Professional Documents
Culture Documents
(Caywood, 1997:173)
Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatankesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham.
(Wongsonagoro, 1995)
mengartikan manajemen issue sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi hal-hal atau masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usahausaha ke arah perbaikan. Selain itu, mereka juga mengartikannya sebagai suatu usaha aktif untuk ikut serta mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan.
2. Pengertian Issue
apa yang sebenarnya dimaksud dengan issue (bukan terjemahan dari gossip/ rumour). Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah issue merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder (a gap between corporate practice and stakeholder expectations). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang.
Dari definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian issue menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses manajemen issue.
Bayangkan bila Anda bekerja sebagai fisioterapis di sebuah klinik dan mendapati laporan media yang menghubungkan salah satu produk/alat fisioterapi dengan kematian klien akibat produk tersebut. Saat seperti inilah yang menjadi tanda atau gejala munculnya sebuah krisis. Dan bila si praktisi ft tidak melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi berita tersebut, besar kemungkinan klinik ft akan benar-benar menghadapi krisis yang dapat menghancurkan klinik dan nama fisioterapi.
Pengendalian dan pengelolaan issue serta krisis menjadi sebuah bidang khusus yang harus ditangani fisioterapi karena pada saat seperti ini reputasi perusahaan berada dalam taruhan.
Reaksi manajemen issue yang efektif berdasarkan pada dua aturan kunci: identifikasi awal dan reaksi yang terorganisir dalam mempengaruhi proses kebijakan publik.
Yang harus diingat adalah bahwa mengelola issue seharusnya tidak dianggap sebagai kegiatan defensif. Sifat manajemen issue ini adalah proaktif karena manajemen issue adalah sebuah proses yang proaktif, antisipatoris serta terencana yang dirancang untuk mempengaruhi perkembangan sebuah issue sebelum issue tersebut berkembang ke tahap yang membutuhkan manajemen krisis.
Bila kita lanjutkan kasus di atas, ketika sang praktisi ft dan pihak manajemen perusahaan membiarkan issue yang diangkat oleh sebuah media tersebut berkembang, berarti mereka tengah mempertaruhkan reputasi perusahaannya dalam situasi yang berbahaya.
Kembali pada kasus diatas, si praktisi ft harus menyadari bahwa dengan pemberitaan yang makin sering di media massa akan menempatkan perusahaannya dalam penilaian publik. Masyarakat menunggu tindakan konkrit dari pihak manajemen perusahaan, terutama keluarga mereka yang menjadi korban. Adalah tugas dan tanggungjawab organisasi profesi untuk merespon tuntutan publik tersebut.
Dan bila issue ini tidak segera ditangani dengan baik, maka potensinya akan besar sekali untuk menjadi krisis. Dan jika krisis benar terjadi di perusahaan tersebut, maka reputasi perusahaan yang telah dibentuk dan diperlihara oleh si praktisi ft selama bertahuntahun dapat hancur seketika.
Sehingga jelaslah pentingnya manajemen issue bagi pemeliharaan reputasi perusahaan yang sudah susah payah dibentuk dan oleh si praktisi ft dan pihak manajemen perusahaan selama ini.
Riset akademis dan contoh-contoh studi kasus praktis menunjukkan bahwa penggunaan yang efektif atas teknik-teknik manajemen issue akan meningkatkan pangsa pasar, memperbaiki reputasi perusahaan/organisasi, menghemat keuangan serta membangun hubunganhubungan yang penting.
Sebaliknya, kegagalan dalam menerapkan manajemen issue akan membawa perusahaan pada erosi pangsa pasarnya, berdampak pada reputasinya, menderita kerugian, menempatkan perusahaan/organisasi dalam sorotan negatif serta mengurangi independensi perusahaan melalui peningkatan peraturan.
Menurut Hainsworth (Regester & Larkin, 2003:47), issue biasanya berkembang dalam cara yang dapat diprediksi, bersumber dari tren atau peristiwa yang berkembang melalui suatu rangkaian tingkatan yang dapat diidentifikasi serta tidak berbeda dari siklus perkembangan sebuah produk.
Karena evolusi atau perkembangan sebuah issue sering menghasilkan kebijakan publik, semakin dini suatu issue yang relevan diidentifikasi dan dikelola dalam rangka respon organisasional yang sistematis, semakin mungkin organisasi tersebut dapat mengatasi konflik serta meminimalisir implikasi biaya demi keuntungannya. Karena itulah, memahami siklus perkembangan issue sangat penting.
Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin membuat issue:
1. Partner 2. Asosiasi karyawan 3. Masyarakat umum 4. Pemerintah 5. Media massa 6. Kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan.
Pengaruh mereka pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi dapat menjadi penting.
Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh Hainsworth & Meng (Regester & Larkin, 2003: 48),
Proses ini dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari empat tahap berikut: Sumber, Mediasi, Organisasi Resolusi.
5. Metode/tehnik Pembelajaran :
a Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D) b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepustakaan) c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait. d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara ) e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.
6. Literatur : 1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1) 2. Kiat melobby,hal 1-42 3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2) 4. Manajemen Strategi, hal 38-82 5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.
I. Beberapa Pengertian
Manajemen Issue Profesi FT.
1. Manajemen :
Mengkoordinasikan, Mensistematisasikan, dan Mengintegrasikan semua sumber daya u/ mencapai tujuan tertentu dlm rangka memenuhi kebutuhan pelanggan Henry Towne,1886 (American Society of Mechanical Engineer) : Manajemen ad/ upaya meningkatkan pekerjaan agar pekerjaan tsb menjadi lebih efisien & efektif
2. ISSUE
Masalah yang trend/hangat : Kesehatan Haji Berpotensi besar : Minat CJH setiap thn semakin meningkat Menarik (Market yang tinggi) : Persoalan haji melibatkan berbagai sektor kebutuhan Ilmiah : Kebutuhan Kes. Fisik diilmiahkan : Kemampuan paru-jantung, kekuatan otot, keseimbangan & koordinasi gerak sangat diperlukan ktk berhaji.
3. Profesi
Suatu pekerjaan atau jabatan sesuai dengan keahliannya (expertise) Pekerjaan/jabatan yang harus dikerjakan seseorang yang sudah terlatih untuk memenuhi kebutuhan hidup (penghasilan)
Profesi Fisioterapi ?:
Profesi : (Schein, Commers, Dantes, 1996) - Pekerjaan - Dikerjakan o/ ahlinya (ijazah) - Pengakuan dr masyarakat - Sumber kehidupan Ciri ciri Profesi : a. Service (fungsi) b. Waktu panjang (Prob. Solving) c. Ketramp. Khusus d. Tanggung jawab profesional e. Evaluasi f. Imbalan
MIP
Upaya Penata Laksanaan Masalah (Fisioterapi) trend secara ilmah dan profesional agar menjadi sebuah kebutuhan masyarakat yang potensial.
Untuk Menjawab :
Hambatan Tantangan Peluang
- Mampukah Anda melihat Peluang ? - Dptkah Anda mengemas Peluang tsb ? - Mampukah Anda menjual Peluang tsb ?
4. ILMU KOMUNIKASI
Proses interaksi antara satu pihak dgn pihak lain u/ menyampaikan informasi (data) dlm bentuk pesan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa berbentuk kode visual, suara, atau tulisan.
1. Tujuan Pembelajaran :
1. Menjlk. Hakekat pembelajaran Problem Solving 2. Menjlk. Hub MIP dengan Problem Solving 3. Menjlk. Dasar dasar Prob Solv ( Bekerja berbasis Masalah) 4. Menjlk. Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving ( Studi kasus ) 5. Menjlk. Latar belakang perlunya MIP. Bagi FTs.
2. Pokok Bahasan
1. MIP. Bagi FTs. Hakekat pembelajaran Problem Solving
2. Hub MIP dengan Problem Solving 3. Dasar dasar Prob Solv ( Belajar berbasis Masalah) 4 Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving ( Studi kasus ) 5. Latar belakang perlunya
3. Tugas : Penjelasan tugas 1-5 a. Perhatikan paparan materi b. Diskusi kasus 1. MIP. Bagi FTs. Hakekat pembelajaran Problem Solving
2. Hub MIP dengan Problem Solving 3. Dasar dasar Prob Solv ( Belajar berbasis Masalah) 4 Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving ( Studi kasus ) 5. Latar belakang perlunya
4. Metode Pembelajaran
a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D) b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust) c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait. d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara ) e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.
6. Literatur : 1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1) 2. Kiat melobby,hal 1-42 3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2) 4. Manajemen Strategi, hal 38-82 5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.
