You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.

Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompokharuslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin , manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali muncul film film berkualitas yang sangat memotivasi dan mampu memberikan contoh yang baik tentang keteladanan kepemimpinan di berbagai bidang, baik itu menyangkut hal agama , budaya, atau pun masalah masalah social yang membutuhkan peran seorang pemimpin, dimana kebutuhan akan seorang pemimpin begitu mendesak. Namun , bagaimana jika seorang pewaris takhta pemimpin suatu negara tidak bisa ber-pidato di depan rakyatnya?, di karenakan hanya gagap dalam berbicara, memang hal seperti ini jarang terjadi dan mungkin hanya sekali terjadi di dunia ini yaitu di Inggris. Hal kecil yang ternyata memiliki pengaruh besar dalam hidup banyak orang. Film yang di angkat dari kisah nyata ini memang tersaji dalam tampilan yang tidak membosankan. Cerita yang unik, gambar yang segar membawa para penonton dalam rasa lucu yang berubah menjadi haru. Awalnya ketika mendengar seorang pemimpin berbicara gagap memang terasa lucu, tapi setelah penterjemahan cerita membawa penonton menelusuri sebuah pilihan hidup yang menjadi sulit karena gagapnya seorang pemimpin maka keadaan menjadi haru dan sangat menyentuh hati. Adegan awal film dibuka dengan penampilan Pangeran Albert (diperankan Colin Firth), yang merupakan putra kedua dari Raja George V, dalam menyampaikan pidato yang di

temani oleh istrinya Elizaberth (Helena Bonham Carter) di Stadion Wembley, 1925. Yang ternyata meresahkan ribuan rakyat yang mendengarkan pidato itu. Berikut kami membuat makalah yang akan mengulas dan melihat bagianbagian dari film kepemimpinan seorang raja inggris, yaitu raja George VI. Dimana hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya terlahir dari seorang pemimpin, namun seorang pemimpin juga harus berlatih dan berjuang untuk memenuhi harapan para pengikutnya

2. Rumusan masalah 1. Bagaimana alur perfilman King Speech? 2. Makna apa yang terkandung dalam film ini ? 3. Adakah hal yang menyangkut tentang leadership ? 4. Peran Leadership dan Motivation theory dalam film ini. 5. Bagaimana mengaplikasikan makna yang terkandung ?

3. Tujuan 1. Mengetahui alur cerita pada film King Speech. 2. Memahami makna yang terkandung dalam film King speech. 3. Mengulas tentang Leadership dan Motivation theory di film ini. 4. Mengaplikasikan Leadership dan Motivation theory dari film ini pada kehidupan nyata .

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Tentang Film King Speech. Diangkat dari kisah nyata, film The Kings Speech berkisah tentang kondisi dimana Rakyat Inggris menginginkan dan membutuhkan seorang raja yang mempunyai kewibawaan, kepandaian, dan paling tidak pintar berbicara. Pangeran Albert (Colin Firth) sudah yakin dirinya tidak layak dan tidak akan menjadi raja sejak kecil , dia merasa tertekan jika harus menjadi raja karena kekurangannya. Pangeran Albert, putra kedua raja Inggris ( waktu itu ) George V punya kekurangan. Dia gagap, bahkan dalam kehidupan biasa apalagi ketika didaulat untuk berbicara di depan umum mewakili keluarga kerajaan. ?Ini tentu jadi beban berat buat pangeran Albert dan keluarga kerajaan Inggris. Sebuah insiden memalukan, ketika Pangeran Albert menyampaikan pidato yang di temani oleh istrinya Elizaberth (Helena Bonham Carter) di Stadion Wembley, 1925. Yang ternyata meresahkan ribuan rakyat yang mendengarkan pidato itu. Pidato gagap yang terasa tidak meyakinkan itu terasa sangat lucu dalam kesedihan dimana memperlihatkan bagaimana canggungnya dia berpidato di depan rakyat banyak di stadium. Semua menunggunya merangkai kalimatnya di dalam keheningan, membuat Albert makin serius mencari cara untuk menghilangkan gagapnya. Sejak empat tahun sebelumnya, Albert terserang penyakit gagap. Sulit sekali baginya untuk bicara di depan umum. Berbagai terapis didatangkan ke istana untuk mengobatinya, namun tidak ada yang cocok dengan Bertie (panggilan sayang Albert di kalangan keluarga) yang temperamen. Elizabeth (Helena Bonham Carter), menunjukkan kesabaran dan supportnya kepada suaminya itu dengan mencari terapis baru setelah mencoba terapis rekomendasi kerajaan yang tidak membawa hasil . Hingga suatu ketika Setelah usahanya sendiri ke organisasi terapis Inggris, Elizabeth, istri Bertie menemukan Lionel Louge yang mengaku sebagai seorang dokter dan meminta tolong untuk menerapi suaminya. Lionel yang memiliki sikap asertif bersedia menerima Albert, asal terapi dilakukan di ruangan praktiknya. Di sinilah konflik dan pertentangan antara Lionel dan Bertie terjadi. Sebagai pangeran, Bertie merasa memiliki harga diri yang tinggi, tentu ia tak mau disuruh atau

