan 2%, 3%, dan 4%. Hidrokuinon pada tes tabung memblokir secara langsung aktivitas enzim tirosinase dan kemampuannya untuk membentuk melanin. Tetapi, ketika digunakan pada kulit, hidrokuinon juga dapat bekerja secara tidak langsung dan mengubah beberapa fungsi sel. Mekanisme kerja dari obat ini terdiri atas dua mekanisme kerja, yaitu melalui penghambatan enzim tirosinase yang reversibel ( enzim yang memiliki peranan penting dalam konversi enzim tirosin menjadi melanin ). Mekanisme kerja berikutnya adalah obat ini secara selektif menghancurkan melanosom dan melanosit.

Akan tetapi hidrokuinon tidak terlalu efektif terhadap hiperpigmentasi dermal karena hidrokuinon tidak bisa menembus jembatan dermalepidermal. Pada tahun 1975, Kligman dan Willis memperkenalkan formula baru yang dipercaya efektif dalam pengobatan hiperpigmentasi yang terdiri atas hidrokuinon 5%, tretinoin 0,1%, dan deksametason 0,1%. Efek samping dari hidrokuinon dapat berupa iritasi kulit ringan, panas, merah, dan gatal. Hidrokuinon dapat dikombinasikan dengan asam retinoat 0,05% ( tretinoin topikal ) dan kortikosteroid topikal terfluorinasi. Asam retinoat bekerja sebagai pengelupas kulit agar hidrokuinon mudah masuk ke kulit sedang kortikosteroid dapat memutihkan kulit dan menghambat terjadinya iritasi baik oleh hidrokunon maupun oleh asam retinoat. Efek samping asam retinoat adalah iritasi ringan sampai berat. Sedangkan efek samping kortikosteroid terfluorinasi berupa atropi kulit, telangiektasis, dan striae.

N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol3 N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol merupakan agen depigmentasi

yang paling potensial yang bekerja secara spesifik hanya pada melanosit yang fungsional yang aktif mensintesis melanin. N-Acetyl-4-Scysteaninylphenol stabil ( bahkan jika dididihkan lebih dari 10 menit ), larut dalam air dan memiliki tingkat toksisitas yang rendah pada hewan percobaan. Median dosis letal dari 4-S-cysteaninylphenol dan N-Acetyl-4S-cysteaninylphenol adalah 400mg per kg berat badan dan 1400mg per kg berat badan. Obat ini tidak menyebabkan depigmentasi permanen pada kulit bahkan setelah penggunaan jangka panjang. Mekanisme kerja pasti obat ini belum jelas dan N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol pada paparan

tirosinase membentuk pigmen coklat tua. Pigmen ini terbentuk melalui siklisasi oksidasi pada rantai samping untuk memproduksi struktur benzothiazine-type. Pigmen ini bisa saja berfungsi sebagai filter terhadap sinar UV dan visible light seperti kerja pigmen melanin. Preparat baru ini lebih aman dibanding hidrokuinon dan turunannya pada pengobatan hipomelanosis.

Azelaic Acid (AA)3,10 Azelaic Acid (AA) memiliki efek inhibisi pada tirosinase, yang

merupakan ezim utama pada melanogenesis. Azelaic Acid (AA) adalah pengobatan yang efektif terhadap HPI. Beberapa mekanisme kerja Azelaic Acid (AA) selain efek inhibisi pada tirosinase, juga memiliki efek sebagai sitotoksik selektif dan antiproliferatif dari melanosit yang dapat menghambat sintesis DNA dan enzim mitokondria. Formulasinya biasanya terdiri atas 15% gel yang khas digunakan pada terapi Rosacea atau 20% krim yang biasanya digunakan untuk Acne vulgaris, melasma, selain pada HPI. Pasien yang telah diterapi dengan Azelaic Acid (AA) memperihatkan terjadinya penurunan yang pesat dari intensitas pigmen setelah pengobatan selama 24 minggu. Azelaic Acid (AA) digunakan dua kali sehari selama beberapa bulan, dan memberikan hasil yang memuaskan pada pengobatan melasma, HPI, dan hipermelanosis yang disebabkan oleh agen fisik dan fotokimia. Efek samping dari Azelaic Acid (AA) biasanya ringan dan cepat. Beberapa studi memperlihatkan keamanan dan keefektifan dari Azelaic Acid (AA) terhadap melasma. Tetapi pada HPI, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Mekanisme kerja Azelaic Acid (AA) belum jelas. Azelaic Acid (AA) tidak memiliki efek selektif pada melanosit. Azelaic Acid (AA) dapat bekerja dengan cara

