Professional Documents
Culture Documents
Saat itu Columbus melihat penduduk aseli mengisap daun kering yang digulung dan dibakar, yang ternyata daun tembakau.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1559 Jean Nicot de Villemain, Duta Perancis di Lisabon melaporkan kepada rajanya bahwa tembakau dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain sakit kepala. Karena itu tembakau kemudian ditanam di Eropa untuk maksud pengobatan tersebut. Kebiasaan merokok para pelaut Portugis dibawa dalam pelayaran ke Asia. Tembakau masuk ke Indonesia sekitar tahun 1600, diduga dibawa orang Portugis melalui Filipina. Waktu Rhumphius keliling Indonesia tahun 1650 tembakau sudah terlihat ditanam petani di mana-mana, juga di tempat yang tidak pernah dikunjungi orang Portugis.
2
10
1. AIR CURING (Pengeringan Udara) Daun tembakau dikeringkan di bangsal dengan udara yang mengalir secara alamiah. Pengeringan relatif lama, sekitar 2 minggu sampai satu bulan. Bila kelembaban dalam bangsal terlalu tinggi, terutama di malam hari, terpaksa digunakan pemanasan agar terjadi aliran udara akibat perbedaan berat jenis udara. Gerakan udara akan menyingkirkan uap air dari daun tembakau. Termasuk kelompok ini yaitu tembakau cerutu yang disebut Dark Air Cured, dan tembakau Burley yang disebut Light Air Cured.
2. SUN CURING (Pengeringan Sinar Matahari) Daun tembakau dikeringkan dengan menjemur di sinar matahari. Tembakau Oriental di Turki termasuk yang terpenting dari kelompok ini. Tembakau berdaun kecil-kecil ditanam di tanah gersang di daerah kering, Aroma berasal dari minyak eteris menonjol, sehingga dipakai sebagai bahan campuran (blending) sigaret. Di Indonesia tembakau Kasturi masuk juga dalam grup ini
13
3. FLUE CURING (Pengeringan dengan Pipa Pemanas) Daun tembakau dikeringkan dalam gudang pengering (omprongan) dengan pemanasan udara melalui pipa-pipa pemanas (flue). Panas yang dipancarkan dari pipa memanasi udara di sekitar daun tembakau yang dikeringkan. Tungku dengan bahan bakar kayu, solar, atau batubara dibangun di luar gudang, panas mengalir lewat pipa. Tembakau Virginia termasuk kelompok ini, kegunaan untuk sigaret putih. Pengeringan berlangsung sekitar 5 hari. Tembakau disebut sebagai Flue Cured. Daerah utama tembakau Virginia di Indonesia yaitu di Lombok (NTB).
4. FIRE CURING (Pengeringan dengan Api) Daun tembakau dikeringkan dalam bangsal yang diberi pengapian langsung, dengan membakar kayu. Asap yang keluar dari kayu yang dibakar diserap daun yang dikeringkan, warna tembakau menjadi gelap dengan rasa yang berat. Tembakau Boyolali asepan termasuk kelompok ini. Di luar negeri a.l. diusahakan di Malawi (Afrika).
14
1). Sigaret Kretek Tangan (SKT). Pembuatannya menggunakan tenaga kerja secara manual. Ini menyerap banyak tenaga kerja, sehingga pemerintah memungut cukai dengan persentase yang relatif rendah. 2). Sigaret Kretek Mesin (SKM). Pembuatannya menggunakan mesin sehingga jumlah tenaga kerja yang terserap relatif sedikit. Pemerintah memungut persentase cukai yang lebih besar daripada SKT. 16
3. TEMBAKAU PIPA. Tembakau pipa perlu mempunyai daya isi (filling power) yang besar, sehingga sedikit tembakau cukup untuk mengisi lubang pipa. Di Indonesia dihasilkan dari tembakau VO Lumajang. Tembakau VO Lumajang justru menghendaki banyak bercak patik putih akibat infeksi Cercospora nicotianae, yang pada tembakau cerutu dihindari. Perkembangan tembakau VO Lumajang terkendala sedikitnya konsumen.
