You are on page 1of 15

1. 2. 3. 4.

5.
6. 7.

8.

M.Syaiful Hidayat G1F010065 Desy Nawangsari G1F010067 Nadia FarchunnisaG1F010069 Dina Aruni S. G1F010071 Nasyiatul Aisyah G1F010073 Taufiq Hidayat G1F010075 Dyah Nurhidayati G1F010077 Aldi Permadi G1F010079

Pengobatan asma akut mengandung beta-agonis dan steroid sistemik. Sebelumnya telah diobserfasi bahwa penambahan obat antikolinergik pada penggunaan salbutamol meningkatkan FEV 1 dan menurunkan hospitalisasi. Ipraptropium sendiri tidak menyebabkan kenaikan tetapi penggunaan dengan salbutamol menunjukan kenaikan FEV 1 dan menurunkan hospitalisasi pada anak dengan ekserbasi akut asthma. Maka dari itu , penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penambahan

Kriteria Subjek ; Anak-anak umur antara 5-15 tahun , laki-laki atau perempuan dengan eskerbansi akut asthma ringan-sedang, yang mampu menggunakan spirometri. Sampel yang tidak boleh dimasukkan Anak-anak dengan ekserbasi akut parah, penyakit jantung atau renal diketahui intoleransi terhadap salbutamol dan ipratropium bromida, retensi urin dan anak-anak yang telah menggunakan bronkodilator oral dalam 12 jam terakhir atau inhaler bronkodilator dalam 6 jam terakhir Jumlah subjek uji 60 anak-anak dengan ekserbasi akut asma ringan sampai sedang. Profil demografi pasien dan detail penyakit serta pengobatan direkam

Parameter Dasar Detak jantung , frekuensi pernafasan, skore mengi 0-3 , barang tambahan , accecory muscle score 0-3 , modified clinical asthma score 0-10 dan oksigen saturasi menggunakan puls oksimeter. FEV 1, FEV1 % , FCV, FCV%, FEV 1/FCV , FEF25-75 , FEF 25-75 %.

RANDOMISASI Randomisasi blok menggunakan sistem komputer . Terdidri dari 6 blok , masing-masingnya blok nya 10 orang. Blinding dilakukan dengan melabeli MDI menjadi A,B,C,D,E,F. 3 Diantaranya mengandung ipratropium dan 3 lainnya mengandung placebo. Pasien secara random diberikan MDI tersebut. 1 orang yang tidak terlibat dalam penelitian evaluasi melakukan labelling. Analisis dilakukan oleh investigator . Tidak ketahui labelling dari 2grup kontrol atau obat.

Intervensi

Total 60 anak-anak dengan asma ringan sampai sedang secara random menerima salbutamol dengan ipratropium (kelompok 1) atau salbutamol dengan plasebo (kelompok 2). Karakteristiknya seperti umur, jenis kelamin, diagnosis, steroid , dosis steroid yang diterima , aksi panjang beta agonis, riwayat URTI riwayat eksposure, durasi penyakit, dibandingkan antara kedua kelompok. Nilai P signifikan, kecuali di usia (tabel 1). perlakuan yang diterima oleh pasien asma sebanding antara kedua kelompok. dua puluh tiga pasien di grup 1 dan 26 pasien di grup 2 menerima kortikosteroid inhalasi. Nilai dasar dari variabel seperti denyut jantung, laju pernapasan, skor mengi, skor otot aksesori, saturasi oksigen, FEV, FVC, FEF FEV / FVC, dan PEFR dibandingkan dan ditunjukkan dalam tabel 2. tidak ada perbedaan signifikan secara statistik pada kedua kelompok kecuali dalam nilai FVC (tabel 2)

Dalam tabel 3 parameter spirometri, denyut jantung, laju pernapasan, skor mengi, skor otot aksesori, skor asma klinis dibandingkan antara kelompok studi dan kelompok kontrol setelah perawatan. Ada peningkatan signifikan secara statistik pada nilai FEF dan PEFR dalam kelompok 1 (salbutamol dengan ipratropium) bila dibandingkan dengan kelompok yang menerima salbutamol saja. Ada juga peningkatan yang lebih besar pada nilai FEV dalam kelompok 1. Tapi tidak signifikan secara statistik (p = 0,05). Dalam parameter lain tidak ada perbedaan secara signifikansi antar statistik antara dua kelompok setelah pengobatan. Pada perbandingan persentase peningkatan dalam berbagai variabel spirometric pada kelompok 1 dan 2, tidak ada perbedaan signifikansi secara statistik antara kedua kelompok. Meskipun ada kecenderungan peningkatan yang lebih besar pada kelompok 1 dalam nilai FEV, FVC, FEF dan PEFR

Hasil dari double Blind Placebo Control Ramdomize Trial menunjukan bahwa penambahan Ipraptropium pada salbutamol dengan pemberian MDI dan spacer pada anak-anak umur 5-15 tahun dengan ekserbasi akut asthma ringansedang menyebabkan peningkatan statistik yang signifikan pada persen prediksi FEF dan persen prediksi PEFR( P=0,01 dan 0,03) , dibandingkan dengan salbutamol sendiri. Kita dapat menyimpulkan penambahan Ipraptropium pada pemberian salbutamol dengan MDI menyebabkan

You might also like