Professional Documents
Culture Documents
RINGKASAN
ROFIQ IRFANI. H24063201. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel
Laptop di UMKM Yogi Tas Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
Di bawah Bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO dan R. DIKKY
INDRAWAN.
Pertumbuhan penggunaan laptop yang terus meningkat membuka peluang
bagi pengusaha untuk memproduksi dan memasarkan aksesoris pendukung
laptop, khususnya ransel laptop. Yogi Tas yang semula memproduksi berbagai
macam tas bermaksud untuk mengembangkan usahanya dengan membuat satu
divisi khusus yang memproduksi ransel laptop. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mengkaji kelayakan pengembangan usaha Yogi Tas dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran, teknis dan operasi, hukum dan manajemen, ekonomi sosial,
lingkungan dan keuangan, (2) Melakukan analisis sensitivitas untuk mengukur
tingkat kepekaan usaha terhadap variabel yang dianggap paling berpengaruh.
Penelitian ini dilakukan di UMKM Yogi Tas Desa Laladon, Kecamatan
Ciomas, Kabupaten Bogor pada bulan Agustus-Oktober 2010. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif untuk data yang bersifat kualitatif pada aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan operasi, hukum dan manajemen, sosial ekonomi,
dan lingkungan. Data kuantitatif pada aspek keuangan dianalisis dengan
menggunakan analisis kriteria investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Pengembangan usaha layak dari
aspek pasar dan pemasaran dengan mempertimbangkan hasil forecasting yang
dilakukan, (2) Pengembangan usaha layak dari aspek teknis dan operasi dengan
mempertimbangkan proses produksi, lokasi usaha, dan teknologi yang digunakan,
(3) Pengembangan usaha layak dari aspek hukum dan manajemen dengan
mempertimbangkan izin-izin usaha, pembagian tugas yang jelas, serta sistem
kompensasi, (4) Pengembangan usaha layak dari aspek sosial ekonomi dengan
pertimbangan penyerapan tenaga kerja walaupun kecil, (5) Pengembangan usaha
layak dari aspek lingkungan karena tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, (6) Pengembangan usaha layak dari aspek finansial dengan
menghasilkan kriteria investasi berupa NPV sebesar Rp 251.207.000, IRR sebesar
28,46%, Net B/C sebesar 1,79, Gross B/C sebesar 1,23, PI sebesar 2,52, dan PBP
selama 2 tahun 10 bulan 27 hari, (7) Analisis sensitivitas dengan metode
switching value menggunakan parameter inflasi menunjukkan usaha masih layak
dijalankan hingga angka maksimum inflasi menyentuh nilai 14,37%. Lebih dari
itu usaha tidak layak untuk dijalankan lagi.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bengkulu pada
tanggal 6 Mei 1985 dan memiliki nama
lengkap Rofiq Irfani. Penulis merupakan
anak ke tujuh dari tujuh bersaudara
pasangan Bapak Syaifudin Irfan dan Ibu Siti
Amanah.
Penulis memulai pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri 7 Argamakmur, Bengkulu Utara dan lulus pada tahun 1997.
Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 1 Argamakmur, Bengkulu Utara, tamat tahun 2000. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Al Zaytun,
Indramayu (lulus tahun 2003) dan Madrasah Aliyah Al Zaytun, Indramayu (lulus
tahun 2006). Pada tahun 2006 penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian
Bogor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa Perkuliahan, penulis aktif di kelembagaan tingkat fakultas.
Pada tahun 2007/2008, penulis aktif di Karemata (Keluarga Ekonomi dan
Manajemen Pencinta Alam) sebagai Ketua Divisi Logistik. Selanjutnya pada
tahun 2008/2009, penulis aktif menjadi staf divisi mounteneering Karemata,
anggota Coast Futsal dan Voli BEM FEM IPB. Selain itu, penulis juga aktif
mengikuti kepanitiaan di berbagai acara yang diselenggarakan oleh FEM.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan nikmat waktu dan kesehatan sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan proses penyusunan skripsi yang berjudul Analisis
Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop di UMKM Yogi Tas Desa
Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor ini dari awal sampai akhir
dengan lancar. Penyusunan skripsi ini penulis lakukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pertumbuhan penggunaan laptop yang semakin meningkat secara tidak
langsung juga meningkatkan kebutuhan akan aksesoris pendukung laptop
tersebut, salah satunya yaitu ransel laptop. Peningkatan penggunaan laptop yang
diiringi dengan pemakaian ransel laptop yang semakin meningkat membuka
peluang usaha bagi produsen tas untuk terjun dalam bisnis ini.
CV. Yogi Tas merupakan salah satu produsen tas di Bogor yang
bermaksud mengembangkan usahanya di bidang ransel laptop dengan
membentuk satu divisi baru yang khusus menangani produksi dan pemasaran
ransel laptop. Untuk melakukan pengembangan usaha ini perlu dilakukan suatu
kajian awal mengenai kelayakan pengembangan usaha sesuai dengan teori dalam
Studi Kelayakan Bisnis agar usaha ini dapat berhasil dan sustainable.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM
selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam menyusun skripsi
dan kepada Mas Yogi selaku pemilik CV. Yogi Tas atas kesempatan yang telah
diberikan untuk melakukan penelitian.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan mohon maaf apabila
masih banyak kekurangan.
Bogor, Februari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ..................................... 6
2.1.1 Pengertian UMKM ...................................................................... 6
2.1.2 Kriteria UMKM ........................................................................... 6
2.1.3 Peran UMKM dalam Pembangunan Nasional ............................ 7
2.2 Studi Kelayakan Bisnis ......................................................................... 8
2.2.1 Siklus Bisnis ................................................................................ 8
2.2.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ......................................... 9
2.3 Analisis Sensitivitas .............................................................................. 17
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 21
3.1.1 Aspek Pasar ................................................................................. 21
3.1.2 Aspek Teknis ............................................................................... 21
3.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum ................................................... 22
3.1.4 Aspek Ekonomi Sosial ................................................................ 22
3.1.5 Aspek Finansial ........................................................................... 22
3.2 Metode Penelitian ................................................................................. 24
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 24
3.2.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 24
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 24
3.3.1 Analisis Kriteria Investasi ........................................................... 24
3.3.2 Analisis Sensitivitas..................................................................... 27
3.4 Asumsi-Asumsi Penelitian .................................................................... 27
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jumlah penjualan laptop berdasarkan segmen ........................................ 2
2. Tren penjualan PC (notebook dan desktop) di Indonesia ....................... 3
3. Kriteria UMKM. ..................................................................................... 6
4. Penyerapan tenaga kerja menurut skala usaha tahun 2000
dan 2003 (orang) ..................................................................................... 7
5. Metode peramalan time series dan nilai parameter kesalahan................ 31
6. Kapasitas optimum produksi ransel laptop ............................................. 32
7. Perbandingan ramalan penjualan dan kapasitas optimum
produksi usaha yogi tas ........................................................................... 34
8. Peralatan dan perlengkapan dalam pembuatan pola ............................... 40
9. Peralatan dan perlengkapan dalam proses pemotongan ......................... 40
10. Ringkasan rencana anggaran biaya ......................................................... 48
11. Ringkasan biaya operasional .................................................................. 49
12. Nilai kriteria investasi pengembangan Usaha Yogi Tas ......................... 50
13. Rekapitulasi Analisis Aspek Finansial ................................................... 54
14. Fungsi manajemen dan penjabarannya pada pengembangan
Usaha Yogi Tas ...................................................................................... 55
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Siklus Bisnis ........................................................................................... 9
2. Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................. 23
3. Model Tren Kuadratik ............................................................................ 31
4. Peta Lokasi Usaha .................................................................................. 36
5. Bagan Proses Produksi ........................................................................... 39
xi
DATA LAMPIRAN
No. Halaman
1. Alur Pikir Penelitian ............................................................................. 59
2. Asumsi peramalan penjualan pada pengembangan
usaha Yogi Tas ..................................................................................... 60
3. Program linear penentuan kapasitas optimum produksi ...................... 63
4. Perhitungan rencana kapasitas dan kebutuhan produksi
pada pengembangan usaha Yogi Tas ................................................... 65
5. Dasar perhitungan rencana kebutuhan fisik menurut item ................... 67
6. Rencana kebutuhan fisik pada pengembangan usaha Yogi Tas ........... 71
7. Rencana indeks harga pada pengembangan usaha Yogi Tas ............... 74
8. Rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Yogi Tas.77
9. Perhitungan biaya penyusutan pada pengembangan
usaha Yogi Tas ..................................................................................... 80
10. Perhitungan modal awal pada pengembangan usaha Yogi Tas ........... 81
11. Proyeksi penerimaan pada pengembangan usaha Yogi Tas ................. 83
12. Rekapitulasi biaya pada pengembangan usaha Yogi Tas ..................... 84
13. Perhitungan kriteria investasi pada pengembangan usaha Yogi Tas ... 85
14. Perhitungan analisis sensitivitas dengan metode switching value
pada pengembangan usaha Yogi Tas (parameter inflasi) ..................... 88
15. Dokumentasi penelitian ........................................................................ 90
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan
salah satu unsur penting dalam menopang perekonomian nasional secara
menyeluruh. UMKM telah lama menjadi pondasi yang kokoh sekaligus
penggerak dinamika dari sistem ekonomi kita. Di tengah badai krisis
ekonomi yang melanda, UMKM justru mampu untuk bertahan karena
usahanya yang bergerak di sektor riil tidak terlalu banyak terpengaruh
dibandingkan dengan sektor moneter. UMKM juga sangat berperan dalam
membantu program pemerintah dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan
sekaligus mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Data statistik tahun 2008 menyebutkan bahwa dari jumlah tenaga
kerja dari sektor industri di Kabupaten Bogor sebanyak 21.050 orang,
16.640 orang berasal dari industri kecil dan menengah (Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, 2008). Hal ini dengan jelas
menunjukkan bahwa UMKM memegang peranan yang sangat penting
dalam hal penyerapan tenaga kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran
dan melebihi sektor industri besar.
Pada dasarnya, keberadaan UMKM tidak lepas dari usaha pemiliknya
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup. Pola
fikir (mindset) pelaku usaha kecil dan menengah adalah selalu ada
keuntungan selama usaha masih dapat berjalan serta sangat mengandalkan
intuisi atau insting bisnis dalam menjalankan usaha. Ada banyak faktor yang
bisa menentukan usaha itu dapat sukses atau tidak diantaranya peluang
pasar, kondisi persaingan, trend bisnis, dan lain-lain. Oleh karena itu, secara
teori tidak cukup hanya mengandalkan insting dalam mengambil keputusan
di dunia bisnis. Lebih dari itu, diperlukan suatu kalkulasi yang
komprehensif baik secara kualitatif maupun kuantitatif dari segala aspek
yang berkaitan dengan usaha yang akan kita buat. Agar UMKM dapat lebih
bersaing dan memiliki prospek perkembangan yang bagus, maka sebelum
2
1
www.tekno.kompas.com [28-09-2010]
3
2
www.tekno.kompas.com [28-09-2010]
3
Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) [1-10-2010]
4
ini, sebagian besar pasar sasaran ransel laptop Yogi Tas adalah segmen
instansi pemerintah dan masyarakat umum. Sebelum mendirikan bagian
khusus ini, perlu dilakukan suatu analisis awal mengenai kelayakan
pengembangan usaha tersebut dilihat dari berbagai macam aspek,
diantaranya aspek pasar, teknis dan operasi, manajemen, sosial ekonomi,
dan finansial. Hal itu diperlukan untuk mengetahui bagaimana prospek
pengembangan usaha ke depannya. Dari studi kelayakan tersebut dapat
dilihat dari awal bagaimana prospek pemasarannya, sampai perhitungan
matematis mengenai modal awal dan proyeksi penerimaan sehingga dapat
dijadikan tolak ukur apakah usaha pengembangan layak dijalankan atau
tidak.
