You are on page 1of 3

TEKNIK ANALISIS MUTU MINYAK NILAM Eni Hayanil

inyak nilam (patchouli oil) adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan terna daun tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Penyulingan adalah pemisahan komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya. Proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Dalam industri pengolahan minyak atsiri dikenal tiga macam sistem penyulingan, yaitu penyulingan air, penyulingan dengan uap dan air, serta penyulingan uap. Cara penyulingan yang paling sederhana untuk memperoleh minyak nilam adalah dengan penyulingan air dan uap atau dikukus. Cara ini biasa dilakukan untuk skala kecil, sedangkan untuk skala industri menggunakan cara penyulingan uap. Penyulingan terna daun nilam untuk mendapatkan minyak atsiri dilakukan antara 6-8 jam. Indonesia merupakan penghasil minyak nilam terbesar di dunia yang tiap tahun memasok sekitar 75% kebutuhan dunia. Dari jumlah itu, 60% diproduksi di Nanggroe Aceh Darussalam dan sisanya berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah (Sumangat dan Risfaheri 1998). Republik Rakyat Cina merupakan produsen minyak nilam terbesar kedua setelah Indonesia. Negara-negara lain yang memproduksi minyak nilam adalah Brasil, Malaysia, India, dan Taiwan (Tasma dan Hamid 1989). Hampir seluruh produksi minyak nilam Indonesia diekspor terutama ke Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, dan Jepang. Komponen utama yang menentukan mutu minyak nilam adalah patchouli alcohol (Walker 1968). Minyak nilam merupakan bahan utama untuk mengikat bahan pewangi pada industri parfum dan kosmetik. Selain itu, minyak nilam dapat digunakan untuk mengendalikan hama (Yusron dan Wiratno 2001). Tanaman nilam yang tumbuh dan terpelihara dengan baik dapat dipanen pada umur 6-8 bulan dan selanjutnya dipanen setiap 3-4 bulan setelah panen pertama (Wikardi et al . 1990). Panen dilakukan ketika daunnya masih berwarna hijau tua dan belum berubah menjadi cokelat. Pemanenan
1

terna nilam dilakukan pada pagi atau sore hari agar diperoleh kandungan minyak yang tinggi. Kandungan minyak nilam tertinggi terdapat pada bagian daun yaitu 4-5%. Sebelum disuling, daun nilam dijemur di bawah sinar matahari selama 4 jam (dari pukul 10.00 sampai 14.00) selama 3-5 hari bergantung pada terik matahari. Selama penjemuran, daun dibolak-balik agar kering merata dan tidak lembap. Kadar air terna daun nilam kering optimal adalah 1215%. Rendemen minyak nilam dapat ditingkatkan dengan penanganan bahan baku yang tepat. Menurut Hernani dan Risfaheri (1989), rendemen minyak nilam tertinggi didapat dari kombinasi perlakuan lama penjemuran 2 jam dan pelayuan 9 hari. Kadar patchouli alkohol tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan penjemuran 6 jam dan pelayuan 9 hari. Makin tinggi kadar patchouli alkohol makin tinggi pula mutu minyaknya. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis mutu minyak nilam.

BAHAN DAN METODE Contoh minyak nilam yang dianalisis berasal dari Garut dan Manoko, Lembang. Analisis dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) pada bulan Oktober 2004. Peralatan yang digunakan adalah neraca, polarimeter, refraktometer, hot plate , gas kromatografi, tabung polari, piknometer, termometer, tabung reaksi, labu, dan pendingin tegak. Parameter yang diukur meliputi bobot jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, bilangan ester, dan patchouli alkohol. Bahan pereaksi yang digunakan adalah alkohol, HCl, KOH, boraks, dan indikator pp. Analisis dilakukan mengikuti Standar Nasional Indonesia No. 06-2385-1998 sebagai berikut:

Bobot

Litkayasa Penyelia pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111, Telp. (0251) 321879. Faks. (0251) 327010

jenis. Piknometer kosong yang telah diketahui bobotnya diisi minyak nilam kemudian ditimbang. Diukur pula bobot piknometer yang berisi air dan suhu dalam neraca dicatat. Perbandingan bobot minyak dan air menunjukkan bobot jenisnya.

20

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005

Putaran optik.

Minyak nilam 10 cc dimasukkan ke dalam tabung polarimeter dan diukur putaran optiknya pada alat polarimeter. meter dan dicatat suhunya.

