You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruasruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbukubuku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007). Dalam filum Arthropoda terdapat kelas Crustacea. Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et al.,1990 ). Ada beribu-ribu spesies Crustacea di seluruh dunia, untuk itu perlunya pembelajaran mengenai sebagian kecil spesies dari Crustacea.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari Crustacea seperti Kelompok Udang (Macrura), Kelompok Kepiting (Brachyura), Kelompok Kelomang (Anomura).

1.3 Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengklasifikasikan Crustacea berdasarkan morfologi nya. Selain itu, mahasiswa juga dapat membedakan jenis kelamin dari Crustacea berdasarkan morfologi pada tubuhnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Morfologi Brachyura Brachyura merupakan salah satu kepiting dari ordo Decapoda. Kepiting ini termasuk dalam ordo Decapoda karena memiliki kaki jalan sebanyak sepuluh. Ukuran kepiting yang ada di alam bervariasi tergantung wilayah dan musim. Misalnya, diperairan bakau Ujung Alang, Cilacap, terdapat kepiting dengan kisaran panjang karapas ( kerangka luar ) 18,80mm 142,40 mm. Sedangkan di perairan bakau Segara Anakan, Cilacap, didapatkan kepiting dengan kisaran panjang karapas 19,20 mm 116,70 mm. Berdasarkan lebar karapasnya, tingkat perkembangan kepiting dapat dibagi menjadi tiga kelompok : - Kepiting Juana, lebar karapas 20 mm 80 mm. - Kepiting menjelang dewasa, lebar karapas 70 mm 150 mm, dan - Kepiting dewasa, lebar karapas 150 mm 200 mm. Umumnya, kepiting yang berada di wilayah tropik tingkat kedewasaanya dicapai pada ukuran yang cenderung lebih kecil dibanding kepiting yang ada di wilayah sub tropik. Kepiting bakau karapasnya berwarna seperti warna lumpur atau sedikit kehijauan. Panjang karapasnya kurang lebih dua pertiga dari lebarnya. Permukaan karapasnya hampir semuanya licin kecuali pada beberapa lekuk bergranula ( berbintik kasar ). Kepiting bakau (Scylla sp) memiliki lebar karapas lebih besar daripada ukuran panjang tubuhnya dan perukaannya agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan di samping kanan dan kirinya masingmasing tedapat sembilan buah duri. Kepiting bakau jantan mempunyai sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada panjang karapas nya, sedangkan kepiting bakau betina relative lebih pendek. Selain itu, kepiting bakau juga mempunyai 3 pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting bakau berjenis kelamin jantan ditandai dengan abdomen bagian bawah

berbentuk segitiga meruncing, sedangkan pada kepiting bakau betina melebar. (Kanna, 2002)

2.2 Morfologi Anomura Kelomang atau umang-umang (Kepiting Pertapa) adalah krustasea

dekapod dari superfamili Paguroidea. Sebagian besar dari 1100 spesies memiliki perut asimetris yang bersembunyi dalam cangkang siput laut yang telah kosong yang dibawa-bawa oleh olehnya. Sebagian besar spesies memiliki perut spiral melengkung yang panjang dan lembut, tidak seperti kalsifikasi perut keras yang terlihat pada krustasea terkait. Perut rentan dilindungi dari predator oleh cangkang kerang kosong yang dibawa oleh kepiting ini, di mana seluruh tubuh yang dapat ditarik kembali. Kelomang biasannya memanfaatkan cangkang gastropod, hal ini karena bagian belakang tubuh kelomang darat (abdomen alias perut yang lunak) sangat mudah terluka. Abdomen tersebut bergelung sesuai perputaran rongga cangkang siput. dan mempunyai fleksibilitas seperti pegas, sehingga dapat berkontraksi atau memanjang dan mengerut sesuai keperluan. Bagian bawah perut kelomang juga berfungsi mirip insang, yaitu untuk menyerap zat asam yang berasal dari cadangan air dalam cangkang.

