You are on page 1of 29

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. N MULTIGRAVIDA 39 40 MINGGU KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS BANYU URIP

Disusun Oleh : RORIN KUSUMA WULANDARI NPM : 03021005

STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN JALUR A TAHUN AJARAN 2006

LEMBAR PENGESAHAN Telah disetujui dan disahkan laporan yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny. N multigravida inpartu kala I fase aktif persalinan fisiologis , di Puskesmas Banyu Urip. Periode 17 April 2006 sampai dengan 20 Mei 2006.

Di setujui : Surabaya, 02 Mei 2006 Bidan pembimbing

Kepala Puskesmas Banyu Urip

Dr. Sri Hawati NIP.

Siami, Amd. Keb NIP.

Mengetahui : an. Ketua STIKES Insan Unggul Surabaya Plh. Ketua Program Studi D IV Kebidanan

Pembimbing Akademik

Endang Sri Resmiati, S.H, SST NIP.

Suharni Relawati, SST NRP.

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karuniaNya, sehingga tersusun laporan proses belajar tentang penerapan asuhan kebidanan yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny. N Multigravida kala I fase Aktif persalian normal . Asuhan kebidanan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas di lapangan atau lahan praktek. Penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. Sri Hawati Selaku Kepala Puskesmas Banyu Urip. 2. Puskesmas Banyu Urip Sebagai Lahan Praktek Mahasiswa D IV Kebidanan STIKES. 3. Hj. Siami, Amd.Keb Selaku Bidan Pembimbing. 4. Endang Sri Resmiati, S.H, SST Ketua program studi D IV Kebidanan. 5. Suharni Relawati,.SST selaku dosen pembimbing. 6. Ny. N selaku pasien. 7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan materi maupun spiritual 8. Rekan- rekan mahasisiwa STIKES INSAN UNGGUL yang telah banyak memberikan dukungan, masukan pada penulisan Asuhan Kebidanan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan laporan ini dan juga laporan selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Surabaya, 02 Mei 2006 Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .. 1 B. Tujuan Penulisan ... 2 C. Metode Penulisan ... 2 D. Lokasi dan Waktu .. 2 E. Sistematika Penulisan 3 BAB II : LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Kehamilan .. 4 1. Definisi 4 2. Ptofisiologi .. 4 B. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan . 9 1. Pengkajian Data .. 9 2. Diagnosa/ Masalah dan Kebutuhan 13 3. Diagnosa Potensial . 13 4. Tindakan Segera . 13 5. Rencana Tindakan dan Rasional . 13 6. Pelaksanaan Rencana Tindakan .. 13 7. Evaluasi ... 13 BAB III : TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Data 14 B. Diagnosa/ Masalah dan Kebutuhan .. 19 C. Diagnosa Potensial 24 i ii iii

D. Tindakan Segera 24 E. Rencana Tindakan dan Rasional 25 F. Pelaksanaan Rencana Tindakan . 25 G. Evaluasi .. 26 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan . 28 B. Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA v

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Peningkatan kualitas hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam kandungan. Oleh karena itu kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan di kemudian hari. ( Manuaba; 1998 ) Menurut Leimena 1993 kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang sedang hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya tanpa memandang lama dan lokasi kehamilannya. Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan salah satu faktor paling sensitif yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang sangat bervariasi antara 5 sampai 100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25 sampai 750 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49,8 per 1000 kelahiran hidup. Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk memastikan keadaan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara dini apabila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi dengan sehat. Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus dikuasai oleh setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas pelayanan dapat terjamin. Apabila pada ibu hamil dengan primigravida/ multigravida umumnya banyak masalah yang berhubungan dengan kehamilannya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya. Oleh karena itu penting bagi ibu hamil primigravida/ multigravida untuk melakukan kemungkinan faktor resiko tinggi bisa ditemukan.

