You are on page 1of 10

BAALAWI WARISAN PUSAKA

RASULULLAH SAW

Penyusun:

Habib Idrus Alhamid

BAALAWI WARISAN PUSAKA RASULULLAH SAW Habib Idrus Alhamid, S.Ag., M.Si. Copyright 2012. All right reserved Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari Penerbit Penulis, Habib Idrus Alhamid, S.Ag., M.Si. Penyunting, Umar Faruq Desain Sampul, Maryam Hanum Desain Isi, Robait Usman Cetakan pertama, Januari 2012

ISBN : 978-602-19640-3-3 Cetakan Pertama 2012

Diterbitkan oleh Naila Pustaka Jl. Kemutug 02 Ring Road Selatan Banguntapan Bantul Yogyakarta 55191 Telp: 0274-7469923 Hp: 081 555 788 548 email: cakrawala.bangsa@gmail.com

PENGANTAR
Tidak terduga buku kecil ini bisa selesai dalam waktu yang cukup singkat. Itulah yang menyadarkan kami bahwa tentu masih banyak kesalahan sana-sini yang perlu dibenahi oleh pihak-pihak yang lebih berkompeten. Meski demikian, kami mengucapkan syukur al-hamdulillah, karena tanpa peran-Nya tidak mungkin buku ini selesai. Semoga dalam penyempurnaanya, Allah mengirimkan penulis yang jauh lebih baik. Buku yang berjudul Baalawi: Warisan Pusaka Rasulullah SAW berisi pesan-pesan Rasulullah saw yang terkait dengan Ahlul Bait dan keturunannya sebagai pusaka peninggalan Rasulullah saw yang harus dijaga oleh umat Islam. Untuk mempertegas makna bahwa mereka adalah pusaka Rasulullah SAW yang sejati, maka dalam paparannya tidak cukup dengan hujjah-hujjah nash al-Quran dan al-Sunnah, tetapi juga fakta-fakta historis. Karena itulah, penelusuran jejak-jejak dakwah mereka dalam mengembangkan Islam dan keteladanan yang mereka wariskan perlu kita gali. Jejak-jejak mereka itu tidak lain merupakan aktualisasi pesan-pesan yang mereka warisi dari Rasulullah saw. Selain mereka sendiri sebagai pusaka warisan Rasulullah saw, pesan-pesan dakwah yang mereka tinggalkan juga merupakan pusaka Rasulullah saw dalam arti Sunnati (Sunnahku-Rasulullah saw) yang telah diwasiatkan kepada Ahlul-Bait, yang kemudian diwariskan kepada anak turunnya, para pengikutnya dan umat Islam secara keseluruhan. Wasiatwasiat Rasulullah saw itu kemudian menyatu dalam kehidupan keluarga Rasulullah, Ahlul-Bait, kaum Alawiyin, Baalawi hingga pada orang-orang yang disebut sayyid, syarif, wan, sidi, syid, alevi, pangeran, ateng, ratu, dan habib. Wasiat yang disampaikan Rasulullah saw amat banyak, tetapi dalam buku ini yang dihimpun sebatas pesan-pesan yang terkait dengan akhlaq Rasulullah, suluk sufistik, jejak-jejak dakwah mereka, strategi dakwah, kumpulan doa pilihan Rasul dan praktek mujahadah ruhiah. Wasiatwasiat ini kemudian dihimpun dan diamalkan oleh para habaib, sayyid dan syarif yang mereka ini adalah pelanjut dan pewaris Rasulullah dari kalangan Ahlul-Bait. Hal ini juga merupakan salah satu bukti makna yang diwasiatkan Rasul saw bahwa Ahlul Bait adalah salah satu di antara dua pusaka Rasulullah saw yang aktual. Dengan demikian, kesan kontroversi tentang makna dua pusaka Rasulullah, Kitabullah dan Al-Sunnah dengan makna dua pusaka lain, Kitabullah dan Ithrati-Ahlul Bait menjadi saling mendukung dan memperkuat dalam menampilkan Islam yang utuh. AlSunnah yang pertama dalam pengertian normative-tekstual, sedangkan Ithrati-Ahlul Bait adalah Sunnah Rasul dalam pengertian konkrit atau aktual.

