You are on page 1of 6

HUKUM KONSTITUSI KLASIFIKASI KONSTITUSI Konstitusi seringkali dibedakan menjadi konstitusi tertulis atau tidak tertulis, tetapi menurut

Strong pembedaan ini sungguh-sungguh keliru karena tidak ada konstitusi yang benar-benar tertulis dan tidak tertulis. Pada umumnya konstitusi tertulis berbentuk dokumen yang memiliki kesakralan khusus dan konstitusi tidak tertulis lebih merupakan konstitusi yang bersumber pada adat istiadat (custom).1 Konstitusi Inggris Raya dikatakatan tak tertulis tetapi ada beberapa hukum tertulis atau Undang Undang yang telah sangat memodifikasikan konstitusi tersebut. Misalnya, Bill Of Rights (1968) adalah sebuah hukum konstitusi, demikian pula dengan berbagai Franchise Acts (UU Parlemen 1911 dan 1949) yang membatasi kekuasaan Lords untuk mengamandemen atau menolak RUU yang sudah disahkan Commons. Sedang Konstitusi AS merupakan konstitusi tertulis yang paling lengkap diantara semua konstitusi meski beberapa kebiasaan atau konvensi tak tertulis telah tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehendak para penyusun konstitusi tanpa adanya amandemen yang sebenarnya di dalam konstitusi sendiri untuk itu. Maka pembagian konstitusi dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis itu memang nyata akan tetapi yang perlu diingat hanyalah bahwa konstitusi tertulis adalah konstitusi yang terdokumentasi dan konstitusi tak tertulis adalah konstitusi yang tak terdokumentasi. Dasar pembagian konstitusi yang sebenarnya dilihat dari konstitusi itu sendiri adalah apakah konstitusi itu fleksibel atau kaku.2 Yang dimaksud dengan konstitusi yang fleksibel adalah konstitusi yang diamandemen tanpa adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Ciri utama konstitusi fleksibel adalah otoritas atau kewenangan parlemen yang tak terbatas. Sedang ciri utama konstitusi kaku adalah adanya pembatasan terhadap kekuasaan lembaga legislative oleh sesuatu hal di luar kekuasaan lembaga tersebut. Jika ada beberapa jenis undang-undang yang tidak bisa diberlakukan oleh lembaga legislative dengan metode biasa, berarti lembaga legislative itu bukan kekuasaan tertinggi. Masih terdapat hukum yang
1

CF Strong, Konstitusi konstitusi Politik modern Kajian tentang sejarah dan BentukBentuk KonstitusiDunia, Penerbitr Nuansa dan Penerbit Nusamedia, Bandung, 2004, hlm 15 . Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH 2 Dahlan Thaib dkk, Teori dan Hukum Konstitusi, Penerbit Grafindo, Jakarta, 1999, hlm 14-15. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH

lebih tinggi yaitu hukum konstitusi. Hukum konstitusi adalah hukum kesepakatan resmi tertinggi yang tidak dikenal dalam konstitusi fleksibel. Konstitusi kaku lahir dari pemikiran suatu badan khusus yang disebut majelis konstitusi. Majelis konstitusi ini bertugas untuk menetapkan suatu cara untuk mengamandemen konstitusi di masa yang akan datang.3 Konstitusi juga dapat diklasifikasikan berdasar derajat kedudukan dalam suatu Negara. Ada dua model yaitu konstitusi derjat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi.4 Yang dimaksud dengan konstitusi derajat tinggi yaitu, suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam Negara. Konstitusi termasuk dalam katehori tertinggi, bila dari segi bentuknya dia berada diatas peraturan perundang-undangan yang lain. Juga syarat untuk mengubah konstitusi tersebut berbeda dalam arti lebih berat dibandingkan dengan yang lain. Sedang konstitusi tidak derajat tinggi berarti konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Persyaratan yang dilakukan untuk mengubah konstitusi ini sama dengan persyaratan yang dipakai untuk menngubah peraturan peraturan yang lain. Berdasar bentuk Negara, konstitusi dibedakan menjadi dua yaitu; konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan.5 Dalam konstitusi serikat diatur mengenai pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian. Dalam Negara yang berbentuk kesatuan pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena pada asasnya seluruh kekuasaan negara berada di tangan pemerintah pusat. Walaupun demikian hal itu tidak berarti bahwa seluruh kekuasaan Negara berada ditangan pemerintah pusat. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan pemerintah pusat melakukan pembagian sebagian kekuasaannya kepada pemerintah daerah. Konstitusi kesatuan mengatur tentang pemencaran kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Berdasar sistem pemerintahannya terdapat dua konsitusi yaitu; konstitusi sistem parlementer dan konstitusi sistem presidensial.6 Konstitusi presidensial bercirikan seperti sistem pemerintahan presidensial. Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kedua, presiden dipilih langsung oleh rakyat. Ketiga, presiden tidak memegang kekuasaan legislative. Keempat, presiden tidak dapat membubarkan legislative.
3 4

CF Strong, Konstitusi konstitusi Politik , Op Cit, hlm 211-212. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Penerbit Alumni, Bandung, 1987, hlm 51 Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH 5 Sri Soemantri M, Prosedur dan, Op cit,hlm 57. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH 6 Sri Soemantri M, Prosedur dan, Op cit, hlm 57. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH

Sedang konstitusi parlementer bercirikan seperti sistem pemerintahan parlementer. Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara dan cabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Kedua, Perdana Menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Ketiga, para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya merupakan anggota parlemen. Keempat, Presiden dapat membubarkan parlemen. Dalam kenyataan tidak ada model konstitusi ideal yang dapat diterapkan pada semua Negara. Namun masyarakat Negara modern mengakui bahwa suatu konstitusi harus mengandung empat unsure ideal.Pertama, konstitusi bukan sekedar memuat aturan hukum, melainkan juga gagasan tentang sistem nilai masyarakatnya. Karena itu konstitusi selalu berisi landasan filosofis, histories, politik, yuridis dan sosiologis. Kedua, konstitusi akan legitimate dan memperoleh pengakuan dari masyarakat bilamana proses pembentukannya tidak saja melibatkan institusi-institusi yang kompeten sesuai ketentuan yang berlaku melainkan juga melibatkan partisipasi masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembentukan dan perubahan konstitusi secara langsung atau tidak langsung sangat menentukan tingkat legitimasi konstitusi. Ketiga, kecenderungan konstitusi di Negara yang berbentuk kesatuan berbeda dengan konstitusi di Negara yang berbentuk federal. Konstitusi di Negara kesatuan pada umumnya sederhana, fleksibel dan pendek, sedangkan konstitusi di Negara yang berbentuk federal pada umumnya lebih rinci. Klasifikasi Konstitusi lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian di bawah ini :

1. Konstitusi dalam bentuk tertulis dan bukan dalam bentuk tertulis (written constitution and no written constitution). K.C Wheare :7 K. C. Weare mengklasifikasikan konstitusi menjadi 5, yaitu: a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki kesakralan khusus dalam proses perumusannya. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih berkembang atas dasar adat-istiadat dari pada hukum tertulis. b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku
7

Badan Eksekutif Mahasiswa 2004-2005 Campus in compact

Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus disebut dengan konstitusi fleksibel. Sebaliknya, konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku. c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara. Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. d. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan Bentuk ini berkaitan dengan bentuk negara; jika negara itu serikat, maka akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian e. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial : - Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih - Presiden bukan pemegang kekuasaan legislatif - Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan diadakan pemilihan. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial - Kabinet yang dipilih PM dibentuk atau berdasarkan ketentuan yang menguasai parlemen - Para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya adalah anggota parlemen - Kepala negara dengan saran PM dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya pemilu.

Konstitusi tertulis: konstitusi yang dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa dokumen formal. Konstitusi tak tertulis: konstitusi yang tidak dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa dokumen

formal. Pendapat ini mendapat kritikan dari C.F. Strong, menurutnya adalah tak benar kalau konstitusi itu diklasifikasikan ke dalam bentuk tertulis dan tak tertulis karena menurutnya tidak semua dalam bentuk tertulis tapi ada bagian tertulis dan sebaliknya. Misal: Belanda konstitusinya tertulis tapi ada dari konstitusi ini yang tak tertulis, misalnya setiap Menteri di negeri Belanda harus mendapat dukungan dari Staten General (Majelis Umum), terjadi 2 majelis : Eerste Kamer dan Twede Kamer (sebagai DPR) yang memiliki kedudukan sama (sejajar) dengan Dewan Menteri (eksekutif) yang dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Seorang Menteri yang tidak mendapat dukungan dari Staten General harus mengundurkan diri (mosi tidak percaya), hal seperti itu tak ada dalam konstitusi Belanda, sebagai tandingannya Staten General dapat dibubarkan oleh Dewan Menteri apabila Staten General tidak benar menjalankan tugasnya. Inggris tak memiliki konstitusi melainkan UU, statuta, yurisprudensi, kebiasaaan, dsb. Tidak memiliki konstitusi tertulis tapi ada yang tertulis yaitu seperti yang telah disebutkan di atas.

Yang benar menurut C.F Strong ; 1. Documentary constitution, 2. Non Documentary constitution 2. Konstitusi flexible dan konstitusi rigid, Konstitusi flexible; konstitusi yang mempunyai ciri: a. Elastis; mudah menyesuaikan diri, b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti UU. Konstitusi rigid, konstitusi yang mempunyai ciri: a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain, b. Hanya dapat diubah dengan cara khusus/istimewa. 3. Supreme constitution and not supreme constitution, Supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara baik isi maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun berat. Not supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan rendah dalam negara baik ini maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun ringan.

4. Federal constitution and unitary constitution, Konstitusi ini berhubungan dengan bentuk negara, apakah kesatuan atau federal. Federal : Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian diatur. Kesatuan : Kesatuan sentralistik; semua kekuasaan diatur oleh pemerintah pusat. 5. Presidential executive constitution dan parliament executive constitution. Presidential executive constitution yaitu konstitusi yang didalamnya memuat ciri-ciri sistem pemerintahan presidential, memuat: a. Presiden selain sebagai kepala negara adalah kepala pemerintahan. b. Presiden tidak termasuk/ bukan merupakan bagian dari legislatif. c. Presiden tak dapat membubarkan legislatif. d. Presiden dan pemegang kekuasaan legislatif dipilih untuk masa jabatan yang tetap. Parlement executive constitution yaitu konstitusi yang memuat ciri-ciri sistem pemerintahan parlemen, yaitu : a. Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh atau berdasarkan kekuatankekuatan yang menguasai parlemen. b. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya/ sebagian adalah anggota parlemen dan mungkin sebagian/ seluruhnya bukan bagian anggota parlemen. c. Perdana Menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. d. Kepala negara dengan saran/ pendapat (nasehat) Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen dan meminta diadakan pemilu.

You might also like