B. TUJUAN PENULISAN a. Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada Ny. E multigravida T/H 39 40 minggu kala I fase laten persalinan fisiologis. b. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan : 1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kehamilan fisiologis. 2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada klien. 3. Menyusun rencana kebidanan. 4. Melaksanakan tindakan kebidanan. 5. Evaluasi asuhan kebidanan. C. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah : 1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi. 2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustkaan. 3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas kesehatan. D. LOKASI DAN WAKTU a. LOKASI Asuhan Kebidanan ini disusun saat penulis melaksanakan praktek lapangan di Pav.E1 RUMKITAL DR.RAMELAN Surabaya. b. WAKTU Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada saat praktek di Pav.E1 (14.00 20.30 WIB).

E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari : LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, lokasi dan waktu, serta sistematika penulisan. Landasan teori meliputi konsep dasar kehamilan dan asuhan kebidanan pada kehamilan. Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana tindakan dan evaluasi. BAB IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI


ASUHAN PERSALINAN NORMAL A. Definisi Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi. B. Sebab Sebab Mulainya Persalinan Sebab sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak factor yang memegang peranan dan bekerjasama sehinggaterjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah : 1. Penurunan kadar progesteron Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his. 2. Teori oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. 3. Ketegangan otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya. 4. Pengaruh janin / fetal cortisol Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

5. Teori prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. C. Tanda dan Gejala Inpartu Gejala persalinan sebagai berikut : 1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. 2. Dapat terjadi pebgeluaran pembawa tanda, yaitu : pengeluaran lendir lendir bercampur darah

3. Dapat disertai ketuban pecah. 4. pada pemerksaan dalam, dijumpai perubahan serviks : Perlukan cervix Pendataran cervix Pembukaan cervix

D. Batasan Berlangsungnya Persalinan Normal Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu : 1. KALA I Batasan

persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap). Fase-fase persalinan kala I Kala I fase laten : pembukaan cervix kurang dari 3 cm cervix membuka perlahan selama fase ini fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam

Kala I fase aktif : pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm. his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat. Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam

2. KALA II Batasan Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda dan gejala persalinan kala II Didapatkan hal-hal berikut ini: ibu ingin meneran perineum menonjol vulva dan anus membuka meningkatnya pengeluaran darah dan lendir kepala telah turun di dasar panggul.

Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan: pembukaan cervix lengkap kepala bayi terlihat pada introitus vagina.

3. KALA III Batasan Persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan plasenta berkisar 15-30 menit setelah bayi lahir.

Fisiologi dan penatalaksanaan kala III Pada persalinan kala III myometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlepas dari dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan turun ke segmen bawah rahim. Tanda-tanda pelepasan plasenta Bentuk uterus globuler Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld) Semburan darah tiba-tiba.

Cara pelepasan plasenta ada 2 : 1. Secara Schultze Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma diatasn6ya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva adalah permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong mengalir. Pelepasan secara schultze paling sering kita jumpai. 2. Secara Ducan Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta

lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak rendah.

4. KALA IV Batasan Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV : kelengkapan plasenta dan selaput ketuban perkiraan pengeluaran darah laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu.

E. Mekanisme Persalinan Normal KALA II Saat pembukaan lengkap seiruing dengan adanya his ibu ingin meneran, perineum menonjol, vulva dan anus membuka. Maka ibu dipimpin mengejan sambil mendukung/memuji usaha ibu. Apabila tidak ada his ibu dianjurkan istirahat. Apabila ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi pada saat tidak ada his. Pada saat kepala janin kelihatan di vulva dengan diameter 5-6 cm, handuk bersih dipasang diatas perut ibu untuk mengeringkan janin. Melekkan kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Saat subocciput tampak di bawah symphisis, tangan kanan menahan perineum untuk menjaga supaya tidak terjadi rupture dan tangan kiri menahan puncak kepala supaya tidak terjadi defleksi terlalu cepat. Setelah kepala lahir kita tunggu sampai kepala janin melakukan putar paksi luar secara spontan. Setelah kepala janin menghadap salah satu paha ibu, tangan kanan berada diatas dan tangan kiri berada dibawah kepala janin, kepala kita pegang secara biparietal kemudian dielevasi kebawah sampai bahu depan lahir kemudian elevasi keatas sampai bahu belakang lahir. Setelah itu tangan kanan pindah menyangga kepala, leher dan bahu sedangkan tangan kiri menelusuri punggung, bokonng sampai menjepit