iii

Para habaib, sayyid dan syarif jumlahnya banyak dan mereka tersebar ke berbagai penjuru, yang dalam dua dekade terakhir ini, mereka tampil dengan dicirikan gelar-gelar marga yang melekat di belakang nama mereka, seperti al-Saqqaf, al-Jufri, Al-Haddad, al-Hamid, al-Idrus, al-Aththas dan beberapa nama marga lainnya. Masing-masing marga memiliki jejak dakwah dan amalan serta rutinitas ritual sendiri-sendiri yang semuanya diambil dari kakek buyut guru-guru mereka dan sekaligus merupakan warisan Rasulullah. Warisan dan amalan itu yang tidak lain juga merupakan pusaka Rasulullah memiliki karakter sendiri-sendiri sesuai dengan isi amalannya, penerima warisan dan pengamalnya sendiri. Ketahuilah, bicara tentang wasiat adalah bicara tentang pesanpesan Allah swt, karena wasiat Rasul berasal dari Allah. Tuhan berwasiat, demikian pula para utusan Allah, dan demikian juga utusan pamungkas terkasih, Muhammad saw. Karena itu, meneladani mereka adalah sebaikbaik perbuatan. Andai tiada wasiat-wasiat itu, makhluq berkubang dalam kegelapan. Mereka akan saling bermusuhan dan membunuh. Dengan wasiat, raja kekal dalam kekuasaan. Dengan wasiat, para ulama tidak terjerumus dalam godaan nafsu. Dengan wasiat, pemuka masyarakat diberkati Tuhan. Oleh sebab itu, lakukanlah jalan wasiat itu dan jangan ditinggalkan. Wasiat adalah hukum Allah dalam keazalian. Perilaku Muhammad saw adalah Islam itu sendiri secara keseluruhan. Agama Mushthafa saw adalah agama paling terang yang menyejukkan. Cahayanya tidak menyilaukan mata, bahkan memberi kekuatan dan kemanfaatan. Yang miring ditegakkan. Yang lemah diperkuat. Yang terlalu menonjol diratakan. Islam agama rahmat, sementara Muhammad saw adalah Islam itu sendiri. Beliau sudah wafat, tetapi pusakanya yang tersimpan dalam al-Quran dan al-Sunnah dengan ruh semangat jihadnya yang diwarisi para pewarisnya, Ahlul Baitnya, terus berlanjut hingga sekarang, sehingga mereka sendiri (Ahlul Bait) disebut sebagai pusaka peninggalan Rasul itu sendiri. Para pewaris yang Ahlul-Bait itu menjadi penggerak-penggerak dakwah dan pembuka wilayah-wilayah baru untuk diislamkan. Mereka bergerak dari Mekkah, lalu ke Madinah, kemudian ke Iraq, selanjutnya ke Tarim, Hadramaut dan terus mengalami eksodus hingga tersebar ke berbagai wilayah hingga ke kepulauan Nusantara yang meliputi daratan Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Sumba, Flores, Sulawesi, Maluku, Papua, bahkan sampai ke Brunai, Malaysia, Philipina, Siam, Kamboja, dan beberapa daratan Indochina. Kemudian setelah beberapa dekade, muncullah kantong-kantong muslim yang dinahkodai para sayyid, syarif dan habib yang notabene AhlulBait. Mereka menyebar dengan membawa pusaka peninggalan Rasulullah saw, yang menyatu dalam diri mereka, yang sebagian pusaka itu disusun dalam doa-doa, hizib-hizib, ratib-ratib, kelompok-kelompok dzikir, tradisi keagamaan, situs-situs kerajaan, dan tarekat yang berkelindan dengan perjuangan dakwah serta jejak-jejak dakwah yang mereka wariskan. Mereka menjadi sumber inspirasi dakwah, media penapakan (baca: wasilah ilallaah) menuju Tuhan dan api yang memercikkan kobaran semangat jihad.

