Professional Documents
Culture Documents
Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat
kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh
satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan
yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire,
giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan
cara mendapatkan nilai simetrinya. Gire, atau sumbu simetri biasa,
cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal
pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali
kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (3),
empat tetragire (4), heksagire (7) dan seterusnya. Giroide adalah
sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada
bidang horisontal. Dalam gambar, nilai simetri giroide disingkat
tetragiroide (4) dan heksagiroide (7). Sumbu inversi putar adalah
sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui
pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan
bar pada angka simetri itu. Bila tiga tribar (3), empat tetrabar (4),
heksabar (7), dan seterusnya.
Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita
dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada
permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan
menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain
dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis
bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal
mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal
tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa
bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat
kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya
Kelas Hextetrahedral
Kelas : ke-31
Simetri : 4bar 3 m
Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6
bidang kaca.
Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
Sudut : ketiga sudutnya = 90o
Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron,
dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik
dodecahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit,
rhodizit, dan lain-lain.
Kelas Giroid
Kelas : ke-30
Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4
sumbu putar tiga, dan 6 sumbu putar dua
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan
trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan
tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.
Kelas Diploidal
Kelas : ke-29
Simetri : 2/m 3bar
Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar
dua, 3 bidang kaca dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik,
octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan
yang jarang trisoctahedron.
Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit,
penrosit, tychit, laurit, dan lain-lain
Kelas Tetartoidal
Kelas : ke-28
Simetri : 2 3
Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga
sumbu putar dua.
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron,
kubik, deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron,
rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit,
langbeinit, maghemit, micherenit, pharmacosiderit,
ullmanit, dan lain-lain.
Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu
kristal yang masing-masing saling tegak lurus (Gambar 1.3.2).
Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan
sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang).
Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu :
1. Kelas Ditetragonal Dipyramidal
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
Kelas Ditetragonal Dipyramidal
Kelas : ke-27
Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5
sumbu simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid,
ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit,
meta-torbernit, xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit,
pyrolusit, thorite, anatase, rilit, dan casiterit dan lain-lain.
Kelas Tetragonal Trapezohedral
Kelas : ke-26
Simetri : 4 2 2
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua,
semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism,
tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : wardit dan kristobalit.
Kelas Ditetragonal Pyramidal
Kelas : ke-25
Simetri : 4 m m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, hematophanit,
dan routhierit.
Kelas Tetragonal Scalahedral
Kelas : ke-24
Simetri : 4bar 2 m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua,
dan 2 bidang simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal
prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit,
hardistonit, melilit, urea, luzonit, pirquitasit, renierit, dan
tetranatrolit..
Kelas Tetragonal Dipyramidal
Kelas : ke-23
Simetri : 4/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : scapolit, wulfenite, vesuvianit, powellit,
narsarsukit, meta-zeunerit, leucit, fergusonit, dan scheelit.
Kelas Tetragonal Disphenoidal
Kelas : ke-22
Simetri : 4bar
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
Sudut : semsuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan
pinakoid.
Mineral yang Umum : cahnit, minium, nagyagit, tugtupit, dan
beberapa yang jarang seperti krookesit, meliphanit, schreibersit,
dan vincentit
Kelas Tetragonal Pyramidal
Kelas : ke-21
Simetri : 4
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
Bentuk Umum : tetragonal piramid, tetragonal prisma, dan pedion.
Mineral yang Umum : wulfenit (diragukan), pinnoit, piypit, richelit,
dan stenhuggarit.
Sistem Orthorombis
Sistem ini disebut juga orthorombis (Gambar 1.3.3) dan
mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang
berbeda.
Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak
lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-
masing saling membentuk sudut 120 satu terhadap yang lain
(Gambar 1.3.4). Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama.
Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih
pendek (umumnya lebih panjang)
Bagaimanapun sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima
sistem kristal yang lain dalam hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya.