kedua tungkai janin, maka lahirlah seluruh tubuh janin. Setelah itu kita nilai secara sepintas gerak, tangis dan warna kulit. Kemudian kita klem tali pusat dengan jarak 3 cm dari umbilicus, kemudian kita urut kearah maternal lalu kita klem dengan jarak 2cm dari klem I. kemudian tali pusat kita potong dengan tangan kiri melindingi tubuh bayi dari gunting. Setelah itu kita ikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari umbilical. KALA III Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal/ganda. Setelah itu suntik oxytocin 10 IU secara IM pada bagian luar paha kanan 1/3 atas dengan jangka waktu kurang dari 2 menit setelah bayi lahir. Kekemudian melakukan penegangan tali pusat terkendali. Klem dipindah dengan jarak kurang lebih 5 cm dari vulva. Apabila tali pusat bertambah panjang, uterus globuler dan ada semburan darah berarti plasenta sudah lepas, maka kita lakukan PTT, tangan kanan menarik plasenta sedang tangan kiri menekan uterus kearah dorsokranial. Setelah plasenta divulva, plasenta dipegang den kedua tangan kemudian kita putar searah jarum jam sampai plasenta lahir seluruhnya. Setelah plasenta lahir tangan kiri memeriksa kontraksi uterus (masase) dan memeriksa kandung kencing. Sedangkan tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta.

BAB III TINJAUAN KASUS


NO. REGISTER : 185 / 05 BKIA Puskesmas Banyu Urip 1.3.1 PENGKAJIAN DATA 1. Identitas Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan No. Telp : Ny. N : 26 th : Islam : SMU : IRT :Nama suami Umur Agama Bangsa/ suku Pendidikan Pekerjaan Alamat rumah : Tn. Y : 26 th : Islam : Indonesia/ Jawa : SMU : Wiraswasta : Patemon 3 a / 87

A. Data Subjektif

Bangsa/ suku : Indonesia/ Jawa

Alamat rumah : Patemon 3 a / 87

2. Status perkawinan Perkawinan ke : I Usia Menikah Lama Kawin : 25 th : 1 th

3. Keluhan utama / Alasan kunjungan Ibu mengatakan perut kenceng kenceng mulai jam 01.00 WIB. 4. Riwayat penyakit sekarang HPHT : 08 05 05 HPL : 15 02 06 USG : 14 04 06

ANC : Trimester I II III

: 1 x di BKIA Puskesmas Banyu Urip : 2 x di BKIA Puskesmas Banyu Urip mendapatkan : 3 x di BKIA Puskesmas Banyu Urip

imunisasi TT bulan 5 dan 7 bulan.

5. Riwayat penyakit yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun ataupun menahun seperti : DM, Ashma, TBC, HT, Hepatitis. 6. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan, dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun ataupun menahun seperti HT, DM, TBC, Ashma, Hepatitis dan tidak ada riwayat keturunan kembar. 7. Riwayat kebidanan a. Riwayat menstruasi. Menarche Siklus/Lama Banyak Warna / Bau Keluhan HPHT HPL : 15 th : 28 hari, teratur 7 hari. : 2 3 kotex / hari. : Merah segar / anyir. : Disminorehoe (-), flour albus (-). : 16 06 2005 : 23 03 2006

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.