iv

Dari sumbernya, kita harus ambil air kesucian pusaka peninggalan Rasul. Dengan air kesucian itu, kita bergerak membahagiakan umat. Kita harus cepat-cepat naik ke tangga puncak ketinggian menuju tabiat diri dan kesucian akal yang murabbi. Dengan berdzikir, bershalawat, berratib, berhizib, bertasbih, meneladani mereka, menghormati mereka, membela mereka dan mencintai mereka, kita berarti sedang menapaki tangga kesucian menuju Tuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan ridhaNya. Rasulullah saw, manusia paling sempurna yang menjadi kekasih kita melihat penapakan kita dengan senyum rahmat. Ya, Habiballah, inillah persembahan kami. Janganlah Tuan palingkan wajah Tuan yang sempurna dari diri hamba yang hina ini. Inilah wasiat sang Mushthafa saw. Jika mau ambil dan mengamalkannya, segeralah dan memang wajib bersegera. Sungguh wasiat Rasul adalah sebaik-baik pusaka. Dengan wasiat itu, kita melihat setiap bentuk ilmu pengetahuan, nur nubuwwah, hikmah dan martabat ilahiah. Hendaklah kita memuji Tuhan dan bershalawat pada Sang Kekasih atas nikmat yang diberikan-Nya, berikut segenap keluarga dan sahabat beliau hingga hari kiamat. Subhaanallaah wa bihamdih. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala aalihi wa ashhaabih. Semoga buku ini diberkati Allah swt. Amin.

Jayapura, Papua, 2012 Habib Idrus bin Umar al-Hamid

vi

DAFTAR ISI
BAB I Ahlul Bait Pusaka Rasulullah Saw ~ 1
A. MAKNA PUSAKA RASULULLAH SAW ~ 1 Hadis Tsaqalain (Dua Pusaka Rasul) ~ 2 Studi Kritis Tentang Matan Hadits Tsaqalain ~ 2 Studi Kritis tentang Sanad Hadits Tsaqalaian ~ 3 Mengkrompomikan Tsaqalaian ~ 6 Dua Pemahaman Tentang Makna

B. SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN AHLUL BAIT ~ 7 Ahlul Bait dalam Al-Quran ~ 8 Hadits al-Kisa` Menentukan Siapa Yang Dimaksud Dengan Ahlul Bait ~ 9 Hadits Mubahalah Mempertegas Siapakah Ahlul Bait ~ 14 Keluarga Rasulullah SAW Yang Lain ~ 16 Pendapat Beberapa Ulama Tentang Ahlul Bait ~ 17

BAB II BAALAWI PENERUS AHLUL BAIT ~ 23


A. KETIKA RASULULLAH SAW WAFAT ~ 23 B. KARTU KELUARGA (KK)NABI SAW ~ 31 C. KETURUNAN FATIMAH AZZAHRA PELANJUT AHLUL BAIT ~ 33 D. ALAWIYIN PENERUS KETURUNAN FATIMAH AZZAHRA ~ 37 E. BEBERAPA GELAR KABILAH ALAWIYYIN ~ 41

BAB III HAK-HAK DAN KEUTAMAAN AHLUL BAIT ~ 47


A. HAK-HAK AHLUL BAIT ~ 48 Hak Memperoleh Harta Ghanimah ~ 48 Hak Memperoleh Bacaan Shalawat ~ 48 Hak Untuk Dicintai ~ 49 Hak untuk Dihormati dan Dibantu ~ 50 B. KEUTAMAAN AHLUL-BAIT ~ 51 Beberapa Riwayat Tentang Keutamaan Ahlul-Bait ~ 52 Baalawi Adalah Pintu Kebenaran ~ 65 Baalawi Haram Mengambil Zakat ~ 70 Balasan atas Pelanggarannya Dua Kali Lipat ~ 70

vii

BAB IV

AMALAN-AMALAN BAALAWI SEBAGAI BAGIAN WARISAN RASULULLAH SAW ~ 73


A. MAKNA AMALAN SEBAGAI RASULULLAH SAW ~ 73 BAGIAN PUSAKA

B. JENIS-JENIS AMALAN BAALAWI YANG NOTABENE PUSAKA RASULULLAH SAW ~ 74 Wasiat-wasiat Nabi kepada Ali bin Abi Thalib kw ~ 74 Amalan-amalan Ratib ~ 78 Dzikrullah Yang Ditradisikan Kaum Thariqah ~ 78 C. MUJAHADAH DAN AMALAN SUFISTIK ESENSI AMALAN RASULULLAH ~ 86

BAB V GELOMBANG PERGERAKAN MASA KE MASA ~ 95

BAALAWI

DARI

A. PERKEMBANGAN AWAL BAALAWI ~ 95 B. JEJAK-JEJAK BAALAWI DALAM PENYEBARAN ISLAM DI ASIA TENGGARA ~ 97 Abad 9-11 Masehi ~ 97 Abad 12-16 Masehi ~ 98 C. POLA ISLAMISASI BAALAWI DI KEPULAUAN NUSANTARA 113

