Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia kedokteran mulai atau sedang memasuki era, dimana semua proses, atau hasil tindakan harus dapat terukur dan di prediksi terlebih dahulu (Predicted and Computed). Sehingga diperlukan penilaian atau standarisasi adapun bentuk standarisasi yang banyak dipergunakan adalah Standar Profesi, Standar Pelayanan, Standar Prosedur dan yang tertinggi adalah Standar Kinerja (Standar of Performance / outcome). Standar Profesi / keahlian adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu (dalam hal ini Spesialis Mata) untuk dapat melakukan kegiatan profesional-nya pada masyarakat secara mandiri. Standar Profesi ditetapkan oleh perhimpunan profesi bersama dengan institusi pendidikan, dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan masyarakat di dalam negeri serta perkembangan profesi secara global. Pada awalnya, adalah kewajiban lembaga profesi secara moral untuk melindungi masyarakat terhadap tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh para anggotanya dalam lingkup profesi spesifiknya. Perkembangan selanjutnya, mengarah kepada kewajiban dan kewenangan secara hukum untuk menentukan standar kemampuan profesional minimal dan standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat . Hal ini dinyatakan dalam bentuk pemberian Sertifikasi. Walaupun belum secara terpadu, PERDAMI melalui Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI, sebelumnya DKMN), telah menentukan standar kemampuan profesi minimal melalui penyetaraan kriteria Dokter Spesialis Mata dengan menyelenggarakan ujian nasional sejak tahun 1997. Standar kelulusan (kompetensi) ini merupakan persyaratan untuk Sertifikasi Awal. Sertifikat menunjukkan adanya keahlian, namun untuk dapat melakukan praktek profesi secara mandiri di masyarakat, masih diperlukan adanya kewenangan secara hukum melalui suatu Registrasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, kebutuhan dan tingkat kesadaran masyarakat menuntut pelaku profesi untuk tetap selalu mengikuti (up to date) perkembangan keilmuan profesi-nya. Hal ini, berlaku secara nyata dalam bidang kedokteran dalam rangka pembelajaran sepanjang
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
hayat (medicine is a long live learning), baik secara informal maupun terstruktur (Continuing Medical Education). Program ter-struktur ini menghasilkan suatu kriteria objektif minimal yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu (secara periodik) untuk mendapatkan Sertifikasi Ulang dan selanjutnya melakukan Registrasi Ulang. Sertifikasi Ulang pada hakekatnya adalah suatu proses akreditasi untuk individu pelaku profesi. Kedalaman pengetahuan keilmuan, tingkat keterampilan dan kinerja spesialistik hanyalah dapat dinilai oleh organisasi profesi itu sendiri. Oleh karena itu, PERDAMI perlu menuntut adanya kewenangan dari IDI untuk menentukan kriteria SKP-nya sendiri yang spesifik. Dengan pengertian bahwa SKP tersebut bukan merupakan sekedar Certificate of Attendance. Pergeseran atau perkembangan yang terjadi dalam pemberian sertifikasi secara nasional, sebenarnya sedang juga terjadi secara global. Asia Pasific Academy of Ophthalmology juga telah mulai merintis usaha untuk melakukan standarisasi kemampuan dokter spesialis mata secara regional. Sejalan dengan itu, International Federation of Ophthalmological Societies (IFOS) sedang melakukan proses identifikasi dan advokasi untuk menyetarakan proses pendidikan residen dan pendidikan berkelanjutan bagi spesialis mata. Standar profesi mempunyai tujuan meningkatkan kualitas pelayanan profesi oftalmologi secara berkesinambungan sehingga dapat melayani dan melindungi masyarakat secara optimal.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
BAB II LANDASAN
1. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan. 3. Kode Etik Kedokteran Indonesia. 4. Anggaran Dasar PERDAMI, Bab III, Tujuan dan Usaha. Pasal 6, ayat 1 mengenai peningkatan derajat kesehatan rakyat Indonesia dan kesehatan mata khususnya. Ayat 2, mengenai perkembangan ilmu penyakit mata dan kemampuan profesi, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Anggaran Rumah Tangga PERDAMI, Bab III mengenai Kolegium Oftalmologi Indonesia. Pasal 16 ayat 1 mengenai mutu dokter spesialis mata dan dokter spesialis mata konsultan. Ayat 6 mengenai penilaian terhadap dokter spesialis mata / spesialis mata konsultan lulusan luar negeri. 6. Anggaran Rumah Tangga PERDAMI, Bab IV mengenai Tujuan dan Usaha. Ayat 3 yaitu mempertinggi derajat keahlian mata serta ilmu-ilmu yang berhubungan. 7. Hasil Kongres Nasional PERDAMI ke IX, tahun 2000 di Surabaya mengenai persetujuan terhadap Usulan Standar Pelayanan Kesehatan Mata dan Standar Profesi Dokter Spesialis Mata. 8. Hasil Rakernas PERDAMI tahun 2001 di Jakarta mengenai pembentukan POKJA Standar Profesi / Pelayanan.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