Perk . 1 1 KEHAMILAN Ke UK 1 2 9 bln 9 bln Jenis Spt.B Spt.B PERSALINAN Penolong Tmpt Bidan Bidan Bps Bps Penyt BBL 2200 2900 Sex L P ANAK Hidup 12 th 5 th Mati NIFAS Penyt ASI KB

Hamil ini

c. Riwayat kehamilan sekarang. Trimester I : ANC 1 kali di BKIA BPS Hj. Farida Hajri oleh bidan. Keluhan saat UK 0 12 minggu ibu sering kencing, mual kadang-kadang muntah. Trimester II : ANC 2 kali di BKIA BPS Hj. Farida Hajri oleh bidan, saat kehamilan 12 28 minggu ibu mendapatkan suntik TT. Ibu mendapatkan vit.C, tablet.Fe dan tablet.calium selama ini ibu tidak ada keluhan, penyuluhan yang didapat, kebutuhan nutrisi ibu hamil. Trimester III : ANC 2 kali di BKIA BPS Hj. Farida Hajri oleh bidan, ibu mendapatkan vit.C, kalsitar, B1, omega dan keluhan saat ini sering kenceng-kenceng dan punggung terasa sakit. Penyuluhan yang pernah didapat : tanda tanda persalinan, perawatan payudara, cara menyusui yang benar. 8. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Ibu mengatakan selama hamil makan 3 kali sehari, porsi sedang, menu : nasi, lauk-pauk, sayur. Minum 7 8 gelas / hr air putih, teh manis & susu. b. Eliminasi Ibu mengatakan BAB 1 x / hr, konsistensi lunak, tidak ada keluhan. BAK 5 6 x / hr, warna kunuing jernih, tidak ada keluhan. c. Istirahat Ibu mengatakan tidur siang - 1 jam / hr. Tidur malam 7 8 jam / hr, tidak ada keluhan.

d. Aktivitas Ibu mengatakan setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri tetapi mengurangi pekerjaan berat & jalan kaki di pagi hari. e. Personal hygene Ibu mengatakan mandi 2 kali/hr, gosok gigi 2 kali/hr, ganti baju 2 kali/hr, keramas 3 kali/minggu. f. Seksual Ibu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual, apalagi pada usia kehamilan 9 bulan. 9. Riwayat psikososial Hubungan ibu dengan suami baik dan kooperatif dengan petugas. 10. Pola sosial budaya Ibu dan suami berasal dari suku jawa, selama hamil, tidak ada pantangan makan atau minum tertentu dan tidak pernah minum jamu. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan fisik umum a. Keadaan umum - Keadaan umum: - Kesadaran - Postur tubuh - Cara berjalan - TB / Lila : : : : Baik Composmenitis Lordosis Tegak, tidak pincang 154 cm / 24,3 cm 60 kg

- BB sebelum hamil : 53 kg - BB saat hamil : b. Tanda-tanda vital - Tensi : 120/70 mmHg

- Suhu - Nadi - RR

: : :

36 C 88 x/menit 20 x/menit

2. Pemeriksaan fisik khusus a. Infeksi Kepala Muka Mata : : : Tidak ada benjolan, kulit kepala nersih, rambut lurus dan panjang. Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma. Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus palpegra tidak odema. Mata sebelah kanan terkena katarak. Hidung Mulut dan gigi : : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada poliof, tidak ada seceret. Simetris, palsu. Telinga Leher : : Simetris, tidak ada sekret menkopurulen. Tidak ada pembesaran kel.tyiroid, tidak ada bendungan v.jugularis. Dada & payudara: Tidak ada retraksi, bentuk payudara simetris puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae, bersih, sudah keluar colostrum. Perut Genetalia : : Terdapat strie albican dan linea nigra, bentuk membujur sesuai umur kehamilan. Tidak odema, tidak varices, tidak ada tumor, tidak ada condiloma, tidak bhartoinitis, terdapat mukosa mulut lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak terdapat gigi

pengeluaran cairan, merembes, agak keruh, ada cicatrix. Anus Eksteremitas Leher Ketiak Mamae Perut : : : : : : Tidak ada haemoroid, bersih, tidak ada varices. Simetris, tidak oedem, tidak ada varises. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugalaris. Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe. Tidak teraba benjolan, tidak nyeri tekan, konsistensi lunak, colostrum sudah keluar. Leopold I : TFU 3 jr bawah px (30 cm) teraba bagian besar, lunak pada fundus (bokong). Leopold II : Teraba bagian datar, panjang, keras seperti papan di sebelah, kiri perut ibu. Di sebelah kanan, janin. Leopold III : Bagian terendah teraba keras, bulat & melenting (kepala) tidak dapat digoyangkan ( ). Leopold IV c. Auskultasi Dada Perut d. Perkusi Reflek patella +/+ 3. Pemeriksaan penunjang : Tidak ada wheezing & ronchi. : DJJ (+) (12-11-12) terdenger jelas & teratur di sebelah kiri bawah pusat perut ibu. : Kedua tangan tidak dapat bertemu (divergen). teraba bagian kecil

b. Palpasi

Hb

: Tidak dilakukan.

