You are on page 1of 37

I. PENDAHULUAN Setiap kebakaran paling mudah dipadamkan apabila diketemukan pada saat masih kecil.

Untuk keperluan tersebut diciptakan alat pemadam yang mudah dioperasikan tanpa tergantung kepada instalasi / peralatan yang lain. Alat pemadam yang demikian sering disebut ALAT PEMADAM TIDAK TETAP. Pada prinsipnya Alat Pemadam Tetap ini dibagi atas 2 (dua) tipe, yaitu : 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Alat pemadam ripe ini sering disebut Portable Fire Extinguisher. 2. Alat Pemadam Api Beroda (Wheeled Extingisher) Pada umumnya apabila berat suatu alat pemadam tidak tetap sudah melebihi 55 pound, maka untuk memudahkan pengoperasiannya dipasang roda. Walaupun pada suatu lokasi / tempat sudah dilengkapi dengan instalasi pemadam yang lain, seperti sistim pemadaman tetap (Fixed Fire Fighting Instalation), Hose Reel dan lain-lain, oleh NFPA (National Fire Protection Association) menyarankan agar tempat tersebut dilengkapi juga dengan alat pemadam tipe tidak tetap. Agar suatu alat pemadam titak tetap dalam penggunaannya efektif dan efesien, maka perlu memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut ; 1. Penempatannya mudah dilihat, mudah diambil dan selalu siap pakai 2. Alat pemadam yang ditempatkan sesuai dengan kemungkinan kelas kebakaran yang terjadi ditempat tersebut. 3. Usahakan api diketemukan pada saat masih kecil (tahap permulaan) 4. Pekerja / petugas yang akan menggunakan terlatih dengan baik Mengingat Alat Pemadam Api Tidak Tetap ini merupakan peralatan utama yang digunakan dalam usaha pemadaman kebakaran, maka sudah

sepantasnya setiap pekerja yang ada peralatan tersebut ditempat bekerja harus bisa mengoperasikannya dengan benar. Definisi APAR menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan : APAR ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. II. ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 2.1. Sejarah Perkembangannya *) APAR pertama sekali diperkenankan sekitar tahun 1800, dengan bahan pemadamannya soda-acid, dimana acid ditempatkan dalam tabung gelas yang apabila botol tersebut terbuka tumpah kedalam larutan soda dan akibat percampuran timbul gas pendorong untuk dapat disemprotkan. Kemudian pada tahun 1920, diperkenalkan media air tipe balik dengan tenaga pendorong sistim cartridge. Pada tahun 1928 didapatkan APAR media tidak beku larutan Alkali-Metalsalt dan disebut dengan Loaded Stream dimana sistim operasinya memakai cartridge. APAR media air sistim operasi tekanan tersimpan (Stored Pressure) dikembangkan pada tahun 1959 dan sepuluh tahun kemudian diciptakan mode gas cartridge. Sejak tahun 1969, APAR media air tipe balik tidak diproduksi lagi di Amerika Serikat. APAR media busa mulai dikembangkan sejak tahun 1917, dan sistim kerjanya sama dengan APAR soda-acid. Sesudah beberapa periode penggunaan APAR busa ini, maka pada tahun 1950 APAR drychemical mulai diperkenalkan. Cara Mudah Menguap Carbon Tetraclorode (CCL4) pertama sekali diperkenalkan untuk APAR cairan mudah menguap (tahun 1908). Tetapi uap cairan ini mengandung racun saat digunakan pemadaman yaitu menghasilkan

Hydrogen Chloride dan Phosgene dimana kedua bahan tersebut mengandung racun yang tinggi. Sesudah Perang Dunia ke II didapatkan Chlorobromomethane (CH2ClBr) yang kadar racun lebih rendah dibandingkan bahan terdahulu. Baru mulai tahun 1950 APAR cairan mudah menguap ini jarang dipakai mengandung racun. Sesudah diadakan test di Laboratorium, maka sejak tahun 1960, APAR cairan mudah menguap tipe ini tidak diproduksi lagi. Cairan Gas Karena APAR cairan mudah menguap tidak dapat diterima untuk pemadaman dengan alasan racun, maka diperkenalkan media pemadam dalam bentuk cairan gas yang rendah kadar racunnya yaitu Halogenated Hydrocarbon Chemical. Bromotrifluoro Methane (Halon 1301) adalah tipe yang pertama sekali diproduksi (tahun 1954) dalam bentuk cairan gas tekanan tinggi digunakan untuk pemadaman api cairan mudah menyala (Flammable Liquid) dan api pada peralatan listrik berarus (Live Electrical Equipment). Media pemadam cairan gas tekanan rendah yaitu Bromochlorodifluoro Methane (Halon 1211) muncul sekitar tahun 1973. Pada tahun 1974 dari hasil penelitian yang terus menerus didapatlah media pemadam cairan gas dalam bentuk temperatur kamar yaitu Dibromotetrafluoro Methane (Halon 2402). Berdasarkan hasil test, media pemadam jenis ini dapat dipergunakan untuk berbagai tipe kebakaran, tetapi khusus dengan APAR hanya digunakan untuk tipe kebakaran tertentu saja mengingat faktor ekonomi. Carbon Dioxide Bahan pemadam Carbon Dioxide petama sekali diproduksi sekitar Perang Dunia I dan sekitar Perang Dunia II media pemadam ini yang terunggul untuk pemadaman cairan mudah menyala (Flammable Liquid). Baru tahun 1950 bahan Dry Chemical muncul dan hal ini

mendesak keunggulan Carbon Dioxide (CO2) untuk pemadaman kebakaran Flammable Liquid. Dry Chemical Meskipun kehandalan media pemadam Sodium Bicarbonat sudah dikenal mulai tahun 1800, tetapi cara operasinya dengan memakai cartridge (tabung gas pendorong) baru dimulai sekitar tahun 1928 dimana modelnya sangat sederhana. Sesudah diadakan penelitian yang berulang-ulang maka didapatlah model yang agak sempurna seperti sekarang ini sekitar tahun 1947. untuk pemadaman kebakaran cairan mudah menyala (Flammable Liquid), ternyata bahan Dry Chemical sangat handal. Pada tahun 1959 diketemukan bahan dasar Dry Chemical Potassium Bicarbonate dimana kehandalannya dua kali Dry Chemical bahan dasar Sodium Bicarbonat (Ordinary). Pada tahun 1961 diperkenalkan bahan Dry Chemical baru yaitu Multipurpose Dry Chemical dimana bahan dasar jenis ini rata-rata 50% lebih efektif dibandingkan bahan dasar terdahulu baik untuk pemadaman kebakaran Flammable Liquid, Electrical Fires dan dapat digunakan Ordinary Combustible. Bahan dasar yang asli untuk multipurpose dry chemical adalah Diammonium Phosphate, karena terlalu mahal maka diperkenalkan Monoammonium Phosphate. Pada tahun 1968 diproduksi Dry Chemical dengan bahan dasar Potassium Chloride. Bahan ini 80% lebih efektif dari Ordinary Dry Chemical. Dry Powder Untuk pemadaman combustible metal (logam bisa terbakar) seperti : Magnesium, Sodium, Lithium dan lain-lain maka diperlukan bahan pemadam khusus. Pada tahun 1950, untuk pertama kali Dry Powder dengan bahan dasar Sodium Chloride diperkenalkan. Adapun tipe-tipe dari bahan pemadam dry powder dapat disebutkan seperti : G-1 Powder, Metal Guard, Met-L-X Powder, campuran G-1 dan Met-L-X Powder, Na-X Powder dan lain-lain.

