You are on page 1of 8

VITAL SIGN

Aslamualaikum wr.wb 1. Perkenalan diri 2. Tujuan pemeriksaan 3. Meminta izin ke pasien 4. Cek identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status menikah/ tidak, agama dll ) 5. Pemeriksaan vital sign Terdiri dari pemeriksaan sebagai berikut : Keadaan umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi RR Suhu (temperature)

Keadaan umum

Pemeriksa berada disebelah kanan pasien Dinilai dari keadaan sakit, habitus dan gizi,

Tampak sakit : ringan/ sedang /berat Habitus : - Atletikus BB dan bentuk badan ideal - Astenikus pasien yang kurus - Piknikus pasien yang gemuk

Keadaan gizi kurang, cukup atau berlebih. BB dan TB harus diukur sebelum pemeriksaan fisis dilanjutkan. Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) : BB(kg) / TB2 (m)

BB ideal = IMT 18,5 25 BB kurang BB lebih OBESITAS Tingkat kesadaran : Sebelumnya tanyakan hal untuk memastikan apakah pasien ini termasuk kategori manakah tingkat kesadaran nya. Atau langsung jawab pada pasien ini tingkat kesadaran nya termasuk karena pasien dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang di ajukan o Kompos mentis : Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dgn baik = IMT < 18,5 = IMT > 25 = IMT > 30

o Apatis : Pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.

o Delirium : Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik. Gaduh gelisah, kacau, disorientasi, meronta-ronta.

o Somnolen : Mengantuk yg masih pulih bila dirangsang. Tidur kembali bila rangsangan berhenti.

o Sopor (stupor) : o Koma : Penurunan kesadaran berat Tidak ada gerakan spontan Tidak ada respons terhadap rangsangan nyeri Keadaan mengantuk yg dalam Dapat bangun dgn rangsangan yg kuat Tidak dapat memberi jawaban verbal yang baik

Tekanan Darah 1. Pemeriksa berada disebelah kanan pasien 2. Persiapan alat berupa : tensimeter (sfigmanometer), stestokop bagian diafragma/ bell Dengan stetoskop terdengar denyut nadi Korotkof : Korotkof I suara denyut mulai terdengar, tapi masih lemah dan akan mengeras setelah tekanan diturunkan 10-15 mmHg sesuai dg tekanan sistolik Korotkof II suara terdengar seperti bising jantung (murmur) selama 15-20 mmHg berikutnya Korotkof III suara menjadi kecil kualitasnya, lebih jelas dan keras selama 5-7 mmHg berikutnya Korotkof IV suara meredup sampai kemudian menghilang setelah 5-6 mmHg berikutnya Korotkof V titik dimana suara menghilang sesuai dengan tekanan diastolik.

Cara mengukur tekanan darah :

1.Persiapan Sebaiknya untuk mengukur tekanan darah pasien tidak merokok atau minum minuman berkafein selama kurang lebih 30 menitsebelum pengukuran dan istirahat sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Lengan yang diperiksa tidak tertutup pakaian. Palpasi arteri brachialis Atur posisi lengan sedemikan sehingga arteri brachialis pada fosaantecubital terletak setinggi jantung (kira-kira sejajar denganintercosta 4). Letakkan manset di tengah arteri brachialis pada lengan kanan, sisi bawah manset kurang lebih 2,5 cm diatas fosa antecubital. Lingkarkan manset dengan tepat , posisikan lengan pasien sedikit flexi 2. Tentukan dahulu tekanan sistolik palpasi.Caranya, palpasi arteri radialis dekat pergelangan tangan dengan satu jari sambil pompa manset sampai denyut nadi arteri radialis menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada manometer. Itulah tekanan sistolik palpasi. Lalu kempiskan manset 3. Sekarang ukur tekanan darah. Letakkan bel stetoskop di atas arteri brachialis. Kunci bagian pengeluaran udara. Pompa manset sampai kurang lebih 30mmhgdiatas tekanan sistolik palpasi. Kemudian kempiskan denganmembuka kunci pengeluaran udara perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmhg/detik. Dengarkan bunyi ketukan pada stetoskop anda. Yang disebut tekanan sistolik adalah bunyi ketukan pertama yangterdengar (Korotkoff I). Yang disebut tekanan diastolik adalah saat bunyi ketukan sama sekali hilang (korotkoff V) sesudah pemeriksaan TD, Hasil dan interpretasi jangan lupa diberitahu ke penguji

Nadi Pemeriksa berada disebelah kanan pasien Pemeriksaan nadi umumnya dilakukan dgn palpasi a. radialis kanan dan kiri dekat pergelangan tangan. Lakukan palpasi dengan 2 atau 3 jari. Hitunglah frekuensi denyut nadi selama 1 menit. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah pasien istirahat 5 10 menit.

