Professional Documents
Culture Documents
TANAMAN SETAHUN
Hama-hama Tanaman
Sayuran
Dosen: Pudjianto
Tanaman Sayuran Penting
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang: polifag, pada berbagai
jenis tanaman sayuran, terutama kacang
panjang, kc tanah, terong, cabai, dll.
• Siklus hidup: ± 18 hari. (pada suhu 20o –
23o C)
– Telur: 9 hari
– Nimfa: 9 hari
1. Hama wereng daun, Empoasca sp.
(Homoptera: Cicadellidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan dalam jaringan mesofil daun
dan tidak keliatan dari luar.
– Nimfa dan imago hidup di permukaan bawah
daun dan menghisap cairan tanaman, dan
menyebabkan daun yang terserang berbintik-
bintik putih kekuningan, keriting (melengkung
ke bawah), dan kadang-kadang kering.
– Populasinya tinggi hanya kadang-kadang.
– Musuh alaminya antara lain berbagai predator
dn cendawan patogen Entomophthorales.
2. Hama pengorok daun, Chromatomyia
horticola (Goureau) (Diptera:
Agromyzidae)
2. Hama pengorok daun, Chromatomyia
horticola (Goureau) (Diptera:
Agromyzidae)
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang: polifag (lebih dari 70 jenis
tanaman dari famili Leguminosae,
Malvaceae, Solanaceae, Cucurbitae, dan
Compositae.
• Siklus hidup: ± 20 hari. (pada suhu 20o –
23o C)
– Telur 2-4 hari
– Larva ± 6 hari
– Pupa 7-15 hari
2. Hama pengorok daun, Chromatomyia
horticola (Goureau) (Diptera:
Agromyzidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu dalam jaringan
daun.
– Larva terdiri dari tiga instar.
– Larva membuat liang korokan pada daun,
hidup dalam korokan (di bawah epidermis dan
makan bagian daging daun).
– Pupa dibentuk dalam liang korokan.
– Imago aktif makan dan meletakkan telur pada
siang hari. Imago makan cairan tanaman dari
daun yang luka akibat tusukan ovipositor.
3. Hama penggerek polong, Lampides
boeticus (L.) (Lepidoptera: Lycaenidae)
Hama-hama Tanaman Kangkung
• Hama perusak daun/pucuk:
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli
(L) (Lepidoptera: Sphingidae)
• Kumbang pemakan daun, Aspidomorpha
miliaris F. (Coleoptera: Chrysomelidae)
• Kepik penghisap pucuk, Anoplocnemis
phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)
Hama-hama Tanaman Timun-
timunan (Cucurbitaceae)
• Cucurbitaceae: mentimun, semangka, melon,
paria, labu, oyong , waluh, dll.
• Hama perusak daun:
• Hama penggulung daun, Palpita indica (Saund.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Hama pengorok daun, Chromatomyia (=Phytomyza)
horticola (Goureau) dan Liriomyza spp. (Diptera:
Agromyzidae)
• Kumbang pemakan daun: Aulacophora similis (Olivier)
dan Aulacophora flavomarginata Duvalier (Coleoptera:
Chrysomelidae)
• Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera:
Aleyrodidae)
• Hama perusak buah:
• Lalat buah: Bactrocera (=Dacus) cucurbitae
1. Hama penggulung daun, Palpita indica
(Saund.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran:
– Menyebar luas di seluruh dunia, terutama daerah tropik
dan sub tropik
• Tanaman inang:
– Sangat polifag.
• Siklus hidup: 2-3 minggu.
– Telur: ± 7 hari
– Nimfa dan pupa: 7-14 minggu
3. Kutu kebul, Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera:
Aleyrodidae)
• Biologi:
– Perkembangannya melewati fase-fase telur, nimfa,
pupa dan imago.
– Telurnya bertangkai, diletakkan pada permukaan
bawah daun.
– Nimfa biasanya hidup bergerombol dan mengisap
cairan tanaman dari permukaan bawah daun.
Sebelum menjadi imago, nimfa instar akhir berubah
menjadi pupa yang tidak aktif.
– Imagonya bersayap, berwarna putih dan diselimuti
lilin-tipis.
– Dapat berkembang biak secara partenogenetik.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, terutama musim
kering.
4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae Coq.
(Diptera: Tephritidae)
4. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) cucurbitae
Coq. (Diptera: Tephritidae)
• Penyebaran: cosmopolit.
• Tanaman inang: agak polifag, terutama
tembakau.
• Siklus hidup: ± 6 hari
– partenogenetik
– Vivipar
1. Kutu daun tembakau, Myzus persicae
(Sulz.) (Homoptera: Aphididae)
• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan
bawah daun.
