You are on page 1of 25

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

LAPORAN KASUS
SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Disusun oleh : Ani Dwi Septyaningsih Anggun Siska Kharisma

Pembimbing:
dr. Rusdi Effendi, SpKJ

KEPANITERAAN KLINIK STASE KEDOKTERAN JIWA RS. JIWA ISLAM KLENDER 2013

Page 1

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

STATUS PSIKIATRI A. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Usia Agama Suku bangsa Pendidikan Status pernikahan Alamat Pekerjaan Datang Ke Rumah Sakit Riwayat perawatan Rawat Jalan Rawat Inap : Pernah dengan Dr. M : Belum Pernah : NN. LA : Perempuan : Purworejo/ 05 September 1993 : 20 tahun : Islam : Jawa : SMA : Belum menikah : Puri Juanda Regency blok S no 2. Bekasi : Pelajar : 31 Agustus 2013 pukul 16.00 WIB

B. RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan Autoanamnesa Alloanamnesis : Diambil tanggal 17 September 2013 : Diambil tanggal 17 September 2013

Page 2

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Keluhan Utama Pasien terlihat murung, pendiam, lebih senang menyendiri dan tidak bersemangat.

Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke RSJIK diantar oleh ibunya pada tanggal 14 September 2013 berniat untuk kontrol karena beberapa terakhir pasien terlihat murung dan lebih pendiam serta berbicara kadang-kadang tidak nyambung. Pasien mengaku sejak satu tahun ini sering mendapat bisikan dari seseorang yang kadang dia kenal suaranya (Mas Nando) dan ada juga yang pasien tidak kenal suaranya. Bisiskan tersebut ada yang bersifat positif dan negative. Yang bersifat positif seperti memerintah untuk solat malam, sedangklan bisikan negative nya seperti memerintah untuk keluar dari rumah dan pergi ke Palestina untuk berjihad sebagai usaha untuk menebus dosa. Pasien juga mengaku pernah mencoba ingin bunuh diri dengan cara melompat dari atap rumah tetapi kemudian digagalkan oleh ibu pasien.pasien juga merasa bahwa pasien mempunyai banyak dosa dan sering menyalahkan diri sendiri, khususnya tentang putusnya hubungan pasien dengan pacarnya. Menurut ibu pasien, pasien juga sering melihat benda yang tidak ada wujudnya seperti mengaku melihat ular. Menurut cerita ibu pasien, sebelum pasien mengalami kejadian-kejadian tersebut pasien sempat dipaksa untuk putus dari pacarnya sejak dari SMA. Karena ibu pasien merasa tidak terima karena pasien selalu disalah-salah kan oleh ibu pacarnya jika pacar pasien tidak masuk kuliah atau nilai nya turun. Setelah pasien putus dari pacarnya, pasien bercerita kepada teman kelasnya yang bernama Risda yang mengaku memiliki indra ke 6. Setelah bercerita

Page 3

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

kemudian pasien diberi buku yang berisi doa-doa untuk menangkan hati. Tetapi setelah pasien membaca buku itu, pasien justru mulai merasa ketakutan dan kemudian mulai timbul bisikan. Bisikan itu diakui pasien timbul saat pasien melamun dan sendiri.

Riwayat Gangguan Sebelumnya 1) Gangguan Psikiatri Pada pertengahan oktober pasien pernah dibawa berobat ke RSIJK karena hal yang sama dan hanya dianjurkan untuk melakukan rawat jalan dan diberi obat anti depresi. Tetapi karena ibu pasien pernah lupa untuk mengingatkan pasien meminum obat selama 3 hari kemudian pasien mulai mendengar bisikan-bisikan dan terlihat murung kembali, sehingga ibu pasien membawa pasien kembali ke RSIJK kemudian dokter menyarankan untuk dirawat inap.

2) Gangguan Medik Pasien tidak memiliki kelainan bawan sejak lahir. Pasien pernah melakukan operasi usus buntu (appendicitis) di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat saat usia 18 tahun. Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan trauma kepala. 3) Gangguan Zat Psikoaktif

Page 4

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Pasien bukan perokok. Pasien tidak pernah minum minuman beralkohol. Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang maupun zat psikotropika jenis apapun. Riwayat Kehidupan Pribadi Sebelum Sakit 1) Riwayat Prenatal dan Perinatal Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami penyakit atau hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien lahir dari pernikahan yang sah, cukup bulan dalam kandungan ibu, dan lahir secara normal dan saat lahir bayi langsung menangis. Tidak ada penggunaan obatobatan selama masa kehamilan.

2) Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya serta adik-adiknya yang lain. Pasien bisa bicara usia 2 tahun, dan berjalan usia 1,5 tahun. Pasien merupakan anak yang pendiam sehingga tidak banyak bicara. 3) Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pasien termasuk anak yang baik, pendiam dan tertutup serta kurang memiliki banyak teman. 4) Masa Pubertas dan Remaja Hubungan Sosial Pasien termasuk orang tertutup dan pendiam yang tidak mudah dekat dan bergaul dengan orang lain. Pasien lebih suka bermain dengan anak yang usianya lebih muda darinya. Pasien cukup dekat dengan ibu nya. Karena pasien menganggap bahwa ibu pasien adalah teman nya.

Page 5

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Riwayat Pendidikan Formal Pasien bersekolah SDN Sumber Jaya 04 di daerah Bekasi, lalu melanjutkan ke SMPN 5 Tambun Selatan. Dan melanjutkan ke SMA Bani Saleh. Saat ini pasien melanjutkan pendidikan di UNJ jurusan kimia semester 5. Perkembangan Motorik dan Kognitif Dalam Perkembangan motorik dan kognitif pasien tidak ada gangguan. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam hal keterampilan intelektual maupun motorik.

Gangguan Emosi dan Fisik Pasien termasuk orang yang pendiam, karena pasien mengaku tidak mempunyai teman yang dekat dan semuanya hanya dianggap biasa saja. Sedangkan pasien hanya dekat dengan ibu nya.

Riwayat Psikoseksual Pasien tidak mempunyai riwayat gangguan psikoseksual. Pasien memiliki sifat tertutup.

Riwayat Keluarga

Page 6

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan

: Laki-laki meninggal : Perempuan meninggal

: Pasien : Garis keturunan : Garis menikah

Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Terdiri dari dua adik laki-laki, dan satu adik perempuan. Pekerjaan ayah pasien adalah karyawan dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya cukup baik. Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

C. STATUS MENTAL I. Deskripsi Umum Pasien seorang perempuan, berbadan gemuk, berkulit coklat, A. Penampilan menggunakan kerudung, kuku rapi, tidak berbau, tampak ramah dan tangan lembab saat bersalaman, dengan tinggi sekitar 155 cm dan berat 70 kg.Saat ini pasien berumur 20 tahun dan pasien terlihat sesuai dengan usianya.Ketika wawancara pasien mengenakan baju kaos tanpa kerah berlengan pendek berwarna merah muda, dan celana pendek berwarna merah muda. B. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Selama wawancara pasien duduk dengan tenang. Pasien langsung menjawab pertanyaan yang diajukan. Saat berbicara pasien menatap dokter muda, tidak ada gerakan yang tidak disadari selama wawancara. Setelah

Page 7

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

wawancara dokter muda berpamitan dengan pasien, bersalaman dan pasien menerima dengan baik.

C. Sikap terhadap Pemeriksa Pasien cukup kooperatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan ketika wawancara. Pasien bersikap tenang dan berprilaku sopan.

II.

Keadaan Afektif Suasana Perasaan / Mood Afek Keserasian : Eutinisme : Luas : Sesuai

III.

Pembicaraan Volume Irama Kelancaran Kecepatan Gaya berbicara : sedang : teratur : kata-kata lancar, artikulasio dan intonasi jelas : sedang : sedikit tegang

Gangguan berbicara :tidak ada afasia, tidak ada disartria, tidak ada ekolalia.

Page 8

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

IV. Gangguan Persepsi a. Halusinasi Auditorik : Ada pasien sering mendengar suara-suara dari seseorang yang merasa dia kenal (Mas Nando) dan yang tidak dia kenal yang memerintah hal positif dan negative, dan negative seperti bisikan untuk keluar dari rumah, untuk bunuh diri, dan jihad ke palestina. Visual Taktil Olfaktorik Gustatorik : Tidak Ada : Tidak Ada. : Tidak Ada. : Tidak Ada. : Tidak Ada : Ada (karena pasien lebih suka sendiri di tempat yang

b. Ilusi c. Derealisasi

sepi dari pada harus berada di tempat yang ramai) d. Depersonalisasi : Tidak Ada V. Proses Pikir 1. Proses Pikir o Produktivitas o Kontinuitas - Assosiasi longgar : Tidak Ada - Inkoherensia - Flight of ideas - Neologisme 2. Isi pikir Preokupasi Waham Waham kebesaran Waham refensi : Tidak Ada Waham kejar : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Cukup Ide

Page 9

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Thought echo palestina). Thought broadcasting Thought withdrawal Thought insertion Thought control Delusion of passivity

