Hematokrit Hb Jumlah Eritrosit Indeks Korpuskular (MCV, MCH, MCHC)

HEMATOKRIT

Adalah persentasi volume eritrosit dlm darah yg telah dimampatkan dgn cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu.

FUNGSI NILAI HEMATOKRIT

METODE PENGUKURAN HEMATOKRIT

SECARA MANUAL
METODE MAKRO TABUNG WINTROBE

METODE MIKRO TABUNG KAPILER

PEMERIKSAAN MIKRO - HEMATOKRIT

PRINSIP Darah EDTA / Heparin disentrifus sehingga eritrositnya di mampatkan . Tingginya kolom eritrosit yang diukur dinyatakan dalam % (persen) darah tersebut.

Alat
Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm Semen penutup tabung hematokrit (creatoseal) Sentrifuge khusus berkapasitas 11.000 15.000 rpm Alat baca/skala mikro hematokrit

Prosedur kerja???

ALAT-ALAT PD PERCOBAAN HEMATOKRIT

pria: 40 48 % pada wanita 37 43 % Pada anak-anak : 30 38 %

Pada

Contoh:

47 artinya 47%; sel darah 47, plasma darah 100 % - 47 % = 53 %

IMPLIKASI DALAM KLINIS

Hematokrit menurun (hemodilusi)

anemia

Hematokrit meningkat (hemokonsentrasi)

Dbd Diare / dehidrasi

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

Apa itu Hb?

Hb adalah zat warna yang terdapat di dalam eritrosit Fungsi: - untuk transportasi O2 dari paru kejaringan dan transportasi CO2 dari jaringan ke paru - berfungsi sebagai buffer pH darah

Faktor PENTING pembentukan Hb:

Logam : besi, mangan, kobalt Vit B12, as. Folat, vit.C, vit B6, Tiamin, riboflavin, as. Pantotenat As. Amino
Nilai Normal Hb: Pria : 14- 16 gr/dl Wanita: 12-14 gr/dl Bayi: 16-18 gr/dl Ibu hamil : < 11 gr/dl Ibu menyusui : 11 gr/dl BBL : 18 -22 gr/dl

Jenis Hbnopathi
Hb thalasemia Hb thalasemia Hb SS dll

SAHLI

Metode KALORIMETRI

TALLQVIST
Kadar Hb ditentukan dgn cara:

Metode FOTOMETRI

SIANMETHEMOGLOBIN

Metode Sahli
Prinsip Dasar Darah + HCL (coklat)
diencerkan

Hematin asam

Aquadest

Bahan? Alat & reagen? Prosedur kerja?

PRINSIP DASAR

Darah dan larutan tertentu diencerkan. Jumlah sel darah dalam vol. pengenceran tersebut di hitung dengan menggunakan bilik hitung

BAHAN & ALAT

Darah kapiler / vena - EDTA 1 SET HEMOSITOMETER Mikroskop cahaya Larutan HAYEM

Ambil darah kapiler/ vena- EDTA hisap darah sampai tanda 0,5 dengan menggunakan pipet Thoma Hisap larutan hayem sampai tanda 101, diputar perlahan selama 3 menit. Buang 4 tetes pertama. Isikan darah spesimen ke dalam bilik hitung. Biar 2 menit sampai eritrosit mengering. Lihat di bawah mikroskop

1 kotak besar, terdiri dari 5 kotak sedang 1 kotak sedang, terdiri dari 16 kotak kecil RUMUS :

E = n x 16 x 5 x P

Ket : E = JUMLAH ERITROSIT n = JUMLAH ERITROSIT DI DALAM BILIK HITUNG P = pengenceran 0,5 200 x = di kali 10.000 1 100 x = di kali 5.000

MCV (Mean Corpuscular Volume)

Nilai Ht x 10 Jumlah eritrosit (jt)

normal : 77 93 3 eritrosit makrosit : > 93 3 eritrosit mikrosit : < 80 3

MCH (Mean Corpuscular Hb) Nilai Hb x 10 Jumlah eritrosit (jt) normal : 27 32 2g makrositik normokromik : > 32 2g mikrositik normokromik : <27 2g

MCHC (Mena Corpuscular Hb Concentration) Nilai Ht x 100 Nilai Hb normal (eritrosit normokrom) : 31- 35 % eritrosit hipokrom : < 31 % eritosit hiperkrom : > 35 %

GANGGUAN PADA ERITROSIT

ANEMIA : penurunan konsentrasi hemoglobin atau penuruanan massa sel POLISITEMIA: meningkatnya jumlah sel eritrosit

Hemoglobinisasi darah : Hipokrom/Normokrom POLISITEMIA PRIMER Ukuran sel darah : mikrositik, normositik, makrositik

Penyebab : 1. Defisiensi 2. Perdarahan 3. Hemolitik 4. Aplastik

POLISITEMIA SEKUNDER

POLISITEMIA,dibagi 2 : polisitemia vera polisitemia sekunder ANEMIA klasifikasi morfologi anemia : 1. hypochromic dan mikrositik 2. normocrhomic dan normocythic 3. macrocytic Dismaturitas eritrosit : retikulosit

HYPOCHROMIC AND MICROCYTIC ANEMIA

1. 2. 3. 4.

Iron deficiency anemia Thalassemia Anemia of chronic diseases Sideroblastic anemia

NORMOCHROMIC AND NORMOCYTIC ANEMIA

1. 2. 3.

Anemia in Acute blood loss Hemolytic anemia, except due to pathologic hemoglobin Aplastic anemia

MACROCYTIC ANEMIA 1.Megaloblastic anemia * Folic acid deficiency * Vitamin B12 deficiency * Abnormalities of nucleic acid synthesis

2.Non-megaloblastic anemia Post acute blood loss and hemolysis

Chronic liver disease Chronic alcoholism