2.3 Morfologi Macrura Ciri-ciri morfologi udang yaitu mempunyai tubuh yang bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas yang dibungkus oleh kintin sebagai eksoskleton. Tiga pasang maksilliped yang terdapat dibagian dada digunakan untuk makan dan mempunyai lima pasang kaki jalan sehingga disebut hewan berkaki sepuluh (Decapoda). Tubuh biasanya beruas dan sistem syarafnya berupa tangga tali. Dilihat dari luar, tubuh udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut bagian kepala, yang sebenarnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu. Bagian kepala tertutup kerapak, bagian perut terdiri dari lima ruas yang masing-masing ruas mempunyai pleopod dan ruas terakhir terdiri dari ruas perut, dan

ruas telson serta uropod (ekor kipas). Tubuh udang mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula bagian dalam dan luar, tiga buah maksilipied, lima pasang cholae (periopod), lima pasang pleopod, sepasang telson dan uropod.

2.4 Anatomi Brachyura Anatomi Kepiting sudah terbentuk dengan baik untuk menunjang kegiatan biologinya. Kepiting memiliki insang, lambung, hepatopankreas, dan sistem reproduksi. Ada satu keunikan dari kepiting yakni memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar air. Menurut Prof. Yushinta Fujaya, ini disebabkan oleh adanya kemampuan insang untuk menyerap air di bawah karapas sehingga insang tetap dalam keadaan lembab meskipun berada di luar air. Kelenjar pencernaan kepiting biasa disebut hepatopankreas yang memiliki warna khas kuning. hepatopankreas terletak saling bertumpuk dengan ovarium atau telur. Menurut Prof. Yushinta Fujaya, hepatopankreas biasa membingungkan orang awan dan menganggapnya sebagai telur oleh karena letak dan warnanya. Hepatopankreas juga berperan untuk mendeposit sejumlah glikogen dan cholesterol, mendeposit logam-logam berat dan melokalisasinya. 2.5 Anatomi Anomura Kelomang atau umang atau kepiting hermit adalah jenis kepiting yang tidak memiliki cangkang yang keras. Kepiting ini menggunakan cangkang satwa lain untuk perlindungan. Jika kelomang tumbuh besar maka harus menemukan cangkang yang lebih besar. Kepiting hermit adalah satwa krustasea. Ada sekitar 500 spesies yang berbeda di seluruh dunia. Kebanyakan spesies kepiting hermit hidup di dasar laut, tapi ada juga yang hidup di darat. Tetapi kepiting hermit betina yang hidup di darat (terestrial) harus kembali ke laut untuk berkembang biak. Kelomang memiliki exoskeleton, kulit terluar yang memberikan dukungan untuk tubuh mereka, tetapi tidak banyak memberikan perlindungan dari predator. Mereka

sangat bervariasi dalam warna, dari merah menjadi coklat ke ungu, dengan garisgaris, titik, dan pola lainnya. Mereka memiliki sepuluh kaki bersendi, dua kaki depan yang besar, cakar menggenggam (disebut penjepit atau chelipeds) dan sepasangan kaki belakang yang sangat kecil. Mereka memiliki tubuh pipih, antena sensorik, dua mata yang terletak di ujung batang, dan perut yang lembut memutar dimana kepiting hermit terus menyembunyikannya di dalam cangkangnya. 2.6 Anatomi Macrura Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon. Selain itu, terdapat sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan. Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat. Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau antennula. Sepasang sirip kepala atau Scophocerit, sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped),. Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang. Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut

telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam. 2.7 Habitat Crustacea Aktivitas Brachyura yang hidup di level pantai yang rendah terganggu setiap hari dengan datangnya pasang surut. Sebagian besar spesies keluar dari lubangnya untuk makan hanya ketika surut. Ketika pasang kepiting masuk ke dalam lubang dan kemudian ditutupi oleh lumpur atau pasir ( Jones, 1984 dalam Tulistiana, 2006). Selanjutnya Moosa, dkk (1985) dalam Mulya (2002) menyatakan bahwa distribusi kepiting menurut kedalaman hanya terbatas pada daerah litoral dengan kisaran kedalaman 0 32 meter dan sebagian kecil hidup di laut dalam. Kepiting melakukan perkawinan di perairan bakau, setelah selesai maka secara perlahanlahan kepiting betina akan beruaya dari perairan bakau ke tepi pantai dan selanjutnya ke tengah laut untuk melakukan pemijahan. Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan 89% diantaranya hidup di perairan laut, 10% diperairan air tawar dan 1% di perairan teresterial (Abele, 1982). Udang laut merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan terbatas dan mentolerir perubahan salinitas. Kelompok ini biasanya hidup terbatas pada daerah terjauh pada estuari yang umumnya mempunyai salinitas 30% atau lebih. Kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mentolerir variasi penurunan salinitas sampai dibawah 30% hidup di daerah terestrial dan menembus hulu estuari dengan tingkat kejauhan bervariasi sesuai dengan kemampuan spesies untuk mentolerir penurunan tingkat salinitas. Kelompok terakhir adalah udang air tawar. Udang dari kelompok ini biasanya tidak dapat mentolerir salinitas diatas 5%. Udang menempati perairan dengan berbagai tipe pantai seperti: pantai berpasir, berbatu ataupun berlumpur. Spesies yang dijumpai pada ketiga tipe pantai ini berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing spesies menyesuaikan diri dengan kondisi fisikkimia perairan (Nybakken, 1992).

BAB III MATERI DAN METODE


3.1 Waktu Pelaksanaan hari / tanggal : Senin / 15 April 2013 waktu tempat : 16.00 17.30 WIB : Laboratorium Biologi Laut, Gedung E FPIK Universitas Diponegoro

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Alat Tulis 2. Modul 3. Saringan 4. Alat Dokumentasi 5. Nampan Bedah 3.2.2 Bahan 1. Udang 2. Udang Mantis 3. Kepiting 4. Rajungan 5. Kelomang 6. Mimi lan Mintuno

3.3 Cara Kerja Mengamati Macrura ( Kelompok Udang ) 1. Amati bagian tubuh udang,hitung jumlah kaki jalan dan kaki renang dari udang tersebut 2. Amati apakah udang yang di identifikasi betina ataupun jantan 3. Gambar pada lembar kerja yang tersedia dalam modul dan beri penjelasan sesuai data yang didapatkan. Mengamati Brachyura (Kelompok Kepiting) 1. Amati bagian tubuh kepiting, identifikasi lah termasuk dalam tipe apakah karapas dari kepiting yang diamati. 2. Tentukan jenis kelamin dari kepiting 3. Tentukan genus dari kepiting 4. Gambar pada lembar kerja yang tersedia dalam modul dan beri penjelasan sesuai data yang didapatkan Mengamati Anomura (Kelompok Kelomang) 1. Amati tubuh kelomang 2. Hitunglah jumlah kaki besar dan kaki halus pada kelomang 3. Gambar pada lembar kerja yang tersedia dalam modul dan beri penjelasan sesuai data yang didapatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil 4.1.1 Brachyura Jenis kelamin dari Brachyura yang diamati adalah jantan. Diliat dari abdomennya yang meruncing menandakan hewan ini jantan. Tipe karapas dari kepiting ini adalah Transverly ovale Figure H. Genus nya teridentifikasi sebagai Scylla. Berikut adalah gambar anatomi dari Scylla sp. Pada kepiting yang kecil, jenis kelaminnya adalah betina karena abdomen yang melebar. Ditemukan tipe karapas nya adalah Trapezoidal, yaitu membentuk seperti trapesium. Termasuk spesies Episersama yenicolor.

Gambar 1.1 Anatomi Kepiting

Pada bagian kaki dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Tubuh kepiting juga ditutupi dengan carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) yang berfungsi untuk melingdungi organ dalam bagian kepal, badan, dan insang. Menurut Shimek (2008), mulut kepiting terbuka dan terdapat di bagian bawah tubuh. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat terbuka lebar. Untuk itu, kepiting banyak menggunakan capit untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Gambar 1.2 Anatomi Mimi lan Mintuna (Horseshoe Crab)

4.1.2

Anomura Genus : Paguridae

Gambar 1.3 Anatomi Kelomang

4.1.3

Macrura Udang yang diamati memiliki 6 pasang kaki depan dan 5 pasang kaki belakang. Udang ini berjenis kelamin betina, dilihat dari rostrum nya yang mencuat keluar. Pada udang mantis, ditemukan jenis kelamin jantan dengan kaki depan 3 pasang dan 5 pasang kaki renang.