– Ada yang tidak bersayap yang berwarna kuning atau
kadang-kadang agak kemerahan atau kehijauan, dan
ada yang bersayap yang selalu berwarna gelap.
– Satu individu dalam satu minggu dapat menghasilkan
50 keturunan.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya
dapat dikendalikan oleh musuh alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover)
(Homoptera: Aphididae)
2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover)
(Homoptera: Aphididae)
• Penyebaran: cosmopolit.
• Tanaman inang: sangat polifag, baik pada
tanaman budidaya maupun gulma.
• Siklus hidup: ± 6 hari
– partenogenetik
– Vivipar
2. Hama Kutu daun, Aphis gossypii (Glover)
(Homoptera: Aphididae)
• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, pada permukaan
bawah daun atau pda pucuk tanaman cabai.
– Ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap.
Warnanya umumnya hijau ayau hijau kehitaman,
kadang-kadang coklat.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi biasanya
dapat dikendalikan oleh musuh alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
3. Tungau kuning, Polyphagotarsonemus (= Hemitarsonemus)
latus (Banks.) (Acarina: Tarsonemidae)
3. Tungau kuning, Polyphagotarsonemus (= Hemitarsonemus)
latus (Banks.) (Acarina: Tarsonemidae)
4. Puru buah cabai, Asphondylia capsici
(Barnes) (Diptera: Cecidomyiidae)
5. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis (Hend.)
(Diptera: Tephritidae)
5. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus) dorsalis
(Hend.) (Diptera: Tephritidae)
• Penyebaran:
– India- Philippines
• Tanaman inang:
– Polifag. Lebih dari 20 jenis buah-buahan menjadi
inangnya, termasuk cabai, jambu biji, jambu air, mangga
dll.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur: 2-3 hari
– Larva: 8-9 hari
– Pupa: ± 10 hari
5 . Lalat buah, Bactrocera (= Dacus)
dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok, ditusukkan ke dalam
jaringan di bawah kulit buah.
– Larva terdiri dari 3 instar. Makan dengan menggerek
di dalam buah. Buah yang diserang mengalami
pembusukan akibat adanya bakteri yang bersimbiosis
dengan lalat buah.
– Pupa terbentuk dalam puparium di tanah.
– Imago makan cairan organik, termasuk hidrolisat
protein. Serangga jantan tertarik attractant yang
berupa metil eugenol atau iso eugenol.
2. Lalat buah, Bactrocera (= Dacus)
dorsalis (Hend.) (Diptera: Tephritidae)
• Status hama:
– Merupakan hama penting yang sangat merusak, dan
menjadi OPT karantina negera-negara tertentu yang
bukan daerah penyebarannya.
• Musuh alami:
– Beberapa jenis parasitoid larva dapat ditemukan di
lapangan, antara lain Opius sp. (Hym.: Braconidae)
PERTANYAAN ?
Hama-hama Tanaman Tomat
(Solanaceae)
• Bibit:
• Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
• Kutu daun: Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera:
Aphididae)
• Trips, Thrips parvispinus (Karny)
(Thysanoptera: Thripidae)
• Tungau kuning, Polyphagotarsonemus latus
(Banks) (Acarina: Tarsonemidae)
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F.)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman Generatif:
• Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera
Hama-hama Tanaman Terong
(Solanaceae)
• Bibit:
• Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif dan generatif:
• Penggerek batang, Leucinodes orbonalis
Guenee (Lepidoptera: Pyralidae)
• Kumbang pemakan daun,
Henosepilachna sparsa forma
vigintioctopunctata (F.) (Coleoptera:
Coccinellidae)
1. Penggerek batang, Leucinodes orbonalis
Guenee (Lepidoptera: Pyralidae)
1. Penggerek batang/buah terong,
Leucinodes orbonalis Guenee
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Bibit:
• Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif dan generatif:
• Penggerek umbi kentang, Phthorimaea
operculella (Zell.) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
• Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis,
L. sativa (Diptera: Agromyzidae)
• Kumbang pemakan daun,
Henosepilachna vigintioctopunctata (F.)
1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea
operculella (Zell.) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea
operculella (Zell.) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang:
– Kentang dan tembakau.
• Siklus hidup: 4-5 minggu
– Telur: ± 7 hari
– Larva: 14-21 hari
– Pupa: 7 -10 hari
1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea
operculella (Zell.) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada permukaan bawah
daun atau pada permukaan buah yang tidak tertutup
tanah.
– Larva berwarna abu-abu, mula-mula mengorok daun
membentuk korokan lebar. Pada musim-musim
selanjutnya larva menggerek batang dan terus ke
umbi, terutama umbi yang tidak tertutup tanah. Larva
bisa berkembang lebih lanjut dalam umbi kentang
yang di penyimpanan.