dilarang, sementara Lionel tak peduli apa latar belakang sang pasien, kalau mau diterapi maka harus mengikuti caranya. My castle my rule, ujar Lionel Louge, seorang terapis bicara kepada Prince Albert, The Duke of York (julukan King George VI sebelum menjadi raja) yang ingin menyembuhkan kegagapannya. Meskipun pasiennya seorang pangeran, Lionel tak sungkan melarangnya merokok di ruang prakteknya. Bahkan Albert awalnya tersinggung sewaktu Lionel memaksa menyapanya dengan Bertie. Itu panggilan di keluargaku katanya. Tapi Lionel keukeuh. Ia bahkan menjanjikan Bertie takkan gagap lagi setelah berobat kepadanya. Pada hari pertama terapi, Lionel memberikan buku berisi naskah Hamlet To be or not to be. Pada awalnya Bertie gagap membacanya, namun kemudian, Lionel menyerahkan headphone untuk dipasangkan di telinga Bertie dan diputarkan musik Mozart The Marriage of Figaro. Bagaimana mungkin aku bisa membaca ini sementara telingaku mendengarkan musik? tanya Bertie yang merasa sangsi. Otakmu akan mengetahui apa yang dilakukan mulutmu jawab Lionel. Kendati ragu, Bertie menurut. Sementara telinganya mendengarkan musik Mozart melalui headphone, mulutnya membaca Hamlet dan direkam oleh Lionel. Namun belum selesai dibaca, Bertie marah dan memutuskan pulang. Tunggu, kata Lionel yang lalu menyerahkan piringan hitam rekaman suara Bertie, Rekamannya gratis Bertie sudah memutuskan takkan lagi berobat pada Lionel, tetapi ketika di rumah ia mendengarkan rekaman piringan hitam itu, ia dan Elizabeth terkejut, karena Bertie bisa membaca dengan lancar. Gagap tidak datang tiba-tiba pasti ada proses psikologis yang mendahuluinya, mereka teringat analisa Lionel. Masalah menjadi kian pelik ketika raja George V meninggal dunia. Lalu, Edward yang lebih tua diangkat menjadi raja. Bertie berusaha mensupportnya agar Edward tidak jadi menikahi perempuan pilhannya yang sudah tiga kali bercerai. Selain Bertie takut nama kerajaan tercemar dan negara terbelengkalai, Ia pun merasa ketakutan jika kakaknya ini menyerahkan jabatan itu ke dia. Apa jadinya seorang yang gagap menjadi pemimpin kerajaan? Hal yang ditakuti pun terjadi tatkala Edward lebih memilih perempuan itu. Bertie pun mengambil alih kerajaan dan hubungannya dengan Lionel bukannya membaik tetepi malah retak karena Lionel dianggap terlalu mendesaknya untuk bisa mengalahkan kegagapannya itu agar bisa menjadi raja yang

