You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM III SISTEM SIRKULASI DARAH A. Tujuan Praktikum 1.

Mahasiswa mampu mempraktekkan pengukuran tekanan darah arteri pada manusia 2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran denyut nadi 3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bunyi jantung 4. Mahasiswa memahami sirkulasi darah dalam tubuh manusia B. Dasar Teori Sistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Sistem sirkulasi terdiri dari 2 lengkung terpisah, sirkulasi paru yang menyangkut darah antara jantung dan paru, dan sirkulasi sistemik yang membawa darah antara jantung dan sistem organ (Sherwood, 1996). Fungsi sistem sirkulasi adalah untuk melayani kebutuhan jaringan tubuh untuk mengangkut nutrisi ke jaringan tubuh, lain, untuk mengangkut produk limbah keluar, untuk melakukan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain, dan, secara umum untuk mempertahankan lingkungan yang tepat dalam seluruh cairan jaringan tubuh untuk kelangsungan hidup yang optimal dan fungsi sel (Guyton, 2007). Sistem peredaran darah disebut juga sistem kardiovaskular, sistem peredaran darah termasuk jantung, semua pembuluh darah, dan darah yang bergerak tanpa henti melalui seluruh pembuluh darah. Itu yang disebut sebagai sistem ganda tertutup, istilah "tertutup" digunakan untuk tiga alasan: karena darah terkandung dalam jantung dan pembuluh darah, karena pembuluh darah secara spesifik mengalirkan darah ke jaringan, dan karena jantung mengatur secara kritis aliran darah ke jaringan. Sistem ini disebut "ganda" karena ada dua sirkuit dan rongga dalam yang berbeda pada jantung dipisahkan oleh dinding otot yang disebut septum. Setiap rongga pada gilirannya memiliki dua ruang disebut atrium pada bagian atas dan ventrikel pada bagian bawah. Sistem peredaran darah ganda adalah pembuluh darah membawa darah ke dan

dari paru-paru untuk pertukaran gas. Berpusat di sisi kanan jantung, aliran ini menerima darah jenuh dengan karbon dioksida dari pembuluh darah dan memompanya melalui arteri pulmonalis ke kapiler di paru-paru. Darah baru yang kaya dengan oksigen, kemudian kembali ke sisi kiri jantung melalui pembuluh darah paru di mana memasuki aliran kedua. Rangkaian sistemik menggunakan darah yang kaya oksigen untuk menjaga lingkungan internal yang konstan di sekitar jaringan tubuh. Dari sisi kiri jantung, darah bergerak melalui aorta ke berbagai arteri sistemik untuk distribusi di seluruh tubuh. Setelah oksigen ditukar dengan karbon dioksida, darah kembali ke aliran paru di sisi kanan jantung melalui vena superior dan kava inferior (Siegfried, 2007). Tekanan darah adalah kekuatan yang dikeluarkan oleh darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan arah berbeda pada setiap pembuluh darah vena, tertinggi pada arteri besar yang berdekatan dengan jantung dan menurun secara bertahap pada arteri yang lebih kecil, arteriol, dan kapiler (Taylor, 2004). Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadian yang terjadi didalamnya selama peredaran darah disebut siklus jantung. Bunyi jantung selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya atrio-ventrikuler dan kontraksi ventrikel. Bunyi yang kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesudah kontraksi ventrikel. Bunyi pertama terdengar seperti lub dan yang kedua seperti duk (Pearce, 2009). Pembuluh nadi merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung. Pembuluh nadi yang paling besar adalah aorta yaitu pembuluh nadi yang meninggalkan bilik kiri jantung (Winatasasmita, 1992). Pada dewasa muda yang sehat, tekanan pada bagian atas disebut tekanan sistolik yaitu sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah dari setiap tekanan darah yang disebut tekanan diastolik yaitu sekitar 80 mmHg. Perbedaan antara kedua tekanan sekitar 40 mm Hg disebut tekanan nadi. Dua

faktor utama yang mempengaruhi tekanan nadi yaitu output stroke volume jantung dan kepatuhan (total distensibilitas) dari cabang arteri. Yang ketiga, faktor yang tidak kalah penting adalah karakteristik ejeksi dari jantung selama sistol (Guyton, 2007). Penyakit pada sistem sirkulasi darah antara lain adalah hipertensi, yaitu tekanan darah tinggi yang disebabkan adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolis sekitar 90-110 mmHg. Kemudian aritmia yaitu gangguan irama jantung dimana kondisi denyut jantung yang tidak menentu atau tidak teratur (menjadi lebih cepat atau lebih lambat) (Cameroon,2003). Beberapa keadaan tekanan nadi abnormal yaitu arteriosklerosis adalah keadaan dimana arteri menjadi berserabut dan kadang-kadang mengalami klasifikasi, dengan demikian mengakibatkan sangat berkurangnya compliance arteri dan juga meningkatnya tekanan nadi. Kemudian regurgitasi aorta yaitu keadaan dimana bocornya katup aorta, banyak darah yang di pompa ke dalam aorta selama sistol mengalir kembali ke dalam ventrikel kiri selama diastol (Guyton, 1987).