Untuk melihat prospek pengembangan usaha ransel laptop Yogi Tas,
penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini
diantaranya :
1. Bagaimana gambaran usaha Yogi Tas selama ini serta kemungkinan
pengembangan usaha ransel laptop dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran, keuangan, teknis dan operasi, manajemen dan hukum,
ekonomi sosial, dan dampak lingkungan?
2. Bagaimana kelayakan rencana pengembangan usaha ransel laptop apabila
terjadi perubahan pada beberapa variabel yang dianggap paling
berpengaruh?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengkaji kelayakan pengembangan usaha Yogi Tas dilihat dari aspek
hukum, pasar dan pemasaran, keuangan, teknis dan operasi,
manajemen/organisasi, ekonomi sosial dan dampak lingkungan.
2. Melakukan analisis sensitivitas untuk mengukur tingkat kepekaan usaha
terhadap variabel yang dianggap paling berpengaruh.
5
1
www.depkop.go.id [11-07-2010]
2
www.depkop.go.id [11-07-2010]
7
2.1.3. Peran UMKM dalam Pembangunan Nasional
Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam
perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1)
kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di
berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3)
pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber
inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran
melalui kegiatan ekspor. Posisi penting ini sejak dilanda krisis belum
semuanya berhasil dipertahankan sehingga pemulihan ekonomi
belum optimal
3
.
Usaha mikro, kecil dan menengah memberikan lapangan kerja
bagi 99,45% tenaga kerja di Indonesia, dan masih akan menjadi
tumpuan utama penyerapan tenaga kerja pada masa mendatang.
Selama periode 2000 2003, usaha mikro dan kecil telah mampu
memberikan lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha
menengah mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 1,2
juta orang. Pada sisi lain, usaha besar hanya mampu memberikan
lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang selama periode 2000
2003. Hal ini merupakan bukti bahwa UMKM merupakan katup
pengaman, dinamisator dan stabilisator perekonomian Indonesia
4
.
Untuk lebih jelasnya, jumlah penyerapan tenaga kerja menurut skala
usaha dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. Penyerapan tenaga kerja menurut skala usaha tahun
2000 dan 2003 (orang)
5
No Skala Usaha 2000 2003 Pertumbuhan
1 Usaha Mikro dan Kecil
62.856.765
(88,79)
70.282.178
(88,43)
7.425.413
(11,81%)
2 Usaha Menengah
7.550.674
(10,67)
8.754.615
(11,02)
1.203.941
(15,94%)
3 Usaha Besar
382.438
(0.54)
438.198
(0,55)
55.760
(14,58%)
Jumlah Tenaga Kerja
70.789.877
(100)
79.474.991
(100)
8.685.114
(12,27%)
3
www.smecda.com [8-10-2010]
4
www.smecda.com [8-10-2010]
5
www.smecda.com [8-10-2010]
8
2.2. Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-
orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang,
konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka ( Umar, 2003).
Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang
apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila
dilaksanakan (Nurmalina dkk, 2009).
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi
juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya
rencana peluncuran produk baru (Umar, 2003).
2.2.1. Siklus Bisnis
Menurut Nurmalina dkk (2009), siklus bisnis meliputi:
a. Identifikasi
Tahap ini dilakukan dengan maksud untuk mendapat
gambaran mengenai kemampuan potensial dari bisnis yang akan
dilaksanakan (identifikasi potensi bisnis). Usulan bisnis bisa
datang dari berbagai sumber, yaitu: investor, para ahli dalam
bidang teknis, pemerintah daerah setempat, konsultan dan
pebisnis itu sendiri.
b. Persiapan dan analisis
Tahap persiapan dan analisis meliputi semua kegiatan
yang perlu dilakukan. Tahap ini dilakukan dengan melakukan
persiapan terhadap pelaksanaan suatu bisnis yang akan
dilaksanakan. Hal ini biasanya diawali dengan pembuatan studi
kelayakan bisnis dari kegiatan bisnis di lokasi tertentu yang sudah
ditentukan.
c. Penilaian (appraisal)
Merupakan suatu proses pengkajian atau penilaian oleh
tim penilai dari manajemen perusahaan, investor atau kreditor
9
apakah suatu binsis yang direncanakan itu layak atau tidak untuk
dijalankan.
d. Pelaksanaan
Merupakan tahapan terpenting dalam siklus bisnis yang
direncanakan. Pelaksanaan bisnis harus fleksibel, mengingat
keadaan akan selalu berubah. Perubahan ini dapat bersifat teknis,
perubahan harga dan perubahan lingkungan ekonomi dan politik
yang akan merubah cara pelaksanaan suatu bisnis.
e. Evaluasi
Kegiatan bisnis perlu dievaluasi secara sistematis apakah
berjalan sesuai rencana dan mendatangkan manfaat atau
keuntungan. Evaluasi atau penilaian yang telah dilakukan
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
rekomendasi bagi rencana bisnis yang akan datang.
Gambar 1. Siklus Bisnis
2.2.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Dalam tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis
perlu dipertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan
saling berkaitan satu sama lain. Menurut Nurmalina dkk (2009),
secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi
kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi, aspek lingkungan,
dan aspek finansial.
Pelaksanaan
Persiapan dan Analisis
Identifikasi
Evaluasi
Appraisal
10
1. Aspek Pasar
Menurut Stanton dalam Umar (2003), pasar adalah
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan ditelaah dalam
aspek ini adalah(Nurmalina dkk, 2009):
a. Permintaan, baik secara total atau diperinci menurut daerah,
jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu
diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun yang
berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu
dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-
faktor yang mempengaruhi penawaran ini seperti jenis barang
yang bisa menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan
sebagainya perlu diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor
dan produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan
perubahan harga dan bagaimana polanya.
d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan
dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix). Identifikasi
siklus kehidupan produk (product life cycle), pada tahap apa
produk akan dibuat.
e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market
share yang bisa dikuasai perusahaan.
Kotler (2004) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu
proses tempat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan orang lain. Dua sasaran
pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan
menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen
saat ini dengan memberikan kepuasan. Sedangkan menurut
Stanton dalam Umar (2007), pemasaran adalah keseluruhan
11
sistem yang berhubungan dengan kegiatan usaha, yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.
Agar berhasil di dalam pasar dengan tingkat persaingan
yang cukup tinggi, perusahaan harus memperhatikan pelanggan,
meraih pelanggan dari pesaing, mempertahankan dan
mengembangkan mereka dengan nilai yang lebih baik (Kotler,
2004).
Menurut Kotler (2004), ada tiga langkah dalam proses
mendesain strategi untuk melayani pelanggan secara lebih baik,
yaitu :
a. Segmentasi Pasar (Segmentation)
Merupakan proses membagi pasar ke dalam kelompok
pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, atau perilakunya yang mungkin membutuhkan
bauran produk atau bauran pemasaran yang terpisah.
Konsumen dapat dikelompokkan dan dilayani dengan berbagai
cara berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis, dan
perilaku.
b. Membidik Pasar (Targeting)
Meliputi mengevaluasi daya tarik masing-masing
segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen yang
akan dimasuki. Perusahaan harus membidik segmen dimana
perusahaan dapat memberikan nilai yang terbesar bagi
pelanggan dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang
cukup lama.
c. Penetapan Posisi di Pasar (Positioning)
Merupakan pengaturan agar suatu produk menempati
tempat yang jelas, terbedakan dan diinginkan dalam benak
konsumen sasaran dibandingkan dengan tempat produk
pesaing.
12
2. Aspek Teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan
dimaksudkan untuk memberikan batasan garis besar parameter-
parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek.
Pengkajian aspek teknis sangat erat hubungannya dengan aspek-
aspek lain, terutama aspek finansial, ekonomi, dan pasar.
Hubungan erat ini diartikan sebagai saling memberi masukan, dan
keputusan mengenai aspek yang satu tergantung bagaimana
dampaknya terhadap aspek yang lain dan sebaliknya. Pada studi
kelayakan aspek ini masih dalam bentuk konseptual. Baru nanti di
tahap berikutnya dilanjutkan dan dikembangkan menjadi desain
engineering terinci, dan menjadi cetak biru proyek yang akan
dibangun (Soeharto, 1999).
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan
dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan
pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun.
Pelaksanaan evaluasi dari aspek ini seringkali tidak dapat
memberikan suatu keputusan yang baku, atau dengan kata lain
masih tersedia berbagai alternatif jawaban. Karenanya sangat
perlu diperhatikan beberapa pengalaman pada bisnis lain yang
serupa di lokasi lain yang menggunakan teknologi serupa.
Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tempat lain sangat
membantu dalam pengambilan keputusan akhir (Nurmalina dkk,
2009).
Menurut Nurmalina dkk (2009), faktor-faktor yang perlu
mendapat jawaban dari aspek teknis ini adalah:
a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan
baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun
lokasi bukan pabrik.
b. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk
mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.
13
c. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat
pembantu mesin dan equipment.
d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang
dipilih, termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain.
e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat.
Sebelum semua faktor di atas diidentifikasi ada beberapa
hal yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu karakteristik
produk yang dihasilkan yang meliputi standar kualitas, dimensi,
warna, paten, trade mark, lisensi, syarat penyimpanan, packing,
syarat pengiriman dan juga kemungkinan untuk
mempertimbangkan bahwa tidak keseluruhan komponen produk
dibuat sendiri (Nurmalina dkk, 2009).
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam
masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi.
Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa
pelaksana bisnis tersebut, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis
tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek
kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang
dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang
dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi
masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang
digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan
tenaga inti (Nurmalina dkk, 2009).
Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha
yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan
konsekuensinya), dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa
disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa
pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Selain itu aspek
hukum mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada
saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain.
14
4. Aspek Sosial dan Ekonomi
Dalam aspek sosial yang perlu diperhatikan adalah
penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran di
sekitar lokasi dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi,
bagaimana pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana
pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis
seperti semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang
semakin lancar, adanya penerangan listrik, telepon, dan sarana
lainnya (Nurmalina dkk, 2009).
Sedangkan dari aspek ekonomi suatu bisnis dapat
memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat,
pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat
menambah aktivitas ekonomi.
5. Aspek Lingkungan
Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis
terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis tersebut
lingkungan menjadi semakin baik atau sebaliknya. Pertimbangan
tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu
bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu
sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila
tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt dalam
Nurmalina dkk, 2009).