2.2.

Hubungan antara APAR dan Klasifikasi Kebakaran Perbedaan pada media pemadam akan berbeda pula penggunaan media pemadam tersebut pada klasifikasi kebakaran Klasifikasi kebakaran menurut NFFPA adalah sebagai berikut : Klass A : Api pada bahan bisa terbakar biasa (Ordinary Combustible material) seperti : kayu, kain, karet dan plastik.

Untuk kebakaran klass ini, bahan pemadam yang lazim digunakan adalah air dengan tujuan penyerapan panas, atau penyelimutan dengan bahan pemadam dry chemical, atau memutuskan rantai reaksi dengan bahan pemadam halon. Tetapi kalau melihat dari segi ekonomis yang paling menguntungkan adalah bahan pemadam air. Klass B : Api pada cairan mudah menyala dan bisa terbakar (flammable & combustible liquid), gas mudah menyala (flammable gases), pelumas dan bahanbahan sejenis.

Untuk pemadaman kebakaran klass ini harus berusaha mencegah kontinuitas pengaliran oxygen, mencegah penguapan atau memutuskan rantai reaksi. Media pemadam yang cocok untuk pemadaman kebakaran klass ini antara lain dry chemical, busa, CO2 dan halon. Klass C : Api pada peralatan listrik berarus

Untuk pemadaman kebakaran klass ini perlu hati-hati karena kalau salah memilih bahan pemadam akan sangat berbahaya. Gunakan bahan pemadam yang tidak mengantar arus listrik, seperti : CO2, dry chemical dan halon. Jangan sekali-kali menggunakan bahan pemadam berbentuk cairan seperti air dan busa, karena dapat menghantar arus listrik. Tetapi apabila arus

listrik sudah diputuskan, silahkan menggunakan bahan pemadam yang sesuai dengan bahan yang terbakar. Klass D : Api pada logam bisa terbakar seperti magnesium, titanium, zicronium, sodium, potasium dan lainlain

Untuk kebakaran klass ini dipergunakan bahan pemadam khusus yaitu dry powder seperti telah disebutkan di belakang Di Indonesia berlaku Klasifikasi Kebakaran menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per-04/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, dimana klasifikasi tersebut sama seperti klasifikasi NFPA. Pada beberapa APAR dicantumkan satu, dua atau tiga klasifikasi kebakaran dengan maksud memudahkan penggunaannya jika terjadi kebakaran. Menurut NFPA ada simbol klass kebakaran yang ditempelkan pada tabung APAR yaitu simbol huruf dan simbol gambar seperti gambar dibawah ini.

2.3. Angka Kemampuan APAR (Rating Numeral) Angka kemampuan pemadam APAR diguanakan dalam bentuk simbol dimana simbol huruf tercantum angka. Contoh pada tabung Dry Chemical 20 lbr product ANGUS ditulis 20-B : C, artinya : APAR tersebut bisa digunakan untuk memadamkan klass kebakaran : A, B dan C. 2-A dimaksudkan kalau APAR tersebut digunakan untuk memadamkan klass kebakaran A, maka kemampuan APAR tersebut setara / sebanding dengan menggunakan 2 (dua) buah APAR air @ 1 galon. 20-B dimaksudkan APAR tersebut mampu memadamkan kebakaran klass B (minyak) seluas 20 ft 2 dimana kemampuan tersebut dianggap hanya 40% (digunakan oleh seseorang yang tidak terlatih dengan baik). C dimaksudkan APAR tersebut memadamkan klass kebakaran C. bisa digunakan untuk

Angka kemampuan pemadaman tersebut didapatkan berdasarkan percobaan laboratorium, dimana untuk klass A dicoba dengan bahan bakar kayu sedangkan untuk klass B dicoba dengan bahan bakar minyak. Percobaan ini hanya baru dilakukan untuk klass kebakaran A & B. 2.4. Tanda Pemasangan APAR Dapat dilihat dengan jelas tempat pemasangan APAR sangat penting, mengingat dalam keadaan darurat (kebakaran) APAR tersebut harus segera diketahui / diambil. Selain itu manfaat dari tanda pemasangan APAR adalah apabila berpindah tempat baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka dengan segera dapat diketahui.

Indonesia telah mempunyai standard tentang tanda pemasangan APAR yang dikeluarkan oleh Depnaker. Tinggi tanda pemasangan APAR adalah 125 cm atas lantai. Adapun tanda pemasangan APAR yang dikeluarkan oleh Depnaker sebagai berikut :

2.5. APAR untuk rumah-rumah Apabila terjadi kebakaran di rumah-rumah, disarankan untuk mengambil tindakan sebagai berikut : 1. Segera meninggalkan ruangan rumah sebelum asap atau panas menghalangi. 2. Segera memberitahukan petugas pemadam kebakaran. 3. Apabila api masih kecil, segera padamkan dengan peralatan / bahan pemadam yang tersedia. Klasifikasi kebakaran yang paling mungkin terjadi di perumahan adalah klass A. sedangkan klass B & C kemungkinan untuk terjadi hanya prioritas kedua. Klass B hanya terdapat pada dapur yaitu minyak & LPG. Air merupakan bahan pemadam yang cukup efektif untuk pemadaman di perumahan. Selain itu perlu juga disiapkan APAR media dry chemical dan CO2 untuk keperluan pemadaman klass B dan C. 2.6. Pemilihan, Pemakaian dan Penempatan APAR Sebelum memilih sesuatu APAR, maka sangat penting mengetahui sebagai berikut : 1. Kemungkinan klass kebakaran yang akan terjadi. 2. Siapa yang akan menggunakan APAR tersebut 3. Lingkungan phisik dimana APAR akan ditempatkan 4. Apakah ada sesuatu bahan kimiakalau bereaksi dengan bahan pemadam akan berbahaya. Ketika akan memilih satu dari sekian APAR tersedia yang memenuhi persyaratan diatas, jangan lupa memperhatikan hal-hal berikut : 1. Apakah APAR tersebut efektif untuk bahaya kebakaran yang akan timbul 2. Apakah APAR tersebut mudah untuk dipergunakan. 3. Kemudahan dan biaya pemeliharaan