Gambar 1.4 Anatomi Udang

Gambar 1.5 Anatomi Udang Mantis (Harpiosquilla)

4.2 Pembahasan 4.2.1 Brachyura Susunan taksonomi Brachyura menurut Michael (1984) dalam Mulyadi (2010) adalah Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Crustaceae Subkelas : Malacastroca Ordo : Decapoda Infra Ordo : Brachyura Familia : Portunidae

Genus : Scylla
Jenis kelamin dari Brachyura yang diamati adalah jantan. Diliat dari abdomennya yang meruncing menandakan hewan ini jantan. Tipe karapas dari kepiting ini adalah Transverly ovale Figure H. Genus nya teridentifikasi sebagai Scylla. Berikut adalah gambar anatomi dari Scylla sp. Pada kepiting yang kecil, jenis kelaminnya adalah betina karena abdomen yang melebar. Ditemukan tipe karapas nya adalah Trapezoidal, yaitu membentuk seperti trapesium. Termasuk spesies Episersama yenicolor. Pada bagian kaki dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Tubuh kepiting juga ditutupi dengan carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) yang berfungsi untuk melingdungi organ dalam bagian kepal, badan,

dan insang. Menurut Shimek (2008), mulut kepiting terbuka dan terdapat di bagian bawah tubuh. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat terbuka lebar. Untuk itu, kepiting banyak menggunakan capit untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

4.2.2

Anomura Menurut Latreille (1802), kelomang diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Crustacea Subclass: Malacostraca Ordo : Decapoda Infraordo : Anomura Genus : Paguridae Anomura yang diamati adalah kelomang yaitu Paguridae sp. Hewan ini banyak terdapat di pantai. Kelomang dewasa dapat tumbuh sampai sebesar kepalan tangan manusia. Kelomang dibedakan dengan kepiting lain oleh ketidakadaan cangkang di abdomen. Karenanya, kelomang harus menemukan cangkang keong (gastropoda) yang kosong untuk menempatinya sementara. Abdomen kelomang selalu berwarna putih bersih. Saat berjalan atau memakan, kelomang mengeluarkan antenna, capit dan dua pasang kaki jalannya dari bukaan cangkang. Ketika merasa terancam oleh predator, kelomang segera memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang untuk berlindung. Capit yang besar adalah bagian tubuh terakhir yang dimasukkan ke dalam cangkang, seringkali berfungsi sebagai sebuah pintu yang menutup bukaan cangkang untuk berlindung dari predator. Ketika kelomang tumbuh semakin besar, mereka harus menemukan cangkang baru yang lebih besar untuk ditempati.

4.2.3

Macrura Menurut Sterrer (1986), udang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Crustaceae Sub Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Family : Palaemonoidae Penaeidae Genus : Macrobranchium Caridina Penaeus Metapenaeus Klasifikasi Udang Mantis Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Malacostraca Ordo : Stomatopoda Famili : Squillidae Genus : Harpiosquilla Tubuh udang mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula bagian dalam dan luar, tiga buah maksilipied, lima pasang cholae (periopod), lima pasang pleopod, sepasang telson dan uropod. udang memiliki mata yang besar dan bersifat seperti lapisan pemantul cahaya, fakta yang menguatkan dugaan bahwa udang bersifat nokturnal dimana udang lebih suka muncul pada malam hari. Untuk mendeteksi sumber pakan, udang berenang menggunakan kaki jalan yang memiliki capit. Makanan

ditangkap dengan capit kaki jalan (periopod) dan masukkan kebagian mulut. Bagian makan yang kecil ditempatkan langsung disuatu tempat didalam mulut sementara bagian makanan yang besar dibawa kedalam mulut oleh maxilliped atau alat-alat pembantu rahang. Udang mantis (Harpiosquilla raphidea) secara morfologi