10

menghambat atau menginhibisi enzim-enzim oksidoreduktif yang esensial secara reversibel.

c. Vitamin D Supplementation10 Pada sebuah studi klinis, level vitamin D serum pada seseorang yang menggunakan sunscreen lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menggunakan sunscreen, tetapi masih dalam batas normal. Hal ini sangat penting terutama bagi individu berkulit gelap yang telah memiliki resiko kekurangan vitamin D dikarenakan oleh pada dasarnya individu berkulit gelap memiliki konsentrasi melanin yang lebih tinggi. Maka dari itu, dapat diberikan diet dan suplemen vitamin D yang terkandung dalam jenis-jenis makanan tertentu seperti ikan salmon, minyak ikan, dll.

d. Ascorbic Acid10 Ascorbic Acid atau vitamin C merupakan antioksidan alami yang bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Ascorbic Acid dapat membuat kulit menjadi lebih cerah dengan berinteraksi dengan ion tembaga pada sisi aktif dari enzim tiroksinase dan dengan mengurangi oksidasi dopaquinone ( suatu substrat yang berada dalam jalur sintesis melanin ). Selain bekerja sebagai agen pencerah kulit, beberapa keuntungan dari Ascorbic Acid ternyata tidak hanya memiliki efek anti oksidan tetapi menurut beberapa penelitian, Ascorbic Acid juga menunjukkan efek antiinflamasi dan memiliki efek fotoprotektif. Ascorbic Acid dapat diformulasikan dengan beberapa agen depigmentasi seperti hidrokuinon.

11

e. Retinoid10 Retinoid merupakan struktur dan fungsional analog vitamin A. Bila retinoid dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan agen pengobatan HPI lainnya, menghasilkan efek yang efektif pada beberapa pasien. Retinoid juga efektif dalam pengobatan melasma, freckles, ptiriasis versikolor, liken planus, dan keratosis aktinik. Retinoid digunakan dua kali sehari selama enam minggu untuk pengobatan melasma, efelit, dan HPI. Retinoid menghasilkan berbagai efek-efek biologis yang dapat mencerahkan kulit termasuk modulasi sel proliferasi, diferensiasi, dan perlekatan ; menginduksi apoptosis dan ekspresi dari antiinflamasi. Interval konsentarasinya dari 0,01 sampai 0,1% dan tretinoin dapat diformulasikan dalam krim, gel, mikrosphere gel, yang dapat mengontrol dan mengendalikan pelepasan tretinoin sehingga dapat mengurangi iritasi.

f. Kojic Acid10 Asam Kojik adalah fungal metabolic dari beberapa spesies tertentu dari acetobacter, aspergillus, dan penicillium. Kemampuan depigmentasi obat ini berasal dari inhibisi yang potensial terhadap tirosinase dengan ikatan tembaga pada sisi aktif dari enzim tersebut. Asam Kojik tersedia dalam konsentrasi 1-4% dan dapat diformulasikan dengan agen-agen pencerah lainnya termasuk asam glikolik dan hidrokuinon untuk meningkatkan efisiensi.

g. Arbutin10 Arbutin diekstraksi dari daun bearberry,pear,cranberry, atau blueberry

12

yang dikeringkan dan merupakan turunan dari hidrokuinon. Arbutin tidak memiliki efek melanotoksik. Arbutin dapat menyebabkan depigmentasi tidak hanya dengan cara menghambat enzim tirosinase, tetapi juga maturasi melanosom. Walaupun efisiensinya tergantung pada dosis yang diberikan, arbutin dengan konsentrasi tinggi dapa menyebabkan hiperpigmentasi paradoks. Bentuk sintetik dari arbutin adalah alpha-arbutine dan deoxiarbutine memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menghambat enzim tirosinase dibanding komponen alaminya.