2.6.1. Kesepadanan antara APAR dan bahaya kebakaran Dalam pemilihan APAR sangat penting memperhatikan sifat dari area yang dilindungi. Menurut NFPA dan Depnaker klasifikasi kebakaran dibagi : Klass A, Klass B, Klass C dan Klass D. APAR direncanakan untuk memadamkan keempat klass kebakaran tersebut diatas. Selain itu, bahaya relatif pada suatu area juga mempengaruhi pemilihan APAR. Menurut standard APAR NFPA, membagi bahaya (Hazard) atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu : Bahaya rendah (light / low hazard), dimana bahan bisa terbakar dan api yang perlu dilindungi dalam ukuran kecil. Yang termasuk dalam kategori bahaya rendah antara lain : perkantoran, bangunan Gereja, bangunan Sekolah, perumahan dan lain-lain. Bahaya sedang (ordinary / moderate hazard), dimana bahan bisa terbakar dan api yang perlu dilindungi dalam ukuran sedang. Yang termasuk dalam kategori bahaya sedang antara lain : gudang-gudang barang dagangan biasa, ruang jual beli kendaraan bermotor dan tempat parkir. Bahaya tinggi (extra / high hazard), dimana bahan bisa terbakar dan api yang perlu dilindungi dalam ukuran besar. Yang termasuk dalam kategori bahaya tinggi antara lain : tempat pengolahan kayu, tempat perbaikan pesawat, gudang-gudang penumpukan barang ukuran besar, tempat pengolahan migas dan lain-lain.

Bentuk dari bahaya-bahaya sangat penting untuk diperhatikan dalam penilaian APAR. Sebagai contoh, APAR media air 2 galon hanya diperuntukan untuk / pantas untuk melindungi daerah bahaya rendah & bahaya sedang dan untuk melindungi bahaya tinggi APAR dari

chemical multipurpose (serbaguna) dengan angka kemampuan pemadaman 3-A s/d 20-A yang paling memenuhi syarat. APAR klass A seringkali dipergunakan untuk memadamkan kebakaran pada gedung bahaya sedang. Diantara APAR yang sering dipergunakan untuk memadamkan kebakaran klass A antara lain adalah air, soda-acid, busa dry chemical serbaguna dan halon 1211. Waktu penempatan APAR klass A pada suatu bangunan, sebaiknya dilengkapi dengan APAR klass B & C. Contoh penempatan APAR pada suatu bangunan Restaurant yang prinsip terbakar kemungkinan besar kayu, kertas dan plastik, tetapi jangan lupa pada Restaurant tersebut terdapat dapur dengan bahan bakar LPG dan peralatan listrik lainnya. Untuk itu penempatan APAR pada restaurant tersebut perlu kombinasi APAR klass A, B & C. Demikian juga untuk penempatan APAR disuatu bangunan Rumah Sakit, selimut, bantal dan lainlain terdapat juga kebakaran klass B & C pada ruang laboratorium. Untuk itu penempatan APAR pada bangunan Rumah Sakit tersebut perlu kombinasi klass A, B & C. Kebakaran klass B adalah kebakaran pada cairan mudah menyala dan bahan pemadam klass B termasuk Carbon Dioxide, Dry Chemical, AFFF dan Halon. Ada 3 (tiga) tipe umum dari kebakaran cairan mudah menyala (Flammable Liquid Fire), yaitu : 1. Kebakaran pada cairan cukup besar dan dalam (dalam lebih dari ), seperti pada tanki industri. 2. Kebakaran pada ceceran cairan atau kebakaran pada ceceran minyak cepat meluas dimana dalamnya kurang dari 14. 3. Kebakaran pada cairan dengan gas yang bertekanan akibat dari kebocoran pada suatu kerangan vesel atau pipa.

Pada tiap-tiap tipe kebakaran diatas sangat berlainan satu sama lain untuk memadamkannya serta bahan pemadam yang akan dipakai. APAR kurang efektif digunakan untuk pemadaman kebakaran pada tanki terbuka di suatu ruangan tertutup yang luarnya lebih dari 10 sgft karena timbulnya panas dan asap yang cukup banyak dimana hal tersebut sangat berbahaya bagi setiap orang. Kebakaran pada cairan dan gas bertekanan adalah suatu bahaya yang sangat khusus. APAR dry chemical satu-satunya pilihan yang sangat tepat untuk memadamkannya. Atau bisa juga bahan pemadam dry chemical tersebut disemprotkan dengan nozzle khusus. kalau apinya sudah padam segera tutup kerangan. APAR klass C digunakan untuk kebakaran pada peralatan listrik yang mempunyai arus. Tetapi sebelum memilih APAR sudah kebakaran klass C ini perlu diperhatikan hal-hal : 1). Bagaimana konstruksi peralatan listrik tersebut. 2). Berapa banyak bahan pemadam dibolehkan untuk melekat pada peralatan listrik tersebut. 3). Sifat dari bahan lain yang bisa terbakar didalam area peralatan listrik tersebut. Bahan pemadam yang dikhususkan untuk kebakaran klass C adalah carbon dioxide, dry chemical dan halon. Kebakaran klass C adalah kebakaran pada jenis logam bisa terbakar. Untuk pemadamannya diperlukan bahan khusus yaitu dry powder. Dari uraian yang cukup panjang dapat disimpulkan sebagai berikut : Untuk kebakaran klass A ada 3 (tiga) jenis APAR yang cukup efektif yaitu : APAR media air, APAR media dry

chemical multipurpose (ammmonium phosphate) dan APAR media halon 1211. Untuk kebakaran klass B digunakan APAR media carbon dioxide, APAR dry chemical, APAR halon dan APAR AFFF. APAR klass B yang kemampuan pemadamannya sangat kecil adalah 4-B atau 5-B. Untuk kebakaran klass C digunakan APAR media carbon dioxide, dry chemical atau halon. Untuk kebakaran klass D digunakan APAR media khusus yaitu dry powder.

2.6.2. Personil yang akan menggunakan dan mudah untuk dipergunakan. Sebelum pemilihan APAR juga diperhatikan siapa personil yang akan menggunakannya. Amati dengan sungguh-sungguh ketrampilan dari yang akan memakai dan apakah sudah pernah mengikuti latihan pemakaian APAR. Pilihlah tipe APAR dimana dalam keadaan darurat (kebakaran) mudah untuk digunakan dan kecil sekali faktor kesalahan yang mungkin diperbuat. Banyak perusahaan perdagangan APAR mempunyai standard APAR dimana setiap karyawan yang memerlukan untuk mempelajari petunjuk penggunaan APAR dapat memperoleh dengan Cuma-Cuma. Apabila seseorang berhasrat untuk dapat menggunakan APAR dengan baik maka yang bersangkutan harus familiar dengan APAR, harus mencoba menggunakannya, harus latihan berulang-ulang menggunakannya serta harus percaya diri bahwa sanggup menggunakan APAR. Latihan penggunaan (pemadaman api dengan APAR sangat penting dilakukan pada setiap perusahaan, oleh sebab itu setiap perusahaan perlu membuat jadwal latihan yang teratur agar semua karyawan dapat mengikutinya.