5. Melakukan pelayanan kesehatan mata sesuai dengan standar pelayanan medik dan etika keilmuan.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
BAB IV SERTIFIKASI
III.1. SASARAN Sertifikasi adalah:
1. Dokter Spesialis Mata. Sertifikasi Awal Sertifikasi Ulang 2. Dokter Spesialis Mata Konsultan. Sertifikasi Awal Sertifikasi Ulang 3. Penyesuaian Sertifikasi Luar Negeri. Dokter Spesialis Mata Dokter Spesialis Mata Konsultan.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
4. Dokter Spesialis Mata Konsultan lulusan LN a. Mempunyai sertifikat/verifikasi Dokter Spesialis Mata umum dari Organisasi Profesi Negara ybs. b. Mempunyai sertifikat keahlian percabangan keilmuan (fellowship) tertentu. c. Memenuhi standar profesi dokter Spesialis Mata Konsultan Indonesia. d. Lulus ujian Bahasa Indonesia (oleh Institusi Bahasa Indonesia) dengan derajat kesulitan setara dengan TOEFL minimal 600. e. Mempunyai surat keterangan dokter dalam keadaan sehat. f. Mengikuti psikotest dan wawancara kultural dalam Bahasa Indonesia. g. Telah mengikuti proses adaptasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. h. Lulus ujian keterampilan medik dan bedah spesifik oleh tim penguji KOI.
B. Sertifikasi Ulang.
1. Dokter Spesialis Mata. a. Mengumpulkan sejumlah angka SKP (program terstruktur) dalam bidang Ilmu Penyakit Mata Umum dan Seminat. b. Menunjukkan data kinerja profesi minimal, serta peran serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat. c. Memperlihatkan bukti kinerja pengembangan keilmuan (sebagai nilai tambah). d. Memperlihatkan bukti kinerja publikasi ilmiah (yang terakreditasi, sebagai nilai tambah). e. Tidak mempunyai masalah / pelanggaran etika profesi. f. Dalam keadaan sehat. 2. Dokter Spesialis Mata Konsultan. a. Mengumpulkan sejumlah angka SKP minimal, dengan mayoritas bidang keilmuan spesifiknya b. Menunjukkan data kinerja profesi spesifik minimal, serta peran serta dalam pengabdian masyarakat. c. Memperlihatkan bukti kinerja pengembangan keilmuan spesifik (misal pembicara dalam Pertemuan Seminat) d. Memperlihatkan bukti kinerja publikasi ilmiah (yang terakreditasi). e. Tidak mempunyai masalah / pelanggaran etika profesi. f. Dalam keadaan sehat.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
LAMPIRAN
Alamat Rumah : .................................................................................................................... ............................................................ Telepon / Fax : ........................... / ............................ e-mail : ....................@....................... Alamat Kantor : .................................................................................................................... ............................................................ Telepon / Fax : .......................... / ............................ e-mail : ....................@ ...................... Alamat Praktek 1: ................................................................................................... Telepon / Fax : ........................ / .............................. e-mail : .....................@ ..................... Alamat Praktek 2: .................................................................................................................. .............................................................. Telepon / Fax : ......................./................................. e-mail : ....................@ ....................... Alamat Praktek 3: .................................................................................................................. .............................................................. Telepon / Fax : ......................./................................. e-mail : ....................@ ...................... Tahun Sertifikasi Sp.M: ............. Tempat Pendidikan : ............................. Tahun Sertifikasi Sp.M.K : ............. Bidang : ............................. Tempat Pendidikan : .............................
