You are on page 1of 8

Perdarahan SCBA didefinisikan sebagai perdarahan di sebelah proksimal ligamentum Treitz, pada duodenum distal.

Dari 1673 kasus perdarahan SCBA di SMF Penyakit dalam RSU dr. Sutomo Surabaya, :

76,9% pecahnya varises esofagus, 19,2% gastritis erosif, 1,0% ulkus peptikum,

0,6% kanker lambung, dan


2,6% karena sebab-sebab lain.

Laporan dari RS Pemerintah di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta urutan penyebab terbanyak perdarahan SCBA sama dengan di RSU dr. Sutomo Surabaya. Sedangkan laporan dari RS Pemerintah di Ujung Pandang menyebutkan ulkus peptikum menempati urutan pertama penyebab perdarahan SCBA. Laporan kasus di rumah sakit swasta yakni RS Darmo Surabaya :

uklus peptikum 51,2%, gastritis erosif 11,7%, varises esofagus 10,9%, keganasan 9,8%, esofagitis 5,3%, sindrom Mallory-Weiss 1,4%, tidak diketahui 7%, dan penyebab-penyebab lain 2,7%

Pendarahan SCBA :
hematemesis, malena, atau keduanya.

Setiap pendarahan saluran cerna = keadaan serius yang dapat membahayakan pasien. Setiap pasien dengan pendarahan harus dirawat di rumah sakit tanpa kecuali, walaupun pendarahan dapat berhenti secara spontan. Untuk mencegah pendarahan lebih banyak, syok hemoragik, dan akibat lain yang berhubungan dengan pendarahan tersebut, termasuk kematian pasien (Adi, 2006).

Hematemesis = muntah darah.

warna darah yang dimuntahkan tergantung dari konsentrasi asam lambung. Endapan bekuan darah pada muntahan bisa terlihat sebagai ampas kopi(Astera, 2008).

Melena = tinja yang berwarna hitam dengan bau yang khas


Hemoglobin dikonversi menjadi hematin

atau hemokhrom lainnya oleh bakteri setelah 14 jam (Abdullah, 2006) Tinja berbentuk seperti ter, agak lengket dan berbau yang khas. minimal diperlukan perdarahan sekitar 60 ml dan berada dalam usus sekitar 8 jam. Perdarahan yang lebih dari ini dapat memberikan melena sampai sekitar 7 hari (Astera, 2008).

Mulut Pharynx

Esofagus

Nasopharynx Oropharynx Laringopharynx VT cervicalis VI.

Lambung Usus halus

Duodenum Jejunum Ileum

Hepar

Pankreas

kelenjar terbesar di dalam tubuh, berfungsi: membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam tractus intestinalis, Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, menyaring darah, membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke dalam darah dari lumen intestinum (Snell, 2006) Kelenjar eksokrin dan endokrin

Usus besar

Rectum

caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum.
VT sacralis III

You might also like