4. TEMBAKAU KUNYAHAN (Chewing tobacco). Tembakau ini dikonsumsi dengan dikunyah, tidak dibakar, sehingga di luar negeri dapat dikonsumsi di tempat dimana merokok dilarang. Tembakau berbentuk seperti permen. Di Indonesia generasi tua dahulu juga mengunyah tembakau dalam bentuk susur. Tembakau yang digunakan adalah tembakau lokal.
17
BENIH TEMBAKAU
- Untuk tembakau yang diekspor, benih varietas hasil rekayasa genetik (transgenik) atau GMO (Genetic Modified Organism) ditolak konsumen. - Benih yang mendapat sertifikat dari lembaga berwenang lebih disukai oleh pembeli luar negeri. Untuk tembakau Besuki NO sertifikasi oleh Lembaga Tembakau. - Benih diseleksi berdasar beratnya, makin berat cadangan makanan lebih banyak. Dalam benih yang normal tiap gram berisi + 12.000 butir. - Benih yang baik daya kecambahnya minimum 80% setelah 5 hari perkecambahan. - Benih yang lembab mudah ditumbuhi jamur seperti Alternaria sp. dan Cercospora nicotianae. Benih juga disukai oleh kumbang Lasioderma serricorne. - Benih yang sudah disimpan > 1 tahun bebas patogen benih yang menginfeksi pada saat panen. - Benih yang disimpan dalam keadaan kering (kadar air maks 7%) dapat tahan bertahun-tahun. - Benih tembakau tidak menularkan penyakit-penyakit virus, berbeda dengan benih lombok yang dapat menularkan TMV (virus mosaik tembakau) 23
PEMBIBITAN TEMBAKAU
1. SISTEM KONVENSIONAL Bibit ditanam di tanah bedengan, setelah berumur + 40 hari, bibit dipindah ke pertanaman dengan cara dicabut. Kelemahannya : akar sebagian putus, sehingga menghambat pertumbuhan awal di lapangan. Volume akar kurang besar (perakaran kurang luas). 2. SISTEM INKONVENSIONAL Bibit ditanam pada media tanam(campuran tanah dengan kompos) yang dikemas dalam polibag atau nampan plastik (seed tray). Perakaran berkembang baik, setelah + 35 - 40 hari sudah dapat dipindah ke pertanaman. Pada saat pemindahan akar tidak terputus, sehingga tidak mengalami hambatan pertumbuhan. Volume akar relatif besar, perakaran lebih luas sehingga penyerapan hara lebih intensif.
24
PEMBIBITAN TEMBAKAU
PELAKSANAAN PEMBIBITAN Pemupukan. Dilakukan 3 hari sebelum penyebaran benih (H -3). Unsur hara yang perlu ditambahkan N dan P. Bila dipakai Ammophos 16.20 dosisnya 25 g/m2. Dapat juga campuran SP 36 (10-20 g/m2) dengan ZA (10-20 g/m2). Dosis dapat bervariasi tergantung kesuburan tanah. Penyebaran benih. Kebutuhan benih + 0.1 g/m2 bedengan. Benih dikecambahkan pada kain basah. Setelah 3 hari benih mulai berkecambah, lalu disebarkan di bedengan. Kebutuhan benih untuk tiap ha pertanaman +10 gram. Untuk menghindari semut bedengan disemprot dengan pestisida. Penyiraman. Setelah benih disebar tanah dijaga tetap basah dengan penyiraman. Penyiraman juga berfungsi meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan suhu tanah. Frekuensi penyiraman tergantung pertumbuhan bibit. Waktu bibit masih kecil tanah dijaga tetap basah. Makin besar bibit kebutuhan air meningkat, tetapi menjelang pemindahan bibit penyiraman dikurangi untuk menguatkan bibit (hardening). Tujuan hardening untuk menyiapkan bibit dengan kondisi kering nantinya di pertanaman.
25
27
Tembakau Besuki NO ditanam sesudah panen padi. Kondisi fisik tanah yang mampat dan kurang udara (oksigen) tidak cocok untuk tembakau. Lahan bekas padi perlu diolah dalam waktu yang cukup untuk : - Membuang senyawa beracun dengan oksidasi. - Memutus kapiler air dalam tanah, sehingga mencegah mengeringnya tanah. - Mencegah naiknya chlor (Cl) yang terbawa oleh air yang bergerak ke atas. Chlor berpengaruh jelek pada daya bakar dan aroma tembakau.