memiliki garis hitam pada bagian belakang antara antena dan ophthalmic somite, antenula yang menghasilkan zat warna hitam berpusat pada bagian tepi anterior, celah antara torasik somit, serta garis tepi antara anterior dan posterior pada karapas. Permukaan tubuhnya berwarna kekuningan, telson yang memiliki 6 buah duri kecil, antena sepasang, abdomen terdiri dari 10 ruas, antara satu bagian dengan bagian lain dipisah oleh garis hitam, uropod bagian dalam dan luar berwarna hitam dan mempunyai bulubulu halus, mempunyai celah torasik dengan tiga bagian propundus yang mempunyai duri-duri kecil yang tajam, telson dipisahkan oleh garis yang berwarna hitam. Keunikan lain dari udang ini yaitu mempunyai dua mata yang dapat berputar 360 derajat berfungsi sebagai radar. Kebiasaan udang ini bersembunyi dan berdiam diri di bebatuan dan balik karang sambil menunggu mangsanya. Udang mantis termasuk salah satu hewan karnivora yang dapat memangsa ikan dengan ukuran lima kali lebih besar dari tubuhnya. Udang mantis memiliki nama yang berbeda di berbagai daerah, antara lain udang ketak, udang lipan, udang mentadak, udang ronggeng. Udang cakrek atau udang plethok merupakan nama lokal yang dikenal di daerah Serang, Banten. Udang ronggeng di Australia terkenal dengan nama prawn killers, hal ini karena sifatnya yang agresif terutama pada saat akan menyerang dan membunuh mangsanya. Sepasang capitnya yang kuat dan kokoh seperti keramik sering digunakan untuk menarik perhatian mangsanya, kemudian

menyergap dan mengoyaknya. Bahkan seekor udang ronggeng ini dapat membelah dan meretakkan gelas akuarium hanya dengan sekali pukulan dengan capitnya.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dalam praktikum mengamati Macrura didapati, 1. Pada udang didapati jenis kelamin betina. Hal ini dilihat dari rostum nya yang mencuat ke depan. 2. Memiliki 6 pasang kaki depan dan 5 pasang kaki renang. 3. Pada udang mantis, jenis kelamin jantan. 4. Memiliki 3 pasang kaki depan dan 5 pasang kaki renang. Dalam praktikum mengamati Brachyura didapati, 1. Kepiting besar dengan tipe karapas Transversely ovale figue H. 2. Jenis kelamin jantan, karena abdomen yang meruncing. 3. Genus nya Scylla. 4. Kepiting kecil berjenis kelamin betina 5. Tipe karapas Trapezoidal 6. Pada hewan horseshoe crab (Mimi lan Mintuna) didapatkan yang jantan dengan ekor tajam sedangkan yang betina tanpa ekor. 5.2 Saran Praktikan diharapkan agar selalu berhati-hati dan teliti dalam

pengidentifikasian. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil yang akurat dan data yang valid. Selain itu, praktikan juga senantiasa harus menjaga kebersihan di laboratorium. Karena dengan menjaga kebersihan laboratorium, akan menunjang kegiatan praktikum di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Abele, I.G.. 1982. The Biology of Crustaceae, volume 1. New York : Academic Press Anonim. 2013. http://lanwebs.lander.edu/faculty/rsfox/invertebrates diakses hari Jumat, 19 april 2013 pukul 10.00 WIB Anonim. 2013. http://mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologidan-anatomi- udang-windu-dan.html diakses hari Sabtu, 20 April 2013 pukul 19.43 WIB Kanna, Iskandar. 2007. Budi Daya Kepiting Bakau. Yogyakarta : Kanisius Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo Moosa, M. K. 1985. Stomatopoda Sebagai Salah Satu Potensi Sumber Daya Hayati Lautan. Oseanology. 5 : 1 - 2. Sterrer, W. 1986. Marine Fauna and Flora of Bermuda. New York : AwileyIntearscience Publication John Wiley & Sons Inc.

You might also like