Sementara sistem yang lain menggunakan tiga sumbu perpotongan kristal, sistem
heksagonal dan trigonal menggunakan empat sumbu berpotongan. Dengan enam
sudut pada bidangnya dan satu sumbu vertikalnya. Ketiga sumbunya memotong
tegak lurus terhadap sumbu utama kristal yang membujur vertical dan disebut a1,
a2, dan a3. Perpotongannya simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap
sumbu. Pada sistem ini tidak ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk
setiap sumbu a membuat sebuah sudut 60o antara perpotongan. Bagaimanapun
juga, bila ada perbedaan sumbu maka akan membentuk sistem trigonal, sebagai
pembeda dengan heksagonal.
Terdapat tujuh kelas dalam sistem ini, yaitu ;
1. Kelas Dihexagonal Dipyramidal
2. Kelas Hexagonal Trapezohedral
3. Kelas Dihexagonal Pyramidal
4. Kelas Ditrigonal Dipyramidal
5. Kelas Hexagonal Dipyramidal
6. Kelas Trigonal Dipyramidal
7. Kelas Hexagonal Pyramidal
Kelas Dihexagonal Dipyramidal
Kelas : ke-20
Simetri : 6/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu
putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan
tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu
pusat.
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang,
disebut a1, a2, dan a3 sama panjang satu sama lain,
sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o.
Sudut antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal
dipiramid, diheksagonal prisma, heksagonal prisma dan
dasar pinakoid.
Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin,
grafit kakohenit, seng, fluoserit dan lain-lain.
Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu
b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus
terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b yang paling pendek.
Kelas Sphenoidal
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang.
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit,
franklinfurnaceit, goosekrecit, mesolit, rinkit, wollastonit-
2M dan lain-lain.
Kelas Domatik
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang.
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin),
klinohedrit, natron, neptunit, skolosit, dan lain-lain.
Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Sumbu tersebut
dinamai seperti pada sistem orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c,
vertical axis. Sumbu c membujur vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan,
dan sumbu a melintang menuju pengamat.
Contoh kasus
Perubahan Struktur Kristal dari Barium Titanat (BaTiO3)
Barium titanat mempunyai 5 struktur kristal yang berbeda yaitu hexagonal, kubik,
tetragonal, orthorhombik dan rhombohedral. Struktur kristal hexagonal dan
struktur kristal kubik dari barium titanat mempunyai sifat paraelektrik, sedangkan
pada struktur kristal tetragonal, orthorhombik dan rhombohedral dari barium
titanat mempunyai sifat sebagai material ferroelektrik.
Gambar Struktur Tetragonal dari BaTiO3 (a) posisi atom dalam 3 dimensi (b)
posisi atom dalam 2 dimensi.
Sifat dielektrik dari single crystal barium titanat pertama kali diteliti oleh Merz.
Pada struktur kristal kubik hanya ada satu konstanta dielekrik, sedangkan pada
struktur kristal tetragonal terdapat dua yaitu κa dan κc. Kedua konstanta ini dapat
diukur pada satu kristal tunggal. Pada struktur kristal orthorhombik dan
rhombohedral sangat sulit menjelaskan konstanta dielektriknya. Pada gambar
menunjukkan konstanta dielektrik terhadap fungsi dari temperatur. Pada gambar
ini, hanya harga konstnta dielektrik pada struktur kristal tetragonal yang
mempunyai arti yang jelas. Harga konstanta dielektrik mencapai harga yang
terbesar pada saat temperatur pada barium titanat terletak pada titik temperatur
curie. Pada saat temperatur 120 oC konstanta dielektrik dari barium titanat
mempunyai harga sebesar 10000. Seperti dijelaskan sebelumnya, pada temperatur
ini, barium titanat terjadi polarisasi spontan dari paraelektrik menjadi
ferroelektrik. Kristal barium titanat menjadi metastabil sehingga terjadi perubahan
fasa antara kubik menjadi tetragonal. Akibatnya harga dari konstanta dielektrik
dari barium titanat mempunyai harga yang tinggi[4].