C. Prosedur Kerja 1. Pengukuran tekanan darah arteri brakialis pada setiap sikap berbaring, duduk, dan berdiri a. Berbaring terlentang 1.) Sukarelawan berbaring terlentang 10 menit 2.) Dipasang spigmomanometer 3.) Dicari palpasi denyut arteri pada pergelangan tangan 4.) Ditetapkan kelima fase korotkof 5.) Diulangi pengukuran 3 kali b. Duduk 1.) Sukarelawan duduk 2.) Ditunggu 3 menit 3.) Diukur tekanan darah 4.) Diulangi pengukuran 3 kali c. Berdiri 1.) Sukarelawan berdiri 2.) Ditunggu 3 menit, diukur dengan cara yang sama 3.) Diulangi pengukuran 3 kali 4.) Dibandingkan hasil 2. Cara pengukuran tekanan darah sesuai kerja otot a. Mengukur tekanan darah arteri brankhialis sukarelawan dengan metode baru 1.) Tanpa melepas manset, sukarelawan berlari ditempat dengan frekuensi 120 loncatan/menit 2.) Diulang pengukuran tekanan darah sampai tekanan darah kembali seperti semula. 3.) Dicatat hasil pengukuran tersebut 3. Bunyi Jantung a. Inspeksi

1.) Didengarkan jumlah denyut jantung pada apeks atau pada ICS5 midklavakula kiri menggunakan mikroskop 2.) Dicatat jumlah denyut jantung pada sukarelawan b. Auskultasi 1.) Didengarkan bunyi jantung 1 saat terjadi penutupan antara mitral dan trikuspidalis 2.) Didengarkan bunyi jantung 2 saat terjadi penutupan katup aorta dan pulmonal 4. Denyut Nadi a. Ditentukan titik nadi b. Ditekan perlahan dengan 2 atau 3 jari c. Dihitung jumlah denyutan 15 detik, kemudian di x 4 d. Dihitung nilai max nadi 80% x (220-umur)

D. Hasil Pengamatan 1. Pengukuran tekanan darah Pengukuran TD TD pada 3 posisi tak langsung Palpas Auskulta Berbarin Duduk i si g 120/80 120/80 mmHg mmHg 110/60 110/70 mmHg mmHg 120/80 mmHg 110/60 mmHg 110/90 mmHg 100/80 mmHg 120/70 mmHg 130/100 mmHg 100/60 mmHg 100/70 mmHg 130/60 mmHg 120/70 mmHg 114,16/ 73,33 mmHg 10,84/ 13,03 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/80 mmHg 110/70 mmHg 120/70 mmHg 120/90 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHg 130/70 mmHg 120/80 mmHg 115/ 75,83 mmHg 9,05/ 6,69 mmHg

Nama Sukarelawa n Sartika Helen Reza Ekwan Nurul Ozzy Rosniah Taufik Evy

Berdiri 110/60 mmHg 110/90 mmHg 110/90 mmHg 110/60 mmHg 100/80 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg 110/77, 14 mmHg 5,77/12, 54 mmHg

TD setelah kerja otot 140/70 mmHg 130/80 mmHg 140/70 mmHg 120/80 mmHg 120/70 mmHg 160/70 mmHg 150/100 mmHg 140/80 mmHg 140/90 mmHg 137/78, 89 mmHg 13,02/10, 54 mmHg

La Sahrangi Dewi Noorjannah Ali Adiyat Rata-rata Standar Deviasi -

Jadi, rentang yang dianggap tidak menyimpang adalah : Posisi berbaring

Rentang =

Rentang = Posisi duduk Rentang = -

Rentang = Posisi terlentang Rentang = -

Rentang = Setelah kerja otot Rentang = -

Rentang =

2. Pemeriksaan Bunyi Jantung Nama Sukarelawa n Renny Khairun Reza Sartika Rosniah Inspeksi Normal Normal Normal Normal Normal Denyut Jantung (x/menit) 107x/menit 100x/menit 84x/menit 80x/menit 65x/menit Bunyi Jantung I Terdengar Tida k Kuat Lemah Lemah Lemah Lemah Bunyi Jantung II Terdengar Tida k Kuat Lemah Lemah Lemah Lemah -

Putri Normal Rania Normal Rita Normal Taufik Normal Bela Normal Evy Normal Aisyah Normal Mardiah Normal La sahrangi Normal Sri Normal andriyani Dewi Normal Adiyat Normal Ali Tidak Normal Ida Normal Rizka Normal Rata-rata Standar Deviasi