Indeks bias. Satu tetes minyak nilam diukur dalam refrakto Bilangan asam. Ke dalam 1,5-2,5 g minyak nilam ditambahkan 10 ml alkohol netral serta beberapa tetes indikator pp, kemudian dititar dengan KOH 0,1 N hingga berwarna merah muda. ml contoh x N x 56,1 Bilangan asam = di mana ml contoh N 56,1 g g contoh

= ml penitaran contoh = normalitet dari KOH = bobot setara KOH = bobot contoh

Bilangan ester adalah kelanjutan dari bilangan asam. Ke


dalam contoh ditambahkan 25 cc KOH 0,5 N kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 1,5 jam, didinginkan lalu dititar dengan HCI 0,5 N hingga warnanya berubah. (blanko - contoh) ml x N x 56,1 Bilangan ester = g contoh

minyak nilam menurut acuan SNI 062385-1998 dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil analisis, keenam contoh minyak nilam mempunyai bobot jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan dalam alkohol yang memenuhi standar mutu SNI. Untuk bilangan asam, hanya contoh minyak nilam dari Garut no. 1 yang memenuhi standar. Bilangan asam contoh minyak nilam dari Garut no. 2 dan 3 masing-masing 14,59 dan 5,26 dan contoh dari Manoko Lembang no. 1, 2, dan 3 masing-masing 8,42; 6,23; dan 14,11, tidak memenuhi standar mutu SNI. Menurut SNI, standar mutu bilangan asam maksimal adalah 5,0. Bilangan asam yang tidak memenuhi syarat antara lain dipengaruhi oleh penanganan bahan yang kurang baik, misalnya tercampur daun nilam yang busuk, atau karena minyak disimpan terlalu lama. Untuk bilangan ester, hanya contoh minyak nilam dari Garut no. 3 yang memenuhi standar mutu SNI (maksimal adalah 10,0). Bilangan ester yang tidak memenuhi standar mutu SNI adalah contoh minyak nilam dari Garut no. 1 dan 2, yaitu 12,29 dan 10,94, serta contoh dari Manoko Lembang no. 1, 2, dan 3 yaitu masing-masing 13,18; 11,39; dan 10,74. Kadar patchouli alkohol untuk contoh minyak nilam dari Garut no. 2 dan 3, masing-masing 29,26%

Tabel 2. Syarat mutu minyak nilam (SNI 06-2385-1998) Karakteristik Bobot jenis 25/25 o C Indeks bias 20 o C Putaran optik Kelarutan dalam alkohol 90% Syarat 0,943-0,983 1,506-1516 (-47 o ) - (-66 o ) Larut jernih atau opalisensi ringan dalam perbandingan volume 1 sampai 10 bagian 5,0 10,0 Cara pengujian SP-SMP-17-1975 (ISO R 279-1962 E) SP-SMP-17-1975 (ISO R280-1962 E) ISO R592-1957 SP-SMP-19-1975 (ISO R2073; 1962)

Kadar patchouli alkohol diukur dengan menggunakan gas


kromatografi pada kondisi kolom Carbowax 20 M; detektor ionisasi nyala; gas pendorong nitrogen; suhu injektor 220C; suhu detektor 250C; suhu kolom program 60o-180oC kecepatan kenaikan 3C/menit; laju alir N2 kenaikan 3 oC/ menit; laju alir H2 30 ml/menit; laju alir UT 40 ml/menit; sensitivitas 4 x 10 m; dan volume contoh 0,2 l.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis fisik dan kimia contoh minyak nilam dari Garut dan Manoko disajikan pada Tabel 1, sedangkan syarat mutu
Tabel l.

Bilangan asam maksimum Bilangan ester maksimum

SP-SMP-26-1975 (ISO R 1242-1973E) SP-SMP-27-1975

Hasil analisis contoh minyak nilam dari Garut dan Manoko Lembang, Laboratorium Balittro , Oktober 2004 Garut 1 2 0,9673 1,5067 -52 o 30' 1:1 14,59* 10,97* 29,26* 3 0,9554 1,5056 -49 o 12' 1:1 5,26* 2,97 30,40* 1 0,9675 1,5071 -51 o 48' l:l 8,42* 13,18* 32,20 Manoko 2 0,9667 1,5063 -50 o 42' 1:1 6,23* 11,39* 33,18 3 0,9679 1,5067 -50 o 30' 1:1 14,11* 10,74* 31,90

Karakteristik Bobot jenis 25/25 o C Indeks bias 20 o C Putaran optik Kelarutan dalam alkohol 90% Bilangan asam Bilangan ester Patchouli alkohol (%) 0,9672 1,5063 -51o 1:l 4,23 12,29* 33,14

*Tidak memenuhi standar mutu berdasarkan SNI

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005

21

dan 30,40%, tidak memenuhi standar mutu revisi SNI. Kadar patchoul alkohol dari contoh minyak nilam dari Manoko Lembang memenuhi syarat rancangan revisi SNI. Menurut rancangan revisi SNI tahun 2003, standar mutu minyak nilam untuk kadar patchouli alkohol adalah minimal 31%.