disegani. Singkat cerita, Hitler pun menyebarkan berita untuk menyerang Inggris. Di saat susah ini Bertie akhirnya sadar dan meminta maaf kepada Lionel yang tidak memberi tahu istri dan keluarganya bahwa pasien yang ditanganinya adalah raja Inggris. Seperti yang disampaikan salah satu perdana menterinya bahwa His greatest test is yet to come. Bertie pun sadar bahwa rakyatnya bergantung dan mencari sosok pemimpin padanya. Dengan bantuan Lionel Logue dan istrinya, Bertie pun berusaha untuk memberikan pidato pertamanya sebagai pemimpin yang akan disiarkan ke seluruh rakyat Inggris dan dunia. Anda bisa bayangkan bagaimana pergulatan batin raja George VI sebelum membacakan pidato kenegaraan menyikapi perang dengan Jerman yang sudah di depan mata. Tak elok rasanya jika sebuah pidato penyemangat dituturkan secara gagap. Akhirnya dengan merendahkan hati Bertie bersedia meneruskan terapi dengan Lionel. Cara yang dilakukan Lionel memang unik. Ia tidak hanya fokus pada kemampuan bicara dan membaca Bertie, tapi Bertie dibimbingnya katarsis untuk mengalirkan emosi negatifnya yang terpendam selama ini. Sebagai seorang pangeran (kemudian menjadi raja) tentu Bertie banyak bersinggungan dengan protokol dan peraturan. Bahkan ketika kecil Bertie menunjukkan bakat kidal, ia diperintahkan untuk menggunakan tangan kanan demi kesopanan. Bertie pun terlatih untuk menjaga sikap dan image, sehingga ketika sesi terapi tiba dan Bertie merasa kesal kemudian memaki, Lionel mempersilahkannya meneruskan ceracaunya itu. Bahkan 40 menit sebelum pidato tentang perang Inggris terhadap Jerman (tidak setuju atas sikap Hitler) pada September 1939, Bertie berlatih pidato 9 menit dengan Lionel, dan di sana ia memaki, sampai berdansa tanggo dan walz segala untuk mengusir ketegangan. Ketika waktu pidato tiba, ia hanya berhadapan dengan micophone yang disiarkan ke seluruh Inggris. Dalam ruangan itu hanya ada Lionel dan Bertie, Ayo Bertie anggaplah kau membaca hanya untukku Lionel menenangkannya. Akhirnya pidato tersebut berjalan cukup lancar, walau di awal Bertie sempat gugup. Kau masih gugup di huruf W, kata Lionel. Tidak apa justru aku harus memasukan W itu, supaya rakyatku tahu itu aku candanya. Sejak itu mereka bersahabat, bahkan ketika Bertie dan pihak istana tahu kalau Lionel tidak punya gelar dokter, tapi hanya seorang purnawirawan perang yang memiliki keahlian menerapi orang bicara, kendati marah, Berti tetap mempertahankan

posisinya sebagai terapis pribadinya. Mereka bersahabat hingga akhir hayat, dan Lionel pun diangkat menjadi a Commander of the Royal Victorian Order pada tahun 1944.

2.2. Watak Pemimpin dalam Film Ini Watak dari seorang Raja George VI adalah sebagai berikut : 1. Jujur (Honest) 2. Kompeten (Competent) 3. Melihat ke depan (Forward-Looking) 4. Selalu memicu inspirasi (Inspiring) 5. Pandai, Cerdas (Intelegent) 6. Objektif, berlaku adil (Fairminded) 7. Berani mengambil resiko (Courageous) 8. Penuh Imajinasi (Imaginative)