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
PENGABDIAN MASYARAKAT/PROFESI.
Thn/No Jenis Tempat Kegiatan Pengabdian Masyarakat Pengabdian Profesi * Di-isi oleh Evaluator Peranan/ Jabatan Nilai*
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
10
C. DATA KINERJA / PUBLIKASI ILMIAH. Thn/No Judul Nama Majalah / Buku Edisi Nilai
Saya bertanda yang tangan dibawah ini, menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran pelaporan data tersebut, dan bersedia untuk memberikan pembuktian apabila diperlukan. ..............................., tgl. ..... / ....../ 20....
(Dr. ..................................................... ) CATATAN / TEGURAN KOMISI ETIK Tidak Ada / Ada, .......................................................... KONDISI KESEHATAN : Baik / Kurang Baik / Tidak Layak. HASIL EVALUASI a. Diberikan Sertifikasi Ulang tanpa syarat. b. Diberikan Sertifikasi Ulang dengan program remedial dalam bidang yang tidak dipenuhi. c. Ditolak / Degradasi.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
11
EVALUATOR .........................., tgl ......../ ..... / 20..... No 1 2 3 4 5 Nama Jabatan Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Tanda Tangan
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
12
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
13
lingkup pengukuran dan agar sejalan dengan paradigma oftalmologi, serta hasil survey nasional (evidence based); maka secara umum materi yang dinilai adalah tindakan terapetik yang berkaitan dengan penanggulangan penyebab kebutaan nasional (katarak, glaukoma, kornea, refraksi dan retina). Tindakan spesialistik spesifik yang dilakukan dapat dimasukkan sebagai nilai tambah. Kinerja Profesional Dokter Spesialis Mata adalah semua tindakan operasi pada keadaan yang menyebabkan kebutaan dan morbiditas tinggi, misalnya operasi pada kasus-kasus katarak, glaukoma, retina atau kornea. Sedangkan untuk Dokter Spesialis Mata Konsultan adalah tindakan spesifik bagi cabang keilmuannya (yang saat ini tidak tercantum dalam tujuan katalog/kurikulum PPDS Mata atau diputuskan oleh Kelompok Seminat, atau nantinya oleh kelompok konsultan spesifik). Nilai kinerja diagnostik adalah sbb: <1000 pasien/tahun 1001 1500 pasien/tahun > 1500 pasien/tahun nilai nilai nilai 5 7 10
Nilai kinerja operasi adalah sbb.: < 20 tindakan/tahun 21 - 50 tindakan/thn 51 -100 tindakan/thn 101 -150 tindakan/thn 151 - 250 tindakan/thn > 250 tindakan/thn nilai nilai nilai nilai nilai nilai 5. 10. 30. 40. 50 70.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
14
Kriteria penilaian adalah sbb.: Mengikuti Kegiatan Skreening Masal / kali Mengikuti Kegiatan Operasi Katarak harian / kali. Mengikuti Program Operasi Katarak (mingguan) / kali 10 Mengkoordinasi kegiatan operasi massal o Kurang dari 500 o Lebih dari 500 Menjadi Pengurus Organisasi ParaOftalmologi Menjadi Pengurus PERDAMI dan perangkatnya /thn Menjadi juri penilai makalah PIT / KONAS per kali Menjadi Panitia Kegiatan Ilmiah yang terakreditasi / kali 15 kredit dalam 5 tahun Nilai 1 2 10 5 10 2 6 10 2
Batasan Minimal
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
15
