Professional Documents
Culture Documents
A.
1.
Fluida Statis
Tekanan
Definisi tekanan sebagai gaya normal ( tegak lurus ) yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang tersebut.
Rumus tekanan :
F A
(7 1)
Untuk dapat meluncur diatas kolam es beku pemain ski menggunakan sepatu luncur. Sepatu luncur memiliki pisau pada bagian bawahnya. Pisau ini memberi tekanan yang besar pada lantai es beku, hingga es yang berada tepat dibawah pisau mencair, tetapi di kiri kanannya tidak. Cairan tepat dibawah pisau berfungsi sebagai pelumas, sedang es beku di kiri dan kanan pisau tetap mencengkeram pisau, sehingga sepatu luncur beserta pemain dapat meluncur diatas kolam beku. Seperti diketahui, bagian es yang mencair segera membeku setelah tekanan pisau hilang karena pemain berpindah. Jika pemain ski menggunakan sepatu luncur es, pisau memberi tekanan besar pada lapisan salju, sehingga lapisan salju mencair dan pemain ski justru tidak dapat meluncur diatas salju. Pemain ski justru harus menggunakan sepatu ski yang memiliki luas bidang cukup besar. Ini agar tekanan yang diberikan pemain ski yang berdiri pada sepatu ski tidak membuat salju mencair, sehingga pemain ski dapat meluncur di atas salju.
tekanan hidrostatis.
Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut
ph
F =xpxlxhx A
g p xl=xgxh
Tekanan hidrostatis
ph
=xgxh
c)
Tekanan Gauge
dengan tekanan atmosfer ( tekanan udara luar ). Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan seseungguhnya disebut dengan tekanan mutlak. tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
p = p gauge+ patm
(7 3)
d)
p = p 0 + gh
(7 4)
2.
Hukum pokok hidrostatika dalah semua titik yang terletak pada bidang
Hukum Pascal
Hukum Pascal berbunyi
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Sebuah terapan sederhana dari prinsip Pascal adalah dongkrak hidrolik.
4.
Hukum Archimedes
Di SMP telah diketahui bahwa suatu benda yang dicelupkan dalamzat cair mendapat gaya ke atas sehingga benda kehilangan sebagian beratnya. Gaya ke atas ini disebut sebagai gaya apung ( buoyancy ), yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda. Munculnya gaya apung adalah konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan kedalaman. Dengan demikian berlaku
gaya apung = berat benda di udara berat benda dalam zat cair (7 10)
Suatu nenda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volum zat cair yang sama dengan volum benda itu sendiri. Hukum Archimedes Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut
a)
f Perhatikan f Vbf = m f adalah massa fluida yang dipindahkan oleh benda ; Vbf g = m f g adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi, gaya apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini berlaku untuk semua bentuk benda, dan telah dinyatakan sebelumnya sebagai Hukum Archimedes. Rumus : Fa = m f g (7 11) (7 12) Fa = f Vbf g
dengan f adalah massa jenis fluida dan Vbf adalah volum benda yang tercelup dalam fluida. Catatan : Hukum archimedes berlaku untuk semua fluida ( zat cair dan gas ).
b)
Suatu benda mengapung, tenggelam, atau melayang, hanya ditentukan oleh massa jenis rata rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata rata benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat cair. Jika massa jenis rata rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara permukaan dan dasar wadah zat cair.
Jika massa jenis rata rata benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat cair. Jika massa jenis rata rata benda lebih kecil darpiada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara permukaan dan dasar wadah zat cair, b , rata-rata < f Jadi, syarat mengapung (7 12) syarat tenggelam (7 13) b , rata-rata > f syarat melayang (7 14) b , rata-rata = f Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung sebagian atau seluruhnya dalam zat cair, bekerja gaya apung. Dengan demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya : gaya berat w dengan gaya apung. Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan antara berat benda w dan gaya apung Fa, sehingga berlaku F = 0 + Fa w = 0 atau w = Fa Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya apung Fa. Jadi, syarat mengapung atau melayang w = Fa (7 15) syarat tenggelam w > Fa
w = Fa ( b V b )g = f Vbf g
f Vbf / V b
(7 16)
Persamaan di atas berlaku untuk benda yang mengapung dalam satu jenus fluida.
= fi Vbfi / V b = fi V + f + f
bfi
2
Vbf3 / V b
(7 - 15)
Persamaan di atas berlaku untuk menghitung massa jenis benda yang mengapung dalam dua fluida berikut ini.
c)
Hidrometer
cairan. Nilai massa jenis cairan dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Misalnya, dengan mengetahui massa jenis susu, dapat ditentukan kadar lemak dalam susu. Dengan mengetahui massa jenis zat cairan anggur, dapat ditentukan kadar alkohol dalam cairan anggur. Hidrometer juga umum digunakan untuk memeriksa muatan aki mobil. Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volum zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya apung yang lebih besar hingga hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair. Dasar matematis prinsip kerja hidrometer adalah sebagai berikut. Hidrometer terapung di dalam cairan, sehingga berlaku gaya ke atas = berat hidrometer Vbf f = w, dengan berat hidrometer w tetap (A hbf ) f g = mg, sebab V = A hbf
bf
Persamaan hidrometer
hbf =
m A
(7 18)
Massa hidrometer m dan luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi tangkai yang tercelup di dalam cairan hbf berbanding terbalik dengan massa jenis cairan f . Jika massa jenis cairan kecil (f kecil), tinggi hidrometer yang tercelup di dalam cairan besar (hbf besar). Akan didapat bacaan skala yang menunjukan angka yang lebih kecil.