6. Aspek Finansial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi
kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan bisnis untuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang
terus (Umar, 2003).
15
Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan berapa
jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian
mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha
disebut dana modal tetap yang dipergunakan untuk membiayai
kegiatan pra investasi, pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan
dan biaya lain yang bersangkutan dengan pembangunan bisnis.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi
bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja
(Nurmalina dkk, 2009).
Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu
menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Adapun
beberapa indikator yang sering digunakan untuk menentukan
kelayakan usaha dari aspek keuangan diantaranya :
a. Payback Period (PBP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain
payback period merupakan rasio antara initial cash investment
dengan cash inflow nya yang hasilnya merupakan satuan
waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan
maksimum payback period yang dapat diterima (Umar, 2003).
b. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan
investasi awal (Umar, 2003).
c. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah
selisih antara total present value manfaat dengan total present
value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih
tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan dalam
16
perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Nurmalina
dkk, 2009).
d. Profitability Index (PI)
Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah
dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang
(present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih
di masa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi
yang telah dilaksanakan (Umar, 2003).
e. Break Event Point (BEP)
Break Event Point adalah titik pulang pokok dimana
total revenue sama dengan total cost (TR=TC), tergantung
pada lama arus penerimaan sebuah bisnis dapat menutupi
segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya. Selama suatu usaha masih di bawah BEP, maka
perusahaan masih mengalami kerugian. Semakin lama
mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena
keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang
dikeluarkan (Nurmalina dkk, 2009).
f. Net Benefit Cost Ratio
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang
bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.
Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis
yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis
tersebut (Nurmalina dkk, 2009).
g. Gross Benefit Cost Ratio
Gross B/C Ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang
biasa digunakan dalam analisa bisnis. Baik manfaat maupun
biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria
ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan
biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima (Nurmalina
dkk, 2009).
17
2.3. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu
keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan.
Menurut Gittinger dalam Nurmalina dkk (2009), analisis sensitivitas
merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis
sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel
yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi
dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi.
Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel
tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR, B/C).
2.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)
Gittinger dalam Nurmalina dkk (2009) menyatakan bahwa suatu
variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value).
Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan
maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga
output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow
(peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat
ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu perubahan jangan
melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak layak
untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan
terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).
Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa
dilakukan dengan analisis switching value ini adalah pada analisis
sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik (misal:
penurunan harga output 20%) untuk selanjutnya dihitung dampaknya
terhadap hasil kelayakan. Sedangkan pada switching value justru
perubahan tersebut yang dicari (misal: berapa perubahan maksimum dari
penurunan harga output yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih
tetap layak). Hal ini menunjukkan bahwa harga output tidak boleh turun
melebihi nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti tersebut,
maka bisnis tidak layak atau NPV < 0.
18
Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung
secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat
perubahan di dalam komponen inflow atau outflow.
2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Moch. Luthfi Zakaria (2010) melakukan penelitian mengenai studi
kelayakan bisnis pengembangan usaha isi ulang minyak wangi pada usaha
perseorangan Boss parfum, Bogor. Analisis kelayakan pengembangan usaha
dilakukan pada empat aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis,
manajemen dan operasional, dan finansial. Hasil dari aspek pasar dan
pemasaran menunjukkan Boss parfum memiliki pangsa pasar konsumen di
Bogor sebesar 5 % dengan segmen konsumen menengah ke atas dengan
range usia 14 60 tahun. Bentuk pasar yang dimasuki adalah pasar
persaingan sempurna dan pasar konsumen yang dipilih adalah penjualan
langsung (direct selling) ke konsumen dan reseller. Dari aspek teknis baik
dari segi lokasi, penyediaan bahan baku, dan proses produksi dapat
dikatakan memenuhi kriteria untuk dijalankan. Dalam aspek manajemen dan
operasional, Boss parfum telah mengantongi berbagai macam perizinan
untuk mendukung legalitas usaha. Analisis aspek finansial menghasilkan
kriteria investasi berupa Net Present Value (NPV) sebesar Rp 57.494.385
(positif, arus masuk >arus keluar), Internal Rate of Return (IRR) 21% (lebih
besar dari tingkat pinjaman 13%), Net (B/C) 1,24 (lebih besar dari 1), Break
Even Point (BEP) Rp 391.161.287, dan Payback Period (PP) sebesar 1,12
(kurang dari umur proyek). Hasil dari kriteria investasi menunjukkan bahwa
usaha pengembangan layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan
pada dua skenario yaitu peningkatan biaya variabel sebesar 5% dan
penurunan penjualan 10%. Peningkatan biaya variabel 5% menyebabkan
usaha tidak layak karena menghasilkan IRR sebesar 8%, sedangkan
penurunan penjualan 10% usaha masih layak dijalankan.
Penelitian Diky Satria (2010) mengkaji tentang analisis kelayakan
pengembangan usaha peternakan kambing perah peranakan ettawa di
peternakan Cordero, Kabupaten Bogor. Ada lima aspek yang dianalisis,
yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, ekonomi dan sosial,
19
dan finansial. Hasil aspek pasar dan pemasaran menunjukkan prospek yang
bagus karena data menunjukkan permintaan akan susu kambing masih
defisit 173 liter per hari dan ini dapat dijadikan peluang dalam pemasaran.
Aspek teknis menunjukkan semua tahapan teknis dalam operasional
peternakan kambing beserta fasilitas pendukung dapat diakomodasi dengan
baik sehingga layak dijalankan. Aspek legalitas dalam manajemen
peternakan Cordero masih dalam tahap pengusahaan namun tidak
menghalangi kegiatan usaha dan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan
telah efektif dijalankan. Dalam aspek ekonomi dan sosial keberadaan
peternakan Cordero memberi manfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak
mengakibatkan efek negatif yang berarti. Analisis aspek finansial
menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan dengan maenghasilkan NPV
sebesar Rp 908.058.246, IRR 32,14%, Net B/C 2,32, PP 4,1 tahun, dan BEP
4,6 tahun. Analisis sensitivitas menggunakan pendekatan analisis nilai
pengganti (switching value), dimana parameter yang dibahas adalah tingkat
inflasi, harga pakan per tahun, dan harga jual susu kambing. Tingkat inflasi
maksimum yang dapat ditoleransi sebesar 57,16%, kenaikan harga pakan
maksimum 44,66% ceteris paribus, dan penurunan harga jual susu
maksimum sebesar 49,16%.
Billy (2010) meneliti tentang kelayakan pengembangan usaha pada
pengolahan kerupuk Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Studi kelayakan dilakukan pada enam aspek, yaitu aspek
pemasaran, hukum, manajemen sumber daya manusia, produksi operasi,
lingkungan ekonomi dan sosial, serta finansial. Studi pada aspek pemasaran
menunjukkan segmentasi yang dilakukan yaitu segmentasi geografis yang
mencakup wilayah Bogor dan sekitarnya sebagai tempat pemasaran, target
yang disasar adalah pedagang eceran dan memposisikan produk pada mutu
dan ukuran produk yang lebih besar beserta pelayanan yang baik dalam
penjualan. Aspek hukum menunjukkan aspek legalitas usaha dari sisi
perizinan telah mendapat izin berupa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
dengan No 238/10-21/PK/V/1994. Aspek manajemen telah melaksanakan
fungsi manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
20
pengendalian dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Aspek
produksi dan operasi melihat lokasi produksi, proses produksi, dan fasilitas
produksi yang digunakan cukup memadai. Aspek lingkungan, ekonomi dan
sosial menunjukkan manfaat dari adanya proyek berupa penyerapan tenaga
kerja walaupun tidak terlalu banyak dan tidak mengganggu kehidupan sosial
di sekitar lingkungan usaha.
21
Bt
(1=i)
t
n
t=0
Ct
(1+i)
t
n
t=0
...............................................(3)
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
N = Umur bisnis
I = Discount rate (%)
26
Kriteria :
Gross B/C 1 : usaha layak
Gross B/C < 1 : usaha tidak layak
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Rumus :
Net B/C =
Bt-Ct
(1+i)
t
n
t=0
Ct-Bt
(1+i)
t
n
t=0
..................................................(4)
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
N = Umur bisnis
I = Discount rate (%)
Kriteria :
Net B/C > 1 : usaha layak
Net B/C = 1 : usaha tidak untung atau rugi
Net B/C < 1 : usaha tidak layak
4. Payback Period (PBP)
Rumus :
PBP =
NIu Incstus
Kus Musuk Bcsh
X 1 tahun ................................(5)
Kriteria :
PBP > periode maksimum : usaha tidak layak
PBP < periode maksimum : usaha layak
5. Profitability Index (PI)
Rumus :
PI =
Pv Kus Musuk
Pv Kus KcIuu
...................................................... (6)
27
Kriteria :
PI > 1 : usaha layak
PI < 1 : usaha tidak layak
3.3.2. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui dampak dari
perubahan yang terjadi di masa yang akan datang terhadap
kelangsungan bisnis dengan menggunakan metode switching value.
Perubahan yang dianalisis adalah dari variabel input yaitu kenaikan
seluruh komponen biaya operasional yang disebabkan kenaikan
tingkat inflasi. Dari hasil analisis akan terlihat sampai tingkat inflasi
berapa usaha masih layak untuk dijalankan.
3.4. Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian digunakan sebagai dasar dalam analisis dan
perhitungan dalam aspek keuangan. Asumsi dalam penelitian ini adalah :
1. Periode/umur usaha yang dianalisis dalam proyek pengembangan usaha
Yogi Tas adalah lima tahun. Hal ini berdasarkan umur ekonomis aset
yang paling berpengaruh, yaitu mesin jahit dan kesepakatan dengan
pemilik usaha.
2. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang
berlaku pada saat pengambilan data bulan Agustus-September 2010.
3. Reinvestasi dilakukan pada fasilitas dan perlengkapan produksi dengan
harga yang disesuaikan dengan tingkat inflasi tiap tahun.
4. Modal usaha seluruhnya berasal dari pemilik usaha sendiri.
5. Produk yang dihasilkan terdiri dari empat jenis model. Model akan
dimodifikasi setiap 6 bulan agar variatif dengan mengubah atau
memodifikasi bentuk model dengan asumsi tidak terlalu berpengaruh
pada bahan baku, hanya merubah sedikit pola.
6. Tingkat inflasi yang digunakan sebesar 11% per tahun, yang merupakan
rata-rata tingkat inflasi tertinggi selama 5 tahun terakhir (2006-2010).
7. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito
berjangka 12 bulan Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46) pada bulan
November 2010, yaitu sebesar 6%.
28
8. Jumlah tenaga kerja 11 orang dengan jam kerja dalam 1 hari kerja 13
jam dan dalam sebulan ada 26 hari kerja.
9. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap dengan sistem
remunerasi dengan dua jenis yaitu upah borongan untuk tenaga kerja
pola, potong, dan jahit, sedangkan tenaga kerja pembelian dengan
sistem gaji.
10. Tenaga kerja penjahitan sebanyak 8 orang diasumsikan mengerjakan
produksi secara merata untuk tiap model. Rata-rata 13 unit/orang untuk
model 1, 3, 4, dan 24 unit/orang untuk model 2.