panelis/ kali Menjadi pembicara di pertemuan ilmiah spesialistik/ Spesifik didalam negeri Menjadi co-author dari makalah yang dipresentasikan mendapat nilai separuh dari nilai pembicara / kali Menjadi pembicara pertemuan ilmiah luar negeri Membimbing / mendidik secara magang o Spesialis Mata @ o Spesialis Mata konsultan / fellowships @ Membimbing / mendidik dalam program terstruktur o Sekolah Keperawatan # o Program Diploma Keperawatan # o Fakultas Keperawatan # o Program Diploma ParaOftalmologi # o Fakultas Kedokteran o Program Pendidikan Dokter pesialis o Program Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan
5 5 7
1 1 2 3 5 10 12
Keterangan: * - Sesuai dengan nilai SKP yang didapat. @ - Seminat atau fellowships, minimal 1 bulan. # - minimal 1 mata ajaran / tahun. Batasan minimal adalah : 10 / 5 tahun.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
16
Kinerja / Publikasi Ilmiah adalah makalah penelitian sendiri / bersama sebagai penulis utama atau pembimbing yang telah dipublikasikan pada media publikasi. Nilai yang diberikan adalah sbb: Dokumentasi pada perpustakaan lokal1 Majalah / koran, ilmiah popular 2 Majalah ilmiah lokal 3 Majalah ilmiah nasional 4 Majalah ilmiah nasional terakreditasi 5 Majalah ilmiah regional/internasional 6 Majalah internasional terakreditasi 10 Monograf /video pendidikan 10 Buku Teks 20 Sebagai penulis kedua dan seterusnya, maka nilai didapat adalah separuh dari nilai yang ada. Kriteria minimal kinerja / publikasi ilmiah adalah 10 dalam 5 tahun.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
17
Pengabdian Masyarakat, re-edukasi untuk periode tertentu yang ditentukan dan dinilai oleh institusi pendidikan. c. Ditolak / Degradasi Penolakan pemberian Sertifikasi Ulang dilakukan apabila calon tidak dapat memenuhi sebagian besar persyaratan, terutama bila dalam keadaan kesehatan yang buruk. Degradasi Sertifikat, hanya diberikan kepada Dokter Spesialis Konsultan yang tidak dapat memenuhi sebagian besar peryaratan minimal. Penolakan pemberian Sertifikasi Ulang dilakukan apabila calon tidak dapat memenuhi sebagian besar persyaratan, terutama bila dalam keadaan kesehatan yang buruk. Degradasi Sertifikat, hanya diberikan kepada Dokter Spesialis Konsultan yang tidak dapat memenuhi sebagian besar peryaratan minimal.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
18
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
19
II. LANDASAN
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 b/Menkes/Per/II/ 1998 tahun 1998 tentang Rumah Sakit. 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 436/Menkes/ SK/VI/ 1993 tahun 1993 tentang Pelayanan Medis. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 575/Menkes/ Perd/IX/1989 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik. 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/ XII/1986 tahun 1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik. 7. Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan Nasional (PGPK) Depkes tahun 2003.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
20
Pasal 2 : KEGIATAN