b)
Kapal laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut. Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini menyebabkan volum air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep massa jenis, maka massa jenis rata rata besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal mengapung.
c) Kapal Selam Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tentu saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur isi tangki pemberat berarti mengatur berat total apal. Sesuai dengan konsep gaya apung, maka berat total kapal selam akan menentukan apakah kapal akan mengapung atau menyelam. d) Balon udara Seperti halnya zat cair, udara juga melakukan gaya apung pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda. Prinsip gaya apung yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon udara. Prinsip kerjanya sebagai berikut. Mula mula balon diisi dengan gas panas sehingga balon menggelembung dan volumnya bertambah. Bertambahnya volum balon berarti bertambah pula volum udara yang dipindahkan oleh balon. Ini berarti, gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah lebih berat daripada berat total balon sehingga balon mulai bergerak naik.
B.
1.
2.
3.
perbandingan antara gaya tegangan permukaan dan panjang permukaan di mana gaya itu bekerja. Secara matematis kita tulis
= F d
= F
2l
(7 19)
(7 20)
Suhu (C)
0 25 80 20 20 20 20
4.
5.
6. 1.
Viskositas Fluida
Hukum Stokes untuk Fluida Kental Dalam suatu fluida ideal tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat lapisan lapisan fluida ketika lapisan lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada
gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas = 0, sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan oleh :
F f = kv
(7 22)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris berupa bola dengan jari jari r, maka dari perhitungan laboratorium ditunjukan bahwa k = 6r (7 23) Dengan memasukan nilai k ini ke dalam Persamaan (7 23) kita peroleh
Hukum Stokes
Ff
= 6rv
(7 24)
C.
1.
Fluida Dinamis
Garis arus disebut juga aliran berlapis. Kecepatan partikel fluida di tiap titik pada garis arus searah dengan garis singgung di titik itu.
2.
Persamaan Kontinuitas
Pengertian Debit Debit adalah besaran yang menyatakan volum fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu.
(7 27)
Definisi debit
b)
Q = Av
(7 28)
Persamaan kontinuitas
A1 v1 = A2 v 2 = A3 v 3 = konstan
(7 29)
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan.
Q1 = Q2 = Q3 = konstan
(7 30)
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
c)
v2
A1
(7 32)
Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan kuadrat jari jari penampang atau diameter penampang.
Untuk aliran fluida di dalam pipa, kita harus menggambar jarak antargaris arus lebih rapat pada luas penampang yang sempit, karena kecepatannya lebih besar, dan menggambar jarak antargaris arus lebih renggang pada luas penampang yang lebar, karena kecepatannya lebih kecil.
d)
EP
mgh
( V ) gh
Daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air setinggi h dan debit air Q adalah
P = Qgh
(7 33)
Jika air ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efisiensi sistem generator adalah , maka
Daya listrik
P = Qgh
(7 34)
4.
Hukum Bernoulli
Melalui penggunaan teorema usaha - energi yang melibatkan besaran tekanan p, besaran kecepatan aliran fluida v, dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h, akhirnya benoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini secara sistematis, yaitu
Persamaan Bernoulli
2 p1 + 2 v12 + gh1 = p 2 + 2 v 2 + gh 2
(7 35)
Hukum Bernoulli
p+
1 2
v + gh = konstan
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energi kinetik per
satuan volum, dan energi potensial per satuan volum memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
5.
Teorema Torricelli
Misalkan sebuah tangki dengan luas penampang A1 diisi fluida sampai kedalaman h. Ruang di atas fluida berisi udara dengan tekanan p1 . Pada alas tangki terdapat suatu lubang kecil dengan luas A2 dan fluida dapat menyembur keluar dari lubang ini. Kita tetapkan titik 1 di permukaan atas fluida dengan kelajuan aliran di titik itu adalah v 2 , dan titik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan kelajuan aliran di titik itu adalah v 2 . Tekanan pada titik 2, p 2 = p0 , sebab titik 2 berhubungan dengan atmosfer. Ambil acuan ketinggian nol di dasar tangki, dan gunakan persamaan Bernoulli di titik 1 dan 2 sehingga diperoleh :
p1
+ gh
Kalikan kedua ruas persamaan dengan , diperoleh 2 2 p1 p 0 v2 v = 1 + 2 + 2gh Karena A2 jauh lebih kecil daripada A1 , maka v1 sangat kecil dibandingkan dengan v 2 dan dapat diabaikan. Kemudian mendapatkan 2 p p0 v2 2 1 = + 2gh (7 39)
2 2
Jadi, v 2 kelajuan bergantung pada perbedaan kedua tekanan (p1 - p0 ) dan kedalaman h di bawah permukaan fluida dalam tangki. Jika bagian dasar tangki dibuka ke atmosfer, maka p1 = p0 , dan tidak ada beda tekanan : p1 - p1 = 0. Dalam kasus ini Persamaan (7 39) menjadi
2 = v2
0 + 2gh
Teorema Toricelli
v2
2 gh
(7 40)
The End