28
29
PENANAMAN
DUA MACAM TATA TANAM : 1. TUNGGAL. Tanaman ditanam pada larikan tunggal. Umumnya dilaksanakan pada tanah berat, untuk memperlancar drainasi. Kedua sisi tanaman pertumbuhannya sama. Umumnya jarak tanam 45 - 50 cm dalam baris tanaman, dan 90 - 100 cm antar baris tanaman. 2. RANGKAP. Tanaman ditanam pada guludan yang tiap unitnya terdiri atas dua baris (larik) tanaman. Umumnya digunakan pada tanah ringan. Daun-daun cenderung tipis, terutama yang tumbuh di bagian dalam barisan (larikan). Umumnya jarak tanam antar larikan di dalam satu guludan 50 60 cm, jarak tanam dalam larikan 45 cm, sedang jarak antar guludan 90 110 cm. Dengan demikian jarak tanam menjadi 45 x 50 x 90 cm atau 50 x 60 x 100cm. Jumlah tanaman tiap ha lebih banyak pada tata tanam rangkap.
30
PENGAIRAN DI PERTANAMAN
Untuk menghasilkan daun yang relatif tipis dan lebar sesuai dengan kegunaannya tanaman tembakau membutuhkan air yang cukup. Pada saat awal penanaman tanaman diairi dengan cara menyiram pada tiap hari sampai tidak menunjukkan gejala layu (kira-kira seminggu), sesudah itu dibiarkan kering, tidak disiram. Tanaman baru diairi lagi pada umur + sebulan. Tanaman yang sudah butuh air pada siang hari mulai layu, yang menunjukkan neraca air mulai minus. Dalam pengairan diusahakan kadar air di zone akar sedalam + 20 - 30 cm mencapai kapasitas lapangan. Air pengairan sebaiknya dipilih yang tidak mengandung Cl > 25 ppm. Kebutuhan air tergantung fase pertumbuhan tanaman dan sifat fisik tanah. Tanah berpasir lebih cepat menyerap air daripada tanah berat, tetapi daya menahan air lebih rendah. Tanah itu membutuhkan pengairan lebih sering, tetapi jumlah yang diberikan tiap kali < daripada tanah berat. Kebutuhan air tanaman tembakau secara kasar sekitar 90 - 100 mm tiap bulan.
32
PEMELIHARAAN TANAH
Tanah di sekitar tanaman perlu diolah untuk : Menggemburkan tanah dan memudahkan aerasi. Memutus kapiler tanah untuk mengurangi penguapan air. Merangsang pembentukan akar baru. Mematikan gulma. Memudahkan drainasi tanah sesudah turun hujan lebat.
Pengguludan ke 1 dilakukan sejak tanaman umur sekitar 10 hari. Pengguludan kedua dan selanjutnya dilakukan selang 15 hari. Umumnya pengguludan dilakukan sebanyak tiga kali. Tanaman berdiri di atas guludan. Lembah di antara larikan tanaman itu dimanfaatkan sebagai saluran air waktu mengairi (menorap). Oleh petani juga digunakan untuk menaburkan pupuk urea, yang kemudian diairi. Menurut petani hal ini dilakukan untuk menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi risikonya sebagian pupuk terbuang bersama aliran air, bahkan kadang-kadang kalau dosis pupuk berlebihan dapat meracun tanaman (karena urea mengandung biuret).
34
Karena produksi berupa daun, pupuk yang paling penting adalah pupuk nitrogen (N). Pada tembakau cerutu kecuali unsur N unsur hara lain yang banyak diserap tanaman yaitu unsur-unsur K dan Ca. Unsur K diperlukan untuk daya bakar dan keteguhan abu, Ca untuk elastisitas dan putihnya abu. Abu yang putih mencerminkan pembakaran yang baik. Defisiensi N, P, dan K terlihat pada daun bawah, karena unsur-unsur itu termasuk unsur hara yang mobil. Defisiensi Ca terlihat pada daun atas yang ujungnya melengkung dan pertumbuhannya terhambat (Unsur hara yang tidak mobil). Tembakau sigaret perlu unsur P untuk memperoleh kadar gula yang lebih tinggi. Kadar gula merupakan unsur kualitas utama pada tembakau sigaret.