1. Pemeriksaan dan tindakan medik pelayanan kesehatan mata (primer) a. b. c. d. Melakukan anamnesa Menjelaskan proses pemeriksaan yang akan dijalani oleh pasien. Mengukur dan menentukan tajam penglihatan (visus). Melakukan pemeriksaan segmen depan mata dengan lup dan lampu senter. e. Melakukan pemeriksaan lapang padangan dengan metode konfrontasi atau kampus sederhana. f. Mengukur tekanan bolamata dengan tonometer Schiotz. g. Memeriksa kejernihan media refrakta dan segmen belakang mata dengan oftalmoskop direk. h. Memeriksa dan menentukan ada tidaknya kelainan penglihatan warna dengan Tes Ishihara-Kanehara. i. Melakukan tindakan bedah kecil (kalasion dan hordeolum), serta perawatan pascabedah katarak dan glaukoma. j. Memeriksa dan menangani penyakit mata luar. k. Mampu melakukan pertolongan pertama pada kedaruratan mata. l. Memberikan penyuluhan kesehatan mata m. Penyaringan penyakit mata penyebab kebutaan (skrining ). 2. Pemeriksaan dan tindakan spesialistik (sekunder) medik pelayanan kesehatan mata
a. Melakukan pemeriksaan dan tindakan medik mata primer. b. Melakukan penanganan lanjut terhadap pasien rujukan dari sarana kesehatan primer. c. Melakukan pemeriksaan dan tindakan medik mata spesialistik (sekunder) yang meliputi: 2c.1. Pemeriksaan segmen depan mata menggunakan slip-lamp. 2c.2. Pemeriksaan segmen belakang mata menggunakan oftalmoskop direk dan atau indirek.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
21
2c.3. Pemeriksaan khusus tonometri, gonioskopi, kampimetri. 2c.4. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya. 2c.5. Tindakan bedah sedang dan besar (lihat lampiran) 2c.6. Perawatan pra/pasca bedah. d. Merujuk pasien yang membutuhkan pemeriksaan dan tindakan medik matasubspesialistik (tersier ). e. Memberikan penyuluhan kesehatan mata f. Khusus untuk BKMM. 3. Pemeriksaan dan tindakan medik pelayanan kesehatan mata subspesialistik (tersier) a. Melakukan pemeriksaan mata primer dan sekunder. b. Menindaklanjuti pasien rujukan dari sarana kesehatan sekunder. c. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjut. d. Melakukan pemeriksaan dan tindakan medik mata subspesialistik yang ditentukan oleh kebutuhan masyarakat, tersedianya tenaga ahli serta tersedianya sarana dan prasarana yang meliputi : 3d.1. Katarak dan bedah refraktif 3d.2. Glaukoma 3d.3. Vitreoretina 3d.4. Infeksi dan imunologi 3d.5. Pediatri oftalmologi 3d.6. Strabismus 3d.7. Neuro oftalmologi 3d.8. Onkologi mata 3d.9. Bedah plastik dan rekonstruksi. 3d.10.Refraksi dan Lensa Kontak (Kontaktologi) e. Perawatan pra dan pasca bedah subspesialistik. f. Memberikan penyuluhan kesehatan mata Pasal 3 : Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Pelayanan lesehatan mata dapat dilaksanakan di : 1. Balai Pengobatan Umum 2. Pusat Kesehatan Masyarakat 3. Praktek dokter umum dan spesialis mata. 4. Rumah Sakit Umum tipe D 5. Rumah Sakit Umum tipe C 6. Balai Kesehatan Indera Masyarakat 7. Rumah Sakit Umum tipe B pendidikan dan non pendidikan 8. Praktek bersama dokter spesialis 9. Rumah Sakit Umum tipe A atau rumah sakit rujukan nasional 10. Rumah Sakit Khusus Mata
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
22
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
23