11. Kapasitas produksi ditetapkan berdasarkan peramalan penjualan dan
disesuaikan dengan kemampuan optimum sumber daya yang dimiliki
usaha.
12. Waktu pengerjaan tiap produk adalah lima jam untuk produk 1, 2, dan
3, serta 6 jam untuk produk 4. Waktu pengerjaan berdasarkan proses
yang paling lama yaitu penjahitan.
13. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus.
14. Asset yang terkena biaya penyusutan merupakan asset yang memiliki
umur ekonomis lebih dari satu tahun.
15. Nilai sisa dihitung berdasarkan nilai buku dari masing-masing aset.
16. Perhitungan pajak dilakukan dengan menggunakan analisis rugi laba
berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Pasal 17 tentang
wajib pajak orang pribadi, yaitu sebagai berikut :
a. Kurang dari sama dengan Rp 25.000.000,00 ; besarnya pajak 5 %.
b. Rp 25.000.000,00 s.d. Rp 50.000.000,00 ; besarnya pajak 10 %.
c. Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 100.000.000,00 ; besarnya pajak 15 %.
d. Rp 100.000.000,00 s.d. Rp 200.000.000,00 ; besarnya pajak 25 %.
e. Lebih besar dari Rp 200.000.000,00 besarnya pajak 35 %.
29
produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya.
Analisis kelayakan usaha dapat digunakan untuk menilai apakah
pengembangan tersebut layak untuk diusahakan atau tidak.
Skala produksi awal akan ditentukan dengan menggunakan
pendekatan peramalan (forecasting) penjualan dengan berdasarkan deret
waktu (time series) serta pertimbangan kapasitas optimum produksi dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki usaha. Data peramalan yang
digunakan adalah data penjualan selama 22 bulan (Januari 2009 - Oktober
2010 ) dan proses peramalan dilakukan dengan bantuan aplikasi Minitab 14.
Metode peramalan yang baik adalah yang mempunyai standar kesalahan
yang paling kecil. Parameter kesalahan yang dipakai dalam aplikasi Minitab
ada tiga, yaitu Mean Absolute Percentage Error (MAPE), Mean Absolute
Deviation (MAD), dan Mean Squared Deviation (MSD). Dari hasil
pengujian didapat bahwa metode peramalan yang tepat adalah dengan
menggunakan metode analisis tren dengan model kuadratik karena
menghasilkan nilai MAD yang paling kecil yaitu 58,83. Analisis tren
kuadratik memperlihatkan hasil peramalan yang menunjukkan tren yang
selalu meningkat di tiap tahunnya selama lima tahun periode usaha.
Tabel 5. Metode peramalan time series dan nilai parameter kesalahan
Jenis Peramalan MAPE MAD MSD
Analisis Tren Linear 70,9 72,9 10364,9
Analisis Tren Kuadratik 87,76 58,83 6635,93
Moving Average 62,0 66,8 12635,7
Single Exponential Smoothing 75,6 67,1 11865,2
Double Exponential Smoothing 75,13 65,38 9819,35
Gambar 3. Model Tren Kuadratik
Index
R
a
n
s
e
l
L
a
p
t
o
p
80 72 64 56 48 40 32 24 16 8 1
10000
8000
6000
4000
2000
0
Accuracy Measures
MAPE 87,76
MAD 58,83
MSD 6635,93
Variable
Forecasts
Actual
Fits
Trend Analysis Plot for Ransel Laptop
Quadratic Trend Model
Yt = 161,994 - 29,8739*t +1,70151*t**2
32
1
www.detikfinance.com [24-10-2010]
34
1. Lokasi Usaha
Dalam pendirian suatu usaha, aspek lokasi usaha menjadi
suatu hal yang penting baik untuk penentuan tempat produksi
(pabrik) maupun tempat untuk memasarkan produk yang
dihasilkan. Dalam hal penentuan lokasi usaha untuk tempat
produksi, hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan
meliputi aspek ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang
dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas
transportasi. Usaha Yogi Tas sendiri terletak di Desa Laladon RT
05/04 Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Lokasi pembelian
bahan baku berada di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat. Tempat
ini dipilih karena faktor kelengkapan bahan baku yang
dibutuhkan. Secara geografis lokasi pembelian bahan baku
terbilang jauh karena sudah berbeda wilayah pemerintahan yaitu
di Provinsi DKI Jakarta. Namun dari sisi jarak dan akses
transportasi menuju ke lokasi pembelian bahan baku hal itu
tergolong relatif dekat dan mudah karena Bogor sendiri
merupakan daerah penyangga Jakarta dan jarak antara Bogor dan
Jakarta tidak terlalu jauh yaitu dapat ditempuh selama lebih
kurang dua jam perjalanan. Akses transportasi berupa jalan raya
dan kendaraan umum juga sangat memadai sehingga tidak terlalu
menjadi masalah dalam hal penyediaan bahan baku.
Sejak awal berdiri, target awal dari konsumen yang dibidik
adalah yang berada di wilayah Bogor, terutama instansi
pemerintah dan lembaga pendidikan yang memang cukup banyak
berada di dekat lokasi usaha ini. Sehingga dari segi pasar yang
dituju pun lokasi usaha layak dijalankan. Ketersediaan energi
untuk mendukung proses produksi berupa listrik dan air juga
sudah terjamin karena wilayah ini sudah cukup ramai sehingga
pasokan energi tidak mengalami masalah. Tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh Yogi Tas adalah tenaga kerja terlatih dan tidak
memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga untuk
36
Gambar 5. Bagan Proses Produksi
3. Peralatan dan Perlengkapan Produksi
Untuk menjalankan proses produksi tentu dibutuhkan
sarana dan prasarana berupa peralatan dan perlengkapan yang
berkaitan dengan setiap proses produksi. Peralatan dan
perlengkapan dibagi berdasarkan alur proses produksi.
a. Proses Pembuatan Pola
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
proses ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pembuatan pola
Stok bahan baku untuk
produksi satu bulan
Pembelian bahan baku Pembelian jika ada
tambahan produksi
Jenis tas yang akan dibuat
Penyiapan bahan
Pemotongan bahan
Pembuatan pola setiap 6
bulan agar variatif
Kepala sleting, pegangan,
disiapkan
Bahan siap dijahit
Penjahitan
Packaging
Perapihan benang
sisa jahitan
40
5. Sistem Kompensasi
Sistem pemberian kompensasi kepada tenaga kerja Yogi
Tas terdiri dari dua jenis, yaitu sistem upah (borongan) dan sistem
gaji (bulanan). Adanya pembedaan ini dikarenakan skala usaha
yang masih kecil, sehingga perlu dilakukan efisiensi dalam
operasionalnya dan salah satunya adalah dengan menerapkan
sistem upah borongan. Untuk tenaga kerja yang mendapat
kompensasi dengan gaji adalah tenaga kerja bagian pembelian
bahan yang mendapat gaji sebesar Rp 600.000. Tenaga kerja
pembuatan pola dibayar sebesar Rp 300.000 untuk satu buah pola
yang dibuat. Dalam satu tahun, pola dibuat sebanyak dua kali
sebagai variasi, sehingga dalam satu tahun akan ada delapan pola.
Tenaga kerja pemotongan mendapat upah yang bervariasi
tergantung model ransel laptop yang dibuat. Upah yang diterima
berkisar antara Rp 1.500-3000 per ransel. Tenaga kerja bagian
penjahitan mendapat upah yang relatif lebih besar karena
pekerjaannya relatif lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih
lama. Upah yang diterima tenaga kerja penjahitan juga bervariasi
tergantung model dan tingkat kesulitan. Upah yang diterima
tenaga kerja penjahitan berkisar antara Rp 10.000-20.000 per
ransel. Selain pemberian kompensasi berupa gaji dan upah, para
tenaga kerja Yogi Tas mendapatkan uang makan setiap hari kerja
sebesar Rp 10.000.
6. Sistem Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang direkrut oleh Yogi Tas semuanya berasal
dari Bogor. Untuk proses pengembangan divisi ransel laptop,
tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 10 orang yang terdiri dari
8 orang tukang jahit, 1 orang tukang potong dan tukang pola, dan
1 orang tukang belanja. Semua tenaga kerja ini berasal dari
wilayah Bogor. Sistem perekrutan tenaga kerja di Yogi Tas masih
sangat sederhana. Pada awalnya, tenaga kerja yang dipakai masih
terbatas pada orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan
45
secara detail pada tiap tahun analisis usaha. Kebutuhan fisik ini
terdiri dari bangunan untuk tempat usaha, peralatan dan
perlengkapan produksi, bahan baku produksi, energi, dan tenaga
kerja. Kebutuhan bangunan berupa sebuah rumah yang berukuran
150 m
2
yang digunakan untuk mendukung seluruh aktifitas
usaha, mulai dari produksi, administrasi, dan penjualan.
Peralatan produksi yang dibutuhkan relatif banyak dan
terdiri dari berbagai jenis, sesuai tahap produksi yang dilakukan,
mulai dari tahap pembuatan pola, pemotongan, dan penjahitan.
Beberapa diantaranya adalah gunting, cutter, penggaris besi, dan
mesin jahit. Bahan baku produksi dibutuhkan dalam setiap kali
aktifitas produksi. Produk yang dihasilkan terdiri dari empat
model, namun kebutuhan bahan bakunya relatif sama hanya
jumlah yang berbeda. Untuk lebih memudahkan kebutuhan bahan
baku dijumlahkan untuk semua model dalam setiap kali produksi.
Kebutuhan energi utama adalah ketersediaan pasokan listrik
untuk menjalankan mesin jahit dan penerangan selama aktifitas
produksi. Kebutuhan fisik terakhir adalah kebutuhan akan tenaga
kerja. tenaga kerja berjumlah 10 orang yang masing-masing
mempunyai tugas spesifik. Satu orang karyawan bertanggung
jawab dalam proses pembelian bahan baku, satu orang
bertanggung jawab dalam proses pembuatan pola dan
pemotongan, dan delapan orang bertanggung jawab dalam proses
penjahitan. Rincian kebutuhan fisik yang lebih detail dapat dilihat
pada Lampiran 6. Rencana Kebutuhan Fisik.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan rekapitulasi dari
seluruh biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha Yogi
Tas. Secara umum rencana anggaran biaya ini merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah
direncanakan sebelumnya. Anggaran biaya ini merupakan jumlah
keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk investasi dan
48
selama umur bisnis. Nilai sisa didapat dari asset yang terkena
biaya penyusutan. Jumlah arus penerimaan relatif sama untuk
tahun pertama sampai tahun ke empat. Pada akhir periode atau
tahun kelima penerimaan sedikit lebih besar dengan adanya
tambahan nilai sisa asset. Penerimaan perusahaan lebih rinci tiap
tahunnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Proyeksi penerimaan
pada pengembangan usaha Yogi Tas.
5. Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi bertujuan untuk menentukan
kelayakan suatu bisnis atau usaha dari sisi finansial dengan
memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money).
