You are on page 1of 4

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA TERHADAP VO2 MAKS DENGAN UJI JALAN 6 MENIT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Mahasiswa kedokteran pada umumnya memiliki berbagai aktivitas yang sangat padat dan hampir menyita sebagian waktu istirahat sehingga mereka sering kelelahan. Hal tersebut di buktikan dengan berbagai kegiatan yang rutin di lakukan setiap minggu dalam tiga setengah tahun pendidikan pre-klinik. Kegiatan tersebut meliputi small group discussion yang di lakukan dua kali dalam seminggu, skill lab, praktikum, kuliah, ujian mid modul dan ujian akhir modul. Kegiatan yang padat dengan jadwal yang berlangsung dari pagi hari hingga sore hari juga mengakibatkan kurangnya tingkat kesadaran sarapan yang merupakan sumber energi bagi tubuh untuk bekal beraktivitas pada saat siang hingga sore hari dan rutinitas yang padat tersebut menjadi penyebab mahasiswa tidak dapat melakukan aktivitas non-akademis lainnya sehingga kebugaran jasmani relatif rendah. Rendahnya tingkat kebugaran jasmani dapat mengakibatkan mahasiswa kelelahan yang berlebihan sehingga tidak dapat maksimal dalam beraktivitas sehari-hari dan berkurangnya cadangan energi untuk menikmati waktu luang atau melakukan sesuatu yang tak terduga (Karhiwikarta, 1991). Dengan memiliki kebugaran jasmani yang tinggi, mahasiswa mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang rendah (Simon, 2006). Daya tahan cardiovasculer (daya

tahan jantung paru) adalah penyokong yang paling besar terhadap kesehatan yang baik. Daya tahan jatung paru adalah Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Daya tahan cardiorespirasi juga baik bagi seseorang untuk menambah tenaga yang tinggi dalam kegiatan sehari-hari, untuk menurunkan perkembangan kencing manis, penyakit jantung, stroke, dan hipertensi (Rimmer, 1994). Selama aktivitas fisik yang kita lakukan maka akan terjadi perubahan denyut nadi sebagai respon untuk mengangkut O2 ke otot yang sedang beraktivitas. dengan berjalan kaki yang dapat meningkatkan denyut nadi dan membakar kalori. Semakin besar metabolisme dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya (Elly, 2006). Pada saat orang melakukan aktivitas akan terjadi kontraksi otot dengan kata lain otot akan bekerja (Simon, 2006). Otot dapat bekerja dengan baik apabila terdapat pasokan energi yang cukup. Energi di dapatkan pada asupan karbohidrat, lemak, dan protein pada kehidupan seharii-hari. Pada waktu puasa glukosa darah tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan tubuh, sehingga menstimuli sintesis hormon polipeptida dan sekresi glukagon oleh sel- langerhans sebagai respon terhadap kadar glukosa darah, sedangkan kadar insulin akan rendah (Toy, dkk., 2012). Glukagon akan menstimuli proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, glikogen otot dan hepar di gunakan untuk pemenuhan proses tersebut (Simon, 2006). Otot sendiri mempunyai cadangan energi berupa keratin fosfat dan Adenosin Tri Fospat (ATP). Metabolisme dimulai dari pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein, Hasil utama pemecahan karbohidrat adalah glukosa. Glukosa memasuki memasuki proses glikolisis akan diubah menjadi glukosa-6-fosfat (G6P), dan

diatur oleh enzim heksokinase dan enzim glukokinase. Selanjutnya glukosa masuk ke hati, diubah melalui proses glikogenesis menjadi glikogen, dan glikogen akan menjadi glukosa bila diperlukan melalui proses glikogenolisis (Simon, 2006). Jumlah asam piruvat yang dihasilkan oleh proses glukoneogenesis melebihi jumlah asam piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat (Nurhayati, et. al., 2011). Dari penelitian sebelumnya, Terbukti adanya hubungan antara glukoneogenesis dengan siklus asam sitrat suatu siklus reaksi kimia yang mengubah asam pirivat menjadi CO2 + H2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP (Adenosine Tri Phosphate), dengan proses oksidasi aerob yang penting di gunakan pada saat tubuh melakukan aktivitas fisik.(nurhayati et. Al.,2011). Tetapi belum pernah di teliti dan belum di ketahui adanya hubungan gula darah puasa terhadap VO2 maks prediksi dengan uji jalan 6 menit pada pria usia 19-21 tahun. Pada penelitian ini akan di lakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa menggunakan metode serum plasma, dengan sample yang di puasakan selama 10 jam untuk mengetahui hubungan dengan VO2 maks prediksi pada uji jalan 6 menit.

Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara gula darah puasa dengan VO2 maks prediksi dengan uji jalan 6 menit pada pria berusia 19-21 tahun?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara gula darah puasa terhadap VO2 maks prediksi dengan uji jalan 6 menit pada pria berusia 19-21 tahun

Tujuan Khusus Mengetahui interval kadar gula darah puasa terhadap VO2 maks prediksi dengan uji jalan 6 menit pada pria beerusia 19-21 tahun. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Memberikan informasi pengembangan ilmu bagi akademis mengenai kadar gula darah puasa dan VO2 maks prediksi. Manfaat Metodologi Dapat memudahkan penentuan VO2 maks berdasar interval kadar gula darah puasa.

You might also like