Professional Documents
Culture Documents
trilyunan kumpulan saraf-saraf. Benturan pada tengkorak, terutama yang keras, akan turut menggoyangkan otak di dalamnya. Akibat dari sifatnya yang lunak dan memiliki banyak pembuluh darah, benturan tersebut rentan menyebabkan terjadinya memar, bengkak, dan perdarahan. Ketiga hal ini sangat sering terjadi pada kasus trauma kepala, apalagi kalau terdapat fraktur (patah tulang) tengkorak. Gangguan otak bisa terjadi disertai dengan adanya penurunan kesadaran, fraktur tengkorak, atau bengkak pada kulit kepala. Akan tetapi, tidak jarang, bisa juga terjadi tanpa kelainan fisik yang tampak dari luar. Ada tidaknya kelainan otak ini harus dipastikan. Adapun pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk memeriksa kelainan otak adalah CT scan. Berbeda dengan foto rontgen biasa, pemeriksaan yang juga menggunakan sinar-X ini bertujuan melihat bagian otak secara melintang. Pemeriksaan radiologi yang sudah ada di beberapa rumah sakit di Makassar ini, cukup mahal, tapi di RS tertentu, pemeriksaan ini ditanggung oleh asuransi kesehatan. Dari hasil pemeriksaan CT scan, bisa didapatkan informasi tentang bagaimana keadaan otak. Hasil fotonya bisa menggambarkan apakah ada hematoma (perdarahan), udema (bengkak) otak, ataupun kontusio (memar) otak. Khusus untuk hematoma, pada tingkat tertentu, biasanya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan darah hematom yang tertimbun. Trauma kedua yang paling sering terjadi dalam sebuah kecelakaan adalah fraktur (patah tulang). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau rudapaksa. Fraktur dibagi atas fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit sehingga berhubungan dengan udara luar, dan fraktur tertutup, yaitu jika fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar. Secara umum, fraktur terbuka bisa diketahui dengan melihat adanya tulang yang menusuk kulit dari dalam, biasanya disertai perdarahan. Adapun fraktur tertutup, bisa diketahui dengan melihat bagian yang dicurigai mengalami pembengkakan, terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang bisa mengarah ke samping, depan, atau belakang. Selain itu, ditemukan nyeri gerak, nyeri tekan, dan perpendekan tulang. Dalam kenyataan sehari-hari, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur ekstremitas dan fraktur vertebra. Fraktur ekstremitas mencakup fraktur pada tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai atas, tungkai bawah, dan kaki. Dari semua jenis fraktur, fraktur tungkai atas atau lazimnya disebut fraktur
femur (tulang paha) memiliki insiden yang cukup tinggi. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3 tengah. Adapun fraktur vertebra, yaitu fraktur pada daerah tulang belakang. Fraktur ini cukup riskan karena di daerah tulang belakang terdapat kumpulan saraf medulla spinalis yang merupakan lanjutan dari otak. Gangguan pada medulla spinalis bisa menyebabkan kelumpuhan, baik lumpuh kaki, lumpuh tangan maupun kedua-duanya. Trauma yang ketiga, yang sering terjadi pada kecelakaan adalah trauma dada atau toraks. Tercatat, seperempat kematian akibat trauma disebabkan oleh trauma toraks. Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan alias trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan. Gangguan yang biasa terjadi pada paru-paru pasca kecelakaan adalah fraktur iga, kontusio (memar) paru, dan hematotoraks. Fraktur iga merupakan cedera toraks yang terbanyak. Fraktur iga tidak termasuk ke dalam fraktur yang dijelaskan sebelumnya karena efek dari fraktur ini lebih kompleks daripada fraktur di daerah lain yaitu bisa mengganggu paru-paru dan jantung. Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru, sedangkan hematotoraks adalah terdapatnya darah di dalam selaput paru. Adapun gangguan pada jantung yang biasa terjadi pasca trauma toraks berupa kontusio jantung, pecahnya pembuluh darah besar dan tamponade (kebocoran) jantung. Untuk memastikan gangguan kedua organ vital ini, dilakukan pemeriksaan radiologi sinar-X dada. Pertolongan Pertama Trauma-trauma yang terjadi akibat kecelakaan memang sangat
mengerikan karena mengancam nyawa. Tapi sebenarnya, ada satu hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi resiko kematian. Ini disebut sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Prinsip dari pertolongan pertama ini dikenal dengan singkatan ABC. A untuk airway atau jalan napas, B untuk breathing atau pernapasan, dan C untuk circulation atau sirkulasi/fungsi jantung. Secara singkat, bisa dijelaskan bahwa pasien harus dijamin jalan napasnya, jangan tersumbat. Kemudian dilihat proses pernapasannya apakah spontan/lancar atau tidak. Jika tidak, bisa dilakukan pernapasan buatan lewat
mulut. Setelah itu, diperiksa fungsi jantungnya dengan meraba denyut pembuluh darah nadi. Jika denyut nadi menghilang, harus dilakukan pompa jantung. Memang, tindakan ini kelihatan sulit. Tapi, tindakan pertolongan pertama seharusnya diketahui oleh semua orang. Tindakan ini bukanlah monopoli dokter. Semua orang sebaiknya memiliki keterampilan P3K. Ada satu P3K hal yang sangat yaitu baik dilakukan untuk meningkatkan pelajaran dan
keterampilan
masyarakat,
dengan
memberikan
pelatihan P3K di sekolah, terutama SMP dan SMA. Dengan langkah serius seperti ini, kemungkinan besar kematian akibat kecelakaan dapat dihindari. (Amr). Amrizal, Makassar, 5 September 2007 Partner Link :
Diabetes Association
Diposting oleh rizal di 10:54 PM Label: karyaku, story
Template by : kendhin x-template.blogspot.com
Analisa Neurologi Gangguan yang terkait neurologi telah kita ketahui lebih dari 200 sindrom klinis yang berkaitan dengan disfungsi, penyakit dan cedera sistem saraf. Penyakit-penyakit yang menyerang sistem saraf agaknya memiliki manifestasi klinis yang paling komplek dan menggangu dari seluruh penyakit . lebih jauh lagi banyak patologi dari sistem organ lain yang menimbulkan gejala neurologis awal, karena gangguan fungsi neuron disebabkan oleh faktorfaktor yang merugikan seperti penurunan aliran darah atau adanya metabolit toksik. Gejala gangguan neurologi ini bervariasi mulai tanda-tanda sederhana, objektif, dan mudah dibangkitan hingga tanda-tanda yang sangat individual dan komplek. Sistem neuron merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus dan komplek. Sistem saraf ini mengkoordinasi, mengatur, dan mengendalikan interksi seorang individu dengan lingkungannya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktifitas sebagaian besar sistem tubuh lainya . tubuh mampu berjalan dengan harmonis adalah akibat rangkaian neuron ini. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi dan gerakan semuanya pun berasal dari sistem ini. Oleh karena peranan sistem ini yang luar biasa penting oeh karenanya trauma pada organ ini memilki prognosis yang buruk. Adapun pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk memeriksa kelainan otak adalah CT scan. Dari hasil pemeriksaan CT scan, bisa didapatkan informasi tentang bagaimana keadaan otak. Hasil fotonya bisa menggambarkan apakah ada hematoma (perdarahan), udema (bengkak) otak, ataupun kontusio (memar) otak. Khusus untuk hematoma, pada tingkat tertentu, biasanya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan darah hematom yang tertimbun.