Perhitungan kriteria investasi menggunakan bantuan metode
Discounted Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk
setiap tahun didiskonto dengan Discount Factor (DF) untuk
mendapatkan nilai masa kini dari manfaat dan biaya agar dapat
dibandingkan. Analisis kriteria investasi yang digunakan pada
pengembangan usaha Yogi Tas terdiri dari Net Present Value
(NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period
(PBP), dan Profitability Index (PI). Hasil perhitungan dari analisis
kriteria investasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Nilai kriteria investasi pengembangan Usaha Yogi
Tas
Kriteria Investasi Nilai
Net Present Value (NPV) Rp 251.207.000
Internal Rate Return (IRR) 28,46%
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,79
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) 1,23
Payback Period (PBP) 2 thn 10 bln 27 hari
Profitability Index (PI) 2,52
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah
selisih antara total present value manfaat dengan total present
value biaya. Nilai NPV pada pengembangan usaha Yogi Tas
51
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2009. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan
Indonesia.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_su
byek=03¬ab=4. [5 Oktober 2010]
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. 2008. Sebaran Unit
Usaha; Tenaga Kerja dan Investasi Sektor Industri di Jawa Barat Tahun
2008.http://disperindag-
jabar.go.id/potensi%20industri%202008/Potensi%20Industri%202008.htm.
[22 Juli 2010]
Husnan, S dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Revisi. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Kotler, P dan Gary Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 9. Alih
Bahasa; Alexander Sindoro. PT Indeks, Jakarta.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Permana , B.E. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi
Kasus : Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi pada Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Satria, D. 2009. Analisis Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah Peranakan
Ettawa (Studi Kasus : Peternakan Cordero, Desa Sukajaya, Kecamatan
Taman Sari, Kabupaten Bogor). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek: dari konseptual sampai operasional.
Erlangga, Jakarta.
Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Umar, H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Zakaria, M.L. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang
Minyak Wangi pada Usaha Perseorangan Boss Parfum Bogor. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lanjutan Lampiran 2
3. Model Analisis Tren Kuadratik
4. Moving Average
Index
R
a
n
s
e
l
L
a
p
t
o
p
80 72 64 56 48 40 32 24 16 8 1
10000
8000
6000
4000
2000
0
Accuracy Measures
MAPE 87,76
MAD 58,83
MSD 6635,93
Variable
Forecasts
Actual
Fits
Trend Analysis Plot for Ransel Laptop
Quadratic Trend Model
Yt = 161,994 - 29,8739*t +1,70151*t**2
Index
R
a
n
s
e
l
L
a
p
t
o
p
80 72 64 56 48 40 32 24 16 8 1
600
500
400
300
200
100
0
Moving Average
Length 3
Accuracy Measures
MAPE 62,0
MAD 66,8
MSD 12635,7
Variable
Forecasts
95,0% PI
Actual
Fits
Moving Average Plot for Ransel Laptop
62
Lanjutan Lampiran 2
5. Single Exponential Smoothing
6. Double Exponential Smoothing
Index
R
a
n
s
e
l
L
a
p
t
o
p
80 72 64 56 48 40 32 24 16 8 1
600
500
400
300
200
100
0
Smoothing Constant
Alpha 0,380236
Accuracy Measures
MAPE 75,6
MAD 67,1
MSD 11865,2
Variable
Forecasts
95,0% PI
Actual
Fits
Single Exponential Smoothing Plot for Ransel Laptop
Index
R
a
n
s
e
l
L
a
p
t
o
p
80 72 64 56 48 40 32 24 16 8 1
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000
Smoothing Constants
Alpha (level) 0,137900
Gamma (trend) 0,784442
Accuracy Measures
MAPE 75,13
MAD 65,38
MSD 9819,35
Variable
Forecasts
95,0% PI
Actual
Fits
Double Exponential Smoothing Plot for Ransel Laptop
63
Lanjutan Lampiran 3.
Tidak
Ya
Kapasitas optimum
produksi
Urutan / Sistematika Perhitungan Kapasitas Produksi dengan Aplikasi Lindo32
Mulai
Margin laba
Biaya pokok produksi
Modal
Jumlah minimum produksi
Jam kerja
Lama pengerjaan
Formulasi persamaan linear:
Maksimalisasi keuntungan
Fungsi kendala
Eksekusi
Lindo;
optimum?
Lampiran 4. Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
1 2 3 4 5
A Rencana Kapasitas Produksi unit/thn 5.880 5.880 5.880 5.880 5.880
(26 hari kerja/bln)
model 1=1200 unit/thn
model 2=2280 unit/thn
model 3=1200 unit/thn
model 4=1200 unit/thn
B Kebutuhan Bahan Baku
1 bahan d1680 m/thn 2.700 2.700 2.700 2.700 2.700
2 jala mesh m/thn 625,2 625,2 625,2 625,2 625,2
3 d420 hitam m/thn 2.826 2.826 2.826 2.826 2.826
4 saten polos m/thn 1.560 1.560 1.560 1.560 1.560
5 jala tebal m/thn 300 300 300 300 300
6 pur 100 gr hitam m/thn 625,2 625,2 625,2 625,2 625,2
7 bisban 2,5 cm m/thn 10.110 10.110 10.110 10.110 10.110
8 helm 2,5 cm pcs/thn 7.080 7.080 7.080 7.080 7.080
9 gesper 2,5 cm pcs/thn 11.760 11.760 11.760 11.760 11.760
10 sleting no 10 zipp m/thn 4.440 4.440 4.440 4.440 4.440
11 kepala amco no 10 pcs/thn 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
12 sleting no 5 zipp m/thn 6.960 6.960 6.960 6.960 6.960
13 kepala ykk pcs/thn 28.200 28.200 28.200 28.200 28.200
14 kepala amco no 5 pcs/thn 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600
15 plipit 2 cm m/thn 17.688 17.688 17.688 17.688 17.688
16 pegangan set/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
17 bisban 2,5 cm bolong m/thn 720 720 720 720 720
18 prepet 5 cm m/thn 216 216 216 216 216
19 bisban 2 cm m/thn 1449,6 1449,6 1449,6 1449,6 1449,6
20 benang 20/2 hitam gulung/thn 2.370 2.370 2.370 2.370 2.370
6
5
Lanjutan Lampiran 4
Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
1 2 3 4 5
Kebutuhan Bahan Baku
21 foam 10 mm m/thn 360 360 360 360 360
22 foam 8 mm m/thn 813,6 813,6 813,6 813,6 813,6
23 foam 6 mm m/thn 1.176 1.176 1.176 1.176 1.176
24 ring D pcs/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
25 lapis saten jepang m/thn 840 840 840 840 840
26 elastis 5 cm m/thn 360 360 360 360 360
27 benang coklat tua gulung/thn 300 300 300 300 300
28 benang hitam gulung/thn 300 300 300 300 300
29 mesh hitam m/thn 240 240 240 240 240
30 saten bludru m/thn 342 342 342 342 342
31 busa tery m/thn 364,8 364,8 364,8 364,8 364,8
32 bahan variasi m/thn 228 228 228 228 228
33 rotan sedang m/thn 3.192 3.192 3.192 3.192 3.192
34 pur dobel m/thn 364,8 364,8 364,8 364,8 364,8
35 sleting amco no 5 m/thn 3.876 3.876 3.876 3.876 3.876
36 sleting no 3 m/thn 570 570 570 570 570
37 kepala no 3 pcs/thn 2.280 2.280 2.280 2.280 2.280
38 D4800 hitam m/thn 1094,4 1094,4 1094,4 1094,4 1094,4
C Kebutuhan Energi
Listrik Kwh/thn 4500 4500 4500 4500 4500
D Tenaga Kerja
1 pimpinan orang/thn 1 1 1 1 1
2 pembelian orang/thn 1 1 1 1 1
3 pola dan pemotongan orang/thn 1 1 1 1 1
4 penjahitan orang/thn 8 8 8 8 8
6
6
67
Lanjutan Lampiran 5.
Model 1
No. Nama Bahan
Jumlah
kebutuhan
Satuan
Kebutuhan
1tahun
1 D1680 coklat 0,65 m 780
2 D420 hitam 0,4 m 480
3 lapis saten jepang 0,7 m 840
4 pur 100 gr hitam 0,1 m 120
5 foam 10 mm 0,1 m 120
6 foam 6 mm 0,2 m 240
7 sleting no 5 zipp 2,5 m 3000
8 kepala ykk 7 pcs 8400
9 elastis 5 cm 0,3 m 360
10 prepet 5 cm 0,06 m 72
11 bisban 2,5 cm 1,5 m 1800
12 plipit 2 cm 2 m 2400
13 gesper 2,5 cm 2 pcs 2400
14 benang coklat tua 0,25 gulung 300
15 benang hitam 0,25 gulung 300
16 mesh hitam 0,2 m 240
17 bisban 2 cm 0,2 m 240
18 kepala amco no 5 1 pcs 1200
19 foam 8 mm 0,15 m 180
Model 2
No. Nama Bahan
Jumlah
kebutuhan
Satuan
Kebutuhan
1tahun
1 D4800 hitam 0,48 m 1094,4
2 D420 hitam 0,45 m 1026
3 saten bludru 0,15 m 342
4 busa tery 0,16 m 364,8
5 pur 100 gr hitam 0,09 m 205,2
6 jala mesh 0,09 m 205,2
7 bahan variasi 0,1 m 228
8 foam 8 mm 0,12 m 273,6
9 foam 6 mm 0,2 m 456
10 plipit 2 cm 4,6 m 10488
11 sleting amco no 5 1,7 m 3876
12 kepala ykk 5 pcs 11400
13 bisban 2,5 cm 1,75 m 3990
14 bisban 2 cm 0,32 m 729,6
15 gesper 2,5 cm 2 pcs 4560
16 sleting no 3 0,25 m 570
17 kepala no 3 1 pcs 2280
18 rotan sedang 1,4 m 3192
19 helm 2,5 cm 1 pcs 2280
20 pur dobel 0,16 m 364,8
21 benang 20/2 hitam 0,25 gulung 570
69
Lanjutan Lampiran 5
Model 3
No. Nama Bahan
Jumlah
kebutuhan
Satuan
Kebutuhan
1tahun
1 bahan d1680 0,7 m 840
2 jala mesh 0,15 m 180
3 d420 hitam 0,5 m 600
4 saten polos 0,6 m 720
5 jala tebal 0,1 m 120
6 pur 100 gr hitam 0,1 m 120
7 bisban 2,5 cm 1,8 m 2160
8 helm 2,5 cm 2 pcs 2400
9 gesper 2,5 cm 2 pcs 2400
10 sleting no 10 zipp 1,2 m 1440
11 kepala amco no 10 2 pcs 2400
12 sleting no 5 zipp 1,8 m 2160
13 kepala ykk 2 pcs 2400
14 kepala amco no 5 1 pcs 1200
15 plipit 2 cm 2,2 m 2640
16 pegangan 1 set 1200
17 bisban 2,5 cm bolong 0,3 m 360
18 prepet 5 cm 0,06 m 72
19 bisban 2 cm 0,2 m 240
20 benang 20/2 hitam 0,5 gulung 600
21 foam 10 mm 0,1 m 120
22 foam 8 mm 0,15 m 180
23 foam 6 mm 0,2 m 240
24 ring D 2 pcs 2400
Model 4
No. Nama Bahan Jumlah kebutuhan Satuan
Kebutuhan
1tahun
1 bahan d1680 0,9 m 1080
2 jala mesh 0,2 m 240
3 d420 hitam 0,6 m 720
4 saten polos 0,7 m 840
5 jala tebal 0,15 m 180
6 pur 100 gr hitam 0,15 m 180
7 bisban 2,5 cm 1,8 m 2160
8 helm 2,5 cm 2 pcs 2400
9 gesper 2,5 cm 2 pcs 2400
10 sleting no 10 zipp 2,5 m 3000
11 kepala amco no 10 4 pcs 4800
12 sleting no 5 zipp 1,5 m 1800
13 kepala ykk hitam 5 pcs 6000
14 kepala amco no 5 1 pcs 1200
15 plipit 2 cm 1,8 m 2160
16 pegangan 1 set 1200
17 bisban 2,5 cm bolong 0,3 m 360
18 prepet 5 cm 0,06 m 72
19 bisban 2 cm 0,2 m 240
20 benang 20/2 hitam 1 gulung 1200
21 foam 10 mm 0,1 m 120
22 foam 8 mm 0,15 m 180
23 foam 6 mm 0,2 m 240
70
Lanjutan Lampiran 5
Jumlah Kebutuhan Bahan Baku 1 Tahun
D. Energi
Penggunaan energi listrik yang digunakan untuk penerangan dan menjalankan
mesin jahit diasumsikan tetap setiap tahun sebesar 4500 Kwh/thn.
