You are on page 1of 7

CHECKLIST MEMBANTU PASIEN BERJALAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU KRUK Nama : NIM : ASPEK YANG DINILAI Definisi : Membantu

tu pasien untuk melatih kembali kelompok-kelompok otot yaitu menggerakan kaki serta tangan secara bergantian dengan menggunakan alat bantu berjalan karena ketidakmampuan pasien untuk bergerak akibat dari pasien yang dalam waktu yang lama terikat pada tempat tidur atau karena larangan untuk bergerak Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan. Indikasi : Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan/atau trauma Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan bengkak sendi Klien amputasi kaki: di atas atau di bawah lutut Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan nyeri dan kerusakan musculoskeletal Klien setelah bedah artroskopis lutut Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan NILAI 0 1

ketidaknyamanandan imobilisasi yang diprogramkan. Kontra indikasi :

Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi, dan drainase. Klien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan turgor kulit.

Pelaksanaan 1. Persiapan Pasien : Memperkenalkan diri Bina hubungan saling percaya Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan Menjelaskan tujuan Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan Menyepakati waktu yang akan di gunakan

2. Persiapan alat dan bahan : Menyediakan kruk yang digunakan (kruk aksila). Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada pada posisi supine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15cm di samping tumit klien. Tempatkan ujung pita pungukur dengan lebar tiga sampai empat jari(45cm) dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada 14-15 cm di samping dan 14-15 cm di depan kaki klien. Dengan motede lain, siku harus direfleksikan 15 sampai 30 derajat. Fleksi siku harus diperiksa dengan goniometer. Lebar bantalan kruk harus 3-4 lebar jari di bawah aksila. Tempat berjalan, seperti lorong rumah sakit atau taman yang dilengkapi dengan tempat latihan untuk berjalan.

3. Persiapan Lingkungan : Sampiran Tahap pre interaksi 1. Cuci tangan 2. Siapkan alat-alat Tahap orientasi 1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi 2. Memperkenalkan nama perawat 3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga 4. Menjelaskan tentang kerahasiaan Tahap Kerja 1. Kaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan fungsional, dan penyakit 2. Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga 3. Memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak rintangan di jalan klien 4. Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan 5. Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum kruk berjalan 6. Atur kesejajaran kaki ,tubuh klien, dan ukur tinggi kruk sempai aksila. 7. Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang berlawanan (mis. Kruk kanan dengan kaki kiri) 8. Klien mengulangi urutan cara ini dengan kruk dan kaki yang lain. 9. Minta klien Mulai mendemostrasikan teknik cara berjalan dari posisi tripod dengan alat yang berada 6 inci ke samping dan ke depan temapat berdiri (gbr 7.41)

a.

langkah tilik-empat: Majukan kruk kanon, komudian kaki kiri, kemudian kruk, kemudian kaki kanan (Ghr.7.4.2).

b.

Langkah titik-tiga: Majukan kedua kruk dan ekstremitas yang sakit borsamaan; majukan ekstromitas yang tidak sakit (Ghr. 7.4.3).

c.

Langkah tiiik-dua:

Majukan kruk kanan dan kaki kiri bersamaan, kemudian kruk kiri dan kaki kanan bersamaan (Gbr. 7.4.4).

d.

Langkah berayun-ke atau berayun melalui: Majukan kadua kruk hersamoan dan ayunkan tuhuh mendekati kruk atau melewatinya (Gbr. 7.4.5).

a. Mendemostrasikan teknik duduk, berdiri dan berjalan menaiki tangga yang benar dengan menggunakan kruk (bgn 7.4, gbr 7.4.6, dan 7.4.7 menunjukkan cara berjalan di tangga dengan kruk), (Diuraikan tersendiri). Berpindah dari duduk ke berdiri 1. Pegang kedua kruk di tangan pada sisi yang sakit (pegang kruk bersamaan an mendatar). 2. Bangkit berdiri dengan tangan menekan dasar penyokong stabil (kunci tempat tidur, lengan atau dudukan kursi), bebankan berat badan pada kaki yang lbih kuat, dan angkat tubuh. 3. Berdiri dengan punggung lurus, bebankan berat badan pada kaki

yang lebih kuat dan kruk. 4. Tempatkan kedua kruk setinggi kaki 5. Majukan kaki yang tidak sakit sambil bertumpu pada pegangan kruk. Tarik kaki yang sakit dan kruk sambil membebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat. Berpindah dari berdiri ke duduk 1. Mundur sampai punggung kaki bawah menyentuh tempat tidur atau bagian tengah kursi. 2. Pegang kruk bersamaan di tangan pada sisi yang tidak sakit. Mulai gerakan turun mendekati kursi atau tempat tidur dibantu punggung lurus, dibantu oleh kruk dan kaki yang lebih kuat sebagi penyokong. 3. Ketika telah cukup dekat, dengan perlahan pegang lengan kursi di selesaikan proses berpindah ini. Berjalan menaiki tangga 1. Tempatkan kedua kruk setinggi kaki. 2. Majukan kaki yang tidak sakit ke langkah berikutnya sambil membebankan berat badan pada pegangan kruk. 3. Tarik kaki yang sakit dan kruk sampai melangkah sambil membebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat.

Berjalan menaiki tangga

1. Tempatkan kedua kruk setinggi kaki 2. Bebankan berat badan ke kaki yang lebih kuat. . 3. Turunkan kaki yang sakit dan kruk sambil membebankan berat badan pada pegangan kruk. Kemudian majukan kaki yang sakit

Tahap terminasi 1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan 2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya 3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien

Tahap Evaluasi 1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan Tahap dokumentasi Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan : 0 = tidak dikerjakan 1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna 2= dikerjakan dengan sempurna

You might also like