71x/menit 63x/menit 78x/menit 102x/menit 77x/menit 88x/menit 98x/menit 82x/menit 102x/menit 77x/menit 56x/menit 73x/menit 96x/menit 76x/menit 84x/menit 83,11x/menit 14,26x/menit

Lemah Lemah Lemah Kuat Lemah Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Kuat -

Lemah Lemah Lemah Kuat Lemah Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Lemah Lemah Kuat Lemah Lemah -

Jadi, rentang yang dianggap tidak menyimpang adalah : Rentang = ( 83,11 + 14,26 ) ( 83,11 - 14,26 ) Rentang = 97,37 68,85 3. Pemeriksaan Denyut Nadi Nama Sukarelawan Renny Khairun nisa Helen Natalia Reza hafifin Ozzy Rania Rita Putri Bela Aisyah Taufik Evi Usia 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun Denyut nadi/menit Tangan Leher 99/menit 81/menit 97/menit 88/menit 77/menit 69/menit 80/menit 74/menit 92/menit 100/menit 80/menit 88/menit 92/menit 88/menit 88/menit 108/menit 80/menit 84/menit 80/menit 100/menit 84/menit 100/menit 80/menit 96/menit Nadi max 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6

Mardiah Kurnia Dewi Sri andriyani Rizka Ida Neta Ali Rata-rata Standar Deviasi

18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun -

99/menit 80/menit 83/menit 84/menit 65/menit 64/menit 68/menit 84/menit 82,8/menit 9,99/menit

50/menit 60/menit 60/menit 94/menit 100/menit 92/menit 84/menit 72/menit 84,4/menit 15,79 /menit

161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 161,6 -

Jadi, rentang yang dianggap tidak menyimpang adalah : Tangan Rentang = ( 82,8 + 9,99 ) ( 82,8 9,99 ) Rentang = 92,79 72,81 Leher Rentang = ( 84,4 + 15,79 ) ( 84,4 - 15,79 ) Rentang = 100,19 68,61

E. Pembahasan 1. Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang dikeluarkan oleh darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah dapat diukur dengan sphygmomanometer. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 120/80 mHg yaitu darah sistol per diastol. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa yang dinamakan sistol dan menurun sampai pada tekanan darah terendah yaitu saat jantung tidak memompa yang disebut diastol. Cara pengukuran tekanan darah ada dua yaitu cara palpasi dan auskultasi. Pada praktikum ini, cara yang digunakan adalah cara auskultasi dengan menggunakan alat stetoskop dan sphygmomanometer. Ada 3 posisi yang dilakukan yaitu duduk, berbaring dan berdiri. Berdasarkan hasil pengamatan, tekanan darah tiap sukarelawan berbeda-beda dan bervariasi. Standar deviasi adalah ukuran sebaran statistik yang tidak lazim. Pada percobaan ini, untuk sebaran yang lazim pada posisi berbaring berada di antara rentang data 103,2/60,3 mmHg hingga 125/86,36 mmHg. Pada posisi berbaring tekanan darah yang menyimpang dari standar deviasi adalah tujuh sukarelawan. Untuk sebaran yang lazim pada posisi duduk berada di antara rentang 105,95/69,14 mmHg hingga 124,05/82,52 mmHg. Pada posisi duduk tekanan darah yang menyimpang dari standar deviasi adalah empat sukarelawan. Untuk

sebaran yang lazim pada posisi berdiri berada di antara rentang 104,23/64,6 mmHg hingga 115,77/89,68 mmHg. Pada posisi berdiri yang menyimpang dari standar deviasi adalah lima sukarelawan .Untuk sebaran yang lazim pada kerja otot berada di antara rentang 123,98/68,35 mmHg hingga 150,02/89,43 mmHg. Pada kerja otot tekanan darah yang menyimpang dari standar deviasi adalah tiga sukarelawan. Perbedaan data terjadi karena tekanan darah dapat berubah tergantung dari aktivitas dan keadaan kesehatan seseorang. Tekanan darah dapat menjadi lebih besar karena jantung memompa lebih kuat. Selain itu, setiap orang tekanan darahnya berbeda karena pengaruh dari keadaan fisiologi seseorang. Pada tujuh sukarelawan yang datanya menyimpang dari standar tekanan darah posisi berbaring memiliki alasan berbeda, seperti belum sarapan, suhu tubuh di dalam ruangan, dan kemungkinan terkena penyakit. Pada empat sukarelawan dengan data tidak lazim pada posisi duduk dan lima sukarelawan dengan data tidak lazim pada posisi berdiri juga memiliki alasan yang sama. Rata-rata mengatakan lapar karena belum sarapan, faktor cuaca yang panas, gugup dan terkena penyakit. Sedangkan pada tiga sukarelawan yang datanya tidak lazim pada pengukuran tekanan darah setelah kerja otot memiliki alasan belum sarapan, hanya lari-lari kecil (tidak terlalu berat), terlalu lama berlari (kerja otot terlalu berat), dan terdapat selang waktu cukup lama dari setelah kerja otot (lari-lari) dengan pengukuran tekanan darah. 2. Bunyi Jantung Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadian yang terjadi didalamnya selama peredaran darah disebut siklus jantung. Bunyi jantung selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama terdengar seperti lub dan yang kedua seperti duk Pada percobaan bunyi jantung menggunakan alat stetoskop. Denyut jantung yang dihitung adalah pada apeks atau pada ICS 5 (tulang rusuk kiri ke 5 dari atas. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat adanya