Kadang-kadang ukuran dan berat dari APAR merupakan faktor-faktor yang perlu diperhitungkan. Untuk itu faktor dan berat tidak terlepas (perlu diperhitungkan) dalam pemilihan APAR. Contohnya penempatan APAR pada suatu Rumah Sakit dimana yang akan memakainya kemungkinan besar adalah Suster (wanita), maka alangkah sebaiknya apabila ditempat ini ditempatkan APAR ukuran kecil dan ringan dengan jumlah relatif banyak (memenuhi syarat) agar dalam penggunaannya nanti efektif dan efisien. Demikian juga pada bangunanbangunan bertingkat, maka perlu diperhitungkan apabila APAR dari lantai bawah harus dibawa naik kelantai atas sewaktu pemadaman nanti demikian sebaliknya dari lantai atas kelantai bawah. Alangkah baiknya kalau untuk bangunan bertingkat juga ditempatkan APAR ukuran kecil dan ringan dengan jumlah yang cukup (memenuhi standard). Pada umumnya APAR media air kapasitas 21 galon mempunyai berat sekitar 30 lb. APAR dry chemical dengan angka kemampuan pemadaman 40-B : C dengan bahan dasar Sodium Bicarbonat kapasits 20 lb mempunyai berat 27 lb sedangkan dengan bahan dasar Potassium Bicarbonat kapasitas 9 lb mempunyai berat sekitar 14 lb. Berikut ini diperlihatkan Tabel Karakteristik APAR yang diambil dari Fire Protection hand Book (NFPA). Characteristics of Extinguishers
Extinguishing Agent Water Method of Operation Stored Pressure Pump Tank Pump Tank Pump Tank Pump Tank Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cylinder Capacity 2 gal 1 gal 2 gal 4 gal 5 gal 1, 1 gal 2 gal 33 gal Horizontal Range of Stream (ft) 30-40 30-40 30-40 30-40 30-40 30-40 30-40 50 Approximate Time of Discharge 1 min 45 sec 1 min 2 min 2-3 min 30 sec 1 min 3 min Protection Required Below 40 OF Yes Yes Yes Yes Yes No No No UL or ULC Classification 2-A 1-A 2-A 3-A 4-A 1-A 2-A 20-A

Water (Antifreeze Calcium Chloride)

Water (Wetting Agent)

Water (Soda Acid)

Water (Loaded Stream) AFFF Carbon Dioxide**

Stored Pressure Carbon Dioxide Cylinder Carbon Dioxide Cylender Carbon Dioxide Cyliner Chemicallly Generated Expellant Chemically Generated Expellant Chemically Generated Expellant Chemically Generated Expellant Stored Pressure Cartridge or Storage Pressure Stored Pressure Nitrogen Cylinder Self Expellent Self Expellent Self Expellent Self Expellent Strored Pressure Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Nitrogen Cylinder or Stored Pressure Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge Nitrogen Cylinder or Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure

1 gal 25 gal (Wheeled) 45 gal (Wheeled) 60 gal (Wheeled) 1, 1 gal 2 gal 17 gal (Wheeled) 33 gal (Wheeled) 2 gal 33 gal (Wheeled) 2 gal 33 gal (Wheeled) 2 to 5 lb 10 to 15 lb 20 lb 50 to 100 lb (Wheeled) 1 lb 1 to 2 lb 2 to 5 lb 6 to 30 lb 75 to 350 lb (Wheeled) 1 to 2 lb 2 to 5 lb 5 to 10 lb 16 to 30 lb 48 lb
125 to 315 lb

20 35 35 35 30-40 30-40 50 50 30-40 50 20-25 30 3-8 3-8 3-8 3-10 5-8 5-8 5-20 5-20 15-45 5-8 5-12 5-20 10-20 20 15-45 5-8 8-12 10-15 40

30 sec 1 min 2 min 2 min 30 sec 1 min 3 min 3 min 1 min 3 min 50 sec 1 min 3 to 30 sec 8 to 30 sec 10 to 30 sec 10 to 30 sec 8 to 10 sec 3 to 12 sec 8 to 20 sec 10 to 25 sec 20 to 105 sec 8 to 10 sec 8 to 10 sec 8 to 20 sec 8 to 25 sec 30 sec 30 to 80 sec 8 to 10 sec 10 to 15 sec 15 to 20 sec 35 sec

Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes No No Yes Yes No No No No No No No No No No No No No No No No No No No

2-A 10-A 30-A 40-A 1-A 2-A 10-A 20-A 3-A 20-A 3-A : 20-B 20-A:160-B 1 to 5-B:C 2 to 10-B:C 10-B:C 10 to 20-B:C 1 to 2-B:C 2 to 10-B:C 5 to 20-B:C 10 to 160-B:C 40 to 320-B:C 1 to 5-B:C 5 to 20-B:C 10 to 80-B:C 40 to 120-B:C 120-B:C 80 to 640-B:C 5 to 10-B:C 20 to 40-B:C 40 to 60-B:C 160-B:C

Dry Chemical (Sodium Bicarbonate)

Dry Chemical (Potassium Bicarbonate)

Dry Chemical (Potassium Chloride)

(Wheeled) 2 to 8 lb 5 to 9 lb 10 to 20 lb 135 lb

Characteristics of Extinguishers
Extinguishing Agent Dry Chemical (Ammonium Phosphate) Method of Operation Stored Pressure Stored Pressur Or Cartridge Storage Pressure Or Cartridge Stored Pressure Or Cartridge Cartridge Nitrogen Cylinder Or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Nitrogen Cylinder Or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge or Stored Pressure Cartridge Pressure Stored Pressure Storage Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Stored Pressure Capacity Horizontal Range of Stream (ft) 1 to 5 lb 5-12 5-12 5-20 5-20 15-45 15-45 5-20 5-20 5-20 15-45 5-12 5-20 5-20 15-45 11-22 15-30 70 4-6 8-12 9-15 14-16 Approximate Time of Discharge 8 to 15 sec 8 to 15 sec 10 to 25 sec 10 to 25 sec 25 sec 30 to 60 sec 8 to 10 sec 10 to 25 sec 10 to 25 sec 20 to 150 sec 8 to 10 sec 8 to 25 sec 10 to 25 sec 30 to 40 sec 13 to 18 sec 17 to 33 sec 62sec 8 to 10 sec 8 to 12 sec 8 to 15 sec 10 to 18 sec Protection Required Below 40 OF No No No No No No No No No No No No No No No No No No No No No UL or ULC Classification 1 to 2-A and 2 to 10-B:C 1 to 4-A and 10 to 40-B:C 2 to 20-A and 10 to 80-B:C 3 to 20-A and 30 to 80-B:C 20-A and 80-B:C 20 to 40-A and 60 to 320-B:C 10 to 20-B:C 20 to 30-B:C 40 to 60-B:C 80 to 240-B:C 10 to 20-B:C 40 to 60-B:C 60 to 80-B:C 160-B:C 40 to 80-B:C 60 to 160-B:C 480-B:C 2-B:C 2 to 5-B:C
1-A and 10-B:C

2 to 8 lb 9 to 17 lb 17 to 30 lb 45 lb
110 to 315 lb

(Wheeled) 4 to 9 lb 9 to 27 lb 18 to 30 lb
150 to 350 lb

Dry Chemical (Foam Compatible)

Dry Chemical (Potassium Chloride)

2 to 5 lb 9 to 20 lb
19 to 30 lb 125 to 200 lb

Dry Chemical (Potassium Bicarbonate Urea Base) BromotrifluoroMethane BromochlorodiFluoromethane

(Wheeled) 5 to 11 lb 9to 23 lb 175 lb 2 lb 2 to 4 lb 5 to 9 lb 16 to 22 lb

1 to 4-A and 20 to 80-B:C

* UL and ULC ratings checked as of January 11, 1980 Readers concerned with subsequent
ratings should review the pertinent Liss and Supplements issued by these Laboratories. (Write Underwriters Laboratories Inc, 333 Pfingsten Road Northbrook, IL, or Underwriters Laboratories of Canada, 7 Crouse Road, Scaborough, Ont, canada MIR 3A9).