2.3. Makna yang terkandung dalam film a. Jangan mudah menyerah

Seperti kita tahu bahwa perjuangan Pangeran Albert tidaklah mudah. Berkali-kali beliau direndahkan dan dihina oleh para pengikutnya (rakyat Inggris) bahkan setelah mengalami kejadian memalukan, dimana ketika beliau pertama kali berpidato di depan umum, tidak mampu mengucapkan kata kata dengan benar dan lancar. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat beliau. Bahkan beliau terus berjuang hingga mampu fasih berpidato tanpa memunculkan kegagapannya dan mampu memberikan pidaato pemberi semangat bagi tentara Inggris yang akan melawan Jerman. Ini mengindikasikan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa tidaklah boleh pantang menyerah walaupun rintangan terus datang.
b. Teruslah belajar

Seperti kita tahu dalam film dicerikan bahwa pangeran Albert terus menerus berusaha untuk mencari dan melaksanakan terapi terapi yang mampu menghilangkan kegagapannya. Dengan dukungan dan Support oleh keluarganya akhirnya beliau bertemu dengan lionel, yang pada akhirnya membukakan jalan baginya untuk dapat berpidato dengan baik. c. Keberanian

Seperti kita tahu bahwa sebelumnya Pangeran Albert adalah seorang yang tidak percaya diri dan merupakan seorang yang penakut, pada awal pembukaan film . Namun lambat laun demi memenuhi kondisi kondisi yang dihadapi oleh beliau, beliau akhirnya sadar dan mulai berubah menjadi sesorang yang percaya diri, berani dan garang dalam berpidato di muka umum. d. Kerendahan Hati Beliau tetap tidak bercerita tentang dirinya kepada Lionel (terapis bicaranya), sehingga Lionel mampu memberikan terapi terapi tanpa rasa segan kepada dirinya. Pada akhir film, Pangeran Albert juga tanpa mempedulikan rasa gengsi, meminta maaf kepada Lionel agar dapat kembali diterapi olehnya, dan bersedia mengikuti peraturan peraturannya.

2.4.Aplikasi Kepemimpinan yang dapat diambil. 1) Kelilingi kita dengan orang-orang yang selalu berpikir positif, karena keyakinan, nilai dan perilaku mereka akan berpengaruh. Sangat penting kita meluangkan waktu terutama dengan mereka yang optimis dan memiliki motivasi yang tinggi. 2) Belajarlah dari kesalahan yang pernah kita perbuat. Senantiasalah kita sadari bahwa segala nilai, besar atau kecil, dibentuk dari akumulasi kebijakan. Untuk menjadi bijak kita harus berpengalaman, baik pengalaman benar/salah, hingga kita pun mampu menjadi lebih kuat dan lebih cerdik dari masa yang akan datang. Kesalahan akan sangat bermanfaat apabila kita belajar darinya. 3) Sedikit demi sedikit, lama kelamaan menjadi bukit. Perjalanan seribu mil dimulai dengan langkah pertama. Lakukanlah langkah kecil sekarang juga. 4) Kaji seawal mungkin apa-apa yang diperkirakan bakal jadi hambatan, gangguan/tantangan/ketidaktentuan. Apa yang diperkirakan bakal menjadi faktor negatif, kekurangan dukungan, pengetahuan teknis, waktu, ruangan, energi, uang atau kekurangan pengalaman. Semuanya akan membuat tugas kita menjadi sangat sulit. Tangani sedini mungkin, sehingga kita merasa sangat positif dan peluang keberhasilan tampak lebih terang. 5) Tentukan tujuan yang mampu merangsang dan menggerakkan inspirasi kita. Rumuskan tujuan kita sedemikian rupa hingga orang lain yakin dan percaya, sekaligus memberi tantangan kepada kita.

6) Tanamkan selalu niat yang positif dalam setiap tugas yang kita pikul. Jika terpaksa harus mengerjakan tugas yang tidak kita sukai, yakinkanlah diri kita bahwa dengan melaksanakan tugas ini kita akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 7) Pastikan bahwa kita memiliki keyakinan yang mendalam untuk mencapai tujuan kita.

You might also like