h. Niacinamide10 Niacinamide adalah derivat fisiologis aktif dari vitamin B3 (niacin. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa niacinamide dapat menurunkan transfer melanosom secara signifikan ke keratinosit tanpa menghambat aktivitas enzim tyrosinase atau proliferasi sel dan niacinamide juga dapat menghambat jalur signal sel antara keratinosit dan melanosit untuk mengurangi melanogenesis. salah satu keuntungan niacinamide adalah stabilitasnya yang tidak terpengaruh oleh cahaya, kelembaban, asam, basa, pengoksidasi. Keamanan dan efisiensi dari niacinamide untuk HPI pada individu kulit gelap belum diteliti. Akan tetapi , penggunaan niacinamide topikal dengan kadar 2-5% telah menunjukkan keefisiensian ketika digunakan baik secara tunggal maupun dengan dikombinasikan dengan N-Acetyl Glucosamine untuk pengobatan melasma dan hiperpigmentasi yang di induksi oleh sinar UV. Pada pasien dengan kulit normal dan orang Asia.

i. N-acetyl glucosamine10 N-Acetyl Glucosamine (NAG) adalah gula amino yang merupakan prekurso

13

dari asam hyaluronic dan ditemukan di alam dan dijaringan tubuh manusia. Kemampuan depigmentasinya berasal dari inhibisi glikosilasi tyrosinase, yang merupakan sebuah sebuah langkah penting dari sebuah melanin. Glukosamin itu sendiri telah dilaporkan dapat mengurangi melanogenesis. Akan tetapi, NAcetyl Glukosamin ini susah diformulasikan dalam bentuk topikal karena ketidakstabilannya. Fokus terkini telah berpindah pada pengembangan kosmetik yang mengandung NAG yang memiliki kestabilan yang lebih baik, penetrasi kulit yang baik, dan memiliki toleransi yang lebih baik terhadap semuanya. NAG biasa digunakan dalam konsentrasi 2% sebagai monoterapi atau dengan kombinasi dengan niacinamida, yang mana memiliki efek klinis yang lebih baik karena mempunyai dua mekanisme depigmentasi yang berbeda.

j. Licorice10 Ekstrak akar licorice merupakan bahan yang sering ditemukan pada obat obat pencerah kulit dan juga digunakan pada pengobatan dari banyak variasi penyakit yang bahkan diluar cakupan dermatologi karena efek anti inflamasi, anti virus, anti mikrobial dan anti karsinogeniknya. Beberapa bahan dari ekstrak akar Licorice termasuk Glabridin, yang dapat menghambat enzim tyrosinase dapat memiliki efek anti inflamasi, dan liquiritin yang tidak menghambat tyrosinase tetapi menyebabkan depigmentasi dengan cara dispersi dan pengangkatan melanin.

k. Soy10 Aktivasi dari sel reseptor dari protease-activated receptor 2 (PAR-2) yang ditemukan pada keratinosit memediasi transfer melanosom dari melanosit dari

14

keratinosit ke sekelilingnya. Protein pada soy seperti soy been trypsin inhibitor (STI) dan Bowman-Birk Inhibitor (BBI) menghambat aktivasi reseptor - reseptor sel ini sehingga fagositosis melanosom ke dalam keratosit berkurang yang menyebabkan depigmentasi yang reversibel.

l. Glycolic Acid10 Ditemukan di Sugar Cane, merupakan asam alpha-hidroksi (AHA) alami yang menginduksi epidermolisis, mendispersi lapisan basal melanin, dan meningkatkan sintesis kolagen derma. Konsentrasi GA mulai dari 20-70% , dan netralisasi dengan air atau sodium bikarbonat diperlukan untuk menghentikan pengelupasan.

m. Salicylic Acid10 Merupakan turunan dari Willow Tree Bark yang merupakan asam hidroksi yang menginduksi keratolisis dengan cara mengganggu hubungan lipid intraselular yang berada diantara sel-sel epitel. Konsentrasi SA mulai dari 2030% dan tidak membutuhkan netralisasi.

n. Bleaching Agents (mengandung Hidrogen peroksida, ammonia, atau dicampur dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroxy atau peroksida4 Agen pencerah kulit biasanya digunakan sebagai agen pencerah kulit dan rambut; dengan cara mengoksidasi pigmen-pigmen melanin. Apabila dalam keadaan extrim, dapat mengarah kepada solubilasi total dan eliminasi.