1. Hakekat Pembelajaran Problem Solving Paolo Freire, 2003 : Belajar/bekerja berbasis masalah Hambatan tantangan peluang harapan Smart ( Problem Solving ) Dasar Belajar Berbasis Masalah (Problem Solving UNESCO), 4 Pilar Pendidikan : - Learning to live together - Learning to know - Learning to do - Learning to be
Belajar/bekerja berbasis masalah Hambatan tantangan peluang harapan Smart ( Prob.Solving) ** Berawal masalah ** Tujuan ** Upaya Ilmiah u/ mencp. tujuan
BUNAKEN : 1. Ungkapkan Issue Trend. FT. ttg. Bunaken 2. Ungkapkan Prob. Solving Bunaken :
. Learning to know : Tahu aspek2 apa dari kebutuhan masyarakat tentang Bunaken Learning to live together : Memahami & menghargai apa kebutuhan orang lain dlm kehidupan bersama masyarakat dan Pengunjung sekitar Bunaken Learning to do : Mengaplikasikan aspek2 kebutuhan tsb terhadap masyarakat dan Pengunjung Bunaken Learning to be : Belajar mandiri & bertanggung jawab terhadap apa yg telah diaplikasikan kpd masyarakat yg pd akhirnya dpt memberikan kehidupan bagi Masyarakat setempat sembari pengunjung merasa puas ttg. Keberadaan Bunaken, tentunya diharapkan FTs. Semakin cerdas dan sejahtera.
2. Pokok Bahasan :
1. Masalah pengemb. MIP 2. Sistem langkah-langkah Desain MIP 3. Contoh contoh Issue Trend MIP 4. Bidang kajian MIP. 5.Kompetensi MIP 6.Kesimpulan kesimpulan MIP.
3. Metode Pembelajaran :
a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D) b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust) c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait. d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara ) e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.
6. Literatur : 1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1) 2. Kiat melobby,hal 1-42 3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2) 4. Manajemen Strategi, hal 38-82 5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.
III. MASALAH
Obyek formal MIP : Gerak & Fungsi Gerak manusia dr lahir meninggal : Keterbatasan gerak / ketidak mampuan bergerak. Kurikulum Kurikulum harus menyediakan pengembangan MIP & Met. Pembel. SDM (Kemampuan) * Dosen * Mahasiswa Fasilitas - Soft Ware (Konsep yg tajam) - Hard Ware (Peralatan / Material) Dinamika Masy. Semakin banyak jumlah & jenis aktivitas masy, semakin kompleks issue profesi yg ditimbulkannya.
Sistematika Tugas
1. Lat Bel : - Alasan memilih topik - Identifikasi masalah 2. Desain Model (pemecahan masalah) (contoh : senam vertigo) * siapa sasarannya ? * bagaimana & berapa biayanya ? * bagaimana & siapa mitranya ? * bagaimana marketingnya ? * bagaimana alat ukurnya ?
Sistematika Tugas 3. Uji coba & Modifikasi 4. Pelatihan 5. Marketing & Sosialisasi 6. Evaluasi / Remodifikasi
Musculosceletal Neuromuskular Kardio Vaskulo Pulmonal respirator Kebugaran Perkembangan gerak Pemeliharaan diri Rekreasi
* Back to Nature * OR ad/ Panasea * Haji ad/ ibadah fisik * Manual refleksi bayi * Terapi exercise efektif obat sakit otot & sendi * Manfaat latihan vertigo * FT Keluarga
Kebutuhan ?
Kompetensi MIP
1. 2. 3. 4. 5. 6. Identifikasi Issue Profesi Desain Model & Modifikasi Model Jejaring Kemitraan Sosialisasi Model (Presentasi) Marketing Evaluasi
KESIMPULAN
1. Masalah tanpa MIP * FTs pd umumnya cenderung puas sekali dgn lahan kegiatan rutin kuratif * Pengembangan IPTEK FT cenderung terhambat * Jenjang layanan kemitraan FT dgn profesi lain sulit didekatkan * Lahan FT kelihatan sangat sempit
KESIMPULAN
2. MIP menyelesaikan masalah * FTs cenderung puas dgn mengkaji 4 layanan kesehatan FT * IPTEK FT cenderung berkembang (penelitian) * Layanan kemitraan antar profesi semakin terbangun * Lahan FT semakin luas * MIP lahan baru FT