h. Obat-obatan diagnostik midriatikum, anestesi topical. i. Lampu senter. 1.2. Peralatan bedah a. Set peralatan bedah kecil b. Lampu operasi 2. Pada Sarana kesehatan mata sekunder tersedia : 2.1. Peralatan diagnostik 2.1.1. Peralatan diagnostik minimal a. Lembar optotip Snellen yang dilengkapi clock dial . b. Lembar kartu tes baca. c. Bingkai ujicoba trial lens (trial frame) dan 1 (satu) set lensa ujicoba (trial lens set) d. Buku Ishihara-Kanehara. e. Lensometer f. Oftalmoskop direk dan atau indirek g. Slit lamp h. Tonometer Schiotz dan atau Aplanasi i. Streak retinoscopy j. Lensa Gonioskopi dengan tiga cermin. k. Set dilator punktum, probe lakrimal dan anel. 2.1.2. Peralatan diagnostik pelengkap a. Kampimeter b. Alat untuk biometri A-scan. c. Keratometer. d. USG Mata e. Worth Four Dot Test. f. Retinometer 2.2. Peralatan bedah : a. Mikroskop operasi. b. Set peralatan bedah segmen anterior. c. Set peralatan bedah segmen posterior sederhana. d. Set peralatan bedah adneksa dan orbita sederhana. 2.3. Peralatan tambahan untuk BKIM : a. Sebuah mobil unit dengan perlengkapan penyuluhan. b. Satu unit mikroskop operasi beserta peralatan bedah.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
24
3. Pada sarana kesehatan mata tersier, selain peralatan pada Pasal 5.2. , harus pula tersedia: 3.1. KATARAK DAN BEDAH REFRAKTIF Peralatan Diagnostik : 1. Slitlamp 2. Keratometer 3. A-scan Biometer 4. Topografi kornea : Video keratografi 5. Retinometri 6. B-scan ultrasonografi 7. Trial lens set 8. Trial Frame 9. Chart Projector 10. Autorefractometer 11. Lensmeter 12. PD meter 13. Lampu senter 14. Oftalmoskop direk 15. Specular Microscope Peralatan bedah yang dibutuhkan agar mampu melakukan tindakan : I. II. III. IV. V. Bedah Katarak EKEK dengan implantasi IOL Bedah katarak Fako dengan impolasi IOL Bedah Transplantasi tembus kornea Bedah Transplantasi lamellar kornea Bedah Refraktif kornea.
PERALATAN SET BEDAH KATARAK DASAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Towel Clamp Curved Hemosstatic Clamp Mosquito forceps Caliper Wired Eyelid speculum Eyespeculum screw controlled Superior rectus speculum Tenotomy scissors curved Hook, V.graefe, 10mm Hook, Sinskey, angled Razorblade, breadker & holder Stitch scissors, sharp Scissors, Corneal, 11mm, Right,blunt 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
25
14. Scissors, Corneal,11mm, left,bulnt 15. Scissors, iris,11mm,curved,sharp 16. Scissors,Vannas, micro,13 mm, angled 17. Scissors, Vannas, bulnt, 9 mm 18. Needle holder,heavy,16 mm 19. Needle holder, fine 11 mm 20. Needle holder, 8 mm curved 21. Needle holder, delicate, 7 mm,curved 22. Forceps, utilty 23. Forceps, iris, collibry 24. Forceps,corneal 0,3 mm 25. Forceps, fixation, 0,12 mm 26. Forceps,tying, 0,3 mm, straight 27. Forseps, tying, 0,3 mm, curved 28. Forceps, Mc Pherson 29. Forceps, Capsulorhexis 30. Forceps, Biopolar, Mc. Pherson, angled 31. Lens loop irrigating, 6 mm,wide 32. Lens loop, 5mm wide X 7 mm long 33. Spatula, iris, 2 mm-wide, angled 34. Spatula, iris, 1 mm-wide, angled 35. Spatula,cyclodialysis, 1mm wide, 10 mm long, angled 36. Cannules. 1/A,Symcoe 37. Cannules, A/C irrigating, 19 Gauge, angled 38. Cannules, A/C irrigating, 23 Gauge, angled 39. Cannules A/C irrigating,27 mm,angled 40. Cannules, Hydrodissection, curved 41. Bipolar Coagulator 42. Rotator, IOL SET FAKO-EMULSIFIKASI Terdiri dari Set bedah katarak dasar ditambah :
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1
1. Slit knife keratome disposable, 2,5 mm, angled 2. Keratome, Diamond, 3,0 mm. angled 3. Crescent knife, disposable, bevel up 4. Nucleus Chopper 5. Sinskey hook 6. Necleus manipulator
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
26
7.