** Carbon Dioxide extinguisher with metalic horns do not carry a C classification.


Some small extinguisher containing ammonium phosphate dry chemical do not an A classification. Vaporizing liquid extinguishers (carbon tetrachloride or chlorobromomethane base) are not recognized in this standard.

2.6.3. Keadaan lingkungan phisik Terdapat faktor lain yang ikut menentukan dalam penempatan APAR yaitu faktor keadaan lingkungan phisik. Biasanya temperatur dan iklim setempat sangat mempengaruhi terhadap APAR. Berdasarkan penelitian laboratorium, APAR media air temperatur normal antara 40 O s/d 120 OF. Sedangkan APAR tipe lain temperatur normalnya -40 O s/d 120 OF. Jika APAR harus ditempatkan pada area temperatur tinggi atau temperatur rendah maka pilihlah APAR yang sesuai dengan tempat tersebut atau berilah penutup / pelindung APAR tersebut agar APAR selalu dalam keadaan terpelihara. Beberapa APAR sistim operasi tekanan tersimpan (Stored Pressure) untuk klass kebakaran B menggunakan Nitrogen sebagai gas pendorong dengan tekanan tinggi, maka perlu hatihati dengan APAR demikian kalau temperaturnya relatif tinggi. Untuk APAR dimana ditempatkan didaerah dengan temperatur dibawah -65 OF, maka Asuransi (UL) mengharuskan pemeliharaan khusus. Kedaan cuaca seperti sinar matahari, hujan, embun dan uap-uap corosive juga sangat mempengaruhi keadaan phisik suatu APAR. Apabila APAR harus ditempatkan di suatu tempat terbuka, maka tempatkanlah APAR tersebut pada suatu kotak yang dibuat dengan rapi atau APAR tersebut diberi pelindung agar APAR selalu terpelihara dengan baik. Untuk daerah yang sangat corrosive, Asuransi (UL) di Amerika menyarankan (merekomendasikan) memakai APAR yang tahan terhadap corrosive (perkaratan) misalnya akibat cuaca laut

seperti di Area PT. Arun NGL. Co. Lhok Seumawe. Tipe yang direkomendasikan tersebut Marine Type, USCG. Usahakan agar APAR tidak terlalu berguncang / bergoyang karena bisa mengakibatkan APAR beroperasi sendiri atau meledak apabila jatuh. APAR yang ditempatkan di tempat-tempat yang bergoyang agar diikat dengan kuat seperti pada kereta api, kendaraan mobil, motor dan lain-lain. 2.6.4. Keselamatan dan kesehatan si pemakai Dalam pemilihan APAR sangat penting diperhatikan juga terhadap keselamatan dan kesehatan di pemakai, walaupun pabrik pembuatannya telah berusaha agar kedua efek negatif tersebut kecil mungkin. Kadang-kadang efek negatif kesehatan si pemakai berasal dari area yang diselamatkan (dipadamkan) contoh pada suatu ruangan tertutup, maka sebaiknya yang begitu si pemadam dilengkapi dengan Breathing Apparatus atau nozzle (penyemprot) khusus. APAR media air diperuntukkan untuk kebakaran klass A, tetapi kalau APAR media air tersebut terpakai untuk kebakaran klass B kemungkinan besar api akan membesar dan si pemadam kemungkinan celaka. Demikian juga kalau APAR media air tersebut terpakai untuk memadamkan kebakaran klass C, maka akan mencelakakan si pemakai. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan pilihlah APAR yang bisa digunakan untuk ketiga klass kebakaran tersebut (klass A, B & C) yaitu APAR media dry chemical serba guna. APAR media carbon dioxide (CO2) tidak berbahaya apabila digunakan ditempat ventilasi cukup. Tetapi kalau digunakan di tempat yang ventilasi kurang, maka CO2 tersebut akan tercampur dengan zat asam arang (O2) dan ini mengakibatkan si pemadam kekurangan oksigen dimana suatu keadaan yang membahayakan (bisa pingsan atau mati).

Untuk APAR media CO2 tipe lama dimana penyemprotan (horn) dibuat darilogam yang kalau bersentuh dengan listrik berarus dapat membahayakan si pemakai. Kalau sekiranya masih terdapat APAR media CO2 dengan hor dari logam maka segera gantikan horn dengan bukan logam. Bahan pemadam dry chemical direkomendasikan tidak membahayakan kesehatan (tidak beracun), tetapi dapat mengganggu saluran kesehatan kalau terhisap terus menerus. Bahan dasar monoammonium phosphate dan pottassium sangat iritasi. Sedangkan bahan dasar sodium bicarbonat kurang iritasi. Bahan pemadam Bromochlorifluoro methane (Halon 1211) akan beracun saat bereaksi dengan api. Untuk itu usahakan si pemakai APAR jangan sampai terjebak dalam ruangan atau tempat dimana halon sedang disemprotkan ke api. Bahan pemadam dry powder saat disemprotkan ke logam sedang terbakar dengan tekanan tinggi dan mendadak akan menyebabkan api membesar. Untuk mencegah hal tersebut, semprotkanlah dry powder dengan nozzle dibuka pelan-pelan. Mengingat setiap proses kebakaran menghasilkan bahan-bahan yang berbahaya bagi pernafasan, maka alangkah baiknya apabila memadamkan kebakaran di tempat-tempat yang ventilasi kurang, si pemadam memakai alat bantu pernafasan (Breathing Apparatus). 2.6.5. Cara bekerja dan penggunaan APAR Benar atau tidak, pada kenyataannya efektif sebuah APAR sangat tergantung siapa yang menggunakannya. Seseorang mungkin telah bisa menggunakan bermacam-macam APAR sedangkan yang lain hanya bisa menggunakan sebagian saja. Pada umumnya APAR lama penyemprotan 8 s/d 15 second (detik), sangat singkat waktu penggunaannya. Untuk itu diperlukan ketrampilan yang sangat tinggi.