DAFTAR PUSTAKA
Hernani dan Risfaheri. 1989. Pengaruh perlakuan bahan sebelum penyulingan terhadap rendemen dan karakteristik minyak nilam. Pemberitaan Penelitian Tanaman Industri XV(2): 8487. Sumangat, D. dan Risfaheri. 1998. Standar dan masalah mutu minyak nilam Indonesia. Monograf Nilam (5). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. hlm. 108-115. Tasma, I.M. dan A. Hamid. 1989. Hasil penelitian dan pengembangan tanaman minyak atsiri Indonesia. Prosiding Simposium I Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Buku VII. Tanaman Minyak Atsiri. hlm. 1075-1082. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor. Walker, G.T. 1968. The structure and synthesis of patchouly alcohol. Manufacturing Chemist and Aerosol News. p. 27-28. Wikardi, E.A., A. Asman, dan P. Wahid. 1990. Perkembangan penelitian tanaman nilam. Edisi Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 6(1): 23-29. Yusron, M. dan Wiratno. 2001. Budidaya Tanaman Nilam. Circular (3) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. 29 hlm.

KESIMPULAN Parameter mutu contoh minyak nilam dari Garut no. 1, 2, dan 3, serta dari Manoko Lembang no. 1, 2, dan 3, tidak seluruhnya memenuhi standar mutu minyak nilam. Contoh minyak nilam Garut no. 1, kecuali bilangan ester, memenuhi standar mutu seperti bobot jenis 0,9672, indeks bias 1,5063, putaran optik -51o, kelarutan dalam alkohol 90% dalam perbandingan 1 : 2, bilangan asam 4,23, dan kadar patchouli alkohol 33,14%. Mutu minyak nilam yang memenuhi standar SNI dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain bibit yang baik, teknik budi daya yang tepat, umur panen yang cukup, dan penanganan bahan yang tepat sebelum penyulingan.

22

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005

You might also like

  • Wartegg Tesst
    Wartegg Tesst
    Document2 pages
    Wartegg Tesst
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • GAMBAR
    GAMBAR
    Document4 pages
    GAMBAR
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Paper
    Paper
    Document1 page
    Paper
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Wartegg Tesst 2
    Wartegg Tesst 2
    Document4 pages
    Wartegg Tesst 2
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • 1.muskuloskeletal Dan Oesteologi
    1.muskuloskeletal Dan Oesteologi
    Document11 pages
    1.muskuloskeletal Dan Oesteologi
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • D3 04
    D3 04
    Document2 pages
    D3 04
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Naftalena Derivatif (B.indonesia)
    Naftalena Derivatif (B.indonesia)
    Document4 pages
    Naftalena Derivatif (B.indonesia)
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Print Pengeringan
    Print Pengeringan
    Document2 pages
    Print Pengeringan
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • 1 Judul
    1 Judul
    Document2 pages
    1 Judul
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • D3 03
    D3 03
    Document2 pages
    D3 03
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document9 pages
    Bab Ii
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Jooo
    Jooo
    Document3 pages
    Jooo
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Halaman Depan LAPORAN SE
    Halaman Depan LAPORAN SE
    Document6 pages
    Halaman Depan LAPORAN SE
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Sampul Makalah PIK2
    Sampul Makalah PIK2
    Document1 page
    Sampul Makalah PIK2
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Teknik Pemurnian Etanol
    Teknik Pemurnian Etanol
    Document3 pages
    Teknik Pemurnian Etanol
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Penge Ring An Drying
    Penge Ring An Drying
    Document1 page
    Penge Ring An Drying
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka Makalah Pik 2
    Daftar Pustaka Makalah Pik 2
    Document1 page
    Daftar Pustaka Makalah Pik 2
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Ekstrapolasi
    Ekstrapolasi
    Document1 page
    Ekstrapolasi
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Dyah TRK 1
    Dyah TRK 1
    Document11 pages
    Dyah TRK 1
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Nanang TRK I
    Nanang TRK I
    Document15 pages
    Nanang TRK I
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Penge Ring An Drying
    Penge Ring An Drying
    Document1 page
    Penge Ring An Drying
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Sampul Pressure Drop
    Sampul Pressure Drop
    Document1 page
    Sampul Pressure Drop
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Penge Ring A NNNNN
    Penge Ring A NNNNN
    Document3 pages
    Penge Ring A NNNNN
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Print Pengeringan
    Print Pengeringan
    Document2 pages
    Print Pengeringan
    Jaffarudin Janu Wahyudi
    No ratings yet
  • Uu - No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
    Uu - No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
    Document10 pages
    Uu - No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
    Fian H Prabowo
    No ratings yet