15

Berbagai jenis produk pencerah tersedia dalam bentuk cairan, emulsi, krim, shampoo, bubuk, pasta dan minyak. Semuanya itu mengandung hidrogen peroksida, hidrogen peroksida itu sendiri dengan amoniak, atau dicampurkan dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroksi atau peroksida.

o. Liquid Nitrogen Cryotheraphy10 Melanosit rentan terhadap pembekuan, oleh karena itu cryotherapy sebaiknya dihindari oleh indvidu dengan warna kulit yang lebih gelap akibat besarnya resiko depigmentasi permanen. Agen pembeku harus digunakan secara perlahan untuk menghindari adanya blistering dan nekrosis kulit. Cryotherapy dengan nitrogen cair biasanya berhasil digunakan untuk mengobati lesi pigmentasi individual. Cryotherapy nitrogen cair juga telah digunakan untuk mengobati naevus of Ota, delayed naevus spilus, dan blue naevus. Cryotreatment dilakukan dengan menggunakan alat nitrogen cair dengan removable disc-shaped copper tip yang disebut CRYOMINI.

p. Chemabrasion and Peeling10 Kemabrasi atau pengelupasan menggunakan berbagai macam bahan kimia adalah modalitas terapi lain untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes, dan localized patches lainnya dari hiperpigmentasi melanin. Pengelupasan dengan menggunakan asam glycolic juga berguna untuk mengobati dispigmentasi dari photodamaged skin, dari hiperpigmentasi post inflamasi pada pasien berkulit gelap, dan lebih sedikit pada melasma yang diderita oleh wanita Asia. Produk asam glycolic/asam Kojic dan asam glycolic/hidrokuinon topikal efektif dalam mengurangi hiperpigmentasi melanin pada pasien melasma. Chemabrasion using trichloroacetic acid (TCA) adalah modalitas

16

terapi lainnya yang berguna untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes, dan localized patches lainnya. Akan tetapi TCA harus digunakan dengan sangat hati-hati karena TCA terkonsentrasi dapat menyebabkan nekrosis instan pada bagian epidermis dan HPI, biasanya terlihat pada tipe kulit V dan VI.

q. Terapi Laser10 Meskipun terapi pencerah kulit topikal menjadi terapi pilihan untuk pengobatan HPI, terapi laser dapat efektif atau dapat menjadi terapi alternatif jika terapi awal tidak berhasil. Akan tetapi, hanya sedikit literatur yang mengevaluasi secara spesifik penggunaan alat laser ini sebagai pengobatan untuk HPI pada semua jenis kulit. Laser hijau (510nm, 532 nm), Merah (694 nm), atau mendekati inframerah (755 nm, 1064 nm) adalah pigmen spesifik dan menghasilkan cahaya yang selektif terhadap melanosom intraseluler target. Meskipun demikian, karena adanya spektrum absorbsi melanin yang luas (250 nm-1200 nm), energi laser dimaksudkan untuk target yang lebih dalam bisa diabsorpsi diantara epidermis yang berpigmentasi, dimana hal tersebut dalam mengakibatkan komplikasi seperti dyschromias, blistering, dan scar. Sinar laser hijau tidak dapat menembus sedalam sinar laser merah dan sinar near infrared laser karen apanjang gelombangnya yang lebih panjang. Energi dari laser dengan panjang gelombang yang pendek dapat diserap secara lebih efisien oleh melanin epidermal, sedangkan laser dengan panjang gelombang yang lebih panjang dapat menembus lebih dalam dengan absorpsi yang selektif dengan oleh target dermal yang membuat hal tersebut lebih aman pada pasien dengan warna kulit lebih gelap. Penggunaan durasi pulsasi yang lebih panjang dan pendinginan alat juga dapat menghasilkan batas keamanan yang lebih besar sambil tetap memelihara efisiensi pada individu

17

dengan warna kulit yang lebih gelap.

Pencegahan dan Prognosis1 Usaha pencegahan harus dilakukan terhadap kemungkinan bertambahnya lesi atau timbul kembalinya lesi yang sudah berhasil dikurangi. Usaha tersebut dapat berupa : 1. Memberikan nasihat atau saran utnuk melakukan kegiatan harian yang tidak memperberat penyakit, misalnya pekerjaan, hobi, atau rekreasi. 2. Memberikan saran pemakaian tabir surya yang sesuai. 3. Memberikan saran pemakaian kosmetika yang sesuai agar tidak mengganggu pengobatan atau memperberat kelainan. 4. Memberikan saran unttuk menjaga kesehatan umumnya terhadap penyakit yang langsung atau tidak langsug dapat menyebabkan hiperpigmentasi.

18

You might also like