E. Tenaga Kerja
Alokasi tenaga kerja disesuaikan dengan kapasitas produksi usaha.
No. Nama Bahan
Kebutuhan
1 tahun
No. Nama Bahan
Kebutuhan
1 thn
No. Nama Bahan
Kebutuhan
1 thn
1 bahan d1680 2700 13 kepala ykk 28200 25 lapis saten jepang 840
2 jala mesh 625,2 14 kepala amco no 5 3600 26 elastis 5 cm 360
3 d420 hitam 2826 15 plipit 2 cm 17688 27 benang coklat tua 300
4 saten polos 1560 16 pegangan 2400 28 benang hitam 300
5 jala tebal 300 17 bisban 2,5 cm bolong 720 29 mesh hitam 240
6 pur 100 gr hitam 625,2 18 prepet 5 cm 216 30 saten bludru 342
7 bisban 2,5 cm 10110 19 bisban 2 cm 1449,6 31 busa tery 364,8
8 helm 2,5 cm 7080 20 benang 20/2 hitam 2370 32 bahan variasi 228
9 gesper 2,5 cm 11760 21 foam 10 mm 360 33 rotan sedang 3192
10 sleting no 10 zipp 4440 22 foam 8 mm 813,6 34 pur dobel 364,8
11 kepala amco no 10 7200 23 foam 6 mm 1176 35 sleting amco no 5 3876
12 sleting no 5 zipp 6960 24 ring D 2400 36 sleting no 3 570
13 kepala ykk 28200 25 lapis saten jepang 840 37 kepala no 3 2280
14 kepala amco no 5 3600 26 elastis 5 cm 360 38 D 4800 hitam 1094,4
15 plipit 2 cm 17688 27 benang coklat tua 300
16 pegangan 2400 28 benang hitam 300
17 bisban 2,5 cm bolong 720 29 mesh hitam 240
18 prepet 5 cm 216 30 saten bludru 342
19 bisban 2 cm 1449,6 31 busa tery 364,8
20 benang 20/2 hitam 2370 32 bahan variasi 228
21 foam 10 mm 360 33 rotan sedang 3192
22 foam 8 mm 813,6 34 pur dobel 364,8
Lampiran 6. Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Rencana Kebutuhan Fisik Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke-
Jumlah
0 1 2 3 4 5
A Bangunan
(kantor, produksi, mes karyawan) m2 150 150
B Peralatan Produksi
1 Penggaris siku unit 1 1 1 1 1 5
2 Penggaris panjang 1 m unit 1 1
3 Meteran kain unit 2 2 4 4 4 4 20
4 Jangka unit 1 1 2
5 Pensil/bolpoint unit 2 2 4 4 4 4 20
6 Triplek tebal (multiplek) pola unit 1 1 1 1 1 5
7 Triplek tebal (multiplek) potong unit 1 1 2 2 2 2 10
8 Calculator unit 1 1 1 3
9 Gunting unit 2 2 4
10 Cutter unit 2 2 4 4 4 4 20
11 Penggaris besi unit 1 1
12 Rolan bahan unit 1 1 2
13 Isi cutter pak 20 220 240 240 240 240 1200
14 Mesin jahit unit 8 8
Perlengkapan
1 Meja unit 1 1 2
2 Kursi unit 3 3 3 9
3 Lemari pajang unit 2 2 4
4 Lemari unit 1 1 2
C Bahan Baku Produksi
1 bahan d1680 m/thn 2.700 2.700 2.700 2.700 2.700 13.500
2 jala mesh m/thn 625,2 625,2 625,2 625,2 625,2 3.126
3 d420 hitam m/thn 2.826 2.826 2.826 2.826 2.826 14.130
7
1
Lanjutan Lampiran 6
Rencana Kebutuhan Fisik Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke- Jumlah
0 1 2 3 4 5
Bahan Baku Produksi
4 saten polos m/thn 1.560 1.560 1.560 1.560 1.560 7.800
5 jala tebal m/thn 300 300 300 300 300 1.500
6 pur 100 gr hitam m/thn 625,2 625,2 625,2 625,2 625,2 3126
7 bisban 2,5 cm m/thn 10.110 10.110 10.110 10.110 10.110 50.550
8 helm 2,5 cm pcs/thn 7.080 7.080 7.080 7.080 7.080 35.400
9 gesper 2,5 cm pcs/thn 11.760 11.760 11.760 11.760 11.760 58.800
10 sleting no 10 zipp m/thn 4.440 4.440 4.440 4.440 4.440 22.200
11 kepala amco no 10 pcs/thn 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200 36.000
12 sleting no 5 zipp m/thn 6.960 6.960 6.960 6.960 6.960 34.800
13 kepala ykk pcs/thn 28.200 28.200 28.200 28.200 28.200 141.000
14 kepala amco no 5 pcs/thn 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 18.000
15 plipit 2 cm m/thn 17.688 17.688 17.688 17.688 17.688 88.440
16 pegangan set/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 12.000
17 bisban 2,5 cm bolong m/thn 720 720 720 720 720 3.600
18 prepet 5 cm m/thn 216 216 216 216 216 1.080
19 bisban 2 cm m/thn 1449,6 1449,6 1449,6 1449,6 1449,6 7.248
20 benang 20/2 hitam gulung/thn 2.370 2.370 2.370 2.370 2.370 11.850
21 foam 10 mm m/thn 360 360 360 360 360 1.800
22 foam 8 mm m/thn 813,6 813,6 813,6 813,6 813,6 4.068
23 foam 6 mm m/thn 1.176 1.176 1.176 1.176 1.176 5.880
24 ring D pcs/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 12.000
25 lapis saten jepang m/thn 840 840 840 840 840 4.200
26 elastis 5 cm m/thn 360 360 360 360 360 1.800
27 benang coklat tua gulung/thn 300 300 300 300 300 1.500
28 benang hitam gulung/thn 300 300 300 300 300 1.500
29 mesh hitam m/thn 240 240 240 240 240 1.200
7
2
Lanjutan Lampiran 6
Rencana Kebutuhan Fisik Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke- Jumlah
0 1 2 3 4 5
Bahan Baku Produksi
30 saten bludru m/thn 342 342 342 342 342 1.710
31 busa tery m/thn 364,8 364,8 364,8 364,8 364,8 1.824
32 bahan variasi m/thn 228 228 228 228 228 1.140
33 rotan sedang m/thn 3.192 3.192 3.192 3.192 3.192 15.960
34 pur dobel m/thn 364,8 364,8 364,8 364,8 364,8 1.824
35 sleting amco no 5 m/thn 3.876 3.876 3.876 3.876 3.876 19.380
36 sleting no 3 m/thn 570 570 570 570 570 2.850
37 kepala no 3 pcs/thn 2.280 2.280 2.280 2.280 2.280 11.400
38 D4800 hitam m/thn 1094,4 1094,4 1094,4 1094,4 1094,4 5472
D Energi
listrik Kwh/thn 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 22.500
E Tenaga Kerja
1 pimpinan orang/thn 1 1 1 1 1 1
2 bagian pembelian orang/thn 1 1 1 1 1 1
3 bagian pola dan pemotongan orang/thn 1 1 1 1 1 1
4 bagian penjahitan orang/thn 8 8 8 8 8 8
7
3
Lampiran 7. Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Rencana Indeks Harga Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas (Rp 000)
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
A Bangunan
(kantor, produksi, mess karyawan) Rp/m2 2.000
A Peralatan Produksi
1 Penggaris siku Rp/unit 10 10 10 10 10 10
2 Penggaris panjang 1 m Rp/unit 40 40 40 40 40 40
3 Meteran kain Rp/unit 5 5 5 5 5 5
4 Jangka Rp/unit 50 50 50 50 50 50
5 Pensil/bolpoint Rp/unit 3 3 3 3 3 3
6 Triplek tebal (multiplek) pola Rp/unit 150 150 150 150 150 150
7 Triplek tebal (multiplek) potong Rp/unit 360 360 360 360 360 360
8 Calculator Rp/unit 50 50 50 50 50 50
9 Gunting Rp/unit 250 250 250 250 250 250
10 Cutter Rp/unit 15 15 15 15 15 15
11 Penggaris besi Rp/unit 50 50 50 50 50 50
12 Rolan bahan Rp/unit 100 100 100 100 100 100
13 Isi cutter Rp/pak 4 4 4 4 4 4
14 Mesin jahit Rp/unit 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Perlengkapan
1 Meja Rp/unit 400 400 400 400 400 400
2 Kursi Rp/unit 150 150 150 150 150 150
3 Lemari pajang Rp/unit 350 350 350 350 350 350
4 Lemari Rp/unit 200 200 200 200 200 200
C Bahan Baku Produksi
1 bahan d1680 Rp/m 24.500 24.500 24.500 24.500 24.500
2 jala mesh Rp/m 35.500 35.500 35.500 35.500 35.500
3 d420 hitam Rp/m 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
4 saten polos Rp/m 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600
7
4
Lanjutan Lampiran 7
Rencana Indeks Harga Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
Bahan Baku Produksi
5 jala tebal Rp/m 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500
6 pur 100 gr hitam Rp/m 4.700 4.700 4.700 4.700 4.700
7 bisban 2,5 cm Rp/m 800 800 800 800 800
8 helm 2,5 cm Rp/pcs 500 500 500 500 500
9 gesper 2,5 cm Rp/pcs 125 125 125 125 125
10 sleting no 10 zipp Rp/m 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
11 kepala amco no 10 Rp/pcs 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
12 sleting no 5 zipp Rp/m 650 650 650 650 650
13 kepala ykk Rp/pcs 400 400 400 400 400
14 kepala amco no 5 Rp/pcs 200 200 200 200 200
15 plipit 2 cm Rp/m 200 200 200 200 200
16 pegangan Rp/set 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
17 bisban 2,5 cm bolong Rp/m 800 800 800 800 800
18 prepet 5 cm Rp/m 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500
19 bisban 2 cm Rp/m 600 600 600 600 600
20 benang 20/2 hitam Rp/gulung 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
21 foam 10 mm Rp/m 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500
22 foam 8 mm Rp/m 8.500 8.500 8.500 8.500 8.500
23 foam 6 mm Rp/m 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500
24 ring D Rp/pcs 150 150 150 150 150
25 lapis saten jepang Rp/m 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6
26 elastis 5 cm Rp/m 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
27 benang coklat tua Rp/gulung 6 6 6 6 6
28 benang hitam Rp/gulung 6 6 6 6 6
29 mesh hitam Rp/m 20 20 20 20 20
30 saten bludru Rp/m 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
7
5
Lanjutan Lampiran 7