perbedaan bunyi jantung tiap sukarelawan. Untuk rentang yang lazim berada di antara 68,85x/menit hingga 97,37x/menit. Pada percobaan ini, bunyi jantung yang menyimpang adalah delapan sukarelawan. Bunyi jantung kedua cenderung lebih lemah daripada bunyi jantung kedua. Hal tersebut dikarenakan bunyi jantung kedua letaknya lebih jauh daripada bunyi jantung pertama dari jantung itu sendiri. Selain itu, sistem fisiologi yang berbeda serta kondisi tubuh sukarelawan saat diperiksa juga mempengaruhi bunyi jantung sukarelawan. 3. Denyut Nadi Pada percobaan denyut nadi, digunakan pergelangan tangan kanan dan leher bagian kanan. Dihitung dengan menggunakan ibu jari dan selama 15 detik, setelah itu dikalikan 4 yang merupakan denyut nadi didalam 1 menit. Caranya temukan titik nadi radialis dipergelangan tangan disisi ibu jari. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian dihitung. Pada denyut nadi bagian leher, ditemukan titik nadi yang daerah denyutannya paling keras, yaitu nadi karotis di cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri/kanan garis tengah leher. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah denyut nadi tiap sukarelawan berbeda-beda tiap menitnya. Untuk rentang yang lazim pada nadi di pergelangan tangan berada di antara 72,81/menit hingga 92,79/menit. Pada nadi di pergelangan tangan, denyut nadi yang menyimpang adalah enam sukarelawan. Untuk rentang yang lazim pada nadi di leher berada di antara 68,61/menit hingga 100,19/ menit. Pada nadi di leher, denyut nadi yang menyimpang adalah empat sukarelawan. Untuk keenam sukarelawan yang data pengukuran denyut nadi pada pergelangan tangan tidak lazim memiliki alasan belum sarapan, kondisi tubuh yang kurang sehat, dan faktor cuaca yang panas dan gugup. Alasan tersebut sama halnya dengan alasan keempat sukarelawan pengukuran denyut nadi pada leher yang tidak lazim. Untuk mengetahui kekuatan denyut nadi maksimal yaitu dengan rumus nadi max: 80% x (220-umur). Rata-rata umur sukarelawan adalah 18 tahun, jadi 80%

x (220-18) = 161,6 . Jadi dapat disimpulkan semua denyut nadi sukarelawan kurang dari denyut nadi maksimal. Adanya perbedaan denyut nadi dari tiap sukarelawan walaupun mempunyai umur yang sama disebabkan oleh jenis kelamin, berat badan, serta lingkungan. Laki-laki denyut nadinya cenderung lebih tinggi daripada perempuan. Berat badan juga mempengaruhi denyut nadi, sukarelawan yang berat badannya lebih besar cenderung memiliki denyut nadi yang tinggi juga. Denyut nadi yang diukur pada nadi radialis dan nadi karotis. Pada nadi karotis, denyutnya cenderung lebih cepat dibandingkan nadi radialis.

F. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tekanan darah, bunyi jantung, dan denyut nadi tiap-tiap sukarelawan berbeda- beda satu sama lain. 2. Perbedaan tekanan darah tiap sukarelawan disebabkan posisi tubuh dan aktivitas otot. 3. Perbedaan bunyi jantung tiap sukarelawan disebabkan kondisi tubuh, jenis kelamin, dan berat badan. 4. Perbedaan bunyi jantung tiap sukarelawan disebabkan kondisi tubuh, berat badan, jenis kelamin, dan faktor lingkungan.

Daftar Pustaka Guyton. 2007. Textbook of Medical Physiology 11th Ed. Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II. EGC : Jakarta. Siegfried, Donna R. 2007. Anatomy & Physiology for Dummies. Wiley Publishing Inc : Indiana Taylor, W. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC: Jakarta Winatasasmita, D. 1992. Biologi Umum. Universitas Terbuka: Jakarta

You might also like