Pada dasarnya bermacam-macam APAR bermacam-macam pula cara penggunaannya (sistim operasinya). Tetapi perbedaan tersebut dapat diatasi dalam pemakaian dengan cara diberikan latihan yang cukup pada calon pemakainya. APAR yang beredar di pasaran perdagangan sekarang ini ada 6 (enam) jenis, yaitu : (1) Tipe air; (2) Carbon Diaoxide; (3) Halon; (4) Dry Chemical; (5) Dry Powder; (6) Busa (foam). Berikut ini diberikan penjelasan tentang cara kerja masingmasing APAR tersebut diatas. APAR Dengan Bahan Dasar Jenis Air / Cair Yang termasuk dalam tipe ini adalah APAR media air, APAR media anti beku, APAR media loaded stream (alkali metal salt solution), APAR media soda-acid, APAR media busa, termasuk APAR media busa AFFF khusus untuk klass kebakaran A. APAR media soda-acid dan APAR media busa untuk klass A, sekarang ini tidak diproduksi lagi karena termasuk kelompok APAR yang sudah usang (tak dipakai lagi). APAR media cairan anti beku, loaded stream, cairan basah, AFFF dipakai dengan air sebagai campuran bahan-bahan tersebut. APAR media anti beku dan media loaded stream hanya dipakai untuk tempat-tempat yang temperatur rendah dengan tujuan mencegah pembekuan bahan / media pemadam. Bahan anti beku, loaded stream dan wetting agent merupakan additive (bahan tambahan pada media air). Pada dasarnya, APAR media air dibuat atas 3 (tiga) macam cara kerjanya (cara operasi yaitu : Stored Pressure (tekanan disimpankan); Pump tank (tenaga pompa) dan sistim balik dengan reaksi bahanbahanya (inverting). Tapi sejak tahun 1969, APAR bahan dasar cair dengan sistim balik tidak diproduksi lagi dan dimasukkan dalam golongan APAR yang sudah tidak terpakai (absolete extinguisher). Jadi APAR media busa dan soda-acid sistim

lebih dianggap absolate extinguisher kecuali yang sistim operasi stored pressure atau pump tank. Stored Pressure (tekanan disimpankan) Kapasitas, angka kemampuan pemadaman lama, waktu penyemprotan, jarak semprotan dan pesyaratan temperatur, lihat tabel Characteristics of Extinguisher untuk media air pada halaman 16 & 17. Pada umunya APAR media cair berkapasitas 2 gal dan berat sekitar 30 lb. Pada APAR sistim operasi Stored Pressure, antara bahan pendorong dan media pemadam berada pada suatu ruangan, dimana tenaga pendorong berada pada bagian atas dari media pemadam. Tekanan yang disimpankan berkisar 90 s/d 125 psi. Konstruksi APAR sistim operasi Stored Pressure seperti gambar dibawah ini.

A Stored Pressure water extinguisher with close up of cap assembly (photo courtesy badger-powhatan)

Pump tanks (Sistim Pompa) Tipe Pump Tanks ini ada 2 (dua) macam yaitu : pertama tanki (tabung) dan pelengkap lainnya digendong dibelakang (a back pack). Ukuran, rating (kemampuan pemadaman), lama penyemprotan, jarak penyemprotan dan lain-lain, lihat tabel Characteristics of Extinguisher. Model yang kedua, pompa pendorong ditempatkan pada tabung yang sama dengan media pemadam. APAR sistim pendorong Pump Tanks pada umumnya berkapasitas 5 gal dengan berat 50 lb. konstruksinya lihat pada gambar berikut ini.

APAR Media Carbon Dioxide Carbon Diaoxide nerupakan gas yang dimampatkan. Media pemadam ini diguankan untuk kebakaran klass B dan C tetapi bisa juga digunakan untuk kebakaran klass A apabila bahan pemadam klass A tidak didapatkan. Carbon Dioxide berfungsi menyerap proses pembakaran karena dapat mengurangi kadar oksigen. Bahan pemadam ini tidak meninggalkan bekas, untuk itu baik sekali dipakai untuk peralatan listrik yang sensitif (rumit) Pemadaman kebakaran CO2 sangat lama dingin dan lama, penggunaannya sangat singkat karena sewaktu berada di temperatur biasa berbentuk gas & kabut. Data mengenai APAR media CO2, silahkan lihat tabel Characteristics of Extinguisher. Carbon Dioxide berbentuk cairan pada temperatur dibawah 88 O F dengan tekanan 800 s/d 900 psi. Sistim operasinya self-expelling (dengan tekanan bahan sendiri). Untuk tipe beroda (wheeled type) dilengkapi selang penyemprotan sepanjang 15 s/d 40 ft. Konstruksi APAR media CO2 seperti gambar dibawah ini.

APAR Media Halon Pada umumnya Bromochlorofluoro methane (halon 1211) hampir sama dengan Carbon Dioxide yaitu bahanya tidak mengotorkan, dimana dipakai untuk kebakaran klass B; C.Halon 1211 efektif untuk kebakaran klass A ukuran 9 lb. Halon 1211 rendah kadar racunnya. Maximum diijinkan terhisap oleh manusia + s/d 5% dari kadar oksigen dalam waktu 1 menit. Bahan dasarnya adalah Hydrogen Chloride, Hydrogen Fluoride, Hydrogen Bromide dan unsur Halogen lainnya. Halon mempunyai tekanan 40 psi pada temperatur 70 OF (terlalu rendah) sehingga perlu dibantu Nitrogen untuk pengoperasiannya. Cara penggunaanya hampir sama dengan Carbon Dioxide. APAR Media Dry Chemical Media Dry Chemical ada 2 (dua) macam yaitu Ordinary Dry Chemical untuk kebakaran klass B; C terdiri Sodium Bicarbonat, Potasium Bicarbonat, Urea Potassium Bicarbonat dan Potassium Chloride. Sedangkan multi pupose dry chemical untuk klass kebakaran A; B; C terdiri Ammonium Phosphate. APAR media dry chemical sistim operasinya ada 2 (dua) macam yaitu gas cartridge (tabung gas) dan stored pressure (tekanan disimpulkan). Antara satu jenis bahan dasar dengan bahan dasar lain sangat berbeda efektif pemadamannya. Sebagai dasar (patokan) effektif diambil perbandingannya sebagai berikut : Ammonium Phosphate 1,5 kali lebih effektif; Potassium Chloride 1,8 kali lebih effektif; Potassium Bicarbonat 2 kali lebih effektif dan Urea Potassium Bicarbonat 2,5 kali lebih effektif. Cartridge Opearted (Sistem Tabung Gas) Penempatan tabung gas ada didalam tabung media / bahan dan ada diluar tabung media / bahan. Cartridge diisi dengan gas CO2 atau N2 dimana sewaktu digunakan dipecahkan

seal gas pendorong tersebut dan dialirkan ke tabung bahan guna mendorong bahan pemadam. Bahan pemadam jangan terlalu penuh diisi, tetapi sisa tempat untuk menampung gas pendorong. Storage Pressure (Tekanan Disimpankan) Konstruksi hampir sama dengan sistim stored pressure pada media pemadam yang lain seperti yang telah diterangkan terlebih dahulu. Konstruksi APAR media dry chemical seperti gambar dibawah ini.