Rencana Indeks Harga Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
Bahan Baku Produksi
31 busa tery Rp/m 13 13 13 13 13
32 bahan variasi Rp/m 20 20 20 20 20
33 rotan sedang Rp/m 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
34 pur dobel Rp/m 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5
35 sleting amco no 5 Rp/m 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
36 sleting no 3 Rp/m 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
37 kepala no 3 Rp/pcs 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
38 D4800 hitam Rp/m 30 30 30 30 30
D Energi
listrik Rp/kwh 793 793 793 793 793
E Tenaga Kerja
1 pembelian Rp/orang/thn 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
2 pola dan pemotongan Rp/orang/thn
3 penjahitan Rp/orang/thn
(pemotongan dan penjahitan
berdasarkan borongan)
7
6
Lampiran 8. Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Rencana Anggaran Biaya Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas (Rp 000)
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
A Bangunan
(kantor, produksi, mes karyawan) Rp 300.000
Total biaya bangunan 300.000
B Peralatan Produksi
1 Penggaris siku Rp 10 10 10 10 10
2 Penggaris panjang 1 m Rp 40
3 Meteran kain Rp 10 10 10 10 10
4 Jangka Rp 50 50
5 Pensil/bolpoint Rp 6 6 12 12 12 12
6 Triplek tebal (multiplek) pola Rp 150 150 150 150 150
7 Triplek tebal (multiplek) potong Rp 360 360 720 720 720 720
8 Calculator Rp 50 50 50
9 Gunting Rp 500 500
10 Cutter Rp 30 30 60 60 60 60
11 Penggaris besi Rp 50
12 Rolan bahan Rp 100 100
13 Isi cutter pak 4 44 48 48 48 48
14 Mesin jahit Rp 16.000
Perlengkapan
1 Meja Rp 400 400
2 Kursi Rp 450 450 450
3 Lemari pajang Rp 700 700
4 Lemari Rp 200 200
Total biaya peralatan dan perlengkapan 19110 440 1010 1510 1110 3360
C Bahan Baku Produksi
1 bahan d1680 Rp/thn 66.150 66.150 66.150 66.150 66.150
7
7
Lanjutan Lampiran 8
Rencana Anggaran Biaya Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
2 jala mesh Rp/thn 22.194,6 22.194,6 22.194,6 22.194,6 22.194,6
3 d420 hitam Rp/thn 25.434 25.434 25.434 25.434 25.434
4 saten polos Rp/thn 7.176 7.176 7.176 7.176 7.176
5 jala tebal Rp/thn 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250
6 pur 100 gr hitam Rp/thn 2.938,44 2.938,44 2.938,44 2.938,44 2.938,44
7 bisban 2,5 cm Rp/thn 8.088 8.088 8.088 8.088 8.088
8 helm 2,5 cm Rp/thn 3.540 3.540 3.540 3.540 3.540
9 gesper 2,5 cm Rp/thn 1.470 1.470 1.470 1.470 1.470
10 sleting no 10 zipp Rp/thn 6.660 6.660 6.660 6.660 6.660
11 kepala amco no 10 Rp/thn 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
12 sleting no 5 zipp Rp/thn 4.524 4.524 4.524 4.524 4.524
13 kepala ykk Rp/thn 11.280 11.280 11.280 11.280 11.280
14 kepala amco no 5 Rp/thn 720 720 720 720 720
15 plipit 2 cm Rp/thn 3.537,6 3.537,6 3.537,6 3.537,6 3.537,6
16 pegangan Rp/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
17 bisban 2,5 cm bolong Rp/thn 576 576 576 576 576
18 prepet 5 cm Rp/thn 540 540 540 540 540
19 bisban 2 cm Rp/thn 869,76 869,76 869,76 869,76 869,76
20 benang 20/2 hitam Rp/thn 14.220 14.220 14.220 14.220 14.220
21 foam 10 mm Rp/thn 4.140 4.140 4.140 4.140 4.140
22 foam 8 mm Rp/thn 6.915,60 6.915,60 6.915,60 6.915,60 6.915,60
23 foam 6 mm Rp/thn 7.644 7.644 7.644 7.644 7.644
24 ring D Rp/thn 360 360 360 360 360
25 lapis saten jepang Rp/thn 3.864 3.864 3.864 3.864 3.864
26 elastis 5 cm Rp/thn 900 900 900 900 900
27 benang coklat tua Rp/thn 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800
7
8
Lanjutan Lampiran 8
Rencana Anggaran Biaya Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item Satuan
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
28 benang hitam Rp/thn 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800
29 mesh hitam Rp/thn 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800
30 saten bludru Rp/thn 2.565 2.565 2.565 2.565 2.565
31 busa tery Rp/thn 4.742,4 4.742,4 4.742,4 4.742,4 4.742,4
32 bahan variasi Rp/thn 4.560 4.560 4.560 4.560 4.560
33 rotan sedang Rp/thn 478,8 478,8 478,8 478,8 478,8
34 pur dobel Rp/thn 1.641,6 1.641,6 1.641,6 1.641,6 1.641,6
35 sleting amco no 5 Rp/thn 3.100,8 3.100,8 3.100,8 3.100,8 3.100,8
36 sleting no 3 Rp/thn 228 228 228 228 228
37 kepala no 3 Rp/thn 684 684 684 684 684
38 D4800 hitam Rp/thn 32.832 32.832 32.832 32.832 32.832
Total biaya bahan baku 274824,6 274824,6 274824,6 274824,6 274824,6
D Energi
Listrik Rp/thn 3568,5 3568,5 3568,5 3568,5 3568,5
Total biaya energi 3568,5 3568,5 3568,5 3568,5 3568,5
E Upah Tenaga Kerja
1 Pembelian Rp/thn 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
2 Pembuatan Pola Rp/thn 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
3 Pemotongan Rp/thn 12.360 12.360 12.360 12.360 12.360
4 Penjahitan Rp/thn 72.000 72.000 72.000 72.000 72.000
Total biaya upah 98.760 98.760 98.760 98.760 98.760
F Biaya Lainnya
1 Transportasi Rp/thn 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600
2 Telepon Rp/thn 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
3 Konsumsi Rp/thn 31.200 31.200 31.200 31.200 31.200
4 Pajak Bumi dan Bangunan Rp/thn 600 600 600 600 600
Total biaya lainnya 47.400 47.400 47.400 47.400 47.400
7
9
Lampiran 9. Perhitungan Biaya Penyusutan pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Perhitungan Biaya Penyusutan Pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No.
Jenis Asset Terkena Nilai Awal Nilai Akhir Umur Penyusutan Nilai Buku
Biaya Penyusutan Asset (Rp) Asset (Rp) 10% Ekonomis (thn) Asset (Rp) Asset (Rp)
A Bangunan
(kantor, produksi, mess karyawan) 300.000.000 30.000.000 25 10800000 246000000
Peralatan Produksi
1 Penggaris panjang 1 m 40.000 4.000 5 7200 4.000
2 Jangka 50.000 5.000 4 11250
3 Calculator 50.000 5.000 2 22500
4 Gunting 250.000 25.000 4 56250
5 Penggaris besi 50.000 5.000 5 9000 5.000
6 Rolan bahan 100.000 10.000 3 30000
7 Mesin jahit 16.000.000 1.600.000 5 2880000 1.600.000
Perlengkapan
1 Meja 400.000 40.000 4 90000
2 Kursi 450.000 45.000 2 202500
3 Lemari pajang 700.000 70.000 4 157500
4 Lemari 200.000 20.000 4 45000
Total Penyusutan 14.311.200 247.609.000
8
0
Lampiran 10. Perhitungan Modal Awal pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Perhitungan Modal Awal Pada Pengembangan Usaha Perhitungan Modal Awal Pada Pengembangan Usaha
Yogi Tas (Rp 000) Yogi Tas (Rp 000)
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
0 1 0 1
A Bangunan C Bahan Baku Produksi
(kantor, produksi, mes karyawan) Rp 300.000 1 bahan d1680 Rp 66.150
2 jala mesh Rp 22.194,6
Total biaya bangunan Rp 300.000 3 d420 hitam Rp 25.434
B Peralatan Produksi 4 saten polos Rp 7.176
1 Penggaris siku Rp 10 5 jala tebal Rp 2.250
2 Penggaris panjang 1 m Rp 40 6 pur 100 gr hitam Rp 2.938,44
3 Meteran kain Rp 10 7 bisban 2,5 cm Rp 8.088
4 Jangka Rp 50 8 helm 2,5 cm Rp 3.540
5 Pensil/bolpoint Rp 6 9 gesper 2,5 cm Rp 1.470
6 Triplek tebal (multiplek) pola Rp 150 10 sleting no 10 zipp Rp 6.660
7 Triplek tebal (multiplek) potong Rp 360 11 kepala amco no 10 Rp 7.200
8 Calculator Rp 50 12 sleting no 5 zipp Rp 4.524
9 Gunting Rp 500 13 kepala ykk Rp 11.280
10 Cutter Rp 30 14 kepala amco no 5 Rp 720
11 Penggaris besi Rp 50 15 plipit 2 cm Rp 3.537,6
12 Rolan bahan Rp 100 16 pegangan Rp 2.400
13 Isi cutter Rp 4 17 bisban 2,5 cm bolong Rp 576
14 Mesin jahit Rp 16.000 18 prepet 5 cm Rp 540
Perlengkapan 19 bisban 2 cm Rp 869,76
1 Meja Rp 400 20 benang 20/2 hitam Rp 14.220
2 Kursi Rp 450 21 foam 10 mm Rp 4.140
3 Lemari pajang Rp 700 22 foam 8 mm Rp 6.915,60
4 Lemari Rp 200 23 foam 6 mm Rp 7.644
Total biaya peralatan Rp 19110 24 ring D Rp 360
dan perlengkapan 25 lapis saten jepang Rp 3.864
Total modal investasi Rp 319.110 26 elastis 5 cm Rp 900
8
1
Lanjutan Lampiran 10
Perhitungan Modal Awal pada Pengembangan Perhitungan Modal Awal Pada Pengembangan Usaha
Usaha Yogi Tas (Rp 000) Usaha Yogi Tas (Rp 000)
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
No. Uraian Satuan
Tahun ke-
0 1 0 1
Bahan Baku Produksi 4 Pajak Bumi dan Bangunan Rp 600
27 benang coklat tua Rp 1.800 Total biaya lainnya Rp 47.400
28 benang hitam Rp 1.800 Total Modal Kerja Awal Rp 424.553
29 mesh hitam Rp 4.800 Total Modal Awal Rp 743.663,1
30 saten bludru Rp 2.565