– Pupa terbentuk dalam kokon yang terbuat dari benang
sutera pada permukaan tanah.
– Imago berwarna putih kelabu dengan bintik-bintik
hitam, dan bersifat nokturnal. Pada siang hari imago
bersembunyi di balik daun dan beterbangan bila
1. Penggerek umbi kentang, Phthorimaea
operculella (Zell.) (Lepidoptera:
Gelechiidae)
• Status hama:
– Hama ini diduga berasal dari Amerika Selatan.
– Sebagai pengorok, kerugian pada kentang tidak nyata,
tetapi sangat merugikan bila mengorok daun
tembakau.
– Kerugian yang lebih besar terjadi ketika ulat
menyerang umbi kentang.
– Populasi tinggi biasanya pada musim kering.
• Musuh alami:
– Parasitoid larva
– Granulosis virus.
2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis,
(Blanchard) (Diptera: Agromyzidae)
2. Pengorok daun, Liriomyza huidobrensis,
(Blanchard) (Diptera: Agromyzidae)
• Penyebaran:
– Asia Tenggara, Australia, Amerika.
• Tanaman inang:
– Kubis-kubisan.
• Siklus hidup: ± 5 minggu
– Telur: ± 6 hari
– Nimfa: ± 28 hari
1. Kepik kubis, Eurydema pulchrum
(Westwood) (Hemiptera: Pentatomidae)
• Biologi:
– Telur berbentu drum diletakkan dalam kelompok,
dalam dua baris.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Nimfa berwarna mencolok
hitam dan jingga.
– Imago (± 7 mm) berwarna-warni dengan bercak-
bercak hitam, jingga dan putih.
• Status hama:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, menghisap daun
sehingga daun berbintik-bintik nekrotik putih.
– Kerusakan biasanya terbatas pada daun-daun luar.
Jarang menjadi hama yang serius.
• Musuh alami:
– Tidak banyak informasi.
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.)
(Lepidoptera: Plutellidae)
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella (L.)
(Lepidoptera: Plutellidae)
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella
(L.) (Lepidoptera: Plutellidae)
• Penyebaran:
– Cosmopolit
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis tanaman kubis-kubisan (Crucifer).
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: ± 6 hari
– Larva: ± 14 hari
– Pupa: ± 7 hari
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella
(L.) (Lepidoptera: Plutellidae)
• Biologi:
– Telur berwarna kuning, diletakkan satu-satu pada
permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 4 instar. Instar 1 mengorok daun,
sedangkan instar berikutnya makan dari permukaan
daun menyebabkan luka dan lubang-lubang pada
daun. Ukuran larva akhir dapat mencapai panjang 8
mm.
– Pupa terbentuk dalam kokon tipis dari benang sutera,
menempel pada daun.
– Imago berwarna abu-abu dengan corak berbentuk
belah ketupat (berlian) pada bagian dorsal bila sayap
menutup, sehingga dalam bahasa Inggris disebut
diamondback moth atau ngengat punggung berlian.
2. Ulat pemakan daun, Plutella xylostella
(L.) (Lepidoptera: Plutellidae)
• Status hama:
– Menjadi hama penting di daerah yang musuh alainya
tidak ada (misalnya akibat penggunaan pestisida
terus-menerus).
– Populasi Plutella yang resisten terhadap insektisida
tertentu telah sering dilaporkan.
– Serangan berat dapat menyebabkan daun berlubang-
lubang banyak dan tanaman kubis tidak mampu
membentuk krop.
• Musuh alami:
– Parasitoid larva Diadegma semiclausum (Hellen) (Hym.:
Ichneumonidae) sangat efektif di beberapa daerah di
Indonesia. Parasitoid ini sengaja diintroduksi ke Indonesia
dari New Zealand pada tahun 50-an.
– Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan
3.Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana
(Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)
3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana
(Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran:
– Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia dan Kepulauan
di Pasifik.
• Tanaman inang:
– Berbagai jenis Crucifer.
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: 4-5 hari
– Larva: ± 12 hari
– Pupa: ± 10 hari
3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana
(Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Biologi:
– Telur berwarna kuning kehijauan, diletakkan dalam
kelompok dan tersusun seperti susunan atap (tumpang
tindih) pada permukaan bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup
berkelompok makan daun di sekitar tempat telur
diletakkan. Instar lanjut masuk ke dalam krop dan
makan di dalamnya. Bila tanaman kubis belum
membentuk krop, larva lebih suka makan bagian
pucuk.
– Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang
terbuat dari benang sutera dan butiran tanah.