4. Kesimpulan Ny. X G1IIP20002 Usia Kehamilan 39 Minggu, hidup, tunggal, let. Kep, intra uteri, keadaan jalan lahir normal, K/U ibu baik.

1.3.2

INTERPRETASI DATA DASAR DIAGNOSA : Ny. X G1IIP20002 Usia Kehamilan 39 Minggu, hidup, tunggal, let. Kep, intra uteri. MASALAH : Masalah tidak ada. KEBUTUHAN : Memberikan HE tentang : 1. Informasi perubahan ibu hamil. Perubahan pada vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen sehingga tampak makin merah dan kebiru- biruan (tanda chadwicks). Perubahan pada payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat lakatasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomammotropin. Perubahan pada sistem respirasi Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O 2 yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya. Perubahan pada sistem pencernaan Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan : Pengeluaran air liur berlebihan, terjadi mual dan pusing terutama pada pagi hari, muntah yang berlebihan disebut hiperemisis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan susah buang air besar. Perubahan pada kandung kencing Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Perubahan pada kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Perubahan pada metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. 2. Pola Nutrisi Pada saat hamil pola makan ibu bertambah dan ibu harus banyak mengkonsumsi sayur-sayuran berwarna hijau, buah-buahan yang berwarna merah atau kuning serta lauk-pauk (ikan, daging, telur, tempe dan tahu). Ibu minum air putih sehari 8 gelas. 3. Pola istirahat Pada saat hamil pola istirahat yaitu tidur malam 8 jam ( 21.00 05.00 ), tidur siang 1 jam ( 14.00 15.00).

4. Personal Hygiene Baik sebelum atau saat hamil ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari sehabis makan, keramas 2 hari sekali, ganti baju 1 kali sehari tiap sore dan ganti pakaian dalam 3 kali sehari karena sering kencing dan merasa basah. 5. Tanda bahaya pada ibu hamil. Hiperemisis gravidarum Abortus imminen Abortus insipien Abortus inkonpletus Infeksi Missed abortiaon Mola hidostosa 1.3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL : Masalah potensial tidak ada. 1.3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI : Tidak membutuhkan tindakan segera karena sesuai hasil pemeriksaan kondisi ibu dan janin cukup baik. 1.3.5 MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH 1. Lakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi therapeutik. Rasional : Melakukan pendekatan dengan komunikasi therapeutik akan menumbuhkan rasa percaya pasien kepada petugas dan pasien dapat lebih kooperatif sehingga mudah dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan. 2. Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 5 T. Rasional : Dengan pemeriksaan kehamilan standart 5 T kita dapat mendeteksi dini kelainan kehamilan.

3. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu. Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada ibu diharapkan ibu mengetahui kondisinya dan janin saat ini serta dapat mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dari kondisi saat ini. 4. Berikan tablet penambah darah dan tablet multi vitamin. Rasional : Dengan melakukan kolaborasi untuk memberikan tambahan obat kepada ibu, kesehatan ibu dan janin akan lebih terjamin. 5. Anjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur. Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, kondisi ibu dan janin akan menjadi lebih baik dan terkontrol. 1. Anjurkan kepada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi. Rasional : Dengan kontrol tepat pada waktunya kondisi ibu dan janin lebih terpantau oleh tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tanda bahaya kehamilan tidak akan terjadi. 1.3.6 PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN 1. Melakukan pendekatan melalui komunikasi therapeutik baik secara verbal maupun non verbal ( sentuhan, kontak mata, dll ), memperkenalkan diri pada ibu, berbicara sopan dan tidak menyinggung pasien, mendengar segala keluhan ibu. 2. Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 5 T. - BB - TFU - UK - DJJ - Tekanan darah - Denyut nadi - Pernafasan - Suhu : 60 kg : 3 jari bawah px (30 cm). : 39 minggu. : (+) 12-11-12, puka. : 120/70 mmHg : 88 X/ menit : 20 X/ menit : 36 C

- Lila - TB - BB - TT

: 24,3 cm : 154 cm : sebelum hamil 53 kg : Boster.

3. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu. a. Memberitahukan pada ibu bahwa kondisinya dan janin saat ini baik b. Memberitahukan posisi janin dalam kandungan 4. Memberikan tablet tambah darah dan vitamin. 1. Siobion ( tablet tambah darah ) 1x1 2. Cargesik ( vitamin ) 2x1 3. Amoxilin (Antibiotik) 2x1 5. Menganjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur Kedua obat tersebut harus diminum tepat pada waktunya, untuk tablet besi sebaiknya diminum pada malam hari menjelang tidur karena dapat menyebabkan mual, sedangkan vitamin diminum pada pagi hari setelah sarapan. 6. Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol 1 seminggu lagi Pada trimester III ini sebaiknya ibu kontrol tiap 1 seminggu sekali. 1.3.7 EVALUASI 1. Melakukan tindakan melalui komunikasi therapeutik Evaluasi : S : Ibu mengatakan mengerti dan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh petugas. O : Ibu menyampaikan semua keluhannya pada petugas

A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan 2. Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 5 T. Evaluasi : S : Ibu mengatakan dapat menerima hasil pemeriksaan O : Ibu menganggukan kepala A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan 3. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu. Evaluasi : S : Ibu mengatakan dapat menerima hasil pemeriksaan O : Ibu menganggukkan kepala A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan 4. Memberikan tablet tambah darah dan vitamin. Evaluasi : S : Dokter menyarankan kepada ibu untuk meminum obat yang telah diberikan O : Ibu tersenyum dan menganggukkan kepala A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan 5. Menganjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur. Evaluasi : S : Ibu mengatakan akan minum obat secara teratur O : Ibu dapat menyebutkan kembali aturan minum obat dengan benar A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan

6. Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau sewaktuwaktu ada keluhan. Evaluasi : S : Ibu mengatakan akan kontrol 1minggu lagi O : Ibu menganggukkan kepala A : Tujuan tercapai P : Rencana dilanjutkan

BAB IV PENUTUP
1.4.1 KESIMPULAN di BPS BKIA Hj. Farida Hajri Surabaya. Dapat ditarik beberapa

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. X dengan usia kehamilan 39 minggu kesimpulan : 1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa kebidanan. 2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu hamil. 3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata. 4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan tetapi tidak dilaksanakan seperti perawatan payudara dalam kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klien melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk. 5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada Ny. X Kehamilan 39 minggu maka sebagian dari semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya klien bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi, keberhasilan dalam mengatasi masalah klien didukung

oleh beberapa faktor diantranya sarana yang memadai, adanya tindakan yang komperhensif serta adanya kesadaran klien untuk melakukan ANC.

1.4.2

SARAN Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.

1. Bagi petugas.

2. Bagi klien. Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan. 3. Bagi pendidikan. Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang merupakan gudang ilmu bagi para anak didik. 4. Bagi rumah sakit. Rumah sakit harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan selalu berusaha untuk memberikan pelyanan yang terbaik untuk pasien.

DAFTAR PUSTAKA Mochtar, Rustam, Sinpsis Obstetri , ECG. Jakarta : 1998. Manuaba Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan , Penerbit buku kedokteran, Jakarta : 1998. Prawirohario, Sarwono, Asuhan Maternal dan Nonatal , YBPSP, Jakata : 2002. Sastrawinata, Sulaiman, Obstetri Fisiologi , Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Bandung : 1993. Varney, Helen, Buku Saku Bidan , Penerbit buku kedokteran, Jakarta : 2001.

You might also like