Tempat lain a. brakialis, a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis Yang perlu diperhatikan dan harus di interpertasi setelah pemeriksaan nadi : Frekwensi denyut nadi Irama Isi nadi Kualitas nadi Kualitas dinding arteri Frekuensi Nadi : Normal 80 x permenit Bila > 100 x permenit takikardia Bila < 60 x permenit bradikardia reguler atau ireguler pulsus defisit frekuensi denyut nadi lebih kecil dari denyut jantung pulsus bigeminus 2 denyut nadi dipisahkan oleh interval yg panjang pulsus trigeminus 3 denyut nadi dipisahkan oleh interval yang panjang pulsus alternans denyut yg kuat dan lemah terjadi bergantian Isi Nadi : Cukup Kecil pulsus parvus (pada perdarahan, infark miokard, efusi perikardial, stenosis aorta Besar pulsus magnus (demam, bekerja keras) Kualitas Nadi : Bila tekanan nadi besar, pengisian dan pengosongan nadi berlangsung mendadak pulsus celer

Irama denyut nadi :

Bila tekanan nadi kecil, pengisian dan pengosongan nadi lambat pulsus tardus

Kualitas dinding arteri : Mengeras pada aterosklerosis

sesudah pemeriksaan nadi, Hasil dan interpretasi jangan lupa diberitahu ke penguji

RR (frekuensi pernapasan) Frekuensi Pernapasan Hitunglah jumlah pernapasan dalam 1 menit. Lakukan dengan inspeksi atau auskultasi pemeriksa berada disebelah kanan pasien. Normal 16 24 kali per menit dalam keadaan tenang. Bila < 16 x/menit bradipneu Bila > 24 x/menit takipneu Pernapasan yg dalam hiperpneu Pernapasan yg dangkal hipopneu Kesulitan bernapas atau sesak napas dispneu Sesak napas bila berbaring , nyaman bila dalam posisi tegak ortopneu Sesak napas malam hari paroxysmal nocturnal dyspnoe Sifat pernapasan : Pd wanita abdomino-torakal torakal lebih dominan Pd laki2 torako-abdominal abdominal lebih dominan Kussmaull cepat dan dalam pd asidosis metabolik Biot tidak teratur irama dan amplitudonya, diselingi periode apneu Cheyne-Stokes amplitudo mula2 kecil, kemudian membesar dan mengecil kembali, diselingi periode apneu Biot dan Cheyne-Stokes pada kerusakan otak

sesudah pemeriksaan RR, Hasil dan Interpretasi jangan lupa diberitahu ke penguji

SUHU Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien Ukur suhu tubuh pasien dengan termometer badan. Sebelum mengukur suhu tubuh pasien kibaskan termometer hingga ke nilai 35C atau di bawahnya. Ada beberapa cara memeriksa suhu : i. Suhu oral: Termometer dimasukkan di bawah lidah, anjurkan pasien menutup kedua bibirnya dan tunggu selama 10 menit. Kemudian baca termometer , masukkan kembali selama 1 menit dan baca kembali. Normal 37 C. Sangat berfluktasi dari dini hari sampai petang/ malamhari. ii. Suhu rektal: Termometer dimasukkan ke dalam anus selama 2-5 menit, sebelumnya olesi termometer dengan pelicin. Hasil biasanya lebih tinggi daripada suhu oral sekitar 0,4 0,5 C. iii. Suhu axila: Termometer dimasukkan di axila kemudian lengan menutupnya.Tunggu selama kurang lebih 15 menit. Hasil biasanya lebih rendah dibanding suhu oral yakni sekitar 1 C. Suhu tubuh normal 36 37 C Grafik suhu tubuh 3 stadium : Std. inkrementi suhu tubuh mulai meningkat Std. fastigium puncak dari peningkatan suhu tubuh Std. dekrementi turunnya suhu tubuh yg tinggi

DAN UCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA PENGUJI & PROBANDUS ---Good Luck---

You might also like