: Ada (Bisikan-bisikan yang menyuruhnya

keluar dari rumah terus berulang, bunuh diri, solat, dan berjihad ke : Tidak Ada. : Tidak Ada : Tidak Ada : Ada (karena pernah beberapa kali pasien : Ada (Pasien tidak dapat melawan bisikan-

mengikuti apa yang diperintahkan pada bisikan) bisikan tersebut dan hanya dapat mengikutinya saja). Gagasan bunuh diri dan membunuh : Ada (Pasien ingin bunuh diri) Obsesi dan konvulsi Fobia VI. Sensorium dan Kognitif 1. 2. o o Kesadaran : Kompos Mentis Orientasi Waktu Baik (pasien tahu dan dengan benar menyebutkan tanggal, bulan, tahun, dan musim saat di wawancara) Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur, Negara Indonesia, kota jakarta, dan ruangan perawatannya) o lainnya) 3. Daya ingat : o Daya ingat jangka panjang Baik (pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi saat ia SD) o Daya ingat jangka pendek Baik (pasien dapat mengingat hari pasien masuk rumah sakit)
Page 10

: Ada (Pasien ingin ke Palestina) : Tidak Ada

Orang

Baik

(pasien

tahu

bahwa

ia

sedang

diwawancarai oleh dokter muda dan mengenali beberapa pasien

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

o bangun tadi pagi) o

Daya ingat yang baru-baru ini terjadi Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi, pukul berapa Daya ingat segera Baik (pasiendapat mengingat nama dokter yang merawatnya saat ini dan juga dapat menyebutkan 3 benda yang pewawancara ajukan)

4. Konsentrasi : Baik Pasien mampu mengurangi penjumlahan seratus kurang tujuh sebanyak 5 kali berturut-turut 5. Kemampuan Visuospasial : Baik Pasien dapat menggambar jam segi lima berhimpitan 6. bunyinya. 7. Pengetahuan umum dan intelegensi : Baik o o Pasien mengetahui nama presiden RI sekarang Pasien dapat menghitung uang kembalian dari Rp.10.000 setelah dibelanjakan Rp.3500 Pikiran abstrak : Baik Pasien dapat mengetahui arti panjang tangan dan tong kosong nyaring

VII. Pengendalian Impuls Kemampuan mengendalikan impuls kehendak dan keinginan pada pasien baik, pasien bersedia mendengarkan dan menjawab pertanyaan pewawancara dengan baik. VIII. Pertimbangan dan Tilikan o Pertimbangan : Baik
Page 11

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Misalnya bila menemukan dompet di jalan dan didalam dompet tersebut terdapat KTP pemilik dompet, dia akan mengembalikannya kepada pemiliknya. o Tilikan : derajat 3 (pasien sadar dan mengaku sakit tapi menyalahkan orang lain). IX. Reabilitas o Reabilitas pasien terganggu
o

Taraf dapat Dipercaya Kurang dapat

dipercaya (terdapat beberapa

jawaban tertentu yang setelah dilakukan alloanamnesa ternyata berbeda dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pihak keluarga). D. STATUS FISIK 1. Status Interna Keadaan umum Kesadaran Tanda vital > Tekanan Darah > Nadi > Suhu > Pernapasan : 110/80 mmHg : 88 x/menit : Afebris : 20 x/menit : Baik : Compos Mentis

Kepala Mata Telinga Hidung Tenggorokan Thoraks

: Normosefal : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. : Normotia : Bentuk normal, sekret -/: Faring tidak hiperemis, T1/T1 tenang : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/-, Gallop -/Page 12

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen Ekstremitas : Datar, supel, nyeri tekan (-), H/L tidak membesar : Akral hangat

2. Status Neurologik : Tanda Rangsang Meningeal :Tidak ada Refleks Fisiologis Refleks Patologis Tonus Turgor Kekuatan Koordinasi Sensibilitas Kelainan khusus :Normal :Tidak ada : Baik : Baik : Baik : Baik : Baik : Tidak ada

Page 13

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 1. RTA 2. Kesadaran 3. Mood 4. Afek 5. Kesesuaian 6. Gangguan persepsi 7. Gangguan isi pikir : Tidak Terganggu : Compos Mentis : Euntimia : Luas : Serasi : Halusinasi auditorik. : Waham pengendalian (Thought echo, Thought broadcasting,

Thought insersion, Thought control, Delusion of passivity) 8. Gangguan proses pikir : Tidak Ada 9. Tilikan 10. Reabilitas 11. Nilai MMSE : derajat 3 : Kurang dapat dipercaya : 28

F. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Skizoafektif tipe depresi o Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik yang berlangsung selama 1 tahun. o Di temukan juga gangguan kearah depresi berupa murung, suka menyendiri, menyalahkan diri sendiri dan pernah mencoba untuk bunuh diri. Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Tidak ditemukan gangguan kepribadian : Tidak ditemukan kelainan organobiologik : Terdapat konflik percintaan dan halusinasi yang mulai setelah : GAF scale 75 (80-71), gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

membaca buku yang diberikan oloeh teman yang mengaku punya indra ke 6. ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll. G. DIAGNOSA Diagnosa Banding o Depresi berat dengan gejala psikotik Diagnosa kerja : Skizoafektif tipe depresi

Page 14

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
H. PENATALAKSANAAN 1. Psikoterapi : a. Psikoterapi Suportif Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada pasien tentang akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat. b. Psikoterapi Ventilasi Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya agar pasien merasa lega serta keluhannya berkurang. c. Terapi berorientasi keluarga Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi, dan agar dapat mendukung kesembuhn pasien. d. Sosial budaya Terapi kerja : memafaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat, melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RSJI Klender agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya secara normal. Terapi rekreasi : olahraga ringan, berlibur. e. Religius Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat, puasa, dan berdzikir. 2. Farmakoterapi : Antipsikosis Anti depresan I. PROGNOSIS Dubia ad bonam Faktor yang memperberat : Perekonomian yang sulit Terjadi pada usia muda Etiologi tidak jelas
Page 15

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Faktor yang memperingan : Tidak adanya faktor genetik Dukungan dari keluarga dari segi motivasi untuk sembuh sangat baik Kepatuhan minum obat secara teratur.

Page 16

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
TINJAUAN PUSTAKA GANGUAN SKIZOAFEKTIF DEFENISI Ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan (simultaneously). Adanya gabungan gejala-gejala dari spektrum divergen ini, membuat terapi pasien dengan gangguan skizoafektif ini menjadi sulit. Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi pramorbid baik ; terdapat stresor yang jelas ; riwayat keluarga dan gangguan afektif. ETIOLOGI Beberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin berhubungan secara genetic. Ada peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara keluarga dengan gangguan skizoafektif. KRITERIA DIAGNOSTIK Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizifrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe manik , depresif atau campuran keduanya. KLASIFIKASI SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK Suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenik dan manik bersama-sama menonjol dalam satu episode penyakit yang sama. Gejala-gejala afektif diantaranya : elasi dan ide-ide kebesaran, tetapi kadang-kadang kegelisahan atau iritabilitas disertai oleh perilaku agresif serta ide-ide kejaran. Terdapat peningkatan enersi, aktivitas yang berlebihan , konsentrasi yang terganggu, dan hilangnya hambatan norma sosial . Waham kebesaran, waham kejaran mungkin ada.
Page 17

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Gejala skizofrenik juga harus ada, antara lain : merasa pikirannya disiarkan atau diganggu, ada kekuatan-kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya., mendengar suara-suara yang beraneka beragam atau menyatakan ide-ide yang bizarre. Onset biasanya akut, perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalam beberapa minggu. 2. GANGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF Pada episode yang sama terdapat gejala-gejala skizofrenia maupun depresif yang sama-sama menonjol. Gejala depresi disini ditandai dengan adanya perilaku yang retardasi, insomnia, hilangnya enersi, perubahan nafsu makan, kurang minat, gangguan konsentrasi, perasaan bersalah, keputusasaan, dan ide-ide bunuh diri Secara bersamaan dalam satu epsode terdapat gejala-gejala skizofrenia yg khas antara lain : Merasa pikirannya sedang disiarkan, atau diganggu, ada kekuatan2 yang mengendalikan pikirannya. Pasien yakin sedang di mata-matai, sedang diincar . Mendengar suara2 yang menghina, mengutuk dirinya, atau akan membunuhnya. Bahkan seperti ada yang mendiskusikan dirinya. Episode berlangsung lebih lama dari pada episode manik, dan bisa sembuh sempurna. Namun ada sebagian yang akhirnya berkembang menjadi defek skizofrenik. 3. PENATALAKSANAAN SKIZOAFEKTIF 1. 2. 3. Indikasi rawat nginap Menditeksi penyebab nonpsikiatrik Mengamati kemampuan mengendalikan impuls kekerasan Menstabilkan hubungan sosial/ kerja Farmakoterapi Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham menetap. Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan naikan bertahap. Dosis maintenance biasanya rendah. Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan. Psikoterapi Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok.
Page 18