Mesin fako-emulsifikasi : Hand piece, US Hand-piece, I/A Straight Hand-piece, I/A, Curved Hand piece, I/A, bi-manual
SET TRANSPLANTASI TEMBUS KORNEA Terdiri dari set bedah katarak dasar ditambah :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Flicringa Fixation Rings ( 10 -18 mm) Trephine Hendle, Universal Punch,Cottingham Base Plug, for Cottingham punch Trephine Blade, disposable, (6.0 9,5 mm ) Scissors, Corneal section, Right Scissors, Corneal section, Left
3.2. REFRAKSI DAN LENSA KONTAK Alat Diagnostik : - Peralatan Standar untuk Refraksi : 1. Optotip Snellen 2. Trial Lens Set 3. Trial Frame 4. Streak Retinoscope 5. Jackson Cross Cylinder 6. Lensometer Peralatan Standar untuk Pelayanan LensaKontak :
1. Optotip Snellen 2. Trial Lens Set 3. Trial Frame 4. Streak Retinoscope 5. Keratometer 6. Slit lamp 7. Trial Set Lensa Kontak 8. Cairan Pencuci, pembasah Lensa Kontak 9. Sarana untuk mencuci lensa Uji Coba (Wastafel ) 10. Suction Pipet untuk emlepas lensa uji coba 11. Kaca cermin 12. Fluorescein Strip 13. Magnifier khusus untuk melihat detail lensa kontak 14. Burton lamp ( untuk menilai fitting pada bayi / anak anak ).
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
27
3.3. GLAUKOMA : Peralatan Diagnostik : 1. Computed Perimetry 2. Handheld tonometri 3. Gonioscopi Kuppe 4. Hand held Slit-lamp 5. Tonometer non kontak 6. Tonometer aplanasi 7. YAG laser 8. Argon laser 9. Imaging andlaser 10. Foto fundus stereoskopis Peralatan bedah :
1. 2. 3.
Non penehatys filtration up set Tubekulektomi set Divice inplant ( Ahmed , Holtens)
3.4. RETINA Peralatan Diagnostik 1. Slit lamp 2. Lensa Fundus ( kontak dan non kontak ) 3. oftalmoskop Indirek dengan lensa kondensing 4. Ofthalmoskop Direk 5. Kamera Fundus dengan Angiography Fluorescein Fundus ( FFA ) pencitraan digital 6. Ultrasonograpjy A scan dan B scan. 7. Amsler Grid Chart. 8. Amsler chart 9. Tes Buta Warna Alat Bedah dan alat untuk tindakan : 1. Laser Photocoagulation instrument 2. Instrumen untuk bedah vitreoretina, Desmarres, muscle hock, calper,, microscissors, microforceps, membranepeeler, , silicon injector, Contact lens (Landers) 3. Vitrectomy Unit. 4. Alat krio set, diaterm set. 5. Microscope dengan Wide Agle Viewing (BIOM atau EBOS ). 6. Laser photocoagulation for Endolaser and Laser Indirect Ophthalmoscope CLIO ). 7. Loupe No. 3, 5 7 ) 8. Close Circuit TV 9. Pengamanan terhadap sinar laser ( laser Safety precaution for Laser rays - Goggles )
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
28
3.5. INFEKSI & IMUNOLOGI Alat diagnostik : 1. Mikroskocope Casay ( Monocular/Binocular ) 2. Slit lamp 3. Fluorescein strip. 4. Schimmer paper 5. USG 6. Rose Bensal 7. Glass Rod 8. Glass Object 9. Brunssen Brander 10. Tonoapplair 11. Indirect oftalmoscopy 12. Loupe 13. Alat untuk Anel Test 14. Baumann Sonde 15. Dilatator punction 16. Pewarna Gram KOH Alat bedah dan alat untuk tindakan : Hodeolum Flap konjungtiva Ammion graft Wnucleasi Eviserasi Demofatgoaff, Fascialah graff. 3.6. STRABISMUS Peralatan Diagnostik : 1. Major Amblyoscope/Synophtore 2. Maddox Scale 3. Prisma Bar vertical dan horizontal 4. Loose prisma 5. Trial len set 6. Adult and pediatric frame 7. Stereotest (Titmus, Randot, Lang, TNO ) 8. WFDT dengan KM Red Green 9. Bagolini lenses 10. Retinoscope 11. Refraction lens bar with convex and concave lenses 12. Red dan White madox rods 13. Portable biomicroscope 14. Direct and indirect ophthalmoscope 15. Visual acuity chart
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
29