31 busa tery Rp 4.742,4
32 bahan variasi Rp 4.560
33 rotan sedang Rp 478,8
34 pur dobel Rp 1.641,6
35 sleting amco no 5 Rp 3.100,8
36 sleting no 3 Rp 228
37 kepala no 3 Rp 684
38 D4800 hitam Rp 32.832
Total biaya bahan baku Rp 274824,6
D Energi
Listrik Rp 3568,5
Total biaya energi Rp 3568,5
E Upah Tenaga Kerja
1 Pembelian Rp 12.000
2 Pembuatan Pola Rp 2.400
3 Pemotongan Rp 12.360
4 Penjahitan Rp 72.000
Total biaya upah Rp 98.760
F Biaya Lainnya
1 Transportasi Rp 9.600
2 Telepon Rp 6.000
3 Konsumsi Rp 31.200
8
2
Lampiran 11. Proyeksi Penerimaan pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Perhitungan Penerimaan Pengembangan Usaha Yogi Tas (Rp 000)
No. Uraian Satuan Harga (Rp/unit) Jumlah
Tahun ke-
1 2 3 4 5
A Penjualan Hasil Produksi
Model 1 unit 75 1.200 90.000 90.000 90.000 90.000 90.000
Model 2 unit 85 2.280 193.800 193.800 193.800 193.800 193.800
Model 3 unit 100 1.200 120.000 120.000 120.000 120.000 120.000
Model 4 unit 140 1.200 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000
Total Penerimaan Penjualan Rp 571.800 571.800 571.800 571.800 571.800
B Nilai Sisa
Nilai buku kursi unit 150 3 45 45
Nilai buku calculator unit 50 1 5 5
Nilai buku rolan bahan unit 100 1 10
Nilai buku jangka unit 50 1 5
Nilai buku gunting unit 250 2 25
Nilai buku meja unit 400 1 40
Nilai buku lemari pajang unit 350 2 70
Nilai buku lemari unit 200 1 20
Nilai buku lainnya unit 247.609
Total penerimaan Rp 571.800 571.850 571.810 572.010 819.409
8
3
Lampiran 12. Rekapitulasi Biaya pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Rekapitulasi Biaya pada Pengembangan Usaha Yogi Tas (Rp 000)
No. Jenis Biaya
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
A Biaya Investasi
Bangunan 300.000
Peralatan dan Perlengkapan 19.110 440 1.010 1.510 1.110 3.360
Total Biaya Investasi 319.110 440 1.010 1.510 1.110 3.360
B Biaya Tetap (fixed cost=FC)
1 Gaji pembelian 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
2 Listrik 3.568,5 3.568,5 3.568,5 3.568,5 3.568,5
3 Telepon 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
4 Transportasi 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600
5 Konsumsi 31.200 31.200 31.200 31.200 31.200
6 Pajak Bumi dan Bangunan 600 600 600 600 600
Total Biaya Tetap 62.969 62.969 62.969 62.969 62.969
C Biaya Tidak Tetap (variable cost=VC)
1 Bahan Baku Produksi 274.824,6 274.824,6 274.824,6 274.824,6 274.824,6
2 Upah tenaga kerja 86.760 86.760 86.760 86.760 86.760
(pola, potong, jahit)
Total Biaya Tidak Tetap 361.584,6 361.584,6 361.584,6 361.584,6 361.584,6
Total Biaya Operasional (FC+VC) 424.553 424.553 424.553 424.553 424.553
D Total Biaya 319.110 424.993 425.563 426.063 425.663 427.913
8
4
Lampiran 13. Perhitungan Kriteria Investasi pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
Perhitungan Net Present Value(NPV) dan Net B/C pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item
Tahun Analisa
0 1 2 3 4 5
A Total Penerimaan 571.800 571.850 571.810 572.010 819.409
B Total Pengeluaran 319.110 424.993 425.563 426.063 425.663 427.913
C Pendapatan Kotor (319.110) 146.807 146.287 145.747 146.347 391.496
Pajak (25%) 36.702 36.572 36.437 36.587 137.024
D Pendapatan Bersih (319.110) 110.105 109.715 109.310 109.760 254.472
E Discount Factor (DF) 6% 1 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747
F Present Value (PV) (319110) 103.829 97.647 91.821 86.930 190.091
G PV positif 570317
H PV negatif (319110)
I NPV 251207
J Net B/C 1,79
Perhitungan I nternal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Yogi Tas
No. Item
Tahun Analisa
0 1 2 3 4 5
A Pendapatan Bersih (319.110) 110.105 109.715 109.310 109.760 254.472
B Suku bunga positif 6%
DF 1 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747
PV positif (319.110) 103.829 97.647 91.821 86.930 190.091
NPV positif 251.207
C Suku bunga negatif 29%
DF 1 0,775 0,601 0,466 0,361 0,280
PV negatif (319110) 85.353 65.931 50.920 39.636 71.235
NPV negatif (6036)
D IRR 0,2846
IRR (persentase) 28,46
8
5
Lanjutan Lampiran 13
Perhitungan Gross B/C, Payback Period (PBP), dan Profitability Index (PI)
No. Item
Tahun Analisa
PV
0 1 2 3 4 5
1 Biaya operasional rutin + pemeliharaan 424.553 424.553 424.553 424.553 424.553
(operational cost=OC)
2 Biaya total 319.110 424.993 425.563 426.063 425.663 427.913
(investasi + operasional=TC)
3 Pajak penghasilan 25% 36.702 36.572 36.437 36.587 137.024
4 Total cost + pajak 319.110 461.695 462.135 462.500 462.250 564.937
4 Penerimaan kotor 571.800 571.850 571.810 572.010 819.409
(gross benefit=GB)
5 Penerimaan bersih (319.110) 110.105 109.715 109.310 109.760 254.472
(net benefit=NB)
6 Discount Factor (DF)=6% 1 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747
7 Present Value (PV) dari OC 400.354 377.852 356.625 336.246 317.141 1.788.218
8 Present Value (PV) dari TC 319.110 400.768 378.751 357.893 337.125 319.651 2.113.299
9 Present Value (PV) dari GB 539.207 508.947 480.320 453.032 612.099 2.593.604
Jumlah kumulatif PV dari GB 539.207 1.048.154 1.528.474 1.981.506 2.593.604
10 Present Value (PV) dari NB (319110) 103.829 97.647 91.821 86.930 190.091 570.317
Jumlah kumulatif PV dari NB 103.829 201.476 293.296 380.226 570.317
Perhitungan Gross B/C
Gross B/C = jumlah PV GB/jumlah PV TC
2.593.604/2.113.299
Gross B/C = 1,23
Perhitungan Profitability Index (PI)
PI = (jumlah PV GB-jumlah PV OC)/Total investasi
(2.593.604-1.788.218)/319.110
PI = 2,52
8
6
Lanjutan Lampiran 13
Perhitungan Payback Period (PBP)
No. Item
Tahun ke-
0 1 2 3 4 5
1 investasi 319.110
2 manfaat bersih (319.110) 110.105 109.715 109.310 109.760 254.472
PBP = (nilai investasi-kas masuk bersih) X 1 tahun
319.110-110.105= 209.005 (thn 1)
209.005-109.715= 99.290 (thn 2)
PBP = 2 tahun + (99.290/109.310) X 12 bulan
2 tahun + 10 bulan + 27 hari
PBP = 2 tahun 10 bulan 27 hari
8
7
Lampiran 14. Perhitungan Analisis Sensitivitas dengan Metode Switching Value pada Pengembangan Usaha Yogi Tas (parameter inflasi)
inflasi (%) 5 10 15 20 25 30
tahun total benefit total biaya
0 0 319110 335065,5 351021 366976,5 382932 398887,5
1 571800 424993 446242,65 467492,3 488741,95 509991,6 531241,25
2 571850 425563 446841,15 468119,3 489397,45 510675,6 531953,75
3 571810 426063 447366,15 468669,3 489972,45 511275,6 532578,75
4 572010 425663 446946,15 468229,3 489512,45 510795,6 532078,75
5 819409 427913 449308,65 470704,3 492099,95 513495,6 534891,25
selisih
0 -319110 -335065,5 -351021 -366976,5 -382932 -398887,5
1 146807 125557,35 104307,7 83058,05 61808,4 40558,75
2 146287 125008,85 103730,7 82452,55 61174,4 39896,25
3 145747 124443,85 103140,7 81837,55 60534,4 39231,25
4 146347 125063,85 103780,7 82497,55 61214,4 39931,25
5 391496 370100,35 348704,7 327309,05 305913,4 284517,75
pajak
0
1 36701,75 31389,3375 26076,925 12458,7075 9271,26 4055,875
2 36571,75 31252,2125 25932,675 12367,8825 9176,16 3989,625
3 36436,75 31110,9625 25785,175 12275,6325 9080,16 3923,125
4 36586,75 31265,9625 25945,175 12374,6325 9182,16 3993,125
5 137023,6 129535,1225 122046,645 114558,1675 107069,69 99581,2125
DF
5 10 15 20 25 30
0 1 1 1 1 1 1
1 0,943 0,909 0,870 0,833 0,800 0,769
2 0,89 0,826 0,756 0,694 0,640 0,592
3 0,84 0,751 0,658 0,579 0,512 0,455
4 0,792 0,683 0,572 0,482 0,410 0,350
5 0,747 0,621 0,497 0,402 0,328 0,269
8
8
Lanjutan Lampiran 14
manfaat bersih
0 -319110 -335065,5 -351021 -366976,5 -382932 -398887,5
1 110105,25 94168,0125 78230,775 70599,3425 52537,14 36502,875
2 109715,25 93756,6375 77798,025 70084,6675 51998,24 35906,625
3 109310,25 93332,8875 77355,525 69561,9175 51454,24 35308,125
4 109760,25 93797,8875 77835,525 70122,9175 52032,24 35938,125
5 254472,4 240565,2275 226658,055 212750,8825 198843,71 184936,5375
npv
0 -319110 -335065,5 -351021
1 103829,25 85607,28 68026,76
2 97646,57 77484,82 58826,48
3 91820,61 70122,38 50862,51
4 86930,12 64065,22 44502,71
5 190090,88 149372,08 112689,11
Total 251207,43 111586,287 -16113,416
Inflasi Maksimum 14,37%
Net B/C
0 -319110 -335065,5 -351021
1 103829,25 85607,28 68026,76
2 97646,57 77484,82 58826,48
3 91820,61 70122,38 50862,51
4 86930,12 64065,22 44502,71
5 190090,88 149372,08 112689,11
Net B/C 1,787 1,333 0,954
8
9
90
Lanjutan Lampiran 15