A Cartridge Operated Dry Chemical Fire Extinguisher (Photo Courtesy The Ansul Company)

A Stired Pressure Dry Chemical Fire Extinguisher (Photo Courtesy Buckeye Fire Equipment)

APAR Aqueus Film Forming Foam (AFFF) Yang termasuk dalam APAR ini bisa disebut APAR busa mekanik dimana bahan tersebut dapat memadamkan kebakaran klass A dan utama dianjurkan untuk memadamkan kebakaran klass B (cairan mudah terbakar statis). APAR jenis ini tersedia kapasitas 2 gal, mode stored pressure dengan rating 3-A : 20B dengan lama semprotan 55 sec (detik) dengan jauh semprotan 20 s/d 25 ft. APAR jenis ini sebaiknya ditempatkan didaerah dengan temperatur dibawah 40 OF. Sistim operasi APAR ini selain stored pressure terdapat juga sistim gas cartridge (tabung gas). Gambar dibawah ini diperlihatkan APAR busa mekanik (AFFF) dengan sistim operasi stored pressure.

An Aqueous Film Forming Foam Extinguisher (IFSTA)

2.6.6. APAR yang Tidak Dipakai Lagi (APAR Usang) Pada tahun 1969 di Amerika telah dilakukan pengetesan dan penyelidikan untuk semua jenis APAR sistim operasi balik (reaksi bahan) termasuk soda acid, busa kimia dan sistim operasi gas cartridge balik APAR media dan loaded stream dimana hasilnya menyatakan APAR-APAR tersebut tidak akan dioperasikan lagi. Adapun alasan APAR sistim balik dan stored pressure tersebut diatas tidak diproduksi lagi antara lain : 1. Sangat corossive waktu penggunaan membahayakan si pemakai misalnya botol / tabung tiba-tiba pecah sedangkan tekanan relatif tinggi ( 100 psi). 2. Mengantar (Conductor) membahayakan si pemakai. arus listrik, ditakutkan

3. Rusaknya logam yang kena bahan tersebut waktu pemadaman. 4. Biaya pemeliharaan terlalu tinggi. 5. Jarak semprotan terlalu dekat. Selain alasan diatas, terdapat juga APAR tidak diproduksi lagi dengan alasan keadaan racun terlalu tinggi yaitu : APAR media CCl4 (Carbon Tetrachloride) CBM (Chloride Methane). Berikut ini diperlihatkan, gambar-gambar dari APAR-APAR yang telah dianggap usang.

Soda Acid Fire Extinguisher (Photo Courtesy Badger Powhatan)

Gambar-gambar dari APAR yang tidak diprosuksi lagi

2.6.7. Penyebaran / Penempatan APAR Ketika akan menempatkan APAR, maka pilihlah tempattempat sebagai berikut : 1. Mudah untuk menempatkan APAR secara seragam 2. Dengan mudah untuk mengambilkannya (tidak terhalang) 3. Dekat dengan gang-gang / jalan 4. Dekat dengan pintu masuk dan keluar 5. Bebas dari lingkungan phisisk yang bisa merubah APAR. 6. Mudah dilihat oleh setiap orang Menurut NFPA, APAR tidak boleh ditempatkan langsung dilantai tetapi harus digantung dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk APAR yang berat botolnya tidak melebihi 40 lb, agar digantungkan dengan ketinggian dari lantai melebihi 5 ft (diukur dari bagian atas APAR).

2. Untuk APAR yang berat botolnya melebihi 40 lb (tidak termasuk yang beroda), agar digantungkan dengan ketinggian dari lantai tidak melebihi 3 ft (diluar dari bagian atas APAR). 3. Sekiranya APAR tersebut hendak direndahkan lagi, agar diperhatikan bagian bawah APAR dengan lantai kurang dari 4 inc. Apabila APAR ditempatkan pada tempat-tempat yang bergerak / bergetar seperti kereta api, mobil dan lain-lain, agar APAR tersebut diikat dengan kuat. Persyaratan penempatan APAR menurut Depanaker pada prinsipnya hampir sama dengan NFPA, hanya berbeda dengan ketinggian dan batas bagian bawah APAR dengan lantai. Depnaker mensyaratkan agar APAR digantung dengan ketinggian maksimum 120 cm dari lantai diukur dari bagian atas APAR dengan kalau APAR dengan lantai tidak kurang dari 15 cm. kemudian, jarak antara satu APAR atau satu group APAR dengan yang lain tidak boleh melebihi 15 cm. Mengenai jarak penempatan ini, NFPA menguraikan seperti tersebut dibawah ini. Penempatan APAR kebakaran klass A Tabel penyebaran APAR klass A sbb :

Fire Extinguisher Size and Placement for Class A Hazards


Areas to be Protected par Extinguisher Basic Minimum Maximum Travel Extingusher Rating Distances to Light Hazrd Ordinary Hazard Extra Hazard For Area Specifed Extinguisher Occupancy Accupancy Occupancy 1-A 75 FT 3.000 sq ft 2-A 75 ft 6.000 sq ft 3.000 sq ft 2.000 sq ft 3-A 75 ft 9.000 sq ft 4.500 sq ft 3.000 sq ft 4-A 75 ft 11.250 sq ft 6.000 sq ft 4.000 sq ft 6-A 75 ft 11.250 sq ft 9.000 sq ft 6.000 sq ft 10-A 75 ft 11.250 sq ft* 11.250 sq ft* 9.000 sq ft 20-A 75 ft 11.250 sq ft* 11.250 sq ft* 11.250 sq ft* 40-A 75 ft 11.250 sq ft* 11.250 sq ft* 11.250 sq ft* * 11.250 sq ft is considered a pratical limit

Contoh soal : Suatu ruangan ukuran 150 ft x 450 ft atau luas 67.500 Sgft. Hitunglah jumlah APAR yang diperkirakan untuk ruangan tersebut dengan tipe bahaya (hazard) dan rating APAR sbb : 1. Light hazard memakai APAR rating 4-A 2. Ordinary hazard memakai APAR rating 10-A 3. Extra hazard memakai APAR rating 20-A. Penyelesaian : 1. Untuk light hazard APAR 4-A Area yang dapat diproteksi per APAR 11,250 Sqft.

