You are on page 1of 6

DIET IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

2.1 Devinisi Anemia Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. 2.2 PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN Penyebab umum dari anemia: 1. Perdarahan hebat 2. Akut (mendadak) 3. Kecelakaan 4. Pembedahan 5. Persalinan 6. Pecah pembuluh darah 7. Kronik (menahun) 8. Perdarahan hidung 9. Wasir (hemoroid) 10. Ulkus peptikum 11. Kanker atau polip di saluran pencernaan 12.Tumor ginjal atau kandung kemih 13.Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah 15. Kekurangan zat besi 16. Kekurangan vitamin B12

17. Kekurangan asam folat 18. Kekurangan vitamin C 19. Penyakit kronik 20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah 21. Pembesaran limpa 22.Kerusakan mekanik pada sel darah merah Selain itu anemia juga disebabkan oleh: 1. Kekurangan zat besi 2. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat 3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal 4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan 5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik) 6. Infeksi HIV 7. Kekurangan zat besi 8. Perdarahan 9. Genetik 10. Kekurangan vitamin B12 11. Kekurangan asam folat 12. Pecahnya dinding sel darah merah 13. Gangguan sumsum tulang 2.3 GEJALA KLINIS Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. 2.4 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, (partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas

(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lainlain). 2.5 PENCEGAHAN ANEMIA Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 12 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari TIPS PENCEGAHAN DAN PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter. Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi dan menghadapi kondisi anemia : 1. Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak a. Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini. b. Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia. c. Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia. d. Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi. Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.

2. Perbaikan diet/pola makan Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia. 3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin. 4. Batasi penggunaan antasida Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian. 5. Ikuti saran dokter Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh karena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda. 2.6 Makanan yang dianjurkan Makanan Dietnya : 1. Makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealia, kacangkacangan & sayuran hijau 2. Bila sumber FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C 3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan 4. FE diinum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan atau jus jeruk 5. Hindari minum FE dengan susu Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh wanita hamil, agar dapat menghindari atau mengatasi masalah anemia. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan asam folat Daging, hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.

Ikuti saran dokter Kadang kala anemia disebabkan oleh penyakit serius tertentu. Jadi jangan meremehkan. Konsultasikan lebih lanjut dan ikuti nasehat dokter. Terutama pada saat hamil, biasanya dokter akan merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet zat besi yang bisa berfungsi untuk mencegah anemia Pedoman Menu Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil: 1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. 2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah. 3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape. 4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak. 5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi. 6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb. 7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah. 8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan. 9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi. 10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

Zat-zat gizi penting Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut: 1.Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi. 2.Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak. 3.Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. 4.Mineral, antara lain : 1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik. 2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh : o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

You might also like