16. Near vision card 17. Optokinetic drum 18. Fine tooth forceps ( passive duction and estimation of generation muscle force) 19. Hees or Lees screen 20. Netral density filters 21. Visuscope or similar device to test fixation pattern 22. Perimeter to determine field of single binocular vision Peralatan bedah : 1. Lup ( alat pembesar ) 2. Set bedah strabismus 3.7. PEDIATRIK OFTALMOLOGI Alat Diagnostik : 1. Trial lens set, Trial Frame, Chart Projector, Preferential looking 2. Lensometer 3. Streak Retinoskope dan Auto Refraktometer 4. Slit Lamp / Hand Held slit lamp 5. Tonopen 6. Direk dan atau indirek oftalmoskop (Condensing Lens 40 D) 7. Bleharostat Bayi 8. 1 set alat pemeriksaan anel dan probing (dengan berbagai ukuran) 9. USG 10. ERG, VEP. Alat Operasi : 1. peralatan operasi katarak dengan atau tanpa Vitrektomi anterior 2. peralatan operasi enukleasi / eviserasi / eksenterasitio orbitae 3. peralatan operasi glaukoma 3.8. REKONSTRUKSI DAN ONKOLOGI MATA Diagnostik : 1. Hertel 2. Anel test & sonde 3. USG 4. Slit lamp 5. Pungtum dilalator Operasi : 1. Set peralatan bedah plastik terdiri dari pinset, gunting, pisau,needle holder 2. Dilatator pungtum, probe lakrimal, anel 3. Rounger 4. Periosteal elevator
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
30
Boor Gunting dan perisoteal elevator iga Sryker saw Hak orbita berbagai ukuran Silicon lacrimal tube Bahan sintetik untuk rekonstruksi fraktur, a.l : silicon blok dll Kawat halus atau prolen 3,0 atau plate & screw Implan orbita Endoscope
3.9.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
31
BAB IV Ketenagaan
Pasal 6
1. Pada sarana pelayanan kesehatan mata primer: Pelayanan dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis mata yang telah ter-registrasi, dengan mitra kerja perawat/perawat mahir mata dan refraksionis optisien. 2. Pada sarana pelayanan kesehatan mata sekunder Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis mata yang telah ter-registrasi, dengan mitra kerja dokter spesialis lain yang terkait, perawat mahir mata dan refraksionis optisien. 3. Pada sarana pelayanan kesehatan mata tersier Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis mata konsultan, dokter spesialis mata yang telah ter-registrasi, dengan mitra kerja dokter spesialis lain yang terkait serta perawat mahir mata dan refraksionis optisien.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
32
Pasal 8 : Pengawasan
1. Internal : dilaksanakan oleh Pembina masingmasing instalasi atau badan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata, termasuk memperhatikan fungsi dan ketepatan (kalibrasi) peralatan medik. 2. Eksternal : Pelaksanaan bekerjasama dengan PERDAMI yaitu : a. Program akreditasi dengan advokasi oleh Departemen Kesehatan c.q. Komite Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana / prasarana pelayanan kesehatan ( KARS ). b. Untuk tingkat propinsi dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi c. Untuk tingkat Kabupaten / Kota dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
33
BAB VI Evaluasi
Pasal 9 : Evaluasi standar pelayanan
Dilakukan tiap tiga tahun sekali oleh PERDAMI
BAB VI PENUTUP
Pasal 10 : Penutup
Bagi sarana pelayanan kesehatan, yang telah atau akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata agar menyesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam standar pelayanan kesehatan mata ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi masingmasing daerah atau wilayah.
Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mata
34