BAB VI STRATEGI DAKWAH BAALAWI DALAM PE NYE BARAN ISLAM DI KEPULAUAN NUSANTARA ~ 125
A. KEARIFAN SPIRITUAL DAN AKHLAQ MULIA SEBAGAI LANDASAN STRATEGI DAKWAH BAALAWI ~ 125 B. DAKWAH KULTURAL ~ 131 C. DAKWAH LEWAT JALUR POLITIK DIPADU KULTURAL ~ 134

BAB VII RAJA-RAJA DARI DINASTI BAALAWI DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA ~ 139
A. WILAYAH TIMUR TENGAH ~ 139 B. WILAYAH AFRIKA UTARA ~ 140 C. WILAYAH INDIA (ASIA SELATAN) ~ 140 D. WILAYAH ASIA TENGGARA ~ 141 E. WALISONGO GENERASI AWAL BAALAWI DI NUSANTARA ~ 152

viii

F. NAMA-NAMA WALISONGO WAKTUNYA ~ 153

MENURUT

PERIODE

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 1435 M. ~ 154 Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1435 1463 M, ~ 154 Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 1466 M, ~ 154 Wali Songo Angkatan ke-4, 1466 1513 M, ~ 154 Wali Songo Angkatan ke-5, [1513 - 1533 M], ~ 155 Wali Songo Angkatan ke-6, [1533 - 1546 M], ~ 155 Wali Songo Angkatan ke-7, (1546- 1591 M) ~ 155 Wali Songo Angkatan ke-8, (1591- 1650 M) ~ 156 Wali Songo Angkatan ke-9, (1650 1750 M) ~ 156 Wali Songo Angkatan ke-10, (1750 1897 M) ~ 157 G. TEORI KETURUNAN RAJA-RAJA DINASTI BAALAWI 158

BAB VIII JEJAK-JEJAK KESULTANAN BAALAWI KEPULAUAN MALUKU DAN PAPUA ~ 161

DI

A. AWAL-MULA ISLAM DIBAWA BAALAWI KE KEPULAUAN MALUKU SEBAGAI FENOMENA KULTURAL ~ 161 B. ISLAM MALUKU DIBAWA MASUK BAALAWI KE RANAH POLITIK KERAJAAN DAN MENJALAR HINGGA KE PAPUA ~ 163 C. JEJAK ARKEOLOGIS PENGARUH ISLAM DI WILAYAH MALUKU DAN PAPUA BAGIAN SELATAN DAN BARAT ~ 166 D. ASAL MULA RAJA-RAJA MALUKU ~ 171 E. KEDATANGAN KEKUATAN IMPERALIS EROPA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MALUKU ~ 173 Pengusiran Portugal ~ 174 Kedatangan Belanda ~ 175 Perlawanan Rakyat Maluku dan Kejatuhan Ternate ~ 175 F. WARISAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM MALUKU ~ 177

BAB IX

PERAN DAKWAH BAALAWI AL-HAMID TERSEBAR HINGGA KE PAPUA ~ 179


A. PEMAKAI PERTAMA GELAR AL-HAMID ~ 179 B. PERAN DAKWAH ANAK TURUN BAALAWI AL-HAMID DI INDONESIA BAGIAN BARAT DAN TENGAH ~ 180 Habib Sholeh Al-Hamid Tanggul ~ 180 Habib Husein bin Hadi Al-Hamid ~ 182 Habib Mahmud bin Umar Al-Hamid ~ 185 Habib Syekh Abd Al-Hamid Abulung ~ 190

ix

Habib Pencatat Nasab ~ 193 Habib Abdullah bin Husein bin Thohir Al-Hamid ~ 195 C. PERAN DAKWAH BAALAWI AL-HAMID DI INDONESIA TIMUR ~ 200 Habib Idrus bin Salim Alhamid ~ 202 Habib Umar bin Idrus Alhamid ~ 207 Habib Idrus bin Umar Alhamid ~ 210 D. AMALAN BAALAWI AL-HAMID YANG DI PULAU BURU DAN PAPUA ~ 224

You might also like