35
36
37
KELEMAHAN Hanya menambah N, tidak menambah unsur hara yang lain. Bila kelebihan meningkatkan warna hijau (sukar dirombak menjadi kuning atau cokelat saat pengeringan ) Meningkatkan kadar protein, dan meningkatkan persentase tembakau Minyak (cacat pada krosok berupa garis-garis atau noda kehitaman seperti terkena minyak). Kelebihan dosis dapat meracun tanaman karena mengandung biuret.
38
KELEMAHAN :
Lambat tersedia, perlu nitrifikasi terlebih dahulu menjadi nitrat. Dapat mengasamkan tanah karena sulfat, dan dapat berpengaruh negatif terhadap daya bakar. Dapat menghambat penyerapan kalium. Penyerapan berlebihan dapat menyebabkan keracunan tanaman.
39
40
Pada tembakau WHITE BURLEY di Jember : Nitrogen : 12 gr/tanaman P2O5 : 6 - 9 gr/tanaman K2O : 7 - 18 gr/tanaman
42
PENGENDALIAN : 1. Mekanis : menangkap/membunuh ulat, mengambil kelompok telur dengan cellotape. 2. Memasang perangkap sex feromon untuk kupu-kupu jantan, untuk memantau populasi dan mengurangi telur yang dibuahi. 3. Menggunakan bioinsektisida : Bacillus thuringiensis (Bt) dengan nama dagang Dipel, virus NPV, dan serbuk biji mimba (SBM) serta ekstrak daun mimba (Azadirachta indica). 4. Memakai insektisida kimia : Decis (deltametrin), atau Buldok (betasiflutrin). Penggunaannya perlu dibatasi agar tidak membunuh musuh alami dan tidak menghasilkan residu yang melebihi ketentuan.
43
ULAT DAUN Spodoptera YANG MATI KARENA DIPERLAKUKAN DENGAN SERBUK BIJI MIMBA (Azadirachta indica)
46
PENGENDALIAN 1. Penggenangan lahan sebelum tanam membunuh larva & kepompong 2. Mencari ulat di sekitar bibit yg terserang, yg sembunyi dalam tanah. 3. Penyemprotan insektisida menjelang malam, saat ulat keluar.
47
Thrips tabaci yang menyebabkan cacat urat putih pada tembakau krosok
49
JAMUR : 1. Phytophthora nicotianae (lanas = blackshank). 2. Cercospora nicotianae (patik atau tol-tol = spikkel).
50
Gejala layu pada tembakau yang terserang bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Layu sefihak merupakan gejala spesifik penyakit ini. Bagian yang sakit bila dipijit keluar lendir
52
Daun-daun layu, batang busuk hitam, bila dibelah empulurnya kosong. Bila terkena angin batang dapat patah
55
Daun berwarna belang - belang hijau muda dengan hijau tua. Virus menular melalui kontak tangan dengan daun tanaman yang sakit, tidak ditularkan melalui biji
57
59
60
Tanaman tembakau yang terserang oleh virus mosaik ketimun (CMV = Cucumber Mosaic Virus). Warna belang mirip seperti kulit ketimun, disertai perubahan bentuk.