– Imago berwarna putih kelabu dengan sepasang bercak
coklat pada sayap depan, dan bersifat nokturnal.
3. Ulat crop kubis, Crocidolomia pavonana
(Zell.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Status hama:
– Menjadi hama penting dan serangannya dapat
menurunkan hasi dan menyebabkan banyak kerugian.
• Musuh alami:
– Ada beberapa parasitoid yang berupa tabuhan dan lalat
parasit, tetapi tingkat parasitisasinya di lapangan rendah.
– Beberapa jenis cendawan patogen juga telah dilaporkan.
4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran:
– Daerah Timur tengah, Asia tropik dan subtropik, Pasifik
Baratdaya
• Tanaman inang:
– Crucifer dan Capparidaceae.
• Siklus hidup: 23-25 hari
4. Ulat kubis bergaris, Hellula undalis (F.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu atau dalam baris pada daun.
– Larva mempunyai kapsul kepala warna hitam, dan
garis garis warna gelap memanjang tubuhnya. Larva
wakan daun dekat tulang daun utama atau masuk ke
dalam krop dan berlindung dengan merekatkan daun
dengan benang sutra yang kuat.
– Pupa terbentuk dalam tanah, dalam kokon yang
terjalin kuat..
• Status hama:
– Serangan biasanya terjadi pada bagian pucuk tanaman
yang masih muda. Biasanya menjadi masalah di
dataran yang lebih rendah.
• Musuh alami:
– Tidak banyak diketahui.
Hama-hama Tanaman Bawang
merah dan bawang daun
(Liliaceae)
• Tanaman vegetatif:
• Ulat bawang, Spodoptera exigua
(Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Kutu daun: Neotoxoptera formosana
(Takahashi) (Homoptera: Aphididae)
• Trips, Thrips tabaci Lindeman
(Thysanoptera: Thripidae)
1. Ulat bawang, Spodoptera exigua (Hubner)
(Lepidoptera: Noctuidae)
1. Ulat bawang, Spodoptera exigua
(Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Penyebaran:
– Afrika, Asia, Eropa, Amerika
• Tanaman inang:
– Polifag, tapi di Indonesia terutama menyerang bawang
merah dan bawang daun.
• Siklus hidup: 3-4 minggu
– Telur: ± 3 hari
– Larva: 9-14 hari
– Pupa: ± 10 hari
1. Ulat bawang, Spodoptera exigua
(Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan pada daun dalam kelompok dan
ditutupi oleh sisik warna coklat.
– Larva terdiri dari 6 instar. Larva langsung menggerek
ke dalam daun bawang dan makan daun dari dalam,
serta meninggalkan epidermis luar daun bawang
sehingga daun berwarna putih.
– Pupa terbentuk dalam tanah dalam kokon yang
terbuat dari benang sutera dan butiran tanah.
– Imago bermarna abu-abu-coklat dan aktif malam hari.
1. Ulat bawang, Spodoptera exigua
(Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Status hama:
– Merupakan hama utama pada bawang merah sehingga
petani menggunakan insektisida sangat intensif.
– Serangan berat dapat menyebabkan tanaman rusak
parah, bahkan dapat menyebabkan gagal panen.
• Musuh alami:
– Ada beberapa paraitoid telur dan larva.
– Virus patogen, SeMNPV (Spodoptera exigua Multicapsid
Nucleopolyhedrovirus) telah banyak dikembangkan dan
sangat efektif mengendalikan larva ulat bawang.
2. Kutu daun: Neotoxoptera formosana
(Takahashi) (Homoptera: Aphididae)
3. Trips, Thrips tabaci Lindeman
(Thysanoptera: Thripidae)
3. Trips, Thrips tabaci Lindeman
(Thysanoptera: Thripidae)
• Penyebaran: Cosmopolit
• Tanaman inang:
– polifag.
• Siklus hidup: 2-3 minggu
– Telur: 4-10 hari
– Nimfa: ± 5 hari
– Pupa: 4-7 hari
3. Trips, Thrips tabaci Lindeman
(Thysanoptera: Thripidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan dalam jaringan daun atau batang
muda.
– Nimfa instar 1 dan 2 aktif makan dengan meraut
permukaan daun atau batang sehingga meninggalkan
bekas luka berwarna keperakan atau coklat.
– Nimfa instar 3 dan 4 tidak aktif dan biasanya disebut
prapupa untuk instar 3 dan pupa untuk instar 4. Pupa
T. tabaci terbentuk di tanah.
– T. tabaci dapat berkembangbiak secara
partenogenetik.
• Status hama:
– Populasi trips yang tinggi dapat menimbulkan
kerusakan yang nyata pada daun akibat aktifitas
makan hama ini.
?