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
4. Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering afektif. Bina hubungan dan kepercayaan. Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan ataupun mendukung isi waham tersebut. Terapi Keluarga Target hubungan sosial yang baik. 4. Diagnosa differential 1. skizofrenia paranoid Ini adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di Negara manapun. Gambaran klinis didominasi oleh waham-waham yang secara relative stabil, sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama halusinasi pendengaran dan gangguangannguan persepsi. Gangguan afektif, dorongan kehendak ( volition ) dan pembeciraan serta gejala-gejala katatonik tidak menonjol. Beberapa contoh dari gejala-gejala paranoid yang paling umum : a. waham-waham kejaran, rujukan ( reference ), exaltied birth ( merasa diriya tinggi, istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan. b. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit ( whistling ), mendengung ( humming ), atau bunyi tawa ( laughing ) c. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersift seksual, atau lain-lain perasaan tubuh : halusinasi visual mungkin ada terapi jarang menonjol. Pedoman diagnostic Kriteria umum diagnosis skizofrenia harus dipenuhi sebagai tambahan , halusinasi dan atau waham harus menonjol, sedangkan gangguan afektif , dorongan kehendak dan pemb icaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata. Keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas

2. Gangguan afektif tipe depresif dengan gejala psikotik

Page 19

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Pedoman diagnostik Semua jenis gejala utama depresi harus ada Afek depresif Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintesitas berat. Kosentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan berkurang Bila ada gejala penting ( misalnya agitasi atau retardasi psikomotor ) yang mencolok ,

maka pasien mungkin tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan. Episode depresif biasanya harus berlansung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. Episode depresif berat, penderita bisanya menunjukan ketegangan atau kegelisahan yang amat nyata.disertai waham , halusinasi atau stupor depresif , wahamnya biasanya melibatkan ide tentang dosa , kemiskinan atau malapetaka yang mengancam , dan pasien dapat bertangung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk . retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan suasana perasaan ( mood ). 3. Bipolar afektif disorder
Page 20

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
gangguan bipolar di dijelaskan sebagai periode depresi yang lama dan dalam yang berbarengan dengan mania. Symptom dari mania termasuk berkurangnya kebutuhan untuk tidur, libido yang tinggi, perilaku yang kasar, grandiositas, dan gangguan pikiran yang parah yang mungkin disertai atau tidak disertai dengan psikosis. 5. DEPRESI NON PSIKOTIK Depresi adalah suatu gangguan kedaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apati, pesimisme, dan kesepian. Keadaan ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan kesengsaraan. Menurut PPDGJ III depresi adalah gangguan yang memiliki karakteristik: a. Gejala Utama Afek depresif Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas. Gejala lainnya Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan berkurang

Page 21

SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Menurut PPDGJ klasifikasi depresi adalah sebagai berikut: Episode depresif ringan Minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti kriteria PPDGJ Ditambah sekurang- kurangnya dua gejala sampingan (yang tidak boleh ada gejala berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. episode depresif sedang minimal harus ada dua dari 3 gejala utama ditambah sekurang- kurangnya 3 (dan sebaiknya empat) dari gejala lainnya seluruh episode berlangsung minimal 2 minggu menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga Tanpa gejala somatik atau dengan gejala somatik.

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik semua gejala utama harus ada ditambah minimal 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat episode depresi terjadi minimal 2 minggu, namun dibenarkan dalam kurung waktu yang lebih singkat apabila gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Sangat tidak mungkin pasien untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas. Episode depresif berat dengan gejala psikotik memenuhi seluruh kriteria episode depresif berat tanpa gejala psikotik disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif

Page 22

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

KESIMPULAN Gangguan skizoafektif adalah suatu gangguang psikotik diaman episode mood / afketif dan gejala aktif skizofrenia, dan didahului sedikit 2 minggi delusi atau halusinasi tanpa gejala mood yang menonjol. Etiologi sebagian besar disebabkan oleh genetic. Ada 2 jenis skizoafektif ada 2 : skizoafektif tipe manic dan skizoafektif tipe depresif. Penatalaksanaan ; rawat inap, farmakoterapi dan psikoterapi.

Page 23

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

DAFTAR PUSTAKA 1. Kaplan & Sadock: Skizofrenia dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997, halaman 685-729. 2. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi 3,Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002, hal 46-51. 3. W.F. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Airlangga,1980, hal:21535 4. Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3, Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2001, hal 14-23. 5. Hawari, Dadang:Skizofrenia dalam Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa, Penerbit FKUI, Jakarta, 2003.

Page 24

SKIZOAFEKTIF DEPRESI

Page 25

You might also like