61
PENYAKIT KRUPUK
PENYEBAB PENYAKIT : Virus krupuk atau Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) GEJALA : Daun berkerut, urat daun menebal, tulang daun melengkung-lengkung, mengesankan seperti krupuk yang digoreng. Di bagian bawah daun ada tonjolan-tonjolan kecil seperti anak daun (Enasi). TANAMAN INANG : Gulma wedusan (Ageratum conyzoides), legetan (Synedrella nodiflora), nyawon (Vernonia cinerea). PENULARAN : Virus hanya ditularkan lewat kutu kebul (Bemisia tabaci), tidak menular lewat benih atau lewat singgungan dengan tanaman sakit. Virus jarang menular dari tembakau ke tembakau, lebih mudah dari gulma ke tembakau. PENGENDALIAN : 1. Sanitasi lingkungan : membersihkan gulma dari lahan sampai sejauh + 20 m dari areal tembakau. Hal ini untuk menghilangkan tempat persembunyian serangga vektornya. 2. Penggunaan insektisida : bilamana populasi vektor sangat banyak, dapat disemprot dengan insektisida sistemik seperti Confidor (imidakloprid), Regent (fipronil) atau Actara (Tiametoksam). 62
Tembakau yang layu karena terserang jamur lanas (Phytophthora nicotianae). Gejala layu seperti disiram air panas. Kiri : tembakau cerutu, tengah : tembakau Burley
Batang tanaman tembakau yang terserang lanas. Bila dibelah empulurnya bersekat
66
67
Daun tembakau masak yang terserang jamur patik. Gambar kanan dilihat pada perbesaran kuat. Bercak patik yang berwarna putih, yang berwarna cokelat terinfeksi oleh jamur Alternaria longipes
69
0,5 -
Kasumin 5/75 WP
Kasugamicin (sistemik)
2 gr/l
idem
Catatan : - Bakterisida dituangkan ke dalam lubang tanam pada H 1 sebanyak 50 cc/lubang tanam, atau 1 liter larutan untuk 20 lubang tanam. - Residu max menurut CORESTA Guide No. 1, Juni 2008
Buldok 25 EC
Agrimec 18 EC Kanon 400 EC Organeem Amcothene 75 SP
1 cc/l
0,5 1 cc/l 1 cc/l 4 gr/l 0,5-1cc/l
idem
idem Ulat daun dan ulat pupus, serta kutu-kutu daun Ulat daun dan ulat pupus Ulat daun dan ulat pupus
0,5
0,5 0,2
75
KOS dan KAK yang baik (tidak cacat, ukuran lebar cukup, warna cerah) dipakai sebagai pembalut cerutu (Dekblad = Wrapper), KAK yang masih cukup baik dan TNG dapat dipakai sebagai pembungkus cerutu (Omblad = Binder). TNG dan PUT sebagai bahan isi cerutu (Filler).
76
5. POSISI DAUN PADA BATANG. Letak daun mempengaruhi susunan kimiawi. Makin ke atas ada peningkatan kadar N total, protein, dan nikotin. Kadar abu total, Ca, Mg dan pH makin ke atas makin meningkat. Kadar karbohidrat tertinggi pada daun-daun tengah. Tebal daun makin ke atas meningkat, sehingga daun atas lebih cocok untuk filler.
78
79
DAUN DIPETIK PAGI, SEBELUM MATAHARI TERBIT. Umumnya dilakukan jam 5.00 - 8.00 WIB. Sehabis hujan lebat petikan ditunda, agar daun agak kesap (tidak basah). DAUN YG DIPETIK MASUK KRANJANG. Kranjang ditutup karung plastik, agar tidak kena sinar matahari yg menimbulkan warna tua (gelap) karena zat tepung hasil asimilasi. DAUN DIPERLAKUKAN HATI-HATI. Hal ini agar daun tidak memar dan robek. Bila memar, setelah pengeringan & fermentasi menunjukkan noda-noda minyak berwarna gelap, menyebabkan rasa tembakau yg pahit. Pupuk urea berlebihan juga cenderung meningkatkan tembakau minyak.
80
Macam-macam tipe pengeringan : 1. Pengeringan udara (Air Curing) : berlangsung secara alami dengan aliran udara, bila perlu dilakukan pengasapan dengan kayu bakar. Contoh : tembakau White Burley, dan tembakau cerutu. 2. Pengeringan matahari (Sun Curing) : berlangsung di bawah sinar matahari dengan penjemuran. Contoh : tembakau Kasturi, tembakau Oriental, dan tembakau rajangan. 3. Pengeringan dengan pipa pemanas (Flue Curing) : berlangsung dalam gudang pengering dengan pemanasan tidak langsung melalui pipa pemanas (flue). Contoh : tembakau Virginia untuk sigaret. 4. Pengeringan dengan api (Fire Curing) : berlangsung di atas nyala api. Contoh : tembakau Boyolali asepan.
