You are on page 1of 20

RHINORRHEA

Definisi :

Discharge bebas berupa lendir cair dari hidung, dimana prosesnya bisa self-limiting atau kronis, yang disebabkan oleh kelainan nasal, sinus, atau sistemik atau dari fraktur basis kranii.

Faktor etiologi

Sinusitis akut Alergi Pemakaian dekongestan yang berlebihan Corpus alienum hidung Tumor sinus atau nasal Rhinitis vasomotor URI viral Fraktur basis kranii Wegeners granulomatosis

Diagnosis dan pemeriksaan


Anamnesa

Sejak kapan terjadinya? Apakah timbulnya tiba-tiba atau secara perlahanlahan? Timbul intermiten atau persisten? Apakah perubahan posisi mempengaruhi discharge? Apakah ada riwayat trauma kepala akhir-akhir ini? Apakah ada panas, nyeri, dan malaise yang mengarah ke proses infeksi?

Apakah timbul periodik seperti pada hay fever? Apakah ada mata berair, atau wheezing yang mengarah ke alergi? Seperti apakah dischargenya? Jernih dan encer, viscous, kuning atau kehijauan atau mungkin bercampur darah. Sudahkah mendapat pengobatan sebelumnya? Bila iya, dapat terapi apa, dan bagaimana hasilnya, cari kemungkinan pemakaian dekongestan topikal jangka panjang.

Catat pekerjaan dan hobbynya, terutama bila berhubungan dengan lingkungan yang berdebu. Pada orang dewasa muda mungkin perlu ditanyakan mengenai penggunaan kokain secara spesifik.

Pemeriksaan Periksa hidung pasien, cek aliran udara dari kedua cuping hidung. Evaluasi ukuran, warna, dan kondisi dari turbinate mukosa (biasanya pink pucat). Apabila mukosa berwarna merah, atau yang lebih tidak umum berwarna pucat, biru, atau abu-abu, maka periksalah area dibawah masing-masing turbinate. Ingatlah untuk palpasi sinus frontal, ethmoid, dan maxillar

Untuk membedakan mukosa nasal dengan likuor cerebrospinalis (LCS), ambil sebagian kecil dari drainase dan dilakukan tes strip glukosa. Apabila terdapat LCS (yang mengandung glukosa), maka hasil tes akan abnormal. Pada akhirnya gunakan substansi non-iritatif untuk memeriksa anosmia.

Pemeriksaan lab Diagnosis dari nonbloody rhinorrhea biasanya tidak sulit pada kasus yang akut karena hal ini sering disebabkan oleh common cold atau rhinitis alergika (dimana riwayat penyakit sebelumnya dapat berguna). Apabila rhinorrhea menetap, smear eosinophil dan tes kulit yang tepat dapat berguna apabila dischargenya nonpurulen; stain Gram dan kultur bakteri dan jamur, dan x-ray dari sinus dapat berharga apabila discharge purulen.

Terapi

Dengan penyebab spesifik diterapi terlebih dahulu. Keluhan simptomatis berupa kongesti dapat dikurangi dengan penggunaan dekongestan oral maupun topikal. Salah satu di antaranya adalah Oxymetazoline. Viral rhinorrhea dapat diterapi dengan antihistamine oral. Contohnya dipenhidramin

Kongesti alergika dan rhinorrhea dapat diterapi dengan antihistamin, pada beberapa kasus berupa antihistamin non antikolinergik, contohnya Fexofenadine. Antihistamin dan dekongestan tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang berusia < 2 tahun.

Special considerations

X-ray untuk sinus atau tengkorak dan CT scan mungkin diperlukan jika dicurigai adanya fraktur crani. Penggunaan antihistamin, dekongestan dan antipiretik juga dapat dipertimbangkan. Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis yang dapat memperburuk rhinorrhea, berdampak pada eosinophilia dan gangguan saluran nafas kronik. Kebanyakan kongesti nasal dan rhinorrhea disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas

Pediatric pointers
Berhati-hatilah apabila anak-anak menderita rhinorrhea, curigai adanya choanal atresia, allergic atau chronic rhinitis, acute ethmoiditis, dan congenital syphilis. Asumsikan unilateral rhinorrhea dan obstruksi nasal disebabkan oleh benda asing hingga tidak terbukti. Geriatric pointers Pada pasien lanjut usia, efek samping obat rhinorrhea mungkin lebih parah, seperti peningkatan tekanan darah atau pusing hebat.

Patient counseling Pengunaan over-the-counter nasal sprays dibatasi tidak lebih dari 5 hari.

You might also like