Jumlah APAR yang diperlukan (n) = 11,250


67,500

= 6 buah (APAR rating 4-A) denah penempatan APAR sebagai berikut :

2. Untuk Ordinary hazard APAR 10-A Area yang dapat diproteksi per APAR 11,250 Sqft. Jumlah APAR yang diperlukan (n) = 11,250
67,500

= 6 buah (APAR rating 10-A) denah penempatan APAR sama dengan No. 1. 3. Untuk extra hazard APAR 20-A Area yang dapat diproteksi per APAR 11,250 Sqft. Jumlah APAR yang diperlukan (n) = 11,250
67,500

= 6 buah (APAR rating 20-A) denah penempatan sama dengan No.1 Penempatan APAR kebakaran klass B Tabel penyebaran APAR kebakaran klass B sbb : Fire Extinguisher Size and Placement Class B hazard Excluding Protection of Deep Layer Flammable Liquid Tanks.
Type of Hazard Low Moderate High Basic Minimum Extingusher Rating 5-B 10-B 10-B 20-B 40-B 80-B Maximum Travel Distance to extinguisher 30 ft 50 ft 30 ft 50 ft 30 ft 50 ft

Ukuran dan penyebaran APAR untuk kenakaran B sangat tergantung dari bentuk potensi kebakaran yang rating minimum dapat ditentukan berdasarkan tabel diatas. Jarak tempuh berkisar anatara 30-50 ft. dibandingkan dengan APAR klass B lebih pendek resiko bahayanya lebih tinggi. Penempatan APAR sesuaikan dengan keadaan setempat jangan jauh atau dekat dengan tempat yang akan dilindungi. Kalau terlalu dekat APAR sulit diambil karena pengaruh asap dan panas. Penempatan APAR kebakaran klass C Rating APAR untuk klass C dapat diperhitungkan berdasarkan : 1. Ukuran dari peralatan listrik 2. Susunan / lay out dari peralatan listrik 3. Jarak Effektif dari pancaran APAR 4. Jumlah bahan bakar klass A & B yang mungkin terlibat dalam kebakaran Faktor-faktor ini yang akan menentukan jumlah dan jenis media APAR, rancangan tingkat dan lama waktu semprotan dan potensi kerusakan akibat semprotan APAR. Jarak tempuh maximum ditentukan berdasarkan ketentuan kebakaran klass A atau B, tergantung jenis bahan bakar yang ada di sekitar peralatan listrik tersebut. Untuk instalasi yang besar dan tinggi tingkat berbahayanya, sebaiknya dilengkapi juga agar sistim pemadam tetap. Penempatan APAR kebakaran klass D Jumlah dan ukuran APAR klass ini ditentukan berdasarkan : jenis logam yang terbakar, luas daerah yang dilindungi dan saran dari pabrik pembuat APAR. Penyebaran harus memenuhi syarat tempuh maximum 75 feet (22,7 meter).

Contoh Soal : Sebuah bangunan kantor dengan tingkat bahaya rendah perlu dilindungi dengan luas lantai 11,100 Sqft, dengan bentuk (denah) bangunan seperti gambar.

Perhitungan : 1. Pilihlah APAR jenis kap. 2 gal dengan rating 2-A. berdasarkan tabel, luas area yang dapat diproteksi per APAR = 600 Sqft. Jumlah APAR yang dibutuhkan = = 6,000 = 1,67 = 2 buah 2. Walaupun bangunan tersebut cukup dilindungi dengan 2 buah APAR, tetapi mengingat bentuk bangunan yang agak sulit dijangkau maka perlu APAR tambahan minimal 2 buah lagi (lihat denah) 3. Jika didalam ruang tersebut terdapat bahan bakar klass B, maka diperlukan tambahan sebuah APAR klass B dengan rating minimu 10-B : C. Untuk persoalan diatas dapat ditempuh 2 cara penyebaran APAR : a. Disediakan kelima APAR dari CO2 atau dry chemical dengan minimum rating 10-B : C b. APAR pada terdahulu B diganti dengan dry chemical. Serbaguna rating min. 2-A : 10-B : C dengan jarak tempuh 50 ft.
11,100

2.6.8. Pemeliharaan APAR Menurut Depnaker, APAR harus dipelihara seperti ketentuan berikut : 1. Setiap APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu dalam jangka 6 (enam) bulan dan 12 (dua belas) bulan. 2. Cacat pada APAR sewaktu pemeriksaan harus segera diperbaiki / diganti. 3. Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan meliputi : Isi tabung, tekanan, segel, cartridge. Bagian luar tabung & handle Mulut pancar & pipa pancar Untuk APAR dengan sistim operasi reaksi dua bahan, perlu dites sedikit reaksi kedua bahan tersebut diluar tabung, kalau reaksinya baik maka boleh dipasang lagi. Untuk APAR media Halon dengan cara ditimbangkan, kalau berat turun jangan dipasang lagi. Untuk APAR CO2 atau cartridge CO2, dengan cara ditimbang dan apabila berat turun 10% tidak boleh dipasang lagi.

4. Pemeriksaan 12 (dua belas) bulan, prosedur sama dengan pemeriksaan 6 (bualn) dan dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih teliti lagi. 5. Untuk setiap tabung APAR dilakukan percobaan tekan secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan coba selama 30 (tiga puluh) detik. 6. Untuk tabung APAR media busa tahan tekanan coba sebesar 20 kg/cm2.

7. Tabung gas pada APAR dan tabung stored pressure harus tahan terhadap tekanan coba sebesar 1 (satu setengah) kali tekanan kerjanya atau sebesar 20 kg/cm2 dengan pengertian dipilih angka terbesar dari keduanya. Ketentuan-ketentuan pemeliharaan APAR yang lebih lengkap, silahkan melihat dalam : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per-04/MEN/1980 tentang Syaratsyarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. III.ALAT PEMADAM API BERODA (WHEELED EXTINGUISHER) Pada suatu tempat-tempat yang bahaya kebakarannya tinggi (extra hazard), pada tempat tersebut selain ditempatkan APAR ditambah juga dengan Alat pemadam Beroda. Alat pemadam beroda ini beratnya lebih besar dari 55 pound, dan dipasang roda dengan maksud untuk mudah dipindahkan sewaktu pengoperasiannya. Jenis dari Alat Pemadam Beroda ini bermacam-macam seperti : Alat Pemadam Beroda Media Busa (Foam) Alat Pemadam Beroda Media Dry Chemical Alat Pemadam Beroda Media Halon Alat Pemadam Beroda Media CO2 Alat Pemadam Beroda Media dry Powder

Kesepadanan antara media pemadam dan kalsifikasi kebakaran sewaktu penempatan sama dengan pada APAR. Biasanya alat pemadam beroda ini ditempatkan sbb : 1. Pompa bensin 2. Lapangan udara 3. Kilang minyak :

Pada pompa-pompa Pada oil cather (oil separation) Power plant Dan lain-lain

Yang perlu diperhatikan pada alat Pemadam Beroda ini adalah tehnik pengoperasiannya / penggunaannya. Sebaiknya dioperasikan oleh 2 (dua) orang, dimana satu orang memegang gun (penyemprot) dan satu orang lagi membuka kerangan gas pendorong. Sesudah membuka gas pendorong, petugas tersebut maju kedepan membantu si pemegang gun. Sebenarnya masih bisa dioperasikan oleh satu orang, asal hati-hati dengan langkah-langkah sbb : Lepaskan slang dan luruskan sampai mendekati tempat kebakaran. Buka kerangan gas pendorong Maju kedepan memegang gun (penyemprot) dengan posisi kuda-kuda yang mantap.

Perawatan dan pemeliharaan alat Pemadam Beroda sama dengan pada APAR dengan tambahan perlu perawatan roda, dan gun (penyemprot) waktu pemeriksaan disamakan dengan APAR. Karena alat Pemadam beroda ini sering ditempatkan di tempat terbuka, usahakan alat pemadam tersebut dalam keadaan terlindung (diberi penutup atau dibuat rumah-rumahan).

You might also like