81
PENGERINGAN (4)
CONTOH PENGERINGAN DAUN KAKI TEMBAKAU BESUKI NO
Hari ke Pengapian
1-3 4-6 Tanpa api Asap (kukus)
7-9
Api kecil
10 -12
Api sedang
13 -15 16 -18
Tembakau sigaret (Virginia, rajangan) tidak perlu mengalami fermentasi, tetapi selama penyimpanan terjadi proses pematangan (aging) secara alami yg meningkatkan kualitas, antara lain aroma menjadi lebih baik. Tembakau sigaret sering kali perlu mengalami pengeringan ulang (redrying) sebelum diproses untuk pembuatan rokok.
87
2,5 5 10 20
4,5 6 8 10
50 - 52 50 - 54 52 - 54 52 - 54
+ 8 + 12 + 21 + 30
91
PENGEBALAN
Setelah selesai diproses sortasi tembakau dimampatkan dengan mesin press, dan dikemas dalam bentuk bal. Untuk tembakau Deli setiap bal seberat 80 kg, demikian pula tembakau Vorstenland di Klaten, dengan tikar sebagai pembungkus. Untuk tembakau Besuki NO setiap bal beratnya 100 kg, dengan tikar sebagai pembungkus. Tembakau TBN dikemas dalam karton, setiap karton seberat 60 kg. Setiap bal atau karton diberi kode huruf yang menunjukkan kualitasnya. Sebelum diekspor tembakau perlu difumigasi untuk mengendalikan hama bubuk tembakau (Lasioderma serricorne, Coleoptera). Hama ini larvanya makan krosok sehingga menimbulkan lubang-lubang, serta menghasilkan kotoran, karena itu fumigasi wajib dilakukan oleh eksportir dengan bimbingan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) dan Lembaga Tembakau
98
LASIODERMA
Hama Lasioderma serricorne merusak tembakau kering dan produknya. Hama ini bersifat polifag, dapat makan pada hasil-hasil pertanian yang lain. Siklus hidupnya adalah sbb : Stadium telur 10 19 hari (rata-rata 15 hari), Stadium larva 10 18 hari (rata-rata 13 hari). Imago 16 19 hari (rata-rata 17 hari). Pupa 4 12 hari (rata-rata 8 hari). Keseluruhan dari telur sampai imago 42 45 hari. Pembiakan berlangsung sangat cepat. Sepasang imago dapat menghasilkan + 2000 keturunan dalam 4 bulan. Telur berkembang dan menetas pada suhu 20 28o C dan kelembaban relatif 70% dengan makanan campuran tepung dengan yeast (20 : 1) Aktivitas larva terhenti pada suhu < 15 o C. Imago sudah tidak makan. Imago betina bertelur pada tembakau kering (krosok), larva yang lahir makan krosok. Benih tembakau juga dimakan. Imago tertarik pada cahaya lampu merah. Untuk memantau Lasioderma dalam gudang digunakan lampu merah.
99
FUMIGASI
FUMIGASI yaitu perlakuan dengan insektisida dalam bentuk gas di dalam ruangan yg tertutup rapat untuk membunuh hama. Insektisida yg digunakan disebut fumigan. Untuk pencegahan / pengendalian hama Lasioderma digunakan fumigan berbahan aktif phosphin (PH3). Fumigan berupa Aluminium phosphide yg bila dihidrolisis menghasilkan PH3 berdasar reaksi : 2 AlP + 3 H2O Al2O3 + 2 PH3 Dalam praktek yg banyak digunakan ialah fumigan dengan nama dagang Phostoxin, berupa tablet dengan berat 3 gr, yg menghasilkan gas phosphin seberat 1 gr. Untuk menghasilkan gas diperlukan air yg diambil dari uap air di udara. Dosis fumigasi sebesar 1 gr phosphin / m3 ruangan selama 72 jam telah dapat membunuh semua stadium Lasioderma. Selanjutnya perlu diangin-anginkan selama 48 jam (untuk membuang sisa-sisa gas yg beracun).
100
101
TEMBAKAU YANG SUDAH SELESAI DISORTASI DIPOTONG UNTUK MEMPEROLEH POTONGAN BAHAN PEMBALUT DAN PEMBUNGKUS CERUTU
Mesin bobbin untuk memotong tembakau krosok sesuai pola yang ada untuk pembalut dan pembungkus cerutu